You are on page 1of 7

MEMBENGUN JIWA PROFESIONALISME GURI DI ERA REVOLUSI INDUSTI 4.

Rijal alfauzi

Pendidikan Teknologi Informasi fakultas Ilmu Terapan dan Sains

Institut Pendidikan Indonesia

Email: rijal.alfauzi97@gmail.com

Abstract- The era of the Industrial Revolution 4.0 is an era that demands rapid change. This era is marked by
the existence of cyber-physical systems, cloud computing and the Internet of Things (IoT). This is certainly a
big challenge for the world of education. Teachers must understand the challenges and strategies in facing
this 4.0 Industrial Revolution era to improve the quality of education. Teachers are one of the components of
education that determine the success or failure of the teaching and learning process in formal educational
institutions, therefore teachers are required to pay attention and carry out their duties in teaching well. The
teaching and learning process and student learning outcomes are not only determined by schools, patterns,
structures and curricula but are largely determined by the competence of teachers who teach and guide
students. Teacher professionalism is the quality of a teacher's ability to display and apply their knowledge
and experience so that they can anticipate the dynamics of the curriculum to be relevant to the times. In the
current era of industry 4.0, we are not only required to carry out old literacy such as reading, writing,
arithmetic to compete in such a tight global life, but also need to have new literacy "new literacy". The new
literacy includes data literacy, technological literacy, and human literacy. Changes in the education system
will also have an impact on the role of teachers as educators. Teachers are required to have high competence
to produce students who are able to answer the challenges of the Industrial Revolution 4.0.

Abstrak- Era Revolusi Industri 4.0 merupakan era yang menuntut perubahan secara cepat.Era ini ditandai
adanya sistem cyber-fisik, komputasi awan dan Internet of Things (IoT).Hal ini tentu menjadi tantangan besar
bagi dunia pendidikan. Guru harus memahami tantangan dan strategi dalam menghadapi era Revolusi
Industri 4.0 ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Guru merupakan salah satu komponen pendidikan
yang menentukan bagi berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar di lembaga pendidikan formal, oleh
karena itu guru dituntut untuk memperhatikan dan melaksanakan tugasnya dalam mengajar dengan baik.
Proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan
kurikulum akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para
siswa. Profesionalisme guru adalah kualitas kemampuan seorang guru dalam menampilkan dan menerapkan
keahlian ilmu yang dimiliki dan pengalamannya sehingga dapat mengantisipasi dinamika kurikulum agar
relevan dengan perkembangan zaman. Dalam era industri 4.0 sekarang ini, kita tidak hanya dituntut untuk
melakukan literasi lama seperti membaca, menulis, berhitung untuk bersaing dalam kehidupan global yang
begitu ketat, tetapi juga perlu memiliki literasi baru “new literacy”. Literasi baru tersebut antara lain literasi
data, literasi teknologi, dan literasi manusia. Perubahandalam sistem pendidikan akan berdampak pula pada
peran guru sebagai tenaga pendidik. Guru dituntut memiliki kompetensi tinggi untuk menghasilkan peserta
didik yang mampu menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0.

A. PENDAHULUAN dengan adanya sistem cyber-fisik, komputasi


awan, Internet of Things (IoT) yang semuanya
Era Revolusi Industri 4.0 merupakan era yang terkait dengan kecerdasan buatan (Artificial
menuntut perubahan secara cepat. Era ini ditandai Intelligence) dan big data.Pada era ini, dunia
industri menuntut tersedianya sumber daya rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
manusia (SDM) yang dapat menyesuaikan diri bertujuan untuk perkembangan potensi
dengan perubahan dan tantangan yang ada.Hal ini peserta didik agar menjadi manusia yang
tentu menjadi tantangan besar khususnya bagi beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang
dunia pendidikan dalam menyiapkan SDM yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
berkualitas tersebut. Di era digital seperti sekarang cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
ini, kemajuan teknologi telah menawarkan banyak Negara yang demokratis serta bertanggung
kemudahan bagi manusia.Di antaranya adalah jawab”.
