You are on page 1of 3

Demonstrasi Kontektual

Topik 4 PPDP
Nama: Zahara Suciani Putri
NIM: 7000122574
Tugas 4.2 Melakukan Analisis dan Refleksi
1. Bagaimana berlangsungnya proses pembelajaran di dalam kelas? Apakah sudah memenuhi
kebutuhan peserta didik akan lingkungan belajar yang aman dan nyaman? Jelaskan.
2. Seberapa besar peran guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman
ketika proses pembelajaran berlangsung? Berikan contohnya
3. Apakah guru mengkomunikasikan kepada orang tua hal-hal apa saja yang terjadi selama
proses pembelajaran di dalam kelas? Bagaimana cara mengkomunikasikannya?
4. Apakah guru atau pihak sekolah melibatkan masyarakat dan lingkungan sekitar selama
proses pembelajaran? Jika ya, apakah peran masyarakat dalam proses pembelajaran tersebut?
Jika tidak, apakah yang menjadi alasan guru atau pihak sekolah tidak melibatkan masyarakat
dan lingkungan sekitar?
5. Buatlah skenario pembelajaran secara singkat dengan melibatkan keikutsertaan keluarga dan
masyarakat dalam membentuk karakter disiplin positif dan menciptakan lingkungan belajar
yang aman dan nyaman bagi peserta didik.
Jawaban:
1. Berdasarkan hasil pengamatan dan pendampingan pengajaran yang telah saya lakukan di
SMPN 81 Jakarta, proses pembelajaran berjalan dengan aman dan nyaman. Peserta didik
secara aktif terlibat dalam pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang aman dan
nyaman. Untuk menjamin kebersihan kelas, peserta didik memiliki jadwal piket selama
seminggu, bertanggung jawab terhadap kebersihan ruang kelas mereka.
Fasilitas penunjang, seperti banyaknya kipas angin, penerangan yang memadai, serta
penggunaan LCD dan proyektor, memberikan kenyamanan tambahan dalam pembelajaran.
Program unggulan sekolah, yaitu Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) dan Sekolah
Berbhineka (SB), menjadi langkah positif dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Tidak hanya peserta didik, tetapi seluruh staf pengajar juga menerapkan nilai-nilai budi
pekerti luhur, seperti toleransi, saling menghargai, dan saling menghormati. Pendekatan
sosiokultural dan pembelajaran berdiferensiasi menjadi bagian integral dari proses
pembelajaran di SMPN 81 Jakarta. Penting untuk dicatat bahwa di sekolah ini, guru dan
peserta didik menganut berbagai agama yang diakui oleh negara kita. Dengan penerapan
disiplin positif dalam program sekolah, menciptakan suasana belajar yang aman dan
mendukung perkembangan peserta didik di SMPN 81 Jakarta.
2. Pengalaman observasi dan asistensi mengajar di SMPN 81 Jakarta menunjukkan peran
penting guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman selama proses
pembelajaran. Guru berfungsi sebagai teladan bagi peserta didik, terutama melalui program
unggulan sekolah seperti Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) dan Sekolah Berbhineka (SB).
Dalam penyampaian materi ajar, guru harus menanamkan disiplin positif, seperti
menghargai perbedaan dan saling menghormati, baik antara guru dan peserta didik maupun
antar peserta didik, dengan menggunakan pendekatan sosiokultural dan pembelajaran
berdeferensiasi. Untuk menciptakan kenyamanan di lingkungan sekolah, tanggung jawab
peserta didik terhadap kebersihan kelas diimplementasikan melalui jadwal piket. Adanya
konsekuensi berupa denda jika tanggung jawab tersebut tidak dilaksanakan menjadi langkah
adil dan telah disepakati bersama antara guru dan peserta didik. Hal ini bertujuan
menciptakan ruang kelas yang bersih dan nyaman selama proses pembelajaran, memberikan
dampak positif pada suasana belajar di SMPN 81 Jakarta.

