You are on page 1of 8

Pillar of Physics Education, Vol 12.

No 2, 2019, 105-112

Hasil Validasi Bahan Ajar IPA Terpadu Bermuatan Literasi


Saintifik Tema Peran Energi Bagi Makhluk Hidup
Untuk Siswa SMP Kelas VII

Nurul Zakiatin Nafsih1), Renol Afrizon2), Asrizal2)


1)
Mahasiswa Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
2)
Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang

nafsihnurul@gmail.com
renol.afrizon@yahoo.com
asrizal@fmipa.unp.ac.id

ABSTRACT
st
The 21 century education requires human resources who have broad insight, good critical
thinking, and good literacy. The Indonesian government created the 2013 curriculum to answer the
demands of 21st century education. Science learning in the 2013 curriculum must be implemented in
an integrated patter. The real condition at school showed that science learning can’t be implemented
properly. One solution to solve this problem is to develop integrated Science learning material with
scientific literacy. The purpose of this research was to determine the validity of integrated Science
learning material with scientific literacy. The type of research was Research and Development (R &
D). The object of the research was the integrated Science learning material with scientific literacy on
the theme of the role of energy for living things. The instrument for validating this learning material
was a questionnaire sheet. The instrument for evaluating validity was composed of four components,
namely the content feasibility, presentation, language, and graphics. The validators to assess the
validity of integrated Science learning materials consist of five experts from three physics lectures,
one biology lecturer, and one science lecturer. The data analysis technique was descriptive statistics.
Based on data analysis, it can be concluded that the average value of validation of integrated Science
learning material with scientific literacy on the theme of the role of energy for living things for the
four components of assessment of teaching materials was 87.86. Thus, the average value of validation
of integrated science learning material can be classified into a very good category.

Keywords : Integrated Science, Learning material, Scienctific literacy, Energy


his is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction
in any medium, provided the original work is properly cited . ©2018 by author and Universitas Negeri Padang.

PENDAHULUAN kompetensi yang meliputi kompetensi pengetahuan,


sikap dan keterampilan[2].
Abad ke-21 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pencapaian tujuan pendidikan abad ke-21
(IPTEK) berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai
diperlukan sumber daya manusia yang memiliki
dengan penggunaan IPTEK yang sudah menjadi
wawasan yang luas, berpikir kritis, dan literasi bagus.
kebutuhan. Pada abad ke-21 memerlukan sumber
Literasi mempunyai peran yang sangat penting dalam
daya manusia yang memiliki kompetensi. Dengan
menjawab tuntutan pendidikan abad ke-21. Adanya
adanya kompetensi mampu membentuk manusia
literasi membuat manusia peduli terhadap lingkungan
yang kreatif, inovatif, komparatif, kolaboratif, dan
dan dapat menyesuaikan diri terhadap perkembangan
kompetitif. Kompetensi dapat ditingkatkan dengan
zaman yang selalu berubah-ubah[3]. Literasi sangat
mengadaptasikan pembaharuan terkini terhadap
dibutuhkan bagi siswa dalam proses pembelajaran
kecanggihan teknologi, mudah menyerap informasi
dan kehidupan untuk membantu siswa menemukan
dan mampu beradaptasi terhadap perubahan zaman.
dan memahami berbagai sumber pembelajaran baik
Pendidikan abad ke-21 memiliki kesesuaian
itu dalam bentuk lisan maupun tulisan[4]. Salah satu
dengan tujuan pendidikan di Indonesia seperti yang
literasi yang dibutuhkan oleh siswa adalah literasi
terdapat pada Undang-Undang Sisdiknas No 20
saintifik. Literasi saintifik dapat digunakan untuk
Tahun 2003. Tujuan Pendidikan Nasional adalah
mengambil dan menetapkan suatu keputusan melalui
untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
pertimbangan terhadap lingkungan sekitar.
karakter serta peradaban bangsa dalam rangka men-
Dalam menyikapi tuntutan pendidikan abad
cerdaskan kehidupan bangsa[1]. Pada Pendidikan abad
ke-21 pemerintah melakukan suatu upaya untuk
ke-21 menuntut peningkatan serta pengembangan

