You are on page 1of 9

PSIKOPEDAGOGIA ©2014 Universitas Ahmad Dahlan

2014. Vol. 3, No.1 ISSN: 2301-6167

Studi Kasus Tentang Gaya Hidup Hedonisme Mahasiswa Bimbingan


dan Konseling Universitas Ahmad Dahlan

Novita Trimartati
SMA Negeri 1 Playen
Jl. Playen-Paliyan, Plembutan, Playen, Gunung Kidul
Email: novita_trimartati@ymail.com

This study aims to determine the cause of the lifestyle of hedonism student guidance and counseling class of
2011 at the Ahmad Dahlan University Yogyakarta. This research was conducted using qualitative research
case study, which explores in more depth about the problems associated with the lifestyle of hedonism
student guidance and counseling class of 2011 at the Ahmad Dahlan University Yogyakarta. A researcher
using purposive sampling for the subjects to be studied attention to their special characteristics or properties
owned. Researchers get 3 men and 2 women who were subjects in this study. Results of the research have
shown that students hedonistic lifestyle guidance and counseling class of 2011 was motivated by external
factors, namely family and friends association. Disharmony in the family and lack of attention, affection,
regulations both within families and communities create pressure within the individual, and the persuasion of
friends, making its difficult escape from the snare lifestyle of hedonism. Research results helpful in providing
information for parents who have a child as a student of the hedonistic lifestyle of students, besides the results
of research can help parents prevent behavior for a lifestyle of hedonism.

Keywords: hedonism, case study, qualitative research

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang penyebab gaya hidup hedonisme mahasiswa bimbingan
dan konseling angkatan 2011 di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan penelitian kualitatif studi kasus, yang mengupas secara lebih mendalam tentang permasalahan
yang terkait dengan gaya hidup hedonisme mahasiswa bimbingan dan konseling angkatan 2011 di Universitas
Ahmad Dahlan Yogyakarta. Peneliti menggunakan purposive sampling karena subyek yang akan diteliti
memperhatikan adanya karakteristik tertentu atau sifat khusus yang dimiliki. Peneliti mendapatkan 3 orang
laki-laki dan 2 orang perempuan yang dijadikan subyek dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa gaya hidup hedonisme mahasiswa bimbingan dan konseling angkatan 2011
dilatarbelakangi oleh faktor eksternal yaitu keluarga dan teman pergaulan. Ketidakharmonisan di dalam
keluarga dan kurangnya perhatian, kasih sayang, peraturan baik di dalam keluarga maupun masyarakat yang
membuat tekanan dalam diri individu, serta bujukan teman, sehingga sulit terlepas dari jerat gaya hidup
hedonisme. Hasil penelitian bermanfaat dalam memberikan informasi bagi orangtua yang memiliki anak
sebagai mahasiswa mengenai gaya hidup hedonisme mahasiswa, selain itu hasil penelitian dapat membantu
orangtua dalam mencegah perilaku anak untuk bergaya hidup hedonisme.

Kata kunci: hedonisme, studi kasus, penelitian kualitatif

Pendahuluan Pengaruh globalisasi berimbas kepada


pemenuhan kebutuhan gaya hidup anak zaman
Kepribadian individu berpengaruh terhadap sekarang. Menurut Adler (2005: 97) bahwa gaya
kualitas hidup seseorang. Kepribadian tersebut hidup merupakan cara yang unik dari setiap orang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan semisal dalam berjuang mencapai tujuan khusus yang
lingkungan tempat tinggal, lingkungan kampus, telah ditentukan orang itu dalam kehidupan
maupun lingkungan di dalam masyarakat. tertentu dimana seorang individu berada. Perilaku
Kepribadian seseorang juga dapat disebabkan gaya hidup hedonisme yang tampak di kalangan
oleh perkembangan teknologi yang semakin pesat mahasiswa saat ini, disamping adanya perubahan
sehingga menimbulkan dampak globalisasi dari kehidupan masyarakat modern, diyakini pula
informasi, mode, serta menjamurnya berbagai adanya perubahan pada proses perkembangan
macam perangkat media massa dan elektronik, individu. Hal ini ditandai dengan keinginan untuk
seperti televisi, internet, dan alat-alat komunikasi mandiri dan mencari konsep diri.
yang mengakibatkan perubahan serta pola atau Gaya hidup hedonisme menimbulkan
gaya hidup masyarakat. kecenderungan munculnya tingkah laku individu
melalui interaksi sosial antara individu satu