berkembangnya dunia industry online, termasuk
berbagai jenis pelayanan jasa.Hal ini lama- Untuk membentuk karakter anak bangsa yang
kelamaan bisa saja meniadakan tenaga manusia. yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Manusia harus dapat mengikuti perubahan agar Tang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
dapat bersaing dan bertahan hidup. berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta
Guru yang profesional tentu memiliki bertanggung jawab tidak akan lepas dari
pengetahuan dan keterampilan yang langsung perannya guru. Guru merupakan suatu
menyentuh masalah inti pendidikan, yaitu pekerjaan yang profesional karena itu
pengetahuan dan keterampilan mengenai cara-cara dibutuhkan kemampuan dan wewenang. Guru
menimbulkan dan mengarahkan proses merupakan salah satu komponen pendidikan
pertumbuhan yang terjadi dalam diri anak didik yang menentukan bagi berhasil atau tidaknya
yang sedang mengalami proses pendidikan. proses belajar mengajar di lembaga
pendidikan formal, oleh karena itu guru
Profesionalisme menunjuk kepada para anggota dituntut untuk memperhatikan dan
suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan tugasnya dalam mengajar
profesionalnya dan terus menerus dengan baik. Proses belajar mengajar dan
mengembangkan stategi-srategi yang hasil belajar siswa bukan saja ditentukan oleh
digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sekolah, pola, struktur dan kurikulum akan
sesuai dengan profesinya. Pendidikan sebagai sub tetapi sebagian besar ditentukan oleh
sistem pembangunan harus berorientasi pada kompetensi guru yang mengajar dan
pengembangan kemampuan peserta didik untuk membimbing para siswa. Guru yang
siap bekerja dan mampu menciptakan lapangan berkompeten akan lebih mampu mengelola
kerja dengan memanfaatkan potensi-potensi yang kelas sehingga belajar para siswa berada pada
dapat di sekitarnya. Pendidikan perlu mengubah tingkat optimal.
keluaran pendidikan dari worker society ke
employee society, untuk menjadi entrpreneur Guru merupakan komponen pendidikan yang
society, karena kemajuan suatu masyarakat dan memegang tanggung jawab atas berhasil dan
bangsa tidak ditentukan oleh employee society. gagalnya pengajaran, oleh karena itu guru
Oleh karna itu memanfaatkan ilmu pengetahuan dituntut untuk selalu meningkatkan
menggunakan internet of things diyakini akan jauh keprofesionalannya sebagai seorang guru.
lebih efisien dan murah. Dengan itu negara perlu Salah satu tugas yang harus dilakukan oleh
mempertimbangkan besaran nilai investasi guru yang berhubungan dengan proses belajar
pendidikan yang harus dikeluarkan sebanding mengajar adalah mengadakan perencanaan
dengan laju perkembangan digitalisasi. pengajaran yang cermat dan mengadakan
B. PEMBAHASAN analisa tujuan, memiliki bahan dan metode
yang tepat serta mendukung proses belajar
1. Guru mengajar secara sistematis dan menganalisa
Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan hasil belajar untuk mendiagnosa kelemahan
Nasional menyatakan ”Pendidikan Nasional siswa dan dapat memberikan bantuan yang
berfungsi untuk mengembangkan diperlukan.