105
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan baik. Keempat, analisis hasil belajar siswa ber-
melakukan evaluasi dan pengembangan kurikulum. dasarkan nilai rata-rata Ujian Akhir Semester (UAS)
Pengembangan kurikulum yang telah dilakukan oleh genap kelas VII pada mata pelajaran IPA sebesar
pemerintah saat ini adalah pengembangan kurikulum 55,75. Dari hasil nilai rata-rata siswa tersebut dapat
2013. Pengembangan kurikulum 2013 difokuskan disimpulkan bahwa kompetensi yang dimiliki siswa
pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta tergolong rendah.
didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik diperoleh menunjukkan bahwa adanya kesenjangan
sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang antara kondisi ideal dengan kondisi nyata. Hal ini
dipelajarinya. Kurikulum 2013 digunakan untuk me- mengisyaratkan adanya masalah yang harus diteliti.
ningkatkan serta menyeimbangkan kemampuan soft Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
skill dan hard skill[5]. dengan mengembangkan bahan ajar IPA Terpadu
Pembelajaran IPA dalam kurikulum 2013 bermuatan literasi saintifik. Bahan ajar IPA Terpadu
menekankan penerapan dengan konsep keterpaduan. bermuatan literasi saintifik ini dikemas secara praktis
Ruang lingkup dari materi pelajaran IPA mencakup dan menarik yang memuat pembelajaran IPA
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang Terpadu dengan memadukan materi Fisika, Kimia
dirumuskan pada kompetensi dasar IPA yang perlu dan Biologi. Dengan adanya bahan ajar ini di-
dimiliki siswa[6]. Mata pelajaran IPA dalam kuri- harapkan dapat meningkatkan kompetensi siswa.
kulum 2013 disebut dengan integrative science atau Proses pembelajaran membutuhkan sumber
IPA Terpadu. Dalam IPA Terpadu memiliki konsep belajar sebagai pendukung agar tercapainya tujuan
keterpaduan yang terdapat dalam Kompetensi Inti pembelajaran. Salah satu sumber belajar yang di-
dan Kompetensi Dasar[7]. Konsep keterpaduan butuhkan adalah bahan ajar. Bahan ajar digunakan
ditunjukkan pada penyajian materi IPA yang dikemas oleh guru menginstruksionalkan materi untuk dapat
dalam tema tertentu yang membahas keterkaitan memudahkan siswa mempelajari materi serta untuk
antara perpaduan pada materi Fisika, Kimia, dan membangun kompetensi[9]. Bahan ajar memiliki
Biologi[8]. Keterpaduan materi pada pembelajaran peran yang sangat penting pada proses pembelajaran
IPA tersebut mempermudah siswa dalam memahami dalam membangun pemahaman siswa, karena
pelajaran secara menyeluruh. melalui bahan ajar siswa dapat mengulang kembali
Kurikulum 2013 menuntut siswa memiliki materi yang telah diberikan oleh guru[10]. Bahan ajar
kompetensi. Kompetensi siswa dapat meningkat merupakan sumber belajar yang memiliki pesan
signifikan apabila ada penunjang kompetensi berupa pembelajaran berupa informasi yang disampaikan
bahan ajar. Bahan ajar sangat dibutuhkan dalam oleh guru kepada siswa. Selain itu, bahan ajar juga
proses pembelajaran. Bahan ajar sangat membantu dapat didefinisikan sebagai seperangkat materi yang
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran pada disusun secara sistematis baik dalam bentuk tertulis
siswa. Bahan ajar merupakan salah satu perangkat maupun tidak tertulis[11]. Bahan ajar berfungsi
pembelajaran yang digunakan sebagai penunjang sebagai pedoman bagi guru dan siswa sebagai alat
untuk mencapai tujuan pembelajaran. evaluasi dalam pembelajaran.
Kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan Dalam kegiatan pembelajaran terjadi interaksi
pembelajaran IPA Terpadu belum sesuai dengan antara dua orang pelaku yakni antara guru dan siswa.
yang diharapkan. Hal ini terlihat berdasarkan hasil Pembelajaran merupakan kegiatan interaksi antara
studi pendahuluan yang telah dilakukan di SMPN 17 siswa dengan lingkungan sekitarnya sehingga terjadi
Padang. Terdapat empat studi pendahuluan yang peningkatan pencapaian pengetahuan yang spesifik
telah dilaksanakan pada penelitian ini diantaranya terhadap siswa[12]. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
pelaksanaan pembelajaran IPA Terpadu, keterpaduan merupakan gabungan dari beberapa teori-teori yang
materi pelajaran IPA, literasi siswa, dan analisis hasil tersusun berurutan dimana penerapannya terbatas
belajar siswa. pada gejala alam, yang lahir dan berkembang melalui
Ada empat hasil yang diperoleh berdasarkan metode ilmiah[13]. Secara umum keterpaduan IPA
studi pendahuluan yang telah dilakukan. Pertama, terdiri dari tiga bidang ilmu diantaranya Fisika,
dalam pelaksanaan pembelajaran IPA Terpadu guru Kimia, dan Biologi. Keterpaduan IPA menciptakan
masih mengalami kesulitan dalam mengaitkan antara proses pembelajaran berjalan secara maksimal.
materi Fisika, Kimia, dan Biologi serta dalam me- Pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang dapat
nyampaikan materi secara terpadu. Kedua, hasil menghubungkan satu konsep dengan konsep yang
analisis keterpaduan materi pelajaran IPA yang lain melalui pendekatan disiplin ilmu[14]. Pem-
didapatkan dari analisis lima buku teks IPA Terpadu belajaran IPA Terpadu terdiri dari beberapa konsep
dengan nilai rata-rata sebesar 41,61. Dari hasil nilai yang relevan yang digabung kedalam satu tema
rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa materi sehingga pembelajaran IPA dapat lebih efisien dan
dalam buku sebagian besar masih diuraikan secara efektif[15]. Proses pembelajaran IPA lebih bermakna
terpisah. Ketiga, literasi siswa yang diterapkan di karena siswa dapat terhubung langsung dengan
sekolah masih terbatas dan belum terlaksana dengan

