Professional Documents
Culture Documents
Arjunaita
Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang
Email: Arjunaita97@gmail.com
Abstract— The Industrial Revolution 5.0 has brought changes in various aspects of
human life. Among these is the education system. The question is, what
components of education are affected, and how to respond to these implications?
This paper aims to explain the changes that must be made in schools so that human
resources produced by various educational institutions can compete and contribute
globally. Through literature review and content analysis, the discussion shows that
current and future curriculum development must complement students' abilities in
the academic dimension, life skills, live together, and think critically and creatively.
Other invisible skills like interpersonal skills, global-minded citizens, and literacy of
the media and information available. The curriculum must also be able to shape
students with an emphasis on the STEM field, referring to ICT-based learning, the
internet of things, big data and computers, as well as entrepreneurship and
internships. The competencies that must be possessed by teachers are educational
competence, competence for technological commercialization, competence in
globalization, competence in future strategies, and competence counselor. In
addition to these competencies, teachers also need to have a friendly attitude with
technology, collaboration, be creative and take risks, have a good sense of humor,
and teach holistically. Schools and teachers must consider the open learning
platform in deciding how to organizing education and learning
PENDAHULUAN
Saat ini dunia telah memasuki era serta perkembangan sistem digital,
revolusi industri generasi 5.0 yang ditandai kecerdasan artifisial, dan virtual. Dengan
dengan meningkatnya konektivitas, interaksi semakin konvergennya batas antara manusia,
mesin dan sumber daya lainnya, teknologi kompetitif. Hal tersebut dapat dicapai salah
informasi dan komunikasi tentu berimbas pula satunya dengan cara mengoptimalisasi
pada berbagai sektor kehidupan. Salah penggunaan teknologi sebagai alat bantu
satunya yakni berdampak terhadap sistem pendidikan yang diharapkan mampu
pendidikan di Indonesia. menghasilkan output yang dapat mengikuti
Perubahan era ini tidak dapat dihindari atau mengubah zaman menjadi lebih baik.
oleh siapapun sehingga dibutuhkan penyiapan Tanpa terkecuali, Indonesia pun perlu
sumber daya manusia (SDM) yang memadai meningkatkan kualitas lulusan sesuai dunia
agar siap menyesuaikan dan mampu bersaing kerja dan tuntutan teknologi digital.
dalam skala global. Peningkatan kualitas SDM Pendidikan 5.0 adalah respons
melalui jalur pendidikan mulai dari pendidikan terhadap kebutuhan revolusi industri 5.0 di
dasar dan menengah hingga ke perguruan mana manusia dan teknologi diselaraskan
tinggi adalah kunci untuk mampu mengikuti untuk menciptakan peluang-peluang baru
perkembangan Revolusi Industri 5.0. dengan kreatif dan inovatif. Fisk (2017)
Keberhasilan suatu Negara dalam menjelaskan “that the new vision of learning
menghadapi revolusi industri 5.0, turut promotes learners to learn not only skills and
ditentukan oleh kualitas dari pendidik seperti knowledge that are needed but also to identify
guru. Para guru dituntut menguasai keahlian, the source to learn these skills and
kemampuan beradaptasi dengan teknologi knowledge.” Masih menurut Fisk (2017)
baru dan tantangan global. Dalam situasi ini, sebagaimana dikutip oleh Aziz Hussin, ada
setiap lembaga pendidikan harus sembilan tren atau kecenderungan terkait
mempersiapkan oritentasi dan literasi baru dengan pendidikan 5.0, yakni sebagai berikut.
dalam bidang pendidikan. Literasi lama yang Pertama, belajar pada waktu dan
mengandalkan baca, tulis dan matematika tempat yang berbeda. Siswa akan memiliki
harus diperkuat dengan mempersiapkan lebih banyak kesempatan untuk belajar pada
literasi baru yaitu literasi data, teknologi dan waktu dan tempat yang berbeda. E-learning
sumber daya manusia. Literasi data adalah memfasilitasi kesempatan untuk pembelajaran
kemampuan untuk membaca, analisa dan jarak jauh dan mandiri.
