You are on page 1of 16

KAJIAN ANALISIS SOSIAL BOARDING SCHOOL EL-MADINA

Oleh: Dr. Ahmad Tarmiji Alkhudri, M.Si

A. PENDAHULUAN
Seiring perkembangan jaman manusia dituntut untuk memiliki kapasitas
pengetahuan dan ketrampilan yang memadai. Hal ini tidak lepas atas kompetisi di
dunia kerja yang semakin kompetitif. Berdasarkan data dari United Nations
Development Programme (UNDP) mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indonesia setiap tahunnya meningkat namun tidak terlalu signifikan kenaikannya.
Hal ini bisa dilihat dari IPM Indonesia tahun 2021 mencapai 72,29, meningkat 0,35
poin (0,49 persen) dibandingkan capaian tahun 2020 yang mencapai 71,94. Dari data
tersebut diketahui bahwa Indonesia mengalami peningkatan IPMnya namun tidak
terlalu besar atau masih dibawah 1%.
Untuk itu salah satu usaha dalam peningkatan kualitas manusia Indonesia di
era globalisasi yaitu melalui pendidikan. Di mana pendidikan dimaknai sebagai
modal sosial untuk bisa memajukan kehidupan dan kesejahteraan seseorang maupun
masyarakat pada umumnya. Sedangkan secara filosofis, pendidikan merupakan
proses upaya manusia dalam mengembangkan dirinya, baik itu keterampilan
hidupnya, pandangan hidup, maupun sikap hidupnya. Dengan demikian, pendidikan
pada dasarnya adalah proses mentasbihkan seseorang untuk mampu hidup dalam
suatu budaya tertentu. Untuk itulah Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno
pernah menyatakan bahwa pendidikan adalah renaissance paedagogie dan bangsa
Indonesia agar dapat maju serta bersaing dengan negara – negara lain maka harus
ditempah melalui pendidikan.
Sedangkan secara konstitusi pengertian pendidikan didefinisikan di dalam
Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

1
Untuk jalur pendidikan sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu: pendidikan formal,
non format, dan informal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah
dan pendidikan tinggi; pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang; dan
pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Walaupun secara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia setiap tahun
mengalami peningkatan yang tidak terlalu signifikan, namun untuk kualitas
pendidikan di Indonesia selalu menurun trendnya. Melansir data Bank Dunia (World
Bank) pada tahun 2019, kualitas pendidikan Indonesia masih rendah, meski
perluasan akses pendidikan untuk masyarakat sudah meningkat cukup signifikan.
Dalam laporan berjudul "The Promise of Education in Indonesia", Bank Dunia
menyebut Indonesia telah meraih kemajuan penting dalam meningkatkan akses
pendidikan, khususnya bagi anak-anak kurang beruntung. Namun, sayangnya
kualitas pendidikan Indonesia masih menjadi masalah. Saat ini Indonesia masih
tertinggal dari Brunei Darussalam yang berada di peringkat ke-34. Brunei
Darussalam masuk kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang, yang mencapai
posisi nomor satu Asia. Adapun Malaysia berada di peringkat ke-65 atau masih
dalam kategori kelompok pencapaian medium seperti halnya Indonesia. Meskipun
demikian posisi Indonesia saat ini masih jauh lebih baik dari Filipina (85), Kamboja
(102), India (107), dan Laos (109).
Adapun dari studi penelitian yang sudah banyak dilakukan, ada beberapa faktor
yang menyebabkan kualitas pendidikan Indonesia masih dikatakan rendah, yaitu
masalah konsep pendidikan dan kualitas tenaga pendidik (guru dan dosen). Konsep
pendidikan disini dapat berupa model dan metode pembelajaran yang terdapat dalam
kegiatan belajar – pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka disinilah penting menawarkan suatu
konsep pendidikan yang secara umum masyarakat sudah mengetahuinya namun
secara muatan pembelajarannya dapat dibedakan dengan konsep sekolah pada
umumnya. Dimana pada kajian ini, penulis mencoba melakukan kajian analisis sosial
pada konsep sekolah berasrama atau dikenal dengan istilah boarding school.
Boarding school merupakan sistem pendidikan yang menyediakan tempat tinggal

