You are on page 1of 10

Uji Coba Pembelajaran "Berpikir Kreatif'

Mata Pelajaran IPS Sebagai Media lmplementasi

Kurikulum Berbasis Kompetensi

di Sekolah Dasar

AsmadiAlsa

Universitas Gadjah Mada

Abstract

The current study explore whether or not a creaUve learning model can serve as the

media for implementing a competency-based curriculum. More specifically, this study test

s implemented in elementary school social studies class. Competency based


the model as it i

curriculum is designed to enhance a more exciting learning experience, to develop creative

thinking and to provide necessary life skills for students. This way, students are expected to

gain core competence as a result of their teaming (i.e. social studies i


n this research). The

participant of this study were teachers and students in three elementary school i
n the city of

Marlapura, Kalimantan, and one elementary school in Banjarmasin, Kalimantan. This study

used an action research design. In this design, teachers were trained to apply creative lea m­

ing model every once a week for a consecutive 8 weeks. After the teaming model implemen­

tation, data were gathered by using interview, observation and documentation. Results of the

study show that 1). s feasible to be applied as the media for competency based
The Model i

curriculum 2). More fun and exciting experience shows up i


n the teaming process 3). Stu·

dents were actively involved in the class 4). Students creativity was facilitated in their /earn­

ing 4). Ufe skills were facilitated and appeared i


n the learning process. The indicators of

each finding are discussed i


n more details in this study report.

Keywords: Competency Based Curriculum, Learning Model, Creative Thinking

Pendahuluan

paya meningkatkan potensi dan sumber dasar akan memberikan kontribusi positlf bagi

U daya manusia menjadi semak.in penting keberhasilan pendidikan di jenjang berikutnya.

bagi setiap bangsa dalam menghadapi era Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia

globalisasi. Tanpa sumberdaya manusia yang selama ini berorientasi pada materi pelajaran,

berkualitas, suatu bangsa akan tertinggal dari yaitu memfokuskan pada pemberian inforrnasi

bangsa lain dalam percaturan dan persaingan dan memposisikan siswa menjadi pas if dalam

kehidupan dunia intemasional yang semak.in proses pembelajaran. Akibatnya pendidikan di

kompetitif. Sarana paling efektif untuk Indonesia menjadikan siswa sebagai

meningkatkan kualitas sumber daya manusia perpustakaan hidup yang tidak responsif

adalah pendidikan, dan pendidikan di sekolah menghadapi tuntutan kehidupan dunia global

dasar menjadi sangat strategis karena yang semakin kompetitif. Menyadari hal

keberhasilan proses pembelajaran di sekolah tersebut pemerintah mulai tahun ajaran 2004/

14 PSIKOLOGIKA Nomor 18 lahun IX Juli 2004


SENAM RITMIK UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI BELA.JAR PADAANAK

2005 bennaksud menerapkan Kurikulum 2004 perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik

(Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang dengan baik (dalam Mu1yasa, 2002). Spen­

berorientasi pada pencapaian kompetensi cer (dalam Yulaelawati, 2003) mengatakan

melalui pembelajaran yang bernuansa joyful bahwa kompetensi merupakan ciri-ciri

learning, memacu aktivitas dan mengem­ mendasar dari seseorang yang berhubungan

bangkan kreativitas siswa, serta memberikan timbal balik dengan kriteria penampilan yang

life-skills kepada siswa. terbaik dalam pekerjaan ataukeadaan. Dalam

Uji coba preliminir terhadap model buku Kuriku1um Berbasis Kompetensi Mata

pembe1ajaran 'Berflkir Kreatir dan juga model Pelajaran llmu Sosial Sekolah Dasar (Pusat

pembetajaran yang lain telah dilakukan oleh Kurikulum, Balitbang, Depdiknas, 2001)

Alsa. dkk. Pada tahun 2002 di beberapa diuraikan bahwa llmu Sosial adalah suatu

sekolah di lima provinsi (Alsa, dkk., 2002). bahan kajian terpadu yang merupakan

Hasilnya bahwa model pembelajaran "Berfikir penyederhanaan, adaptasi, se1eksi, dan

Kreatif" secara teknis dapat diterapkan di modifikasi yang diorganisasikan dari konsep­

Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk konsep mata pelajaran Sejarah, Geografi,

menguji, apakah model pembelajaran "Ber­ Sosiologi, Antropologi, dan Ekonomi. Dikata­

fikir Kreatif hasil kerja tim "Sawangan" dapat kan kajian terpadu karena aktivitas serta

menjadi media bagi implementasi Kurikulum kehidupan manusia adalah kompleks, yang

Berbasis Kompetensi mata pelajaran IPS di membutuhkan kajian secara integral atas lima