menggunakan informasi dari data dalam dunia Kedua, pembelajaran individual. Siswa
digital. Kemudian, literasi teknologi adalah akan belajar dengan peralatan belajar yang
kemampuan untuk memahami sistem adaptif dengan kemampuannya. Ini
mekanika dan teknologi dalam dunia kerja. menunjukkan bahwa siswa pada level yang
Sedangkan literasi sumber daya manusia lebih tinggi ditantang dengan tugas dan
yakni kemampuan berinteraksi dengan baik, pertanyaan yang lebih sulit ketika setelah
tidak kaku, dan berkarakter. melewati derajat kompetensi tertentu. Siswa
Untuk menghadapi era revolusi industri yang mengalami kesulitan dengan mata
5.0, diperlukan pendidikan yang dapat pelajaran akan mendapatkan kesempatan
membentuk generasi kreatif, inovatif, serta untuk berlatih lebih banyak sampai mereka
mencapai tingkat yang diperlukan. Siswa akan waktu diajarkan kepada peserta didik untuk
diperkuat secara positif selama proses belajar kemudian dapat digunakan setiap siswa
individu mereka. Ini dapat menghasilkan dalam karir akademik mereka selanjutnya.
pengalaman belajar yang positif dan akan Lima, pengalaman lapangan.
mengurangi jumlah siswa yang kehilangan Kemajuan teknologi memungkinkan
kepercayaan tentang kemampuan akademik pembelajaran domain tertentu secara efektif,
mereka. Di sini, guru akan dapat melihat sehingga memberi lebih banyak ruang untuk
dengan jelas siswa mana yang membutuhkan memperoleh keterampilan yang melibatkan
bantuan di bidang mana. pengetahuan siswa dan interaksi tatap muka.
Ketiga, siswa memiliki pilihan dalam Dengan demikian, pengalaman lapangan akan
menentukan bagaimana mereka belajar. diperdalam melalui kursus atau latihan-latihan.
Meskipun setiap mata pelajaran yang Sekolah akan memberikan lebih banyak
diajarkan bertujuan untuk tujuan yang sama, kesempatan bagi siswa untuk memperoleh
cara menuju tujuan itu dapat bervariasi bagi keterampilan dunia nyata yang mewakili
setiap siswa. Demikian pula dengan pekerjaan mereka. Ini menunjukkan disain
pengalaman belajar yang berorientasi kurikulum perlu memberi lebih banyak ruang
individual, siswa akan dapat memodifikasi bagi siswa untuk lebih banyak belajar secara
proses belajar mereka dengan alat yang langsung melalui pengalaman lapangan
mereka rasa perlu bagi mereka. Siswa akan seperti magang, proyek dengan bimbingan
belajar dengan perangkat, program dan teknik dan proyek kolaborasi.
yang berbeda berdasarkan preferensi mereka Enam, interpretasi data.
sendiri. Pada tataran ini, kombinasi Perkembangan teknologi komputer pada
pembelajaran tatap muka dan pembelajaran akhirnya mengambil alih tugas-tugas analisis
jarak jauh (blended learning), membalikkan yang dilakukan secara manual (matematik),
ruang kelas dan membawa alat belajar sendiri dan segera menangani setiap analisis statistik,
(bring your own device) membentuk mendeskripsikan dan menganalisis data serta
terminologi penting dalam perubahan ini. memprediksi tren masa depan. Oleh karena
Empat, pembelajaran berbasis proyek. itu, interpretasi siswa terhadap data ini akan
Siswa saat ini harus sudah dapat beradaptasi menjadi bagian yang jauh lebih penting dari
dengan pembelajaran berbasis proyek, kurikulum masa depan. Siswa dituntut
demikian juga dalam hal bekerja. Ini memiliki kecakapan untuk menerapkan
menunjukkan bahwa mereka harus belajar pengetahuan teoretis ke angkaangka, dan
bagaimana menerapkan keterampilan mereka menggunakan keterampilan mereka untuk
dalam jangka pendek ke berbagai situasi. membuat kesimpulan berdasarkan logika dan
Siswa sudah harus berkenalan dengan tren data.