106
kondisi nyata, selain itu pembelajaran IPA juga lebih Berdasarkan uraian permasalahan tersebut,
efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa[16]. peneliti tertarik untuk mengembangkan bahan ajar
Pada pelaksanaan pembelajaran IPA Terpadu IPA Terpadu bermuatan literasi saintifik tema peran
meng-gunakan sepuluh model pembelajaran terpadu. energi bagi makhluk hidup untuk siswa SMP kelas
Kesepuluh model pembelajaran IPA Terpadu VII. Bahan ajar yang disajikan memuat materi Fisika,
menurut Fogarty diantaranya model pisah, model Kimia, dan Biologi dalam satu tema. Literasi yang
hubungan, model gugusan, model urutan, model dimuat dalam bahan ajar adalah literasi saintifik.
gabungan bagian, model jaring laba-laba, model Pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar IPA
rajutan, model padu, model celup, dan jaringan[17]. Terpadu dapat menarik perhatian siswa untuk fokus
Dari kesepuluh model-model pembelajaran IPA selama proses pembelajaran berlangsung. Penelitian
tersebut terdapat tiga model pembelajaran yang tepat yang dilakukan bertujuan untuk menentukan validitas
digunakan dan dikembangkan diantaranya model dari bahan ajar IPA Terpadu bermuatan ]literasi
keterhubungan, model jaring laba-laba, dan model saintifik tema peran energi bagi makhluk hidup untuk
keterpaduan[13]. Dalam pembelajaran IPA model siswa SMP kelas VII.
yang digunakan dan diterapkan dalam pembelajaran
IPA yaitu model terhubung dan model terjaring.
METODE PENELITIAN
Kedua model ini digunakan untuk memadukan
materi IPA yang terdiri dari Fisika, Kimia, dan Jenis penelitian yang digunakan pada pe-
Biologi. Tema dan subtema yang sudah dipadukan nelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau
dengan menggunakan kedua model tersebut dikemas Research and Development (R&D). Metode pe-
dalam bentuk bahan ajar bermuatan literasi saintifik. nelitian dan pengembangan yang digunakan yaitu
Literasi saintifik terdiri dari yaitu konsep metode yang dapat menghasilkan produk tertentu dan
saintifik, proses saintifik, dan konteks saintifik[18]. menguji keefektifan produk tersebut[21]. Objek pada
Literasi saintifik adalah pemahaman konsep-konsep penelitian ini adalah bahan ajar IPA Terpadu ber-
ilmiah serta proses yang diperlukan untuk bertanya, muatan literasi saintifik tema peran energi bagi
menemukan, atau menentukan jawaban pertanyaan makhluk hidup untuk siswa SMP kelas VII. Desain
yang berasal dari rasa ingin tahu tentang pengalaman penelitian dan pengembangan (R&D) adalah dengan
sehari-hari. Selain itu, literasi saintifik juga sebagai membandingkan keadaan sebelum dan sesudah
pengetahuan ilmiah dan penggunaan pengetahuan penggunaan bahan ajar IPA Terpadu bermuatan
seseorang untuk mengidentifikasi pertanyaan, mem- literasi saintifik.
peroleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena Prosedur yang digunakan pada penelitian ini
ilmiah, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti terdiri dari lima tahapan. Tahapan-tahapan tersebut
mengenai isu-isu yang berhubungan dengan sains, diantaranya potensi dan masalah, pengumpulan data,
pemahaman tentang karakteristik ilmu pengetahuan desain produk, validasi desain, dan revisi desain[21].
sebagai suatu bentuk pengetahuan serta penyelidikan, Potensi yang dimiliki pada SMPN 17 Padang sangat
kesadaran tentang bagaimana sains dan teknologi, mendukung proses pembelajaran IPA Terpadu. Hal
intelektual dan lingkungan budaya, dan kemauan ini terlihat dari kurikulum, siswa, sarana dan prasaran
untuk terlibat dalam isu-isu yang berhubungan serta lingkungan sekolah yang mendukung terhadap
dengan sains dan dengan ide-ide sains[19]. pelaksanaan pembelajaran IPA Terpadu. Namun
Dalam penelitian ini tema yang digunakan kenyataan di lapangan berdasarkan pengumpulan
yaitu peran energi bagi makhluk hidup. Tema ini data yang telah dilakukan dengan berpedoman pada
dipilih karena dekat dengan kehidupan nyata siswa lembar wawancara, analisis buku, beserta analisis
sehingga dalam proses pembelajaran memudahkan dokumen di SMPN 17 Padang ditemukan beberapa
siswa dalam memahami pelajaran. Energi merupakan masalah dalam pelaksanaan pembelajaran IPA
segala sesuatu yang menjadikan manusia maupun Terpadu di sekolah tersebut. Permasalahan tersebut
alat (mesin) dapat melakukan usaha atau kerja[20]. diantaranya pelaksanaan pembelajaran IPA yang
Pengembangan bahan ajar IPA Terpadu belum berjalan dengan baik, keterpaduan materi
bermuatan literasi saintifik memiliki beberapa pelajaran IPA yang belum terpadu atau masih
kelebihan. Pertama, memuat materi IPA secara terpisah, kemudian literasi siswa yang masih terbatas,
Terpadu dengan perpaduan Fisika, Kimia, dan dan hasil belajar tergolong rendah. Hal ini digambar-
Biologi dalam satu kesatuan yang dihubungkan kan dari hasil studi pendahuluan.
dengan kehidupan nyata siswa. Kedua, materi IPA Desain produk yang dihasilkan melalui
yang disajikan dalam bahan ajar akan meningkatkan penelitian R&D bertujuan untuk menghasilkan
literasi siswa dalam memahami materi yang terkait produk yang unggul dalam hal kualitas dan kuantitas
dengan kehidupan nyata serta siswa dapat lebih serta relevan dengan kebutuhan. Dalam penelitian ini
mudah memahami materi tersebut. Ketiga, dapat produk dibuat berpedoman pada panduan pe-
meningkatkan minat baca siswa terhadap materi IPA. ngembangan bahan ajar.
Keempat, dapat mengoptimalkan penilaian terhadap Bahan ajar yang telah dirancang harus
kompetensi divalidasi terlebih dahulu oleh tenaga ahli, lalu

