You are on page 1of 17

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/337077769

Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

Article · November 2019


DOI: 10.36588/sundermann.v1i1.18

CITATIONS READS

2 6,951

1 author:

Delipiter Lase
STT Banua Niha Keriso Protestan Sundermann Nias
9 PUBLICATIONS   6 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Dimensi Spiritualitas dalam Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Kristen View project

All content following this page was uploaded by Delipiter Lase on 09 November 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JURNAL SUNDERMANN
pISSN : 1979-3588 | eISSN : xxxx-xxxx
https://jurnal.sttsundermann.ac.id

Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0


Education in the Fourth Industrial Revolustion Age

Delipiter Lase

STT Banua Niha Keriso Proestan Sundermann Nias


piterlase@sttsundermann.ac.id

ARTICLE INFO A B S T R A C T

The Industrial Revolution 4.0 has brought changes in various


Submitted : October 9, 2019 aspects of human life. Among these is the education system.
Review : October 9, 2019 The question is, what components of education are affected,
Accepted : November 6, 2019 and how to respond to these implications? This paper aims to
Published : November 7, 2019 explain the changes that must be made in schools so that
human resources produced by various educational institutions
KEYWORDS can compete and contribute globally. Through literature
review and content analysis, the discussion shows that current
and future curriculum development must complement
Education 4.0, Industry 4.0, Blended students' abilities in the academic dimension, life skills, live
learning, Teacher competence, 21st together, and think critically and creatively. Other invisible
Century skills skills like interpersonal skills, global-minded citizens, and
literacy of the media and information available. The
CORRESPONDENCE curriculum must also be able to shape students with an
emphasis on the STEM field, referring to ICT-based learning,
Phone : the internet of things, big data and computers, as well as
E-mail : piterlase@sttsundermann.ac.id entrepreneurship and internships. The competencies that must
be possessed by teachers are educational competence,
competence for technological commercialization, competence
in globalization, competence in future strategies, and
competence counselor. In addition to these competencies,
teachers also need to have a friendly attitude with technology,
collaboration, be creative and take risks, have a good sense of
humor, and teach holistically. Schools and teachers must
consider the open learning platform in deciding how to
organizing education and learning.

A B S T R A K
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan yang harus dilakukan di sekolah sehingga sumber
daya manusia yang dihasilkan oleh berbagai lembaga pendidikan dapat bersaing dan berkontribusi secara
global. Melalui kajian literatur dan analisis isi, penulis menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum saat
ini dan di masa depan harus melengkapi kemampuan siswa dalam dimensi akademik, keterampilan hidup,
kemampuan untuk hidup bersama dan berpikir secara kritis dan kreatif. Keterampilan tak kasat mata
seperti keterampilan interpersonal, berpikir global, dan literasi media dan informasi. Kurikulum juga harus
dapat membentuk siswa dengan penekanan pada bidang STEM, merujuk pada pembelajaran berbasis TIK,
internet of things, big data dan komputer, serta kewirausahaan dan magang. Selain guru memiliki kompetensi
mengajar dan mendidik, literasi media, competence in globalization, competence in future strategies, dan
konseling, juga perlu memiliki sikap ramah teknologi, kolaborasi, menjadi kreatif dan mengambil risiko,
memiliki selera humor yang baik, serta mengajar secara holistik. Sekolah dan guru perlu
mempertimbangkan pembelajaran terbuka dan daring dalam memutuskan bagaimana menyelenggarakan
pendidikan dan pembelajaran.

Kata kunci: Pendidikan 4.0, Industri 4.0, Kompetensi guru, Pembelajaran, Kemampuan Siswa
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 29

PENDAHULUAN kompetitif. Hal tersebut dapat dicapai salah


satunya dengan cara mengoptimalisasi
aat ini dunia telah memasuki era revolusi
S industri generasi 4.0 yang ditandai dengan
meningkatnya konektivitas, interaksi serta
penggunaan teknologi sebagai alat bantu
pendidikan yang diharapkan mampu
menghasilkan output yang dapat mengikuti
perkembangan sistem digital, kecerdasan
atau mengubah zaman menjadi lebih baik.
artifisial, dan virtual. Dengan semakin
Tanpa terkecuali, Indonesia pun perlu
konvergennya batas antara manusia, mesin dan
meningkatkan kualitas lulusan sesuai dunia
sumber daya lainnya, teknologi informasi dan
kerja dan tuntutan teknologi digital.
komunikasi tentu berimbas pula pada berbagai
sektor kehidupan. Salah satunya yakni Pendidikan 4.0 adalah respons terhadap
berdampak terhadap sistem pendidikan di kebutuhan revolusi industri 4.0 di mana
Indonesia. manusia dan teknologi diselaraskan untuk
menciptakan peluang-peluang baru dengan
Perubahan era ini tidak dapat dihindari
kreatif dan inovatif. Fisk (2017) menjelaskan
oleh siapapun sehingga dibutuhkan penyiapan
“that the new vision of learning promotes learners to
sumber daya manusia (SDM) yang memadai learn not only skills and knowledge that are needed
agar siap menyesuaikan dan mampu bersaing but also to identify the source to learn these skills and
dalam skala global. Peningkatan kualitas SDM knowledge.”3 Masih menurut Fisk (2017)
melalui jalur pendidikan mulai dari pendidikan sebagaimana dikutip oleh Aziz Hussin, ada
dasar dan menengah hingga ke perguruan sembilan tren atau kecenderungan terkait
tinggi adalah kunci untuk mampu mengikuti dengan pendidikan 4.0, yakni sebagai berikut.4
perkembangan Revolusi Industri 4.0.
Pertama, belajar pada waktu dan tempat
Keberhasilan suatu Negara dalam yang berbeda. Siswa akan memiliki lebih
menghadapi revolusi rndustri 4.0, turut banyak kesempatan untuk belajar pada waktu
ditentukan oleh kualitas dari pendidik seperti dan tempat yang berbeda. E-learning
guru. Para guru dituntut menguasai keahlian, memfasilitasi kesempatan untuk pembelajaran
kemampuan beradaptasi dengan teknologi baru jarak jauh dan mandiri.
dan tantangan global. Dalam situasi ini, setiap
lembaga pendidikan harus mempersiapkan Kedua, pembelajaran individual. Siswa
oritentasi dan literasi baru dalam bidang akan belajar dengan peralatan belajar yang
pendidikan. Literasi lama yang mengandalkan adaptif dengan kemampuannya. Ini
baca, tulis dan matematika harus diperkuat menunjukkan bahwa siswa pada level yang
dengan mempersiapkan literasi baru yaitu lebih tinggi ditantang dengan tugas dan
literasi data, teknologi dan sumber daya pertanyaan yang lebih sulit ketika setelah
manusia. Literasi data adalah kemampuan melewati derajat kompetensi tertentu. Siswa
untuk membaca, analisa dan menggunakan yang mengalami kesulitan dengan mata
informasi dari data dalam dunia digital. pelajaran akan mendapatkan kesempatan untuk
Kemudian, literasi teknologi adalah berlatih lebih banyak sampai mereka mencapai
kemampuan untuk memahami sistem mekanika tingkat yang diperlukan. Siswa akan diperkuat
dan teknologi dalam dunia kerja. Sedangkan secara positif selama proses belajar individu
literasi sumber daya manusia yakni mereka. Ini dapat menghasilkan pengalaman
kemampuan berinteraksi dengan baik, tidak belajar yang positif dan akan mengurangi
kaku, dan berkarakter.12 jumlah siswa yang kehilangan kepercayaan
tentang kemampuan akademik mereka. Di sini,
Untuk menghadapi era revolusi industri
4.0, diperlukan pendidikan yang dapat 3 Peter Fisk, “Education 4.0 … the Future of
membentuk generasi kreatif, inovatif, serta Learning Will Be Dramatically Different, in School and
throughout Life,” last modified 2017, accessed May 11,
1 Joseph E Aoun, “Robot-Proof: Higher Education 2019,
in the Age of Artificial Intelligence,” Journal of Education http://www.thegeniusworks.com/2017/01/future-
for Teaching (2018). education-young-everyone-taught-together/.
2 Brian Sudlow, “Review of Joseph E. Aoun (2017). 4 Anealka Aziz Hussin, “Education 4.0 Made

Robot Proof: Higher Education in the Age of Artificial Simple: Ideas For Teaching,” International Journal of
Intelligence,” Postdigital Science and Education (2018). Education and Literacy Studies (2018).

