You are on page 1of 8

JEP

Volume 1 | Nomor 1|Mei 2017


e-ISSN 2579-860X

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU


BERMUATAN LITERASI ERA DIGITAL UNTUK PEMBELAJARAN SISWA
SMP KELAS VIII

Asrizal1), Festiyed1), Ramadhan Sumarmin3)


1)
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang
2)
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang
3)
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang
Asrizal_unp@yahoo.com

ABSTRACT
Science learning should be able to develop the ability to think, to work, to use tools, and to live
in the world for students. Integrated Science learning and integration of digital age literacy give good
opportunities for students to develop fourth of these skills. But the reality shows that the implementa-
tion of integrated science learning and integration of literacy in learning can’t be implemented well.
An alternative solution of this problem is to develop integrated science learning by integrating digital
age literacy. Before developing this integrated science materials it is necessary to conduct preliminary
research as a basis for designing this learning materials. The purpose of this preliminary research is
to describe the integration of knowledge basic competencies of science subjects, the implementation of
integrated science learning, the learning materials available for science learning, and the integrating
literacy of students. The type of research was descriptive research method. As object of the research
consist of science teachers, syllabus and science learning materials, and students of grade VIII in ju-
nior high school. Instruments to collect data consist of interview guide sheet, science syllabus and
learning materials document, and digital age literacy test sheet. Research data was analyzed with de-
scriptive statistic. Base on data analysis can be stated that results of this research are: 1). integrated
science learning on grade VIII junior high school students can’t be implemented well, 2). the value of
integration of science learning materials and its application in knowledge basic competence can be
classified into enough category, 3). generally science learning materials in integrated science text-
books and science worksheet on grade VIII junior high school are still separated form, and 4). the
average value of digital age literacy of students is classified into low category.

Keywords : Need Analysis, Learning Material, Integrated Science, Digital age literacy

PENDAHULUAN hami berbagai sumber belajar baik teks lisan,


Pembelajaran yang dilaksanakan seharus- tulisan, maupun visual (RTI, 2014). Keterampi-
nya mampu mempersiapkan lulusan agar mam- lan literasi berperan penting dalam menentukan
pu menghadapi abad ke-21 dengan baik. Lulu- keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.
san pendidikan seharusnya memiliki kemam- Sebagai contoh, literasi saintifik merupa-
puan yang memadai untuk dapat eksis pada abad kan arena penting untuk membantu siswa dalam
ke-21. Setidaknya ada empat kemampuan yang menyikapi dan mengambil keputusan yang ber-
perlu dimiliki oleh lulusan pendidikan dalam hubungan dengan permasalahan IPA dalam ke-
abad ke-21 yaitu: cara-cara berpikir, cara-cara hidupannya. Literasi saintifik adalah penting
bekerja, alat-alat untuk bekerja, dan keterampi- karena suatu pemahaman dari IPA menyediakan
lan-keterampilan untuk hidup dalam dunia. pemenuhan dan kegembiraan pribadi siswa. Hel-
Dengan alasan ini, pembelajaraan yang dilaksa- ler menyatakan empat alasan bahwa literasi
nakan guru semestinya dapat membekali siswa saintifik penting dalam kehidupan. Pertama,
pada keempat kemampuan yang dibutuhkan da- daya saing dan kemampuan kerja terkait erat
lam abad ke-21 (Paige, 2016). dengan kapasitas individu untuk berpartisipasi
Dalam pembelajaran, literasi sangat pen secara aktif dan mempromosikan inovasi. Ke-
ting bagi siswa karena keterampilan dalam lite- dua, dalam abad ke-21 IPA dan teknologi telah
rasi berpengaruh terhadap keberhasilan belajar memainkan peran penting dalam banyak bidang
dan kehidupan mereka. Keterampilan literasi di masyarakat. Ketiga, banyak masalah sosial
yang baik akan membantu siswa dalam mema- terbesar saat ini melibatkan komponen ilmiah