2
berupa asrama bagi para peserta didiknya. Jadi di sini peserta didik akan tinggal,
menimba ilmu dan melakukan berbagai macam kegiatan di lembaga/tempat tersebut.
Sistem yang digunakan oleh sekolah ini memungkinkan terjadinya interaksi dan
komunikasi yang lebih intensif antara peserta didik dan guru. Hal inilah yang akan
membuat kemampuan peserta didik lebih berkembang, seperti kemampuan kognitif
dan psikomotorik. Selain meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik,
konsep boarding school juga dapat meningkatkan kecakapan sosial peserta didik.
Sebab boarding school menekankan berbagai kegiatan sehari-hari secara bersama-
sama yang akan membuat kerukunan dan kekeluargaan menjadi lebih kuat. Hal ini
akan membuat peserta didik memiliki kecakapan sosial yang lebih baik daripada
peserta didik di sekolah biasa dan peserta didik bisa membayangkan begitu serunya
ketika melakukan berbagai kegiatan bersama teman-teman.

B. SUBJEK KAJIAN ANALISIS SOSIAL


Analisis sosial merupakan usaha untuk menganalisis sesuatu keadaan atau
masalah sosial secara objektif. Analisis sosial diarahkan untuk memperoleh
gambaran lengkap mengenai situasi sosial dengan menelaah kaitan-kaitan historis,
struktural dan konsekuensi masalah. Analisis sosial akan mempelajari struktur sosial,
mendalami fenomena-fenomena sosial, kaitan-kaitan aspek politik, ekonomi, budaya
dan agama. Sehingga akan diketahui sejauh mana terjadi perubahan sosial,
bagaimana institusi sosial yang menyebabkan masalah-masalah sosial, dan juga
dampak sosial yang muncul akibat proses suatu aktivitas dilakukan. Dalam hal ini,
kajian analisis sosial yang dilakukan oleh penulis, yaitu kajian rencana pembangunan
Boarding School El – Madina yang berlokasi di sekitar area Jalan Siliwangi, Sumur
Batu, Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat. Adapun rencana jenjang pendidikan
yang akan didirikan, yaitu Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP), dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Namun peluang dan
kemungkinan yang paling ideal untuk membangun Boarding School El – Madina
yaitu pada jenjang SLTP dan SLTA. Sebab untuk jenjang SD, peserta didik maish
belum berkembang keberanian dan kemandirian serta masih membutuhkan
kedekatan dirinya dengan orang tua.

3
C. HASIL ANALISIS SOSIAL
1. Landasan Hukum Pembangunan Boarding School El – Madina
Adapun landasan dari tujuan dan manfaat usaha ini sebagai berikut:
a. Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peran serta Masyarakat
dalam Pendidikan Nasional.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 20 I 3 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
d. Permendiknas Nomor l9 Tahun 2007 tentang standar Pengelolaan
Pendidikan.
e. Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan
Dasar dan Menengah.
f. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 77 Tahun 2007 Tentang Daftar Bidang
Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan
Di Bidang Penanaman Modal.

2. Konsep Nilai Sekolah


Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa masalah karakter bangsa
ini sudah semakin memprihatinkan. Itulah sebabnya pemerintah dan segenap
kelompok masyarakat makin menyadari betapa pentingnya pendidikan yang
berkualitas untuk bangsa ini. Apalagi mengingat masalah karakter bangsa ini
begitu kompleks, dari masalah korupsi hingga masalah lemahnya karakter
pemuda yang ketergantungan pada narkoba dan berbagai masalah pemuda
lainya. Disisi lain berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020, jumlah
pemuda di Indonesia sebanyak 64,19 juta jiwa atau 24,02% dari total penduduk
yaitu satu di antara empat orang Indonesia adalah pemuda yang merupakan aset
dan harapan bangsa yang sangat potensial. Oleh karena itu pendidikan yang
berkualitas bagi pemuda menjadi sangat penting atau bahkan strategis bagi
kepentingan bangsa di masa depan. Termasuk kepentingan menjaga dan
memelihara kedaulatan bangsa di masa depan.

