You are on page 1of 11

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI

SMA PP DR M. NATSIR BATU BAGIRIAK


KECAMATAN LEMBAH GUMANTI
KABUPATEN SOLOK

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

APRILIANI FITRI
NPM. 09070121

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
Teacher Efforts in Improving Student Discipline In SMA PP DR M Natsir
Stone Bagiriak Solok district Gumanti valley.

Apriliani fitri1, Dr, Maihasni, M,Si2, Erningsih, S, Sos, M,Pd3

Program Studi Pendidikan Sosiologi


Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP)
PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

The background of this research by students who do not comply with school rules, the
implementation of self-discipline to be instilled in students because without the attitude of self-
awareness then any attempt by people around only be futile. Because school is an educational
environment that observes the child discipline in following pembelajan process, it is necessary for
cooperation between school principals, teachers and parents in order to grow or develop discipline
in students. The purpose of research describing the efforts of teachers in improving student
discipline in high school PP DR M Natsir Stone Bagiriak Solok district Gumanti valley. The
theory used in this study is the social control theory raised by Peter L Berger said that the social
control of the various methods used to discipline members who disobey. The method used in this
study is a qualitative approach. The informants were high school teachers PP DR M Natsir consists
of, 1) vice-principal, 2) Teacher counseling, 3) Teachers picket, 4) students. The data used are
primary data and secondary data. Methods of data collection such as: observation, interviews and
documentation. Analysis of the data used is interactive model by Milles and Haberman. The
results of this study revealed the efforts of teachers in improving student discipline are: 1) give a
warning to the student who violates disciplinary rules sekolahk warning because the efforts made
by teachers to improve student discipline, 2) impose sanctions against the student, because of
sanctions is a form of work teachers to improve student discipline, 3) to provide guidance to
students, coaching is done by counseling teachers and given guidance to the students so that
students no longer do the rules of conduct that exist in schools.

1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Anggkatan 2009
2
Pembimbing I dari Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
3
Pembimbing IIdari Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK

Apriliani fitri (090701210) Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kedisiplinan