Sekolah Dasar, yang diharapkan dapat disiplin i mu di atas. lntegrasi kuriku1um llmu
l

menciptakan suasana belajar yang me­ Sosial ni


i d wadahi
l dalam to pik -top k yang i

nyenangkan, memacu aktivitas dan krea­ dekat dengan H ngkungan siswa , tanpa

tivitas siswa, memberi life skills kepada slswa, men ngg i a lkan fenomena sosi a yang te
l rjad1 di

dan tentunya membuat siswa dapat dun a, i l e leb h r i d i era globa sas li i. Hal n
i i

menguasai kompetensi sesuai materi pe­ d im a k sud k an agar pel aja ran llmu S o s al
i

lajaran. men ad j i lebih bermakna d n


a mena rik ba g i

s swa.
i Kompetens i yang diperoleh dengan

Tinjauan Pustaka bela ar j llmu Pengetahuan Sosi l


a (Social

Studies) adalah k epemili kan sisw a atas il mu

Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah yang d ajark i a n serta mampu menggunakan ­

suatu konsep kurikulum yang menekankan nya untuk meng ntegrasi i k an proses fikiran,

pada pengembangan kemampuan (kom­ pe asaan,


r dan per l ku i a untuk menghadap i

petensi) melakukan tugas-tugas dengan tugas-tugas sos a1, i serta menghas il kan

standar performansi tertentu, yang hasilnya uaran yang


l be rn lai i da am l konte s budaya k

dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa se tempat. Tu uan yang a an dicapa j k i de ng an

penguasaan terhadap seperangkat kom­ mempe a a l j ri i lmu sos a1 ad lah agar siswa
i a

petensi tertentu (Mulyasa, 2002). Kurikulum mampu mengemb a n gk an pengetahuan, n ai, il

Berbasis Kompetensi merupakan seperang-kat dan si k ap serta kete ra mp 1an


i sos al i yang

rencana dan pengaturan tentang: (1) kom­ berguna bag i d iri nya, mengembang k an

petensl dan hasil belajar yang harus dicapai pemahaman tentang pertumbuhan masya­

siswa, (2) penilaian proses dan hasil belajar, ra at k I ndonesia masa lampau h ngga masa i

(3) kegiatan belajar mengajar, dan (4) k in i sehingga siswa ba ngga sebaga i bangsa

pemberdayaan sumber daya pendidikan I ndones a i ( Pusat Kurikulum, B alitbang,

dalam pengembangan kurikulum sekolah. Depd ik nas , 2001 ).

lstilah "kompetensi", oleh McAshan Ku rik u um be


l rb asis kompetens i dik em­

didefinisikan sebagai pengetahuan, ke­ bang an k untu k member ik an Keterampilan

terampilan dan kemampuan yang dikuasai dan k e ahl an ke i pa da s swa sebaga


i i s eora ng

seseorang, sehingga la dapat melakukan ndi


i vi du untu k d pat
a be rtahan hidup d al am

PSIKOLOGIKA Nomor 18 tahun IX Juli 2004


15
Asmad1Alsa

perubahan, pertentangan, ketidakpastian, dan humanistik adalah hubungan antara guru

kerumitan-kerumitan dalam kehidupan. dengan siswa, dan iklim atau suasana kelas

Kurikulum berbasis kompetensi menuntut (Hamachek, dalam Eggen & Kauchak, 1997).

siswa aktif dan kreatif, dengan pembelajaran G uru harus punya perhatian dan mendukung

yang menimbulkan rasa senang dan selaniut­ setiap perkembangan personal dan keadaan

nya siswa memperoleh keterampilan yang emosional siswa secara i ndividual dalam

berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat. p roses pembetajaran. l klim atau suasana

Dari uraian di atas maka model pembelajaran kelas merupakan hasil dari hubungan antara

yang sesuai dengan tuntutan kurikulum guru dan siswa yang terbentuk sepanjang

berbasis kompetensi adalah yang didasarkan w aktu. Kelas dengan pendekatan humanistik

pada konstruktivisme dan psikologi humanis­ merupakan ngkungan yang safe bagi siswa
li

tik. dlmana siswa percaya bahwa mereka dapat

Model pembelajaran "Berfikir Kreatif" belajar dengan iklim yang kondusif dan tidak

yang diujicobakan dalam penelitian ini mengancam. Prinsip lain pendidikan hu­

cenderung dldasari oleh psikologi humanistik. manistik adalah bahwa pendidikan harus

Psikologi humanistik tidak hanya menekan­ mengajar siswa bagaimana belajar, meng­

kan pada faktor lingkungan atau instink in­ evaluasi belajar dan hasil belajar untuk

ternal saja, tetapi menekankan secara k epentingan siswa sendiri. Oleh karena tu
i

imbang antara faktor tisrx, intelektual, pendidikan humanistik seringkali memakai

emosional, dan interpersonal, serta interaksi aktivitas opened-ended dimana siswa harus

antara semua faktor, yang mempengaruhi memperoleh nformasi. membuat keputusan,


i

belajar dan motivasi belajar (Maslow, dalam memecahkan problem, dan mencipta produk

Eggen & Kauchak, 1997). Pendekatan se ndiri.

