You are on page 1of 20

Cakrawala Pedagogik Volume Nomor

ANALYSIS OF TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE


(TPACK) ABILITIES OF NORMATIVE TEACHERS AT SMKN 11 PANDEGLANG

Ramdani(1), Dewi Surani(2), Ade Fricticarani(3)

Universitas Bina Bangsa


(1)(2)(3)

ramdanipti@gmail.com (1)
, dewi.surani@binabangsa.ac.id (2), adefricticarani@gmail.com (3)

Abstract

This research aims to analyze the TPACK abilities of normative teachers at SMK Negeri 11
Pandeglang. The development of technology has made rapid progress in all fields, including
education. Teachers need to possess teaching skills that integrate technology into the
learning process to make it more effective and efficient. The required proficiency
encompasses the teacher's mastery of technology, pedagogy, and content, as explained in
the framework of Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK). The research
method used is descriptive with a quantitative approach. The sampling technique employed
is a census or total sampling technique. The research participants consist of normative
teachers at SMK Negeri 11 Pandeglang. Quantitative data were collected using
questionnaires and interviews specifically designed to measure the TPACK abilities of
normative teachers. The data were then analyzed using descriptive statistical methods with
the assistance of SPSS 26 software. The results of the study indicate that the TPACK
abilities of normative teachers at SMK Negeri 11 Pandeglang are considered good.
Descriptive analysis shows that the average TPACK score of normative teachers is 142.00
with a standard deviation of 15.06. The classification results indicate that the majority of
normative teachers fall into the moderate category. Analysis of the TPACK components
shows that normative teachers have good technological knowledge (TK) and pedagogical
knowledge (PK). They also possess sufficient content knowledge (CK). The abilities of
normative teachers in integrating technological content knowledge (TCK), pedagogical
content knowledge (PCK), and technological pedagogical knowledge (TPK) are also
considered good. This demonstrates the interrelatedness and strong contribution of teachers'
knowledge in technology, education, and content to their TPACK abilities. Additionally, the
absence of significant differences in TPACK knowledge between male and female normative
teachers is indicated by a Sig. (2-tailed) value of 0.526 > 0.05.
Keywords : Education, Technology, TPACK, Normative Teachers

Article Information Submit: 00-00-0000 Revised: 00-00-0000 Accepted: 00-00-0000

PENDAHULUAN menciptakan kualitas kehidupan yang


Pendidikan memiliki peranan unggul pula, serta mendorong
penting dalam menciptakan kemajuan tumbuhnya kreativitas dan
suatu bangsa. Melalui pendidikan, kemandirian (Anggara, 2018).
pesan-pesan yang ada dalam dasar Pendidikan di sekolah sangat
negara dapat diartikan dan bergantung pada peran utama guru
diimplementasikan untuk membangun sebagai elemen kunci. Walaupun
kepribadian dan karakter bangsa terdapat berbagai komponen lain
tersebut. Sumber daya manusia yang seperti kurikulum, fasilitas, biaya, dan
unggul memiliki kemampuan untuk lainnya, namun semuanya akan

This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License

Ramdani, Dewi Surani, Ade Fricticarani 1


Cakrawala Pedagogik Volume Nomor

kehilangan makna jika esensi maksimal, memantau, dan mengenal


pembelajaran yang paling penting, perkembangan peserta didik dengan
yaitu interaksi antara guru dan sempurna. Dalam era teknologi digital
peserta didik, tidak berkualitas. Oleh ini, guru dihadapkan pada tantangan
karena itu, peran guru sangatlah untuk menguasai media pembelajaran
penting dalam mengubah kualitas dan memanfaatkan teknologi
pendidikan di lingkungan sekolah, informasi yang ada. (Putri, 2021).
(Putri, 2021) Dengan demikian,
Teknologi informasi dan
Kesimpulannya adalah bahwa untuk
komunikasi (TIK) yang mengalami
mencapai kemajuan dan peningkatan
perkembangan pesat saat ini telah
kualitas pendidikan di lingkungan
merubah paradigma sosial dalam
sekolah, perubahan dan peningkatan
pendidikan. Era revolusi 4.0 telah
kualitas guru merupakan hal yang
mengubah konsep pekerjaan, struktur
sangat penting. Proses menciptakan
pekerjaan, dan keahlian yang
seorang guru yang kompeten
dibutuhkan dalam dunia kerja..
memerlukan waktu yang lama dan
(Surani, 2019). Oleh karena itu,
bukanlah hal yang mudah, karena
menguasai keterampilan teknologi
setiap guru harus mencerminkan
menjadi penting agar seseorang
kompetensi tersebut dalam sikap,
dapat dengan lancar beradaptasi
pola pikir, dan tindakan sehari-hari.
dengan perubahan zaman.
Tuntutan terhadap guru semakin
Pemanfaatan teknologi dalam
meningkat, di mana mereka perlu
pembelajaran menjadi suatu aspek
mempunyai kemampuan yang baik
yang sangat vital bagi para guru di era
terhadap materi pelajaran, strategi
sekarang. Guru dituntut memiliki
pembelajaran, dan berusaha keras
kemampuan dalam memilih teknologi
meningkatkan kualitas pendidikan
yang sesuai dengan materi dan
untuk mencapai hasil yang optimal
strategi pembelajaran (Hidayati et al.,
bagi peserta didik. Saat ini,
2018). Integrasi teknologi dalam
penggunaan media belajar sangat
proses pembelajaran merupakan
penting dalam proses belajar-
langkah krusial untuk meningkatkan
mengajar karena terbatasnya interaksi
kualitas pembelajaran, memperkuat
langsung antara guru dan peserta
pemahaman konsep siswa, serta
didik. Oleh karena itu, guru tidak
mengembangkan keterampilan
dapat mentransfer ilmu secara