Delipiter Lase https://doi.org/10.36588/sundermann.v1i1.18


30 JCTES 1(1): 28-43

guru akan dapat melihat dengan jelas siswa manual (matematik), dan segera menangani
mana yang membutuhkan bantuan di bidang setiap analisis statistik, mendeskripsikan dan
mana. menganalisis data serta memprediksi tren masa
Ketiga, siswa memiliki pilihan dalam depan. Oleh karena itu, interpretasi siswa
menentukan bagaimana mereka belajar. terhadap data ini akan menjadi bagian yang
Meskipun setiap mata pelajaran yang diajarkan jauh lebih penting dari kurikulum masa depan.
bertujuan untuk tujuan yang sama, cara menuju Siswa dituntut memiliki kecakapan untuk
tujuan itu dapat bervariasi bagi setiap siswa. menerapkan pengetahuan teoretis ke angka-
Demikian pula dengan pengalaman belajar yang angka, dan menggunakan keterampilan mereka
berorientasi individual, siswa akan dapat untuk membuat kesimpulan berdasarkan logika
memodifikasi proses belajar mereka dengan alat dan tren data.
yang mereka rasa perlu bagi mereka. Siswa akan Tujuh, penilaian beragam. Mengukur
belajar dengan perangkat, program dan teknik kemampuan siswa melalui teknik penilaian
yang berbeda berdasarkan preferensi mereka konvensional seperti tanya jawab akan menjadi
sendiri. Pada tataran ini, kombinasi tidak relevan lagi atau tidak cukup. Penilaian
pembelajaran tatap muka dan pembelajaran harus berubah, pengetahuan faktual siswa dapat
jarak jauh (blended learning), membalikkan dinilai selama proses pembelajaran, dan
ruang kelas dan membawa alat belajar sendiri penerapan pengetahuan dapat diuji saat siswa
(bring your own device) membentuk terminologi mengerjakan proyek mereka di lapangan.
penting dalam perubahan ini. Delapan, keterlibatan siswa. Keterlibatan
Empat, pembelajaran berbasis proyek. siswa dalam menentukan materi pembelajaran
Siswa saat ini harus sudah dapat beradaptasi atau kurikulum menjadi sangat penting.
dengan pembelajaran berbasis proyek, demikian Pendapat siswa dipertimbangkan dalam
juga dalam hal bekerja. Ini menunjukkan bahwa mendesain dan memperbarui kurikulum.
mereka harus belajar bagaimana menerapkan Masukan mereka membantu perancang
keterampilan mereka dalam jangka pendek ke kurikulum menghasilkan kurikulum
berbagai situasi. Siswa sudah harus berkenalan kontemporer, mutakhir dan bernilai guna tinggi.
dengan pembelajaran berbasis proyek di sekolah Terakhir, mentoring. Pendampingan atau
menengah. Inilah saatnya keterampilan pemberian bimbingan kepada peserta didik
mengorganisasi, kolaborasi, dan manajemen menjadi sangat penting untuk membangun
waktu diajarkan kepada peserta didik untuk kemandiran belajar siswa. Pendampingan
kemudian dapat digunakan setiap siswa dalam menjadi dasar bagi keberhasilan siswa, sehingga
karir akademik mereka selanjutnya. menuntut guru untuk menjadi fasilitator yang
Lima, pengalaman lapangan. Kemajuan akan membimbing siswa menjalani proses
teknologi memungkinkan pembelajaran domain belajar mereka.
tertentu secara efektif, sehingga memberi lebih Sembilan pergeseran tren pendidikan 4.0 di
banyak ruang untuk memperoleh keterampilan atas menjadi tanggung jawab utama guru
yang melibatkan pengetahuan siswa dan kepada peserta didik. Pendidik harus
interaksi tatap muka. Dengan demikian, memainkan peran untuk mendukung transisi
pengalaman lapangan akan diperdalam melalui dan tidak menganggapnya sebagai ancaman
kursus atau latihan-latihan. Sekolah akan bagi pengajaran konvensional. Ini merupakan
memberikan lebih banyak kesempatan bagi tantangan yang menggairahkan, merangsang
siswa untuk memperoleh keterampilan dunia untuk bertindak, dan masif. Adaptasi terhadap
nyata yang mewakili pekerjaan mereka. Ini tren pendidikan ini memberi garansi bagi
menunjukkan disain kurikulum perlu memberi individu dan masyarakat untuk
lebih banyak ruang bagi siswa untuk lebih mengembangkan serangkaian kompetensi,
banyak belajar secara langsung melalui keterampilan, dan pengetahuan yang lebih
pengalaman lapangan seperti magang, proyek lengkap dan mengeluarkan seluruh potensi
dengan bimbingan dan proyek kolaborasi. kreatif mereka.
Enam, interpretasi data. Perkembangan Berdasarkan uraian di atas, revolusi
teknologi komputer pada akhirnya mengambil industri 4.0 yang ditandai dengan disrupsi
alih tugas-tugas analisis yang dilakukan secara
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 31

teknologi memiliki implikasi yang signifikan Revolution, menyatakan bahwa revolusi industri
terhadap sistem pendidikan. Pertanyaannya, 4.0 secara fundamental dapat mengubah cara
apa komponen pendidikan yang terdampak dan kita hidup, bekerja, dan berhubungan satu
bagaimana merespon implikasi ini. Paper ini dengan yang lain.9
bertujuan untuk menjelaskan perubahan dan Richard Mengko, yang mengutip dari A.T.
penyesuaian penting yang perlu dilakukan Kearney dalam Stevani Halim (Medium, 2018),10
dalam sistem pendidikan untuk mersepon menggambarkan empat tahap evolusi industri.
revolusi digital, sehingga output pendidikan Pertama, Revolusi industri yang pertama terjadi
dapat bersaing dan berkontribusi secara global. pada akhir abad ke-18. Hal ini ditandai dengan
ditemukannya alat tenun mekanis pertama pada
METODE tahun 1784. Kedua, Revolusi industri 2.0 terjadi
di awal abad ke-20. Kala itu ada pengenalan
Untuk menghimpun informasi yang produksi massal berdasarkan pembagian kerja.
relevan dengan topik atau masalah yang akan Ketiga, Awal tahun 1970 ditengarai sebagai
dibahas dalam tulisan ini, penulis menggunakan perdana kemunculan revolusi industri 3.0 yang
studi kepustakaan. Yakni, teknik pengumpulan dimulai dengan penggunaan elektronik dan
data dengan mengadakan studi penelaahan teknologi informasi guna otomatisasi produksi.
terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan- Terakhir, 2018 hingga sekaranglah zaman
catatan, dan laporan-laporan yang ada revolusi industri 4.0. Industri 4.0 adalah industri
hubungannya dengan masalah yang yang menggabungkan teknologi otomatisasi
dipecahkan.56 Upaya mengumpulkan informasi dengan teknologi cyber. Ini merupakan tren
dimaksud dapat diperoleh dari buku-buku otomatisasi dan pertukaran data dalam
ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan teknologi manufaktur. Pada era ini, industri
ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, mulai menyentuh dunia virtual, berbentuk
ketetapan-ketetapan, buku tahunan, konektivitas manusia, mesin dan data, semua
ensiklopedia dan sumber-sumber tertulis baik sudah ada di mana-mana, atau mengenalnya
tercetak maupun elektronik lain. Lebih lanjut, dengan istilah Internet of Things (IoT).
bahwa untuk mendapatkan karakteristik yang
jelas dari wacana berupa teori dan konsep yang
dikaji, penulis menggunakan metode content
analysis, yakni suatu teknik penelitian untuk
membuat inferensi yang dapat direplikasi
(ditiru) dan sahih datanya dengan
memerhatikan konteksnya.78

HASIL & PEMBAHASAN


Revolusi Industri 4.0
Konsep revolusi industri 4.0 ini merupakan
konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh
Profesor Klaus Schwab. Beliau merupakan Gambar 1: The Dawn of 4IR11
ekonom terkenal asal Jerman sekaligus
penggagas World Economic Forum (WEF) yang
melalui bukunya, The Fourth Industrial 9 Klaus Schwab, The Fourth Industrial Revolution:

What It Means and How to Respond, World Economic


5 M. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Forum, 2016,
Indonesia, 1988). https://www.weforum.org/agenda/2016/01/the-
6 Suharsimi Arikunto, “PROSEDUR PENELITIAN fourth-industrial-revolution-what-it-means-and-how-to-
TINDAKAN KELAS,” Bumi Aksara (2006). respond/.
7 Klaus Krippendorff, Content Analysis: An 10 Stevani Halim, “Revolusi Industri 4.0 Di

Introduction to Its Methodology (Second Edition), SAGE Indonesia,” Medium.Com, last modified 2018,
Publications, 2004. https://medium.com/@stevanihalim/revolusi-industri-
8 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset 4-0-di-indonesia-c32ea95033da.
Komunikasi, 6th ed. (Jakarta: Kencana Prenada Media 11 Schwab, The Fourth Industrial Revolution: What It

Grup, 2012), 232–233. Means and How to Respond.

