You are on page 1of 8

Pillar of Physics Education, Vol. 11.

No 1, Februari 2018, 33-40

DESAIN LKS BERBASIS VIRTUAL LABORATORY MELALUI ICT PADA MATERI


KESEIMBANGAN BENDA TEGAR, ELASTISITAS, DAN FLUIDA STATIS
DI KELAS XI

Hazrati Ashel1), Hidayati2), Masril2), Yenni Darvina2)


1)
Mahasiswa Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
2)
Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
1)
hazratiashel18@gmail.com
2)
hidayati@fmipa.unp.ac.id
2)
masril_qch@yahoo.com
2)
ydarvina@yahoo.com

ABSTRACT
Physics learning in Curriculum 2013 requires teachers to implement all competencies. Attitude
competence attaches to the knowledge competence and skill competence. Knowledge competence is obtained
through the process of learning in the classroom, while the skill competence is obtained through practicum
activities. The reality in school shows that not all teachers do skill competence such as practicum
implementation. This is due to the lack of tools and materials and the unavailability of worksheet that has a
scientific approach that can be used as orientation for practicum implementation. One solution that can be done
is to develop worksheet based on virtual laboratory through ICT. The purpose of this research is to determine
the validity and practicality of worksheet based on the virtual laboratory through ICT on the material balance of
rigid body, elasticity, and static fluid in class XI SMAN 1 Padang. The type of this research is Research and
Development (R&D). The object of this research is worksheet based on virtual laboratory through ICT on the
balance material of rigid body, elasticity, and static fluid. The instrument of data collector used is validation test
and practicality test sheet. Data analysis technique used is validity test analysis and practicality test analysis.
Based on the data analysis that has been done, obtained the value of validity and practicality of product that
have been developed. This product has a validity value of 90.44. The value of product practicality according to
the teacher is 88.46 whereas according to the student is 87.14. This value indicates that worksheet based on
virtual laboratory through ICT is valid and practical use in learning.

Keywords : Worksheet, Virtual Laboratory, ICT, Scientific Approach

PENDAHULUAN Pembelajaran fisika pada Kurikulum 2013


menuntut guru untuk melaksanakan setiap
Pendidikan merupakan suatu proses terpenting
kompetensi yang ada. Hal ini sejalan dengan
dalam kehidupan seseorang. Pendidikan adalah suatu
pengertian Kurikulum 2013 menurut Fadhillah.
proses pengubahan sikap dan prilaku seseorang atau
Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang
kelompok dalam usaha mendewasakan siswa melalui
dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi
kegiatan pelatihan. Secara umum, pendidikan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan[1]. Kompetensi
nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi
sikap dapat diintegrasikan pada kompetensi
siswa agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa
pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
pengetahuan dapat dicapai dengan memberikan
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
materi dan soal-soal latihan di dalam kelas,
warga negara yang demokratis serta bertanggung
sedangkan kompetensi keterampilan dapat dicapai
jawab.
melalui kegiatan praktikum yang sesuai dengan
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan
materi yang dipelajari.
tersebut, pemerintah melakukan beberapa usaha
Kenyataan di sekolah menunjukkan bahwa
seperti melakukan revisi kurikulum dan melakukan
tidak semua guru melaksanakan kompetensi
pengadaan sarana dan prasarana. Usaha yang
keterampilan. Hampir semua guru terfokus dengan
dilakukan pemerintah tersebut diharapkan dapat
capaian kompetensi pengetahuan. Hal ini disebabkan
meningkatkan kompetensi siswa di semua aspek
karena kurangnya alat dan bahan, tidak tersedianya
yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Namun
LKS bermuatan pendekatan saintifik yang dapat
faktanya, pencapaian kompetensi fisika yang dicapai
dijadikan pedoman untuk pelaksanaan praktikum,
siswa belum optimal. Salah satu faktor belum
dan laboratorium sering digunakan oleh mata
optimalnya pencapaian kompetensi fisika siswa
pelajaran lain.
adalah kurang optimalnya penggunaan LKS dan
Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
pelaksanaan praktikum dalam pembelajaran.
dikembangkanlah LKS yang memuat tahapan-