Siswa Di SMA PP DR M Natsir Batu Bagiriak Kec Lembah Gumanti
Kabupaten Solok. Skripsi, Program Studi Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI
Sumatera Barat, Padang, 2015.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh siswa yang tidak mematuhi peraturan
sekolah, pelaksanaan disiplin harus ditanamkan pada diri siswa karena tanpa sikap
kesadaran dari diri sendiri maka apapun usaha yang dilakukan oleh orang sekitar
hanya akan sia-sia. Karna sekolah merupakan satu lingkungan pendidikan yang
senantiasa memperhatikan kedisiplinan anak dalam mengikuti proses pembelajan,
untuk itu diperlukan kerja sama antara kepala sekolah sekolah, guru dan orang tua
siswa dalam rangka menumbuhkan atau membina kedisiplinan pada siswa. Tujuan
penelitian mendeskripsikan upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di
SMA PP DR M Natsir Batu Bagiriak Kec Lembah Gumanti Kabupaten Solok.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kontrol sosial yang
dikemukan oleh Peter L Berger mengatakan bahwa kontrol sosial berbagai cara
yang digunakan untuk menertibkan anggota yang membangkang. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Informan penelitian adalah guru SMA PP DR M NATSIR terdiri dari, 1) wakil
kepala sekolah, 2) Guru bimbingan konseling, 3) Guru piket, 4) Siswa. Jenis data
yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data
berupa: Observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan
adalah model analisis interaktif menurut Milles dan Haberman.
Hasil penelitian ini mengungkapkan upaya guru dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa adalah: 1) memberikan teguran terhadap siswa yang melanggar
peraturan tata tertib sekolahk karna teguran merupakan upaya yang dilakukan oleh
guru dalam meningkatkan kedisiplinan siswa, 2) memberikan sanksi terhadap
siswa,karna pemberian sanksi merupakan bentuk kerja guru dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa, 3) melakukan pembinaan terhadap siswa, pembinaan yang
dilakukan oleh guru bimbingan konseling dan diberi arahan kepada siswa agar
siswa tidak lagi melakukan aturan tata tertib yang ada disekolah.
PENDAHULUAN penting dalam kegiatan belajar yang nyaman
dan kondusif.
Masalah kedisiplinan siswa
menjadi sangat berarti bagi kemajuan
sekolah, disekolah yang disiplin akan selalu Sekolah sebagai lembaga
menciptakan proses pembelajaran yang baik. pendidikan formal merupakan tempat
Sebaliknya pada sekolah yang tidak disiplin berlangsungnya interaksi kegiatan belajar
atau tata tertib maka proses belajar mengajar mengajar setiap unsur sekolah seperti kepala
akan terasa tidak nyaman tidak teratur sekolah, wakil kepala sekolah, guru,
sehingga memicu siswa untuk melakukan karyawan, dan siswa berinteraksi dalam
pelanggaran yang terjadi dianggap hal yang suatu sistem sosial yang mempunyai tujuan
biasa dan untuk mengubahnya sehingga kelembagaan yaitu mendidik para siswa
berbagai jenis pelanggaran tata tertib sehingga memiliki pengetahuan dan
sekolah tersebut dapat diminimalisir. keterampilan yang memadai, budi pekerti
Disiplin bukan hanya dalam pemanfaatan luhur, serta beriman dan bertakwa terhadap
waktu belajar saja, tetapi disiplin juga Tuhan Yang Maha Esa.
dilakukan setiap orang dalam setiap waktu
dan kesempatan dalam belajar pemanfaatan Disiplin siswa disekolah adalah
waktu secara baik dan dikerjakan dengan suatu kondisi yang mengambarkan bahwa
baik dan tempat waktu adalah merupakan siswa disekolah tersebut mentaati semua
hal yang terpuji. peraturan yang berlaku disekolah, baik dari
segi keteatatan terhadap jadwal waktu