kemampuan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam
Pada era globalisasi, profesi guru bermakna Dalam era Revolusi Industri 4.0, guru
strategis, karena penyandangnya mengemban memegang peranan strategis oleh karena itu
tugas sejati bagi proses kemanusiaan, guru harus selalu berupaya meningkatan
pemanusiaan, pencerdasan, pembudayaan, mutu, relevansi, dan efisiensi pendidikan,
dan pembangun karakter bangsa. Esensi dan maka pengembanagan profesionalisasi guru
eksistensi makna strategis profesi guru diakui merupakan kebutuhan. Guru professional
dalam realitas sejarah pendidikan di harus mempunyai komitmen pada proses
Indonesia. Pengakuan itu memiliki kekuatan belajar siswa, menguasai secara mendalam
formal tatkala tanggal 2 Desember 2004 materi pelajaran dan cara mengajarkannya,
Undang-Undang (UU) No. 14 Tahun 2005 mampu berfikir sistematis tentang apa yang
tentang Guru dan Dosen, sebagai dasar legal dilakukannya dan belajar dari
pengakuan atas profesi guru dengan segala pengalamannya, dan guru merupakan bagian
dimensinya. Di dalam UU ini disebutkan dari masyarakat belajar dalam lingkungan
bahwa guru adalah pendidik professional profesinya yang memungkinkan mereka
dengan tugas utama mendidik, mengajar, untuk selalu meningkatkan
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, profesionalismenya.
dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan 2. Guru Profesional
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan Profesi pada hakikatnya adalah ”suatu
menengah. pernyataan atau suatu janji terbuka (to profess
artinya menyatakan). Yang menyatakan
Dalam menjalankan tugasnya menjadi bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya
seorang guru, guru mengetahui dan pada suatu jabatan atau pelayanan karena
menjalankan prinsip profesionalitas, yaitu: orang tersebut merasa terpanggil untuk
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa menjabat pekerjaan itu”. Profesi diartikan
dan idealisme. suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan khusus dimana keahlian tersebut harus
mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan diperoleh melalui pendidikan tertentu dengan
dan akhlak mulia. jenjang waktu yang relatif lama dan kontinyu.
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar Pelaksanaan pekerjaan profesional berfungsi
belakang pendidikan sesuai dengan untuk menangani masalah-masalah bagi
bidang tugas. masyakat dan bermanfaat bagi kepentingan
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan umum. Sedangkan ”Profesional” berasal dari
sesuai dengan bidang tugas. kata sifat yang berarti pencaharian dan
e. Memilki tanggung jawab atas sebagai kata benda yang berarti orang yang
pelaksanaan tugas keprofesionalan. mempunyai keahlian seperti guru, dokter,
f. Memperoleh peenghjasailan yang hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain,
ditentukjan sesuai dengan prestasi kerja. pekerjaan yang bersifat profesional adalah
g. Memilki kesempatan untuk pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh
mengembangkan keprofersionalan mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu
secara berkelanjutan dengan belajar dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh
sepanjang hayat. mereka yang karena tidak dapat memperoleh
h. Memilki jaminan perlindungan hukum pekerjaan itu.
dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya. Profesionalisme berasal dari kata Profesion
i. Memilki organisasi profesi yang mengandung arti pekerjaan. Profesionalisme
mempunyai kewenangan mengatur hal- menunjukkan kepada komitmen para anggota
hal yang berkaitan dengan tugas suatu profesi untuk meningkatkan
keprofesionalan guru kemampuan profesionalnya dan terus
menerus mengembangkan strategi-strategi
yang digunakannya dalam melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. jabatan guru syarat yang harus dipenuhi
Profesionalisme guru adalah kualitas adalah ketentuan kepegawaian pada
kemampuan seorang guru dalam umumnya, aturan persyaratan
menampilkan dan menerapkan keahlian ilmu kepegawaian khusus untuk guru (PP. No.
yang dimiliki dan pengalamannya sehingga 38, Th. 1992), aturan persyaratan
dapat mengantisipasi dinamika kurikulum pengembangan karir guru (surat edaran
agar relevan dengan perkembangan zaman. bersama Mendikbud dan Kepala BAKN,
Adapun ciri-ciri profesionalisme guru, dapat No. 57686/MPK/1989 dan No.