Delipiter Lase https://doi.org/10.36588/sundermann.v1i1.18


32 JCTES 1(1): 28-43

Industri 4.0 selanjutnya hadir penyesuaian produksi.19 Selanjutnya, Zesulka et


menggantikan industri 3.0 yang ditandai al (2016) menambahkan, industri 4.0 digunakan
dengan cyber fisik dan kolaborasi pada tiga faktor yang saling terkait yaitu; 1)
manufaktur.121314 Lee, Lapira, Bagheri, & Kao digitalisasi dan interaksi ekonomi dengan teknik
menjelaskan, industri 4.0 ditandai dengan sederhana menuju jaringan ekonomi dengan
peningkatan digitalisasi manufaktur yang teknik kompleks; 2) digitalisasi produk dan
didorong oleh empat faktor: 1) peningkatan layanan; dan 3) model pasar baru. Baur & Wee
volume data, kekuatan komputasi, dan (2015) memetakan industri 4.0 dengan istilah
konektivitas; 2) munculnya analisis, “kompas digital.”20 Salah satu karakteristik unik
kemampuan, dan kecerdasan bisnis; 3) dari industri 4.0 adalah pengaplikasian
terjadinya bentuk interaksi baru antara manusia kecerdasan buatan atau artificial intelligence.21
dengan mesin; dan 4) perbaikan instruksi Pendidikan 4.0
transfer digital ke dunia fisik, seperti robotika Pendidikan 4.0 adalah istilah umum yang
dan 3D printing. Prinsip dasar industri 4.0 digunakan oleh para ahli teori pendidikan
adalah penggabungan mesin, alur kerja, dan untuk menggambarkan berbagai cara untuk
sistem, dengan menerapkan jaringan cerdas di mengintegrasikan teknologi cyber baik secara
sepanjang rantai dan proses produksi untuk fisik maupun tidak ke dalam pembelajaran. Ini
mengendalikan satu sama lain secara mandiri.15 adalah lompatan dari pendidikan 3.0.
Herman (2016) menambahkan, ada empat Pendidikan 3.0 mencakup pertemuan ilmu saraf,
desain prinsip industri 4.0. Pertama, psikologi kognitif, dan teknologi pendidikan,
interkoneksi (sambungan) yaitu kemampuan menggunakan digital dan mobile berbasis web,
mesin, perangkat, sensor, dan orang untuk termasuk aplikasi, perangkat keras dan lunak.22
terhubung dan berkomunikasi satu sama lain Pendidikan 4.0 merupakan fenomena yang
melalui Internet of Things (IoT) atau Internet of timbul sebagai respon terhadap kebutuhan
People (IoP).16 revolusi industri 4.0, di mana manusia dan
Industri 4.0 telah memperkenalkan mesin diselaraskan untuk memperoleh solusi,
teknologi produksi massal yang fleksibel.17 memecahkan berbagai masalah yang dihadapi,
Mesin akan beroperasi secara independen atau serta menemukan berbagai kemungkinan
berkoordinasi dengan manusia.18 Mengontrol inovasi baru yang dapat dimanfaatkan bagi
proses produksi dengan melakukan sinkronisasi perbaikan kehidupan manusia modern.
waktu dengan melakukan penyatuan dan Dunwill (2016) mengatakan bahwa akan
banyak perubahan di masa depan, dan
memperkirakan bagaimana kecederungan kelas
12 Mario Hermann, Tobias Pentek, and Boris Otto, (classroom) akan terlihat dalam 5-7 tahun ke
“Design Principles for Industrie 4.0 Scenarios,” in depan, yakni (a) perubahan besar dalam tata
Proceedings of the Annual Hawaii International Conference ruang kelas, (b) virtual dan augmented reality
on System Sciences, 2016. akan mengubah lanskap pendidikan, (c) Tugas
13 D Irianto, “Industry 4.0: The Chalenges of

Tomorrow,” Seminar Nasional Teknik Industri 2017 (2017).


yang fleksibel yang mengakomodasi banyak
14 Jay Lee et al., “Recent Advances and Trends in gaya (preferensi) belajar, dan (d) MOOC dan
Predictive Manufacturing Systems in Big Data
Environment,” Manufacturing Letters (2013).
15 Markus Liffler and Andreas Tschiesner, “The

Internet of Things and the Future of Manufacturing| 19 J.D Kohler, D, & Weisz, “Industry 4.0: The
McKinsey & Company,” Mckinsey. com (2013). Challenges of the Transforming Manufacturing” (2016).
16 Hermann et al (2016) 20 D Baur, C., Wee, “Manufacturing’s Next Act,”
17 Henning Kagermann, Wolfgang Wahlster, and last modified 2015, www.mckinsey.com/business-
Johannes Helbig, Recommendations for Implementing the functions/operations/our-insights/manufacturings-
Strategic Initiative INDUSTRIE 4.0: Final Report of the next-act.
Industrie 4.0 Working Group, Final Report of the Industrie 21 Raymond R Tjandrawinata, “Industri 4.0:

4.0 WG, 2013. Revolusi Industri Abad Ini Dan Pengaruhnya Pada
18 Tae Kyung Sung, “Industry 4.0: A Korea Bidang Kesehatan Dan Bioteknologi,” Seminar dan
Perspective,” Technological Forecasting and Social Change Konferensi Nasional IDEC (2017).
132, no. July 2018 (2018): 40–45, 22 Fehmida Hussain, “E-Learning 3.0 = E-Learning

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0 2.0 + Web 3.0?,” IOSR Journal of Research & Method in


040162517313720. Education (IOSRJRME) (2013).
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 33

opsi pembelajaran online lainnya akan belajar adalah tanpa batas; mereka dapat belajar
berdampak pada pendidikan menengah.23 di mana saja dan kapan saja dan memiliki akses
Di Indonesia, Massive Open Online Course tak terbatas ke informasi baru. Mereka memberi
(MOOC) dikenal dengan Pembelajaran Daring perhatian pada pembelajaran yang melibatkan
Terbuka dan Terpadu (PDTT/PDITT). Selain kolaborasi aktif dengan anggota tim dan belajar
Universitas Terbuka, beberapa perguruan tinggi di tempat lain selain kelas. Selain itu,
di Indonesia menyelenggarakan model penggunaan alat digital dan forum online
pembelajaran ini, di antaranya Focus Fisipol menjadi lebih disukai, mereka lebih suka
UGM, InodonesiaX yang didukung oleh ITB, terintegrasi dalam proses pembelajaran mereka.
ITS, dan UI, UCEO Universitas Ciputra, dll. Karena siswa Gen Z sangat menyukai alat
Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, digital, mereka berharap alat tersebut tersedia
Kemendikbud RI mengembangkan fasilitas kapan pun mereka membutuhkannya dengan
pembelajaran melalui TIK lewat portal Rumah hambatan akses yang rendah. Siswa Gen Z ini
Belajar yang dapat diakses dengan mudah oleh perlu bersiap untuk berkembang dalam
guru maupun siswa. Dengan berbagai fitur yang Revolusi Industri 4.0.25
ada, Rumah Belajar memudahkan siswa Dalam pidatonya Mendikbud RI Muhadjir
maupun guru dalam memeroleh sumber belajar Effendy pada kegiatan Hardiknas 02 Mei 2018 di
selain lewat buku. Keberadaan Rumah Belajar Universitas Negeri Yogyakarta, menyampaikan
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan bahwa hadirnya revolusi industri 4.0 membuat
untuk pembelajaran yang dapat diakses di mana dunia kini mengalami perubahan yang semakin
saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. cepat dan kompetitif. Untuk menghadapi itu,
Abad ke-21 sebagai abad keterbukaan atau Mendikbud menilai perlu merevisi kurikulum
globalisasi. Karena itu, muatan pembelajaran dengan menambahkan lima kompetensi. Yakni,
diharapkan mampu memenuhi 21st century skills, Pertama diharapkan peserta didik memiliki
yakni 1) pembelajaran dan keterampilan inovasi kemampuan berpikir kritis. Kedua, diharapkan
meliputi penguasan pengetahuan dan peserta didik memiliki kreatifitas dan memiliki
keterampilan yang beraneka ragam, kemampuan yang inovatif. Ketiga, kemampuan
pembelajaran dan inovasi, berpikir kritis dan dan keterampilan berkomunikasi. Keempat,
penyelesaian masalah, komunikasi dan kemampuan bekerjasama dan berkolaborasi,
kolaborasi, dan kreatifitas dan inovasi, 2) dan terakhir, diharapkan peserta didik memiliki
keterampilan literasi digital meliputi literasi kepercayaan diri.26
informasi, literasi media, dan literasi ICT, 3) Selain program pendidikan vokasi,
karir dan kecakapan hidup meliputi fleksibilitas kurikulum harus menyesuaikan dengan iklim
dan adaptabilitas, inisiatif, interaksi sosial dan bisnis dan industri yang semakin kompetitif.
budaya, produktifitas dan akuntabilitas, dan Peserta didik disiapkan dengan kurikulum yang
kepemimpinan dan tanggung jawab.24 memiliki muatan artifisial intelligent,27 internet of
Saat ini, individu yang berusia 18 dan 23 things (IoT), wearable (augmented reality and
tahun dikenal dengan Generasi Z (Gen Z) telah virtual reality), advance robotic, dan 3D printing.
berubah oleh karena kemajuan teknologi. Singkatnya, kurikulum wajib link and match
Generasi ini memiliki preferensi belajar yang
mana, mereka sepenuhnya terlibat dalam proses
belajar. Mereka menyambut tantangan dan 25 Sieva Kozinski, “How Generation Z Is Shaping
menikmati diskusi kelompok dan lingkungan The Change In Education,” Forbes, 2017.
belajar yang sangat interaktif. Bagi mereka, 26 M. Hafil, “Mendikbud Ungkap Cara Hadapi

Revolusi 4.0 Di Pendidikan,” REPUBLIKA.Co.Id, May 2,


2018,
23 E. Dunwill, “4 Changes That Will Shape the https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/edua
Classroom of the Future: Making Education Fully ction/18/05/02/p8388c430-mendikbud-ungkap-cara-
Technological” (2016), hadapi-revolusi-40-di-pendidikan.
https://elearningindustry.com/4-changes-will-shape- 27 Yunhe Pan, “Heading toward Artificial
classroom-of-the-future-making-education-fully- Intelligence 2.0,” Engineering 2, no. 4 (December 2016):
technological. 409–413,
24 Charles Fadel and Bernie Trilling, 21st Century https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S2095809
Skills: Learning for Life in Our Times (Jossey-Bass, 2009). 917300772.