This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License

Ramdani, Dewi Surani, Ade Fricticarani 2


Cakrawala Pedagogik Volume Nomor

berpikir kritis siswa. (Akturk & Ozturk, implementasi TPACK didalam bidang
2019). pendidikan masih belum mencapai
Guru dihadapkan pada tuntutan kefektifan yang maksimal karna masih
untuk menguasai berbagai banyak guru yang belum
keterampilan pedagogis serta mengintegrasikan antara teknologi
kemampuan dalam menggunakan dan pembelajaran.
teknologi dengan tepat, guna Dalam menghadapi kondisi saat
mengembangkan keterampilan siswa ini, penting untuk melakukan evaluasi
dalam kolaborasi, pemecahan terhadap pemanfaatan teknologi oleh
masalah, berpikir inovatif dan kreatif, guru, terutama dalam
serta kemampuan mengakses mengintegrasikan teknologi dalam
informasi melalui penggunaan TIK pembelajaran. Tujuannya adalah
selama proses pembelajaran. untuk menilai sejauh mana
(Valtonen et al., 2017) kemampuan guru dalam
Pemilihan desain pembelajaran memanfaatkan teknologi dalam
dan integrasi teknologi berdampak proses pembelajaran. Kemampuan
pada metode pengajaran dan yang dimaksud mencakup
pencapaian hasil belajar siswa. Jika penguasaan guru terhadap teknologi,
teknologi diintegrasikan dalam pedagogi, dan konten sesuai dengan
pembelajaran dengan pemahaman kerangka TPACK.
yang baik terhadap pedagogi dan
KAJIAN TEORETIK
konten, maka akan menciptakan
Saat ini, penggunaan komputer
pembelajaran yang berkualitas, yang
personal telah menjadi umum di ruang
dikenal dengan kerangka
kelas di berbagai negara. Namun,
kerjaTechnological Pedagogical
perlunya untuk mengkaji kembali
Content Knowledge (TPACK) (Mishra
penggunaan TIK oleh para guru,
& Koehler, dalam Armiyati & Habib,
karena banyak sumber yang
2022).
menyatakan bahwa guru seringkali
Untuk mengikuti perkembangan
menggunakan TIK hanya untuk
zaman di era globalisasi, guru perlu
mentransmisikan informasi dari
mengintegrasikan pengetahuan
dirinya sendiri daripada
materi pelajaran, pengajaran atau
memanfaatkannya sebagai media
pembelajaran, dan teknologi. Namun
belajar untuk peserta didik. (Mishra &
pada kenyataan dilapangan
Koehler, 2020). Hasil yang diamati

This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License

Ramdani, Dewi Surani, Ade Fricticarani 3


Cakrawala Pedagogik Volume Nomor

tersebut menyebabkan bahwa adanya hubungan saling beririsan antara tiga


penekanan pada metode mengajar komponen utama yang
guru yang menggunakan integrasi TIK membentuknya, yaitu konten (C),
dalam proses pembelajaran. (Harris pedagogi (P), dan teknologi (T), yang
dkk., 2009) secara bersama-sama mempengaruhi
Technological Pedagogical proses pembelajaran. Ketiga
Content Knowledge (TPACK) komponen tersebut adalah C, P, dan
merupakan sebuah kerangka kerja K, yang kemudian C menjadi (CK), P
yang mengidentifikasi pengetahuan menjadi (PK) dan T menjadi ( TK).
yang diperlukan oleh guru untuk Berikut adalah Framework TPACK :
mengajar dengan efektif melalui
penggunaan teknologi. Konsep dasar
TPACK diperkenalkan oleh Mishra
dan Koehler pada tahun 2006.
Mereka menggambarkan TPACK
sebagai kerangka kerja bagi guru atau
perancang pembelajaran dalam
mengintegrasikan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) dalam proses Gambar 1. Framework TPACK
pembelajaran. Konsep TPACK (diakses dari http://tpack.org/)
berkembang dari model pengetahuan Technology Knowledge (TK)
konten pedagogi (PCK) yang mencakup kemampuan dasar
sebelumnya dikemukakan oleh mengenai berbagai jenis teknologi
Shulman, tetapi kali ini diterapkan yang dapat digunakan untuk
dalam konteks teknologi mendukung proses pembelajaran.
pembelajaran. Guru perlu menguasai penggunaan
TPACK merupakan Pengetahuan perangkat lunak (software) berbagai
Teknologi Pedagogik dan Konten, jenis, program animasi, akses
mencakup pengetahuan tentang cara- internet, laboratorium virtual, dan lain
cara yang tepat dalam memanfaatkan sebagainya. Kemampuan dalam
teknologi sesuai dengan konteks memproses informasi dan
pendidikan untuk mengajar materi berkomunikasi menggunakan TIK
atau konten secara efektif. (Maharani juga diperlukan dalam pembelajaran.
et al., 2021). Dalam TPACK, terdapat Dalam penelitiannya, Harris dkk

This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License

Ramdani, Dewi Surani, Ade Fricticarani 4


Cakrawala Pedagogik Volume Nomor

(2009) menekankan pentingnya menengah kejuruan (SMK) belajar


pengetahuan dasar, teknologi, dan pendidikan agama,
keterampilan dalam menerapkannya Kewarganegaraan, dan Bahasa
untuk mendukung pemahaman siswa Indonesia, maka guru harus memiliki
terhadap materi pelajaran yang pemahaman yang mendalam tentang
sedang dipelajari. seluruh isi materi pelajaran yang
Pedagogy Knowledge (PK) tercantum dalam kurikulum. Materi
mencakup pemahaman mendalam pelajaran ini meliputi konsep, teori,
tentang teori dan praktik gagasan, kerangka kerja, metode,
pembelajaran, termasuk tujuan, dan penerapannya dalam kehidupan
proses, metode, penilaian, dan sehari-hari, serta didukung oleh
strategi pembelajaran. Aspek-aspek pendekatan ilmiah. Peserta belajar
seperti pengajaran, menajemen kelas, diharapkan untuk fokus pada
penetapan tujuan instruksional, serta pemahaman materi pelajaran yang
model penilaian untuk mengevaluasi terdapat dalam kurikulum tersebut.
peserta belajar juga termasuk dalam (Koehler et al., 2013).
PK. Guru perlu memahami aspek Technology Pedagogy
kognitif, afektif, sosial, dan teori Knowledge (TPK) adalah kumpulan
perkembangan pembelajaran, serta pemahaman tentang bagaimana
cara menerapkan teori-teori tersebut teknologi dapat mengubah proses
dalam proses pembelajaran. Sebagai pembelajaran, aktif mendukung
seorang guru, penting bagi mereka pembelajaran, dan memfasilitasi
untuk memiliki pemahaman yang pemahaman konsep materi pelajaran.
mendalam dan fokus terhadap aspek TPK melibatkan penggunaan strategi
pedagogi yang relevan, yaitu pembelajaran berbasis teknologi
bagaimana siswa memahami dan informasi dan komunikasi (TIK), serta
membangun pengetahuan, sikap, dan keterampilan informasi yang
keterampilan. (Koehler dkk., 2013). mendukung, membantu, dan
Content Knowledge (CK) memfasilitasi siswa yang menghadapi
mencakup pemahaman tentang kesulitan teknis terkait dengan TIK.
materi pelajaran yang akan diajarkan. Dengan demikian, baik pengembang
Materi ini terdapat dalam kurikulum pembelajaran maupun guru perlu
dan meliputi berbagai subjek. Sebagai memiliki kreativitas dan fleksibilitas
contoh, jika siswa di sekolah