dilihat berdasarkan ciri – ciri sebagai berikut : 38/SE/1989), kode etik guru (PGRI,
a. Ahli di bidang teori dan praktik 1989), dan jabatan kompetensi guru
keguruan. Guru profesional adalah guru yang disebarluaskan Depdikbud sejak
yang menguasai ilmu pengetahuan yang tahun 1980.
diajarkan dan ahli mengajarnya
(menyampaikannya). B.J. Candler dalam buku Piet A. Sahertian
b. Senang memasuki organisasi profesi mengemukakan bahwa guru sebagai suatu profesi
keguruan. memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
c. Memiliki latar belakang pendidikan
keguruan yang memadai. a. Mengutamakan layanan sosial, lebih dari
d. Melaksanakan kode etik guru. kepentingan pribadi.
e. Memiliki otonomi dan rasa tanggung b. Mempunyai status yang tinggi.
jawab. c. Memiliki pengetahuan yang khusus
f. Memiliki rasa pengabdian kepada (dalam hal mengajar dan mendidik).
masyarakat. d. Memiliki kegiatan intelektual.
g. Bekerja atas panggilan hati nurani. e. Memiliki hak untuk memperoleh standar
kualifikasi profesional.
Menurut A. Samana dalam bukunya f. Mempunyai kode etik yang ditentukan
profesionalisme keguruan, menjelaskan ciri- oleh organisasi profesi.
ciri jabatan profesional :
a. Secara de facto para pelakunya dituntut
untuk cakap dalam pekerjaan sesuai Dalam UU Guru dan Dosen pasal (7) ayat (1)
dengan tugas khusus dan jenis dikatakan bahwa profesi guru dan dosen
jabatannya (cenderung spesialisasi). merupakan bidang pekerjaan khusus yang
b. Kecakapan atau keahlian seorang memerlukan prinsip-prinsip profesional sebagai
profesional sebenarnya bukan hasil dari berikut :
pembiasaan atau latihan rutin yang
terkondisi, akan tetapi lebih dilandasi a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan
oleh dasar dan wawasan keilmuan yang idealisme.
komprehensip. Maka di sini memerlukan b. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar
beberapa pendidikan atau jabatan belakang pendidikan sesuai dengan bidang
prajabatan. tugasnya.
c. Memiliki wawasan sosial yang luas c. Memiliki kompetensi yang diperlukan
sehingga dalam pilihan jabatan kerjanya sesuai bidang tugasnya.
didasari oleh kerangka nilai tertentu, d. Mematuhi kode etik profesi
bersikap positif terhadap jabatan dan e. Memiliki hak dan kewajiban dalam
perannya untuk berkarya sebaikbaiknya. melaksankan tugas
Hal ini untuk menyempurnakan f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan
profesional dirinya serta karyanya. sesuai dengan prestasi kerjanya
d. Jabatan profesional perlu mendapat g. Memiliki kesempatan untuk
pengesahan dari masyarakat atau negara mengembangkan profesinya secara
sebagai tolak ukur yang dikembangkan berkelanjutan
oleh organisasi profesi. Khusus bagi
h. Memperoleh perlindungan hukum dalam pendidikan dengan melahirkan operator dan
melaksanakan tugas profesionalnya analis handal bidang manajemen pendidikan
i. Memiliki organisasi profesi yang sebagai pendorong kemajuan pendidikan
berbadan hukum. berbasis teknologi informasi di Indonesia
menjawab tantangan Industri 4.0 yang terus
3. Era Revolusi Industri melaju pesat. Beberapa solusi yang bisa
dilakukan antara lain, 1) kesesuaian
Revolusi industri 4.0 dimaknai sebagai era kurikulum dan kebijakan dalam pendidikan,
yang menggunakan teknologi digital dalam 2) kesiapan SDM dalam memanfaatkan ICT,
aktivitas kehidupannya. Era revolusi industri mengoptimalkan kemampuan peserta didik,
4.0 merujuk maknanya kepada lompatan dan mengembangkan nilai - nilai (karakter)
berikutnya dalam perubahan industri yang peserta didik, serta 3) kesiapan sarana dan
merupakan kombinasi teknologi terbaru yang prasarana pendidikan.