pembelajaran berbasis proyek di sekolah Tujuh, penilaian beragam. Mengukur
menengah. Inilah saatnya keterampilan kemampuan siswa melalui teknik penilaian
mengorganisasi, kolaborasi, dan manajemen konvensional seperti tanya jawab akan
menjadi tidak relevan lagi atau tidak cukup. Berdasarkan uraian di atas, revolusi
Penilaian harus berubah, pengetahuan faktual industri 5.0 yang ditandai dengan disrupsi
siswa dapat dinilai selama proses teknologi memiliki implikasi yang signifikan
pembelajaran, dan penerapan pengetahuan terhadap sistem pendidikan. Pertanyaannya,
dapat diuji saat siswa mengerjakan proyek apa komponen pendidikan yang terdampak
mereka di lapangan. dan bagaimana merespon implikasi ini. Paper
Delapan, keterlibatan siswa. ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan
Keterlibatan siswa dalam menentukan materi dan penyesuaian penting yang perlu dilakukan
pembelajaran atau kurikulum menjadi sangat dalam sistem pendidikan untuk mersepon
penting. Pendapat siswa dipertimbangkan revolusi digital, sehingga output pendidikan
dalam mendesain dan memperbarui dapat bersaing dan berkontribusi secara
kurikulum. Masukan mereka membantu global.
perancang kurikulum menghasilkan kurikulum
kontemporer, mutakhir dan bernilai guna METODE PENELITIAN
tinggi. Untuk menghimpun informasi yang
Terakhir,mentoring Pendampingan relevan dengan topik atau masalah yang akan
atau pemberian bimbingan kepada peserta dibahas dalam tulisan ini, penulis
didik menjadi sangat penting untuk menggunakan studi kepustakaan. Yakni,
membangun kemandiran belajar siswa. teknik pengumpulan data dengan
Pendampingan menjadi dasar bagi mengadakan studi penelaahan terhadap buku-
keberhasilan siswa, sehingga menuntut guru buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan
untuk menjadi fasilitator yang akan laporan-laporan yang ada hubungannya
membimbing siswa menjalani proses belajar dengan masalah yang dipecahkan. Upaya
mereka. mengumpulkan informasi dimaksud dapat
Sembilan pergeseran tren pendidikan diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan
5.0 di atas menjadi tanggung jawab utama penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis
guru kepada peserta didik. Pendidik harus dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-
memainkan peran untuk mendukung transisi ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia dan
dan tidak menganggapnya sebagai ancaman sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun
bagi pengajaran konvensional. Ini merupakan elektronik lain. Lebih lanjut, bahwa untuk
tantangan yang menggairahkan, merangsang mendapatkan karakteristik yang jelas dari
untuk bertindak, dan masif. Adaptasi terhadap wacana berupa teori dan konsep yang dikaji,
tren pendidikan ini memberi garansi bagi penulis menggunakan metode content
individu dan masyarakat untuk analysis, yakni suatu teknik penelitian untuk
mengembangkan serangkaian kompetensi, membuat inferensi yang dapat direplikasi
keterampilan, dan pengetahuan yang lebih (ditiru) dan sahih datanya dengan
lengkap dan mengeluarkan seluruh potensi memerhatikan konteksnya.
kreatif mereka.
hari ini, akan menjadi salah satu keterampilan merupakan kombinasi antara pembelajaran
teratas yang dibutuhkan oleh semua. berbasis online dengan pembelajaran melalui
Qusthalani dalam laman rumah belajar tatap muka di kelas. Merupakan perpaduan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, antara pembelajaran fisik di kelas dengan
sebagaimana dikutip oleh Dinar Wahyuni lingkungan virtual. Definisi-definisi
menyebutkan lima kompetensi yang harus menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis
dipersiapkan guru memasuki era Revolusi blended learning merupakan gabungan dari
Industri 5.0, yaitu, pertama, educational literasi lama dan literasi baru (literasi manusia,
competence. Kedua, competence for literasi teknologi dan data).