107
direvisi, sehingga bahan ajar dapat digunakan untuk Energi Bagi Makhluk Hidup untuk Siswa SMP Kelas
diuji kepratisan dan keefektifannya[22]. Instrumen VII. Pertama, pada komponen penilaian kelayakan isi
pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari menggunakan sepuluh indikator. Kesepuluh indikator
instrumen uji validitas. Instrumen yang digunakan pada grafik terletak pada sumbu horizontal.
berupa lembar validasi tenaga ahli. Validasi produk Kesepuluh indikator tersebut diantaranya yaitu
dilakukan oleh beberapa tenaga ahli dan praktisi yang 1) Materi pada bahan ajar yang dibuat sesuai dengan
berpengalaman. Setiap tenaga ahli diminta untuk Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, 2) Bahan
menilai produk tersebut, sehingga dapat diketahui ajar yang dibuat sesuai dengan isu-isu terbaru,3)
kelemahan dan kekuatannya. Substansi materi dalam bahan ajar sudah benar,4)
Pada instrumen penilaian validasi terdapat Materi pada bahan ajar dapat menambah wawasan
empat komponen penilaian yang ada dalam bahan pengetahuan sesuai dengan perkembangan ilmu
ajar. Komponen penilaian yang digunakan pada pengetahuan, 5) Tema yang digunakan dalam bahan
bahan ajar diantaranya kelayakan isi, penyajian, ajar sudah memenuhi ketercapaian KI dan KD,6)
kebahasaan, dan kegrafisan. Teknik analisis data Keterpaduan pada materi dalam bahan ajar dengan
pada penelitian ini adalah statistik deskriptif yang menggunakan tema dan subtema sudah tepat,7)
digunakan penelitian ini yaitu analisis deskriptif, Kegiatan dan petunjuk kerja pada bahan ajar sudah
yang digambarkan melalui grafik. Pembobotan di- memuat literasi saintifik, 8) Bahan ajar mampu
lakukan berdasarkan skala likert. Nilai bobot dihitung membuat siswa dapat memecahkan masalah dengan
dengan cara mengalikan jumlah poin yang diberikan menggunakan metode ilmiah sesuai dengan per-
responden dengan nilai untuk respon tersebut. Skor kembangan siswa, 9) Bahan ajar dapat meningkatkan
nilai validasi dengan rentangan antara 0-100 yaitu pola pikir siswa sesuai dengan perkembangannya,
kriteria yang digunakan untuk menentukan validasi dan 10) Kegiatan dan petunjuk kerja pada bahan ajar
dari bahan ajar. Produk yang telah divalidasi oleh memuat sikap moral dan sosial. Hasil plot nilai
tenaga ahli, maka dapat diketahui hasil validasi dan indikator kelayakan isi tersebut dapat dilihat pada
masukan-masukan dari validator. Peneliti melakukan Gambar 1.
revisi terhadap bahan ajar berdasarkan masukan yang
disarankan oleh validator. 100
Nilai Indikator

80
60
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
40
1. Hasil Penelitian 20
Hasil validasi bahan ajar IPA Terpadu ber- 0
muatan literasi saintifik tema peran energi bagi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
makhluk hidup diperoleh dari instrumen validasi oleh Nilai 92 96 92 96 88 88 80 84 84 72
tenaga ahli. Tenaga ahli yang dipilih adalah dosen
yang memiliki pengalaman dibidangnya masing- Indikator Komponen Kelayakan Isi
masing. Hasil validasi digunakan untuk menentukan
kelayakan dari bahan ajar IPA Terpadu dan pedoman Gambar 1. Nilai Indikator Komponen
untuk merevisi produk yang telah dibuat. Instrumen Kelayakan Isi Bahan Ajar
penilaian validasi dari bahan ajar terdiri dari empat
Berdasarkan Gambar 1 dapat dijelaskan nilai
komponen diantaranya komponen kelayakan isi,
pada setiap indikator dari komponen kelayakan isi
penyajian, kebahasaan, dan kegrafisan.
berkisar antara 72 sampai 96. Berdasarkan kesepuluh
Bahan ajar IPA Terpadu bermuatan literasi
indikator tersebut pada komponen penilaian ke-
saintifik tema peran energi bagi makhluk hidup
layakan isi pada bahan ajar IPA terpadu terdapat dua
divalidasi oleh tenaga ahli yang terdiri dari lima
kategori yaitu sangat valid dan valid. Pada kategori
orang dosen FMIPA UNP. Dalam penentuan skor
sangat valid berkisar antara nilai 84 sampai 96 dan
pada setiap pernyataan diperoleh skor terendah dan
yang berada pada kategori valid dengan nilai 72.
skor tertinggi. Skor terendah untuk setiap per-nyataan
Nilai rata-rata yang diperoleh pada komponen ke-
adalah 5, sedangkan skor tertinggi adalah 25. Setiap
layakan isi adalah 87. Dengan demikian komponen
pernyataan, skor dikonversikan ke dalam bentuk nilai
kelayakan isi berada pada kategori sangat valid.
dari rentangan 20 sampai 100. Nilai terendah adalah
Kedua, pada komponen penilaian penyajian
20 dan nilai tertinggi adalah 100. Skor dan nilai rata-
menggunakan enam indikator. Keenam indikator
rata untuk satu komponen pe-nilaian ditentukan dari
pada grafik terletak pada sumbu horizontal. Indikator
skor dan nilai rata-rata semua indikator yang terdapat
tersebut diantaranya: 1) Tujuan dan indikator yang
dalam komponen penilaian validasi dari produk.
akan dicapai sudah jelas, 2) Bahan ajar disajikan dari
Berdasarkan instrumen penilaian yang telah
sederhana ke yang kompleks, 3) Bahan ajar me-
digunakan, dapat dianalisis hasil validitas untuk ke-
mungkinkan siswa terdorong untuk membaca materi
empat komponen penilaian bahan ajar Ajar IPA
pada bahan ajar, 4) Bahan ajar memungkinkan ter-
Terpadu Bermuatan Literasi Saintifik Tema Peran
jadinya interaksi antara guru dan siswa, 5) Informasi