4
Pentingnya peran karakter bangsa dalam menjaga dan memelihara
integritas, kedaulatan dan kemerdekaan bangsa dan negara pernah diungkapkan
oleh Thomas Lickona, seorang ahli pendidikan dari Cortland University, USA
(1992). Lickona menginventarisasi ada 10 gejala yang harus diwaspadai oleh
masyarakat dan negara sebagai tanda kemerosotan dan kehancuran karakter suatu
bangsa. Pertama: meningkatnya tindak kekerasan dikalangan anak muda dan
remaja antar kelompok atau ketika unjuk rasa atau dalam kegiatan olahraga,
pertunjukan musik, dan sebagainya. Kedua: meningkatnya penggunaan kata,
simbol, dan istilah kurang sopan serta berbau SARA yang digunakan tidak pada
tempatnya kepada teman atau dalam forum resmi. Ketiga: menguatnya pengaruh
teman sebaya (peer group) daripada nasehat, bimbingan dan petunjuk orang tua,
guru, atau pemuka masyarakat lainnya.
Keempat: meningkatnya tindakan atau perilaku yang merusak diri
dengan merokok, narkoba, seks bebas, kebut-kebutan atau ugal-ugalan di jalan
raya, dan sebagainya. Kelima: meningkatnya tindakan atau perilaku tidak tertib
dan tidak disiplin. Dimana orang yang bisa bebas ketika melanggar norma atau
hukum dianggap hebat dan kuat. Keenam: menurunnya etos kerja, kerja keras,
kreatif, inovatif, maju, mandiri, dan ketangguhan serta keuletan dalam
menyiapkan masa depan yang lebih baik. Ketujuh: menurunnya sikap hormat
kepada orang tua, guru, pemimpin rakyat, elit bangsa, dan pemuka agama serta
adat dalam hidup bermasyarakat. Kedelapan: meningkatnya sikap dan perilaku
warga negara, terutama pejabat pemerintah dan negara yang lebih suka menuntut
hak daripada menunaikan kewajiban baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Kesembilan: meningkatnya sikap dan perilaku pejabat
pemerintahan dan pemuka masyarakat yang tidak jujur, tidak adil, dan tidak
bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan peranya masing-masing.
Kesepuluh: meningkatnya sikap atau perilaku yang egoistis dan egosentris serta
beranggapan bahwa dirinya atau kelompoknyalah yang paling baik dan benar
sehingga menimbulkan kebencian, kecemburuan, dan kecurigaan yang dapat
menimbulkan perpecahan dalam hidup bermasyarakat.
Beberapa data berikut ini dapat menggambarkan masalah Indonesia
mutakhir yang nampak berdekatan dengan indikator yang diungkapkan Lickona

5
diatas. Sebuah survei terhadap penegakan supremasi hukum di 65 negara di dunia
yang diselenggarakan oleh organisasi non-profit World Justice Project (WJP)
tahun 2018 menyebut bahwa praktek korupsi di Indonesia sudah sangat
menyebar luas. Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa korupsi sudah sangat
menyebar luas di Indonesia, berada di posisi kedua dari terakhir untuk wilayah
regional dan di posisi 47 secara global (dari total 65 negara). Korupsi adalah
implikasi dari karakter yang tidak disiplin, tidak jujur dan tidak
bertanggungjawab.
Selain korupsi, masalah karakter juga melanda kalangan pemuda
Indonesia. Dimana sepanjang tahun 2019 hingga 2022 kita dikejutkan dengan
tawuran, kekerasan yang dilakukan pelajar atau mahasiswa yang berujung pada
kerusakan sarana dan prasarana publik bahkan hilangnya nyawa. Masalah
lainnya pemuda begitu mudah beralih kepada narkoba, sebagaimana sebuah data
yang dikemukakan dari BNN dan Puslitkes UI. Data tersebut mengemukakan
bahwa jika tidak ada penanggulangan secara komprehensif, prevalensi (angka
kejadian) penyalahgunaan narkoba di Indonesia akan mencapai 2,8 % atau setara
dengan 5,1 juta orang setiap tahunnya.
Permasalahan yang sudah diungkapkan diatas, tentu saja tidak harus
membuat bangsa Indonesia menjadi pesimis, tetapi justru harus menjadi sebuah
tantangan untuk memperbaiki keadaan yang terjadi sekarang ini. Disinilah
urgensinya pendidikan yang berkualitas dan berkarakter. Berbagai argumentasi
dan kerangka konseptual tentang pendidikan yang berkualitas dan berkarakter
meyakinkan bangsa Indonesia untuk turut berkontribusi membentuk karakter
anak bangsa dalam menghadapi tantangan masa depan bangsa yang semakin
kompleks. Dan medium utama pembentukan karakter bangsa ini yaitu pada
proses pendidikan. Dimana dikatakan bahwa nasib bangsa ini di masa depan akan
terlihat dari bagaimana mengembangkan pendidikan bagi generasi bangsa itu
sendiri. Kegagalan suatu bangsa dan hancurnya peradaban adalah kegagalan
dunia pendidikan. Untuk itu pendidikan Indonesia harus menjadi prioritas dalam
pembangunan Indonesia ke depan.