telah tercapai dalam dua dekade belakangan
ini. Revolusi industri 4.0 merupakan lahirnya Era digital sebagai nama lain dari
teknologi digital yang berdampak terhadap perkembangan Revolusi Industri 4.0 menjadi
berbagai dimensi kehidupan manusia. pendorong kemajuan teknologi, termasuk
Revolusi industri memiliki skala, ruang kemajuan dibidang pendidikan. Kemajuan
lingkup dan kompleksitas yang lebih luas tersebut semakin memudahkan dalam
telah mempengaruhi semua disiplin ilmu, memenuhi kebutuhan pengetahuannya
pendidikan, ekonomi, industri, dan dengan mencari, mengevaluasi, mengatur,
pemerintah. Demikian pula halnya dengan dan mengkomunikasikan informasi yang
dunia pendidikan bukan sesuatu yang diperoleh untuk memecahkan permasalahan
mustahil pada saatnya peran pendidik (guru yang dihadapi. Keberadaan teknologi yang
dan dosen) akan terkurangi dalam semakin canggih pula memudahkan
mentranspormasi pendidikan kepada berlangsungnya proses pembelajaran.
siswa/mahasiswa dan perannya di kelas, Keberadaan teknologi menjadikan pendidikan
karena konten pengetahuan dan simulasi bergeser dari model konvensional yang
peraga tersedia dalam bentuk digitalisasi mengharuskan melakukan tatap muka dengan
program pendidikan. siswa menjadi pembelajaran yang lebih
fleksibel. Dalam menghadapi Revolusi
Era pendidikan selanjutnya adalah pendidikan Industri 4.0 guru dituntut untuk melek akan
4.0 yang dialamatkan pada kebutuhan perkembangan teknologi sehingga guru harus
masyarakat pada era inovasi. Pada era ini, merubah pola mengajar dari sistem yang lama
pendidikan diarahkan pada peningkatan kesistem yang baru dengan kata lain guru
kemampuan peserta didik dalam harus merubah pola mengajar literasi lama ke
mengaplikasikan teknologi baru yang akan pola mengajar literasi baru dan senantiasa
membantu siswa dalam mengahdapi meningkan kompetensinya.
perubahan zaman. Dibutuhkan keterampilan
yang berbeda dari era sebelumnya agar 4. Tantangan Guru di Era Revolusi Industri
peserta didik mampu bersaing di dunia kerja. 4.0
Pendidikan yang mendasar pada era Tantangan terbesar yang dihadapi guru rata-
pendidikan 4.0 bukanlah sekadar pendidikan rata berkaitan dengan IT. Kelemahan bidang
yang mementingkan bagaimana membaca IT ini dapat diatasi dengan cara mau belajar.
dan menulis saja. Artinya, orientasi Saat ini banyak fasilitas yang ditawarkan baik
pendidikan 4.0 harus lebih dari hanya sekadar dari pihak sekolah maupun pihak luar untuk
pendidikan. Di Indonesia kesiapan membantu guru dalam meningkatkan
menghadapi tantangan pendidikan era kemampuan IT-nya.Sebagai contoh, sekolah
revolusi industri 4.0 adalah segera menyelenggarakan workshop e-modul, e-
meningkatkan kemampuan dan keterampilan rapor, penulisan soal online, pemanfaatan
sumberdaya manusia Indonesia melalu android dalam pembelajaran, pembuatan kuis
interaktif, pembuatan video pembelajaran dan Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat
sebagainya. digarisbawahi bahwa tantangan guru di era
Revolusi Industri adalah guru dituntut untuk
Kreativitas pembelajaran pun menjadi mampu melahirkan generasi penerus yang
tantangan tersendiri bagi guru.Pembelajaran kompeten, berakhlak, berkarakter, disiplin,
yang komunikatif, menyenangkan, kreatif, mandiri dan berani agar dapat
mengedepankan berpikir kritis, kerjasama menghadapi era disrupsi. Generasi penerus
adalah hal yang perlu ditanamkan dalam ini harus mampu berjuang di era kemajuan di
setiap kegiatan pembelajaran. Guru harus mana tenaga manusia mulai digantikan oleh
meng-upgrade kemampuannya. Dalam hal tenaga mesin dan kecerdasan buatan.