Menurut Salam (2002:4) ada belajar, pakaian seragam, tanggung jawab,
beberapa konsepsi dasar pendidikan yang berperilaku jujur, sopan santun terhadap
akan dilaksanakan yaitu : 1) bahwa guru dan mentaati norma yang berlaku
pendidikan berlangsung seumur hidup (life disekolah terlaksananya disiplin tersebut
long education). Dalam hal ini berarti bahwa akan menunjang tercapainya tujuan
usaha pendidikan sudah mulai sejak manusia pendidikan yang diharapkan baik tujuan
lahir dari kandungan ibunya sampai usianya kurikulum maupun ekstra kurikuler. Akan
tutup. 2) bahwa tanggung jawab pendidikan tetapi apabila kondisi disiplin tersebut tidak
merupakan tanggung jawab bersama, antara berjalan sebagaimana mestinya maka
keluarga, masyarakat,dan pemerintah. 3) kegagalan yang akan diperoleh.
bagi manusia pendidikan itu merupakan
suatu keharusan, karena pendidikan manusia Siswa atau peserta didik merupakan
akan memiliki kemampuan dan kepribadian sasaran utama dalam peningkatan mutu
yang berkembang. pendidikan, untuk itu harus dikelola dan
ditangani secara bersungguh-sungguh, agar
Seorang siswa perlu memiliki sikap dapat menjadi manusia yang memiliki
disiplin dengan melakukan latihan yang kemampuan dasar dalam mewujudkan
memperkuat dirinya untuk selalu terbiasa kualitas sumber daya manusia. Pendidikan
patuh. Disiplin dapat tumbuh dan dibina dilaksanakan dengan usaha peningkatan
melalui latihan, pendidikan ataupun pengetahuan, keterampilan dan sikap serta
penanaman kebiasaan yang harus dimulai tingkah laku yang sesuai dengan nilai dan
sejak masa kanak-kanak didalam lingkungan norma yang berlaku. Salah satu yang
keluarga dan terus dapat berkembang berkenaan dengan peningkatan mutu
sehingga menjadi disiplin yang semakin pendidikan adalah meningkatkan
kuat. Menurut Tu’u (2004:37) bahwa kedisiplinan siswa disekolah yaitu
disiplin adalah sikap patuh terhadap bagaimana siswa mematuhi segala peraturan
peraturan yang berlaku, sikap disiplin sangat
dan norma yang berlaku disekolah baik seragam dan atribut sekolah lainnya. Setiap
tertulis maupun tidak tertulis. pelanggaran tata tertib dilakukan oleh siswa
ditindak lanjuti oleh guru piket, wali kelas
Sekolah merupakan salah satu atau kepada guru bimbingan konseling,
lingkungan pendidikan harus senantiasa setiap pelanggaran yang dilakukan oleh
memperhatikan kedisiplinan anak dalam siswa di SMA PP DR M.NATSIR Batu
mengikuti proses pembelajaran, untuk itu Bagiriak akan diproses untuk agar mereka
diperlukan kerja sama antara kepala sekolah, tidak melakukan pelanggaran.
guru dan orang tua siswa dalam rangka
menumbuhkan atau membina kedisiplinan Dalam pelaksanaan disiplin harus
pada siswa. Disiplin adalah suatu keadaan didasarkan dalam diri siswa karena tanpa
tertib dan teratur yang dimiliki oleh peserta sikap kesadaran dari diri sendiri maka
didik disekolah,tanpa ada pelanggaran- apapun usaha yang dilakukan oleh orang
pelanggaran yang merugikan baik secara sekitar hanya akan sia-sia. Untuk itu sekolah
langsung maupun tidak langsung terhadap perlu mencari berbagai strategi untuk
peserta didik sendiri dan terhadap sekolah meningkatkan kedisiplinan dalam
secara keseluruhan (Imron, 2004:136). mewujudkan kedisiplinan peserta didik
sekolah menerapkan aturan tata tertib
Kedisiplinan merupakan salah satu dengan cara memberi poin pada setiap
komponen yang ikut menentukan proses pelanggaran yang dilakukan oleh peserta
pencapaian tujuan pendidikan disekolah. didik seperti tidak masuk tanpa keterangan
Dengan adanya disiplin dalam diri siswa sanksi poin 5, poin pelanggaran akan terus