This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License

Ramdani, Dewi Surani, Ade Fricticarani 5


Cakrawala Pedagogik Volume Nomor

yang tinggi dalam proses pelajaran yang telah ditetapkan dalam


pembelajaran. (Schmidt et al., 2009) kurikulum. PCK melibatkan
Technology Content Knowledge kemampuan guru dalam
(TCK) adalah pemahaman tentang menyampaikan materi kepada siswa
bagaimana teknologi dapat membantu dengan cara yang tepat dan efektif.
dan mempengaruhi materi pelajaran Dalam proses penyampaian materi,
serta komponen-komponen lainnya. guru tidak hanya menyajikan
Menurut penjelasan dari Sintawati & informasi secara sederhana, tetapi
Indriani (2019), TCK merupakan menggunakan strategi khusus untuk
kemampuan seorang guru dalam menyampaikan materi tersebut. Oleh
menyampaikan materi dengan karena itu, PCK juga mencerminkan
memanfaatkan teknologi. TCK keahlian guru dalam memilih
melibatkan bagaimana guru pendekatan atau strategi yang sesuai
menggambarkan konten atau materi dengan materi tertentu dan sesuai
dengan cara yang inovatif dengan karakteristik siswa, karena
menggunakan teknologi, yang tidak semua strategi dapat digunakan
sebelumnya tidak mungkin dilakukan. untuk setiap materi. (Khoerunisa,
Selain itu, TCK juga mencakup 2022).
kemampuan guru untuk dengan tepat Technological Pedagogical
menentukan dan menggunakan Content Knowledge (TPACK) adalah
teknologi guna menciptakan kemampuan untuk mengatur
representasi baru dalam proses pembelajaran dengan meng-
transfer materi pembelajaran dengan integrasikan suatu strategi
karakteristik khusus, yang dapat pembelajaran dengan teknologi.
mengubah pola pikir peserta didik. (Khoerunisa, 2022). Faktor penentu
(Khoerunisa, 2022). dalam TPACK adalah integrasi
Pedagogy Content Knowledge seluruh komponen tersebut dengan
(PCK) adalah hasil dari teknologi informasi dan komunikasi
penggabungan dan interaksi antara (TIK). Dengan demikian, TPACK
pengetahuan tentang pedagogi (P) memberi kontribusi yang sangat
dan pengetahuan tentang materi signifikan kepada perubahan dan
pelajaran (C). PCK merupakan paradigma belajar. Konsep integrasi
konsep yang terkait dengan dalam TPACK mencakup keterlibatan
bagaimana guru mengajar materi berbagai domain dan komponen

This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License

Ramdani, Dewi Surani, Ade Fricticarani 6


Cakrawala Pedagogik Volume Nomor

materi dan pedagogi yang dapat praktek yang melibatkan desain,


mendukung guru dalam pengembangan, pemanfaatan,
melaksanakan pembelajaran berbasis pengelolaan, serta evaluasi proses
teknologi. dan sumber yang digunakan dalam
Dalam konteks pembelajaran, proses pembelajaran.
Teknologi Informasi dan Komunikasi Media pembelajaran adalah alat
(TIK) melibatkan berbagai alat bantu bantu atau rangsangan yang
yang digunakan oleh guru dan siswa. berfungsi untuk menyampaikan pesan
TIK berfungsi sebagai sarana pembelajaran. Media ini dapat berupa
pendukung bagi guru dalam proses berbagai bentuk rangsangan, seperti
pengajaran, alat bantu belajar bagi interaksi manusia, benda nyata
siswa, serta alat yang memfasilitasi (realia), gambar bergerak atau diam,
interaksi antara guru dan siswa. tulisan, dan suara yang direkam.
Selain itu, TIK juga memiliki peran Media pembelajaran berperan
sebagai sumber pengetahuan, alat sebagai alat untuk mengalirkan
bantu untuk memperkuat informasi dari sumber (guru, materi,
pembelajaran, fasilitas pendidikan, alat-alat grafis, elektronis) kepada
standar kompetensi, alat bantu dalam penerima informasi (peserta didik).
manajemen sekolah, dan infrastruktur Media tersebut dalam bentuk visual
pendidikan. Perkembangan teknologi atau verbal, dan bertujuan untuk
pengajaran telah mengalami merangsang pikiran penerima
pertumbuhan yang signifikan, menjadi informasi sehingga sesuai dengan
sebuah profesi dan bidang studi fungsi dan perannya dalam
akademik yang terus mendapatkan membentuk hubungan yang efektif
perhatian penelitian (Siregar & antara guru dan peserta didik.
Marpaung, 2020). Pada tahun 1994, Menurut Fatoni & Surani (2022),
Asosiasi Komunikasi dan Teknologi dalam artikel yang berjudul Unified of
Pendidikan (the Association for Acceptance and Use of Technology
Educational Communications and (UTAUT) menjelaskan bahwa
Technology - AECT) secara resmi navigasi yang jelas dan mudah
membentuk Komisi definisi dan dipahami pada media yang digunakan
terminologi. Komisi ini bertujuan untuk peserta didik dan membiarkan mereka
merumuskan definisi teknologi memecahkan masalah teknologi
pembelajaran sebagai teori dan mereka setelah pembelajaran selesai.