33
tahapan pada pendekatan saintifik atau dikenal membantu siswa untuk mencapai tujuan
dengan 5M. LKS merupakan lembaran-lembaran pembelajaran. Siswa dapat menggunakan komputer
yang berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa. dan smartphone untuk mengakses e-learning. E-
Tugas yang dimuat pada LKS dapat berupa tugas learning memuat bahan ajar dalam bentuk kata-kata,
teoritis seperti soal-soal dan tugas praktis seperti gambar, animasi,simulasi, atau video[9]. Jadi,
langkah kerja laboratorium. LKS dapat memudahkan penggunakan e-learning merupakan salah satu media
guru dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa yang dapat digunakan dalam pembelajaran.
dapat belajar secara mandiri[2]. Penggunaan ICT dalam pembelajaran dapat
LKS dikembangkan sesuai dengan panduan menarik perhatian siswa dan memudahkan siswa
pengembangan bahan ajar berbasis TIK yang dalam pelaksanaannya[8]. Kelebihan penggunaan ICT
dikeluarkan oleh Depdiknas tahun 2010. Penggunaan lainnya yaitu siswa dapat melakukan pembelajaran
LKS dapat mempermudah siswa dalam belajar tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, siswa dapat
sebelum memulai praktikum dan mempermudah mengulang pelajaran setiap saat, guru dan siswa
siswa dalam pelaksanaan praktikum. LKS dapat dapat melakukan diskusi dengan jumlah peserta yang
digunakan guru sebagai pedoman dalam pelaksanaan banyak, siswa lebih mandiri, dan pembelajaran lebih
praktikum dan membantu guru dalam menerapkan efisien[8]. Siswa dapat mengakses e-learning di
pendekatan saintifik dalam kegiatan praktikum[3]. sekolah maupun di rumah, sehingga siswa dapat
Untuk mengatasi masalah kurangnya alat dan mempelajari LKS terlebih dahulu sebelum
bahan pada saat praktikum nyata, guru dapat melaksanakan praktikum. Pembelajaran dengan
menggunakan virtual laboratory atau praktikum menggunakan e-learning menyebakan siswa menjadi
virtual. Pengertian virtual laboratory yaitu lebih bertanggung jawab[9].
serangkaian alat-alat laboratorium yang dioperasikan Pada penelitian ini, jenis e-learning yang
dengan komputer dan dapat mensimulasikan kegiatan digunakan adalah moodle. Moodle adalah salah satu
laboratorium seakan-akan pengguna berada pada aplikasi e-learning yang berbasis open source yaitu
laboratorium nyata[4]. Salah satu contoh virtual dapat digunakan secara bebas untuk kegiatan belajar
laboratory adalah simulasi PhET. PhET merupakan berbasis internet. Moodle memiliki beberapa
aplikasi komputer yang berisi kegiatan praktikum kelebihan, yaitu penggunaannya tepat untuk kelas
yang dapat dioperasikan siswa secara interaktif[5]. online, programnya mudah diinstal, keamanan kuat,
Virtual laboratory memiliki beberapa kelebihan yaitu dan menyediakan paket untuk berbagai bahasa.
tidak memerlukan alat dan bahan nyata, praktikum Sistem e-learning diharapkan dapat meningkatkan
dapat dilakukan secara berulang, serta siswa dapat efisiensi dan efektivitas kinerja pengajar serta
melakukan praktikum untuk materi yang abstrak[6]. pemahaman peserta didik terhadap materi
Praktikum dengan virtual laboratory dapat dilakukan pembelajaran[10].
di laboratorium komputer, di ruangan kelas dengan Berdasarkan hal ini, peneliti mengembangkan
menggunakan laptop, dan di luar lingkungan sekolah. LKS berbasis virtual laboratory melalui ICT. LKS
Laboratorium nyata dan laboratorium virtual dapat digunakan dalam pembelajaran fisika terutama
memiliki tujuan yang sama dalam pembelajaran saat pelaksanaan praktikum. Penelitian yang
fisika, yaitu untuk kegiatan penyelidikan. Kedua cara dilakukan bertujuan untuk mengetahui nilai
ini memperbolehkan siswa untuk menggunakan alat- kelayakan dari LKS berbasis virtual laboratory
alat, pengumpulkan data, model, dan teori fisika. melalui ICT pada materi keseimbangan benda tegar,
Akan tetapi, virtual laboratory dianggap memiliki elastisitas, dan fluida statis. Penilaian ini dapat
manfaat yang lebih banyak daripada laboratorium dijadikan pedoman untuk melakukan revisi LKS
nyata. Virtual laboratory dilakukan dengan berbasis virtual laboratory melalui ICT.
menggunakan teknologi komputer dengan
METODE PENELITIAN
menambahkan nilai praktikum nyata dengan cara
mencantumkan fenomena yang dapat diamati dan Pada penelitian yang dilakukan, LKS
tidak dapat diamati, menunjukkan informasi penting, dikembangkan berdasarkan langkah-langkah
memungkinkan siswa untuk mengadakan beberapa pelaksanaan praktikum virtual. LKS berbasis virtual
praktikum dalam jangka waktu yang singkat[7]. laboratory melalui ICT dikembangkan dengan
LKS dan virtual laboratory diintegrasikan ke melakukan penelitian dan pengembangan (Research
dalam e-learning untuk mempermudah pembelajaran. and Development). Jenis penelitian digunakan untuk
E-learning merupakan bagian dari Information and menghasilkan produk tertentu seperti modul, bahan
Communication Technology (ICT). ICT adalah ajar, media pembelajaran, dan lain-lain[11]. Produk
semua teknologi yang dapat dijadikan sebagai media yang dihasilkan akan diuji kelayakannya.
pembelajaran. Tujuan penggunaan ICT sebagai Objek yang diteliti adalah LKS berbasis
media pembelajaran adalah untuk membantu siswa virtual laboratory melalui ICT pada materi
berpikir kritis serta melatih peserta didik belajar keseimbangan benda tegar, elastisitas, dan fluida
dalam kelompok[8]. Cakupan e-learning adalah statis. LKS divalidasi oleh lima orang tenaga ahli.
konten dan metode pembelajaran yang dapat Kegiatan berikutnya adalah melaksanakan uji