3. Ya, guru aktif berkomunikasi dengan orang tua untuk memberikan informasi mengenai
perkembangan di kelas. Caranya adalah dengan menyampaikan perubahan sikap peserta
didik, tingkat kehadiran yang rendah, serta capaian belajar yang mengalami perubahan atau
kesulitan. Praktik ini umumnya dilakukan oleh guru di SMPN 81 Jakarta melalui pesan
WhatsApp atau melalui panggilan telepon. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk
berkolaborasi dengan orang tua peserta didik dalam menemukan solusi bagi permasalahan
yang dihadapi oleh peserta didik. Melalui interaksi ini, guru dan orang tua dapat bekerja sama
untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan peserta didik
secara holistik, serta mengatasi tantangan yang mungkin muncul selama proses
pembelajaran.

4. Ya, baik guru maupun pihak sekolah turut melibatkan masyarakat dan lingkungan sekitar
dalam pelaksanaan proses pembelajaran. SMPN 81 Jakarta, guru terlibat aktif dalam
memperkenalkan fenomena lingkungan sekitar peserta didik dan mengaitkannya dengan
materi yang diajarkan. Sebagai contoh, ketika menghadapi kasus gangster yang
mengkhawatirkan masyarakat, guru menyampaikan dampak negatif dan konsekuensi buruk
dari perilaku tersebut. Upaya untuk melibatkan masyarakat juga melibatkan tokoh pemuka
agama dari berbagai agama yang diikuti oleh peserta didik, terutama saat pembelajaran
agama yang berbeda-beda. Pendekatan ini selaras dengan kebijakan program sekolah, yaitu
Sekolah Berbhineka (SB). Dengan mendatangkan tokoh agama dari berbagai keyakinan yang
dianut oleh peserta didik, sekolah memastikan bahwa pembelajaran agama sesuai dengan
keyakinan masing-masing. Inisiatif ini merupakan bentuk nyata dari komitmen SMPN 81
Jakarta dalam menghargai dan menghormati keragaman, tidak hanya fokus pada agama
mayoritas.
5. Judul Skenario: "Membangun Keterlibatan Bersama untuk Disiplin Positif"
Deskripsi Skenario: Dalam skenario ini, sekolah menyelenggarakan acara kolaboratif yang
melibatkan peserta didik, orang tua, guru, dan anggota masyarakat setempat untuk
membahas dan menerapkan konsep disiplin positif. Tujuan utama acara ini adalah
membentuk kerja sama yang erat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat guna
menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan positif bagi peserta didik.
Langkah-langkah Skenario:
• Pendahuluan dan Presentasi: Kepala sekolah memperkenalkan pentingnya disiplin
positif dalam membentuk karakter peserta didik. Sebuah presentasi singkat memberikan
pemahaman dasar tentang prinsip disiplin positif kepada peserta.
• Diskusi Kelompok: Peserta didik, orang tua, guru, dan anggota masyarakat dibagi ke
dalam kelompok diskusi. Masing-masing kelompok membahas contoh kasus dan strategi
penerapan disiplin positif dalam berbagai situasi.
• Pembagian Peran dan Tindakan: Setelah diskusi, kelompok-kelompok membagi peran.
Orang tua bertanggung jawab untuk menerapkan prinsip disiplin positif di rumah, guru
merancang strategi kelas yang mendukung, dan anggota masyarakat menyediakan
dukungan melalui bimbingan dan kegiatan positif untuk peserta didik.
• Pelaksanaan Rencana Tindakan: Selama beberapa bulan, rencana tindakan dari masing-
masing kelompok diimplementasikan. Orang tua mendukung disiplin positif di rumah,
guru mengintegrasikan prinsip ini ke dalam pengajaran mereka, dan anggota masyarakat
mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang memperkaya keterampilan sosial peserta
didik.
• Evaluasi dan Pembagian Pengalaman: Setelah beberapa bulan, sekolah mengadakan
pertemuan evaluasi di mana peserta didik, orang tua, guru, dan anggota masyarakat
berbagi pengalaman mereka. Mereka mengevaluasi perubahan perilaku dan
merencanakan langkah-langkah lanjutan untuk meningkatkan pendekatan disiplin
positif.

You might also like