This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License

Ramdani, Dewi Surani, Ade Fricticarani 7


Cakrawala Pedagogik Volume Nomor

Media pembelajaran teknologi dapat ke Microsoft Excel sebelum


memudahkan peserta didik dalam dipindahkan ke perangkat lunak
memecahkan masalah mereka. SPSS versi 26 untuk analisis lebih
lanjut.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengadopsi
Penelitian ini menggunakan
berbagai teknik pengumpulan data
metode deskriptif dengan pendekatan
untuk mengumpulkan informasi.
kuantitatif. Metode deskriptif adalah
Sugiyono (2019) menjelaskan bahwa
proses pengumpulan data dasar
ada dua faktor utama yang
secara deskriptif semata-mata, tanpa
memengaruhi kualitas data hasil
keperluan untuk mencari atau
penelitian, yaitu kualitas instrumen
menjelaskan hubungan antar variabel,
penelitian dan kualitas pengumpulan
menguji hipotesis, membuat prediksi,
data. Dalam penelitian ini, data
atau menemukan makna dan
dikumpulkan melalui dua alat, yaitu
implikasi. Meskipun demikian, dalam
angket dan wawancara. Instrumen
penelitian ini juga dilibatkan metode-
angket dan wawancara disebarkan
metode deskriptif lainnya yang
secara daring menggunakan Google
bertujuan untuk menemukan hal-hal
Form.
tersebut. (Syahza & Riau, 2021:2.9).
Pendekatan kuantitatif Penelitian ini melibatkan guru
digunakan ketika peneliti memulai normatif di SMK Negeri 11
penelitian dengan teori atau hipotesis Pandeglang sebagai subjek
tertentu dan berupaya untuk penelitian. Untuk menentukan sampel,
membuktikan kebenarannya (Mulyadi, digunakan teknik sampling total atau
2019). Penelitian ini menggunakan sensus, di mana seluruh anggota
metode deskriptif kuantitatif untuk populasi dijadikan sampel. Teknik ini
menggambarkan kemampuan sering digunakan jika jumlah populasi
Technological Pedagogical Content relatif kecil, yaitu kurang dari 100
Knowledge (TPACK) dari guru responden. (Sugiyono, 2019).
normatif di SMK Negeri 11 Analisis data digunakan untuk
Pandeglang. Penggunaan alat bantu mengorganisir dan menyusun data
statistik SPSS digunakan untuk yang diperoleh dari proses
menganalisis data kuantitatif yang pengumpulan data secara sistematis,
dikumpulkan. Data kuantitatif diinput sehingga memudahkan untuk

This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License

Ramdani, Dewi Surani, Ade Fricticarani 8


Cakrawala Pedagogik Volume Nomor

dipahami (Sugiyono, 2019). Data (dalam Khoerunnisa, 2022)


yang dianalisis dalam penelitian ini menyatakan bahwa tujuan dari
berbentuk angket dengan pengelompokan dalam kategori ini
menggunakan skala likert. Selain itu, adalah untuk mengklasifikasikan
data hasil dari wawancara juga individu ke dalam kelompok-kelompok
digunakan untuk menguatkan hasil terpisah berdasarkan atribut yang
dari analisis data angket pada diukur dan disusun secara berjenjang
pembahasan. Analisis deskriptif dalam suatu kontinum. Dalam
dilakukan pada data yang sudah penelitian ini, digunakan tiga kategori
terkumpul dengan cara jenjang, yaitu (Azwar, 1999, dalam
menggambarkan atau Khoerunnisa, 2022) :
mendeskripsikan data sesuai dengan Tabel 2. Rumus Distribusi Kategori
Data Hasil Angket
keadaannya, tanpa berusaha
membuat kesimpulan yang berlaku Interval Kategori
X < (µ - 1 σ) Rendah
secara umum atau generalisasi. (µ - 1 σ) ≤ X (µ + 1
Sedang
σ)
Untuk melakukan analisis (µ + 1 σ) ≤ X Tinggi
statistik deskriptif, digunakan program Sumber : Khoerunnisa (2022)
SPSS versi 26 atau dapat dilakukan
secara manual menggunakan rumus Keterangan :

yang disajikan sebagai berikut:


µ : Mean Teoritis

Tabel 1. Rumus Distribusi Frekuensi σ : Standar Deviasi


Data Hasil Angket
Rumus persentase:
Ukuran
Rumus
Perumusan Data
Skor Maksimum Jumlah item (n) x
(XMaks) Skor Maksimum Keterangan:
Jumlah item (n) x
Skor Minimum (Xmin)
Skor Minimum
Mean Teoritis (µ) Jumlah item (n) x 3
P : Persentase

(Xmaks) – (Xmin)
Standar Deviasi (σ)
6
f : Frekuensi jawaban responden

N : Jumlah Responden
Selanjutnya ialah menentukan
kategori berdasarkan skor yang HASIL DAN PEMBAHASAN
diperoleh oleh guru normatif. Azwar

This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License

Ramdani, Dewi Surani, Ade Fricticarani 9


Cakrawala Pedagogik Volume Nomor

Berdasarkan hasil analisis data normatif, diperoleh skor rata-rata


yang didukung dengan hasil sebesar 142,00, yang berada dalam
wawancara. Data yang sudah kategori sedang. Dengan demikian,
diperoleh selanjutnya dideskripsikan persentase hasil penilaian berada
pada setiap komponen yang dalam kategori sedang. Dari hasil
diadaptasi dari penelitian sebelumnya, analisis deskriptif TPACK ini dapat
maka dapat diketahui bahwa data disimpulkan bahwa kemampuan
statistik deskriptif umum kemampuan TPACK guru normatif berada pada
TPACK pada guru normatif sebagai kategori sedang. berdasarkan
berikut : komponen ditemukan persentase dan
klasifikasi kategori dari masing-
Tabel 3. Penggolongan Kategori
Jenjang TPACK masing komponen TPACK guru
normatif sebagai berikut :
Interval Kategor F %
i
X < 126.96 Rendah 0 0% Tabel 4. Penggolongan Kategori TK
126.96 ≤ X <
Sedang 6 75% Interval Kategori F %
157.06
157.06 ≤ X Tinggi 2 25% X < 24,56 Rendah 0 0%
Jumlah 8 100% 24,56 ≤ X <
Sedang 5 63%
31,68
Berdasarkan data diatas 31,68 ≥ X Tinggi 3 38%
Jumlah 8 100%
menunjukkan bahwa skor pada mean
empiris adalah 142,00 dan simpangan
baku sebesar 15,06. Kemudian Komponen Technological