1
Asrizal, Festiyed, Ramadhan Sumarmin 2

dan teknologi yang penting. Terakhir, dunia tama adalah sajian buku yang menggunakan la-
membutuhkan warga negara dengan keterampi- bel IPA terpadu masih sekedar formalitas, se-
lan berpikir kritis (Ogunkola, 2014). mentara isi buku tersebut cenderung mengacu
Bertitik tolak pada karakteristik dari IPA pada salah satu bidang kajian IPA (Yulianti,
seharusnya pembelajaran IPA dilakukan secara 2013).
terpadu. Dengan alasan ini, kurikulum 2013 Kenyataan kedua adalah rendahnya pen-
menuntut pembelajaran IPA dilakukan secara guasaan guru terhadap IPA terpadu sehingga
terpadu di SMP/MTs. Dalam pendekatan konten pembelajaran IPA terpadu belum terlaksana.
kurikulum tahun 2013, kompetensi siswa di Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). IPA
SMP dikembangkan melalui mata pelajaran terpadu belum dilaksanakan di wilayah propinsi
terpadu dan tematik. Di sisi lain dalam elemen DIY, 2). guru IPA SMP/MTs di wilayah DIY
proses pembelajaran, IPA diajarkan dalam ben- belum memahami bahwa IPA terpadu adalah
tuk pembelajaran terpadu. Isi pembelajaran di strategi pembelajaran yang lebih efektif dan efi-
SMP didasarkan pada konsep terpadu dari sien, menggunakan pendekatan tematik, 3). guru
berbagai disiplin ilmu untuk tujuan pendidikan mengalami kendala dalam pembelajaran IPA
dari mata pelajaran IPA. Konsep terpadu dalam terpadu (Maryati, 2012).
IPA ini ditunjukkan pada kompetensi inti dan Kenyataan ketiga ditemukan dari hasil
kompetensi dasar. Dalam kompetensi dasar telah literasi sains siswa. Dari laporan PISA diketahui
memadukan konsep-konsep IPA dari sub bahwa hasil literasi sains siswa di Indonesia
disiplin dari Biologi, Fisika, Kimia, serta Ilmu belum memuaskan. Skor literasi sains siswa
Bumi dan Antariksa. Indonesia pada tahun 2009 adalah 383 dengan
Dari segi ilmu psikologi dan pendidikan, skor tertinggi 575. Siswa Indonesia menempati
seorang siswa akan lebih mudah mengenal dan peringkat 57 dari 65 negara peserta (Gurria,
memahami benda-benda di alam secara keselu 2010). Pada tahun 2012, skor lieterasi sains
ruhan terlebih dahulu dibandingkan dengan siswa Indonesia adalah 382 dengan skor terting-
melalui bagian-bagiannya yang terkecil. Pembe gi 501. Siswa Indonesia menempati peringkat 64
lajaran IPA terpadu sangat sesuai diterapkan dari 65 negara peserta (Gurria, 2014). Dari ke-
untuk siswa SMP dibandingkan jika diberikan dua hasil laporan PISA ini dapat dikemukakan
secara terpisah. Pembelajaran IPA terpadu diper bahwa literasi sains siswa SMP di Indonesia
caya lebih mampu menumbuhkan kreativitas masih rendah.
siswa dan lebih menyenangkan. Bertitik tolak pada kondisi ideal dan kon-
Pembelajaran IPA terpadu mendukung disi nyata yang telah diuraikan ditemukan
kerangka pengembangan kurikulum IPA yang adanya permasalahan dalam pembelajaran IPA
mengaitkan IPA dengan kehidupan sehari-hari, terpadu. Adanya upaya untuk mengatasi perma-
lingkungan, dan teknologi. Dalam pembelajaran salahan ini penting dilakukan. Sebagai salah satu
terpadu, siswa dilatih mengembangkan literasi solusi untuk memecahkan permasalahan ini ada-
dalam mengkonstruksi kompetensi secara aktif, lah mengembangkan bahan ajar IPA terpadu
autentik, bermakna, dan holistik. Pembelajaran bermuatan literasi era digital. Solusi ini sesuai
ini relevan dengan salah satu prinsip esensial dengan rancangan kurikulum di SMP yang me-
dari pembelajaran abad ke-21 yaitu pembelaja- nyatakan bahwa proses pembelajaran IPA di-
ran seharusnya mempunyai konteks (Nichols, ajarkan secara terpadu.
2015). Artinya materi pembelajaran IPA perlu Dari solusi ini ada tiga kajian teori yang
dikaitkan dengan situasi dunia nyata. Dengan perlu dilakukan. Kajian teori pertama adalah
cara ini, pembelajaran IPA terpadu mampu bahan ajar. Bahan ajar (teaching materials) ada-
mendukung kerangka pengembangan kurikulum lah suatu istilah generik yang digunakan untuk
IPA di SMP/MTs. menggambarkan penggunaan sumber belajar
Namun kenyataan menunjukkan bahwa oleh guru untuk menyampaikan pembelajaran.
penerapan pembelajaran IPA terpadu dan in Dengan cara ini, bahan ajar dapat mendukung
tegrasi literasi dalam pembelajaran belum dapat belajar siswa dan meningkatkan keberhasilan-
dilaksanakan dengan baik. Kenyataan pertama nya. Bahan ajar dapat didefinisikan sebagai urai
ditemukan dari hasil studi literatur tentang IPA an dari seperangkat materi yang disusun secara
terpadu. Dari hasil studi dapat digambarkan sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis se-
bahwa penerapan pembelajaran IPA terpadu di hingga tercipta lingkungan atau suasana yang
SMP mengalami berbagai kendala. Kendala per- memungkinkan siswa untuk belajar (Wahyuni,

