You are on page 1of 8

ANALISIS BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XI BERDASARKAN PADA

KOMPONEN LITERASI ERA DIGITAL

Deby Putri Perwita1)Yesni Oktrisma1)Popi Sri Kandika1) Festiyed2)Asrizal2)


1)Program Studi Magister Pendidikan Fisika Pascasarjana UNP
2)
Dosen Magister Pendidikan Fisika Universitas Negeri Padang
debyputri6@gmail.com
yesnioktrisma10@gmail.com
popisrikandi@gmail.com
festiyed@ymail.com
asrizal@fmipa.unp.ac.id

ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze Physics textbooks used in Padang based on digital age literacy
content. The study analyzed the books based on the contents of aspects of digital age literacy, namely (1)
Scientific literacy, (2) information literacy, (3) and visual literacy. The object of this study is the high school
physics textbook. The study population was all material in 5 high school physics textbooks analyzed. The initial
step in this research is to conduct a survey of high school physics class XI textbooks used in Padang City. The
schools surveyed were chosen randomly. The next step is to choose five textbooks that have been approved by
the Book Center and are the most widely used by students and teachers in schools in the Padang region. The
books analyzed were 5 books from different publishers. Furthermore, this book is labeled with books A, B, C, D
and E. The results of analysis of high school physics textbooks obtained that in book A the percentage of
emergence was 57%, Book B% 56%, Book C 38%, Book D 71% and E book 78%. Class XI high school physics
textbooks analyzed already contain categories of digital literacy, so teachers can use physics literacy materials
containing digital literacy and can be used by students in learning, but in book C they do not include digital
literacy categories due to the low aspects of scientific literacy, information literacy and literacy visually so book
B is not yet suitable for use as teaching material.

Keywords : Digital age literacy,Text Book, Saintific literacy, Information literacy, Visual literacy
his is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction
in any medium, provided the original work is properly cited . ©2018 by author and Universitas Negeri Padang.

PENDAHULUAN jaran disajikan menarik perhatiannya[2].


Era globaliasi diperlukan SDM untuk dapat
Perkembangan teknologi dan komunikasi
menghadapi berbagai persaingan yang utuh dan
memberikan tantangan dan prospek secara multi-
berkompetensi secara sehat. Perkembangan teknolo-
dimensi, baik dalam konteks pendidikan memberi-
gi sangat pesat pada masa kini menuntut dimilikinya
kan peluang, bagi mengajar maupun pembelajaran,
kemampuan dasar yang tidak saja bersandarkan pada
berinteraksi sosial maupun pekerjaan profesional,
konsep literasi. Perkembangan teknologi informasi
sehingga dapat menimbulkan daya saing yang sangat
menjadi bagian dari munculnya era revolusi digital
tinggi pada tingkat era globalisasi. Era globalisasi
di Indonesia. Perkembangannya yang sangat pesat
merupakan suatu era yang penuh dengan berbagai
mampu memberikan pengaruh besar dan mendomi-
persaingan yang begitu ketat dari berbagai bidang
nasi seluruh sektor kehidupan masyarakat, termasuk
pendidikan. Pendidikan berperan dalam meningkat-
di dunia pendidikan. Tuntutan akademik pada tiap
kan sumber daya manusia semakin tinggi mutu pen-
jenjang pendidikan di Indonesia berbeda-beda. Lite-
didikan, maka akan semakin tinggi sumber daya
rasi merupakan salah satu upaya dalam mempersiap-
manusia yang dihasilkan, sehingga dapat menghada-
kan SDM yang diinginkan pada abad ke 21.
pi persaingan yang ada[1]. Pendidikan merupakan sa-
Literasi dapat dimaknai sebagai kemampuan
lah satu hal yang sangat penting dalam membentuk
membaca dan menulis. Definisi literasi yang dihasil-
karakter bangsa, berbagai upaya yang digunakan un-
kan dari pertemuan pakar UNESCO dipertemuan Pa-
tuk memajukan bangsa. Pendidik yang kreatif akan
ris mengisyaratkan bahwa perluasan makna literasi.
selalu menciptakan ide-ide dalam merancang bahan
Literasi tidak hanya berkaitan dengan baca tulis,
pembelajaran baru yang mampu membuat peserta di-
melainkan kemampuan untuk identifikasi, pemaha-
dik dapat mencapai tujuan pembelajaran merupakan
man, penafsiran, penciptaan, komunikasi, perhitu-
salah satu ukuran keberhasilan pendidikan. Selain itu
ngan, dan penggunakan bahan-bahan cetak dan tulis
ukuran keberhasilan pendidikan adalah bila peserta
bertautan dengan berbagai konteks. Literasi melibat-
didik bisa belajar dengan senang karena pembela-