dilakukan klasifikasi kategori Knowledge (TK) memperoleh skor

kemampuan TPACK pada guru mean sebesar 28,12 berada pada

normatif, hasil tersebut menunjukkan kategori sedang. Hasil yang diperoleh

bahwa terdapat 6 guru dengan menunjukkan bahwa guru normatif

persentase 75% berada pada kategori memiliki TK yang lumayan baik. Hal

sedang, 2 guru dengan persentase ini menunjukkan bahwa guru normatif

25% berada pada kategori tinggi, dan dapat mengikuti perkembangan

tidak ada dalam kategori rendah. Hal teknologi dengan baik dan dapat

ini sesuai dengan mean empiris memanfaatkan teknologi dalam

berdasarkan perhitungan data bidang pendidikan. Hasil penelitian

Technological Pedagogical Content yang dilakukan oleh Sa’adah &

Knowledge (TPACK) pada guru Kariadinata (2018) menunjukkan

This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License

Ramdani, Dewi Surani, Ade Fricticarani 10


Cakrawala Pedagogik Volume Nomor

bahwa kemampuan guru dalam beradaptasi dan belajar


bidang teknologi, baik dari segi menggunakan teknologi baru.
pengetahuan maupun keterampilan, Temuan ini sejalan dengan penelitian
berada pada kategori baik dengan Putri (2021) yang menyatakan bahwa
nilai rata-rata sebesar 3,88. Hal ini para guru dihadapkan pada tantangan
menandakan bahwa guru telah dan kewajiban untuk menguasai
memiliki kemampuan yang baik dalam media pembelajaran dengan
menguasai dan mengaplikasikan memanfaatkan teknologi informasi
teknologi dalam konteks yang tersedia dalam era teknologi
pembelajaran. Hal ini didukung digital saat ini.
dengan hasil wawancara bahwa Guru
Tabel 5. Penggolongan Kategori PK
normatif sangat menyadari akan
pentingnya teknologi dalam
Interval Kategori F %
pembelajaran. Guru normatif
X < 26,67 Rendah 0 0%
mengetahui banyak aplikasi yang
26,67 ≤ X <
Sedang 6 75%
dapat digunakan untuk proses 32,32
32,32 ≥ X Tinggi 2 25%
pembelajaran daring seperti LMS
Jumlah 8 100%
Canvas, Google classroom, zoom
meeting dan lain sebagainya.hal ini
Komponen Pedagogical
menunjukan bahwa kemampuan guru
Knowledge (PK) memperoleh nilai
normatif memiliki TK yang baik dan
mean empiris sebesar 29,50 berada
guru di SMKN 11 Pandeglang
pada kategori sedang. Hasil yang
menyadari pentingnya pemanfaatan
diperoleh menunjukkan guru normatif
teknologi dalam pembelajaran.
memiliki pengetahuan pedagogi yang
Khoerunnisa (2022) baik. Hal ini menunjukkan bahwa guru
mengemukakan bahwa TK (Teknologi normatif sudah cukup menguasai
Knowledge) melibatkan pemahaman pengetahuan dasar pada bidang
guru tentang penggunaan perangkat pendidikan seperti pengembangan
lunak dan perangkat keras komputer, rencana pembelajaran, manajemen
alat presentasi seperti dokumen kelas, evaluasi pelajaran, model,
presentasi, dan teknologi lainnya metode dan strategi pembelajaran.
dalam konteks pendidikan. Selain
Hal ini diperkuat oleh penelitian
pengetahuan teknis, guru juga perlu
yang dilakukan oleh Wiwit Puji
memiliki kemampuan untuk

This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License

Ramdani, Dewi Surani, Ade Fricticarani 11


Cakrawala Pedagogik Volume Nomor

Purwaningsi (2016), yang menjadi menyenangkan dan dapat


menemukan bahwa kemampuan PK menghidupkan suasana di kelas.
(Pedagogical Knowledge) dari guru
Tabel 6. Penggolongan Kategori CK
mencapai kriteria baik dengan
presentasi sebesar 53% dan kriteria
Interval Kategori F %
sangat baik sebesar 47%. Hasil ini X < 19,41 Rendah 0 0%
mengindikasikan bahwa kemampuan 19,41 ≤ X <
Sedang 4 50%
23,08
guru dalam pengetahuan mengenai 23,08 ≥ X Tinggi 4 50%
berbagai pelaksanaan, strategi, dan Jumlah 8 100%

metode pembelajaran sudah dapat


dianggap baik. Sejalan dengan Komponen Content Knowledge
Suyamto, dkk, (2020) dalam (CK) memperoleh nilai mean empiris
penelitiannya juga menyatakan bahwa sebesar 21,25 yang berada pada
keterampilan yang harus kategori sedang menunjukkan bahwa
dikembangkan oleh guru yakni guru cukup menguasai teori untuk
kemampuan mengajar, agar guru materi yang akan diajarkan.
mampu mengelola dan menyusun Berdasarkan penelitian yang
aktivitas pembelajaran di dalam kelas dilakukan oleh Wiwit Puji Purwaningsi
sehingga dapat mencapai tujuan (2016), dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran yang telah ditentukan. kemampuan CK (Content Knowledge)