108
yang disampaikan dalam bahan ajar sudah lengkap, valid. Nilai rata-rata yang di-peroleh pada komponen
dan 6) Informasi untuk kegiatan literasi saintifik kebahasaan adalah 88,52. Oleh karena itu komponen
sudah lengkap. Analisis nilai indikator komponen kebahasaan berada pada kategori sangat valid.
penyajian dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil plot Keempat, komponen penilaian kegrafisan
data nilai setiap indikator penyajian terlihat pada menggunakan lima indikator. Kelima indikator pada
Gambar 2. grafik terletak pada sumbu horizontal. Indikator
tersebut diantaranya: 1) Penggunaan font (jenis dan
100
ukuran) tulisan pada bahan ajar sudah proporsional,
Nilai Komponen

80 2) Lay out dan tata letak pada bahan ajar sudah pro-
60 porsional, 3) Ilustrasi, gambar, dan foto yang di-
40 sajikan pada bahan ajar sudah sesuai dengan materi,
20
4) Gambar cover sudah mewakili isi bahan ajar, dan
5) Perpaduan warna pada cover dan setiap lembaran
0 bahan ajar sudah proporsional. Hasil plot data nilai
1 2 3 4 5 6
setiap indikator kegrafisan terlihat pada Gambar 4.
Nilai 84 87 84 100 80 80
100
Indikator Komponen Penyajian

Nilai Indikator
80

Gambar 2. Nilai Indikator Komponen Penyajian 60


40
Dari Gambar 2 dapat dikemukakan bahwa
nilai pada setiap indikator dari komponen penyajian 20
yang berkisar antara 80 sampai 100. Berdasarkan 0
keenam indikator tersebut pada komponen penilaian 1 2 3 4 5
penyajian pada bahan ajar IPA Terpadu terdapat dua Nilai 96 92 88 88 88
kategori yaitu sangat valid dan valid. Pada kategori
sangat valid berkisar antara nilai 84 sampai 100 dan Indikator Komponen Kegrafisan
yang berada pada kategori valid dengan nilai 80.
Nilai rata-rata yang diperoleh pada komponen Gambar 4. Nilai Indikator Komponen Kegrafisan
penyajian adalah 85,75 dengan kategori sangat valid. Berdasarkan Gambar 4 dapat dijelaskan nilai
Ketiga, pada komponen penilaian kebahasaan pada setiap indikator komponen kebahasaan berkisar
menggunakan empat indikator. Keempat indikator antara 88 sampai 96. Kelima indikator tersebut pada
pada grafik terletak pada sumbu horizontal. Indikator komponen penilaian kegrafisan pada bahan ajar IPA
tersebut diantaranya: 1) Konsisten dalam mengguna- Terpadu terdapat pada kategori sangat valid. Nilai
kan istilah dan simbol-simbol, 2) Informasi yang di- rata-rata yang diperoleh pada komponen kegrafisan
sajikan pada bahan ajar sudah jelas, 3) Penulisan sebesar 90,40 berada pada kategori sangat valid.
kalimat dalam bahan ajar sudah sesuai dengan Nilai rata-rata setiap komponen penilaian pada
Kaidah Bahasa Indonesia, dan 4) Bahasa yang di- bahan ajar IPA Terpadu bermuatan literasi saintifik
gunakan dalam bahan ajar sudah efektif. Hasil plot tema peran energi bagi makhluk hidup dapat
data nilai setiap indikator kebahasaan terlihat pada ditentukan dari nilai rata-rata keempat komponen
Gambar 3. penilaian bahan ajar tersebut. Pada bahan ajar IPA
Terpadu terdapat empat komponen yang telah
100
dianalisis. Keempat komponen tersebut diantaranya
Nilai Indikator

80 komponen kelayakan isi, komponen penyajian,


60 komponen kebahasaan, dan komponen kegrafisan.
40 Nilai rata-rata pada setiap komponen penilaian
20 validasi pada bahan ajar bervariasi yaitu berkisar
0 antara 86 sampai 90 dengan nilai rata-rata seluruh
1 2 3 4 komponen sebesar 87,86. Dari nilai tersebut dapat
Nilai 90 88 88 88 dikemukakan bahwa secara keseluruhan komponen
bahan ajar berada pada kategori sangat valid. Dengan
Indikator Komponen Kebahasaan demikian, bahan ajar IPA Terpadu Bermuatan
Literasi Saintifik Tema Peran Energi Bagi Makhluk
Gambar 3. Nilai Indikator Komponen Kebahasaan Hidup untuk Siswa SMP Kelas VII telah memiliki
Pada Gambar 3 dapat dijelaskan nilai pada tingkat validitas yang tinggi.
setiap indikator dari komponen kebahasaan berkisar Berdasarkan hasil validasi bahan ajar IPA
antara 88 sampai 90. Berdasarkan keempat indikator terpadu diperoleh beberapa saran-saran dari tenaga
tersebut pada komponen penilaian ke-bahasaan pada ahli untuk direvisi kembali. Saran yang diberikan
bahan ajar IPA terpadu terdapat pada kategori sangat berupa tampilan cover, kejelasan isi bahan ajar ter-