34
praktikalitas LKS berbasis virtual laboratory melalui Sebelum mengembangkan LKS berbasis
ICT kepada praktisi, yaitu empat orang guru dan 35 virtual laboratory melalui ICT, peneliti perlu
orang siswa di SMAN 1 Padang. mendesain produk yang dihasilkan. Desain produk
Penelitian yang dilakukan mengikuti langkah- merupakan suatu kegiatan untuk merancang produk
langkah penelitian dan pengembangan menurut yang dihasilkan. Gambaran desain produk dapat
Sugiyono. Langkah-langkah tersebut meliputi potensi dilihat pada Gambar 2.
dan masalah, pengumpulan data, desain produk,
validasi desain, revisi desain pertama, uji coba
produk, revisi produk kedua, uji coba pemakaian,
revisi produk, dan produksi massal. Berdasarkan
langkah-langkah tersebut, peneliti membatasi
penelitian ini sampai pada tahap uji coba produk.
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan
menurut Sugiyono dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 2. Storyboard LKS

Rancangan LKS berbasis virtual laboratory


dapat dilihat pada Gambar 2. Struktur LKS ini
dikembangkan berdasarkan pedoman pengembangan
bahan ajar berbasis TIK yang dikeluarkan oleh
Kemendiknas tahun 2010. LKS berbasis virtual
laboratory terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
Gambar 1. Langkah-Langkah Penelitian dan cover, judul, identitas, kompetensi dasar, indikator
Pengembangan[11] pencapaian kompetensi, tujuan praktikum, waktu
penyelesaian, langkah kerja, tanggal penilaian, paraf
Potensi merupakan segala sesuatu yang dapat guru, nilai dan daftar pustaka.
menjadi nilai tambah, sedangkan masalah adalah Cover merupakan sampul awal dari LKS
segala sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan. berbasis virtual laboratory. Cover terdiri dari tulisan
Potensi dan masalah dapat diketahui melalui lembar kerja siswa, mata pelajaran, tingkatan
observasi langsung ke sekolah, laporan orang lain, pendidikan, gambar, kelas, semester, dan identitas
dan dokumen kegiatan yang masih up to date. siswa. Gambar yang digunakan disesuaikan dengan
Instrumen observasi yang digunakan adalah angket materi praktikum, sehingga dengan melihat gambar
observasi yang berisi indikator-indikator yang pada cover LKS siswa dapat langsung mengetahui
memuat potensi dan masalah yang terdapat di materi yang akan dipraktikumkan. Identitas siswa
lingkungan SMAN 1 Padang. Berdasarkan hasil terdiri dari nama, kelas, dan sekolah.
observasi, potensi yang dimiliki SMAN 1 Padang Pada halaman pertama dan kedua, terdapat
adalah sekolah sudah memiliki sarana dan prasarana judul, identitas, kompetensi dasar, indikator
yang mendukung praktikum berbasis virtual pencapaian kompetensi, tujuan praktikum, dan waktu
laboratory melalui ICT seperti jaringan internet dan penyelesaian. Judul pada LKS merupakan judul
laboratorium komputer yang layak dan memadai. praktikum yang akan dilaksanakan. Identitas pada
Permasalahan yang terjadi diantaranya adalah halaman pertama merupakan identitas mata pelajaran
penggunaan LKS dan pelaksanaan praktikum yang yang terdiri dari satuan pendidikan, kelas, semester,
belum optimal. mata pelajaran, dan alokasi waktu. Kompetensi dasar
Setelah potensi dan masalah dapat yang digunakan disesuaikan dengan silabus
ditunjukkan, selanjutnya dikumpulkan berbagai Kurikulum 2013. Kompetensi dasar dikembangkan
informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk menjadi beberapa indikator pencapaian kompetensi.
perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat Tujuan pada LKS merupakan tujuan praktikum.
mengatasi masalah tersebut. Pengumpulan Untuk menambah pengetahuan siswa, LKS juga
data/informasi dilakukan dengan browsing di memuat informasi singkat yang berisi materi-materi
internet, dan observasi melalui angket siswa di yang dibutuhkan selama pelaksanaan praktikum.
SMAN 1 Padang. Pengumpulan data dilakukan untuk Salah satu tuntutan Kurikulum 2013 adalah
mengetahui penggunaan LKS dan pelaksanaan guru menggunakan pendekatan saintifik dalam proses
praktikum di SMAN 1 Padang. pembelajaran. Untuk memenuhi tuntutan tersebut,