JEP| Volume 1| Nomor 1| Mei 2017| Page 1-8


Asrizal, Festiyed, Ramadhan Sumarmin 3

2015). Pengertian lain dari bahan ajar adalah dan menemukan konsep IPA dalam kehidupan
segala bentuk bahan atau materi yang disusun (Suhartatik, 2016).
secara sistematis yang digunakan untuk mem- Pembelajaran terpadu menggunakan suatu
bantu guru atau instruktur dalam melaksanakan pendekatan interdisipliner dari mata pelajaran
kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta dapat didesain dalam bentuk tema atau konsep
lingkungan atau suasana yang memungkinkan terintegrasi. Sebagai contoh dalam bidang IPA,
siswa untuk belajar (Aditia, 2013). mata pelajaran IPA dapat dilakukan secara ber-
Bahan ajar merupakan sumber belajar samaan dengan topik mencakup Biologi, Kimia,
esensial dan penting yang diperlukan pembelaja- dan Fisika (Yarker, 2012). Keterpaduan dalam
ran dari mata pelajaran di sekolah untuk mendo- IPA dapat membantu siswa untuk memperoleh
rong efisien guru dan meningkatkan kinerja sis- penguatan suatu pemahaman dari peran dan
wa. Dengan bahan ajar membuat pembelajaran fungsi IPA dalam kehidupan sehari-hari dan
lebih menarik, praktis, dan realistik. Disamping dunia dimana mereka hidup (Afuwave, 2012:
itu penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran 127). Dengan pembelajaran IPA terpadu pembe-
memungkingkan baik guru dan siswa dapat ber- lajaran lebih dekat dengan kehidupan siswa.
patisipasi secara aktif dan membuat pembelaja- Kajian teori ketiga berhubungan dengan
ran lebih efektif. Bahan ajar dapat memberikan literasi siswa. Literasi (literacy) berhubungan
ruang untuk memperoleh pengetahuan dan kete- dengan suatu kompetensi dalam suatu bidang
rampilan, mengembangkan kepercayaan diri dan yang diberikan. Sebagai contoh, literasi memba-
aktualisasi diri siswa (Olayinka, 2016). ca adalah kemampuan untuk membaca pada sua-
Penggunaan bahan ajar dalam pembelaja- tu level fungsional (Ronis, 2001). Era digital
ran dapat memberikan keuntungan kepada sis- (digital era) adalah suatu istilah masa yang di-
wa. Ada beberapa keuntungan penggunaan ba- gunakan untuk menggambarkan teknologi digi-
han ajar yaitu: 1). membuat siswa berpartisipasi tal. Dengan demikian literasi era digital (digital
dengan kreatif dan berpikir analitis ketika mere- age literacy) dapat didefinisikan sebagai ke-
ka dilibatkan dalam pembelajaran, 2). konsep- mampuan dalam bidang tertentu yang dapat di-
konsep yang dipelajari menggunakan bahan ajar gunakan pada zaman teknologi digital.
menjadi lebih jelas bagi siswa karena konsep Literasi era digital membahas literasi da-
tersebut diajarkan melalui kegiatan belajar, 3). sar, saintifik, dan teknologi, literasi visual dan
mendorong suatu integrasi yang sistematis dari informasi, dan literasi budaya dan kesadaran
variasi sumber dalam suatu pengalaman belajar, global (Yildiz, 2010). Dengan kata lain literasi
4). menjadi terlibat secara aktif dalam improvi- era digital terdiri dari literasi fungsional, literasi
sasi, prinsip kerja dipelajari dan dengan cara ini fungsional, literasi saintifik, literasi teknologi,
adanya siswa memperoleh keterampilan peme- literasi informasi, literasi budaya, dan kesadaran
cahan masalah, sikap dan pengetahuan ilmiah global (Shafeeq, 2013). Literasi ini merupakan
yang diperlukan dalam pemecahan masalah il- salah satu domain utama yang perlu menda-
miah dan teknologi (Akani, 2016). patkan perhatian di dunia pendidikan saat ini
Kajian teori kedua adalah berhubungan (Afandi, 2016).
dengan pembelajaran IPA terpadu. IPA Terpadu Bertitik tolak pada latar belakang masalah
merupakan IPA yang disajikan sebagai satu yang telah diuraikan dapat dikemukakan bahwa
kesatuan yang tidak terpisahkan, artinya siswa penelitian pendahuluan (preliminary research)
tidak belajar ilmu Fisika, Biologi, dan Kimia untuk mengembangkan bahan ajar IPA terpadu
secara terpisah sebagai mata pelajaran yang bermuatan literasi era digital perlu dilakukan.
berdiri sendiri, melainkan semua diramu dalam Tujuan dari penelitian adalah untuk: mendesrip-
kesatuan (Das, 2009). Dengan kata lain IPA sikan keterpaduan kompetensi dasar dari mata
Terpadu adalah pembelajaran IPA yang menco- pelajaran IPA, penerapan pembelajaran IPA ter-
ba memadukan beberapa pokok bahasan dari padu, bahan ajar yang tersedia untuk pembelaja-
berbagai bidang kajian seperti Fisika, Kimia, ran, dan literasi siswa.
Biologi, Bumi dan Alam Semesta pada mata
METODE PENELITIAN
pelajaran IPA dalam satu bahasan (Nomini,
Penelitian yang dilakukan dapat dimasuk-
2015). Melalui pembelajaran ini siswa dapat
kan kedalam jenis penelitian deskriptif. Peneli-
mempelajari tentang alam beserta fenomena
tian deskriptif merupakan metode penelitian
yang terjadi didalamnya secara utuh. Cara ini
yang berusaha menggambarkan dan menginter-
memungkinkan siswa aktif mencari, menggali,