humanistik menguraikan bahwa motivasi Peranan pendidik lebih se bagai fasilita-tcr,

adalah daya internal yang menyebabkan yaitu melaksanakan segala sesuatu untuk

manusia tumbuh, berkembang, dan me­ membantu individu membangun ati diri dan
j

reallsasi potensi-potensinya. Setiap orang konsep d i r i nya. Siswa di\ibatkan dalam

memiliki "prlnsip berkembanq" dari dalam proses belajar dengan diberi pengalaman­

dirinya yang memberi tenaga dan mengarah­ pengalaman sukses, drakul, diterima, dan

kan semua penlaku manusia (C ombs & Av ila, dihargai. Selain itu guru harus terbuka

dalam E ggen & K auchak, 1997). Menurut menerima pendapat dan pandangan siswa

pandangan psikologi humanistik, motivasi tanpa menilai atau m encela, terbuka untuk

siswa bergantung pada bagaimana pan­ komunikasi dengan siswa, dan tidal< hanya

d a ngan siswa mengenai dirinya sendiri menghargai potensi akademik. Untuk me­

sebagai manusia dan bagimana a melihat


i ngembangkan kreativitas, guru harus mem­

kontribusi sekolah bagi perkembangannya. beri keamanan psikologis, menghargai

Jika kelas dan pelajaran bersifat personal dan usaha, imaginasi, fantasi dan inovasi siswa,

penuh arti, maka siswa termotivasi untuk sediakan banyak b uku bacaan, b iasakan

belajar, jika ti dak maka siswa ak


tid ennotivasi.
t siswa untuk mengekspresikan diri, dan

Pengajaran yang baik adalah "proses yang jangan banyak memberikan aturan. D isini

mengundang siswa untuk melihat dirinya p endidik memperlakukan siswa sebagai

sebagai orang yang mampu, berni lai, dan manusia dengan segala kebu t uhannya.

mengarahkan diri sendiri, dan pemberian Bank, dkk. (1981) mengemukakan lima

se mangat kepada mereka untuk berbuat sesua i macam model pembelajaran, yaitu Model

dengan persepsinva" ( Purkey & Novak. da1am A nalisis Konsep, Model Berfikir Kreatif, Model

E ggen & Kauchak, 1997). Belajar Eksperiensial, Model Penelitian

Dua unsur dalam proses pembelajaran kelompok, dan Model Bermain Peran.

yang dipandang pent i ng oleh Psikolog 'Dalam penelitian ini yang diuji-cobakan

PSIKOLOG1KA Nomor 18 tahun IX Juli 2004


16
UJI COBA PEMBELAJARAN "BERPIKIR KREAT1F" MATAPELAJARAN IPS

adalah model pembe1ajaran ·serfikir Kreafjf". sehingga tak perlu ragu untuk men­

Model Berfikir Kreatif didasarkan pada asumsi ce tuskannya.

bahwa siswa dapat dan harus diajar teknik­ 3 . Membantu si swa menjadi lebih terbuka

teknik yang dapat merangsang kreativitasnya. dan peka terhadap 1ingkungan se kitar

Atmosfir kelas harus dibuat kondusif dan 4. Menghindari suasana formal yang dapat

respon-respon divergen dihargai dan diberi menghambat fikiran-fikiran orisinat dan

rewards. Kebebasan berkreasi fikir maupun k reativitas siswa

rasa per1u dibina; jangan banyak menyalah­ 5. Menyediakan situasi atau kondisi yang

kan pada siswa. Mereka per1u diajari teknik­ dapat melatih berfikir secara j emih.

teknik Khusus tentang berfikir kreatif. Berfikir

kreatif seringkali diperlukan untuk me­ Ji ka model i ni dapat diterapkan secara

mecahkan problem kehidupan sehari-hari. baik, maka siswa akan belajar:

Agar mampu berperilaku secara efektif dalam

kehidupan masyarakat yang semakin kom­ 1. M engembangkan sikap berfikir ondusif


k

pleks sekarang ini, siswa harus dilatih untuk dan kreatif

mampu menggunakan fikiraannya dengan 2. Menggunakan teknik dalam merumus­

cara-cara yang kreatif. Asumsi-asumsi yang k an kembali problem sehingga dapat

mendasari model pembelajaran ·serfikir untuk menghasilkan gagasan-gagasan

Kreatif' adalah: baru

3. M enggunakan analogi sebagai cara

1. Kelancaran, keluwesan, dan keaslian menghasilkan gagasan-gagasan baru.

ada1ah karakteristik berfikir kreatif

2. Berfikir kreatif merupakan syarat bagi Meto de Pe nelitian

muncu1nya perifaku kreatif

3. Sebagian besar anak mempunyai po­ P en e li ti a n d i l ak u k an di SD J awa 1

tensi meningkatkan hasil kreativitas Martapura Ka bupaten Banjar Baru, Kali­

mereka mantan Selatan. Pro sedur pene li t i annya

4. Kreativitas datam berfikir dan bertindak adalah sebagai berikut:

tidak terjadi secara spontan di dalam

k elas tapi harus terjadi asimilasi nfor­


i 1. M enyiapkan model pembelajaran "Ber·

masi fi kir Kre atir, unit pe mbelajaran 111.1.3.