20
21
TRIMARTATI

dengan individu lain, guna memperoleh menjadi salah satu faktor yang paling
kesenangan dan kebebasan untuk mencapai bertanggung jawab dalam mengontrol pola
kenikmatan hidup. Budaya hedonisme ini tidak perilaku mahasiswa. Setiap orangtua tentunya
hanya dapat merusak generasi penerus bangsa, menginginkan dan mendambakan hasil yang
namun juga dapat mengakibatkan dampak yang terbaik dari seorang anak, terkadang kebebasan
buruk bagi perkembangan dunia pendidikan serta yang diberikan orang tua disalahartikan oleh
bagi kehidupan bangsa Indonesia. Melihat hal sebagian individu. Sikap yang terpuji dari
tersebut maka perlu ada antisipasi baik dari orangtua bukanlah dengan memanjakan dan
pemerintah maupun bagi mahasiswa. memenuhi setiap permintaan uang tanpa melihat
Pengaruh gaya hidup hedonisme begitu nyata kepentingan yang bermanfaat ataupun tidak
di kalangan masyarakat terutama pada bermanfaat.
mahasiswa. Mahasiswa merupakan generasi Sebagai orang tua, sebaiknya selalu
penerus bangsa yang masih mengalami krisis memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh
identitas dalam mencari jati diri, mahasiswa akan mahasiswa, selain itu juga perlunya kontrol
mulai mengenali diri mereka melalui lingkungan terhadap mahasiswa supaya tidak
sekitar. Mahasiswa sangat antusias dengan hal-hal menyalahartikan kebebasan yang diberikan oleh
baru, gaya hidup hedonisme ini dianggap orang tua. Meskipun kontrol orang tua secara
menarik, mengingat gaya hidup hedonisme ini umum sangat menurun, namun pengaruh peranan
memiliki daya tarik yang besar terhadap orang tua dalam mendidik dan membimbing
kehidupan mahasiswa. sangatlah besar dalam kehidupan putra dan putri
Mahasiswa bimbingan dan konseling mereka, agar terhindar dari perilaku merusak diri.
merupakan calon pendidik yang memiliki tugas Pada titik inilah orangtua yang mendukung dan
serta tanggung jawab besar dikemudian hari mendorong komunikasi positif, rasional, dan
untuk mendidik generasi penerus bangsa, namun interaktif sebelum menerapkan disiplin moral
tidak menutup kemungkinan bahwa mahasiswa yang tegas dan konsisten.
bimbingan dan konseling menganut paham gaya Berangkat dari fenomena-fenomena yang ada,
hidup hedonisme yang dapat berpengaruh mendorong peneliti untuk mengetahui lebih
terhadap tanggungjawabnya di kemudian hari. mendalam berkaitan dengan penelitian “Studi
Meski tidak keseluruhan mahasiswa bimbingan Kasus Tentang Gaya Hidup Hedonisme
dan konseling menganut paham tersebut namun Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan
ada beberapa diantara mahasiswa bimbingan dan 2011 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta”
konseling yang sulit untuk melepaskan jerat gaya untuk mengatasi segala persoalan di kalangan
hidup hedonisme. Semua orang sebenarnya masyarakat maupun lingkup pergaulan
memiliki gaya hidup hedonisme, yang mahasiswa khususnya mahasiswa bimbingan dan
membedakannya adalah tingkatanya, hedonis konseling angkatan 2011. Dengan demikian,
sedang dan hedonis berat yang sudah diharapkan mahasiswa akan memberikan
menganggap bahwa kesenangan adalah tujuan pengaruh positif untuk melakukan suatu
hidupnya. Masalah inilah yang banyak meracuni perubahan yang bermanfaat untuk masa depan.
mahasiswa sekarang ini, gaya hidup hedonisme Penelitian ini dispesifikkan pada tingkatan gaya
yang menganggap kepuasan materi menjadi hidup hedonisme dalam kehidupan mahasiswa.
tujuan utamanya.
Banyak dari mahasiswa yang masih Kajian Literatur
bergantung kepada orang tua, tentu ketika ada
keinginan yang tidak terpenuhi akan merasa Gaya Hidup Hedonisme
terancam dengan tuntutan dan perubahan gaya Amstrong (2003 : 15) mengatakan bahwa
hidup yang selalu berubah mengikuti gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang
perkembangan zaman, merasa takut gagal, aktivitasnya untuk mencari kesenangan hidup,
gelisah, dan tertekan takut akan di cap orang yang seperti lebih banyak menghabiskan waktu diluar
ketinggalan zaman apabila tidak mengikuti trend rumah, lebih banyak bermain, senang pada
masa kini apabila terus-menerus dibiarkan dapat keramaian kota, senang membeli barang mahal
menyebabkan tekanan. Dalam hal ini orang tua yang disenanginya, serta selalu ingin menjadi
22
GAYA HIDUP HEDONISME