109
masuk penerapan literasi saintifik, keterpaduan Tema yang terdapat pada bahan ajar dibuat
materi, dan soal-soal yang terdapat pada bahan ajar. dengan menggambarkan keterpaduan pada masing-
Saran dari tenaga ahli tersebut digunakan untuk masing materi. Tema didukung oleh sub tema, untuk
meningkatkan kelayakan bahan ajar. Salah satu hasil pemilihan subtema harus singkat dan dekat dengan
revisi yang sudah diperbaiki adalah cover dari bahan kehidupan siswa. Rangkaian tema terdiri dari dua KD
ajar. Pembuatan cover disesuaikan dengan tema yang yaitu KD 3.4 dan KD 3.5. Rangkaian tema terdiri
terdapat pada bahan ajar. Perbedaan sebelum dan dari empat sub tema. Tema utama berada ditengah-
sesudah yang telah direvisi terletak pada bagian nama tengah yang didukung oleh empat sub tema yang
pengarang. saling berkaitan. Keempat sub tema tersebut
Struktur bahan ajar IPA Terpadu Bermuatan meliputi: suhu dalam kehidupan, peran kalor dalam
Literasi Saintifik Tema Peran Energi Bagi Makhluk kehidupan, energi dalam sistem kehidupan, dan
Hidup untuk Siswa SMP Kelas VII berpedoman pada pemanfaatan energi dalam kehidupan. Pada masing-
Depdiknas 2008 tentang panduan pengembangan masing sub tema terdapat materi pendukung yang
bahan ajar. Struktur dari bahan ajar ini meliputi, 1) sesuai dengan pencapaian materi pembelajaran.
Petunjuk belajar, 2) Kompetensi yang dicapai, 3) Isi Rangkaian rema untuk kedua KD tersebut dapat
materi pembelajaran, 4) Informasi pendukung, 5) dilihat pada Gambar 7.
Latihan-latihan, 6) Petunjuk kerja berupa Lembar
Kerja, 7) Evaluasi, dan 8) Respon atau balikan ter-
hadap hasil evaluasi[23]. Dalam kegiatan dan petujuk
kerja memuat literasi saintifik. Literasi saintifik
terdiri dari kontek saintifik, proses saintifik, dan
konsep saintifik seperti yang terlihat pada Gambar 6.

Gambar 7. Rangkaian Tema Pada Bahan Ajar


Judul bahan ajar dibuat berdasarkan sub tema
yang sudah digambarkan dan dilanjutkan dengan
tujuan pembelajaran yang mendukung pencapaian
Gambar 6. Kegiatan dan Petunjuk Kerja kompetensi dasar. Materi pembelajaran, berisi garis
Dari Gambar 6 pada kegiatan dan petunjuk besar atau gambaran materi pelajaran pada bahan ajar
kerja terdapat konteks saintifik yang berisi teks IPA terpadu bermuatan literasi saintifik.
wacana yang dekat dengan kehidupan nyata siswa. Pada bahan ajar terdapat beberapa informasi
Dalam teks wacana diiringi dengan soal PISA. pendukung berisi tentang info sains. Pada latihan-
Selanjutnya terdapat proses saintifik berisi praktikum latihan berisi uji pemahaman mengenai materi yang
yang berhubungan dengan teks wacana. Hasil analisis terdapat pada bahan ajar. Pada kegiatan dan petunjuk
dari kegiatan praktikum dapat dikomunikasikan kerja terdapat literasi saintifik yang terdiri dari
melalui laporan. Terakhir terdapat konsep saintifik konteks, proses, dan konsep. Pada soal evaluasi
yang berisi soal-soal yang berhubungan dengan terdapat teks wacana dengan diiringi soal-soal
konteks saintifik dan proses saintifik. objektif yang terpadu sehingga membuat siswa lebih
Pada bahan ajar, kata pengantar, petunjuk tertarik dan termotivasi untuk meningkatkan
belajar beserta KI, KD dan Indikator diletakkan pemahaman pembelajaran IPA Terpadu. Pada bagian
setelah cover. Petunjuk belajar dalam bahan ajar evaluasi ini siswa dapat memilih jawaban yang
berisi petunjuk bagi siswa dalam melaksanakan paling tepat sesuai dengan pemahaman mereka
pembelajaran untuk semua bahan ajar. KD di- masing-masing. Respon dari hasil evaluasi berupa
turunkan dari KI, indikator diturunkan dari KD. refleksi atau balikan dari materi yang telah disajikan.
Bahan ajar yang dibuat terdiri dari dua KD pada SMP
kelas VII semester 1. KD yang dipakai pada bahan 2. Pembahasan
ajar yang dipadukan dalam bentuk tema meliputi: KD Dari hasil validasi bahan ajar oleh tenaga ahli
3.4 Menganalisis konsep suhu, pemuaian, kalor, per- diperoleh nilai validitas dari bahan ajar IPA Terpadu
pindahan kalor, dan penerapannya dalam kehidupan bermuatan literasi saintifik tema peran energi bagi
sehari-hari termasuk mekanisme menjaga kestabilan makhluk hidup sebesar 87,86 artinya bahan ajar
suhu tubuh pada manusia dan hewan, dan KD 3.5 berada pada kategori sangat valid. Hal ini sesuai
Menganalisis konsep energi berbagai sumber energi, dengan kriteria interpretasi skor jika suatu produk
dan perubahan bentuk energi dalam kehidupan dikatakan sangat valid apabila berada pada rentangan
sehari-hari termasuk fotosintesis.