JEP| Volume 1| Nomor 1| Mei 2017| Page 1-8


Asrizal, Festiyed, Ramadhan Sumarmin 4

pretasikan objek sesuai dengan apa adanya. Pada melalui modus, median, nilai rata-rata, variasi
umumnya penelitian deskriptif yang dilakukan kelompok dan standar deviasi (Sugiyono, 2014).
memiliki dua tujuan utama yaitu menggambar-
kan secara sistematis fakta dan karakteristik ob- HASIL DAN PEMBAHASAN
jek yang diteliti secara tepat (Sukardi, 2004).
1. Hasil Penelitian
Dalam penelitian awal ini ada tiga objek Hasil pertama dari penelitian pendahuluan
yang diselidiki yaitu guru IPA, silabus dan ba- adalah pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu.
han ajar IPA SMP, dan siswa SMP kelas VIII. Teknik dan instrumen pengumpul data yang di-
Guru IPA SMP kelas VIII digunakan untuk gunakan masing-masing wawancara dan instru-
mendapatkan informasi tentang penerapan pem- men wawancara. Wawancara dilakukan dengan
belajaran IPA terpadu di sekolah. Ada enam 6 orang guru IPA SMP Negeri di Kota Padang.
guru IPA dari tiga SMP Negeri di kota Padang Setiap SMP Negeri terdiri dari 2 orang guru
yang diwawancarai untuk mendapatkan infor- IPA. Komponen wawancara tentang penerapan
masi ini. Silabus dan bahan ajar merupakan ob- pembelajaran IPA terpadu terdiri dari 6 aspek
jek kedua untuk mendapatkan informasi adanya yaitu: 1). pandangan guru IPA terhadap pembe-
keterpaduan materi pembelajaran IPA dan pene- lajaran IPA terpadu, 2). pelaksanaan pembelaja-
rapannya. Disisi lain siswa pada tiga SMP Nege- ran IPA terpadu, 3). cara memadukan IPA dalam
ri di kota Padang digunakan untuk mendapatkan pembelajaran, 4). contoh pembelajaran IPA ter-
informasi literasi era digital. Jumlah siswa yang padu yang telah diterapkan, 5). permasalahan
terlibat dalam pengumpulan informasi ini adalah yang dihadapi dalam menerapkan pembelajaran
84 orang. Pada setiap SMP Negeri terlibat 28 IPA terpadu, dan 6). faktor-faktor penyebab
orang siswa. permasalahan dalam menerapkan pembelajaran
Teknik pengumpulan data yang diguna- IPA terpadu.
kan dalam penelitian pendahuluan ini terdiri dari Dari analisis terhadap hasil wawancara
tiga bagian yaitu wawancara, dokumentasi, dan dapat dinyatakan 6 hasil. Hasil pertama 66,67 %
tes literasi. Wawancara digunakan untuk men- guru IPA menyatakan bahwa pembelajaran IPA
dapatkan data tentang pelaksanaan pembelajaran terpadu menarik atau bagus sedangkan 33,33 %
IPA terpadu oleh guru IPA. Instrumen yang di- guru menyatakan pembelajaran IPA terpadu su-
gunakan adalah lembar pedoman wawancara. lit diterapkan. Hasil kedua semua guru IPA me-
Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan nyatakan telah menerapkan pembelajaran IPA
data tentang keterpaduan materi pembelajaran terpadu, tetapi pelaksanaan pembelajaran IPA
IPA dan penerapannya. Dokumen yang diguna- terpadu belum baik. Hasil ketiga adalah 33,33 %
kan mencakup silabus, buku IPA terpadu, dan guru IPA mengalami kesulitan dalam memadu-
LKS IPA SMP kelas VIII. Instrumen yang digu- kan IPA dalam pembelajara, 50.00 % memadu-
nakan adalah lembar penilaian dokumen. Tes kan sesuai dengan buku teks yang digunakan,
literasi digunakan untuk mendapatkan menda- dan 16,67 memadukannya melalui tim teaching.
patkan gambaran tentang literasi era digital sis- Hasil keempat adalah contoh-contoh pembelaja-
wa. Instrumen yang digunakan adalah lembar tes ran IPA terpadu antara lain: energi, lingkungan,
literasi siswa. listrik, dan gerak pada makhluk hidup, sedang-
Data yang dikumpulkan melalui instru- kan guru IPA lainnya belum dapat memberikan
men yang sesuai dianalisis dengan mengguna- contoh materi IPA terpadu. Hasil kelima adalah
kan teknik analisis tertentu. Teknik analisis data faktor-faktor penyebab permasalahan dalam me
yang digunakan dalam penelitian ini adalah ana- nerapkan pembelajaran IPA terpadu antara lain:
lisis statistik deskriptik. Statistik deskriptif ada- kurangnya referensi IPA terpadu, kurangnya
lah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsi- penguasaan terhadap IPA terpadu, dan latar be-
kan atau member gambaran terhadap objek yang lakang pendidikan.
diteliti melalui data sampel atau populasi seba- Hasil kedua dari penelitian pendahuluan
gaimana adanya. Pada statistik deskriptif ini adalah keterpaduan kompetensi dasar dari mata
tanpa melakukan analisis dan membuat kesim- pelajaran IPA SMP. Keterpaduan dianalisis dari
pulan yang berlaku untuk umum. Ada beberapa empat aspek yaitu Biologi, Fisika, Kimia dan
penyajian data dalam statistik deskriptif yang penerapannya. Penerapan dari IPA dilihat dari
dapat digunakan seperti: tabel biasa, distribusi kehidupan sehari-hari, lingkungan dan teknolo-
frekuensi, grafik, dan penjelasan kelompok data gi. Kompetensi dasar pengetahuan dari IPA