pusat perhatian. Gaya hidup antara individu satu terhadap artis dan ingin menirukan penampilan
dengan yang lainnya akan berbeda. Gaya hidup artis tersebut dan bergaya hidup hedonisme.
menunjukkan bagaimana seseorang mengatur Kepribadian adalah karakteristik psikologis
kehidupan pribadinya, kehidupan masyarakat, yang merupakan perbedaan antara individu satu
perilku di depan umum, dan upaya membedakan dengan yang lain. Kepribadian seseorang akan
statusnya dari orang lain melalui lambang- mempengaruhi perilakunya, jika seseorang
lambang sosial. memandang gaya hidup hedonisme sesuai dengan
Gaya hidup berkaitan erat dengan kepribadian maka individu akan mengikuti gaya
perkembangan zaman dan teknologi. Semakin hidup hedonisme. Motif, perilaku seseorang
bertambahnya zaman semakin canggih teknologi, muncul karena adanya motif. Kebutuhan untuk
maka semakin berkembang pula penerapan gaya dapat merasakan dan kebutuhan terhadap sesuatu
hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. yang simple merupakan beberapa contoh tentang
Aspek-Aspek gaya hidup hedonisme antara lain: motif. Dengan demikian individu yang mengikuti
1. Kegiatan (Activities) gaya hidup hedonisme termotivasi agar kebutuhan
Tindakan nyata seperti banyak menghabiskan akan penghargaan dirinya terpenuhi. Kontrol Diri,
waktu diluar rumah, lebih banyak membeli kontrol diri merupakan cara seseorang untuk
barang-barang yang kurang diperlukan, pergi ke mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan
pusat perbelanjaan dan kafe. Walaupun tindakan dari dalam dirinya. Seseorang yang memiliki
ini dapat dipahami, tetapi kegiatan ini tidak dapat control diri yang tinggi cenderung untuk tidak
diukur secara langsung. mengikuti rangsangan-rangsangan dari luar,
2. Minat (Interest) dalam hal ini berperilaku gaya hidup hedonisme.
Seperti hal dalam fashion, makanan, benda- Namun sebaliknya seseorang yang memiliki
benda mewah, tempat kumpul, dan selalu ingin kontrol diri yang rendah cenderung mudah untuk
jadi pusat perhatian. mengikuti gaya hidup hedonisme.
3. Opini (Opinion) Secara eksternal individu yang hedonis akan
Adalah “jawaban” lisan atau tertulis yang mengarahkan aktivitasnya pada kesenangan, serta
diberiakan sebagi respon terhadap situasi stimulis memilih kelompok sosial menengah ke atas
dimana semacam “pertanyaan” diajukan. Opini (bermewah-mewahan, borjuis). Gaya hidup
digunakan untuk mendeskripsikan pemikiran, hedonisme yang berasal dari faktor eksternal
harapan, dan evaluasi dalam perilaku. yaitu muncul dari luar diri individu yang
Menurut Kotler (1993) secara garis besar dipengaruhi oleh kelompok referensi. Kelompok
faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup referensi kelompok yang memberikan pengaruh
hedonisme seseorang dibedakan menjadi dua secara langsung ataupun tidak langsung terhadap
faktor yang berasal dari dalam diri individu perilaku dan sikap seorang individu. Pada
(internal) dan dari luar diri individu (eksternal). kelompok referensi, terdapat lima cara yang
Faktor Internal adalah faktor yang muncul dari digunakan oleh kelompok referensi untuk
dalam diri individu yang didasarkan pada mempengaruhi pilihan dan perilaku individu,
keyakinan diri sendiri untuk bergaya hidup sesuai yaitu pengaruh utilitarian (normatif), nilai
dengan keinginananya. Adapun faktor internal ekspresif, informasi, keluarga, dan kelas sosial.
antara lain sikap terhadap gaya hidup hedonisme, Pengaruh utilitarian (normatif) merupakan
seseorang mengganggap bahwa sikap yang harus pengaruh kelompok acuan dapat diekspresikan
ditunjukkan adalah mewah, megah, dan suka melalui tekanan untuk patuh pada norma
menjadi pusat perhatian orang lain. kelompok atau mengacu pada pengaruh normatif.
Pengamatan dan pengalaman, seseorang Pergaulan teman sebaya (peer group) sangat
melakukan pengamatan terhadap orang lain yang mempengaruhi seseorang untuk mengikuti gaya
dianggap berkompeten dalam dirinya untuk hidup kelompoknya, jika kelompoknya mengikuti
tampil lebih baik. Dari pengamatan tersebut gaya hidup hedonisme maka individu yang berada
direalisasikan dari pengalaman yang telah dalam kelompok tersebut akan cenderung untuk
dilaluinya sehingga seseorang ingin bertingkah mengikuti gaya hidup hedonis supaya tetap
laku sama dengan apa yang diamati dan dari diterima dalam kelompoknya tersebut. Hal ini
pengalamannya tersebut. Misalnya kagum karena intensitas pertemuan dan perkembangan
23
TRIMARTATI