ini, tantangan utama ada dalam diri guru
sendiri yaitu kemauan dan 5. Upaya Peningkatan Kompetensi Guru
profesionalisme.Artinya, profesionalisme Menuju Era Revolusi Industri 4.0
termasuk tantangan yang harus ditaklukkan Era Revolusi Industri 4.0 yang erat kaitannya
guru.Kini guru telah diakui sebagai salah satu dengan teknologi akan membawa perubahan
profesi.Sebagai sebuah profesi, maka ada yang cukup signifikan, salah satunya terhadap
tuntutan profesionalisme yang harus dipenuhi sistem pendidikan. Perubahan dalam sistem
sehingga guru tidak boleh berhenti untuk pendidikan akan berdampak pula pada peran
terus mengembangkan diri.Tantangan dari guru sebagai tenaga pendidik. Guru dituntut
dalam diri guru ini merupakan tantangan memiliki kompetensi tinggi untuk
yang sulit ditaklukkan. Tantangan tersebut menghasilkan peserta didik yang mampu
antara lain: sulit mengubah pola pikr, sulit menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0.
mengalahkan rasa malas untuk belajar, tidak Kompetensi pendidik yang profesional yaitu
kreatif dan inovatif, kurangnya kompetensi pedagogik, kompetensi
kemampuan/keterampilan IT dan teknologi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi
digital serta tidak mau upgrade ilmu. profesional. Selain kompetensi wajib yang
harus dimiliki oleh guru (kompetensi
Guru perlu melakukan penyesuaian pedagogik, kepribadian, social, dan
pengetahuan sedangkankan kecepatan belajar kompetensi professional) dalam menghadapi
dengan kecepatan perkembangan ilmu perubahan sistem pendididan di era Revolusi
berbeda. Penyesuaian ini didasari oleh rasa Industri 4.0, guru juga harus memiliki
ingin tahu. Selama guru masih memiliki rasa kompetensi:
ingin tahu maka dia akan terus belajar untuk a. Educational competence, kompetensi
bisa. Dengan demikian, guru adalah seorang pembelajaran berbasis internet sebagai
pembelajar sepanjang hayat. Profesionalisme basic skill;
pun dengan sendirinya akan terpenuhi. b. Competence for technological
commercialization. Artinya seorang guru
Tantangan lain yang dihadapi guru yaitu arus harus mempunyai kompetensi yang akan
globalisasi di mana informasi tersedia tanpa membawa peserta didik memiliki sikap
batas. Guru harus mampu menjembatani dan entrepreneurship dengan teknologi atas
mengarahkan pengaruh budaya luar yang hasil karya inovasi peserta didik;
masuk. Penanaman karakter menjadi salah c. Competence in globalization, yaitu, guru
satu tantangan besar yang dihadapi guru tidak gagap terhadap berbagai budaya
terlebih degradasi moral telah terjadi di dan mampu menyelesaikan persoalan
mana-mana.Salah satu kesulitannya adalah, pendidikan.
terkadang tidak ada dukungan dan sinergi d. Competence in future strategies dalam
dengan orang tua.Guru yang bermaksud arti kompetensi untuk memprediksi
meluruskan sikap anak justru dilaporkan atau dengan tepat apa yang akan terjadi di
diprotes orang tua yang tidak terima anaknya masa depan dan strateginya, dengan cara
didisiplinkan. joint-lecture, jointresearch, joint-
resources, staff mobility, dan rotasi.