1
kan kontinum belajar yang memungkinkan individu akan digunakan dalam proses pembelajaran yaitu
mencapai tujuan, mengembangkan pengetahuan dan buku siswa dan buku panduan guru. Buku panduan
potensinya, serta berpartisipasi secara penuh dalam guru diterbitkan untuk memberi arah dan paradigma
masyarakat dan komunitas yang lebih luas [3]. yang benar dalam proses pembelajaran kurikulum
Abad ke-21 kemampuan indvidu tercapainya 2013. Seorang guru haruslah memahami aspek
kesuksesan literasi era digital dalam cakupan mem- literasi sains terlebih dahulu sebelum pelaksanaan
baca, menulis dan menghitung sederhana, siswa per- proses pembelajaran, karena penguasaan tingkat
lu mencapai kemahiran baik dalam bidang sains, literasi sains ternyata berpengaruh terhadap proses
teknologi, dan budaya, serta pemahaman tentang in- mengajar guru di kelas.
formasi dalam segala aspek. Literasi era digital erat Literasi visual adalah kemampuan untuk me-
kaitannya dengan bagaimana memperoleh informasi nafsirkan, menggunakan, dan menciptakan pesan vi-
dan mendalaminya hingga mengevaluasinya. Litera- sual untuk meningkatkan proses, pengambilan
si digital didefinisikan sebagai kemampuan dalam keputusan, komunikasi, dan pembelajaran. Literasi
bidang tertentu yang dapat digunakan pada zaman visual merupakan sebuah kemampuan dalam mengin-
terpretasikan pesan visual dan menciptakan pesan da-
teknologi digital. Literasi era digital terdiri dari lite- lam sebuah komunikasi, dengan kata lain literasi visu
rasi fungsional, literasi saintifik, literasi teknologi, al berupa kebolehan membentuk makna dari melihat
literasi informasi, literasi budaya, dan kesadaran gambar diberikan. Literasi visual memiliki aspek
global [4]. Era digital (digital era) adalah suatu isti- penilaian yaitu menafsirkan dan menciptakan.Menaf-
lah masa yang digunakan untuk menggambarkan sirkan visual didasarkan pada gagasan gambar dapat
teknologi digital. Dengan demikian literasi era digi- dibaca dengan makna yang dapat dikomunikasikan
tal (digital age literacy) dapat didefinisikan sebagai melalui proses membaca. Menciptakan visual mene-
kemampuan dalam bidang tertentu yang dapat digu- rapkan atau membuat representasi visual yang kon-
nakan pada zaman teknologi digital. septual. Dengan adanya kemampuan siswa dalam
menafsirkan visual dan memanfaatkan visual, maka
siswa dapat memahami materi pelajaran dengan ba-
ik[10].Visual Literacy: Can students interpret , use, and
create visual media in ways that advance thinking,
decision making, communication, and learning ? [6].
Literasi informasi adalah kemampuan men-
cari, mengevaluasi dan menggunakan informasi yang
dibutuhkan secara efektif[11]. Kemajuan teknologi
informasi dan internet saat ini mengakibatkan sumber
daya informasi digital sangat melimpah[12]. Di sisi
lain, perkembangan teknologi informasi di ibaratkan
seperti dua sisi mata uang yang memberikan efek
Gambar 1 Aspek Lietrasi Era Digital positif dan negatif kepada siswa. Pembelajaran literasi
digital tidak bisa dielakkan lagi[13]. Tuntutan ini lah
Literasi saintifik merupakan pengetahuan dan yang kemudian melahirkan sebuah pemikiran tentang
pemahaman konsep-konsep dan proses ilmiah yang pentingnya literasi digital dalam dunia pendidikan.
diperlukan untuk mengambil keputusan pribadi, parti Information literacy : Are students able to evaluate,
sipasi dalam urusan sosial dan budaya, dan pro locate, synthesize, and use information effectively, and
accomplish these functions using technology?[6]. Di sisi
produktifitas ekonomi. Dengan literasi ilmiah berarti lain, perkembangan teknologi informasi diibaratkan
seseorang memiliki kemampuan untuk menggam- seperti dua sisi mata uang yang memberikan efek
barkan, menjelaskan dan memprediksi fenomena positif dan negatif kepada masyarakat. Pembelajaran
alam[7]. Seseorang memiliki kemampuan literasi literasi digital tidak bisa dielakkan lagi. Tuntutan
saintifik adalah orang yang memiliki kemampuan inilah yang kemudian melahirkan sebuah pemikiran
untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan tentang pentingnya literasi digital, termasuk juga
konsep-konsep sains yang diperoleh dalam pendidi- dalam dunia pendidikan. Berdasarkan kelompok
kan [8]. Ada 3 dimensi literasi saintifik yaitu Pertama, literasi yang telah dijabarkan, literasi yang tepat
konsep saintifik (pengetahuan saintifik) untuk me- digunakan pada tingkat SMA adalah literasi saintifik,
mahami fenomena tertentu dari alam dan perubahan literasi informasi, dan literasi visual karena literasi
ini sesuai dengan perkembangan mereka.
akibat kegiatan manusia. Kedua, proses saintifik
Pada pembelajaran siapapun yang menguasai
difokuskan pada kemampuan memperoleh, mengin-
nya literasi digital memungkinkan memperoleh pe-
terprestasikan, dan bertindak atas bukti. Ketiga, kon
ngetahuan, sikap, dan keterampilan melalui aktivi-
teks sainstifik dapat dipilih dari kehidupan manusia
tas belajar yang lebih baik, lebih cepat, lebih mudah,
sehari-hari [9]. Scientific literacy: Do student have the
dan menyenangkan. Sebagai penelitian dalam kon-
knowledge and understanding of scientific concepts
pembelajaran memperlihatkan bahwa untuk dapat
and process processes required for personal decision
memanfaatkan secara efektif teknologi informasi
making and participation in social systems? [6].
dan komunikasi (TIK), pembelajaran tidak cukup
Saat ini dengan diterapkannya kurikulum
mengandalkan keterampilan literasi, melainkan me-
2013, pemerintah membuat dua buah buku yang