sosial pada individu lebih banyak melibatkan diri sendiri (eksternal) yang dapat mempengaruhi
teman sebaya (peer group) dibandingkan dengan individu dalam bersikap, dengan demikian akan
orang tua. membentuk ragam kehidupan yang diciptakan
Nilai ekspresif pada individu merupakan suatu untuk diri sendiri.
kebutuhan untuk memiliki hubungan psikologis Kecenderungan gaya hidup hedonisme
dengan suatu kelompok. Kebutuhan dalam hal ini munculnya tingkah laku individu melalui
mengidentifikasikan tentang penerimaan norma, interaksi sosial seseorang yang berkaitan dengan
nilai, atau perilaku pada suatu komunitas atau penggunaan waktunya, keadaan yang dianggap
kelompok, sehingga individu memberikan penting, serta pemikiran tentang dirinya yang
respons yang sesuai dengan nilai, dan norma. bertujuan untuk mendapatkan kenikmatan atau
Tujuan dari nilai ekspresif ini untuk menaikkan kegembiraan dengan mengabaikan norma.
citra diri sendiri dimata orang lain. Kecenderungan gaya hidup hedonis diukur
Informasi dapat dipengaruhi oleh dengan skala kecenderungan gaya hidup hedonis
perkembangan teknologi. Pengaruh teknologi saat dari aspek-aspek gaya hidup yang digabungkan
ini sudah mulai merambah dari kalangan dewasa dengan karakteristik hedonisme. Karakteristik
hingga anak-anak. Teknologi informasi telah dari individu yang memiliki gaya hidup
banyak merubah gaya hidup kearah yang modern hedonisme menurut Susanto (2001: 33) yaitu
karena bukan sekedar memenuhi kebutuhan hidup ditunjukkan dengan lebih senang mengisi waktu
melainkan keinginan untuk mencapai kepuasan. luang di tempat yang santai seperti cafe.
Individu cenderung mengikuti gaya Bersenang-senang di cafe tidak selalu identik
hiduphedonisme karena teknologi informasi yang dengan minum-minuman beralkohol tetapi lebih
semakin canggih baik dari media cetak, media pada menghabiskan waktu luang atau bersantai
massa, media online yang mudah diterima oleh namun dapat sekaligus menunjukkan simbol
individu menirukan gaya hidup orang lain yang status.
mengarah kepada gaya hidup hedonisme. Dalam perkembangan, setiap individu
Keluarga, peran orang tua dalam keluarga mempunyai gaya hidup hedonisme yang berbeda-
sangat penting karena sikap dan perilaku beda. Setiap mahasiswa memiliki karakteristik
seseorang dipengaruhi oleh faktor keluarga. tersendiri dalam menuangkan kegemaran bergaya
Apabila dalam keluarga menganut gaya hidup hidup hedonisme. Beberapa karakteristik gaya
hedonisme, maka secara tidak sadar akan hidup hedonisme menurut Rahardjo dan Silalahi
membentuk sikap hedonis dalam diri anggota (2007: 34) yaitu pada umumnya hidup dan tinggal
keluarga. Hal ini dikarenakan pola asuh keluarga di kota besar, dimana hal ini tentu saja berkaitan
yang membentuk kebiasaan anak yang secara dengan kesempatan akses informasi, secara jelas
logika merupakan pola hidupnya. akan mempengaruhi gaya hidup, berasal dari
Kelas s osial, di dalam masyarakat banyak kalangan berada dan memiliki banyak uang
ditemukan komunitas-komunitas dikalangan karena banyaknya materi yang dibutuhkan
individu khususnya mahasiswa. Komunitas sebagai penunjang gaya hidup, mengikuti
tersebut didasarkan pada tingkatan yang berbeda- perkembangan fashion di majalah-majalah mode
beda sesuai dengan kelas sosialnya, dalam hal ini agar dapat mengetahui perkembangan mode
kelompok sosial relatif homogen dan bertahan terakhir yang gampang diikuti, umumnya
lama dalam masyarakat yang tersususn urutan memiliki penampilan yang modis, trendy dan
jenjang. Para anggota dalam setiap jenjang sangat memperhatikan penampilan.
tersebut memiliki minat dan tingkah laku yang Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik
sama. Dalam kelas sosial yang menganut paham kesimpulan bahwa karakteristik gaya hidup
hedonisme maka seseorang dalam komunitas hedonisme dapat dilihat dari berbagai aspek dan
tersebut secara tidak sadar akan mengikuti gaya criteria yang ada yaitu suka mencari perhatian,
hidup hedonisme. cenderung impulsif, kurang rasional, cenderung
Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat follower, mudah dipengaruhi teman, senang
disimpulkan bahwa gaya hidup hedonisme mengisi waktu luang di luar rumah, kos maupun
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari kontrakan. Peneliti menggunakan karakteristik
dalam diri individu (internal) dan faktor dari luar
24
GAYA HIDUP HEDONISME