Delipiter Lase https://doi.org/10.36588/sundermann.v1i1.18


34 JCTES 1(1): 28-43

antara sekolah dengan dunia usaha dan Qusthalani dalam laman rumah belajar
industri. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Forum Ekonomi Dunia (2016) telah sebagaimana dikutip oleh Dinar Wahyuni
memperkirakan 10 keterampilan terbaik untuk menyebutkan lima kompetensi yang harus
masa depan. Kreativitas akan menjadi salah satu dipersiapkan guru memasuki era Revolusi
dari tiga keterampilan yang dibutuhkan oleh Industri 4.0, yaitu, pertama, educational
pekerja. Dengan pergerakan besar-besaran dari competence. Kedua, competence for technological
produk baru, teknologi baru dan cara kerja baru, commercialization, Ketiga, competence in
pekerja harus menjadi lebih kreatif untuk globalization, Keempat, competence in future
mendapatkan manfaat dari perubahan ini. strategies, dan kelima, counselor competence.29
Meskipun robot dapat membantu untuk Sementara itu, Latip (2018) mengemukakan
mencapai tempat dan tujuan yang inginkan bahwa setidaknya ada 4 kompetensi yang harus
dengan lebih cepat, namun robot belum bisa dimiliki oleh guru pada era revolusi industri 4.0
sekreatif manusia. Kemampuan negosiasi ini, yakni 1) guru harus mampu melakukan
(membuat kesepakatan) dan kecerdasan dalam penilaian secara komprehensif; 2) Guru harus
berpikir dan bertindak (coqnitive flexibility) turun memiliki kompetensi abad 21: karakter, akhlak
urutannya dan digantikan dengan pembuatan dan literasi; 3) Guru harus mampu menyajikan
keputasan berbasis data (big data). modul sesuai passion siswa; dan 4) Guru harus
mampu melakukan autentic learning yang
inovatif.30
Untuk mencapai keterampilan abad 21,
trend pembelajaran dan best practices juga harus
disesuaikan, salah satunya adalah melalui
pembelajaran terpadu atau secara blended
learning.31 Blended learning adalah cara
mengintegrasikan penggunaan teknologi dalam
pembelajaran yang memungkinkan
pembelajaran yang sesuai bagi masing-masing
siswa dalam kelas. "Blended learning
memungkinkan terjadinya refleksi terhadap
pembelajaran.”32

Gambar 2: Top 10 Skill in 2015 & 2020 (Alex Gray, 2016)


agenda/2016/01/the-10-skills-you-need-to-thrive-in-
the-fourth-industrial-revolution/.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Dewan 29 Dinar Wahyuni, “PENINGKATAN
Agenda Global Forum Ekonomi Dunia tentang KOMPETENSI GURU MENUJU ERA REVOLUSI
Masa Depan Perangkat Lunak dan Masyarakat INDUSTRI 4.0,” Info Singkat (Kajian Singkat Terhadap Isu
menunjukkan bahwa orang-orang Aktual dan Strategis) Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR
mengharapkan mesin kecerdasan buatan RI 2018 X, no. 24/II/Puslit/Desember/2018 (2018): 13–
18.
menjadi bagian dari dewan direksi perusahaan 30 Abdul Latip, “4 Kompetensi Guru Di Era
pada tahun 2026. Demikian pula, Revolusi Industri 4.0,” Kompasiana, last modified 2018,
mendengarkan secara aktif, yang dianggap accessed June 1, 2019, https://www.kompasiana.com/
sebagai keterampilan inti hari ini, akan hilang altip/5bfcab25aeebe161c772f98f/4-kompetensi-guru-di-
sepenuhnya dari 10 besar. Kecerdasan era-revolusi-industri-4-0?page=all.
31 Charles Graham and Chuck Dziuban, “Blended
emosional, yang tidak masuk dalam 10 besar
Learning Environments,” Handbook of Research on
hari ini, akan menjadi salah satu keterampilan Educational Communications and Technology: A Project of
teratas yang dibutuhkan oleh semua.28 the Association for Educational Communications and
Technology 2 (2007),
Alex Gray, “The 10 Skills You Need to Thrive in
28 https://www.researchgate.net/publication/-
the Fourth Industrial Revolution | World Economic 267774009_Blended_Learning_Environments.
Forum,” The World Economic Forum, last modified 2016, 32 Sutrisna Wibawa, Pendidikan Dalam Era Revolusi

accessed May 30, 2019, https://www.weforum.org/ Industri 4.0, 2018.


Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 35

Blended learning merupakan salah solusi Penyelarasan pembelajaran dalam tataran


pembelajaran di era revolusi 4.0. Menurut para praktik yang disesuaikan pada konstruk
ahli, Blended learning merupakan kombinasi kurikulum menjadi fokus pertama penyelesaian
antara pembelajaran berbasis online dengan ‘pekerjaan rumah dalam bidang pendidikan.
pembelajaran melalui tatap muka di kelas.3334 Kebijakan Kurikulum harus mengelaborasi
Merupakan perpaduan antara pembelajaran kemampuan peserta didik pada dimensi
fisik di kelas dengan lingkungan virtual35. pedagogik, kecakapan hidup, kemampuan
Definisi-definisi menunjukkan bahwa hidup bersama (kolaborasi), dan berpikir kritis
pembelajaran berbasis blended learning dan kreatif. Mengedepankan ‘soft skills’ dan
merupakan gabungan dari literasi lama dan ‘transversal skills’, keterampilan hidup, dan
literasi baru (literasi manusia, literasi teknologi keterampilan yang secara kasat tidak terkait
dan data). dengan bidang pekerjaan dan akademis
tertentu. Namun, bermanfaat luas pada banyak
Kurikulum Pendidikan 4.0 situasi pekerjaan layaknya kemampuan berpikir
Revolusi Industri 4.0 yang sarat akan kritis dan inovatif, keterampilan interpersonal,
teknologi yang super cepat akan membawa warga negara yang berwawasan global, dan
perubahan yang cukup signifikan, salah satunya literasi terhadap media dan informasi yang ada.
terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Sudah waktuya kurikulum direviu dan
Perubahan dalam sistem pendidikan tentunya secara bertahap mengembangkan kurikulum
akan berdampak pula pada rekonstruksi pendidikan yang mampu mengarahkan dan
kurikulum, peran guru sebagai tenaga pendidik membentuk anak didik siap menghadapi era
dan pengembangan teknologi pendidikan yang revolusi industri dengan penekanan pada
berbasis ICT. Ini adalah tantangan baru untuk bidang Sains, Technology, Engineering and
merevitalisasi pendidikan, guna menghasilkan Mathematic atau STEM.36 Kurikulum sudah
orang-orang cerdas, yang kreatif dan inovatif harus mengacu pada pembelajaran dalam
serta mampu berkompetisi secara global. teknologi informasi, internet of things, big data
Banyak kajian mengemukakan bahwa dan komputerisasi, serta entrepreneurship dan
implementasi kurikulum di lapangan internship. Ini perlu menjadi kurikulum wajib
mengalami degradasi yang keluar konteks dan guna menghasilkan lulusan terampil dalam
tidak lagi berorientasi pada pencapaian aspek literasi data, literasi teknologi dan literasi
kemampuan peserta didik pada pemahaman manusia.
ilmu dalam konteks praktik hidup dan
keseharian, namun hanya berkisar pada target Kompetensi dan Skill Guru di Era Revolusi 4.0
pencapaian kompetensi peserta didik yang Revolusi industri 4.0 memberikan
digambarkan pada nilai-nilai akademik semata. pengaruh yang besar pada berbagai bidang,
namun tidak untuk tiga bidang profesi berikut,
yaitu bidang pendidikan (guru), bidang
33 Jamey Fitzpatrick, “Planning Guide for Creating
kesehatan (dokter, perawat) dan kesenian
New Models for Student Success Online and Blended (seniman). Peran guru secara utuh sebagai
Learning,” Michiganvirtual.Org, last modified 2012, pendidik, pengajar, pembimbing, "orang tua" di
accessed May 31, 2019, sekolah tidak akan bisa digantikan sepenuhnya
https://michiganvirtual.org/wp- dengan kecanggihan teknologi. Karena
content/uploads/2017/03/PlanningGuide-2012.pdf. sentuhan seorang guru kepada para peserta
34 Christi Wilson, “6 Ways Teachers Are Using

Blended Learning,” Teachthought.Com, last modified


didik memiliki kekhasan yang tidak bisa
2019, accessed June 1, 2019, dilakukan oleh sembarang orang atau
https://www.teachthought.com/ learning/6-blended- digantikan teknologi.
learning-models-platforms/.
35 Amrien Hamila Maarop and Mohamed Amin

Embi, “Implementation of Blended Learning in Higher


Learning Institutions: A Review of Literature,” 36 Hays Blaine Lantz, “Science, Technology,

International Education Studies 9, no. 3 (February 21, Engineering, and Mathematics (STEM) Education What
2016): 41, Form? What Function?,” last modified 2009, accessed
http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ies/- June 17, 2019, https://dornsife.usc.edu/assets/sites/
article/view/51751. 1/docs/jep/STEMEducationArticle.pdf.

