Professional Documents
Culture Documents
Abstract. This study to aims to examine the Constaints on Cultivating Character Value in the
Pandemic Period at SD NEGERI MULUR 01, and the efforts undertaken to peddle those on the
path. The method used in this research is a case study through observation and interview with
thematic analysis of 6 homeroo, teachers who are teaching at SD NEGERI MULUR 01 Bendosari
District. The results of this study indicate that society in the general, The cultivation of values
during the pandemic is online-based learing that makes students lose role models, The use of
digital technology is not able to guarantee that students are safe from negative content which
results in morality issues and character crises, The influence from internet addiction makes
students lazy to think, and less responsible so that the are not maximal in completing tasks. The
effort carried out was that SD Negeri Mulur 01 took a policy by determining of offline and brave
learning process, entering students could easily develop their character by studying and watching
their teachers, with teachers showing attitudes and behaviors that were in accordance with the
norms and values of their daily religious teachings. So that it can be imitated by students, the
habituation and exa,ples given by the teacher will give birth to students who have noble
characters, such as students who are accustomed to being disciplined by coming or collecting
assgments on time because the teachers are always present on time. During exams from home and
school, students try to be honest because they realize that their teachers always prioritize honesty
in their daily lives. Likewise, the will stop being polite because they imitate their teacher who is
always polite to anyone.
Keywords: connecting, platting character values, pandemic
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Kendala Penanaman Nilai Karakter Di Masa Pandemic di
SD NEGERI MULUR 01, dan Upaya yang dilaksanakan untuk mengatasi kendala yang dihadapi.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus melalui observasi dan wawancara
dengan analisis tematik 6 guru wali kelas yang sedang mengajar di SD NEGERI MULUR 01
Kecamatan Bendosari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum kendala-kendala
penanaman nilai karakter di masa pandemi adalah Pembelajaran berbasis online membuat siswa
kehilangan sosok yang menjadi panutan, Penggunaan teknologi digital tidak mampu menjamin
peserta didik aman dari konten-konten negatif yang berakibat pada persoalan moralitas dan krisis
karakter, Pengaruh dari kecanduan internet membuat siswa malas berpikir, dan kurang
bertanggung jawab sehingga tidak maksimal dalam menyelesaikan tugas-tugas. Upaya yang
dilaksanakan adalah SD Negeri Mulur 01 mengambil kebijakan dengan menetapkan proses
pembelajaran Luring dan Daring, memasukkan siswa seminggu 3 kali agar siswa mudah
mengembangkan karakternya dengan meniru dan menyaksikan gurunya, dengan Guru
menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma dan nilai-nilai ajaran agama dalam
kesehariannya sehingga dapat ditiru oleh siswa, Pembiasaan dan contoh teladan yang diberikan
guru akan melahirkan siswa yang memiliki karakter mulia, seperti siswa terbiasa disiplin dengan
datang atau mengumpulkan tugas tepat waktu karena melihat guru-gurunya juga selalu hadir tepat
waktu. Ketika mengikuti ujian dari rumah maupun di sekolah siswa akan berusaha jujur karena
menyadari gurunya selalu mengutamakan kejujuran dalam kesehariannya. Demikian juga, mereka
akan terbiasa bersikap sopan karena mencontoh gurunya yang selalu bersikap sopan kepada siapa
pun.
Kata Kunci: kendala, penanaman nilai karakter, pandemi
PENDAHULUAN
Adanya virus Covid-19 pada tahun 2020 memberikan dampak yang luar biasa hampir
pada semua bidang, salah satunya pada bidang pendidikan. Dengan adanya virus Covid-19
ini membuat proses pembelajaran menjadi berubah dari yang tatap muka menjadi
pembelajaran jarak jauh, tetapi dalam seperti ini pun guru masih tetap harus melaksanakan
kewajibannya sebagai pelajar, dimana guru harus memastikan siswa dapat memperoleh
informas/ilmu pengetahuan untuk diberikan kepada siswa.Pembelajaran jarak jauh atau
daring ini dimulai pada tanggal 16 maret 2020, dimana anak mulai belajar dari rumahnya
masing-masing tanpa perlu pergi kesekolah. Berbicara mengenai jarak jauh atau daring
maka pentingnya penguasaan ilmu teknologi bagi seorang guru agar pembelajaran jauh
tetap berjalan dengan efektif disaat pandemi seperti ini. Guru harus melakukan inovasi
dalam pembelajaran diantaranya dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran.