6
Berdasarkan uraian di atas, maka konsep Boarding School El – Madina
yang ingin dibuat setidaknya didasarkan konsep Relijius, Cendikia, Global, dan
Berintegritas. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
 Relijius
Maksud dari relijius disini yaitu konsep Boarding School El – Madina
akan menanamkan nilai – nilai keagamaan yang kuat sebagai fondasi bagi
para peserta didik dalam menjalani kehidupannya yang penuh dengan
tantangan pergaulan bebas dan segala aktivitas keduniawian yang menuntut
untuk dapat memahami baik dan buruk sesuatu perbuatan. Selain itu
Boarding School El – Madina juga menanamkan kepada diri setiap peserta
didik untuk selalu bersikap sopan santun dan menghormati orangtua serta
menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agama masing – masing.
Dalam menunjang konsep ini, pihak Boarding School El – Madina
nantinya selain mengajarkan mata pelajaran agama secara formal, pihak
Boarding School El – Madina juga nantinya mengadahkan kegiatan
pembelajaran non formal berupa pelatihan baca Al-Qur’an sehingga peserta
didik yang beragama islam dapat membaca Al-qur’an dengan baik, tadarus
Al-Qur’an setiap pagi sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, sholat
berjama’ah, pelaksanaan perayaan hari raya keagamaan, kegiatan tausiah,
bakti sosial kerumah panti sosial, dan tafakur alam.

 Cendikia
Maksud dari cendikia disini yaitu konsep Boarding School El –
Madina membentuk kecerdasan dan meningkatkan pengetahuan peserta
didik dalam bidang ilmu pengetahuan. Pihak Boarding School El – Madina
juga nantinya mendukung dan membantu peserta didik yang memiliki
potensi dibidang ilmu pengetahuan tertentu agar tercapai kemaksimalan
kecerdasan dan pengetahuannya. Selain itu pihak Boarding School El –
Madina juga memfasilitasi peserta didik untuk menguji kemampuannya dan
berprestasi dengan mencari informasi berbagai kegiatan perlombaan dan
mengikutsertakan peserta didik yang sudah diseleksi untuk mewakili
Boarding School El – Madina dalam ajang perlombaan tersebut.

7
 Global
Maksud dari global disini yaitu sebagaimana kita ketahui bahwa
peradaban manusia dewasa ini sudah berjalan dalam kehidupan era
globalisasi. Dimana era globalisasi menuntut setiap manusia untuk memiliki
ketrampilan yang kompetitif. Ketrampilan tersebut dapat berupa
berwirausaha, berbahasa asing, teknologi, dan berkomunikasi. Maka untuk
itu dalam rangka mengadaptasi kehidupan era globalisasi, pihak Boarding
School El – Madina dalam proses kegiatan pembelajaran membentuk
ketrampilan peserta didik agar dapat memiliki ketrampilan kepemimpinan,
berwirausaha, berbahasa asing, teknologi, dan berkomunikasi.
Dalam menunjang konsep ini pihak Boarding School El – Madina
mengadahkan kegiatan pelatihan dan praktek berwirausaha, pembelajaran
berbahasa asing, pelatihan komputer dengan materi pembuatan website, atau
animasi, atau desain grafis, dan pelatihan berkomunikasi dengan materi cara
menjawab wawancara formal dan non formal, berkomunikasi efektif dalam
kehidupan sehari – hari, dan komunikasi untuk bernegosiasi. Untuk
mendukung kegiatan tersebut, pihak Boarding School El – Madina nantinya
akan merekrut guru yang memiliki ketrampilan dan keahlian dibidang
tersebut serta penyediaan sarana dan prasarana yang memadai.