5. T eknik-teknik untuk mengembangkan 2. M emberi pemahaman dan pelatihan

k etrampilan berfikir k reatif dapat dan k epada guru l ent a ng fil osofi yang

harus diajark.an di kelas. mendasari model pembelajaran Berfikir


:

Kreatif', serta bagaimana guru harus

Agar model ini efektif, maka guru harus berperan membawakan model pem­

mampu: belajaran ·serfikir Kreatir, termasuk

langkah-langkah pembelajarannya.

1. Membangun suatu atmosfir di mana 3. Meminta kepada guru kelas untuk

semua ide siswa diterima, bukan hanya menerapkan model pembelajaran

de yang
i memiliki kegunaan angsung
l tersebut selama periode waktu dua

tapi juga gagasan orisinil dan potensi bu1an

yang dimiliki u ntuk menghas i l kan 4. Melakukan pe mantauan selama penera­

g agasan-gagasan atau pe ncerahan. pan model pembelajaran berlangsung

2. Menyadark.an dan meyakinkan siswa di da1am dan di 1uar kelas oleh peneliti

bahwa merupakan hal yang lumrah dan/atau pembantu peneliti (pengawas

kalau siswa memiliki fikiran atau ga-gasa n SD empat) untuk memperoleh data
set

y ang berbeda dengan pe ndapat umum, yang dibutuhkan melalui observasi

PSIKOLOGIKA Nomor 18 tahun IX Juli 2004


17
Asmadi Alsa

5. Melakukan wawancara kepada guru dan kuatitatif, yaitu grounded theory, penelitian

siswa setelah model pembelajaran etnografi, penelitian naratif, studi kasus,

se1esai diterapkan di kelas atau luar penelitian tindakan (action research), dan

kelas. metode campuran. Penelitian ini termasuk

6. Data yang diperoleh dari hasil observasi jenis penelitian tindakan, yang memang banyak

dan wawancara dikelompok-kelompok­ dipakai di bidang pendidikan. Dalam bidang

kan ke dalam tema-tema, untuk selan­ pendidikan dan pengajaran rancangan

jutnya dilakukan analisis dan interpretasi penelitian tindakan merupakan prosedur

7. Membuat laporan mengenai model sistematik yang dipakai oleh guru atau peneliti

pembelajaran yang telah diuji-cobakan untuk mengumpulkan data kualitatif dan/atau

berdasar analisis data dan interpretasi kuantitatiftentang cara-cara mereka bexerja.

8. Melakukan peers-validation melalui bagaimana mereka mengajar, dan bagaimana

konfirmasi dan klarifikasi kepada guru, baiknya siswa belajar. Dalam beberapa

kepala sekolah, dan pengawas serta penelitian tindakan, tujuannya adalah untuk

kemungkinan memperoleh data tam­ memecahkan problem-problem praktis, 1okal,

bahan yang diper1ukan. seperti masalah disiplin kelas atau efektivitas

9. Memperbaiki laporan hasil uji coba model suatu model pembelajaran (Cresswell, 2002).

pembelajaran berdasar masukan yang Partisipan penelitian adalah siswa dan

diperoleh. guru kelas 3 SD Negeri Jawa 1 Martapura,

Kabupaten Banjar Baru, Kalimantan Selatan.

Berdasar prosedur penelitian tersebut di lnstrumen untuk mengumpulkan data adalah

atas, penelitian lnl dirancang dengan meng­ wawancara, observasi, dokumentasl.

gunakan pendekatan kuatitatif rancangan ac­ Wawancara dimaksudkan untuk me­

tion research. Penelitian kua1itatif berasumsi ngumpul k an data dari siswa dan g uru,

bahwa manusia adalah mahluk yang aktif, yang sedangkan observasi untuk memperoleh data

mempunyai kebebasan kemauan, yang yang menyangkut perilaku guru dan siswa,

perilakunya hanya dapat dipahami dalam serta perist,wa, kondisi, dan suasana yang

konteks budayanya, dan yang perilakunya terjadi se1ama proses pembelajaran model

tidak didasarkan pada hukum sebab akibat. pembelajaran "Berfikir Kreatir berdasar KBK

Oleh sebab itu logis kalau penelitian yang sedang dipraktekkan guru. Dokumentasi

menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan terdiri dari: (a) catatan harian guru selama

untuk memahami objek, tidak untuk menemu­ melakukan uji coba model pembelajaran, (b)

kan hukum-hukum. tidak untuk membuat lembar pengamatan guru, dan (c) catatan

generalisasi, melainkan membuat eksfrapotasi pemantauan pembantu peneliti.\

(Brannen, da1amAlsa, 2003). Merriam (dalam

Alsa, 2003) merumuskan peneliUan kualitatif Pelaksanaan Penelitian

sebagai satu konsep payung yang mencakup

beberapa bentuk penelitian untuk membantu A. Pelatihan Kepada Guru, Kepala

peneliti me-mahami dan menerangkan makna Sekolah, dan Pengawas

fenomena sosial yang terjadi dengan sekecil Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 20

mungkln gangguan terhadap setting alamiah­ Aguslus 2003. Pelatihan dimulai jam 09.00

nya. Ada berbagai tipe penelitian kualitatif, yang dan diakhiri pada sekitar jam 16.00 waktu

menurut peneliti tipe penelitian kualitatif yang setempat. Peserta pelatihan adalah guru

berbeda tersebut menunjukkan perbedaan kelas 3 dan kepala sekolah SD Negeri Jawa

'kedalaman" pendeskripsian terhadap objek 1 Martapura, dan seorang pengawas sekolah.