tersebut karena dianggap sesuai dengan 3. Memanfaatkan Kekayaan Menjadi Lebih


karakteristik mahasiswa yang ingin diteliti. Berkualitas
Amrin Ra’uf (2005: 31) mengatakan bahwa Manusia yang dikuasai oleh harta
setiap individu memiliki cara tersendiri untuk kekayaannya akan mengikuti segala sesuatu yang
mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan menjadi kecenderungan harta kekayaannya, yakni
terburuk yang bisa mengancam dirinya terperosok mendorong dirinya untuk bergaya hidup
pada ruang hedonism”. Cara mengantisipasi gaya hedonisme. Menurut Afan Hardiansyah melalui
hidup hedonisme: Amrin Ra’uf (2009: 35) mengatakan bahwa
1. Membangun Kesadaran yang Baik “orang memiliki kekayaan yang banyak
Setiap individu semestinya memang harus hendaklah bisa mengatur kekayaannya dengan
membangun kesadaran yang terbaik dalam cara yang baik, hendaklah mampu mengarahkan
kehidupannya sehingga ruang kehidupannya bisa harta kekayaannya itu pada jalan yang lebih tepat
lebih baik. Hidup dalam lingkungan masyarakat sehingga kekayaan itu tidak membuat sebuah
yang hedonism maka seseorang harus mampu malapetaka dalam kehidupannya”. Tidak semua
berupaya agar tidak terpengaruh oleh mereka orang mampu mengatur harta kekayaan menjadi
yang ada dalam kumpulan suasana orang-orang lebih baik dan berkualitas, terkecuali mereka yang
penganut hedonisme, sebab bersikap hedonisme mampu menguasai harta kekayaan itu dengan
akan membuat hilangnya identitas diri sendiri sebaik-baiknya.
yang mandiri dan memiliki akal sehat untuk 4. Berproses dalam Kehidupan
membedakan baik dan buruk, yang harus Nuruddin Suryadi melalui Amrin Ra’uf (2005:
dilakukan dan tidak dilakukan. Membangun 37) mengatakan bahwa “setiap manusia
kesadaran dalam diri sendiri tidaklah sederhana membutuhkan proses yang panjang untuk
dan membutuhkan sebuah perenungan yang lebih menciptakan jalan hidup yang lebih baik dan
mendalam. Membangun kesadaran diri dapat lebih nyaman termasuk diantaranya adalah
dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya mencoba untuk memanfaatkan kekayaannya pada
mengemukakan segala dampak kehidupan sesuatu yang lebih bermanfaat”. Memilih langkah
hedonisme dan glamour, memberikan contoh dan cara yang tepat untuk menjadikan nilai
kepada orang yang telah gagal menjalani kehidupan lebih bermanfaat dan lebih bermakna
kehidupan karena hedonisme, mengajak orang untuk menjadi manusia yang berkualitas.
lain untuk segera membangun langkah-langkah Menjadikan sebuah proses sebagai sebuah
yang tepat dalam kehidupannya. Langkah- pengalaman dan guru yang paling berharga dalam
langkah yang dilakukan dalam kehidupan akan mencari nilai-nilai kehidupan untuk menjadi lebih
membuat kenyataan seseorang lebih tertata dan baik di masa depan.
berupaya terus menerus membangun kesadaran Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
yang terbaik untuk menghindari kehidupan disimpulkan bahwa gaya hidup hedonisme dapat
hedonisme yang dapat membahayakan bagi dicegah dengan adanya membangun kesadaran
kehidupan. diri sendiri, menahan sikap hedonisme,
2. Menahan Keinginan untuk Bersikap menggunakan kekayaan lebih bermanfaat dan
Hedonisme sebagai proses dalam kehidupan agar lebih
Dolai G. Bramovic (dalam Shoppingsaurus terarah dan terhindar dari dampak gaya hidup
2009: 33) mengatakan bahwa hal yang paling hedonisme yang dapat merugikan diri sendiri
sulit dalam kehidupan seseorang adalah maupun orang lain.
mengekang segala sesuatu yang kurang baik Dalam perkembangannya gaya hidup
untuk dirinya sendiri. Mencari sesuatu yang baik hedonisme dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik
untuk dapat dilakukan dalam kehidupan berasal dari dalam diri individu (intern) maupun
seseorang sehingga ruang kehidupannya menjadi dari luar diri individu (ekstern). Amrin Ra’uf
salah satu yang luar biasa dan tidak monoton. (2009: 40) mengatakan bahwa untuk mengatasi
Individu harus mampu menahan keinginannya gaya hidup hedonisme tersebut ada beberapa cara
untuk bersikap hedonisme agar dapat yaitu memberikan pembelanjaran agama yang
mengendalikan dirinya dengan sebaik-baiknya. dilakukan sejak dini, seperti pendidikan ibadah,
pembinaan akhlak dan rutinitas ibadah, perlunya
25
TRIMARTATI

kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam Tabel 1


bergaul, berteman, dalam segala aspek yang ada. Profil Subyek yang Terlibat Gaya Hidup
Ada pengawasan dari orang tua yang tidak Hedonisme
mengekang dan memberikan kepercayaan, No. Ket I II III IV V
pengawasan yang perlu dan intensif terhadap 1. Nama AR RN MH RG NA
media komunikasi seperti televisi, internet, radio, 2. JK L L P L P
handphone, dan jejaring sosial, sebagai seorang 3. Usia 20thn 19thn 20thn 19thn 20thn
teman, bersedia menjadi tempat curhat (curahan 4. Alam Jawa Suma Jawa Slem Jawa
at Teng tra Teng an Barat
hati) yang nyaman, sehingga dapat membimbing
ah ah
mahasiswa ketika sedang menghadapi masalah.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat AR merupakan anak kedua dari empat
disimpulkan bahwa gaya hidup hedonism dapat bersaudara, AR tinggal di salah satu kota di Jawa
diatasi dengan pondasi agama, melalui peran Tengah. AR saat ini berusia dua puluh tahun,
orang tua, pemberian pengawasan yang tidak dengan tinggi badan kurang lebih 170 cm, rambut
berlebihan dan perlu menjalin pertemanan yang pendek hitam, dan berkulit sawo matang. Ketika
baik dengan orang lain, sebagai salah satu upaya dilakukan wawancara AR dalam kondisi baik,
guna melepaskan diri dari jerat gaya hidup terlihat santai dalam menjawab setiap pertanyaan
hedonisme. yang diajukan.
AR tertarik dengan gaya hidup hedonisme
Metode Penelitian yang menurutnya sesuai dengan keadaan orangtua
yang mampu untuk mencukupi kebutuhan
Pendekatan dalam penelitian ini adalah materinya. AR merasa dengan menggenakan
kualitatif dengan jenis studi kasus. Instrumen barang-barang yang branded membuatnya lebih
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu percaya diri sehingga AR tidak ketinggalan trend
pedoman wawancara dan pedoman observasi, yang ada. Uang perbulan yang diberikan orangtua
dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang tergolong banyak berkisar antara
sudah ditentukan. Aspek-aspek yang diteliti Rp 1.500.000,00, namun AR mengaku jika uang
merupakan faktor-faktor yang dapat tersebut habis sebelum sebulan maka AR akan
menimbulkan perilaku gaya hidup hedonisme meminta untuk ditransfer kembali.
terhadap mahasiswa bimbingan dan konseling AR mengaku bergaya hidup hedonisme tidak
angkatan 2011 Universitas Ahmad Dahlan ada yang berkesan namun dengan bergaya
Yogyakarta, antara lain : 1) faktor internal yaitu hedonisme membuat AR terlepas dari beban
faktor pembentuk gaya hidup hedonisme dari permasalahan yang dihadapi karena dapat
dalam diri individu, 2) faktor eksternal yaitu menjadi alternatif menghilangkan kejenuhan.
faktor yang berasal dari luar diri individu Dulunya AR bukan orang yang hedonisme namun
(keluarga, teman). Objek penelitian yaitu tiga karena pengaruh teman membuat AR menirukan
mahasiswa laki-laki dan dua mahasiswa gaya hidup hedonisme.
perempuan yang diambil dengan teknik purposive Tempat kos AR juga terbilang mahal
sampling. pertahunnya empat juta dengan fasilitas kamar
mandi dalam, dengan disediakan kasur dan meja
Hasil Penelitian dan Pembahasan kecil, selain itu AR tidak perlu membayar untuk
air dan listrik melainkan membayar lagi apabila
Hasil penelitian diperoleh melalui observasi membawa tambahan alat elektronik. AR
dan wawancara. Data yang diperoleh dalam menggunakan tiga alat komunikasi yaitu
penelitian ini bersumber dari informan yang handphone yang bermerk semua dan tentu saja
berjumlah lima orang. Informan tersebut adalah tidaklah murah. Merasa kurang mendapatkan
mahasiswa dan mahasiswi bimbingan dan perhatian dari orangtua merupakan faktor
konseling angkatan 2011 yang sedang menimba eksternal yang membuat AR melampiaskan
ilmu di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. kepada gaya hidup hedonisme.
Adapun profil objek penelitian dapat dilihat pada
Tabel 1.
26
GAYA HIDUP HEDONISME