diharapkan akan timbul suasana yang diakuimulasi sampai siswa akan
kondusif selama belajar mengajar disekolah. menamatkan/lulus dari sekolah dan tidak ada
Suatu keadaan yang menunjukkan suasana pemulihan bobot poin nya.
tertib dan teratur yang dihasilkan oleh Pemberian sanksi terhadap
orang-orang yang berada dibawah naungan pelanggaran disiplin sekolah didasarkan
organisasi, karena peraturan–peraturan yang pada jumlah skor/bobot pointnya walau pun
berlaku dihormati dan ditaati (Komaruddin, sanksi ini telah diterapkan pada siswa
1974 : 113). Disiplin sebagai salah satu cara pelanggaran masih terus terjadi dan jika hal
meningkatkan semangat etos kerja manusia. ini dibiarkan maka dapat merugikan diri
Dalam mewujudkan disiplin yang baik harus siswa sendiri khususnya dan juga kemajuan
dimulai dari pengendalian sejak dini. Bagi sekolah pada umumnya.
anak usia sekolah, selain itu lingkungan
keluarga, penanaman disiplin juga dilakukan Berdasarkan latar belakang
disekolah. masalah diatas, yang menjadi rumusan
masalah adalah “ Bagaimana upaya guru
Berdasarkan realitas menunjukkan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di
di SMA PP DR M. Natsir Batu Bagiriak SMA PP Dr. M. Natsir Batu Bagiriak
diperoleh informasi bahwa disiplin kecamatan lembah gumanti kabupaten
disekolah SMA PP DR M. Natsir Batu solok”. Tujuan penelitian ini adalah
Bagiriak kurang berjalan efektif, yang mana Mendeskripsikan upaya guru dalam
terdapat berbagai macam tingkah laku dari meningkatkan kedisiplinan di SMA PP DR
setiap siswanya dan berbagai ragam pula M Natsir Batu Bagiriak Kecamatan Lembah
jenis pelanggaran yang dilakukan oleh siswa Gumanti Kabupaten Solok. Alasan peneliti
tersebut, seperti terlambat datang kesekolah, menggunakan teori ini adalah Teori yang
cabut pada jam pelajaran kedapatan digunakan dalam penelitian ini adalah teori
membawa handpone kesekolah, pelanggaran kontrol sosial yang dikemukakan oleh Peter
L Berger dalam (Bagong Suyanto dan Dwi J Pemberian hukuman pada siswa
Narwako, 2004: 132) mengatakan bahwa yang melanggar peraturan dan tata tertib
kontrol sosial adalah berbagai cara yang yang berlaku berfungsi untuk membatasi dan
digunakan untuk menertibkan anggota yang mendidik siswa, hukuman akan menghalangi
membangkang. Berger menjelaskan pergaulan dan perilaku sipelanggar yang
sebetulnya mekanisme dalam kontol sosial tidak diinginkan oleh guru disekolah
sangat bervariasi, tergantung dengan tujuan hukuman perlu diterapkan sebagai upaya
dan sifat kelompok tersebut, disamping penanggulangan terjadinya ketidak
mekanisme seperti desas-desus, mengolok- disiplinan siswa sehingga diterapkan
olok , mengucilkan dan menyakiti. Bentuk hukuman terhadap siswa termotivasi untuk
pengendalian sosial bisa melalui ideology, menghindari perilaku yang tidak sesuai
bahasa, seni, rekreasi, organisasi rahasia, dengan peraturan. Dalam buku pedoman
cara-cara tanpa kekerasan, kekerasan dan Tata Tertib sekolah (Depdiknas, 2001 :29)
terror, pengendalian ekonomi, perencanaan bagi siswa yang melakukan pelanggaran
ekonomi dan sebagainya. Menurut Roucek terhadap ketentuan yang tercantum dalam
dalam (Bagong Suyanto dan Dwi J tata krama dan tata tertib kehidupan sosial
Narwoko, 2004:146) pengendalian sosial sekolah dikenakan sanksi – sanksi sebagai
pada dasarnya bisa dijalankan melalui berikut 1. Teguran, 2. Penugasan, 3.
institusi atau tidak, ada yang dilakukan Pemanggilan orang tua, 4. Skorsing, 5.
secara lisan dan secara simbolis, ada yang Dikeluarkan dari sekolah.
dilakukan secara kekerasan, hukuman,
imbalan, serta informal dan non formal. METODE PENELITIAN