yang diteliti, karena memang substansi sub­ Cara pelatihan selain rnenayangkan rekaman

ject matternya berbeda. Cresswel (2002) VCD tentang Model Pembelajaran Berdasar

misalnya, mengemukakan lima tipe penelitian Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pe-

18 PSIKOLOGIKA Nomor 18 tahun IX Juli 2004


UJI COBA PEMBELAJARAN "BERPIKlR KREATIF" MATAPELAJARAN IPS

lajaran IPS, juga dengan memberikan kanan, a rah barat d i sebelah kiri dan a rah

pemahaman dan pelatihan kepada peserta selatan di belakang.

tentang filosofi yang mendasari model 3. Anak d a i jak be rjalan ke 1ingkungan

pembelajaran ·serfikir Kreatir, serta bagai­ sekitar sekolah dan secara berkelompok

mana guru harus bersikap dalam mem­ i


s swa dim n i ta membuat da ftar tempat­

bawakan model pembelajaran "Berflkir tem pat pentlng yang i


d lewati sep erti

Kreatlf", termasuk langkah-langkah pem­ bangunan, pusat keg iatan yang ada.

belajarannya. 4. Anak masu k kelas dan s ecara b er­

Tujuan pelatihan adalah agar peserta ke ompokl me reka i


d minta membuat

pelalihan menjadi trampil dan mengetahui denah jalan dan b angunan y ang ile­
d

fungsi masing-masing dalam rangka pelak­ wati.

sanaan model pembelajaran. 5. Denah has il ke rja ke oml pok dipajang.

Setiap kelompok d i m i nt a memberi

B. Penerapan Model Pembe/ajaran komentar dan peni1aian te rhadap has il

Model pembelajaran yang diujicobakan kerja kelompok lain.

adalah "Berfikir Kreatif Unit 111.1.3. sebagai

berikut: C. Kegiatan Akhir

Mata Pelajaran IPS Guru membe rikan kesimpu1an dan

Kelas/Semester 111/1 memaj ang has l i ker a j ke1ompok yang Pa ling

baik

Kompetensl dasar mampu mendes­

kripsikan ciri-ciri lingkungan alam serta D. Evaluasi

pengaruhnya terhadap cara hidup. 1ndikator: Pen la an i i d ilakukan te rhadap keak tifan

Membuat petaldenah lingkungan sekitar siswa selama belaja r, kemampuan i


s swa

rumah berdasarkan arah mata angin. Materi memba ca peta dan h asil ker a j mereka.

Denah fingkungan sekitar (RT tempat tinggal

siswa) E. Sumber dan Media Be/ajar

Waktu 4 jp (4 X 40 menit) 1 . Buku Pa ket

2. Bu ku Penunjan g

Langkah-langkah Pembelajaran: 3. Denah Se kolah- Kantor Kepala Desa:

A. Kegiatan awa/ KUD


1. Siswa diberi tugas secara individual Desa Sukamu lia

membuat denah 1ingkungan sekitar RS

rumah. Kantor Kepa la Desa

2. Guru menanyakan tugas yang te\ah Masjid

diberikan. Pen ah t j i

Sekolah

B. Kegiatan inti Pertoko an

1. Beberapa siswa secara bergiliran

ditugasi untuk membaca denah ling­ Guru i


d m n i ta me a l kukan u ji coba model

kungan sekitar rumah yang telah pembelajaran " Berflk i r Kr eatW tersebut

dlbuatnya berdasar arah mata angin, selama delapan minggu mu a l i 25 Agustus

misa1nya sebelah utara i


d batas i dengan sampa i dengan 14 Oktober. Pada uji coba

jalan, sebelah timur rumah si Ali, dst. ke-3, k e-5, dan ke -7 dila kukan pemantauan

2. Anak i
d aja k bermain di halaman sekolah oleh pengawas, d an pada uj i coba k e-8

untu k bersama-sama menentukan arah dilakukan pemantauan oleh peneli ti.

m ata angln. Bila anak menghadap ke Guru dim n i ta membuat catatan hari an

u tara maka a rah timur te rtetak i sebelah


d untuk mencatat apa saja yang te rjadi, yang la

PSIKOLOGIKA Nomor 18 tahun IX Juli 2004


19
Asmadi Alsa

temukan dan rasakan ketika la mem­ yang senang bennain, sehingga guru bekerja

praktekkan model pembelajaran yang diuji­ keras untuk mengatur anak terutama ketika

cobakan, mengamati perilaku siswa ketika kegiatan belajar d il aku k an di luar kelas

proses pembelajaran berlangsung. Pe­ mengamati lingkungan sekitar sekolah dan

ngawas dan peneliti mengumpulkan data ketika belajar kelompok. Guru m e nga k u i

dengan melakukan observasi terhadap memang dituntut kerja keras dan kesabaran

proses pembelajaran yang dllakukan guru di yang tinggi menerapkan model pembelajaran

dalam kelas dan di luar kelas. Setelah guru ini bagi siswa kelas 3, yang kecendrungan

melaksanakan uji coba unit pembelajaran bermainnya tinggi. Waktu yang dialokasikan

selama dua bulan, selain mengambil catatan juga mencukupi untuk menerapkan model ini

harian yang dibuat guru selama ia mem­ sampai selesai.