2
merlukan kompetensi lain yang mendukung. Untuk Buku ajar merupakan buku yang disusun
itu diperlukan literasi baru seperti literasi digital. untuk kepentingan proses kegiatan belajar mengajar
Literasi era digital bagian yang tidak dapat baik yang bersumber dari hasil-hasil penelitian atau
dipisahkan dari informasi. Informasi suatu hal tidak hasil dari sebuah pemikiran tentang sesuatu atau
bisa dilepaskan dari kehidupan manusia karena kajian bidang tertentu yang kemudian dirumuskan
informasi manusia dapat melakukan berbagai hal. menjadi bahan pembelajaran. Buku ajar adalah buku
Dari waktu ke waktu informasi terus mengalami pelajaran dalam bidang studi tertentu yang
perkembangan yang diikuti dengan per- kembangan merupakan buku standar, yang disusun oleh para
media elektronik atau digital dan teleko- munikasi. pakar dalam bidang tersebut dengan maksud-maksud
Informasi bukan hanya berbentuk cetak lagi, tetapi dan tujuan instruksional, dilengkapi dengan sarana-
sudah dapat diakses dengan media digitalisasi. Oleh sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami
karena itu, siswa diharapkan dapat mengikuti oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan
perkembangan zaman agar tidak ketinggalan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang sesuatu
informasi. Literasi era digital merupakan konstelasi program pengajaran. Dengan bahan ajar membuat
pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang pembelajaran lebih menarik, praktis, dan realistik.
diperlukan untuk berkembang dalam budaya yang Buku ajar sebagai salah satu bahan ajar
didominasi oleh teknologi[14]. yang digunakan oleh siswa untuk menunjang proses
Kemampuan teknologi literasi diperlukan pembelajaran. Pembelajaran sebagai proses belajar
siswa agar siswa sukses di era globalisasi literasi yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan
yang dikenal dengan menggunakan literasi digital. kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan
Untuk meningkatkan kompetensi fisika siswa pada kompetensi fisika siswa, serta dapat meningkatkan
kurikulum 2013 dibutuhkan suatu bahan ajar sehing- kemampuan mengkontruksikan pengetahuan baru
ga bahan ajar dapat digunakan sebagai sumber sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik
belajar bagi siswa. Sumber belajar esensial dan penti terhadap materi pelajaran fisika siswa. Fisika salah
ng dalam pembelajaran di sekolah meningkatkan satu mata pelajaran diharapkan siswa memiliki
kinerja siswa dan efisien guru adalah penerapan ba- kompetensi sikap positif, berkarakter dengan daya
han ajar. Disamping itu, pembelajaran akan menarik, pikir kritis, kreatif, inovatif, kolaboratif, jujur dan
praktis, dan realistik dengan adanya bahan ajar[15]. terbuka. Buku teks selain berfungsi mendukung guru
Bahan ajar sangat diterapkan pada proses saat melakukan pembelajaran juga merupakan alat
kegiatan pembelajaran. Bahan ajar merupakan suatu bantu bagi siswa dalam menerima materi dari guru.
perangkat pembelajaran yang dapat digunakan seba- Penggunaan buku pelajaran sains memiliki posisi
gai penunjang untuk mencapai tujuan pembelajaran. yang sangat penting. Buku ajar dijadikan pedoman
Jadi, salah satu bentuk dari bahan ajar yang diguna- oleh para guru sains dalam proses pembelajaran sains
kan adalah buku ajar. Buku ajar adalah buku pelaja- baik di kelas maupun untuk pemberian pekerjaan
ran dalam bidang studi tertentu yang merupakan rumah yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam Buku adalah komponen penting dalam proses
bidang tersebut dengan maksud-maksud dan tujuan pembelajaran. Buku ajar berperan penting bagi guru
instruksional, yang dilengkapi dengan sarana-sarana sains sekolah menengah, selain sebagai alat bantu
pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh pembelajaran juga berperan dalam mendidik
para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan generasi muda.. Buku teks atau buku ajar merupakan
tinggi sehingga dapat menunjang sesuatu program bahan pengajaran yang paling banyak digunakan
pengajaran[16]. Selain itu, Peraturan Menteri Pendidi- diantara semua bahan pengajaran lainnya.
kan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 tentang buku Buku ajar adalah salah satu sarana
teks pelajaran mengungkapkan bahwa, “buku pelaja- keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran yang
ran merupakan buku acuan wajib untuk digunakan merupakan satu kesatuan unit pembelajaran yang
disekolah yang memuat materi pembelajaran dalam berisi informasi, pembahasan, serta evaluasi..
rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi Menurut Adisendjaja (2009), buku pelajaran yang
pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan banyak beredar di Indonesia sejauh ini terlalu
ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan materialistik, kering, dan tidak menggugah
kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang kesadaran afektif (emosional) siswa. Meskipun
disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan” berorientasi kognitif yang amat kental, namun
[17]
. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructio- secara intelektual tidak mampu menggerakkan daya
nal materials), secara garis besar terdiri dari penge- kritis dan rasa ingin tahu pembacanya (guru dan
tahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa). Lebih lanjut pada penelitian Adisendjaja
oleh peserta didik dalam rangka mencapai standar (2009), International Education Achievement di
kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, tahun 1999 melaporkan bahwa minat baca siswa di
jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengeta- sekolah-sekolah Indonesia, menempati nomor 2
huan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampi- (dua) terakhir dari 39 negara yang disurvei. Kondisi
lan, dan sikap atau nilai. ini diduga berawal dari kesan pertama yang buruk