Delipiter Lase https://doi.org/10.36588/sundermann.v1i1.18


36 JCTES 1(1): 28-43

Meskipun profesi guru tidak mendapatkan penghambat untuk terus maju, kesalahan
pengaruh secara signifikan dengan adanya adalah untuk diperbaiki.
revolusi industri 4.0, namun guru tidak boleh 4. Memiliki selera Humor yang Baik
terlena dengan kondisi yang ada, guru harus Guru yang humoris biasanya guru yang
terus meningkatkan kualitas diri agar bisa paling sering diingat oleh murid. Tertawa
menjadi guru yang mampu menghasilkan dan humor dapat menjadi skill penting
sumber daya manusia yang lebih berkualitas. untuk membantu dalam membangun
Karena itu, selain pendapat Wahyuni (2018) dan hubungan dan relaksasi dalam kehidupan.
Latip (2018) sebagaimana dijelaskan Ini akan mengurangi stress dan rasa frustasi,
sebelumnya, menurut hemat penulis sikap atau sekaligus memberikan kesempatan kepada
skill lainnya yang perlu dimiliki guru dalam orang lain untuk melihat kehidupan dari sisi
menghadapi era Industri 4.0, adalah antara lain: lain.
1. Bersahabat dengan Teknologi 5. Mengajar secara Utuh (Holistik)
Dunia selalu berubah dan berkembang ke Dalam berbagai teori belajar dan
level yang lebih tinggi, salah satu pembelajaran kita mengenal pembelajaran
perubahannya ditandai oleh kemajuan individual dan kelompok. Dan, akhir-akhir
teknologi. Setiap orang tidak akan mampu ini, gaya belajar dan pembelajaran yang
melawan kemajuan teknologi, karena itu bersifat individu, semakin meningkat.
agar tidak tergilas olehnya, guru wajib Karena itu, guru jaman now perlu mengenali
memiliki kemauan untuk belajar terus- siswa secara individu, termasuk keluarganya
menerus. Perubahan dunia oleh kemajuan dan cara mereka belajar (mengenalnya secara
teknologi tidak perlu dijadikan sebagai utuh, termasuk kendala-kendala yang
ancaman, namun dihadapi dengan positif, dialaminya baik secara pribadi maupun di
belajar dan beradaptasi, serta mau berbagi dalam keluarganya).
dengan teman sejawat atau kolega baik
kesuksesan maupun kegagalan. Open Learning Platform
2. Kerjasama (Kolaborasi) Mengutip laporan Laporan World
Hasil yang maksimum akan sulit dicapai bila Ekonomic Forum Tahun 2015, terdapat 16
dikerjakan secara individu tanpa kerjasama keterampilan yang dibutuhkan siswa untuk
atau berkolabrasi dengan orang lain. Karena abad 21, yakni sebagai berikut.
itu, guru harus memiliki kemauan yang kuat
untuk berkolaborasi dan belajar dengan dan
atau dari yang lain. Sikap ini sangat
diperlukan sekarang dan di masa yang akan
datang. Melakukannya pun tidak terlalu
sulit, karena dunia sudah saling terhubung,
sehingga tidak ada alasan untuk tidak
berkolaborasi dengan yang lain.
3. Kreatif dan Mengambil Risiko
Kreativitas adalah salah satu skill yang
diperlukan pada Top 10 Skill 2020, kreativitas
akan menghasilkan sebuah struktur,
pendekatan atau metode untuk
menyelesaikan masalah dan menjawab
kebutuhan. Guru perlu memodelkan Gambar 3: 21st Century Skills (World Economic Forum, 2016)

kreativitas ini dan berupaya lebih cerdas


bagaimana kreativitas ini diintegrasikan ke Gambar di atas menunjukan bahwa untuk
dalam tugas-tugas kesehariannya. Para menuju abad ke-21, siswa membutuhkan
pendidik juga tidak perlu terlalu takut salah, pembelajaran yang tidak lagi sekedar
namun selalu siap menghadapi risiko yang pembelajaran akademis tradisional. Melainkan
muncul. Kesalahan adalah langkah awal pendidikan yang menawarkan layanan
dalam belajar, dan tidak perlu menjadi faktor pembelajaran yang memahirkan mereka
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 37

berkolaborasi, komunikasi dan memecahkan komunikasi,38 termasuk di dalamnya para


masalah, berpikir kritis, kreatif dan inovatif. pendidik (guru/dosen). Pemanfaatan berbagai
Kemampuan atau keterampilan tersebut hanya aktifitas pembelajaran yang mendukung
dapat diwujudkan melalui pembelajaran yang Industri 4.0 dan disrupsi inovasi teknologi
tidak lagi hanya mengandalkan pembelajaran merupakan keharusan dengan model resource
tatap muka, melainkan kombinasi pembelajaran sharing dengan siapapun dan dimanapun,
daring (e-learning) dan tatap muka (face to face), pembelajaran kelas dan lab dengan augmented
atau dikenal dengan istilah Blended Learning.37 dengan bahan virtual, bersifat interaktif,
Model pembelajaran ini menuntut optimalisasi menantang, serta pembelajaran yang kaya isi
penggunaan teknologi sebagai alat bantu bukan sekedar lengkap.
pendidikan yang diharapkan mampu Salah satu perkembangan tekonologi di
menghasilkan generasi kreatif, inovatif, serta bidang pendidikan saat ini adalah teknologi
kompetitif untuk menghadapi era revolusi augmented dan virtual reality (AR/VR), telah
industri 4.0. mulai diadopsi sebagai media pembelajaran di
Hal ini mengindikasikan bahwa ruang kelas dan juga alat bantu penelitian di
pembelajaran berbasis teknologi (ICT) atau e- laboratorium.39 Teknologi AR/VR ini dapat
learning tidak lagi sekedar wacana atau sebatas digunakan untuk menunjang pendidikan serta
visi, melainkan sudah harus menjadi aksi nyata meningkatkan efektivitas belajar siswa.
pada semua jenjang pendidikan mulai dari Misalnya dalam proses belajar matematika yang
pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. berkaitan dengan topik pembahasan geometri,
Yang menjadi persoalan ialah rendahnya materi belajar biologi dengan topik sistem
kuantitas lembaga pendidikan yang penencernaan manusia, proses pembelahan sel,
menyelenggarakan proses pembelajaran kegiatan belajar (eksperimen) menirukan
berbasis teknologi informasi dan komputer. berbagai objek yang ada di sekitar, dan untuk
Sekolah-sekolah kita utamanya di daerah- pembelajaran lain yang kompleks dan sulit
daerah masih sangat sulit keluar dari pola-pola untuk dilakukan secara nyata. Media
pembelajaran konvensional. Memang bukan pembelajaran yang menggunakan teknologi ini
juga tanpa alasan, di antaranya menyangkut dapat dengan mudah meningkatkan
sumber daya manusia dan infrastruktur pemahaman siswa karena objek 3D, teks,
pendidikan yang terbatas. Keadaan ini, pada gambar, video, audio dapat ditampilkan kepada
akhirnya sudah tidak bisa dipertahankan, sistem siswa secara nyata.
serta model pendidikan pun harus Seiring dengan semakin meningkatnya
ditransformasi melalui pemanfaatan teknologi kebutuhan siswa terhadap pengalaman belajar
pendidikan, perluasan proses pembelajaran individual, di sini siswa memiliki pilihan dalam
yang melampaui batas-batas ruang kelas menentukan bagaimana mereka belajar. Siswa
dengan cara memperbanyak interaksi siswa berpotensi akan memodifikasi sendiri proses
dengan lingkungan sekitarnya. Dan, ini hanya belajar mereka dengan alat yang mereka rasa
bisa diwujudkan bila terjadi pergeseran pola perlu. Siswa akan belajar dengan perangkat,
pikir dan pola tindak dalam berbagai konteks program dan teknik yang berbeda berdasarkan
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. preferensi mereka sendiri. Pada tataran ini,
Untuk menghadapi pembelajaran di abad sekolah dan guru sudah harus terbuka dengan
21, setiap orang harus memiliki keterampilan konsep flipped clasroom dan siswa membawa alat
berpikir kritis, pengetahuan dan kemampuan belajar sendiri (bring your own device/BYOD).
literasi digital, literasi informasi, literasi media
dan menguasai teknologi informasi dan 38 Mark Frydenberg and Diana Andone, “Learning

for 21 St Century Skills,” in IEEE’s International


Conference on Information Society (Scientific Research an
Academic Publisher, 2011),
37 Andi Kristanto, Mustaji Mustaji, and Andi https://www.researchgate.net/
Mariono, “The Development of Instructional Materials publication/261431775_Learning_for_21_st_Century_Ski
E-Learning Based On Blended Learning,” International lls.
Education Studies 10, no. 7 (June 27, 2017): 10, 39 Kening Zhu, “Virtual Reality and Augmented

http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ies/article Reality for Education” (Association for Computing


/view/66040. Machinery (ACM), 2016), 1–2.