Semenjak pembelajaran diberlakukan di rumah, sebagian guru melakukan pembelajaran
lewat media online seperti whatsapp, google meet,google form, dll.
Inovasi dalam Pendidikan akan ada juga berbagai cara yang dapat dilakukan guru
untuk menyampaikan ilmu pengetahuannya kepada siswa. Salah satunya ada yang
menggunakan grup whatsapp, dimana guru sebelumnya akan membuat video
pembelajaran lalu dikirim ke grup untuk diamati oleh para siswa. Kendala yang ditemukan
saat dilakukannya daring diantaranya seperti belum meratanya internet dan teknologi,
fasilitas seperti laptop dan handphone yang belum memadai, kemudian, pemberian tugas
dalam waktu yang lama juga akan sulit dilakukan, menimbang akan berdampak negatif
pada penanaman nilai karakter anak.
Sejalan dengan tujuan dari Sisdiknas, pendidikan karakter sebagai wahana untuk
menanamkan nilai-nilai moral dan karakter bagi peserta didik. Kita sangat prihatin
dengan kondisi ini dimana persoalan moralitas akibat krisis karakter marak terjadi
dikalangan anak-anak dan pelajar. Tawuran antar siswa, bullying, kekerasan terhadap
guru dan orang tua, pornografi dan sebagainya seakan menambah deretan panjang
persoalan yang kerap menerpa pelajar saat ini. Mencermati fenomena yang ada,
sejatinya pelaksanaan pendidikan karakter bagi peserta didik harus tetap menjadi
prioritas dalam kondisi bagaimanapun.
Selama ini sekolah menjadi salah satu institusi pendidikan yang bertanggung jawab
mengembangkan pengetahuan, ketrampilan serta karakter peserta didik. Orang tua
menaruh harapan dan kepercayaan kepada sekolah sebagai pusat pendidikan akademik
dan pendidikan karakter. Proses pembentukan atau penanaman nilai-nilai karakter siswa
berjalan seiring proses pembelajaran di sekolah. Namun,sejak pandemic menerjang dan
sekolah ditutup keberlanjutan pendidikan karakter menjadi hal yang paling dicemaskan
oleh orang tua.
Penanaman karakter sudah menjadi bagian dari proses pembelajaran di satuan
pendidikan, yaitu dimulai dari pra-sekolah, jenjang pendidikan dasar dan menengah
sampai pendidikan tinggi. Karakter juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
berbagai norma dan praktek kehidupan masyarakat. Penanaman nilai karakter bukan
sesuatu yang mudah pada kenyataannya dan harus dikuatkan dari masa ke masa. Hal ini
disebabkan adanya berbagai fenomena yang menunjukkan bahwa telah dan akan terjadi
ketidakstabilan karakter yang dimiliki individu dari waktu ke waktu akibat berbagai
faktor.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-undang tersebut
jelas mengamatkan bahwa tujuan pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik
cerdas secara intelektual tetapi juga harus mampu mencetak generasi yang bermoral
dan berkarakter sesuai nilai, norma dan ajaran agama (cerdas spiritual dan emosional).