3
dengan buku, dalam hal ini buku pelajaran yang Buku ajar yang digunakan harus mampu
angker, berat, dan kurang menarik. Sebuah riset membekali siswa untuk mengembangkan minat be-
yang dilakukan oleh Redjeki (Adisendjaja, 2009) lajar. Sumber belajar esensial dan penting dalam
misalnya, menunjukkan bahwa buku-buku pelajaran pembelajaran disekolah untuk meningkatkan kinerja
yang dikonsumsi pelajar Indonesia tertinggal 50 siswa dan efiensi guru adalah penerapan bahan ajar.
tahun dari perkembangan terbaru sains modern. Oleh Oleh karena itu, analisis terhadap kondisi buku ajar
karena itu, guru dan siswa sangat membutuhkan ini sangat penting untuk dilakukan, terutama analisis
sumber belajar dalam proses pembelajaran, sehingga yang berhubungan dengan literasi era digital. Buku
disadari bahwa salah satu faktor penentu peningka- ajar yang dianalisis adalah buku fisika, buku ini
tan mutu pembelajaran adalah dengan meningkatkan merupakan bagian dari pendidikan sains dan salah
kualitas sumber belajar tersebut. satu mata pelajaran di sekolah.Tujuan dari penelitian
Kompetensi pengetahuan memahami fenome- ini adalah menganalisis dan menentukan profil
na,konsep, prinsip gejala alam melalui materi-materi literasi era digital yang terkandung dalam buku ajar
fisika, kompetensi keterampilan mengambil keputu fisika yang digunakan di sekolah-sekolah Padang.
san di antara berbagai pilihan yang bersifat ilmiah :
METODE PENELITIAN
memahami dampak dari perkembangan fisika terha-
Penelitian ini menggunakan metode peneli-
dap perkembangan teknologi dan memecahkan
tian deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik
persoalan sehari-hari[18]. Buku ajar dapat dikata kan
yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau
berkualitas baik apabila memenuhi standar tertentu
memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
yang sesuai dengan kurikulum 2013.
melalui data sampel atau populasi sebagaimana
Kurikulum 2013 merupakan kemampuan hi-
adanya. Pada statistik deskriptif ini tanpa melakukan
dup sebagai pribadi yang produktif, kreatif, inovatif,
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku
dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidu-
untuk umum[21]. Langkah awal dalam penelitian ini
pan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan pera-
adalah melakukan survei terhadap buku ajar fisika
daban dunia[19]. Kurikulum 2013 memiliki pembela-
SMA kelas XI yang digunakan di Kota Padang.
lajaran yang berorientasi kepada siswa. Sehingga,
Sekolah yang disurvei dipilih secara acak. Langkah
siswa dapat mengembangkan kompetensi pengeta-
berikutnya memilih lima buku ajar yang telah
huan literasi digital sesuai dengan tuntutan pembela-
disetujui Pusat Perbukuan dan paling banyak di-
jaran fisika siswa.
gunakan oleh siswa dan guru disekolah-sekolah
Literasi era digital tidak sekadar memerlukan
diwilayah Padang. Buku yang dianalisis sebanyak 5
penguasaan kemampuan mengoperasikan perangkat
buku dari penerbit yang berbeda. Selanjutnya buku
digital dan perangkat lunak saja, melainkan keteram- ini diberi label dengan buku A, B, C, D dan E.
pilan-keterampilan kompleks, yang meliputi aspek- Objek penelitian ini adalah buku ajar fisika
aspek kognitif, motorik, sosiologis, dan keterampi- SMA. Populasi dalam penelitian ini diambil selu-
lan emosional yang harus dimiliki oleh seseorang ruhnya untuk dijadikan sampel. Dalam menentu-
agar dapat memanfaatkan lingkungan digital secara kan sampel dalam hukum statistika yaitu semakin be
efektif[20]. Sesuai tuntutan dari literasi era digital sar jumlah sampel, maka semakin mengambarkan
bahwa siswa harus memiliki pengetahuan teknologi keadaan populasi yang diteliti[22]. Populasi dalam
atau informasi agar mampu bersaing dan dapat penelitian ini yaitu semua materi yang ada pada 5
menghadapi tantangan yang ada pada era digital. buku yang dianalisis. Sampelnya beberapa pokok
Banyak sekali faktor yang diduga menye- bahasan pada buku yang dianalisis. Halaman yang
babkan rendahnya literasi digital anak-anak Indone- dipilih yaitu halaman atau pokok bahasan yang
sia yang berkaitan dengan proses pendidikan salah mewakili setiap bab yang dianalisis. Pada kelima
satunya adalah buku ajar. Buku ajar pelajaran me- buku tersebut mencakup isi yang sama, antara lain;
miliki peranan penting dalam pembelajaran sains. (a) Fluida Dinamis (b) Teori Kinetik Gas, (c)
Buku ajar digunakan guru untuk menyampaikan Keseimbangan Benda Tegar, (d) Elastisitas, dan (e)
informasi kepada siswa. Kemampuan guru untuk Hukum Termodinamika. Instrumen yang digunakan
memilih buku ajar sains yang baik sangat diper- dalam penelitian ini berupa lembar angket kuisioner
lukan. Buku ajar atau buku teks siswa sangat banyak yang berisi indikator literasi era digital dengan
dan beragam yang tersedia dipasaran dan tentu menggunakan kategori ‘ya” dan “tidak”. Instrumen
dengan kualitas yang berbeda. Pada buku ajar atau kemampuan literasi era digital dalam pembelajaran
buku teks menurut beberapa hasil penelitian dan pe- fisika terdiri dari 20 pernyataan. Pernyataan disesuai
ngalaman penulis sendiri masih ditemukan konsep- kan dengan indikator-indikator kemampuan literasi
konsep yang kurang tepat, miskonsepsi dan memer- era digital yang mencakup pada aspek, yaitu literasi
lukan konsepsi alternatif. Guru harus memiliki ke- sainstifik, literasi informasi dan literasi visual.
mampuan dan pedoman untuk memilih buku teks Pada tahap pengumpulan data peneliti menga-
atau buku ajar. Buku ajar dipilih berdasarkan kepada nalisis setiap pernyataan pada halaman yang diana-
integritas atau hakekat sains dan literasi ilmiah. lisis dan mencocokkannya dengan indikator literasi