 Berintegritas
Maksud dari berintegritas disini berhubungan dengan dedikasi atau
pengerahan segala daya dan upaya untuk mencapai satu tujuan dengan penuh
komitmen, tanggung jawab, disiplin, dan jujur. Konsep berintegritas ini yang
menjaga seseorang supaya tidak keluar dari jalurnya dalam mencapai
sesuatu. Dimana nantinya saat peserta didik menjadi seorang pemimpin
kelak, maka ia tidak akan mudah korupsi atau memperkaya diri dengan
menyalahgunakan wewenang, atau dikala peserta didik nantinya menjadi
seorang pengusaha, maka ia tidak akan menghalalkan segala cara supaya
usahanya lancar dan mendapatkan keuntungan tinggi. Singkatnya adalah
orang yang berintegritas lebih menyukai proses yang benar untuk
menghasilkan sesuatu yang benar. Hasil tidak menjustifikasi proses dan

8
proses tidak menjustifikasi hasil, kedua berjalan dengan baik dan benar.
Orang yang berintegritas adalah orang yang anti jalan pintas, apalagi
mendapakan sesuatu dengan cara meretas. Mereka adalah lawan dari orang-
orang yang munafik. Sementara orang munafik bersikap tidak sama dengan
kata-kata, orang berintegritas melakukan hal sesuai dengan yang ia katakan
dan mengetahui kemampuannya sampai sejauhmana.
Dalam menunjang konsep ini pihak Boarding School El – Madina
nantinya mengadahkan kegiatan pembelajaran anti korupsi, kepemimpinan,
manajemen diri, target pencapaian tujuan dan kerja kelompok dalam berbagai
tugas mata pelajaran dan kerja kelompok dalam kegiatan kampanye sosial di
bidang tertentu, seperti kampanye anti narkoba, rokok, dan sebagainya
Berdasarkan uraian mengenai dasar konsep Boarding School El – Madina
di atas, yaitu: Relijius, Cendikia, Global, dan Berintegritas, maka dalam
menunjang konsep tersebut nantinya pihak Boarding School El – Madina
melakukan berbagai upaya secara optimal dalam mendukung kegiatan tersebut.
Selain itu dalam rangka pencapaian konsep tersebut, nantinya ada mekanisme
yang tersistematis berupa pengawasan oleh guru dan evaluasi peserta didik dalam
bentuk laporan evaluasi peserta didik (rapot evaluasi). Dimana pengawasan dan
evaluasi ini dilakukan setiap 1 bulan sekali oleh guru dan akan ditindaklanjuti
kedalam rapat dewan guru bersama pihak terkait seperti pengurus yayasan
Boarding School El – Madina.
Sementara itu untuk mata pelajaran yang wajib diambil oleh peserta didik
diluar mata pelajaran yang ada pada umumnya, yaitu sebagai berikut:
1. Matakuliah Pendidikan Anti Korupsi
2. Matakuliah Kewirausahaan Sosial
3. Matakuliah Desain Grafis dan Website
4. Matakuliah Teknologi, Informasi, dan Komunikasi

Selain itu untuk mendukung proses pelaksanaan konsep Boarding School


El – Madina, pihak Boarding School El – Madina nantinya menjalin berbagai
kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi seperti Universitas Gajah Mada
(UGM), Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut

9
Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS),
Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Padjajaran Bandung (Unpad),
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan berbagai perguruan tinggi
Indonesia lainnya dalam rangka mendapatkan berbagai informasi perlombaan,
kegiatan, maupun hal lainnya yang berkaitan dengan aspek akademik. Pihak
Boarding School El – Madina juga melakukan kerjasama dengan pihak sekolah,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Komunitas Sosial, Perusahaan atau dunia
Industri, dan Departemen atau Lembaga Pemerintahan.
Untuk menunjang aktivitas minat dan bakat peserta didik, pihak Boarding
School El – Madina juga nantinya memfasilitas kegiatan ekstrakurikuler berupa:
a. Unit Kegiatan Rohani (Terdiri dari: Islam/Kristen/Hindu/Buddha/Konghucu)
b. Unit Kegiatan Olahraga (Terdiri dari: Basket, dan Futsal)
c. Unit Seni Bela Diri (Terdiri dari: Pencak Silat, Taekwondo, dan Karate)
d. Unit Palang Merah Remaja (PMR)
e. Unit Sinematografi
f. Unit Fotografi
g. Unit Kelompok Ilmiah Remaja
h. Unit Tarian (Modern dance dan traditional dance)
i. Unit Paduan Suara
j. Unit Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra)
k. Unit Praja Muda Karana (Pramuka)
l. Unit Teater dan Drama
m. Unit Seni Musik (Band, dan pelatihan alat – alat musik)
n. Unit Jurnalistik
o. Unit Kegiatan Kewirausahaan
Kemudian untuk mendukung education for all, nantinya Boarding School
El – Madina memberikan beasiswa kepada masyarakat dalam bentuk
penggratisan biaya masuk Boarding School El – Madina dan biayasekolah, atau
dengan kata lain gratis 100%. Dimana Boarding School El – Madina akan
memberikan jatah peluang beasiswa ini untuk 10 orang dengan mekanisme
seleksi yang dibuat oleh Boarding School El – Madina.

10
3. Analisis SWOT
Untuk mengetahui indikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan perencanaan strategi pembangunan Boarding School El – Madina.
Penulis melakukan analisis dengan didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Stengths) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman
(Threats). Dimana tujuan utama perencanaan strategi usaha ini adalah untuk
memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki konsep Boarding School El –
Madina yang sesuai dengan keinginan masyarakat dan dukungan yang optimal
dari sumber daya yang ada. Dengan demikian perencanaan strategi pembangunan
Boarding School El – Madina harus menganalisis faktor-faktor internal dan
eksternal (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada
saat ini. Maka untuk itu, yayasan wajib melakukan analisis SWOT sebagai
pemetaan dalam perencanaan strategi pembangunan Boarding School El –
Madina nantinya. Adapun analisis SWOT sebagai berikut:
1) Strength ( Kekuatan )
a. Keunggulan Konsep Boarding School El – Madina
Dalam konsep Boarding School El – Madina yang akan didirikan
dapat menjadikan kekuatan dalam usaha di bidang pendidikan ini. Sebab
masih jarang Boarding School El – Madina yang menerapkan dan
mengintegrasikan konsep relijius, cendikia, global, dan berintegritas
pada boarding school yang ada. Konsep ini dapat menjadi posisi kuat
dalam proses pemasaran kepada masyarakat nantinya. Selain itu masih
sedikit Boarding School El – Madina yang ada di daerah Sentul maupun
Kabupaten Bogor.

Perencanaan strategi usaha :


Berdasarkan uraian tentang keunggulan konsep Boarding School
El – Madina, maka dalam perencanaan strategi pembangunan Boarding
School El – Madina yang akan dilakukan oleh yayasan yaitu terus
meningkatkan kualitas Boarding School El – Madina sebagai jaminan
kepada masyarakat dengan selalu mengadahkan evaluasi dan perbaikan

11
dalam pelaksanaan sistem pembelajarannya. Sehingga nantinya
kepercayaan dan minat masyarakat untuk menyekolahkan anak –
anaknya di Boarding School El – Madina ini pun terus meningkat.