technological commercialization, Ketiga, Kurikulum Pendidikan 5.0
competence in globalization, Keempat, Revolusi Industri 5.0 yang sarat akan
competence in future strategies, dan kelima, teknologi yang super cepat akan membawa
counselor competenc perubahan yang cukup signifikan, salah
Sementara itu, Latip (2018) satunya terhadap sistem pendidikan di
mengemukakan bahwa setidaknya ada 4 Indonesia. Perubahan dalam sistem
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru pada pendidikan tentunya akan berdampak pula
era revolusi industri 5.0 ini, yakni 1) guru pada rekonstruksi kurikulum, peran guru
harus mampu melakukan penilaian secara sebagai tenaga pendidik dan pengembangan
komprehensif; 2) Guru harus memiliki teknologi pendidikan yang berbasis ICT. Ini
kompetensi abad 21: karakter, akhlak dan adalah tantangan baru untuk merevitalisasi
literasi; 3) Guru harus mampu menyajikan pendidikan, guna menghasilkan orang-orang
modul sesuai passion siswa; dan 4) Guru cerdas, yang kreatif dan inovatif serta mampu
harus mampu melakukan autentic learning berkompetisi secara global.
yang inovatif Banyak kajian mengemukakan bahwa
Untuk mencapai keterampilan abad 21, implementasi kurikulum di lapangan
trend pembelajaran dan best practices juga mengalami degradasi yang keluar konteks dan
harus disesuaikan, salah satunya adalah tidak lagi berorientasi pada pencapaian
melalui pembelajaran terpadu atau secara kemampuan peserta didik pada pemahaman
blended learning. Blended learning adalah ilmu dalam konteks praktik hidup dan
cara mengintegrasikan penggunaan teknologi keseharian, namun hanya berkisar pada target
dalam pembelajaran yang memungkinkan pencapaian kompetensi peserta didik yang
pembelajaran yang sesuai bagi masing- digambarkan pada nilai-nilai akademik semata
masing siswa dalam kelas. "Blended learning Penyelarasan pembelajaran dalam
memungkinkan terjadinya refleksi terhadap tataran praktik yang disesuaikan pada
pembelajaran. konstruk kurikulum menjadi fokus pertama
Blended learning merupakan salah penyelesaian ‘pekerjaan rumah dalam bidang
solusi pembelajaran di era revolusi 5.0. pendidikan. Kebijakan Kurikulum harus
Menurut para ahli, Blended learning mengelaborasi kemampuan peserta didik
pada dimensi pedagogik, kecakapan hidup, bisa dilakukan oleh sembarang orang atau
kemampuan hidup bersama (kolaborasi), dan digantikan teknologi.
berpikir kritis dan kreatif. Mengedepankan ‘soft Meskipun profesi guru tidak
skills’ dan ‘transversal skills’, keterampilan mendapatkan pengaruh secara signifikan
hidup, dan keterampilan yang secara kasat dengan adanya revolusi industri 5.0, namun
tidak terkait dengan bidang pekerjaan dan guru tidak boleh terlena dengan kondisi yang
akademis tertentu. Namun, bermanfaat luas ada, guru harus terus meningkatkan kualitas
pada banyak situasi pekerjaan layaknya diri agar bisa menjadi guru yang mampu
kemampuan berpikir kritis dan inovatif, menghasilkan sumber daya manusia yang
keterampilan interpersonal, warga negara lebih berkualitas. Karena itu, selain pendapat
yang berwawasan global, dan literasi terhadap Wahyuni (2018) dan Latip (2018)
media dan informasi yang ada sebagaimana dijelaskan sebelumnya, menurut
Sudah waktuya kurikulum direviu dan hemat penulis sikap atau skill lainnya yang
secara bertahap mengembangkan kurikulum perlu dimiliki guru dalam menghadapi era
pendidikan yang mampu mengarahkan dan Industri 5.0, adalah antara lain:
membentuk anak didik siap menghadapi era 1) Bersahabat dengan Teknologi Dunia
revolusi industri dengan penekanan pada selalu berubah dan berkembang ke level
bidang Sains, Technology, Engineering and yang lebih tinggi, salah satu
Mathematic atau STEM. Kurikulum sudah perubahannya ditandai oleh kemajuan
harus mengacu pada pembelajaran dalam teknologi. Setiap orang tidak akan mampu
teknologi informasi, internet of things, big data melawan kemajuan teknologi, karena itu
dan komputerisasi, serta entrepreneurship dan agar tidak tergilas olehnya, guru wajib
internship. Ini perlu menjadi kurikulum wajib memiliki kemauan untuk belajar
guna menghasilkan lulusan terampil dalam terusmenerus. Perubahan dunia oleh
aspek literasi data, literasi teknologi dan kemajuan teknologi tidak perlu dijadikan
literasi manusia. sebagai ancaman, namun dihadapi
Kompetensi dan Skill Guru di Era Revolusi 5.0 dengan positif, belajar dan beradaptasi,
Revolusi industri 5.0 memberikan serta mau berbagi dengan teman sejawat
pengaruh yang besar pada berbagai bidang, atau kolega baik kesuksesan maupun
namun tidak untuk tiga bidang profesi berikut, kegagalan.
yaitu bidang pendidikan (guru), bidang 2) Kerjasama (Kolaborasi) Hasil yang
kesehatan (dokter, perawat) dan kesenian maksimum akan sulit dicapai bila
(seniman). Peran guru secara utuh sebagai dikerjakan secara individu tanpa
pendidik, pengajar, pembimbing, "orang tua" kerjasama atau berkolabrasi dengan
di sekolah tidak akan bisa digantikan orang lain. Karena itu, guru harus memiliki
sepenuhnya dengan kecanggihan teknologi. kemauan yang kuat untuk berkolaborasi
Karena sentuhan seorang guru kepada para dan belajar dengan dan atau dari yang
peserta didik memiliki kekhasan yang tidak lain. Sikap ini sangat diperlukan sekarang
dan di masa yang akan datang. guru jaman now perlu mengenali siswa
Melakukannya pun tidak terlalu sulit, secara individu, termasuk keluarganya
karena dunia sudah saling terhubung, dan cara mereka belajar (mengenalnya
sehingga tidak ada alasan untuk tidak secara utuh, termasuk kendala-kendala
berkolaborasi dengan yang lain. yang dialaminya baik secara pribadi
3) Kreatif dan Mengambil Risiko Kreativitas maupun di dalam keluarganya).
adalah salah satu skill yang diperlukan Hal ini mengindikasikan bahwa
pada Top 10 Skill 2020, kreativitas akan pembelajaran berbasis teknologi (ICT) atau
menghasilkan sebuah struktur, elearning tidak lagi sekedar wacana atau
pendekatan atau metode untuk sebatas visi, melainkan sudah harus menjadi
menyelesaikan masalah dan menjawab aksi nyata pada semua jenjang pendidikan
kebutuhan. Guru perlu memodelkan mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan
kreativitas ini dan berupaya lebih cerdas tinggi. Yang menjadi persoalan ialah
bagaimana kreativitas ini diintegrasikan rendahnya kuantitas lembaga pendidikan yang
ke dalam tugas-tugas kesehariannya. menyelenggarakan proses pembelajaran
Para pendidik juga tidak perlu terlalu takut berbasis teknologi informasi dan komputer.
salah, namun selalu siap menghadapi Sekolah-sekolah kita utamanya di
risiko yang muncul. Kesalahan adalah daerahdaerah masih sangat sulit keluar dari
langkah awal dalam belajar, dan tidak pola-pola pembelajaran konvensional.
perlu menjadi faktor penghambat untuk Memang bukan juga tanpa alasan, di
terus maju, kesalahan adalah untuk antaranya menyangkut sumber daya manusia
diperbaiki. dan infrastruktur pendidikan yang terbatas.