4
era digital yang ada pada lembar angket kuisioner Dari hasil analisis Gambar 2 dapat dilihat
kemudian menghitung persentase kemunculan kate- bahwa pada setiap buku menunjukan persentase
gori literasi digital pada setiap buku. Analisis terha- yang berbeda pada aspek literasi sainstifik.
dap setiap buku dilakukan oleh tiga orang. Data yang Persentase kemunculan aspek literasi sainstifik
dikumpulkan melalui instrument yang sesuai dianali- kemunculan paling tertinggi pada pada buku E
sis dengan menggunakan teknik analisis tertentu. sebesar 80%. Aspek saintifik tertinggi kedua yaitu
pada buku D dengan persentase kemunculan sebesar
Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi
67%, ketiga yaitu pada buku A dengan persentase
beberapa tahap sebagai berikut :
kemunculan sebesar 63%, keempat yaitu pada buku
1. Tahap persiapan, anatara lain melakukan B dengan persentase kemunculan sebesar 57% dan
studi literatur tentang literasi era digital dan yang kelima persentase kemunculan terendah pada
buku ajar, serta menyusun instrumen pene- aspek sainstifik yaitu pada buku C sebesar 17%.
litian.
2. Tahap pelaksanaan, antara lain melakukan ASPEK LITERASI INFORMASI
survey buku ajar fisika yang digunakan di Bk A

Persentase Kemunculan
Kota Padang, melakukan sampling (menen- 80% 70%
60% 63% Bk B
tukan lima buku ajar yang dianalisis dan 60% 53%
menentukan sampel bab yang dianalisis), 37% Bk C
melakukan analisis terhadap buku ajar, 40%
Bk D
menulis pernyataan yang sesuai dengan
20%
indikator kategori literasi era digital pada Bk E
isntrumen lembar kuisioner. 0%
3. Tahap akhir, antara lain mengolah dan analisis Bk A Bk B Bk C Bk D Bk E
data hasil penelitian dengan menghitung
Gambar 3. Jumlah Kemunculan Literasi Era digital
jumlah dan persentase kemunculan aspek
Pada Aspek Literasi Informasi Untuk Setiap Buku Ajar
literasi era digital pada masing-masing buku
ajar. Kemudian terakhir menarik kesimpulan. Pada hasil analisis Gambar 3 dapat dilihat
Data yang dianalisis adalah 5 BAB dalam bahwa pada setiap buku menujukan persentase yang
buku Fisika SMA kelas XI. Teknik analisis yang berbeda pada aspek literasi informasi. Persentase
akan dilakukan adalah sebagai berikut: kemunculan pada aspek literasi informasi
1. Menghitung persentase kemunculan pada kemunculan paling tertinggi terdapat pada buku E
setiap aspek literasi era digital sebesar 70%. Kemudian yang kedua, yaitu pada
2. Menghitung persentase rata-rata tiap buku buku D dengan persentase kemunculan literasi
ajar setiap aspek literasi era digital. Adapun informasi sebesar 63%, ketiga yaitu pada buku A
perhitungan menggunakan perumusan : dengan persentase kemunculan literasi informasi
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛
%= x 100 % sebesar 60%, keempat yaitu pada buku B dengan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑛
persentase kemunculan literasi informasi sebesar
3. Memberikan analisis deskriptif berdasarkan
53%, dan yang kelima persentase kemunculan
data yang telah diolah
literasi informasi paling terendah yaitu pada buku C
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dengan sebesar 37%. Rendahnya literasi informasi
pada buku disebabkan kurangnya memuat
HASIL PENELITIAN kemampuan mencari, mengevaluasi dan menggunakan
Berdasarkan analisis dan pengelolahan data informasi yang dibutuhkan secara efektif. Akan tetapi
menggunakan kuisioner “ya” dan “tidak”, dilakukan secara keseluruhan pada kelima buku ajar yang
pada lima buku ajar berdasarkan literasi digital dianalisis sudah memuat aspek literasi visual.
dengan aspek literasi sainstifik, literasi informasi,
dan literasi visual, diperoleh data sebagai berikut: ASPEK LITERASI VISUAL
100% 83% 85%
Jumlah Kemunculan

ASPEK LITERASI SAINSTIFIK 58% 60% Bk A


Kategori

100% 48%
80% Bk A
Persentase Kemunculan

50% Bk B
63% 57% 67% Bk B
Bk C Bk C
50% Bk D 0% Bk D
17% Bk E Bk A Bk B Bk C Bk D Bk E
0% Gambar 4. Jumlah Kemunculan Literasi Era Digital
Pada Aspek Literasi Visual Untuk Setiap Buku Ajar
Bk A Bk B Bk C Bk D Bk E
Gambar 2. Jumlah Kemunculan Literasi Era Digital Pada Dari hasil analisis Gambar 4 dapat dilihat
Aspek Literasi Sainstifik Untuk Setiap Buku Ajar bahwa pada setiap buku menujukan persentase yang