35
langkah kerja pada LKS ini disusun berdasarkan LKS berbasis virtual laboratory melalui ICT
tahapan-tahapan pendekatan saintifik, Langkah kerja dikembangkan berdasarkan Panduan Pengembangan
berisi prosedur pelaksanaan praktikum dengan Bahan Ajar Berbasis TIK yang dikeluarkan oleh
menggunakan virtual laboratory. Kegiatan mencoba Kemendiknas tahun 2010. Struktur LKS ini meliputi
terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap : cover, judul percobaan, identitas, kompetensi dasar,
pelaksanaan praktikum, dan tahap penutup. LKS indikator pencapaian kompetensi, tujuan percobaan,
yang dikembangkan juga dilengkapi dengan gambar waktu penyelesaian, informasi singkat, langkah kerja,
tampilan ICT dan gambar tampilan virtual tanggal, paraf guru, nilai, dan daftar pustaka.
laboratory, sehingga siswa mudah memahami Informasi singkat pada LKS memuat materi-materi
penggunaan ICT dan virtual laboratory saat yang berhubungan dengan kegiatan praktikum.
pelaksanaan praktikum. Langkah kerja pada LKS ini memuat tahap-tahap
Setelah siswa melaksanakan praktikum, LKS pendekatan saintifik atau dikenal dengan 5M, yaitu ;
dapat dinilai oleh guru sebagai salah satu cara mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
penilaian keterampilan. Penilaian keterampilan dapat mengkomunikasikan. Langkah kerja terdiri dari tiga
diambil berdasarkan data yang diperoleh dari tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan
kegiatan mencoba dan jawaban dari pertanyaan yang tahap penutup. Guru bisa memenuhi tuntutan
terdapat pada kegiatan menalar. Pada halaman akhir, Kurikulum 2013 dengan menerapkan pendekatan
tersedia tempat untuk memberikan tanggal, paraf saintifik dalam pembelajaran. Contoh dari cover LKS
guru, dan nilai. Komponen terakhir dari LKS ini yang dikembangkan pada materi keseimbangan
adalah daftar pustaka. Daftar pustaka dapat benda tegar dapat dilihat pada Gambar 3.
digunakan sebagai rujukan bagi siswa untuk
mempelajari materi lebih lanjut.
LKS yang telah dikembangkan diintegrasikan
ke dalam ICT untuk memudahkan guru dan siswa
dalam penggunaannya. Siswa dapat mendownload
LKS dan mengupload LKS melalui ICT. Virtual
laboratory sebagai praktikum yang akan dicobakan
siswa juga diintegrasikan ke dalam ICT.
Untuk menilai kelayakan LKS berbasis virtual
laboratory yang telah dikembangkan, peneliti
melakukan uji validitas dan uji praktikalitas. Data
penelitian diperoleh melalui instrumen uji validasi
Gambar 3. Cover LKS Berbasis Virtual Laboratory
tenaga ahli dan instrumen uji praktikalitas guru dan
siswa. Instrumen validasi dan praktikalitas digunakan
Pelaksanaan praktikum dengan menggunakan
sebagai acuan dalam merevisi LKS yang
LKS berbasis virtual laboratory dapat dilakukan di
dikembangkan. Validitas dan praktikalitas LKS yang komputer, laptop, dan android. Tampilan praktikum
dikembangkan ditentukan melalui kriteria validasi
dengan menggunakan virtual laboratory dapat dilihat
dan kriteria praktikalitas.
pada Gambar 4. Praktikum tidak harus dilaksanakan
Kelayakan LKS berbasis virtual laboratory
di laboratorium komputer. Siswa dapat
melalui ICT ditentukan dengan menggunakan
melakukannya diluar laboratorium, seperti di kelas
analisis deskriptif, artinya hasil penelitian dinyatakan
atau pun di rumah. Jadi, sebelum melaksanakan
dalam grafik. Berdasarkan hasil analisis data praktikum di sekolah, siswa dapat memahami materi
penelitian, diperoleh nilai-nilai setiap indikator
dan langkah kerja dari praktikum yang akan
kelayakan LKS melalui grafik. Nilai setiap indikator
dilakukan.
ditentukan dengan menggunakan persamaan (1).
bobot total
Nilai   100 (1)
bobotmaksimum
Nilai validitas dan praktikalitas LKS berbasis virtual
laboratory melalui ICT didapatkan dengan mencari
rata-rata setiap komponen penilaian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan tujuan penelitian, terdapat dua
hasil dari penelitian yang dilakukan. Penelitian ini Gambar 4. Virtual Laboratory pada Materi
bertujuan untuk mengetahui nilai kelayakan LKS Keseimbangan Benda Tegar
berbasis virtual laboratory melalui ICT. Kelayakan
produk dapat dilihat dari nilai validitas dan LKS dan virtual laboratory untuk materi
praktikalitas. Berikut akan dipaparkan hasil dari keseimbangan benda tegar, elastisitas, dan fluida
penelitian yang telah dilaksanakan. statis diintegrasikan ke dalam ICT. Siswa dapat