Analisis data AR, AR merasa bahwa keadaan yang tidak pernah diberikan kepada anak
orang tuanya mampu untuk memberikan membuat RN merasa bebas bergaya hedonisme,
kebutuhan materi, AR lebih merasa percaya diri RN berasal dari keluarga yang terbilang mampu
dengan barang-barang branded yang dikenakan dalam hal finansial, dan orang tua yang tidak
maupun yang telah dibelinya, AR tertarik bergaya menuntut terhadap anak.
hidup hedonisme karena adanya dorongan dalam MH anak pertama atau biasa disebut dengan
dirinya untuk merasa bebas, kurang mendapatkan anak sulung, dari tiga bersaudara. MH tinggal di
perhatian dari orang tua mengakibatkan AR tidak salah satu kota di Jawa Tengah. MH baru berusia
merasa bahagia, dan memutuskan untuk 20 tahun, memiliki tinggi badan kurang lebih
hedonisme sebagai upaya melepaskan rasa penat, 155cm, dengan warna kulit kuning langsat. MH
AR merasa dengan bergaya hidup hedonisme tidak ada keluhan saat diwawancarai, terlihat agak
membuat dirinya senang dan dapat melupakan gugup terbukti saat menggerak-gerakan kakinya.
segala masalah yang sedang dihadapi. Keluarga MH adalah keluarga yang kurang
RN merupakan anak kedua dari tiga harmonis, orang tua MH sering bertengkar dan
bersaudara, RN berasal dari Sumatra. Saat ini usia MH sendiri mempunyai adik-adik yang masih
RN sudah sembilan belas tahun, memiliki tinggi kecil. Kurang harmonis dalam keluarga
badan kurang lebih setara dengan laki-laki pada mengakibatkan perhatian serta kasih sayang
umumnya 170 cm, dengan kulit sawo matang, orangtua berkurang. Orangtua MH memberikan
potongan rambut gaul. Ketika wawancara uang saku setiap bulan dengan nominal sebesar
dilakukan RN dalam kondisi sehat dan terlihat Rp 1.500.000,00. Kurang harmonis dalam
tenang. keluarga membuat MH bergaya hidup hedonisme
Awalnya RN mulai tertarik untuk gaya hidup karena beranggapan dapat menenangkan pikiran.
hedonisme karena melihat teman. Gaya hidup Meski demikian MH masih merasa khawatir
hedonisme ini dilakukan hingga sekarang. Bagi apabila orangtua sampai mengetahui bahwa MH
RN gaya hidup hedonisme ini sudah hal yang senang menghambur-hamburkan uang untuk
biasa dan menjadi bagian yang menyenangkan. kepentingan yang tidak bermanfaat.
RN mengatakan kemungkinan orang tua Orang tua MH memang tidak harmonis namun
mengetahui kebiasaannya tersebut namun tidak tergolong orang tua yang over protective sehingga
dihiraukan setiap nasehat dari orang tua. MH tidak leluasa jika berada dirumah. MH
Setiap bulannya RN mendapatkan uang senang membeli barang yang up to date, semisal
bulanan sebesar Rp 2.000.000,00. RN lebih handphone, ada produk baru yang dikeluarkan
senang mengisi waktu luang untuk bermain-main pasti langsung dibeli. MH tinggal dikos dengan
sampai tidak memperdulikan waktu. RN juga pembayaran satu tahun empat juta dengan
senang membeli barang-barang yang branded. fasilitas kamar mandi dalam, serta kasur dan
Orangtua memberikan kebebasan kepada RN, lemari. Biaya tersebut sudah termasuk air dan
setiap tingkah lakunya tidak pernah dikomentari, listrik.
meskipun RN senang menghabiskan uang dengan Analisis data MH, MH tumbuh dalam
membeli barang-barang mahal yang pada keluarga yang tidak harmonis, orang tua MH
akhirnya tidak bermanfaat tapi orang tua tidak tergolong orang tua yang over protective kepada
pernah menegurnya. anak sehingga kebebasannya seolah-olah telah
Dapat dilihat bahwa yang mengakibatkan RN direnggut, gaya hedonisme MH dengan senang
bergaya hedonisme karena ingin mendapatkan membeli barang-barang produk terbaru, serta
perhatian dari orang tuanya. RN tinggal dikos mengikuti trend agar tidak dibilang jadul (jaman
dengan membayar pertahunnya Rp 3.500.000,00 dulu), MH merasa bebas jika tidak dirumah, dan
sudah dengan air serta listriknya dan difasilitasi lebih menikmati tinggal di kos.
dengan kasur saja. Selain itu kos RN tergolong RG merupakan anak ketiga dari tiga
kondusif tidak terlalu ramai karena yang tinggal bersaudara, anak bungsu ini tinggal di daerah
di kos tersebut hanya lima kamar. Sleman, namun di sini RG memilih kos bersama
Analisis data RN, RN senang membeli teman-temannya. RG berbadan tinggi kurang
barang-barang yang mahal-mahal dan branded, lebih 170 cm, dengan warna kulit sawo matang.
kontrol orang tua yang kurang tegas dan sanksi Ketika dilakukan wawancara terlihat santai, tidak
27
TRIMARTATI

ada beban namun terkadang tidak fokus pada pergi ke club malam sampai dini hari atau bahkan
pertanyaan yang dilontarkan oleh peneliti. pernah sampai pagi dan tidak mengikuti
Awal mula senang dengan gaya hidup perkuliahan.
hedonisme karena menurut RG hal tersebut bisa NA tinggal dikontrakan bersama dengan dua
membuat senang dan bisa melepas permasalahan temannya dan dalam satu tahun membayar
sementara. RG merasa dibeda-bedakan di sepuluh hingga dua puluh juta. NA mengaku
rumahnya karena kedua kakaknya telah bekerja, memilih kontrakan karena menurutnya lebih
sehingga RG merasa seolah-olah dituntut untuk nyaman dan leluasa. Tempat kontrakan tersebut
segera lulus dan bekerja. RG menyadari niat baik luas dengan ruang tamu yang sederhana, dan ada
dan arahan keluarganya, namun terkadang jika dapur serta tempat mencuci dan menjemur
sedang berkumpul suka dibanding-bandingkan pakaian dibelakang rumah, dikontrakan tersebut
sehingga RG tidak suka dengan perlakuan sudah dilengkapi fasilitas yang dibutuhkan.
demikian. Analisis Data NA, NA merupakan anak ke
RG mendapatkan uang saku setiap bulan tiga dari empat bersaudara, NA termasuk anak
sebesar satu juta hingga satu juta lima ratus ribu yang manja, segala yang diinginkan selalu dituruti
rupiah. Gaya hedonisme RG memang tidak terlalu oleh orang tuanya, meskipun demikian NA
terlihat namun RG senang ganti-ganti handphone, menggunakan uang sakunya untuk bergaya hidup
bahkan RG selalu mengenakan pakaian atau hem hedonisme, NA senang sekali shopping, jalan-
yang dibeli di distro. RG tinggal di kos dengan jalan, keluar malam, ke club, NA lebih memilih
membayar satu tahunnya sebesar Rp 3.500.000,00 mengontrak tempat tinggal dari pada di kos yang
dengan fasilitas kasur dan menambah dirasa sempit dan tidak leluasa.
Rp 20.000,00 jika membawa elektronik seperti Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan,
komputer dan televisi. maka hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
Analisis data RG, RG tidak senang dengan setiap individu berpotensi untuk bergaya hidup
keluarganya yang terlalu menuntut untuk seperti hedonisme, terutama mahasiswa yang lingkup
kakak-kakaknya, RG mendapatkan uang saku pergaulannya lebih berkembang dan persaingan
sebesar Rp 1.500.000,00 tiap bulan, RG tinggal antara individu satu dengan yang lain untuk
kos di Yogyakarta dan tidak pulang ke rumah mendapatkan status sosial. Hasil penelitian
meski dekat karena merasa tidak nyaman berada menunjukkan bahwa gaya hidup hedonisme
dirumah, RG tidak suka jika dibanding- mahasiswa bimbingan dan konseling angkatan
bandingkan dengan kakak-kakaknya. 2011 dipengaruhi oleh faktor internal yaitu
NA berasal dari salah satu kota di Jawa Barat, keinginan untuk dipandang lebih modis dan tidak
NA anak ke tiga dari empat bersaudara, NA ketinggalan zaman, sedangkan faktor eksternal
terbilang anak orang kaya yang tiap bulannya yaitu kurang memiliki kesadaran akan bahaya
diberikan uang saku sebesar Rp 2.000.000,00. NA gaya hidup hedonisme di kalangan mahasiswa
memiliki tinggi badan kurang lebih 155cm, warna seperti rawan dengan narkoba, minuman keras,
kulit bersih kuning langsat. Dalam berpenampilan dan pergaulan bebas.
NA terbilang salah satu mahasiswa bimbingan
dan konseling yang terbilang modis, hampir Simpulan
setiap minggu NA pergi shopping bersama
teman-temannya. Berdasarkan analisis penelitian dapat
NA menggemari gaya hidup hedonisme disimpulkan bahwa individu yang memiliki gaya
karena orang tua yang terlalu memberikan hidup hedonisme menganggap kesenangan dan
perhatian berlebihan sehingga menjadi salah kenikmatan hidup sebagai tujuan utama dalam
dalam penerapannya. NA memang senang keluar hidup seseorang. Hasil penelitian ini bermanfaat
malam sampai lupa waktu bersama teman- dalam memberikan informasi bagi orangtua yang
temannya. Terkadang NA pergi ke cafe atau ke memiliki anak sebagai mahasiswa mengenai gaya
mall untuk shopping barang-barang up to date hidup hedonisme mahasiswa, selain itu hasil
supaya tidak ketinggalan dengan yang lain. NA penelitian dapat membantu orangtua dalam
menjadi tertarik gaya hidup hedonisme dengan mencegah perilaku anak untuk bergaya hidup
senang berfoya-foya, pergi keluar malam, senang hedonisme.
28
GAYA HIDUP HEDONISME