2) Weakness ( Kelemahan )
a. Pembangunan Boarding School El – Madina yang Baru Berdiri
Pembangunan Boarding School El – Madina yang baru berdiri
menjadi kelemahan dalam usaha ini. Dimana kelemahan tersebut dapat
membuat kepercayaan masyarakat terhadap kualitas Boarding School El
– Madina masih diragukan. Hal ini wajar terjadi, karena masyarakat
umumnya lebih melihat suatu sekolah yang berkualitas saat sekolah
tersebut sudah memiliki prestasi, dan prestasi sekolah biasanya akan
terlihat pada sekolah yang sudah lama berdiri.

Perencanaan strategi usaha :


Berdasarkan uraian kelemahan tentang pembangunan Boarding
School El – Madina yang baru berdiri ini, maka dapat disiasati dengan
membentuk struktur organisasi Boarding School El – Madina yang
terdiri dari sumber daya manusia yang memiliki reputasi nama, atau
berkualitas serta memiliki kualifikasi pendidikan yang memadai.
Dimana nantinya tim pemasaran harus dapat meyakini bahwa Boarding
School El – Madina ini benar – benar dapat memberikan jaminan
pendidikan yang berkualitas kepada masyarakat atau calon konsumen.
Selain itu perlu diadakan open house dan mengundang elemen
masyarakat (seperti orangtua calon peserta didik, calon peserta didik,
dan guru – guru SLTP terdekat) untuk dapat melihat langsung gedung
dan segala sarana dan prasarana Boarding School El – Madina serta
publikasi diberbagai media.

12
3) Opportunities ( Peluang )
a. Banyaknya konsumen
Banyaknya masyarakat yang membutuhkan pendidikan sebagai
modal bagi masa depan anak – anaknya dapat menjadi peluang dalam
menjalankan pembangunan Boarding School El – Madina ini.

Perencanaan strategi usaha :


Berdasarkan uraian peluang tentang banyaknya masyarakat atau
calon konsumen terhadap kebutuhan atas pendidikan, ini dapat menjadi
dasar logis mengapa usaha dalam pembangunan Boarding School El –
Madina begitu potensial secara ekonomi. Dalam rangka itu, perencanaan
strategi usaha ini yaitu dalam bentuk kompensasi kualitas pembelajaran
dan biaya Boarding School El – Madina yang terjangkau bagi
masyarakat. Dengan demikian dapat menjadi daya tarik masyarakat
terhadap Boarding School El – Madina ini.

4) Threats (Ancaman)
a. Persaingan Biaya Dengan Boarding School Lain
Sebagai boarding school yang baru berdiri, tentu biaya Boarding
School El – Madina menjadi pertimbangan yang logis bagi keberminatan
masyarakat. Dimana boarding school yang sudah lama berdiri dengan
kualitas yang sudah terbukti dan biaya boarding school yang terjangkau,
tentu menjadi daya tarik masyarakat. Hal ini dapat menjadi ancaman
bagi usaha ini dalam memasarkan Boarding School El – Madina kepada
masyarakat.

Perencanaan strategi usaha :


Berdasarkan uraian ancaman tentang persaingan biaya dengan n
boarding school lain yang sudah lama berdiri, maka untuk
meminimalisir ancaman ini yayasan sebelum melakukan penentuan
besaran biaya terlebih dahulu melakukan survei pasar ke boarding
school yang jaraknya berdekatan dengan lokasi Boarding School El –

13
Madina. Dimana hasil survei ini kemudian menjadi dasar dalam
penentuan besaran biaya, dan strategi yang akan dilakukan oleh tim
nantinya dalam penentuan besaran biaya yaitu dengan logika biaya yang
lebih murah dari boarding school yang ada, namun dengan tawaran p
boarding school yang berkualitas. Diharapkan dengan logika ini dapat
menjadi modal untuk menarik minat masyarakat untuk mendaftarkan
anaknya ke Boarding School El – Madina ini.

b. Ketidakpercayaan konsumen
Salah satu bentuk ancaman yang dikhawatirkan bisa terjadi adalah
ketidakpercayaan masyarakat atau calon konsumen karena Boarding
School El – Madina ini baru berdiri dan belum ada jaminan bukti atas
kualitasnya.