JEP| Volume 1| Nomor 1| Mei 2017| Page 1-8


Asrizal, Festiyed, Ramadhan Sumarmin 5

SMP kelas VIII semester 1 terdiri dari 6 KD3. rapannya untuk KD3 mata pelajaran IPA seme-
KD3 pada semester 1 berhubungan dengan ma- ster 2 dapat diperhatikan pada Gambar 2
teri sistem gerak pada manusia, gerak dan gaya, 100
100
konsep usaha dan pesawat sederhana, struktur 90
jaringan tumbuhan dan fungsinya, sistem pen- 80 75 75 75

Nilai Keterpaduan
cernaan pada manusia, dan zat aditif dan zat 70
adiktif. Nilai keterpaduan KD3 mata pelajaran 60 50 50
50
IPA semester 1 diperlihatkan pada Gambar 1
40
100 30
90 20
75 75 10
Nilai Keterpaduan

80
70 0
60 50 50 50 50 kD 3.7 KD 3.8 KD 3.9 KD 3.10 KD 3.11 KD 3.12
50
40 KD3
30
20
10
Gambar 2. KD 3 Kelas VIII Semester 2
0
KD 3.1 KD 3.2 KD 3.3 KD 3.4 KD 3.5 KD 3.6 Dari data pada Gambar 2 dapat dinyata-
kan bahwa ada tiga variasi nilai keterpaduan
KD 3 materi IPA dan penerapannya dalam KD3 se
mester 2 yaitu50, 75, dan 100. Pada semester 2
Gambar 1. KD 3 Kelas VIII Semester 1
nilai keterpaduan KD 3 adalah 100. Nilai ini
mengindikasikan pada KD3.8 sudah ada keter-
Dari data untuk setiap KD 3 dapat dije- paduan dari ketiga bidang IPA dan penerapan-
laskan bahwa ada dua variasi nilai keterpaduan nya. KD 3.8 adalah memahami tekanan zat dan
yaitu 50 dan 75. Nilai 50 berarti ada dua keter- penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, ter-
paduan dari IPA yang terdapat pada KD. Seba- masuk tekanan darah, osmosis, dan kapilaritas
gai contoh memahami gerak pada makhluk hi- jaringan angkut pada tumbuhan. Kajian Fisika
dup, sistem gerak pada manusia dan upaya men- dapat dilihat pada tekanan zat, kajian Biologi
jaga kesehatan sistem gerak. Pada KD sudah ada dapat dilihat dari penerapan tekanan dalam da-
keterpaduan antara Biologi dan penerapannya rah dan sistem jaringan angkut tumbuhan, kajian
dalam kesehatan. Nilai 75 berarti ada 3 keterpa- Kimia diperlihatkan pada penerapan tekanan
duan yang terdapat dalam KD. Sebagai contoh pada peristiwa osmosis, dan kajian penerapan
KD 3.3 memahami konsep usaha, pesawat se- tekanan zat dalam kehidupan sehari-hari. Nilai
derhana dan penerapannya dalam kehidupan rata-rata keterpaduan materi IPA dan penera-
sehari-hari serta hubungannya dengan kerja otot pannya pada semester 2 adalah 70,83. Nilai rata-
pada struktur rangka manusia. Pada KD 3 seme- rata ini mengisyaratkan bahwa keterpaduan ma-
ster 1 ini sudah ada keterpaduan antara Fisika, teri IPA kelas VIII semester 2 berada pada kate-
Biologi dan penerapannya dalam kehidupan se- gori baik.
hari-hari. Nilai rata-rata keterpaduan dari kee- Hasil ketiga dari penelitian pendahuluan
nam KD3 adalah 58.33. Nilai ini mengindikasi- adalah hasil analisis keterpaduan materi IPA dan
kan bahwa tingkat keterpaduan materi IPA dan penerapannya dalam bahan ajar. Dalam peneli-
penerapannya dimasukkan pada kategori kurang. tian pendahuluan ini, ada dua jenis bahan ajar
Kompetensi dasar pengetahuan dari IPA yang dianalisis keterpaduannya yaitu buku ajar
SMP kelas VIII terdiri dari 6 KD3. KD3 pada IPA terpadu dan LKS IPA SMP kelas VIII.
semester 2 berhubungan dengan materi pembe- Teknik analisis data untuk menganalisis keter-
lajaran sistem peredaran darah pada manusia, paduan adalah analisis dokumen. Instrumen
tekanan zat dan penerapannya, sistem pernafa- yang digunakan untuk menganalisis keterpaduan
san pada manusia, sistem eksresi pada manusia, materi pembelajaran IPA dan penerapannya da-
konsep getaran dan gelombang mekanik, dan lam buku ajar adalah lembar penilaian dokumen.
sifat cahaya dan pembentukan bayangan. Nilai Analisis terhadap materi pembelajaran dilaku-
keterpaduan materi pembelajaran IPA dan pene- kan untuk setiap bab dari buku IPA terpadu. Ha-
sil analisis materi pembelajaran dari 11 (sebelas)

JEP| Volume 1| Nomor 1| Mei 2017| Page 1-8


Asrizal, Festiyed, Ramadhan Sumarmin 6

buku IPA terpadu SMP kelas VIII diperlihatkan semester 1, LKS IPA Fisika kelas VIII semester
pada Gambar 3. 2, dan LKS IPA Biologi kelas VIII semester 2
ditampilkan pada Gambar 3.