Diharapkan peserta didik dapat aktif dalam berbagai kegiatan kemanusiaan yang
dilaksanakan dan digagas oleh lingkungan sekitar. Seperti dapat menanamkan nilai
karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan
mempergunakan segala tenaga, pikiran, watak untuk merealisasikan harapan, mimpi
dan cita-cita. Siswa yang mandiri diharapkan memiliki etos kerja yang baik, tangguh,
berdaya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang
hayat. Dan dapat menanamkan nilai karakter gotong royong yang mencerminkan
tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan
persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan pada
orang-orang yang membutuhkan. Hal ini diharapkan siswa dapat menunjukkan sikap
menghargai sesama, dapat bekerja sama, inklusif, mampu berkomitmen atas keputusan
bersama, tolong-menolong, memiliki empati dan rasa solidaritas, anti diskriminasi,
antikekerasan, dan sikap kerelawanan.
Dari penjelasan diatas bahwa dalam penanaman nlai karakter pemerintah
mengharapkan anak memilki semangat pendidikan karakter yang terinspirasi dari olah
hati (etik), individu yang memiliki kerohanian mendalam , beriman, dan bertaqwa,
individu yang memiliki keunggulan akademis sebagai hasil pembelajaran dan
pembelajar sepanjang hayat. Dan mewujudkan olah rasa (estetik) yaitu individu yang
memiliki integritas moral, rasa berkesenian, dan berebudayaan serta individu yang yang
sehat dan mampu berpartisipasi aktif sebagai warga negara. Semoga kegiatan belajar
mengajar dari rumah dapat memupuk pendidikan karakter sesuai dengan pesan dan
harapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang melibatkan orang tua dalam proses
pembelajarannya diharapkan juga mampu menekankan pembentukan nilai-nilai
karakter bagi siswa. Seperti menumbuhkan nilai-nilai karakter
religius,disiplin,kreatif,mandiri dan bertanggung jawab. Keberhasilan dari penanaman
nilai karakter pada anak tersebut tidak terlepas dari peran guru dan orang tua untuk mau
bertransformasi agar dapat dijadikan sebagai panutan penerapan karakter ang baik pada
diri siswa.
Permasalahan yang muncul dari orangtua antara lain yakni tugas ganda yang
melekat pada orang tua terutama ibu, ada yang harus membagi tugas antara pekerjaan
dan mendampingi anak, permasalahan kuota yang sudah pasti harus merelakan jatah
menjadi dua kali lipat bahkan lebih hanya untuk paketan data, kondisi-kondisi yang
berbeda antar kota yang satu dengan yang lain sangat berpengaruh terhadap jaringan,
keterbatasan dalam menguasai teknologi internet. Selain itu juga tidak adanya tatap
muka menjadikan guru tidak maksimal dalam membentuk karakter siswa, bahkan
peserta didik akan menjadi pemalas terbukti banyak siswa yang mengabaikan bahkan
hanya mengisi daftar hadir lalu dilanjut tidur lagi. Disamping itu, dalam hal
pemahaman materi kurang maksimal sehingga kualitas peserta didik pada masa
pandemi ini akan berkurang.
Beberapa kendala atau masalah mengenai penanaman nilai karakter yang dialami
di SD Negeri Mulur 01 seperti Pembelajaran berbasis online membuat siswa kehilangan
sosok yang menjadi panutan, Penggunaan teknologi digital tidak mampu menjamin
peserta didik aman dari terpaan konten-konten negatif yang berakibat pada persoalan
moralitas dan krisis karakter, Pengaruh dari kecanduan internet membuat siswa malas
berpikir, dan kurang bertanggung jawab sehingga tidak maksimal dalam menyelesaikan
tugas-tugas. Dalam keadaan tersebut kami berusaha mengatasi kendala yang terjadi
pada penanaman nilai karakter di masa pandemic ini dengan baik. Penelitian ini tidak
hanya memaparkan kendala menghadapi siswa di SD Negeri Mulur 01 tetapi juga
memaparkan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam penanaman
nilai karakter dimasa pandemic di lokasi SD Negeri Mulur 01.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kendala yang dihadapi SD Negeri
Mulur 01 dalam penanaman nilai karakter dimasa pandemic dan untuk mengkaji upaya
mengatasi kendala yang dihadapi di SD Negeri Mulur 01.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian
kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian dengan metode atau pendekatan studi
kasus (case study). Penelitian ini memusatkan diri secara insentif pada satu obyek
tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data dari studi kasus dapat
diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain dalam studi ini data
dikumpulkan dari berbagai sumber (Nawawi,2003). Studi kasus sangat sesuai untuk
menjawab pertanyaan “apa dan bagaimana” karena jenis pertanyaan seperti ini mampu
menggali data lebih dalam (Yin,2003). Dalama penelitian ini peneliti menganalisis
kendala penanaman nilai karakter pada masa pandemi di SD Negeri Mulur 01. Subyek
penelitian ini adalah guru wali kelas 1-6 yang mengajar di SD Negeri Mulur dengan
jumlah 6 orang guru.