5
berbeda pada aspek visual. Persentase kemunculan literasi visual sebesar 83%, sehingga rata-rata aspek
pada aspek visual paling tertinggi pada buku E literasi era digital sebesar 71%. Aspek literasi era
sebesar 85%. Kemudian yang kedua yaitu pada digital yang tertinggi ketiga yaitu pada buku A,
buku D dengan persentase kemunculan aspek dengan persen- tase kemunculan aspek literasi
literasi visual sebesar 83%, ketiga yaitu pada buku sainstifik 63%, literasi informasi 60%, dan literasi
C dengan persentase kemunculan aspek literasi visu visual sebesar 48%, sehingga rata-rata aspek literasi
al sebesar 60%, keempat yaitu pada buku B dengan era digital sebesar 57%.
persentase kemunculan aspek literasi visual sebesar Aspek literasi digital yang terendah ke dua
58%, dan yang kelima persentase kemunculan yaitu pada buku B dengan persentase kemunculan
terendah yaitu pada buku A dengan persentase aspek literasi sains 57%, literasi informasi 53%, dan
kemunculan aspek literasi visual sebesar 48%. literasi visual sebesar 58%, sehingga rata-rata aspek
Rendahnya literasi visual pada buku ajar hal literasi digital sebesar 71%, Namun pada buku C
ini disebabkan pada buku ajar kurangnya belum memuat kategori literasi era digital
menafsirkan, menggunakan, dan menciptakan pesan dikarenakan rendahnya aspek literasi era digi-
visual untuk meningkatkan proses, pengambilan tal yang termuat dalam buku tersebut dimana
keputusan, komunikasi, dan pembelajaran. Akan literasi sainstifik hanya sebesar 17%, literasi
tetapi secara keseluruhan pada kelima buku ajar informasi 37% dan literasi visual 60%, dan rata-
yang dianalisis sudah memuat aspek literasi visual. rata aspek literasi era digital hanya mencapai
Jika kita perhatikan secara keseluruhan bahwa pada 38%, sehingga buku C belum layak digunakan
buku A memiliki persentase literasi digital yang sebagai bahan ajar berliterasi era digital.
hampir merata, pada buku A lebih persentase lebih
tinggi terdapat pada aspek literasi sainstifik sebesar PEMBAHASAN
63%, sedangkan untuk aspek literasi informasi Pada penelitian ini yaitu menganalisis buku
sebesar 60% dan pada aspek literasi visual sebesar ajar fisika berdasarkan komponen literasi digital.
48%. Sedangkan pada buku C yang memuat literasi Literasi digital yang digunakan dalam penelitian ini
digital paling rendah, aspek sainstifiknya sebesar pada tiga aspek yaitu aspek literasi sainstifik, literasi
17%, hal ini rendahnya aspek literasi sainstifiknya informasi dan literasi visual yang terdiri dari 20
dikarena pada buku C hanya terfokus pada rumus pernyataan. Pernyataan disesuaikan dengan
tanpa menekankan konsep, konteks dan proses indikator-indikator kemampuan literasi digital yang
sainsnya. Sehingga informasi yang dimuat dalam mencakup pada tiga aspek tersebut. Populasi dalam
buku C rendah hanya memuat 37% aspek literasi penelitian ini semua materi yang ada pada 5 buku
informasi dan pada aspek visualnya memuat 60%. yang dianalisis. Sampelnya yaitu halaman atau
pokok bahasan yang mewakili setiap bab yang
LITERASI DIGITAL dianalisis antara lain; (a) Fluida Dinamis (b)Teori
100%
Persentase total

71% 78% Bk A Kinetik Gas, (c) Keseimbangan Benda Tegar, (d)


57% 56% Elastisitas, dan (e) Hukum Termodinamika.
Bk B
38% Perserta didik yang merupakan bagian
50%
Bk C masyarakat digital harus memiliki perilaku melek
digital (literasi digital). Literasi era digital adalah
Bk D
sebuah keterampilan abad ke-21 yang diperlukan
0% Bk E untuk siswa. Pemerintah melalui kementrian
Bk A Bk B Bk C Bk D Bk E pendidikan dan kebudayaan telah memasukkan
Gambar 4. Persentase Rata-Rata Tiap Buku Ajar Cetak literasi digital sebagai indikator keberhasilan
yang Berliterasi Era Digital pendidikan dan kebudayaan. Tantangan yang
dihadapi sekolah saat ini adalah menanamkan
Dari hasil analisis Gambar 4 dapat dilihat literasi era digital dalam sistem pembelajaran.
bahwa secara keseluruhan buku ajar Fisika SMA Dalam rangka menyiapkan hal tersebut, diperlukan
kelas XI yang dianalisis sudah memuat kategori adanya penelitian mengenai kemampuan literasi era
literasi digital, sehingga guru dapat menggunakan digital yang dimiliki siswa khususnya dalam
bahan ajar fisika bermuatan literasi era digital dan kegiatan pembelajaran.
buku ajar ini juga dapat digunakan siswa dalam Analisis pada aspek literasi saisntifik. Ren-
pembelajaran. Secara terperinci literasi era digital dahnya aspek literasi sains pada penelitian ini dise-
tertinggi terdapat pada buku E dengan persentase babkan karena buku fisika yang diteliti tidak mene-
kemunculan aspek literasi sains 80%, literasi kankan pada konsep sainstifik, konteks sainstifik
informasi 70%, dan literasi visual 85%, sehingga dan proses sainstifik. Hal ini sesuai kenyataan dite-
rata-rata aspek literasi era digital sebesar 78%. mukan dari hasil literasi sains siswa. Dari laporan
Aspek literasi era digital yang tertinggi kedua PISA diketahui bahwa “hasil literasi sains siswa di
terdapat buku D, dengan persentase kemunculan Indonesia belum memuaskan”. “Skor literasi sains
aspek literasi sains 67%, literasi informasi 63%, dan siswa Indonesia pada tahun 2009 adalah 383 dengan