Sesuai dengan hasil wawancara guru berada pada kategori baik. Hasil

bahwa guru normatif telah memiliki penelitian menunjukkan bahwa guru

berbagai macam pengetahuan dasar memiliki kemampuan yang baik dalam

mengenai model, strategi, dan memahami konsep, teori, gagasan,

metode yang dapat digunakan ketika kerangka kerja, serta praktik-praktik

pembelajaran daring Selain itu, guru dan pendekatan yang terkait dengan

normatif juga menerapkan evaluasi materi pelajaran. Penemuan ini

pembelajaran berbasis daring seperti sejalan dengan teori yang dijelaskan

LMS, Canvas,dan Google classroom, oleh Harlen dan Horloyd (dalam

evaluasi pembelajaran yang seperti ini Purwoko, 2017). menyatakan bahwa

membuat peserta didik menjadi lebih kuatnya pengetahuan konten yang

antusias dalam mengikuti dimiliki oleh seorang guru akan

pembelajaran sehingga belajar memiliki dampak yang positif pada

This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License

Ramdani, Dewi Surani, Ade Fricticarani 12


Cakrawala Pedagogik Volume Nomor

keputusan yang berkaitan dengan 7,57 ≤ X <


Sedang 6 75%
9,42
cara merubah strategi pengajaran. 9,42 ≥ X Tinggi 2 25%
Jumlah 8 100%
Sesuai dengan hasil penelitian
oleh Agung (2021), tugas dan
Komponen Technological
tanggung jawab guru tidak hanya
Content Knowledge (TCK)
berhenti pada membuat peserta didik
memperoleh skor mean empiris pada
memiliki pengetahuan dan
analisis stastistik deskriptif sebesar
pemahaman terhadap materi ajar
8,50 berada pada kategori sedang.
yang diberikan. Lebih dari itu, tugas
Hal ini menunjukkan bahwa guru
tersebut bertujuan untuk
normatif mampu menciptakan cara
menghasilkan peserta didik yang
baru dan memahami konsep dalam
terdidik, memahami peran mereka
konten dengan bantuan teknologi.
sebagai manusia, dan mampu
guru sudah mampu menggunakan
memberikan manfaat bagi diri sendiri
teknologi untuk pembelajaran, hal
serta lingkungan sekitarnya. Hal
mendasar yang dapat dilakukan
tersebut sesuai dengan kesimpulan
seperti membuat power point dengan
hasil wawancara bahwa guru normatif
menyisipkan konten (materi), gambar,
mempelajari lebih mendalam materi
maupun video animasi agar peserta
yang akan diajarkan, supaya ketika
didik dapat memahami konsep.
prosses pembelajaran guru sudah
Sesuai dengan penelitian
maksimal dalam penyampaian, dan
Khoerunnisa, (2022) yang
jika ada peserta didik yang bertanya
mendapatkan hasil TCK pada kategori
guru normatif pun sudah siap untuk
tinggi bahwa guru mampu
ditanya. Selain itu, para guru normatif
mmenciptakan cara baru dan
mendapatkan sumber materi tidak
memahami konsepd dalam
hanya dari satu sumber saja,
kontendengan bantuan teknologi.
melainkan dari beberapa sumber
seperti buku ajar, internet dan media Guru normatif harus belajar
elektronik lainnya. mengelola konten sesuai dengan
tuntutan Kurikulum merdeka saat ini
Tabel 7. Penggolongan kategori TCK
dan diintegrasikan dengan teknologi
yang mana pengetahuan teknologi
Interval Kategori F %
sangat diperlukan karena guru
X < 7,57 Rendah 0 0% tersebut ketika mengajar akan

This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License

Ramdani, Dewi Surani, Ade Fricticarani 13


Cakrawala Pedagogik Volume Nomor

mengembangkan konten sedang. Hasil ini menunjukkan bahwa


menggunakan teknologi guna pengetahuan teoritis tentang materi
membantu peserta didik. ajar dan pedagogi tidak selalu
menjamin kemampuan PCK
Pengintegrasian teknologi
seseorang menjadi baik, sejalan
dalam pembelajaran adalah langkah
dengan penelitian yang dilakukan.
yang sangat krusial bagi para guru di
(khoerunnisa, 2022) bahwa masih
era saat ini. Guru harus memiliki
terdapat guru yang belum mampu
kemampuan untuk memilih teknologi
mnegatasi kendala seperti kurangnya
yang sesuai dengan materi pelajaran
respon peserta didik ketika sedang
dan strategi pembelajaran (Hidayati et
dijelaskan materi.
al., 2018). sejalan dengan penelitian
(Fatoni & Surani, 2022) menerangkan Berdasarkan kesimpulan hasil
bahwa Fungsi yang mengintegrasikan wawancara bahwa guru normatif
pembelajaran adalah fasilitas mampu serta menggunakan secara
komunikasi antara siswa dengan berkelanjutan melalui aplikasi yang
teman sebayanya dan siswa dengan efektif untuk di gunakan sesuai materi
guru, diskusi materi yang dapat pembelajaran yang akan di
diakses, integrasi diskusi dengan sampaikan. Sebagai upaya
sumber belajar lain, penyerahan permasalahan tersebut, Tyagita &
tugas, umpan balik untuk perbaikan Iriani (2018) dalam penelitian mereka
pembelajaran, dan pelacakan skor menekankan pentingnya kolaborasi
yang dapat diakses. antara guru dan peserta didik.
Kolaborasi ini membantu guru
Tabel 8. Penggolongan kategori PCK
memahami lebih baik kondisi kelas
dan karakteristik peserta didiknya,
Interval Kategori F %
termasuk cara berpikir dan interaksi
X < 7,63 Rendah 0 0%
7,63 ≤ X < antar sesama peserta didik. Dengan
Sedang 6 75%
9,11 pemahaman yang mendalam ini, guru
9,11 ≥ X Tinggi 2 25%
Jumlah 8 100% dapat menemukan metode
pengajaran yang tepat dan sesuai
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Rata-rata empiris komponen
pedagogical content knowledge (PCK) Tabel 9. Penggolongan kategori
sebesar 8,37 berada pada kategori TPK

This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License

Ramdani, Dewi Surani, Ade Fricticarani 14


Cakrawala Pedagogik Volume Nomor

berpendapat bahwa teknologi dalam


Interval Kategori F %
pembelajaran membuat pembelajaran
X < 18,35 Rendah 0 0%
menjadi efektif dan efisien, karena jika
18,35 ≤ X <
Sedang 6 75%
23,65 tidak menggunakan teknologi
23,65 ≥ X Tinggi 2 25%
pembelajaran saat ini tidak dapat
Jumlah 8 100%
berjalan dengan baik.