e. Conselor competence, yaitu kompetensi masyarakat pada era inovasi. Pada era ini,
guru untuk memahami bahwa ke depan pendidikan diarahkan pada peningkatan
masalah peserta didik bukan hanya kemampuan peserta didik dalam
kesulitan memahami materi ajar, tetapi mengaplikasikan teknologi baru yang akan
juga terkait masalah psikologis akibat membantu siswa dalam mengahdapi
perkembangan zaman. perubahan zaman. Dibutuhkan keterampilan
yang berbeda dari era sebelumnya agar
Upaya untuk meningkatkan kompetensi guru peserta didik mampu bersaing di dunia kerja.
dapat dilakukan dengan berbagai cara dalam Pendidikan yang mendasar pada era
menghadapi perubahan system pendidikan di pendidikan 4.0 bukanlah sekadar pendidikan
era Revolusi Industri 4.0 dari cara yang lama yang mementingkan bagaimana membaca
ke cara yang baru yaitu literasi baru. Upaya dan menulis saja. Upaya peningkatan SDM
ini dapat dilakukan melalui peran Kelompok dalam revolusi industri 4.0, tidak lah cukup
Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru hanya dengan Literasi lama (membaca,
Mata Pelajaran (MGMP) perlu dioptimalkan. menulis, menghitung), perlu adanya literasi
Peningkatan kompetensi profesi guru secara baru untuk mencapai modal dasar untuk
berkelanjutan melalui program PKB. PKB menghadapi industri 4.0. perlu adanya
diarahkan untuk memperkecil jarak antara kurikulum pendidikan yang akan
pengetahuan, keterampilan, kompetensi menghasilkan output SDM yang
sosial, dan kepribadian yang mereka miliki berkompetitif dalam industri 4.0 dengan
sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan menguasai literasi baru yaitu literasi data,
ke depan berkaitan dengan profesinya melalui literasi teknologi dan literasi manusia.
kegiatan seminar, diklat, dan workshop,
publikasi ilmiah berupa gagasan ilmu
pendidikan formal dan pembelajaran,
publikasi buku teks pelajaran, serta DAFTAR PUSTAKA
penciptaan karya inovatif terkait
pengembangan metode pembelajaran sesuai
perkembangan era Revolusi Industri 4.0. Hasan Subekti, M. T. (2018).
Selain itu untuk meningkatkan kompetensi Mengembangkan Literasi Informasi
guru dapat pula dilakukan melalui kegiatan Melalui Belajar Berbasis Kehidupan
lesson study. Lesson study merupakan model Terintegrasi STEM untuk Menyiapkan
pembinaan profesi pendidik melalui Calon Guru Sains dalam Meghadapi Era
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif Revolusi Industri 4.0. Education and
dan berkelanjutan berlandaskan prinsip- Human Development Journal, Vol.3 No. 1,
prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk 81-90.
membangun komunitas belajar (Hendrayana
dkk, 2006: 10). Melalui serangkaian kegiatan Nanang Fattah. Landasan Manajemen
lesson study, akan terjadi proses belajar antar Pendidikan. Bandung : Remaja
sesama guru anggota tim lesson study Rosdakarya. 2009
sehingga secara tidak langsung akan
meningkatkan kualitas proses pembelajaran Duwi Retnaningsih (2019). Tantangan Dan
sekaligus meningkatkan kompetensi Strategi Guru Di Era Revolusi Industri 4.0
pedagogik guru. Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan.

C. KESIMPULAN Irjus Indrawan (2019). Profesionalisme Guru


Di Era Revolusi Industri 4.0.
Era pendidikan selanjutnya adalah pendidikan
4.0 yang dialamatkan pada kebutuhan

You might also like