36
mengakses LKS pada http://gisti.scientific- fluida statis sebaiknya dibedakan tabel data dengan
project.com/. Sebelum siswa melaksanakan tabel pengolahan data. Tabel data pada bagian
praktikum virtual, siswa harus login terlebih dahulu percobaan, sedangkan tabel pengolahan data pada
dengan menggunakan username dan password yang bagian menalar. Saran lainnya adalah perhatikan
diberikan guru. Pada tampilan awal ICT, siswa ruang lingkup materi dan sesuaikan dengan materi di
memilih menu LKS Virtual. Tampilan awal ICT sekolah. LKS yang di download siswa harus
dapat dilihat pada Gambar 5. dipastikan dapat diisi oleh siswa langsung di dalam
LKS dan lengkapi perintah-perintah pada LKS dan
ICT yang belum terakomodasi dalam petunjuk yang
telah ada.
Ada beberapa perbedaan pada produk setelah
divalidasi oleh tenaga ahli. Berikut adalah beberapa
hasil perbaikan desain LKS berdasarkan saran-saran
dari tenaga ahli.
a. Menambahkan petunjuk penggunaan ICT

Gambar 5. Tampilan Awal ICT

Jika menu LKS telah dipilih, maka akan


muncul tampilan error. Tampilan ini merupakan
peringatan bahwa siswa tidak bisa mengedit apa pun
yang ada pada ICT. Siswa dapat memilih continue
untuk melanjutkan ke tampilan berikutnya. Jika siswa
telah memilih continue, maka akan muncul petunjuk
yang dapat dijadikan pedoman dalam kegiatan
praktikum. Siswa dapat mendownload LKS, Gambar 7. Tampilan ICT Setelah Revisi
membuka simulasi, dan mengupload LKS yang telah
diisi ke dalam ICT. Tampilan ICT setelah menu LKS Kotak merah merupakan petunjuk untuk
Virtual dipilih dapat dilihat pada Gambar 6. menggunakan ICT dalam pembelajaran. Bagian
tersebut terdapat cara untuk membuka LKS,
membuka simulasi, dan mengupload tugas. Petunjuk
ini bertujuan agar siswa mudah untuk menggunakan
ICT ini.
b. Membuat layout yang dapat diisi langsung oleh
siswa

Gambar 6. Tampilan ICT

Tahap berikutnya setelah mengembangkan


LKS adalah melakukan validasi. Kegiatan validasi
bertujuan untuk mengetahui kesesuaian produk
dengan teori dan keterkaitan antara LKS, virtual
laboratory, dan ICT. Pada penelitian ini, produk
divalidasi oleh tenaga ahli, yaitu lima orang dosen Gambar 8. Tampilan LKS Setelah Revisi
Fisika FMIPA UNP. Produk yang divalidasi adalah
LKS berbasis virtual laboratory melalui ICT pada Gambar 8 merupakan tampilan LKS yang
materi keseimbangan benda tegar, elastisitas, dan telah direvisi. Pada LKS yang belum direvisi, siswa
fluida statis. akan kesulitan dalam mengisi LKS. Siswa harus
Berdasarkan hasil validasi LKS berbasis menghapus titik-titik yang ada di dalam LKS terlebih
virtual laboratory melalui ICT, terdapat beberapa dahulu. Setelah peneliti merevisi LKS, LKS dapat
saran dari tenaga ahli untuk merevisi desain LKS diisi secara langsung tanpa harus diatur terlebih
agar lebih baik lagi. Sebaiknya pada LKS dahulu, sehingga pelaksanaan praktikum menjadi
keseimbangan benda tegar dilengkapi dengan tabel lebih praktis dan efektif jika digunakan dalam proses
data untuk hasil pengamatan, sedangkan untuk LKS pembelajaran.

37
Nilai validitas produk dianalisis melalui berada pada kategori sangat valid karena ICT mudah
instrumen validitas tenaga ahli berupa lembar diakses, terdapat interaktivitas, dan ICT dapat
validasi. Lembaran ini berisi indikator-indikator meningkatkan motivasi siswa.
kelayakan LKS yang disesuaikan dengan panduan Komponen kelima adalah penilaian terhadap
penilaian bahan ajar melalui ICT, komentar, dan komponen kelayakan simulasi komputer. Rata-rata
saran. Indikator tersebut dinilai dengan menggunakan nilai komponen ini adalah 88,75 dengan kategori
empat skor. Skor tertinggi untuk setiap pernyataan sangat valid karena simulasi yang digunakan sesuai
adalah 4, sedangkan nilai terendah adalah 1. Jika dengan KD 4, data yang diperoleh logis, simulasi
kelima tenaga ahli telah melakukan penilaian, maka dapat menampilkan materi yang bersifat abstrak, dan
skor dapat dikonversi dalam bentuk nilai dengan simulasi memberikan pengalaman belajar yang lebih
menggunakan persamaan (1). Nilai tertinggi adalah konkret. Berdasarkan nilai validitas setiap komponen,
100, sedangkan nilai terendah adalah 25. hasil plot nilai setiap komponen dapat dilihat pada
Nilai validitas atau kelayakan produk yang Gambar 9.
dikembangkan dianalisis melalui lima komponen
penilaian, yaitu kelayakan substansi materi,
100
kelayakan tampilan komunikasi visual, kelayakan
desain pembelajaran, kelayakan ICT, dan kelayakan 95 92.14 92.50 92.14
simulasi komputer. Setiap komponen terdiri dari 88.75
90 86.67
beberapa pernyataan yang menjadi indikator