Delipiter Lase https://doi.org/10.36588/sundermann.v1i1.18


38 JCTES 1(1): 28-43

Keterlibatan masyarakat (orangtua) dalam ke-21, sekolah dan guru perlu mencari tahu
konteks BYOD ini akan mengisi kekurangan peran seperti apa yang dibutuhkan untuk
sekolah (lembaga pendidikan) dalam hal berada dalam pendidikan abad ke-21.
penyediaan infrastruktur ICT di dunia Sebagaimana dipahami lebih awal, peran
pendidikan. pendidikan adalah mempersiapkan siswa untuk
Pergeseran paradigma dan pola tindakan menjadi anggota masyarakat yang aktif, sukses,
dalam berbagai konteks penyelenggaraan dan berkontribusi. Namun, ada perubahan
pendidikan dan pembelajaran adalah sebuah penting yang harus diperhatikan, masyarakat
keniscayaan. Konsekuensi logis dari inovasi telah berubah. Tanggung jawab sekolah dan
teknologi yang terus berkembang ini menuntut pendidik adalah menyiapkan peserta didik agar
adanya modifikasi konsep pengelolaan kelas mampu berkompetisi dan memainkan peran
dan metode pembelajaran, agar sesuai harapan, mereka di tengah-tengah komunitas global.
gaya belajar dan minat peserta didik. Saat ini, Berikut, beberapa hal yang perlu
penerapan blended learning dalam pembelajaran dipertimbangkan oleh sekolah dan guru dalam
telah menjadi strategi pembelajaran yang memutuskan bagaimana pendidikan dan
disukai untuk semua tingkatan kelas. Dan, pembelajaran diselenggarakan.
semakin populer karena secara efektif
1. Pembelajaran Berpusat kepada Siswa
menggabungkan manfaat pengajaran tradisional
(Student-Centered Learning)
dengan pembelajaran daring.
Pembelajaran yang berpusat pada siswa
Baru-baru ini sebuah penelitian yang mengandung makna bahwa guru bukan lagi
dilakukan oleh Jennifer Rogers (Associate satu-satunya sumber utama pengetahuan di
Professor) dari Universitas Iowa (AS), kelas. Agar mampu berkompetisi dan
menemukan bukti bahwa proses pembelajaran berkontribusi pada masyarakat global di
yang menerapkan blended learning lebih efektif masa yang akan datang, siswa harus dapat
daripada kuliah (tatap muka) di kelas dan/atau memperoleh informasi baru ketika masalah
pembelajaran online saja. Roger menjelaskan muncul (learning how to learn). Kemudian,
bahwa … more than 95% of students enrolled in the mereka perlu menghubungkan informasi
blended course section earned a grade of C- or more baru dengan pengetahuan yang telah mereka
compared to 82% in the lecture classroom sections miliki dan menerapkannya untuk
and 81% enrolled online only.40 Selain itu, blended menyelesaikan masalah yang ada. Dalam
learning juga menciptakan kemandirian belajar model kelas ini, guru akan bertindak sebagai
dan tanggung jawab akademis peserta didik; fasilitator bagi siswa, siswa akan
menyiapkan siswa untuk menghadapi dunia mengumpulkan informasi sendiri, di bawah
yang berpusat pada teknologi, menghemat bimbingan guru. Guru sudah harus
biaya belajar daring, meningkatkan kemampuan mengakomodasi gaya belajar siswa, karena
kolaboratif, menarik dan menyenangkan serta melalui itu, motivasi belajar dan tanggung
memicu keterlibatan secara penuh (fisik dan jawab siswa dapat ditingkatkan. Mereka
sosio-emosional) peserta didik dalam proses terlibat dalam berbagai jenis kegiatan
pembelajaran. langsung, serta menunjukkan pembelajaran
Berbagai penelitian telah menunjukkan dengan berbagai cara. Belajar adalah tentang
bahwa menghafal bukanlah strategi penemuan, bukan menghafal fakta.
pembelajaran yang efektif, juga bahwa 2. Kolaborasi
pembelajaran yang berpusat pada guru sudah Siswa harus didorong untuk bekerja bersama
bukan sebuah struktur atau pendekatan paling untuk menemukan informasi,
efisien untuk keterlibatan siswa. Namun, mengumpulkannya, dan membangun
terlepas dari belajar tentang keterampilan yang makna. Bagaimana mengenali kekuatan dan
siswa dibutuhkan untuk menjadi sukses di abad talenta yang berbeda yang dimiliki dan
dibawa oleh setiap orang ke proyek (Project-
40 Brandon Jarman, “6 Reasons Why Classrooms Based Learning), dan mengubah peran sangat
Need To Implement Blended Learning,” tergantung pada sejauh mana sekolah, guru
EmergingEdTech, January 17, 2019, dan siswa mengembangkan pembelajaran
https://www.emergingedtech.com/ 2019/01/6-
yang kolaboratif.
reasons-teachers-need-to-implement-blended-learning/.
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 39

Siswa harus belajar cara berkolaborasi Untuk mempersiapkan siswa menjadi warga
dengan orang lain. Masyarakat saat ini negara yang bertanggung jawab, sekolah
memiliki orang-orang yang berkolaborasi di perlu mendidik siswa menjadi warga negara
seluruh dunia. Bagaimana siswa dapat yang bertanggung jawab. Melalui kegiatan
diharapkan untuk bekerja dengan orang- komunitas sekolah, siswa didorong untuk
orang dari budaya lain, dengan nilai-nilai mengambil bagian dalam kegiatan atau
yang berbeda dari mereka sendiri, jika proyek tersebut, dan sesekali membantu
mereka tidak dapat bekerja dengan orang- masyarakat di sekitar mereka dengan
orang yang mereka lihat setiap hari di kelas kegiatan sosial yang beragam.
mereka? Sekolah juga harus berkolaborasi
Mendasari pendapat Fisk (2017), tentang
dengan lembaga pendidikan lain di seluruh
tren pendidikan 4.0, salah satunya adalah
dunia untuk berbagi informasi dan belajar
hadirnya kegiatan belajar pada waktu dan
tentang berbagai praktik atau metode yang
tempat yang berbeda, yang didukung oleh
telah dikembangkan. Mereka harus bersedia
teknologi pembelajaran daring (online).41
mengubah metode pengajaran mereka
Beberapa cara sederhana berikut dapat
mengingat kemajuan baru.
diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran
3. Meaningful Learning campuran (blending learning), antara lain:
Berpusat pada siswa tidak berarti bahwa 1. Flipped Classroom
guru menyerahkan semua kendali atas kelas. Flipped classroom adalah model pembelajaran
Sementara siswa didorong untuk belajar yang “membalik” metode tradisional, di
sesuai dengan gaya belajarnya, guru masih mana biasanya materi diberikan di kelas dan
memberikan bimbingan mengenai siswa mengerjakan tugas di rumah. Konsep
keterampilan yang perlu diperoleh. Guru flipped classroom mencakup active learning,
dapat membuat poin penting untuk keterlibatan siswa, dan podcasting. Dalam
membantu siswa memahami bagaimana flipped classroom, materi terlebih dahulu
keterampilan yang mereka bangun dapat diberikan melalui video pembelajaran yang
diterapkan dalam kehidupan mereka. Siswa harus ditonton siswa di rumah masing-
akan jauh lebih termotivasi untuk masing. Sebaliknya, sesi belajar di kelas
mempelajari sesuatu yang dapat mereka lihat digunakan untuk diskusi kelompok dan
manfaat dan nilainya. Guru perlu mengajar mengerjakan tugas. Di sini, guru berperan
dan melatih siswa keterampilan yang sebagai pembina atau pemberi saran.42
berguna dalam situasi apa pun. Pelajaran
tidak memiliki makna dan tujuan jika tidak 2. Mengintegrasikan Media Sosial
berdampak pada kehidupan siswa di luar Ada banyak cara untuk mengintegrasikan
sekolah. media sosial ke dalam ruang kelas. Dengan
mengintegrasikan media sosial, siswa dapat
4. Sekolah terintegrasi dengan Masyarakat menunjukkan penguasaan konten melalui
Dengan kekuatan teknologi dan internet, berbagai alat digital seperti blogging,
siswa saat ini dapat melakukan banyak hal. Facebook, Skype, YouTube atau video
Komunitas sekolah tidak lagi hanya konferensi. Teman sekelas memiliki opsi
mencakup area yang terletak di lingkungan untuk terus berbagi pengetahuan dan
sekolah, tetapi menjangkau seluruh dan berinteraksi satu sama lain jauh melebihi jam
menyelimuti dunia. Pendidikan perlu yang dihabiskan di kelas dan diskusi online
membantu siswa mengambil bagian dalam dapat menjadi menarik.43
komunitas global ini dan menemukan cara
agar yang berdampak lebih dari sekadar 41 Fisk, “Education 4.0 … the Future of Learning

lingkungan mereka berada. Ini tidak berarti Will Be Dramatically Different, in School and
bahwa mereka tidak perlu belajar nilai throughout Life.”
42 Jacob Lowell Bishop and Matthew Verleger,
membantu orang lain di sekitar mereka dan
“The Flipped Classroom : A Survey of the Research,”
melindungi lingkungan terdekat mereka,
American Society for Engineering Education (2013): 6219,
tetapi mereka juga harus belajar tentang http://www.asee.org/public/conferences/20/papers/6
bagaimana mereka dapat membantu dan 219/view.
melindungi dunia yang jauh dari mereka. 43 Michelle Mei Ling Yeo, “Social Media and Social