3,2
Biologi 0,0 Biologi
20,6 20,8
40,2 Fisika 41,7 Fisika
Kimia Kimia
IPA Terpadu 37,5
36,0 IPA Terpadu

Gambar 4. Keterpaduan Materi dalam LKS


Gambar 3. Keterpaduan Materi dalam Buku IPA Kelas VIII
Teks IPA Terpadu Kelas VIII
Berdasarkan hasil analisis data pada
Dari hasil analisis pada Gambar 3 dapat Gambar 4 dapat dinyatakan bahwa dari LKS
diungkapkan bahwa dari sebelas buku IPA IPA Fisika dan LKS IPA Biologi persentase
terpadu persentase materi pembelajaran Biologi, materi pembelajaran Biologi, Fisika, dan Kimia
Fisika, dan Kimia secara terpisah-pisah masing- secara terpisah-pisah masing-masing 41,7 %,
masing 40,2 %, 36,0 %, dan 20,6 %. Persentase 37,5 %, dan 20,8 %. Persentase materi
materi pembelajaran Biologi dan Fisika terlihat pembelajaran Biologi dan Fisika terlihat lebih
lebih banyak dalam buku IPA terpadu. banyak dalam LKS IPA kelas VIII. Materi
Persentase IPA terpadu hanya 3,2 % dan pembelajaran Kimia umum dimasukkan keda
keterpaduan ini baru muncul pada buku Ilmu lam LKS IPA Biologi. Dengan demikian materi
Pengetahuan Alam kurikulum 2013. Hasil pembelajaran dalam LKS IPA Fisika dan LKS
analisis ini memberikan isyarat bahwa meskipun IPA Biologi umumnya masih terpisah-pisah.
judul buku teks sudah IPA terpadu, ternyata Analisis lebih dalam dilakukan terhadap
keterpaduan materi pembelajaran dalam buku keterpaduan materi pembelajaran pada setiap
IPA terpadu tersebut masih sangat rendah. LKS yang terdapat dalam LKS IPA Fisika dan
Dengan kata lain, umumnya materi pembelajar LKS IPA Biologi. Dalam analisis ini digunakan
an dalam buku IPA terpadu masih terpisah-pisah rubrik penilaian dengan skor 1 sampai 4. Dari
ke dalam bidang Biologi, Fisika, dan Kimia. analisis didapatkan nilai rata-rata keterpaduan
Analisis keterpaduan materi pembelajaran materi pembelajaran IPA dalam LKS IPA untuk
IPA juga dilakukan terhadap LKS IPA SMP SMP/ MTs semester 1 dan semester 2 adalah
Kelas VIII. Instrumen yang digunakan untuk 38,5. Nilai rata-rata ini mengindikasikan bahwa
menganalisis keterpaduan materi pembelajaran tingkat keterpaduan materi pembelajaran IPA
IPA dan penerapannya dalam LKS IPA Fisika dan penerapannya dalam LKS IPA Fisika dan
dan IPA Biologi adalah lembar penilaian doku- LKS IPA Biologi untuk SMP/MTs termasuk
men. Analisis terhadap materi pembelajaran di- pada kategori sangat rendah.
lakukan untuk setiap LKS yang terdapat dalam Hasil penelitian awal yang terakhir adalah
LKS IPA Fisika dan LKS Biologi. Pada LKS literasi era digital siswa. Teknik pengumpul data
IPA Fisika dan LKS IPA Biologi untuk yang digunakan untuk mengetahui literasi siswa
SMP/MTs semester 1 masing-masing terdapat adalah tes. Instrumen yang digunakan untuk
lima 5 LKS. Sementara itu pada LKS IPA Fisika mengumpulkan data adalah lembar tes literasi
dan IPA Biologi untuk SMP/MTs semester 2 siswa. Literasi siswa yang diuji mencakup litera-
masing-masing terdapat lima dan sembilan LKS. si fungsional, literasi saintifik, dan literasi sainti-
Hasil analisis keterpaduan materi pembelajaran fik. Tes literasi diberikan kepada siswa SMP
IPA dan penerapannya dari LKS IPA Fisika ke- kelas VIII yang terdiri dari 3 SMP Negeri di
las semester 1, LKS IPA Biologi kelas VIII Kota Padang. Setiap SMP diambil sampel 1 ke-