praktekkan pembelajaran, peneliti juga Dengan model pembelajaran ini, guru

melakukan wawancara kepada guru dan mengatakan mudah sekali untuk men i la i

siswa. mana siswa yang kreatif dan mana yang

Data yang diperoleh dari cara-cara tidak. Seperti yang ditulis oleh guru dalam

tersebut selanjutnya dike1ompok-kelompok­ catatan hariannya, "Sehabis observasi di luar

kan, sesuai dengan tema utama penelitian. kelas dan siswa diminta membuat denah hasil

yaitu untuk mengetahui (1) apakah unit observaslnya. menjadi nampak betul mana

pembelajaran tersebut dapat diterapkan, (2) siswa yang aktif-kreatif dan yang paslf."

apakah model pembelajaran yang diujicoba­ Hambatan yang dirasakan guru adalah,

kan dapat merangsang aktivitas, kreativitas, anak menggunakan bahasa lbu. mengarahkan

dan life skills siswa, serta menciptakan siswa dalam belajar kelompok supaya tidak

suasana belajar yang menyenangkan bagi bermain, bagimana caranya supaya anak

siswa. punya perha ti an . G uru harus mampu

mengontrol emosi. Bahasa Indonesia anak

C. Pemantauan campur dengan bahasa daerah karena anak

Pemantauan terhadap uji coba model belum bisa 100% berbahasa Indonesia dalam

pembelajaran dilakukan sebanyak empat kali aktivitas belajar di kelas. Ada kendala budaya

oleh peneliti dan pengawas. Pemantauan pada sementara orang Banjar seolah-olah

dilaksanakan saat model diterapkan di dalam bahasa I nd o nesia hanya untu k kelas

dan di luar kelas, masing-masing pada menengah ke atas.

minggu ke-3, minggu ke-5, minggu ke-7 dan

minggu ke-8. Pada pemantauan minggu ke- B. Suasana Be/ajar

3, ke-5, dan ke-7 selain peneliti mengum­ Be rdasar o bservasi, guru nampa k

pulkan catatan harian yang dibuat guru, juga senang dan bersemangat menerapkan model

dilakukan observes! kelas oleh pengawas. pembelajaran ini. Suasana belajar menye­

Pad a pemantauan yang terakhir yaitu minggu nangkan, guru menciptakan suasana yang

ke-8. setaln dilakukan observasi kelas oleh familier dalam interaksinya dengan siswa,

peneliti, juga dilakukan wawancara kepada tercipta suasana yang kondusif. Hal ini

guru dan siswa selaku partisipan penelitian. tercerrmn dari ekspresi dan spontanitas siswa

dalam menjawab pertanyaan yang otajukan

Analisis Data dan lnterpretasi guru, dan menanyakan sesuatu kepada guru

ketika mengerjakan tugas ketompok. Guru

A. Ke/ayakan Model juga mendatangi masing-masing kelompok

Guru mampu menerapkan model pem­ dalam mengarahkan kerja kelompok. Sama

belajaran deng a n materi pokok "Denah sekali tidak ada kesan siswa merasa takut

Lingkungan Sekitar". Tantangan utama guru atau tertekan dalam kegiatan belajar.

dalam menerapkan model ini adalah sifat anak

20 PSIKOLOGIKA Nomor 18 tahun IX Juli 2004


UJI COBA PEMBELAJARAN ·eeRP1KIR KREATIF" MATA PELAJARAN IPS

C. Pendekatan Guru dan Proses Pem­ kelompok. Setelah uji coba model dilakukan

belajaran berulang-ulang siswa seolah tak sabar untuk

Pendekatan yang dilakukan guru ter­ segera ke luar kelas; yang menurut guru

hadap siswa sangat mendukung tujuan " mereka sep ertinya ingin segera mengetahui

model pembelajaran ini, yaitu selalu memberi pe lajaran atau tugas apa yang harus mereka

pujian atau sanjungan pada siswa yang aktif. la kukan di luar kelas". lni i
ind kasi bahw a model

yang mampu menjawab pertanyaan atau pe mbelajaran ini menimbulkan curi ousity pada

mengerjakan tugas secara baik, sedangkan siswa, satu hal pe nting untuk membangkitkan

terhadap yang tidak aktif guru mengatakan motivasi be lajar dan aktivitas. Beberapa siswa

"kamupun mampu membuat seperti yang berani tampil, bertanya dan ngin mengulangi
i

dibuat temanmu itu", satu cara menyemangati apa ya ng ta df dihhatnya karena merasa kurang

siswa. Dalam observasi, guru meluruskan elas waktu menggambar denah.