Pemberian sanksi atau hukuman Penelitian ini menggunakan


mendorong agar masyarakat berlaku secara pendekatan kualitatif prosedur penelitian
tidak menyimpang, karena adanya ancaman yang menghasilkan data deskritif berupa
akan digunakan paksaan ketaatan yang kata-kata tulisan atau lisan dari orang-orang
bersifat otomatis ini berlangsung akibat dan peilaku yang dapat diamati, penelitian
proses internalisasi dari norma yaitu ini bertipe deskritif yang menggambarkan
pengasuhan. Sehingga seseorang menerima berbagai kondisi dan sesuatu hal seperti apa
norma norma sosial dan nilai budaya yang adanya. Jumlah infoman ini adalah wakil
mendasarinya tidak semua proses kepala sekolah, 4 guru bidang studi, guru
internalisasi berjalan lancar. Karena bimbingan konseling dan siswa sma pp dr m
pelanggaran terhadap norma itu bisa terjadi natsir batu bagiriak.
pelanggaran yang ringan dan yang masih
dianggap tahap dini masih bisa dicoba Jenis data yang digunakan yaitu
diatasi dengan himbauan kepada akal data primer dan data sekunder. Teknis
melalui bujukan dan melalui keteladanan analaisis data dalam penelitian ini
yang meyakinkan ketaatan akan dipaksakan menggunakan teknis model Miles dan
melalui hukuman yang keras. Dalam istilah Huberman yang terdiri dari:
ilmu sosial proses ini dinamakan
pengendalian sosial itu digunakan berbagai a. Reduksi data, yaitu dapat diarttikan
cara yang terhalus sampai kepada cara yang sebagai proses pemilihan pemusatan
paling keras. Dan cara yang menghimbau perhatian pada penyederhanaan,
kepada kemampuan akal sampai kepada pengabstrakan, dan transformasi data.
paksaan yang tidak mengenal ampun. Data kasar yang muncul dari catatan
(Ihromi,1995 : 6 ). tertulis dilapangan yang mana ada data
diperlukan dan ada yang tidak.
b. Penyajian data sebagai kumpulan
informasi tersusun yang memberi Mengingat pentingnya disiplin
kemungkinan adanya penarikan dalam proses belajar mengajar berbagai
kesimpulan dan pengambilan tindakan. upaya telah ditempuh pihak sekolah untuk
c. Menarik kesimpulan atau verivikasi meningkatkan kesadaran siswa terhadap
yaitu menguji kesimpulan data dari pentingnya faktor ini. Beberapa pendekatan
bebagai keabsahan. Data dalam hal ini sudah dilakukan pihak sekolah salah satunya
dapat dilakukan triangulasi , menurut dengan mengoptimalkan peran guru BK
teknik triangulasi informasi (Bimbingan Konseling) dalam melakukan
dikumpulkan dari sumber – sumber pendekatan terhadap beberapa siswa yang
yang berbeda agar tidak bias sebuah tersangkut masalah, khususnya yang
kelompok. Triangulasi dapat berarti menyangkut disiplin. Selain dari itu harus
adanya informan – informan yang ada juga kerja sama antara guru yang
berbeda atau adanya sumber data yang mengajar, guru piket dan staf TU sekolah,
berbeda (Afrizal , 2005 : 62). orang tua murid dan masyarakat. Setiap
sekolah memiliki peraturan yang berbeda-
beda dalam meningkatkan disiplin siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN agar tercipta suasana kelas yang nyaman,
aman, dan tentram sehingga tercipta suasana
a. Upaya Guru Dalam belajar yang kondusif.
Meningkatkan Kedisiplinan
Siswa
b. Memberi Teguran
Disiplin sangatlah penting dalam
proses pembelajaran. Berbagai upaya telah Berbicara tentang disiplin siswa,
ditempuh oleh pihak sekolah untuk lebih tidak terlepas dari perilaku negatif pada diri
meningkatkan kesadaran siswa akan siswa yang semakin memprihatinkan. Tidak
pentingnya kedisiplinan ini. Beberapa dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah
bentuk pendekatan telah dilakukan oleh satu faktor dominan dalam membentuk dan
pihak sekolah, salah satunya mempengaruhi perilaku siswa. untuk
mengoptimalkan peran guru bimbingan mengarahkan siswa dalam meningkatkan
konseling (BK) dalam melakukan disiplin maka perlunya aturan dalam sebuah
pendekatan kepada siswa-siswa yang sistem. Menjaga siswa dari pantangan baik
tersangkut masalah khususnya kepada siswa agama, kenegaraan, ataupun budaya, dan
yang tesangkut masalah kedisiplinan dalam memudahkan evaluasi bagi guru dalam
proses pembelajaran. menentukan nilai sikap siswa.