JEP| Volume 1| Nomor 1| Mei 2017| Page 1-8


Asrizal, Festiyed, Ramadhan Sumarmin 7

las siswa. Nilai parameter statistik deskriptif dari Dari hasil penelitian pendahuluan kedua
hasil tes literasi 84 orang siswa dari 3 SMP Ne- dapat diidentifikasi bahwa kompetensi dasar
geri dapat diperhatikan pada Tabel 1 pengetahuan pada mata pelajaran IPA SMP ke-
las VIII sudah memuat adanya keterpaduan ma-
Tabel 1. Nilai Parameter Statistik Deskriptif
teri pembelajaran IPA dan penerapannya. Nilai
dari Hasil Tes Literasi
rata-rata kepterpaduan materi pembelajaran dan
No Paramter Statistik Nilai penerapannya dalam KD3 untuk semester 1 dan
1 Jumlah Siswa 84 semester 2 adalah 64,6 dan nilai ini berada pada
2 Minimum 25.00 kategori cukup. Keterpaduan materi pembelaja-
3 Maksimum 70.83 ran IPA dan penerapannya masih dapat diting-
4 Jangkauan 45.83 katkan. Sebagai solusi dari permasalahan ini
5 Rata-Rata 44.45 adalah mengembangan pembelajaran terpadu
6 Median 45.83 menggunakan suatu tema dan model terhubung.
7 Modus 45.83 Dengan tema dapat dilakukan penggabungan
8 Standar Deviasi 8.88 antara beberapa KD3.
9 Varians 78.92 Hasil dari penelitian pendahuluan ketiga
mengindikasikan bahwa keterpaduan materi
Dari data pada Tabel 1 dapat diungkapkan pembelajaran IPA dan penerapannya dalam bu-
bahwa nilai terendah dari tes literasi adalah 25,0 ku IPA terpadu, LKS IPA Fisika, dan LKS IPA
sedangkan nilai tertinggi adalah 70,8. Angka Biologi adalah sangat rendah. Berarti umumnya
25,0 berarti hasil tes literasi berada pada katego- materi pembelajaran IPA baik dalam buku IPA
ri sangat rendah sedangkan angka 70,8 berarti terpadu dan LKS IPA masih terpisah-pisah. Se-
hasil tes literasi berada pada kategori baik. bagai alternatif solusi dari permasalahan ini ada-
Jangkauan dari hasil tes literasi adalah 45,8. Ni- lah mendesain keterpaduan materi pembelajaran
lai rata-rata dari tes literasi siswa adalah 44,5. IPA dan penerapannya. Keterpaduan materi
Nilai rata-rata ini mengisyaratkan bahwa literasi pembelajaran IPA dalam bahan ajar dapat dila-
siswa berada pada kategori kurang. Nilai yang kukan dengan beberapa cara antara lain: meru-
sering muncul dan nilai tengah dari hasil tes lite- muskan tema dan sub tema, mengaitkan materi
rasi masing-masing adalah 45.8. Kedua nilai ini pembelajaran dengan situasi dunia nyata, meng-
berada pada kategori kurang. hubungan materi pada suatu sub tema dengan
2. Pembahasan bidang IPA yang lain, dan menerapkan materi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan seba- pembelajaran IPA dalam kehidupan sehari-hari,
gai dasar dalam pengembangan bahan ajar IPA lingkungan, dan teknologi.
terpadu bermuatan literasi era digital. Dari hasil Hasil terakhir dari penelitian pendahuluan
penelitian pendahuluan pertama diperoleh in- ini mengisyaratkan bahwa nilai rata-rata literasi
formasi bahwa penerapan pembelajaran IPA era digital siswa SMP kelas VIII adalah rendah.
terpadu pada siswa kelas VIII SMP belum dapat Ada beberapa faktor yang diduga sebagai pe-
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan hara- nyebab dari masalah ini antara lain: siswa belum
pan. Guru IPA masih mengalami kesulitan da- terbiasa melakukan kinerja dalam literasi ini,
lam menerapkan pembelajaran IPA terpadu. Ada pembelajaran kurang mengintegrasikan literasi,
beberapa faktor yang menyebabkan guru menga- bahan ajar kurang mengintegrasikan literasi, dan
lami kesulitan antara lain: kurangnya referensi kurangnya penerapan penilaian kinerja untuk
dari IPA terpadu, kurang menguasai materi IPA literasi ini. Solusi alternatif dari permasalahan
terpadu, dan latar belakang pendidikan. Alterna- rendahnya literasi siswa adalah mengintegrasi-
tif solusi dari permasalahan ini adalah guru kan literasi kedalam bahan IPA terpadu. Sebagai
menggunakan bahan ajar IPA terpadu sebagai contoh adanya integrasi literasi era digital ke
media dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran dalam LKS IPA terpadu akan mendorong siswa
guru berperan sebagai fasilitator, motivator, untuk terlibat secara aktif dalam membaca, me-
pembimbing, pemberi informasi, penilai dan nulis, menghitung, menggambarkan informasi,
sebagainya. Dalam hal ini, bahan ajar IPA ter- menelaah konsep saintifik, menggunakan proses
padu dapat dijadikan sebagai media bagi guru saintifik, menerapkan konteks saintifik, menaf-
untuk melaksanakan perannya dalam proses sirkan informasi visual, dan memanfaatkan in-
pembelajaran. formasi visual. Dengan cara ini literasi fung-
sional, literasi saintifik, dan literasi visual dari