Referensi Rahardjo, W., Silalahi, Y.B. (2007). Perilaku


Hedonisme Pada Pria Metroseksual Serta
Fenti, Hikmawati. (2011). Bimbingan Konseling Pendekatan Dan Strategi Yang Digunakan
Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Press. Untuk Mempengaruhinya.Pesat Volume 2.
Kasali, R. (1998). Membidik Pasar Indonesia: Jakarta: Universitas Gunadarma.
segmentasi, targeting, dan positioning. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan
Jakarta: PT. Gramedia. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Moleong, Lexi J. (2006). Metodologi Penelitian Bandung: ALFABETA.
Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian
Moleong. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.
kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Suharsimi, A. (2011). Penilaian & Penelitian
Rosdakarya. Bidang Bimbingan dan Konseling.
Nugraheni, P.N.A. (2003). Perbedaan Yogyakarta: Aditya Media Publishing.
Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada Suharsii. (2006). Prosedur Penelitian Suatu
Remaja Ditinjau dari Lokasi Tempat Tinggal. Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Skripsi tidak diterbitkan: UNS. Sukmawati, D. (2013). Pengertian Bimbingan
Pharlina, A. (2012). Studi Kasus (Pribadi). dan Konseling (BK). Jakarta: Panduan Guru.
Jakarta: Word Press. Susanto, B.A. (2001). Potret-Potret Gaya Hidup
Plummer, R. (1998). Life Span Development Metropolis. Jakarta: Kompas.
Psychology : Personality and Socialization. Susianto, H. (1993). Studi Gaya Hidup Sebagai
New York : Academic Press. Upaya Mengenali Kebutuhan Anak
Prayitno. (2001). Panduan Kegiatan Pengawasan Muda.Jurnal Psikologi Dan
Bimbingan Dan Konseling Disekolah. Jakarta: Masyarakat.Vol.1 No.1, 55-76.
PT. Rineka Cipta. Yin, Robert K. (2003). Studi Kasus (Desain Dan
Purwodarminto, W.J.S. (1996). Kamus Umum Metode). Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja
Bahasa Indonesia. Pusat pengembangan Grafindo Persada.
Bahasa. Jakarta : Balai Pustaka. Yusuf, S. & Juntika, N. (2010). Landasan
Putri, Kartika. (2012). Gaya Hidup Hedonis Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja
Ditinjau Dari Sikap Terhadap Clubbing Dan Rosdakarya.
Konformitas Teman Sebaya. Skripsi. Zuriah, N. (2009). Metodologi Penelitian Sosial
Semarang: Universitas Katolik Dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Soegijapranata.
Ra’uf, Amrin. (2009). Shoppingsaurus.
Yogyakarta: DIVA Press.

You might also like