j

jawaban siswa yang salah dalam menjawab Berdasar observasi k elas yang pe neliti

pertanyaan tanpa harus menunjukkan rasa lakukan pa da uji co ba yang kedelapan dan

jengkel. Guru juga membimbing siswa berdasar catatan h arian guru pa da uji coba

membuat kesimpulan dan dalam aktivitas mod el p embelajaran yang ketujuh, ditemukan

menggambar denah, yang memang masih bahwa semua siswa nampak senang, se­

sulit dilakukan sendiri oleh siswa kelas 3. bagian besar siswa aktif, berani tampil dan

Berdasar observasi nampak bahwa interaksi berinteraksi dengan baik pada waktu me­

antara guru dengan siswa bagus, misalnya ngerjakan tugas. Si swa yang aktif berani

dengan cara mendampingi dan memegang mengkritik temannya, dan siswa mencari

bahu siswa ketika siswa membacakan informasi la ngsung, menem ui da n ber-interaksi

tugasnya di depan kelas, dan pada siswa lain dengan para guru di sekolahnya dan me­

yang menyanyi sebelum waktunya, guru wawancarainya, menghitung langsung jumlah

mengatakan "nyanyinya bagus, tapi akan lebih siswa \aki-laki dan p erempuan di se kolahnya,

bag us kalau nanti nyanyinya bersama-sama", keadaan sekolahnya dengan menggambar

tanpa harus menyalahkan. Ketika ada siswa denah ruang kelas.

hilir mudik dan mengganggu temannya ketika S etetah uji co ba yang kelujuh, dalam

belajar kelompok guru mengatakan "kalau ca tatan hariannya guru menulis kegiatan

nakal nanti nggak boleh ikut jalan-jalan be1ajar mengajar berjalan lancar, kerjasama

menggambardenah dan bangunan di 1uar kelompok sudah bagus. Guru mengatakan

kelas". Pada awalnya ketika dimulal kerja " setelah siswa terbiasa dengan model

ke!ompok di dalam kelas, siswa belum ta hu pembelajaran ini. mereka mengerti benar

makna kerja kelompok, kerja kelompok belum tentang apa yang akan dilaksanakan dalam

beqatan 1ancar karena sebagian besar siswa proses pembelajaran.- Siswa berinteraksi

umumnya cend erung bermain dan berjalan dengan baik, semangat belajar dan rasa ingin

hilir-mudik. tahu siswa meningkat, dan siswa bisa lebih

Da1am laporan hariannya, guru mengaku banyak menguasai bahan materi yang

cape k menerapkan model i ni tetapi wa


ji diajarkan. S iswa juga rnenunjukkan rasa ingin

gurunya membuat ia berfikir, mungkin tahunya dengan bertanya: "Bu, nggambar

dengan pe mbelajaran se perti ni akan dapat


i denahnya boleh diteruskan? lni berarti anak

membawa hasil belajar yang l ebih baik bagi terstimulasi untuk melan j utkan belajar

siswa, karena siswa belajar dengan me­ menggambar den ah melebihi yang ditetapkan

ngama ti l i ngkungan secara nyata. P e­ guru.

ngakuan guru se mua siswa senang mengikuti P engamatan guru terhadap perilaku siswa

model pembelajaran i ni, yang kegiatan adalah sebagai be rikut: sebagian besar siswa

belaj a rnya d i l a ksanaka n di 1 uar k elas, aktif, semua senang mengikuti kegiatan

sedangkan di dalam kelas dengan belajar belajar, sebagian kreatif dan berani tampil,

PSIKOLOGIKA Nomor 18 tahun IX Juli 2004


21
Asmadl Alsa

proses belajarlancarkeruali pada uji coba yang menca ri i nfo mas r i sendir , i dan ( c)

pertama kali, sebagian besar siswa ber­ ke asama kel


rj ompok, dan (d) keberan an i

semangat mengikuti kegiatan belajar, dan be rb icara d depan kelas i

memahami materi yang diajarkan. Dalam

catatan hariannya, guru menulis bahwa hasil E. Tantangan bagi Guru

yang dicapai dengan menerapkan model ini 1 . G uru harus memaham i bet l u tentang

lebih baik daripada cara yang diterapkan dasar teori ata u fil oso fi yang mendasa ri

selama ini. Guru merasa puas karena apa model p embela aran j ·e e rfi k ir K rea tif" ,

yang diajarkan dapat dipahami oleh sebagian kalau ti dak, guru a an te k rbe lenggu pada

besar siswa, dan hanya sedikit siswa yang l ang k ah- ang l k a h p embe ajaran l yang

kurang memahami materi disebabkan daya be rs fa i t tekn s dan i k ur a ng menghaya ti

tangkapnya yang kurang. Statemen ini "roh" model pembela aran j "B erfik r i

diperoleh berdasar evaluasi yang dilakukan K re t a if". seh ngga hasi n i l y a ti dak optima l

guru. da am l mencipta k an s uasana belajar

yang menyen a ngkan, me m acu aktivitas,

D. Rangkuman Hasi/ Analisis Data dan menu m buhkembang k an krea vitas, d n ti a

lnterpretasi life- kills pada siswa.