Nilai
penilaian terhadap komponen tersebut. Komponen 85
pertama adalah kelayakan substansi materi. Nilai 80
rata-rata komponen kelayakan substansi materi
adalah 92,14 dengan kategori sangat valid. Hal ini 75
disebabkan karena beberapa indikator, yaitu : 70
kebenaran substansi materi telah sesuai dengan 1 2 3 4 5
kaidah keilmuan, cakupan substansi materinya
lengkap, LKS memuat materi yang aktual, bahasa Komponen Validitas
yang digunakan baku dan mudah dimengerti,
langkah kerja memuat pendekatan saintifik, materi Gambar 9. Rata-Rata Nilai Komponen Validitas
sesuai dengan kompetensi keterampilan, dan
pertanyaan yang ada pada LKS dapat menambah Nilai masing-masing komponen penilaian
pemahaman siswa. dapat dilihat pada Gambar 9. Nilai validitas LKS
Komponen kedua adalah kelayakan tampilan berbasis virtual laboratory melalui ICT ditentukan
komunikasi visual. Rata-rata nilai komponen ini dengan mencari rata-rata kelima komponen. Rata-rata
adalah 92,50 dengan kategori sangat valid. kelima komponen adalah 90,44 dan berada pada
Komponen ini berisi penilaian yang berhubungan kategori sangat valid. Hal ini memiliki arti bahwa
dengan tampilan LKS, virtual laboratory, dan ICT. produk yang dikembangkan telah sesuai dengan teori
Kelayakan komponen ini memiliki nilai yang tinggi yang ada dan memiliki keterkaitan antar
karena ICT menggunakan navigasi dan hyperlink komponennya. Oleh karena itu, LKS berbasis virtual
yang berfungsi dengan baik, tata letak LKS laboratory melalui ICT pada materi keseimbangan
proposional dan menarik, tampilan huruf dapat benda tegar, elastisitas, dan fluida statis layak
terbaca, warna LKS menarik, virtual laboratory digunakan dalam pembelajaran dengan nilai validitas
dapat digunakan dengan baik, dan animasi yang 90,44.
digunakan sesuai dengan konteks. Setelah melakukan uji validitas, peneliti juga
Komponen ketiga yaitu kelayakan desain melakukan uji praktikalitas di SMAN 1 Padang.
pembelajaran. Komponen ini merupakan penilaian Kategori kepraktisan produk adalah produk tersebut
tentang kesesuaian isi LKS dan virtual laboratory dapat digunakan dalam kondisi normal dan dapat
dengan silabus. Nilai kelayakan desain pembelajaran digunakan oleh guru dan siswa dengan mudah. Pada
adalah 92,14 dengan kategori sangat valid. saat pelaksanaan praktikalitas, peneliti dibantu oleh
Komponen ini memiliki nilai validitas yang tinggi guru dalam pelaksanaan penelitian. Nilai
karena judul LKS sesuai dengan isi, LKS sesuai praktikalitas produk yang diperoleh melalui hasil
dengan KI dan KD, materi sesuai dengan tujuan analisis instrument praktikalitas oleh guru dan siswa.
pembelajaran, pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan Uji kepraktisan dilakukan oleh empat orang guru
tujuan pembelajaran dan menstimulus siswa untuk fisika SMAN 1 Padang dan 35 orang siswa kelas XI
mengembangkan pengetahuan, serta simulasi SMAN 1 Padang. Instrumen uji kepraktisan LKS
memungkinkan menambah pengetahuan siwa. terdiri dari empat komponen penilaian, yaitu
Penilaian keempat yaitu komponen kelayakan kemudahan penggunaan LKS berbasis virtual
ICT yang digunakan. Rata-rata nilai komponen laboratory, kemenarikan sajian LKS berbasis virtual
penilaian kelayakan ICT adalah 86,67. Komponen ini laboratory, manfaat LKS berbasis virtual laboratory,

38
dan peluang implementasi LKS berbasis virtual
100.00
laboratory. Setiap komponen terdiri dari beberapa 95.31
indikator yang berhubungan dengan pendapat guru 95.00
dan siswa terhadap LKS yang dihasilkan. 88.54
Berdasarkan hasil praktikalitas oleh guru, 90.00 87.50