Keteladanan guru dapat Sekolah sebagai minatur


membimbing anak untuk membentuk sikap masyarakat menampung bermacam-macam
yang kokoh. Keselarasan antara kata dan siswa dan latar belakang kepribadian yang
tindakan dari guru amat berarti bagi seorang berbeda, mereka heterogen sebab diantara
anak, demikian pula apabila terjadi ketidak mereka ada yang tidak mampu dan ada yang
cocokan antara kata dan tindakan guru maka tidak mampu, yang patuh, dan suka
perilaku anak juga tidak akan benar. Oleh menentang inilah yang dimaksud dengan
karena itu, dituntut ketulusan, keteguhan, perbedaan-perbedaan individu antara siswa.
kekonsistenan hidup seorang guru. Kesatuan Sesuai dengan azaz perbedaan individu
antara pikiran, perkataan dan perbuatan diatas maka bisa digolongkan kedalam siswa
(Zuriah, 2011:94). yang aman dan dikatakan juga dengan siswa
yang tidak bermasalah. Seorang siswa
dikategorikan sebagai anak ang bermasalah ketaatan, kepatuhan, dan tanggung jawab
apabila ia menunjukan gejala-gejala terhadap peraturan yang berlaku disekolah.
penyimpangan, dari perilaku yang lazim Keberhasilan dari pencapaian disiplin siswa
yang dilakukan oleh anak-anak pada tidak tidak hanya semata-mata tidak adanya
umumnya. Penyimpangan pada anak ada pelanggaran yang dilakukan oleh siswa,
yang sederhana dan ada juga yang namun begitu pihak sekolah seharusnya
berbahaya. Teguran yang diberikan oleh memberikan sanksi yang sesuai dengan jenis
guru adalah untuk membuat siswa tidak lagi pelanggaran yang dilakukan oleh siswa.
melakukan pelanggaran yang ada disekolah,
karena teguran yang diberikan untuk Keteladanan guru dapat
mendidik. membimbing untuk membentuk sikap yang
kokoh. Keselarasan antara kata dan tindakan
c. Memberikan Sanksi Kepada dari guru akan amat berarti bagi seorang
Siswa Yang Melanggar anak, demikian pula apabila terjadi
ketidakcocokan antara kata dan tindakan
Siswa yang memiliki disiplin tinggi guru maka perilaku anak juga tidak akan
merupakan siswa yang diharapkan mampu benar. Guru juga menganjurkan pada
memiliki kesadaran, ketaatan, kepatuhan, siswaketika bertemu dengan seseorang baik
dan tanggung jawab terhadap peraturan yang itu guru maupun orang lain semestinya
berlaku disekolah. Keberhasilan dari mengucapkan salam atau bertegur sapa
pencapaian disiplin siswa tidak hanya ketika bertemu apabila siswa yang
semata-mata tidak adanya pelanggaran yang kedengaran mengeluarkan kata-kata yang
dilakukan oleh siswa namun begitu pihak tidak baik akan dipanggil untuk diberikan
sekolah menemukan adanya pelanggaran arahan dan hukuman yang sesuai agar siswa
maka pihak sekolah seharusnya memberikan tidak mengulangi perbuatannya
sanksi dengan jenis pelanggaran yang
dilakukan oleh siswa. Peraturan dan tata
tertib merupakan suatu peraturan dimana d. Melakukan Pembinaan Kepada
mengatur segala sesuatu yang boleh dan Siswa
tidak boleh dilakukan siswa, peraturan dan
tata tertib tanpa sosialisasi tentu akan sulit Ketika pembinaan siswa sudah
dijalankan. Hal ini dikarenakan siswa yang diajarkan dan diberi contoh, tetapi masih ada
tidak terlibat dalam penyusunanannya juga siswa yang melakukan pelanggaran dan
binggung ketika tiba-tiba dihukum ,maka tidak mengindahkan apa-apa yang telah
sosialisasi perlu dilakukan untuk diberikan oleh guru maka upaya yang
meminimalisir terjadinyan pelanggaran oleh dilakukan oleh guru untuk menindak lanjuti
siswa ketika sering keluar masuk kelas, memanggil orang tua siswa dan melakukan
bahkan duduk dikantin disaat proses pembinaan terhadap siswa SMA PP DR M
pembelajaran berlangsung. Natsir oleh guru bimbingan konseling (BK).