Komponen Technological
Tabel 10. Penggolongan kategori
Pedagogical Knowledge (TPK)
TPACK
memperoleh mean empiris sebesar
21,00 sehingga berada pada kategori Interval Kategori F %
sedang. Hal ini menunjukkan bahwa X < 22,59 Rendah 0 0%
guru normatif mampu untuk memilih 22,59 ≤ X
Sedang 6 75%
< 27,90
dan menggunakan teknologi yang 27,90 ≥ X Tinggi 2 25%
tepat dalam proses pembelajaran Jumlah 8 100%
agar tercapainya tujuan belajar.
(Kurniasih, 2020) dalam penelitiannya Komponen Technological
menyatakan bahwa pengintegrasian Pedagogical Content Knowledge
teknologi dalam proses pembelajaran (TPACK) memperoleh mean
merupakan salah satu upaya yang berdasarkan analisis statistik
dilakukan guru agar dapat membantu deskriptif TPACK berdasarkan
praktik pembelajaran agar komponen sebesar 25,25 dan dapat
pembelajaran menjadi efektif, efisien, dikategorikan ke dalam kategori
dan dapat menjadi sarana agar sedang. Hasil yang di peroleh
tercapainya tujuan belajar. Adapun menunjukkan bahwa guru normatif
faktor penghambat guru pada sudah mampu mengintegrasikan
komponen TPK sebagaimana yang teknologi, konten, dan pedagogi
dijelaskan dalam penelitian (Uningal & dalam proses pembelajaran, sesuai
Widiatningrum, 2020) menerangkan dengan hasil wawancara bahwa Guru
bahwa kurangnya pengalaman dalam normatif sudah mampu
mengajar sehingga menyebabkan merencanakan pembelajaran dengan
kurangnya percaya diri dalam mengintegrasikan teknologi,
mengintegrasikan teknologi, hal ini pedagogi, dan konten (materi).
sesuai dengan kesimpulan
wawancara Guru normatif

This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License

Ramdani, Dewi Surani, Ade Fricticarani 15


Cakrawala Pedagogik Volume Nomor

Harris, Mishra, dan Koehler Perbedaan pengetahuan guru


(2009) menyatakan bahwa TPACK normatif mengenai TPACK
menekankan pentingnya hubungan berdasarkan jenis kelamin dapat diuji
antara teknologi, konten, dan menggunakan metode independent t-
pendekatan pedagogi dalam test. Hasil dari uji independent t-test
pengajaran. TPACK mengilustrasikan menunjukkan nilai probabilitas atau
bagaimana pemahaman guru tentang nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,526 >
teknologi, konten, dan pendekatan 0,05. Artinya, tidak ada perbedaan
pedagogi dapat berinteraksi secara yang signifikan antara rata-rata
sinergis untuk menciptakan pengetahuan TPACK guru normatif
pengajaran yang berbasis disiplin dan pada laki-laki dan perempuan.
efisien. Guru dihadapkan pada
Penelitian ini juga mendapatkan
tantangan yang semakin besar di
dukungan dari nilai mean yang
masa depan, dan penggunaan
diperoleh dari guru normatif laki-laki
teknologi akan menjadi semakin
sebesar 66,57 dan guru normatif
relevan.
perempuan sebesar 57,29. Selisih
Penelitian oleh Malichatin mean antara guru laki-laki dan
(2019) juga sejalan dengan hal ini dan perempuan hanya sebesar 9,28. Hasil
menunjukkan beberapa faktor yang temuan ini sesuai dengan penelitian
mempengaruhi TPACK, antara lain yang dilakukan oleh Muntaha (2018)
kebiasaan menggunakan teknologi yang menyimpulkan bahwa
dalam kehidupan sehari-hari, usia, pendidikan, akses teknologi, dan
dan kebiasaan menggunakan kesempatan untuk berpartisipasi
teknologi dalam pembelajaran. dalam pembelajaran yang diperoleh
oleh laki-laki dan perempuan memiliki
Tabel 11. Tingkat perbedaan
kesamaan.
kemampuan berdasarkan jenis
kelamin Namun hal ini berbanding
terbalik dengan hasil riset dari
Sig. (2-
t df Mean Metropolitan Policy Program yang
tailed)
L = 66,57 diterbitkan oleh Brookings Institution
0,654 12 0,526
P = 57,29
pada tahun 2021 telah mengukur
kemampuan laki-laki dan perempuan
dalam urusan dunia digital dalam

This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License

Ramdani, Dewi Surani, Ade Fricticarani 16


Cakrawala Pedagogik Volume Nomor

artikel CNET mendapatkan hasil Kemampuan CK pada guru normatif


bahwa perempuan memiliki berada pada kategori sedang
kemampuan yang lebih mumpuni menunjukkan bahwa kemampuan CK
dibanding dengan laki-laki dengan guru cukup baik, guru dapat
skor 48 berbanding 45. Berdasarkan menguasai teori untuk materi yang
kedua hal tersebut dapat difahami akan diajarkan. Hal ini diindikasikan
bahwa kemampuan laki-laki dan pada skor mean empiris sebesar
kemampuan perempuan memiliki 21,25 yang berada pada interval
kedudukan yang sama. 19,41 ≤ X < 23,08. Kemampuan TCK
pada guru normatif berada pada
SIMPULAN
kategori sedang dengan skor mean
Dari hasil analisis dan
empiris sebesar 8,50 pada interval
pembahasan yang telah diuraikan,
7,57 ≤ X < 9,42. Hal ini menunjukan
dapat diambil kesimpulan bahwa
bahwa kemampuan TCK guru
kemampuan TPACK pada guru
tergolong baik. Kemampuan PCK
normatif dapat dinilai sebagai baik.
pada guru normatif berada pada
Hal ini terindikasi dari skor mean
kategori sedang. Hal ini menujukan
empiris yang diperoleh sebesar
bahwa kemampuan PCK guru cukup
142,00 yang berada pada rentang
baik dengan skor mean empiris
skor 126,96 ≤ X < 157,06.
sebesar 8,37 pada interval 7,63 ≤ X <
Kemampuan TK pada guru normatif
9,11. Kemampuan TPK pada guru
berada pada katgori sedang,
normatif berada pada kategori sedang
menggambarkan bahwa kemampuan
dengan skor mean empiris sebesar
TK guru normatif tergolong baik, hal
21,00 pada interval 18,35 ≤ X < 23,65.
ini diindikasikan dengan skor mean
Hal ini menunjukan bahwa
sebesar 28,12 yang berada pada
kemampuan TCK guru tergolong baik.
interval skor 24,56 ≤ X < 31,68.
Tidak adanya perbedaan yang
Kemampuan PK pada guru normatif
signifikan antara rata-rata
berada pada kategori sedang. Hasil
pengetahuan TPACK guru normatif
ini diperoleh menunjukkan guru
pada laki-laki dan perempuan
normatif memiliki pengetahuan
diindikasikan dengan hasil sig. (2-
pedagogi yang baik. Hal ini
tailed) yang diperoleh sebesar 0,526.
diindikasikan dengan skor mean
empiris sebesar 29,50 yang berada DAFTAR PUSTAKA
pada interval 26,67 ≤ X < 32,32. Agung, D. A. G. (2021). Pembelajaran