Perencanaan strategi usaha :


Berdasarkan uraian ancaman tentang ketidakpercayaan
konsumen, perencanaan strategi usaha yang akan dilakukan yaitu
yayasan nantinya akan memaparkan mengenai target pencapaian
keberhasilan belajar peserta didik, kurikulum, metode pembelajaran,
serta sumber daya manusia yang berkualitas kepada masyarakat atau
calon konsumen.

c. Perizinan birokrasi
Dalam proses pembangunan Boarding School El – Madina salah
satu yang dapat menjadi ancaman yaitu masalah perizinan birokrasi dari
pemerintah daerah maupun pusat. Sehingga hal ini dapat menghambat
proses pembangunan Boarding School El – Madina.

Perencanaan strategi usaha :


Berdasarkan uraian ancaman tentang perizinan birokrasi dari
pemerintah daerah ataupun pusat, untuk mensiasati ancaman ini maka
tim sebelum membangun Boarding School El – Madina terlebih dahulu

14
tim melakukan konsolidasi kepada pihak terkait khususnya Dinas
Pendidikan Daerah dan Pusat serta merekrut tenaga ahli yang memiliki
kapasitas di dalam dunia pendidikan dan memiliki relasi kuat di dalam
jalur birokrasi, serta merekrut pengacara sebagai tenaga advokasi dalam
bidang hukum. Dengan perencanaan strategi ini diharapkan dapat
meminimalisir ancaman yang terjadi dalam hal perizinan birokrasi pada
pemerintah daerah maupun pusat.

d. Gangguan Sosial Dari Oknum Masyarakat atau Organisasi


Masyarakat
Dalam proses pembangunan Boarding School El – Madina
dimungkinkan ada oknum – oknum masyarakat atau Organisasi
Masyarakat (Ormas) yang berusaha mengganggu atau meminta retribusi
secara ilegal atau pungutan liar kepada pihak yayasan atau pekerja
dilapangan atas nama “uang keamanan” atau pencurian bahan bangunan.
Sehingga proses pembangunan Boarding School El – Madina bahkan
pembelajaran dapat terganggu atau terhambat jika sekolah sudah berdiri.

Perencanaan strategi usaha :


Berdasarkan uraian ancaman tentang gangguan sosial dari oknum
– oknum masyarakat atau Organisasi Masyarakat (Ormas), maka
perencanaan strategi usaha dalam meminimalisir ancaman tersebut yaitu
yayasan melakukan konsolidasi dan perizinan kepada pihak kepolisian
diberbagai tingkatan, seperti Kepolisian daerah (Polda), Kepolisian
Resor (Polres) di tingkat kotamadya atau kabupaten (Polres), dan
Kepolisian Sektor (Polsek) di tingkat kecamatan. Selain itu juga tim
melakukan konsolidasi dengan tokoh – tokoh masyarakat setempat serta
merekrut beberapa masyarakat setempat untuk menjadi tenaga kerja di
Boarding School El – Madina. Dengan perencanaan strategi usaha ini
diharapkan dapat meminimalisir ancaman yang terjadi dalam hal
gangguan sosial dari oknum – oknum masyarakat atau Organisasi
Masyarakat (Ormas).

15
D. SIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian, pada dasarnya kebutuhan pendidikan yang
berkualitas dan berkarakter sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk itulah konsep
pendidikan Boarding School dapat menjadi alternatif pilihan masyarakat atas
pendidikan yang berkualitas dna berkarakter. Maka untuk itu pembangunan
Boarding School El – Madina diharapkan dapat menjadi salah satu kontribusi dalam
menambah dan meningkatkan kualitas dunia pendidikan di Indonesia.
Selain itu juga tidak menutup kemungkinan bahwa Boarding School El –
Madina dapat juga membuka jenjang pendidikan dasar atau Sekolah Dasar yang
sifatnya Non Boarding School. Mengingat untuk jenjang sekolah dasar, peserta didik
masih baru tahap berkembang keberanian dan kemandiriannya serta masih
membutuhkan kedekatan dengan orang tua. Oleh karena itu untuk konsep Boarding
School El – Madina yang mungkin dapat dijalankan yaitu pada jenjang SLTP dan
SLTA.

16

You might also like