Nilai
keempat komponen penilaian memiliki nilai yang 82.50
85.00
berada pada kategori sangat praktis. Komponen
pertama yaitu penilaian terhadap kemudahaan 80.00
penggunaan LKS berbasis virtual laboratory melalui
ICT. Nilai rata-rata komponen kemudahan 75.00
penggunaan produk adalah 87,50 dengan kategori
70.00
sangat praktis. Indikator penilaian pada komponen ini
1 2 3 4
adalah LKS berbasis virtual laboratory melalui ICT
mudah untuk dioperasikan, dapat digunakan kapan Komponen Praktikalitas
saja, mudah diakses, dapat digunakan berulang-
ulang, mudah diinterpretasikan oleh guru dalam Gambar 10. Rata-Rata Nilai Komponen Praktikalitas
menggunakan multimedia interaktif. Oleh Guru
Komponen kedua adalah penilaian terhadap
kemenarikan sajian LKS berbasis virtual laboratory Nilai setiap komponen berada pada kategori
melalui ICT. Rata-rata nilai komponen kemenarikan praktis. Rata-rata keempat komponen adalah 88,46.
sajian produk adalah 88,54. Komponen ini memiliki Nilai ini berada pada rentang 80 sampai 100 dengan
nilai praktikalitas yang tinggi karena tampilan LKS kategori praktis. Oleh karena itu, nilai praktikalitas
berbasis virtual laboratory melalui ICT menarik, LKS berbasis virtual laboratory melalui ICT pada
informasi singkat dilengkapi dengan gambar yang materi keseimbangan benda tegar, elastisitas, dan
sesuai materi, gambar yang disajikan jelas, tampilan fluida statis menurut guru yaitu 88,46 dengan
ICT menarik, jenis font LKS terbaca dengan jelas, kategori praktis.
dan kombinasi warna yang digunakan proposional. Instrumen uji praktikalitas ini juga diisi oleh
Penilaian ketiga yaitu komponen manfaat siswa kelas XI SMAN 1 Padang. Hasil analisis data
LKS berbasis virtual laboratory bagi guru. Rata-rata praktikalitas yang diisi siswa menunjukkan bahwa
nilai komponen ini adalah 95,31. Indikator kelayakan setiap komponen praktikalitas memiliki nilai yang
komponen ini adalah LKS berbasis virtual laboratory berada pada kategori sangat praktis. Komponen
melalui ICT dapat dijadikan rujukan belajar bagi pertama adalah kemudahan penggunaan LKS
guru, dapat menunjang kegiatan guru dalam berbasis virtual laboratory melalui ICT. Nilai rata-
memenuhi tuntutan Kurikulum 2013, dapat rata komponen ini adalah 83,00. Indikator penilaian
digunakan untuk memotivasi belajar siswa, dan dan pada komponen ini adalah LKS berbasis virtual
dapat membuat pembelajaran lebih menarik. laboratory melalui ICT mudah untuk dioperasikan,
Komponen keempat adalah penilaian terhadap dapat digunakan kapan saja, mudah diakses, dan
peluang implementasi LKS berbasis virtual dapat digunakan berulang-ulang.
laboratory melalui ICT. Rata-rata nilai komponen Komponen penilaian kedua adalah
peluang implementasi LKS adalah 82,50. Indikator kemenarikan sajian LKS berbasis virtual laboratory
penilaian komponen ini adalah LKS berbasis virtual melalui ICT. Rata-rata nilai komponen ini adalah
laboratory melalui ICT sesuai dengan metode ilmiah, 93,21. Indikator penilaian komponen ini adalah
LKS dapat membantu siswa dalam berpikir kritis, tampilan LKS dan ICT menarik, informasi singkat
LKS dapat membuat waktu pembelajaran lebih dilengkapi dengan gambar yang sesuai materi, dan
efisien, dan evaluasi dalam LKS dapat digunakan kombinasi warna yang digunakan proposional.
untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi Penilaian ketiga adalah komponen manfaat
pembelajaran. LKS berbasis virtual laboratory melalui ICT. Rata-
Keempat komponen tersebut memiliki nilai rata nilai ini adalah 86,07. Indikator kelayakan
praktikalitas yang berada pada rentangan nilai 80 komponen ini adalah LKS dapat dijadikan rujukan
sampai 100. Jika nilai praktikalitas berada pada belajar bagi siswa, dapat digunakan untuk
rentangan nilai ini, maka produk berada pada memotivasi belajar siswa, dan dan dapat membuat
kategori sangat praktis, artinya produk dapat pembelajaran lebih menarik.
digunakan dalam pembelajaran dengan kondisi Komponen keempat adalah peluang
normal dan mudah digunakan oleh guru serta mudah implementasi LKS berbasis virtual laboratory
dipahami oleh siswa. Kategori penilaian praktikalitas melalui ICT. Rata-rata nilai komponen ini adalah
menggunakan skala likert. Berdasarkan rata-rata 86,07. Indikator penilaian komponen ini adalah LKS
nilai komponen tersebut, hasil plot nilai setiap sesuai dengan metode ilmiah, LKS dapat membantu
komponen penilaian praktikalitas oleh guru dapat siswa dalam berpikir kritis, dan LKS dapat membuat
dilihat pada Gambar 10. waktu pembelajaran lebih efisien. Hasil plot nilai