110
nilai antara 81-100[24]. Selain itu, suatu produk di- melakukan perbaikan dengan melengkapi informasi
nyatakan valid jika sudah memenuhi struktur dari yang terdapat pada kegiatan literasi saintifik.
bahan ajar yang berpedoman pada depdiknas 2008. Pada komponen kebahasaan terlihat bahwa
Bahan ajar yang valid dihasilkan karena unsur yang bahasa dalam bahan ajar sudah sesuai dengan
terkait sudah tepat dan shahih[13]. pemahaman dan perkembangan sehingga bahan ajar
Hasil dari validasi bahan ajar selain digunakan mudah dipahami oleh siswa. Indikator yang terdapat
untuk menentukan kelayakan dari bahan ajar IPA pada komponen kebahasaan memperoleh nilai yang
Terpadu juga sebagai pedoman dalam melakukan sangat bagus. Hal ini menunjukkan bahan ajar dapat
revisi terhadap produk yang telah dibuat. Validasi membuat siswa seolah-olah berkomunikasi dengan
bahan ajar menggunakan lembar instrumen validasi. guru melalui tulisan dalam bahan ajar.
Komponen penilaian yang terdapat dalam instrumen Pada komponen kegrafisan penggunaan font,
validasi harus relevan dan konsisten sesuai dengan tata letak, ilustrasi, gambar, dan perpaduan warna
teori yang terkait pada bahan ajar[25]. Pada instrumen pada bahan ajar sudah bagus. Siswa dapat dengan
penilaian validasi bahan ajar terdapat 4 komponen jelas membaca tulisan yang terdapat pada bahan ajar.
penilaian. Komponen tersebut diantaranya komponen Gambar pada bahan ajar tepat sebagai ilustrasi dalam
kelayakan isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafisan. menyampaikan materi serta gambar dalam bahan ajar
Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
bahan ajar belum semua komponen mencapai nilai Ilustrasi yang terdapat pada bahan ajar bertujuan
yang sempurna sehingga bahan ajar perlu dilakukan untuk menjelaskan konsep-konsep materi agar jadi
revisi. Revisi yang dilakukan berdasarkan saran dari lebih jelas, sederhana, dan mudah dipahami.
validator agar bahan ajar yang digunakan dapat me- Dalam pelaksanaan penelitian ini tidak mudah
menuhi kriteria pada setiap komponen. mendapatkan hasil yang sempurna karena adanya
Pada komponen kelayakan isi validator me- keterbatasan. Saat melakukan penelitian terdapat
nilai bahan ajar yang telah dikembangkan sudah beberapa keterbatasan sehingga diperlukan solusi
memenuhi aspek kelayakan isi namun ada beberapa untuk mengatasi keterbatasan tersebut. keterbatasan
masukan yang perlu diperbaiki. Dalam komponen pertama, bahan ajar yang dibuat terdiri dari dua KD
kelayakan isi terdapat sepuluh indikator. Dari ke- yaitu 3.4 dan 3.5. Solusi untuk kedepannyaadalah
sepuluh indikator tersebut terdapat dua indikator bahan ajar dibuat berdasarkan semua materi yang
memperolah nilai yang kurang maksimal. Pertama, terdapat dikelas VII. Keterbatasan kedua, bahan ajar
literasi saintifik pada kegiatan dan petunjuk kerja yang dibuat menggunakan dua model saja diantara-
pada bahan ajar belum jelas. Peneliti melakukan nya model terjaring dan model terhubung. Solusi
perbaikan dengan memperjelas literasi saintifik pada untuk kedepannya yaitu bahan ajar dibuat dengan
bahan ajar yang dimulai dari konteks saintifik, proses menggunakan model pembelajaran terpadu lainnya.
saintifik, dan konsep saintifik. Kedua, sikap moral Keterbatasan ketiga, literasi yang diintegrasikan pada
dan sosial pada kegiatan dan petunjuk kerja belum bahan ajar hanya literasi saintifik saja. Solusi untuk
terlihat jelas. Peneliti melakukan perbaikan dengan keterbatasan ini adalah untuk kedepannya literasi
memasukkan sikap moral dan sosial pada bagian yang diintegrasikan pada bahan ajar bukan hanya
proses saintifik. Dengan demikian, bahan ajar yang literasi saintifik saja tetapi juga mencakup literasi
dikembangkan dapat menambah wawasan siswa serta lainnya seperti literasi fungsional, literasi visual, dan
menumbuhkan rasa ingin tahu dan kemampuan kerja lain-lain.
sama melalui diskusi secara berkelompok.
Pada komponen penyajian sudah lengkap dan KESIMPULAN
tersusun secara sistematis sehingga siswa dapat Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
belajar secara aktif untuk mecapai kompetensi[23]. yang telah dilakukan diperoleh nilai validitas dari
Komponen penyajian terdiri dari enam indikator. masing-masing komponen bahan ajar. Hasil validitas
Dari keenam indikator pada indikator bahan ajar setiap komponen berada pada kategori sangat valid
memungkinkan terjadi interaksi antara guru dan dengan nilai rata-rata validitas komponen kelayakan
siswa memperoleh nilai yang sempurna yaitu 100. isi sebesar 87,20, komponen penyajian sebesar 85,75,
Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar dapat komponen kebahasaan sebesar 88,52, dan komponen
membuat guru dan siswa dapat berinteraksi secara kegrafisan sebesar 90,40. Dalam penelitian ini dapat
aktif. Dilain sisi terdapat dua indikator memperoleh disimpulkan bahwa nilai rata-rata validasi bahan ajar
nilai yang kurang sempurna. Pertama, pada indikator IPA Terpadu dengan literasi saintifik tema peran
informasi yang disampaikan pada bahan ajar belum energi bagi makhluk hidup untuk dari keempat
lengkap. Peneliti melakukan perbaikan dengan me- komponen penilaian bahan ajar adalah 87,86.
lengkapi materi bahan ajar sesuai masukan dari Dengan demikian, nilai rata-rata validasi bahan ajar
validator. Materi tersebut dibuat secara terpadu yang IPA terpadu ini dapat diklasifikasikan kedalam
memiliki keterkaitan antar bidang studi yaitu Fisika, kategori sangat valid.
Kimia, dan Biologi. Kedua, pada informasi untuk
kegiatan literasi saintifik kurang lengkap. Peneliti