s

1. Bahwa model dapat diterapkan, dapat 2. Si at anak yang senang bermain mem­
f

dilihat dari indikator-indikator: (a) guru buat guru harus be e k rja keras dan sab a r

mampu mempraktean dan bahkan untu k m engatur anak, terutama k et kai

mengembangkannya, (b) proses belajar keg ia tan bela ar dilaku an d j k i luar kelas

berjalan lancar, (c) waktu yang disedia­ mengama ti li n g kungan sek tar se olah, i k

kan mencukupi, (d) siswa dapat me­ dan ketika akti ita v s belajar kelom po . k

nguasai materi, bahkan lebih baik dari 3 . A na k mas h i be lum lan ca r meng g unakan

sebelumnya. bahas a I ndon e sia, seh ngga guru ha i ru s

2. Suasana belajar menyenangkan, dapat memb mb ng dan men arah i i g k an baha a s

dilihat dari indikator-indikator (a) siswa yang di gunakan anak l san


i maupun

nampak senang, (b) ekspresif, (c) tidak tu is l a n ke ka ti anak melaporkan has l i

merasa takut, berani tampil, (d) tak sabar k e an a


rj y .

untuk keluar kelas, seolah tak sabar 4. Guru h arus mam pu mengelola kelas agar

untuk mengetahui belajar apa dan tugas keg atan i bela ar men adi j j e s en
fi i dan

apa. ef ekt f i , m salnyai guru harus sudah

3. Siswa aktif, dapat dilihat dari indikator­ menentu k an kel o mpok be ajar l se­

indikator: (a) bertanya, (b) spontan, (c) be umn l y a, mempersiapa n k me a j kurs i

berani memberikan kritik, mencari un u t k kegiatan kelompok sedem k an i i

informas i langsung .
rupa agar tidak banya k waktu te uang
rb

4 . S swa
i k reatif, dapat dil hat da i ri indi ator­
k hanya untu k me akukan se
1 tt ing be1 a arj

i nd ik ato r: (a) membuat denah berdasar kelompok.

hasi 1 obse asinya, (b)


rv pendekatan g ru u
5 . G uru ha ru s s e1 alu mempersiapkan

kondusifb a gi pengembangan k e r ativ a it s


ter eb h l i dahulu alat peraga yan g akan

ana k, sepert i pu an,


ji sanjungan, k ata­ i
d pak ai d alam pembela aran. j

kata yang men y emangati s swa,


i tidak

men y alahkan, memegang bahu men­ Da ft ar Pu staka

damping i anak y ang membaca di depan

kelas , dan ( ) memunculkan rasa


c i ngin Alsa, A . ( 200 3). Pendekatan Kuantitatif dan

t ahu (cur ousi i ty ) siswa. Kualitatif Serta Kombinasinya Da/am

5 . L ife- kills,
s dapat d lihat dar i i indikator ­
Pene/itian Psiko/ogi. Y og y akarta :

ndikator
i a) me akukan wawancara,
( l (b}
P usta a k P ela jar.

22 PSIKO\.OGJKA Nomor 18 tahun IX Ju� 2004


UJI COBA PEMBELAJARAN ·sERPIKIR KREATIF" MATAPELAJARAN IPS

Alsa,A, Kumara,A., Susetyo, Y.F.,Andayani, Third Edition. New Jersey: Prentice-Hall,

8., dan Pumamaningsih, E.H. (2002). Inc.

Kajian Kurikulum dan Model Pem­

belajaran Berbasis Kompetensi Mata Mulyasa, E. (2002). Kurikulum Berbasis

Pelajaran IPS Sekolah Dasar. Laporan Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan

Penefilian. Yogyakarta: Kerjasama lmplementasi. Bandung. Penerbit P.T.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Remaja Rosdakarya.

dan Menengah dengan Lembaga

Penelitian Universitas Gadjah Mada. Pusat Kurikulum, Balitbang, Diknas. (2001 ).

K ur ikutu m Berbasis Kompetensi.

Bank, A., Henerson. M., & Eu, L. (1981). A Jakarta.

Practical Guide to Program Planning.

New York: Teachers College, Colum­ Yulaelawati, E. (2003). Kuriku1um 2004:

bia University. Filosofi dan Aplikasi. Makalah di­

sampaikan pada "Lokakarya Pe­

Creswell, J.W. (2002). Educational Research: nyempumaan Hasif Ujicoba Tahap II

Planning, Conducting, and Evaluating KBK dan Model Pem-belajaran untuk

Quantitative and Qualitative Research. Tujuh Mata Pelajaran di Seka/ah Dasar

New Jersey: Merrill Prentice Hall " pad a tanggal 27 -29 De-Sember 2003

Eggen, P. & Kauchak, D. (1997). Educational di Sawangan Bogar.

Psychology, Windows on Classroom.

PSIKOLOGIKA Nomor 18 lahun IX Juli 2004


23

You might also like