39
komponen praktikalitas menurut siswa dijelaskan di dalam kelas. Siswa diminta untuk membawa
pada Gambar 11. laptop ke dalam kelas dan melakukan praktikum
virtual dalam kelompok masing-masing.
100.00
93.21 KESIMPULAN
95.00
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
90.00 86.07 86.29 yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa LKS
Nilai

85.00 83.00 berbasis virtual laboratory melalui ICT pada materi


keseimbangan benda tegar, elastisitas, dan fluida
80.00
statis yang telah dikembangkan layak digunakan
75.00 dalam proses pembelajaran fisika.
70.00 DAFTAR PUSTAKA
1 2 3 4
[1] Fadlillah, A. 2014. Implementasi Kurikulum
Komponen Praktikalitas 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs,
dan SMA/MA. Yogyakarta : Ar-ruzz Media.
Gambar 11. Rata-Rata Nilai Komponen Praktikalitas [2] Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan
Oleh Siswa Bahan Ajar. Jakarta : Depdiknas.
[3] Amri, Sofan. 2015. Pengembangan & Model
Berdasarkan data pada Gambar 11, keempat Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta :
komponen penilaian memiliki nilai yang berada pada PT. Prestasi Pustakaraya.
kategori sangat praktis dengan rata-rata 87,14. Nilai [4] Masril, Hidayati, dan Yenni Darvina. 2017.
ini merupakan nilai praktikalitas LKS berbasis Disain Laboratorium Virtual Melalui ICT pada
virtual laboratory melalui ICT menurut siswa. Jadi, Mata Pelajaran Fisika SMA. Prosiding
LKS ini praktis jika digunakan dalam pembelajaran. Semirata 2017 Bidang MIPA; BKS-PTN Barat,
LKS berbasis virtual laboratory melalui ICT Jambi Mei 2017. 1244 - 1252.
yang telah dikembangkan memiliki nilai validitas dan [5] Setiadi, Rahmat dan A. Ainun Muflika. 2012.
praktikalitas yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa “Eksplorasi Pemberdayaan Courseware
produk yang dihasilkan telah sesuai dengan teori Simulasi PhET untuk Membangun
yang ada. LKS dapat dijadikan sebagai pedoman Keterampilan Proses Sains Siswa SMA.”
dalam pelaksanaan praktikum dan dapat membantu Jurnal Pengajaran MIPA. 2. Hlm. 258 – 268.
siswa dalam menemukan konsep[3]. Selain itu, [6] Razi, Pakhrur. 2013. “Hubungan Motivasi
penggunaan virtual laboratory dan ICT dapat dengan Kerja Ilmiah Siswa dalam Pembelajaran
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja guru Fisika Menggunakan Virtual Laboratory di
serta pemahaman siswa terhadap materi Kelas X SMAN Kota Padang”. Jurnal
pembelajaran[10]. Teknologi Informasi & Pendidikan. 2(6). Hlm.
Selama melaksanakan penelitian, terdapat 119 – 124.
beberapa kendala yang peneliti hadapi. Kendala ini [7] Jong, Ton De, Marcia C. Linn, & Zacharias C.
terjadi karena masalah waktu penelitian dan koneksi Zacharia. 2013. “Physical and Virtual
internet yang cukup lama karena digunakan secara Laboratories in Science and Engineering
bersamaan. Berikut akan dijabarkan kendala yang Education.” Jurnal Science. 340. Hlm. 305 –
dihadapi selama penelitian. 308.
Kendala pertama adalah koneksi internet yang [8] Rusman. 2013. Model – Model Pembelajaran :
cukup lama. Hal ini disebabkan karena ICT Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakata
digunakan secara bersamaan. SMAN 1 Padang : Rajawali Pers.
memiliki komputer yang cukup untuk semua siswa. [9] Ningrum, Melia Vivi, Hidayati, dan Masril.
Akan tetapi, tidak semua komputer dapat digunakan 2017. ”Pengaruh Penggunaan Modul E-learning
untuk mengakses internet. Solusi dari kendala ini dalam Setting Model Pembelajaran Problem
yaitu siswa diarahkan untuk membentuk 8 kelompok Based Instruction (PBI) Terhadap Pencapaian
dalam pelaksanaan praktikum virtual. Kompetensi Fisika Siswa Kelas X SMAN 3
Kendala kedua adalah laboratorium ICT Padang.” Jurnal Pillar of Physics Education. 9.
sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang Hlm. 105-112.
diadakan sekolah. Untuk pelaksanaan penelitian pada [10] Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi
materi pertama, peneliti dapat menggunakan Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta.
laboratorium ICT. Akan tetapi, untuk penelitian pada [11] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,
materi berikutnya, laboratorium ICT tidak dapat Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.
digunakan. Solusi dari masalah ini yaitu
melaksanakan praktikum virtual dalam bentuk offline

40

You might also like