4) Memiliki selera Humor yang Baik Guru Keadaan ini, pada akhirnya sudah tidak bisa
yang humoris biasanya guru yang paling dipertahankan, sistem serta model pendidikan
sering diingat oleh murid. Tertawa dan pun harus ditransformasi melalui pemanfaatan
humor dapat menjadi skill penting untuk teknologi pendidikan, perluasan proses
membantu dalam membangun hubungan pembelajaran yang melampaui batas-batas
dan relaksasi dalam kehidupan. Ini akan ruang kelas dengan cara memperbanyak
mengurangi stress dan rasa frustasi, interaksi siswa dengan lingkungan sekitarnya.
sekaligus memberikan kesempatan Dan, ini hanya bisa diwujudkan bila terjadi
kepada orang lain untuk melihat pergeseran pola pikir dan pola tindak dalam
kehidupan dari sisi lain. berbagai konteks penyelenggaraan
5) Mengajar secara Utuh (Holistik) Dalam pendidikan dan pembelajaran.
berbagai teori belajar dan pembelajaran Untuk menghadapi pembelajaran di
kita mengenal pembelajaran individual abad 21, setiap orang harus memiliki
dan kelompok. Dan, akhir-akhir ini, gaya keterampilan berpikir kritis, pengetahuan dan
belajar dan pembelajaran yang bersifat kemampuan literasi digital, literasi informasi,
individu, semakin meningkat. Karena itu, literasi media dan menguasai teknologi
informasi dan komunikasi, termasuk di yang mereka rasa perlu. Siswa akan belajar
dalamnya para pendidik (guru/dosen). dengan perangkat, program dan teknik yang
Pemanfaatan berbagai aktifitas pembelajaran berbeda berdasarkan preferensi mereka
yang mendukung Industri 5.0 dan disrupsi sendiri. Pada tataran ini, sekolah dan guru
inovasi teknologi merupakan keharusan sudah harus terbuka dengan konsep flipped
dengan model resource sharing dengan clasroom dan siswa membawa alat belajar
siapapun dan dimanapun, pembelajaran kelas sendiri (bring your own device/BYOD).
dan lab dengan augmented dengan bahan Keterlibatan masyarakat (orangtua) dalam
virtual, bersifat interaktif, menantang, serta konteks BYOD ini akan mengisi kekurangan
pembelajaran yang kaya isi bukan sekedar sekolah (lembaga pendidikan) dalam hal
lengkap. penyediaan infrastruktur ICT di dunia
Salah satu perkembangan tekonologi pendidikan.
di bidang pendidikan saat ini adalah teknologi Pergeseran paradigma dan pola
augmented dan virtual reality (AR/VR), telah tindakan dalam berbagai konteks
mulai diadopsi sebagai media pembelajaran di penyelenggaraan pendidikan dan
ruang kelas dan juga alat bantu penelitian di pembelajaran adalah sebuah keniscayaan.
laboratorium. Teknologi AR/VR ini dapat Konsekuensi logis dari inovasi teknologi yang
digunakan untuk menunjang pendidikan serta terus berkembang ini menuntut adanya
meningkatkan efektivitas belajar siswa. modifikasi konsep pengelolaan kelas dan
Misalnya dalam proses belajar matematika metode pembelajaran, agar sesuai harapan,
yang berkaitan dengan topik pembahasan gaya belajar dan minat peserta didik. Saat ini,
geometri, materi belajar biologi dengan topik penerapan blended learning dalam
sistem penencernaan manusia, proses pembelajaran telah menjadi strategi
pembelahan sel, kegiatan belajar pembelajaran yang disukai untuk semua
(eksperimen) menirukan berbagai objek yang tingkatan kelas. Dan, semakin populer karena
ada di sekitar, dan untuk pembelajaran lain secara efektif menggabungkan manfaat
yang kompleks dan sulit untuk dilakukan pengajaran tradisional dengan pembelajaran
secara nyata. Media pembelajaran yang daring.