This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License

Ramdani, Dewi Surani, Ade Fricticarani 17


Cakrawala Pedagogik Volume Nomor

Sejarah Di Era Revolusi Industri and learning activity types:


4.0. Jurnal Pendidikan Sejarah Curriculum-based technology
Indonesia, 4(1), 1. integration refrained. Journal of
https://doi.org/10.17977/um0330 Research on Technology in
v4i1p1-8 Education, 41(4), 393–416.
Akturk, A. O., & Ozturk, H. S. (2019). https://doi.org/10.1080/15391523
Teachers’ TPACK levels and .2009.10782536
students’ self-efficacy as Hidayati, N., Setyosari, P., &
predictors of students’ academic Soepriyanto, Y. (2018).
achievement. International Kompetensi Technological
Journal of Research in Education Pedagogical Content Knowledge
and Science, 5(1), 283–294. (TPACK) Guru Kimia. JKTP:
Anggara, R. F. (2018). Analisis Jurnal Kajian Teknologi
Keterampilan Technological Pendidikan, 1(4), 291–298.
Pedagogical Content Knowledge http://journal2.um.ac.id/index.php
(Tpck) Guru Biologi Sman Di /jktp/article/view/6720
Bandar Lampung. Skripsi . Khoerunisa, R. (2022). Analisis
Fakultas Tarbiyah Dan Kemampuan Technological
Keguruan, Universitas Islam Pedagogical Content Knowledge
Negeri Raden Intan Lampung. Mahasiswa Calon Guru Kimia. In
Armiyati, L., & Habib, F. M. (2022). Jurnal IPA & Pembelajaran IPA
Technological Pedagogical (Vol. 6, Issue 3).
Content Knowledge (TPACK) https://doi.org/10.24815/jipi.v6i3.
Mahasiswa Calon Guru di 26572
Tasikmalaya. JIPSINDO (Jurnal Koehler, M. J., Mishra, P., & Cain, W.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan (2013). What is Technological
Sosial Indonesia), 09(02), 164– Pedagogical Content Knowledge
176. (TPACK)? Journal of Education,
Fatoni, A. U., & Surani, D. (2022). 193(3), 13–19.
UTAUT : 658(SoRes 2021), 595– https://doi.org/10.1177/00220574
600. 1319300303
Harris, J., Mishra, P., & Koehler, M. Maharani, D. P., Hermawan, H.,
(2009). Teachers’ technological Wulandari, D. T., Ismawarti, N.
pedagogical content knowledge Y., Kancanadana, G., & Sayekti,

This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License

Ramdani, Dewi Surani, Ade Fricticarani 18


Cakrawala Pedagogik Volume Nomor

I. C. (2021). Analis TPACK Schmidt, D. A., Baran, E., Thompson,


(Technological Pedagogical A. D., Mishra, P., Koehler, M. J.,
Content Knowledge) Guru & Shin, T. S. (2009).
Sekolah Dasar dalam Technological pedagogical
Pembelajaran di Masa Pandemi content knowledge (Track): The
Covid-19 di Surakarta. Jurnal development and validation of an
Basicedu, 5(6), 5195–5203. assessment instrument for
https://doi.org/10.31004/basicedu preservice teachers. Journal of
.v5i6.1501 Research on Technology in
Mishra, P., & Koehler, M. J. (2020). Education, 42(2), 123–149.
Michigan State University Punya https://doi.org/10.1080/15391523
Mishra Erickson Hall , College of .2009.10782544
Education Michigan State Sintawati, M., & Indriani, F. (2019).
University Paper presented at Pentingnya Literasi ICT Guru di
the Annual Meeting of the Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal
American Educational Research Ilmiah Pendidikan Matematika,
Association New York City , 1(2), 417–422.
March 24 – 28 , 2008. 3(January Siregar, Z., & Marpaung, T. B. (2020).
2008), 576–583. Pemanfaatan Teknologi
Putri, N. M. F. E. (2021). Peran Guru Informasi dan Komunikasi (TIK)
Dalam Teknologi Dan Tantangan Dalam Pembelajaran di Sekolah.
Perkembangan Teknologi BEST Journal (Biology
Pendidikan Di Era Digital. Education, Sains and
Universitas Lambung Mangkurat Technology), 3(1), 61–69.
Banjarmasin, 1–7. https://doi.org/10.30743/best.v3i1
Sa’adah, S., & Kariadinata, R. (2018). .2437
Profil Tecnological Pedagogical Surani, D. (2019). Studi literatur:
and Content Knowledge Peran teknolog pendidikan dalam
Mahasiswa Calon Guru Biologi. pendidikan 4.0. Prosiding
Jurnal BIOEDUIN : Program Seminar Nasional Pendidikan
Studi Pendidikan Biologi, 8(2), FKIP, 2(1), 456–469.
17–28. Syahza, A., & Riau, U. (2021). Buku
https://doi.org/10.15575/bioeduin. Metodologi Penelitian , Edisi
v8i2.3186 Revisi Tahun 2021 (Issue

This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License

Ramdani, Dewi Surani, Ade Fricticarani 19


Cakrawala Pedagogik Volume Nomor

September).
Valtonen, T., Sointu, E., Kukkonen, J.,
Kontkanen, S., Lambert, M. C., &
Mäkitalo-Siegl, K. (2017). TPACK
updated to measure pre-service
teachers’ twenty-first century
skills. Australasian Journal of
Educational Technology, 33(3),
15–31.
https://doi.org/10.14742/ajet.351
8
Wiwit Puji Purwaningsih. (2016).
ANALISIS KEMAMPUAN GURU
DALAM MENERAPKAN
KERANGKA TPACK ( Study
Kasus SMA Negeri 1 Tengaran ).
2.

This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License

Ramdani, Dewi Surani, Ade Fricticarani 20

You might also like