Networking Applications for Teaching and Learning,”

Delipiter Lase https://doi.org/10.36588/sundermann.v1i1.18


40 JCTES 1(1): 28-43

3. Khan Academy diberikan oleh guru. Moodle berkinerja baik


Khan Academy adalah situs web gratis di saat digunakan selain untuk pertemuan tatap
mana siswa dapat mengakses ribuan video muka.4748
tutorial, bersama dengan latihan praktik
6. Schoology
interaktif, di hampir semua mata pelajaran.
Schoology adalah layanan jejaring sosial dan
Merupakan situs yang baik untuk digunakan
lingkungan belajar virtual untuk sekolah K-
di dalam kelas untuk siswa yang
12 dan lembaga pendidikan tinggi yang
membutuhkan perbaikan atau percepatan.
memungkinkan pengguna untuk membuat,
Guru memiliki opsi untuk membuat akun
mengelola, dan berbagi konten akademik.
kelas dan guru dapat memantau kemajuan 495051
setiap siswa dengan mengakses data pada
Kemajuan di bidang teknologi juga bukan
latihan yang diselesaikan. Dari data tersebut
tidak berdampak negatif pada perubahan sikap,
akan diketahui yang menjadi bidang
perilaku dan karakter peserta didik. Di
kekuatan atau kelebihan serta bidang yang
antaranya kecanduan internet dan malas belajar
bermasalah dari siswa.4445
akibat game oline dan menonton, kehilangan
4. Project-Based Learning (PBL) waktu bermain dengan anak seusia karena lebih
Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu fokus dengan perangkat digitalnya, menjadikan
model pembelajaran yang melaksanakan kurangnya keseimbangan kehidupan sosial
pembelajaran dengan proyek. Proyek anak, bahkan berpotensi menurunkan prestasi
dimaksud adalah tugas yang harus akademik. Di sinilah guru memegang peranan
diselesaikan dalam periode atau waktu penting dalam membentuk karakter siswa. Guru
tertentu. Tugas tersebut berupa suatu diharapkan tidak hanya transfer pengetahuan
investigasi sejak dari pengumpulan data, tetapi lebih dari itu pengembangan sikap dan
pengorganisasian, evaluasi, hingga penyajian spiritual sehingga akan tercipta keseimbangan
data (presentasi). Aktivitas inkuiri berbasis antara kompetensi intelektual dengan
proyek ini dapat dilakukan olehh siswa di kompetensi sikap dan spiritual.
sekolah setelah siswa. Sehingga sebagian
besar waktu kelas dapat mereka habiskan KESIMPULAN
untuk bekerja secara kolaboratif dengan tim
Era revolusi industri 4.0 telah mengubah
mereka di sekolah.46
cara berpikir tentang pendidikan. Perubahan
5. Moodle yang dibuat bukan hanya cara mengajar, tetapi
Moodle adalah sistem manajemen kursus jauh lebih penting adalah perubahan dalam
yang memberikan opsi kepada guru untuk perspektif konsep pendidikan itu sendiri. Oleh
mengirim tugas, kuliah, video, dan banyak karena itu, pengembangan kurikulum saat ini
lagi. Siswa dapat berinteraksi satu sama lain
melalui forum diskusi, pesan pribadi, dan 47 Jason Cole and Helen Foster, “Using Moodle:
ruang obrolan. Siswa memiliki kemampuan Teaching with the Popular Open Source Course
untuk mengunggah tugas yang diselesaikan Management System,” O’Reilly Community Press (2007).
dengan melampirkan file. Nilai ditambahkan 48 Setiyorini Setiyorini, Siti Patonah, and Ngurah

ke buku kelas di situs yang sama dan siswa Ayu Nyoman Murniati, “Pengembangan Media
Pembelajaran Moodle,” Jurnal Penelitian Pembelajaran
juga dapat melihat umpan balik yang
Fisika (2017).
49 Vincentius Tjandra Irawan, Eddy Sutadji, and

European Journal of Science and Mathematics Education Widiyanti, “Blended Learning Based on Schoology:
(2014). Effort of Improvement Learning Outcome and
44 David Free, “Environmental Scan of OERs, Practicum Chance in Vocational High School,” Cogent
MOOCs, and Libraries,” College & Research Libraries News Education (2017).
75, no. 4 (2014): 166, http://www.ala.org/acrl/sites/ 50 Shampa Biswas, “Schoology-Supported
ala.org.acrl/files/content/publications/whitepapers/E Classroom Management: A Curriculum Review,”
nvironmental Scan and Assessment.pdf. Northwest Journal of Teacher Education (2018).
45 Robert Murphy et al., “Research on the Use of 51 Tigowati, Agus Efendi, and Cucuk W.
Khan Academy in Schools,” SRI Education (2014). Budiyanto, “E-Learning Berbasis Schoology Dan
46 Stephanie Bell, “Project-Based Learning for the Edmodo: Ditinjau Dari Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa
21st Century: Skills for the Future,” The Clearing House: A SMK,” Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational
Journal of Educational Strategies, Issues and Ideas (2010). Education) 21, no. 1 (2017): 49–58.
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 41

dan masa depan harus melengkapi kemampuan REFERENCES


siswa dalam dimensi pedagogik, keterampilan
Aoun, Joseph E. “Robot-Proof: Higher Education
hidup, kemampuan untuk hidup bersama
in the Age of Artificial Intelligence.” Journal of
(kolaborasi) dan berpikir kritis dan kreatif.
Education for Teaching (2018).
Mengembangkan soft skill dan transversal skill,
Arikunto, Suharsimi. “PROSEDUR PENELITIAN
serta keterampilan tidak terlihat yang tidak TINDAKAN KELAS.” Bumi Aksara (2006).
terkait dengan bidang pekerjaan dan akademik Aziz Hussin, Anealka. “Education 4.0 Made
tertentu. Namun, berguna dalam banyak situasi Simple: Ideas For Teaching.” International
kerja seperti keterampilan interpersonal, hidup Journal of Education and Literacy Studies (2018).
bersama, kemampuan menjadi warga negara Baur, C., Wee, D. “Manufacturing’s Next Act.”
yang berpikiran global, dan literasi media dan Last modified 2015.
informasi. Pengembangan kurikulum harus www.mckinsey.com/business-
mampu mengarahkan dan membentuk siswa functions/operations/our-
yang siap menghadapi era revolusi industri insights/manufacturings-next-act.
dengan penekanan pada bidang Science, Bell, Stephanie. “Project-Based Learning for the
Technology, Engineering, dan Mathematics 21st Century: Skills for the Future.” The
(STEM), serta berkarakter. Reorientasi Clearing House: A Journal of Educational
kurikulum yang mengacu pada pembelajaran Strategies, Issues and Ideas (2010).
berbasis TIK, internet of things, big data dan Biswas, Shampa. “Schoology-Supported
komputerisasi, serta kewirausahaan dan Classroom Management: A Curriculum
magang, perlu menjadi kurikulum wajib untuk Review.” Northwest Journal of Teacher
Education (2018).
menghasilkan lulusan yang terampil di bidang
Cole, Jason, and Helen Foster. “Using Moodle:
literasi infromasi, literasi teknologi, dan literasi
Teaching with the Popular Open Source
manusia.
Course Management System.” O’Reilly
Untuk memastikan kurikulum yang Community Press (2007).
disesuaikan dilaksanakan secara optimal, Dunwill, E. “4 Changes That Will Shape the
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru Classroom of the Future: Making Education
adalah educational competence, competence for Fully Technological” (2016).
technological commercialization, competence in https://elearningindustry.com/4-changes-
globalization, competence in future strategies serta will-shape-classroom-of-the-future-making-
counselor competence. Guru juga perlu memiliki education-fully-technological.
sikap yang bersahabat dengan teknologi, Fadel, Charles, and Bernie Trilling. 21st Century
kolaboratif, kreatif dan mengambil risiko, Skills: Learning for Life in Our Times. Jossey-
memiliki selera humor yang baik, serta Bass, 2009.
Fisk, Peter. “Education 4.0 … the Future of
mengajar secara menyeluruh (holistik).
Learning Will Be Dramatically Different, in
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan oleh School and throughout Life.” Last modified
sekolah dan guru dalam memutuskan 2017. Accessed May 11, 2019.
bagaimana pendidikan dan pembelajaran http://www.thegeniusworks.com/2017/01/
diselenggarakan, yakni pembelajaran berpusat future-education-young-everyone-taught-
kepada siswa (student-centered learning), together/.
kolaborasi (collaborative learning), penuh makna, Fitzpatrick, Jamey. “Planning Guide for Creating
serta terintegrasi dengan masyarakat. Untuk New Models for Student Success Online and
mendukung proses pendidikan dan Blended Learning.” Michiganvirtual.Org. Last
pembelajaran dimaksud, cara seperti (1) flipped modified 2012. Accessed May 31, 2019.
classroom, (2) mengintegrasikan media sosial, (3) https://michiganvirtual.org/wp-
Khan Academy, (4) project-based learning, (5) content/uploads/2017/03/PlanningGuide-
moodle, dan (6) schoology, dapat diintegrasikan 2012.pdf.
ke dalam proses pembelajaran. Free, David. “Environmental Scan of OERs,
MOOCs, and Libraries.” College & Research
Libraries News 75, no. 4 (2014): 166.
http://www.ala.org/acrl/sites/ala.org.acrl/
files/content/publications/whitepapers/Env
ironmental Scan and Assessment.pdf.