6
skor tertinggi 575.Siswa Indonesia menempati peri- kan konstelasi pengetahuan, keterampilan, dan kom-
ngkat 57 dari 65 negara peserta”(Gurria, 2010). Pada petensi-kompetensi yang diperlukan untuk berkem-
tahun 2012,skor literasi sains siswa Indonesia adalah bang dalam budaya yang didominasi oleh teknolo-
382 dengan skor tertinggi 501. Siswa Indonesia gi”. Literasi era digital juga merujuk pada pengeta-
menempati peringkat 64 dari 65 negara peserta [23]. huan tentang bagaimana teknologi komunikasi
Pada kelima buku yang telah dianalisis aspek memberi dampak terhadap makna yang mengi
literasi visual yang paling mendominasi dari ketiga kutinya, dan kemampuan untuk menganalisis dan
aspek literasi digital tersebut. Hal ini dikarenakan mengevaluasi pengetahuan-pengetahuan yang terse-
pada setiap buku terdapat banyak visualisasi tersedia dalam jejaring web.
pembelajaran berupa gambar yang dimaksudkan
KESIMPULAN
agar siswa lebih memahami penerapan materi pada
Ruang lingkup aspek literasi era digital pada
bab pembelajaran tersebut. Literasi visual memiliki
penelitian ini berupa aspek literasi sains, literasi
aspek penilaian yaitu menafsirkan dan menciptakan.
informasi, dan literasi visual. Pada hasil analisis tiap
Dari hasil analisis buku ajar fisika SMA kelas
aspek literasi era digital, aspek literasi visual yang
XI sudah memuat kategori literasi era digital, sehing
paling banyak muncul dan mendominasi pada
ga guru dapat menggunakan bahan ajar fisika kelima buku yang dianalisis. Berdasarkan hasil
bermuatan literasi era digital dan dapat digunakan analisis lima buku ajar Fisika SMA kelas XI di kota
siswa dalam pembelajaran. Namun pada buku C be- Padang sesuai dengan muatan literasi era digital
lum memuat kategori literasi era digital dikarenakan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
rendahnya aspek literasi sainstifik, literasi informasi secara keseluruhan buku ajar Fisika SMA kelas XI
dan literasi visual sehingga buku C belum layak yang dianalisis sudah memuat kategori literasi
digunakan untuk bahan ajar berdasarkan komponen era digital pada aspek literasi sainstifik, literasi
literasi era digital. informasi, dan literasi visual, namun ada satu
Hal ini menunjukan bahwa, kondisi buku buku yaitu pada buku C yang belum memuat
ajar fisika bukanlah faktor utama penentu penguasa- kategori literasi era digital sehingga penggunaan
an literasi era digital, karena memang banyak aspek buku ajar tersebut perlu ditinjau ulang jika
lain dalam proses pembelajaran yang berpenga- dalam pembelajaran menerapkan konsep literasi
ruh terhadap penguasaan literasi era digital. Aspek- era digital.
aspek tersebut antara lain berkaitan dengan model Jika pada suatu sekolah menerapkan pem-
pembelajaran, metode pembelajaran, pendekatan belajaran berliterasi era digital maka penggunaan
pembelajaran, kurikulum yang diterapkan, dan buku A, B, D, dan E sangat dianjurkan, terutama
masih banyak aspek lain dari sebuah pembelajaran. pada buku E yang memiliki aspek literasi era di-
Hal ini sesuai dengan penelitian Asrizal, gital sebesar 78%, hal ini menunjukkan bahwa
Festiyed, Ramadhan Sumarmin (2017) dengan judul penggunaan buku ajar E sangat mendukung pem-
penelitian “Analisi Kebutuhan Pengembangan Ba- belajaran yang menerapkan aspek literasi era digi
han Ajar Ipa Terpadu Bermuatan Literasi Era Digi- tal. Rendahnya aspek literasi era digital pada
tal Untuk Pembelajaran Siswa SMP Kelas VIII”, buku ajar C yaitu sebesar 38% bukan berarti
dengan hasil penelitian adalah faktor-faktor penye- buku ajar tersebut tidak dapat digunakan diseko-
bab permasalahan dalam menerapkan pembelajaran lah, buku ajar tersebut tetap bisa digunakan
IPA terpadu antara lain: kurangnya referensi IPA sekolah tapi tidak merujuk pada penerapan
terpadu, kurangnya penguasaan terhadap IPA terpa- literasi era digital. Setiap buku yang telah diter-
du, dan latar belakang pendidikan. Aspek-aspek bitkan dan di izinkan menjadi bahan ajar diseko-
inilah yang cukup menarik untuk dijadikan bahan lah artinya buku tersebut layak digunakan, hanya
penelitian dan pengembangan kualitas pendidikan di saja mungkin penekanan aspek literasinya berbe-
Indonesia, khususnya berkaita dengan penguasaan da pada setiap buku.
literasi era digital. Banyak sekali faktor yang diduga Tujuan dari penelitian ini hanya sebagai
menyebabkan rendahnya literasi era digital anak- perbandingan agar sekolah yang ingin menerap-
anak Indonesia yang berkaitan dengan proses pendi- kan buku dengan komponen-komponen literasi
kan salah satunya adalah buku ajar. Buku ajar pela- era digital lebih memperhatikan buku ajar yang
jaran memiliki peranan penting dalam pembelajaran akan digunakan.
sains. Buku ajar digunakan oleh guru untuk menyam DAFTAR PUSTAKA
paikan informasi kepada siswa. [1] Ardianti, Kartika., Asrizal., Putra, A. 2018.
Hal ini diungkapkan oleh Hague (2011) Pengaruh Bahan Ajar IPA Terpadu Tema
bahwa “literasi era digital merujuk pada keteram- Kesehatan Pernapasan dan Ekskresi
pilan-keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman Bermuatan Literasi Era Digital Terhadap
untuk menggunakan teknologi baru dan media untuk Kompetensi Siswa Kelas VIII SMPN 15
mencipta dan berbagi pemaknaan”. Hobbs (2017), Padang. Pillar of physics education, Vol
mengemukakan bahwa “literasi era digital merupa- 11. No 3, 2018, 169-176