JEP| Volume 1| Nomor 1| Mei 2017| Page 1-8


Asrizal, Festiyed, Ramadhan Sumarmin 8

siswa dapat ditingkatkan melalui penggunaan Strategies for Improvement. Journal of


LKS IPA terpadu dalam pembelajaran. Educational and Social Research. Vol 3 (1)
Olayinka, Abdu-Raheem Bilqees. 2016. Effects
KESIMPULAN
of Instructional Materials on Secondary
Dari analisis data yang telah dilakukan
Schools Students’ Academic Achievement
dapat dinyatakan empat hasil dari penelitian
in Social Studies in Ekiti State, Nigeria.
pendahuluan ini. Pertama, penerapan pembe
World Journal of Education. Vol. 6, No. 2.
lajaran IPA terpadu pada siswa kelas VIII SMP
Maryati, Purwanti Widhy Hastuti, dan Eko Wi-
belum dapat dilaksanakan sesuai dengan yang
dodo. 2012. Tingkat Pemahaman dan Ke-
diharapkan. Guru IPA masih mengalami kesuli-
sulitan Pelaksanaan Pembelajaran IPA
tan dan kendala dalam menerapkan pembe
Terpadu SMP/MTS di Daerah Istimewa
lajaran IPA terpadu. Kedua, nilai rata-rata keter-
Yogyakarta. Universitas Negeri Yogya-
paduan materi pembelajaran IPA dan penera-
karta.
pannya dalam kompetensi dasar pengetahuan
Nomini, Rosiana. 2015. Penggunaan Metode
atau KD3 termasuk pada kategori cukup. Hal ini
Kesebangunan untuk Meningkatkan Ke-
berarti pada KD3 sudah memuat keterpaduan
mamampuan Penerapan Konsep Fisika
materi pembelajaran IPA dan penerapannya.
Siswa Kelas VIII SMP PGRI 396 Kelapa
Ketiga, umumnya materi pembelajaran IPA da-
Dua Pada Materi Cahaya. Prosiding Semi-
lam buku IPA terpadu dan LKS IPA SMP kelas
nar Nasional Fisika (E-Journal) SNF, Vo-
VIII masih terpisah-pisah. Keterpaduan materi
lume 4.
pembelajaran IPA dan penerapannya baru terli-
Paige, Kathryn. 2016. Slowmation: An Innova-
hat pada buku Ilmu Pengetahuan Alam kuriku-
tive Twenty-First Century Teaching and
lum 2013. Terakhir, nilai literasi digital siswa
Learning Tool for Science and Mathematics
dalam bentuk literasi fungsional, literasi sainti-
Pre-service Teachers. Australian Journal of
fik dan literasi visual masih berada pada katego-
Teacher Education, Volume 41, Issue 2
ri rendah.
RTI International. 2014. Prioritizing Reform,
Innovation, and Opportunities for Reaching
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia’s Teachers, Administrators, and
Aditia, M. Taufik. 2013. Pengembangan Modul Students. Pembelajaran Literasi Kelas Aw-
Pembelajaran Berbasis Sains, Lingkun- al SD/MI di LPTK. United States Agency
gan, Teknologi, Masyarakat dan Islam for International Development (USAID).
(Salingtemasis) Dalam Meningkatkan Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian.
Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Ekosis- Bandung, Penerbit Alfabeta.
tem Kelas X di SMA NU (Nadhatul Ula- Suhartatik. 2016. Pengembangan Modul IPA
ma) Lemahabang Kabupaten Cerebon. SMP Berbasis Guided Discovery untuk
Jurnal Scientiae Educatia, Volume 2, Edi- Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kog
si 2. nitif dan Hasil Belajar Siswa. Prosiding
Akani, Omiko. 2016. An Evaluation of Class- Seminar Nasional Pendidikan IPA Pasca-
room Experiences of Basic Science sarjana UM, Vol. 1
Teachers in Secondary Schools in Ebonyi Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidi-
State of Nigeria. British Journal of Educa- kan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta,
tion Vol.4, No.1, pp. 64-76. Penerbit Bumi Aksara.
Gurria, Angel. 2010. PISA 2009 Results: What Wahyuni, Sri. 2015. Pengembangan Bahan Ajar
Students Know and Can Do. Student Per- IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan
formance in Reading, Mathematics and Berpikir Kritis Siswa SMP. Jurnal Materi
Science. Programme for International dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Volume
Students Assessment, OECD. 5 Nomor 2.
Gurria, Angel. 2014. PISA 2012 Results in Fo- Yuliati, L. 2013. Efektivitas Bahan Ajar Terpa-
cus: What 15-year-olds know and what du Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat
they can do with what they know. Tinggi Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisi-
Programme for International Students As- ka Indonesia 9: 53-57, ISSN: 1693-1246
sessment, OECD.
Ogunkola, Babalola J. 2013. Scientific Literacy:
Conceptual Overview, Importance and

JEP| Volume 1| Nomor 1| Mei 2017| Page 1-8

You might also like