Delipiter Lase https://doi.org/10.36588/sundermann.v1i1.18


42 JCTES 1(1): 28-43

Frydenberg, Mark, and Diana Andone. “Learning /6-reasons-teachers-need-to-implement-


for 21 St Century Skills.” In IEEE’s blended-learning/.
International Conference on Information Society. Kagermann, Henning, Wolfgang Wahlster, and
Scientific Research an Academic Publisher, Johannes Helbig. Recommendations for
2011. Implementing the Strategic Initiative
https://www.researchgate.net/publication/ INDUSTRIE 4.0: Final Report of the Industrie
261431775_Learning_for_21_st_Century_Skill 4.0 Working Group. Final Report of the Industrie
s. 4.0 WG, 2013.
Graham, Charles, and Chuck Dziuban. “Blended Kohler, D, & Weisz, J.D. “Industry 4.0: The
Learning Environments.” Handbook of Challenges of the Transforming
Research on Educational Communications and Manufacturing” (2016).
Technology: A Project of the Association for Kozinski, Sieva. “How Generation Z Is Shaping
Educational Communications and Technology 2 The Change In Education.” Forbes, 2017.
(2007). Krippendorff, Klaus. Content Analysis: An
https://www.researchgate.net/publication/ Introduction to Its Methodology (Second Edition).
267774009_Blended_Learning_Environments. SAGE Publications, 2004.
Gray, Alex. “The 10 Skills You Need to Thrive in Kristanto, Andi, Mustaji Mustaji, and Andi
the Fourth Industrial Revolution | World Mariono. “The Development of Instructional
Economic Forum.” The World Economic Materials E-Learning Based On Blended
Forum. Last modified 2016. Accessed May 30, Learning.” International Education Studies 10,
2019. no. 7 (June 27, 2017): 10.
https://www.weforum.org/agenda/2016/0 http://www.ccsenet.org/journal/index.php
1/the-10-skills-you-need-to-thrive-in-the- /ies/article/view/66040.
fourth-industrial-revolution/. Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset
Hafil, M. “Mendikbud Ungkap Cara Hadapi Komunikasi. 6th ed. Jakarta: Kencana Prenada
Revolusi 4.0 Di Pendidikan.” Media Grup, 2012.
REPUBLIKA.Co.Id, May 2, 2018. Lantz, Hays Blaine. “Science, Technology,
https://www.republika.co.id/berita/pendid Engineering, and Mathematics (STEM)
ikan/eduaction/18/05/02/p8388c430- Education What Form? What Function?” Last
mendikbud-ungkap-cara-hadapi-revolusi-40- modified 2009. Accessed June 17, 2019.
di-pendidikan. https://dornsife.usc.edu/assets/sites/1/doc
Halim, Stevani. “Revolusi Industri 4.0 Di s/jep/STEMEducationArticle.pdf.
Indonesia.” Medium.Com. Last modified 2018. Latip, Abdul. “4 Kompetensi Guru Di Era Revolusi
https://medium.com/@stevanihalim/revolu Industri 4.0.” Kompasiana. Last modified 2018.
si-industri-4-0-di-indonesia-c32ea95033da. Accessed June 1, 2019.
Hermann, Mario, Tobias Pentek, and Boris Otto. https://www.kompasiana.com/altip/5bfcab
“Design Principles for Industrie 4.0 25aeebe161c772f98f/4-kompetensi-guru-di-
Scenarios.” In Proceedings of the Annual Hawaii era-revolusi-industri-4-0?page=all.
International Conference on System Sciences, Lee, Jay, Edzel Lapira, Behrad Bagheri, and Hung
2016. an Kao. “Recent Advances and Trends in
Hussain, Fehmida. “E-Learning 3.0 = E-Learning Predictive Manufacturing Systems in Big
2.0 + Web 3.0?” IOSR Journal of Research & Data Environment.” Manufacturing Letters
Method in Education (IOSRJRME) (2013). (2013).
Irawan, Vincentius Tjandra, Eddy Sutadji, and Liffler, Markus, and Andreas Tschiesner. “The
Widiyanti. “Blended Learning Based on Internet of Things and the Future of
Schoology: Effort of Improvement Learning Manufacturing| McKinsey & Company.”
Outcome and Practicum Chance in Mckinsey. com (2013).
Vocational High School.” Cogent Education Lowell Bishop, Jacob, and Matthew Verleger. “The
(2017). Flipped Classroom : A Survey of the
Irianto, D. “Industry 4.0: The Chalenges of Research.” American Society for Engineering
Tomorrow.” Seminar Nasional Teknik Industri Education (2013): 6219.
2017 (2017). http://www.asee.org/public/conferences/2
Jarman, Brandon. “6 Reasons Why Classrooms 0/papers/6219/view.
Need To Implement Blended Learning.” Maarop, Amrien Hamila, and Mohamed Amin
EmergingEdTech, January 17, 2019. Embi. “Implementation of Blended Learning
https://www.emergingedtech.com/2019/01 in Higher Learning Institutions: A Review of
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 43

Literature.” International Education Studies 9, https://www.teachthought.com/learning/6-


no. 3 (February 21, 2016): 41. blended-learning-models-platforms/.
http://www.ccsenet.org/journal/index.php Yeo, Michelle Mei Ling. “Social Media and Social
/ies/article/view/51751. Networking Applications for Teaching and
Murphy, Robert, Lawrence Gallagher, Andrew Learning.” European Journal of Science and
Krumm, Jessica Mislevy, and Amy Hafter. Mathematics Education (2014).
“Research on the Use of Khan Academy in Zhu, Kening. “Virtual Reality and Augmented
Schools.” SRI Education (2014). Reality for Education.” 1–2. Association for
Nazir, M. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Computing Machinery (ACM), 2016.
Indonesia, 1988.
Pan, Yunhe. “Heading toward Artificial
Intelligence 2.0.” Engineering 2, no. 4
(December 2016): 409–413.
https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii
/S2095809917300772.
Schwab, Klaus. The Fourth Industrial Revolution:
What It Means and How to Respond. World
Economic Forum, 2016.
https://www.weforum.org/agenda/2016/0
1/the-fourth-industrial-revolution-what-it-
means-and-how-to-respond/.
Setiyorini, Setiyorini, Siti Patonah, and Ngurah
Ayu Nyoman Murniati. “Pengembangan
Media Pembelajaran Moodle.” Jurnal
Penelitian Pembelajaran Fisika (2017).
Sudlow, Brian. “Review of Joseph E. Aoun (2017).
Robot Proof: Higher Education in the Age of
Artificial Intelligence.” Postdigital Science and
Education (2018).
Sung, Tae Kyung. “Industry 4.0: A Korea
Perspective.” Technological Forecasting and
Social Change 132, no. July 2018 (2018): 40–45.
https://www.sciencedirect.com/science/arti
cle/pii/S0040162517313720.
Tigowati, Agus Efendi, and Cucuk W. Budiyanto.
“E-Learning Berbasis Schoology Dan
Edmodo: Ditinjau Dari Motivasi Dan Hasil
Belajar Siswa SMK.” Elinvo (Electronics,
Informatics, and Vocational Education) 21, no. 1
(2017): 49–58.
Tjandrawinata, Raymond R. “Industri 4.0: Revolusi
Industri Abad Ini Dan Pengaruhnya Pada
Bidang Kesehatan Dan Bioteknologi.”
Seminar dan Konferensi Nasional IDEC (2017).
Wahyuni, Dinar. “PENINGKATAN
KOMPETENSI GURU MENUJU ERA
REVOLUSI INDUSTRI 4.0.” Info Singkat
(Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual dan
Strategis) Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR
RI 2018 X, no. 24/II/Puslit/Desember/2018
(2018): 13–18.
Wibawa, Sutrisna. Pendidikan Dalam Era Revolusi
Industri 4.0, 2018.
Wilson, Christi. “6 Ways Teachers Are Using
Blended Learning.” Teachthought.Com. Last
modified 2019. Accessed June 1, 2019.

Delipiter Lase https://doi.org/10.36588/sundermann.v1i1.18

View publication stats

You might also like