7
[2] Festiyed, Syakbaniah. 2008. Model [13] Anggraini, S, Budaya Literasi Dalam Komu-
Pembelajaran Integrsi E-Learning berbentuk nikasi”. WACANA, XV (3), 181–279, 2016.
CD Multimedia dengan pembelajaran Ber- [14] Hobbs,R.2017. Createto Learn: Introduction
orientasi Life Skill untuk Meningkatkan to Digital Literacy. John Wileyand Sons, Inc.
Proses Sains Fisika (Studi Eksperimen di Publisher. Kurnianingsih, I., Rosini, R., &
SMPN 12 Padang). Ismayati, N. 2017. Upaya Peningkatan
[3] UNESCO. (2004).“The Pluralityof Literacy Kemampuan Literasi Digital Bagi Tenaga
and its Implications for Policies”.UNESCO Perpustakaan Sekolah dan Guru di Wilayah
Education Sector Position Paper. (p. 13). Jakarta Pusat Melalui Pelatihan Literasi In-
http://unesdoc. unesco. org. formasi. Jurnal Pengabdian Kepada Masya-
[4] Asrizal., Festiyed., Sumarmin, R. 2017. rakat, 3(1), 61–76. https://doi.org/10.22146/
Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan jpkm.25370
Ajar Ipa Terpadu Bermuatan Literasi Era [15] Asrizal., Amran, A., Ananda, A., Festiyed., &
Digital Untuk Pembelajaran Siswa SMP Ke- Khairani, S. (2018). Effectiveness of
las VIII. Jurnal Eksakta Pendidikan Volume Integrated Science Instructional Material on
1 | Nomor 1|Mei 2017, e-ISSN 2579-860X Pressure In Daily Life Theme To Improve
[5] Clay, M.M. 2001. Change Over Time in Digital Age Literacy Of Students. Journal
Children’s Literacy Development. Portmouth: ofPhysics: Conference Series 1006 (2018)
Heinemann. Daniela, Dimova. 2015. Towards [16] Tarigan, H. G. & D.Tarigan. 2009. Telaah
the Problem of “Scientific Literacy” (results Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung :
from a study). Jurnal Science and Education a Angkasa.
New Dimen sion. Pedagogy and Psychology. [17] Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
3 (XXVII) Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks
[6] Anonim. (2003). en Gauge 21st Century Pelajaran.
Skills For 21st Century Learners. Ncrel, [18] Festiyed, Djamas, D., & Pilendia, D. 2018.
Metiri Group. Implementation Authentic Task to Enhance
[7] Daniela, Dimova. 2015. Towards the Problem Problem Solving and Self- Management for
of “Scientific Literacy” (results from a study). Physics College Students. IOP Conference
Jurnal Science and Education a New Dimen Series: Materials Science and Engineering,
sion. Pedagogy and Psychology. 3 (XXVII) 335, 012068. https://doi.org/10.1088/1757-
[8] Poedjiadi, A. 2005. Sains Teknologi Masya- 899X/335/1/012068
rakat: Pendekatan Pembelajaran Kontekstual [19] Firduasy, A., Asrizal., Putra, A. 2018. Studi
Bermuat an Nilai. Bandung: Remaja Rosda- Komparatif Kompetensi Siswa Sebelum dan
karya. Sesudah Menggunakan LKS IPA Terpadu
[9] Utami, Budi. 2016. Scientific Literacy in Bermuatan Literasi Era Digital Kelas VII
ScienceLesson. Jurnal Prosiding ICTTE FKIP SMPN 13 Padang. Physics Education, Vol
UNS 2015 (Vol.1no1). 11. No 3, 2018, 33-40
[10] Yulia, E. Asrizal. Ramli. 2018. Pengaruh [20] Alkali, Y.E. & Amichai-Hamburger, Y,
Bahan Ajar IPA Terpadu Tema Gelombang Experimentsin Digital Literacy. Cyber
Dalam Kehidupan Bermuatan Literasi Era Psychology & Behavior.Vol.: 7 Issue4 : Mary
Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Ann Liebert, Inc. Publisher. http://doi.org/10.
VIII SMP Negeri 8 Padang. Phillar of 1089/cpb.2004.7.421, 2004.
Physics Education, Vol 11. No 2, Oktober [21] Sugiyono, S. 2017. Statistik untuk Penelitian.
2018, 113-120. Bandung: Alfa beta
[11] Hasugian, J. 2008. Urgensi Literasi Informa- [22] Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendi-
si dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi di dikan: Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta:
Perguruan Tinggi. Pustaka: Jurnal Studi Bumi Aksara.
[23] Gurria, Angel. 2014. PISA 2012 Results in
Perpustakaan Dan Informasi, 4(2), 34–44.
Focus: What 15-year-olds know and what
[12] Kurnianingsih, I., et.al. 2017. Upaya Pening- they can do with what they know.Prog-
katan Kemampuan Literasi Digital Bagi ramme for International Students Assessment,
Tenaga Perpustakaan Sekolah dan Guru di OECD.
Wilayah Jakarta Pusat Melalui Pelatihan
Literasi Informasi. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 3(1), 61–76. https://
doi.org/10.22146/jpkm.25370

You might also like