menggunakan teknologi ini dapat dengan Baru-baru ini sebuah penelitian yang
mudah meningkatkan pemahaman siswa dilakukan oleh Jennifer Rogers (Associate
karena objek 3D, teks, gambar, video, audio Professor) dari Universitas Iowa (AS),
dapat ditampilkan kepada siswa secara nyata. menemukan bukti bahwa proses
Seiring dengan semakin meningkatnya pembelajaran yang menerapkan blended
kebutuhan siswa terhadap pengalaman learning lebih efektif daripada kuliah (tatap
belajar individual, di sini siswa memiliki pilihan muka) di kelas dan/atau pembelajaran online
dalam menentukan bagaimana mereka saja. Roger menjelaskan bahwa … more than
belajar. Siswa berpotensi akan memodifikasi 95% of students enrolled in the blended
sendiri proses belajar mereka dengan alat course section earned a grade of C- or more
harus belajar cara berkolaborasi dengan siswa saat ini dapat melakukan banyak
orang lain. Masyarakat saat ini memiliki hal. Komunitas sekolah tidak lagi hanya
orang-orang yang berkolaborasi di mencakup area yang terletak di
seluruh dunia. Bagaimana siswa dapat lingkungan sekolah, tetapi menjangkau
diharapkan untuk bekerja dengan seluruh dan menyelimuti dunia.
orangorang dari budaya lain, dengan nilai- Pendidikan perlu membantu siswa
nilai yang berbeda dari mereka sendiri, mengambil bagian dalam komunitas
jika mereka tidak dapat bekerja dengan global ini dan menemukan cara agar yang
orangorang yang mereka lihat setiap hari berdampak lebih dari sekadar lingkungan
di kelas mereka? Sekolah juga harus mereka berada. Ini tidak berarti bahwa
berkolaborasi dengan lembaga mereka tidak perlu belajar nilai membantu
pendidikan lain di seluruh dunia untuk orang lain di sekitar mereka dan
berbagi informasi dan belajar tentang melindungi lingkungan terdekat mereka,
berbagai praktik atau metode yang telah tetapi mereka juga harus belajar tentang
dikembangkan. Mereka harus bersedia bagaimana mereka dapat membantu dan
mengubah metode pengajaran mereka melindungi dunia yang jauh dari mereka.
mengingat kemajuan baru. Untuk mempersiapkan siswa menjadi
3. Meaningful Learning Berpusat pada warga negara yang bertanggung jawab,
siswa tidak berarti bahwa guru sekolah perlu mendidik siswa menjadi
menyerahkan semua kendali atas kelas. warga negara yang bertanggung jawab.
Sementara siswa didorong untuk belajar Melalui kegiatan komunitas sekolah,
sesuai dengan gaya belajarnya, guru siswa didorong untuk mengambil bagian
masih memberikan bimbingan mengenai dalam kegiatan atau proyek tersebut, dan
keterampilan yang perlu diperoleh. Guru sesekali membantu masyarakat di sekitar
dapat membuat poin penting untuk mereka dengan kegiatan sosial yang
membantu siswa memahami bagaimana beragam.
keterampilan yang mereka bangun dapat Mendasari pendapat Fisk (2017),
diterapkan dalam kehidupan mereka. tentangtren pendidikan 5.0, salah satunya
Siswa akan jauh lebih termotivasi untuk adalah hadirnya kegiatan belajar pada waktu
mempelajari sesuatu yang dapat mereka dan tempat yang berbeda, yang didukung oleh
lihat manfaat dan nilainya. Guru perlu teknologi pembelajaran daring (online).
mengajar dan melatih siswa keterampilan Beberapa cara sederhana berikut dapat
yang berguna dalam situasi apa pun. diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran
Pelajaran tidak memiliki makna dan tujuan campuran (blending learning), antara lain:
jika tidak berdampak pada kehidupan 1. Flipped Classroom Flipped classroom
siswa di luar sekolah. adalah model pembelajaran yang
4. Sekolah terintegrasi dengan Masyarakat “membalik” metode tradisional, di mana
Dengan kekuatan teknologi dan internet, biasanya materi diberikan di kelas dan