Berdasarkan pelanggaran yang Suasana kelas atau sekolah yang


telah ada, pelanggaran yang berada pada positif memungkinkan anak-anak dapat
tingkat sering terjadi adalah disiplin sekolah mengembangkan nilai-nilai fundamental
seperti: terlambat datang kesekolah, cabut yang sangat diperlukan dalam kehidupan
saat jam pelajaran, dan pelanggaran atribut sosial. Nilai-nilai tersebut antara lain kasih
atau seragam sekolah. Siswa yang memiliki sayang antar sesama umat, kemauan untuk
disiplin tinggi merupakan siswa yang mencapai yang terbaik dengan cara-cara
diharapkan mampu memilikik kesadaran, yang diridhoi Allah SWT, dan kesenangan
bekerja sama untuk mencapai kemajuan jenjang pendidikan maupun diluar
bersama, nilai-nilai inilah yang merupakan pendidikan. Dalam urusan kedisiplinan
persyaratan bagi terbangunnya masyarakat belajar peran guru sangatlah penting karena
yang maju dan damai (Zuchdi, 2010:135). guru dalm membentuk atau membantu siswa
agar disiplin bisa dikatakan sulit. Tak
Nilai-nilai positif yang hendak banyak dari siswa yang membangkang
dikembagkan di sekolah, yang juga dengan peraturan yang ada sehingga guru
diprogramkan untuk dikembangkan di terpaksa memberikan punishment yang
lingkungan keluarga, hendaknya hasil diharapkan dapat membuat jera si pelaku.
diskusi pihak sekolah dan perwakilan orang Cara meningkatkan kedisiplinan siswa yaitu
tua siswa. hal ini perlu disoasialisasikan dengan melaksanakan tata tertib sekolah
kepada seluruh orang tua siswa. caranya sesuai aturan yang di berlakukan, sehingga
tidak harus lewat pertemuan tatap, muka, terciptanya ketertiban dan kepatuhan siswa
tetapi dapat pula lewat brosur-brosur terhadap aturan-aturan sekolah.
sehingga dapat dibaca ulang oleh orang tua,
atau apabila memungkinkan lebih baik Menurut Joseph S. Roucek kontrol
dibacakan oleh anaka kepada oarng tuanya sosial merupakan suatu proses baik
masing-masing. Komunikasi tertulis ini direncanakan maupun tidak direncanakan,
dapat di mungkinkan dikembangkan, agar yang bersifat mendidik, mengajak bahkan
pihak sekolah dan keluarga dapat secara memaksa warga-warga masyarakat agar
mudah saling mengingatkan apabila terjadi mematuhi kaidah-kaidah sosila dan nila-nilai
penyimpangan yang terjadi dari keputusan sosial yang berlaku. Kontrol sosial juga
yang telah dibuat bersama (Zuchdi, sebagai cara yang digunakan untuk
2010:135). mendorong seseorang agar berperilaku
selaras dengan kehendak kelompok atau
Kedisiplinan yang harus masyarakat luas tertentu. Hal ini sesuai
ditanamkan pada diri siswa merupakan suatu dengan yang dilakukan oleh SMA PP DR M
pembawaan sikap yang baik dan patut NATSIR Batu Bagiriak dimana sesekolah
dicontoh. Sikap ini dapat terbawa hingga ke merencanakan suatu aturan yang dapat
jenjang pendidikan maupun diluar mengontrol atau mengendalikan setiap
pendidikan. Dalam urusan kedisiplinan lingkah laku siswa-siswanya.
belajar peran guru sangatlah penting karena
guru dalm membentuk atau membantu siswa
agar disiplin bisa dikatakan sulit. Tak Dengan adanya kontrol sosial yang
banyak dari siswa yang membangkang diterapkan pihak sekolah, itu memberikan
dengan peraturan yang ada sehingga guru dampak yang sangat baik, tidak hanya
terpaksa memberikan punishment yang memberikan dampak bagi siswa tetapi juga
diharapkan dapat membuat jera si pelaku. bagi guru-guru. Memiliki rasa tanggung
Cara meningkatkan kedisiplinan siswa yaitu jawab adalah dampak yang dirasakan siswa
dengan melaksanakan tata tertib sekolah dengan adanya sanksi. Sedangkan dampak
sesuai aturan yang di berlakukan, sehingga yang diberikan kepada guru adalah lebih
terciptanya ketertiban dan kepatuhan siswa mempermudah guru dalam hal melakukan
terhadap aturan-aturan sekolah. kontrol terhadap tingkah laku siswa-
siswanya.
Kedisiplinan yang harus
ditanamkan pada diri siswa merupakan suatu
pembawaan sikap yang baik dan patut
dicontoh. Sikap ini dapat terbawa hingga ke
Kesimpulan Dan Saran Buharnudin, Salam. 2002. Pengantar
Pedagogik (Dasar-Dasar ilmu
Kesimpulan mendidik) Jakarta : PT Rineka
Cipta
Usaha peningkatan kedisiplinan Depdiknas, 2001. Manajemen Peningkatan
siswa adalah Kepala Sekolah, Staf Tu, Guru, Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta :
Orang Tua siswa dan orang-orang yang Depdiknas
terkait sebagai warga sekolah Ihromi,T,O. 2000 Antropologi dan
Memberi teguran kepada siswa yang Hukum. Jakarta Yayasan
melanggar aturan tata tertib sekolah. Obor Indonesia
Memberikan sanksi terhadap siswa yang Komaruddin. 1974 . Manajemen.
melanggar aturan tata tertib sekolah. Jakarta : Debdikbud
Memberikan pembinaan terhadap siswa agar Tu,u, Tulus, 2004, Peran Disiplin Pada
siswa tidak lagi melanggar aturan yang telah Perilaku Zuchdi, Darmiati, 2010.
dibuat sekolah. Humanisasi Pendidikan . Jakarta :
Bumi Aksara
Saran Zuchdi, Darmiati. 2010. Humanisasi
Pendidikan . Jakarta : Bumi Aksara
Hendaknya pimpinan sekolah lebih
mengantisipasi lagi dengan ketat kepada
siswa yang melanggar peraturan sekolah dan
para guru harus lebih tegas lagi kepada
siswa-siswi yang melanggar aturan tata
tertib sekolah.
Kepada guru harus lebih bisa mengarahkan
siswa pada aturan yang telah ditetapkan oleh
sekolah.
Khusus untuk pembaca dan penulis
dapat dijadikan tambahan wawasan ilmu
pengetahuan tentang upaya guru
meningkatkan kedisiplinanan siswa di SMA
PP DR M NATSIR Batu Bagiriak, serta
sebagai sumber bahan untuk pedoman dan
sebagai informasi mengenai uapay guru
dalam meninggkatkan kedisiplinan siswa di
SMA PP DR M NATSIR Batu Bagiriak

DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, 2005. Pengantar Metode Penelitian
Kualitatif, Padang : Laboratorium Sosiologi
Fisip Unand.

Ali Imron. 2004. Manajemen Peserta


Didik Berbasis Sekolah.
Depdiknas: Universitas
Negeri Padang

You might also like