Alasan pemilihan subyek pada penelitian ini dilatarbelakangi oleh keharusan para
subyek untuk membentuk atau menanamkan nilai karakter di masa pandemi. Subyek
yang dipilih minimal 2 bulan lamanya telah mendampingi anak ketika proses
pembelajaran di masa pandemic Covid-19. Teknik Pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi dan wawancara kemudian dianalisis dengan menggunakan tematik,
yaitu teknik analisis yang menekankan pada penyusunan koding dengan mengacu pada
pertanyaan penelitian yang telah ditetapkan, sehingga tema-tema yang disusun sesuai
dengan pertanyaan penelitian tersebut dan menjadi acuan dalam memaparkan fenomena
yang terjadi (Heriyanto,2018).
Pengumpulan Penarikan
Data Reduksi Data Penyajian Data Kesimpulan
Menyusun Mengelompokka
instrumen n hasil
wawancara wawancara Penarikan
kesimpulan
h Menyusun hasil mengenai
Mencari referensi h pengelompokan kendala
dari berbagai Mengolah Data wawancara penanaman nilai
sumber dengan berbagai karakter di masa
sumber dan pandemi
h h dinarasikan
Melakukan Uji kredibilitas
wawancara dan triangulasi
mendalam dengan sumber
responden
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Kendala Penanaman Nilai
Karakter Di Masa Pademic SD Negeri Mulur 01 dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran
berbasis online membuat siswa kehilangan sosok yang menjadi panutan, Penggunaan
teknologi digital tidak mampu menjamin peserta didik aman dari konten-konten negatif
yang berakibat pada persoalan moralitas dan krisis karakter, Pengaruh dari kecanduan
internet membuat siswa malas berpikir, dan kurang bertanggung jawab sehingga tidak
maksimal dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Untuk mengatasi kedala yang dihadapi guru dalam penanaman nilai karakter dimasa
pandemic maka upaya yang dilakukan SD Negeri Mulur 01 tersebut adalah dengan
mengambil kebijakan menetapkan proses pembelajaran Luring dan Daring, memasukkan
siswa seminggu 3 kali agar siswa mudah mengembangkan karakternya dengan meniru dan
menyaksikan gurunya dengan Guru menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan
norma dan nilai-nilai ajaran agama dalam kesehariannya sehingga dapat ditiru oleh siswa,
Pembiasaan dan contoh teladan yang diberikan guru akan melahirkan siswa yang memiliki
karakter mulia, seperti siswa terbiasa disiplin dengan datang atau mengumpulkan tugas
tepat waktu karena melihat guru-gurunya juga selalu hadir tepat waktu. Ketika mengikuti
ujian dari rumah maupun di sekolah siswa akan berusaha jujur karena menyadari gurunya
selalu mengutamakan kejujuran dalam kesehariannya. Demikian juga, mereka akan
terbiasa bersikap sopan karena mencontoh gurunya yang selalu bersikap sopan kepada
siapa pun.
DAFTAR PUSTAKA
Ridho, S. (2020, Agustus 12). Pendidikan Daring Di Masa Covid-19. Diakses Desember
07, 2020, dari kompas.com:
https://www.kompas.com/edu/read/2020/08/12/112834471/pendidikan-daring-di-
masa-covid-19?page=all