111
DAFTAR PUSTAKA [11] Asrizal, Festiyed, Sumarmin, R. (2017). Analisis
[1] Sudarisman, S. (2015). Memahami Hakikat dan Kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar IPA
Karakteristik Pembelajaran Biologi dalam Terpadu Bermuatan Literasi Era Digital untuk
Upaya Menjawab Tantangan Abad 21 serta Pembelajaran Siswa SMP Kelas VIII. Jurnal
Optimalisasi Implementasi Kurikulum 2013. Eksakta Pendidikan, Vol 1 No 1 Mei 2017 e-
Jurnal Florea, Vol 2 No. 1, April 2015 (29-35) ISSN2579-860X1
[2] Usman, E, A., Asrizal., dan Kamus, Z. (2017). [12] Ananda, R., dan Abdillah. (2018). Pembelajaran
Pengembangan LKS IPA Terpadu Meng- Terpadu. Medan: Lembaga Peduli Pengem-
integrasikan Literasi Saintifik pada Materi bangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).
Gerak dalam Kehidupan untuk Siswa Kelas VIII [13] Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu.
SMP. Pillar of Physics Education, Vol. 9 April Jakarta: PT Bumi Aksara.
2017, 25-32 [14] Kurniawati, A., Suliyanah., dan Qosyim, A.
[3] Ramadhan, H., D., Djamas, D., Asrizal. (2018). (2013). Pengembangan Bahan Ajar IPA Ter-
Pengaruh LKS IPA Terpadu Bermuatan padu Tema Letusan Gunung Berapi Kelas VII
Literasi Tema Gerak dalam Model Pem- di SMP Negeri 1 Kamal. Jurnal Pendidikan
belajaran Kontekstual Adaptif terhadap Sains e-Pensa.,Vol. 01. Nomor 01 Tahun 2013,
Kompetensi Siswa Kelas VIII SMPN 15 42-46
Padang. Pillar of Physics Education, Vol. 11 [15] Taufiq, M., Dewi, N, R., Widiyatmoko, A.
No 1, Februari 2018, 41-48 (2014). Pengembangan Media Pembelajaran
[4] Asrizal, A., Amran, A., Ananda, A., Festiyed, F. IPA Terpadu Berkarakter Peduli Lingkungan
(2018). Effectiveness of Adaptive Contextual Tema “Konservasi”. Jurnal Pendidikan IPA,
Learning Model of Integrated Science by JPII 3 (2) (2014) 140-145
Integrating Digital Age Literacy on Grade VIII [16] Asrizal, A., Amran, A., Ananda, A., Festiyed,
Students. IOP Conf. Series: Materials Science F., Sumarmin, R. (2018). The Development Of
and Engineering 335 (2018) 012067, doi: 10. Integrated Science Instructional Materials To
1088/1757-899X/33-5/1/012067 Improve Students Digital Literacy In Scientific
[5] Fadillah. 2014. Implementasi Kurikulum. (2013) Approach. Jurnal Pendidikan Indonesia, Doi:
dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & 10. 15294/ JPII. V7i4. 13613
SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. [17] Margunayasa, I Gede, Arini, Ni Wayan, Japa, I
[6] Afradisca, E., Asrizal., dan Yurnetti. (2018). Gusti N. (2014). Pembelajaran Terpadu Konsep
Bahan Ajar Sains Terpadu Tematik untuk dan Penerapannya. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Meningkatkan Kecerdasan Kuantum dan [18] Khairani, S., Asrizal., dan Amir, H., 2017.
Literasi Saintifik Siswa SMP Kelas VIII. Jurnal Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu
Semesta, Vol.01, No.01, 18-28 Berorientasi Pembelajaran Kontekstual Tema
[7] Afrizon, R., Akmam, A., Anshari, R., Hidayati, Pemanfaatan Tekanan dalam Kehidupan untuk
H., Yogica, R. 2018. Studi Pendahuluan Work- Meningkatkan Literasi Siswa kelas VIII SMP.
shop Rancangan Pembelajaran IPA Terpadu Phylar of Physics Education.,Vol. 10. Oktober
Bermuatan Mind Mapping. Jurnal SEMESTA, 2017, 153-160
Vol 01, No. 02, 2018 pp 26-31. [19] Utami, B. (2016). Scientific literacy in science
[8] Putri, D., S., Asrizal, dan Letmi. (2017). Pe- lesson Jurnal prosiding ICTTE FKIP UNS, Vol
ngembangan LKS IPA Terpadu Kontekstual 1 Nomor 1, Januari 2016, 125-133.
Bermuatan Literasi Tema Pemanfaatan Te- [20] Zulaikha, Siti. 2009. Ensiklopedia Fisika 1 Sains
kanan Dalam Kehidupan Untuk Pembelajaran Fisika untuk anak untuk Pendidikan Dasar.
Siswa SMP Kelas VIII. Jurnal Pilar of Physics Jakarta: Republika.
Education. Vol (10). Hlm, 89-96. [21] Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif
[9] Asrizal, Amran, A., Ananda, A., Festiyed, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Khairani, S. (2018). Effectiveness of Integrated [22] Sari, S, Y., and Afrizon, R. (2018). The
Science Instructional Material On Pressure in Practicality of Statistical Physics Handout
Daily Life Theme to Improve Digital Age Based on KKNI and the Constructivist
Literacy of Students. Jounal of Physics: Conf. Approach. IOP Conference Series: Materials
Series 1006. Science and Engineering 335 (2018) 012070.
[10] Dewi, W, S., dan Afrizon, R. (2018). Analisis [23] Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan
Kondisi Awal Perkuliahan Mahasiswa Pen- Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jendral
didikan Fisika dalam Rangka Mengembangkan Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Bahan Ajar Statistika Pendidikan Fisika [24] Riduwan. (2012). Dasar-dasar Statistika. Ban-
Menggunakan Model Problem Solving. Jurnal dung: Alfabeta.
Eksakta Pendidikan, Vol 2 No 1 Mei 2018, e- [25] Ploomp, T., Nieveen, N. (2013). Educational
ISSN 2614-1221, Doi:https://doi.org/10.24036/- Design Research. Netherlands: Netherlands
jep/vol2-iss1/140 Institute for Curiculum Development (SLO).

112

You might also like