You are on page 1of 11

p-ISSN 2355-5343 Article Received: 09/10/2017; Accepted: 28/12/2017

e-ISSN 2502-4795 Mimbar Sekolah Dasar, Vol 4(3) 2017, 192-202


http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar DOI: 10.17509/mimbar-sd.v4i3.8411

Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berorientasi pada


Taxonomy for Science Education di Sekolah Dasar

Imanuel Sairo Awang1 & Andri2


1,2STKIPPersada Khatulistiwa Sintang
1,2Jl.
Pertamina-Sengkuang, Sintang
1Email: imanuel.s.a@stkippersada.ac.id
2Email: andri@stkippersada.ac.id

ABSTRACT ABSTRAK
The learning method has been focused on Selama ini pembelajaran hanya berfokus pada
student cognitive. In the mean time, student kognitif siswa. Sementara siswa harus menerima
should accept comprehensively. This research is materi secara komprehensif. Penelitian ini
aim to develop learning kits of natural science bertujuan untuk mengembangkan perangkat
that taxonomy for science education oriented in pembelajaran IPA yang berorientasi pada
elementary school. The kits consist of domain I taxonomy for science education. Di mana
(imagine and understanding), domain II (science taxonomy for science education meliputi lima
process skills), domain III (imagine and creativity), ranah hasil belajar yaitu Ranah I (Knowing and
domain IV (attitude and value), and domain V Understanding); Ranah II (Science Process Skills);
(conection and applying). This is a research and Ranah III (Imagine and Creativity); Ranah IV
development method, with subjects were both (Attitude and Value); dan Ranah V (Conection
of fourth grade elementary school students of SD and Applying). Penelitian ini dilaksanakan
negeri 20 Mambok and SD Negeri 5 Sintang. The dengan metode research and development,
results of evaluation of learning science experts dengan siswa kelas IV SD Negeri 20 Mambok dan
to examine the validity of the learning kits stated siswa kelas IV SD Negeri 5 Sintang sebagai subjek
valid. Then, the trial results showed that the ujicoba. Hasil evaluasi oleh ahli menunjukkan
learning kits was developed to meet the criteria bahwa perangkat pebelajaran berorientasi
of effective to use in elementary school. It pada taxonomy for science education valid
concludes that the learning kits of natural untuk digunakan. Sedangkan hasil ujicoba
science that taxonomy for science education menunjukkan bahwa perangkat pebelajaran
oriented is able to applied in elementary school. berorientasi pada taxonomy for science
education efektif digunakan di sekolah dasar.
Keywords: learning kits; taxonomy for science Simpulan dari penelitian ini adalah perangkat
education; elementary school pembelajaran ipa berorientasi pada taxonomy
for science education layak digunakan di
sekolah dasar.

Kata Kunci: perangkat pembelajaran; taxonomy


for science education; sekolah dasar

How to Cite: Awang, I., & Andri, A. (2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berorientasi pada
Taxonomy for Science Education di Sekolah Dasar. Mimbar Sekolah Dasar, 4(3), 192–202.
http://doi.org/10.17509/mimbar-sd.v4i3.8411.

PENDAHULUAN ~ Pendidikan adalah unsur peradapan suatu bangsa. Oleh karena itu,
penting bagi pengembangan potensi usaha untuk menjadikan pendidikan
manusia agar siap menghadapi segala sebagai penyangga utama
permasalahan dalam kehidupannya. perkembangan suatu bangsa perlu terus
Pendidikan mendapat perhatian utama ditingkatkan.
berkaitan dengan pengembangan

[192]
Imanuel Sairo Awang & Andri, Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA…

Peningkatan kualitas pendidikan dapat diperlukan, dimana tidak hanya ranah


dilakukan melalui berbagai komponen kognitif yang dikembangkan, namun juga
dalam pembelajaran. Berbagai ranah afektif, dan psikomotorik.
komponen dalam pembelajaran yang
dapat tingkatkan kualitasnya adalah Dalam pelaksanaannya, pembelajaran
penggunaan media pembelajaran dan berbasis ranah Bloom masih belum
sumber belajar yang bervariasi. Selain itu, seimbang dan holistik yaitu umumnya
peningkatan kualitas pembelajaran juga hanya menitikberatkan pada tujuan ranah
dapat dilakukan dengan cara mengatur kognitif dan menghindari tujuan ranah
suasana pembelajaran yang meliputi afektif (Collete-Chiapetta, dalam
pemilihan strategi, pendekatan, metode, Prasetyo, 2008, p. 21). Sebagai akibatnya,
teknik, serta taktik yang sesuai agar pembelajaran menjadi monoton dan
pembelajaran menjadi lebih efektif dan tidak memberi peluang siswa berperan
menyenangkan. aktif. Perluasan dari pembelajaran
berbasis ranah Bloom diperlukan untuk
Pembelajaran yang efektif dan mengeksplorasi potensi siswa dimana tidak
menyenangkan terutama pada jenjang hanya kemampuan kognitif tetapi juga
sekolah dasar sangat diperlukan. Hal ini ranah yang lain, terutama pada mata
dikarenakan sesuai dengan tingkat pelajaran IPA.
perkembangan mental serta emosional
siswa. Siswa usia sekolah dasar berada Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau
pada tahap perkembangan operasi science (bahasa Indonesia: sains) diambil
konkret. Implikasinya adalah guru harus dari kata Latin Scientia yang memiliki arti
mampu memberikan pengalaman belajar harfiah pengetahuan. Menurut Oxford
yang nyata agar dapat diterima dengan English Dictionary (Buxton & Provenzo,
baik oleh siswa. 2007, p. 6) sains didefinisikan sebagai,
“Those branches of study that related to
Pembelajaran yang hanya memfokuskan the phenomena of the material universe
pada ranah kognitif hanya akan and their laws”. Pendapat tersebut
menjauhkan pengetahuan dengan siswa. menjelaskan bahwa IPA merupakan
Siswa dipaksa untuk memahami cabang ilmu yang berhubungan dengan
pengetahuan yang diberikan oleh guru fenomena-fenomena yang terdapat di
sebagai pemenuhan dari standar alam serta hukum-hukum yang berlaku
kompetensi yang ditetapkan. Sebagai padanya. Dengan demikian,
akibatnya pengetahuan yang diterima pembelajaran IPA di sampaikan di sekolah
oleh siswa bersifat sementara. Oleh karena agar siswa memahami secara baik
itu, pembelajaran yang mengedepankan bagaimana alam semesta berlaku.
hasil yang seimbang dan holistik mutlak

[193]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017

Menurut Sumaji, dkk. (Awang, 2012), pendidikan sains, yang mampu


“Pembelajaran IPA di SD hendaknya meningkatkan aktivitas pembelajaran IPA
membuka kesempatan untuk memupuk di kelas serta dapat meningkatkan minat
rasa ingin tahu peserta didik secara ilmiah. siswa terhadap mata pelajaran IPA.
Dengan demikian, pembelajaran IPA yang Taxonomy for science education
disampaikan harus dirancang sedemikian (Prasetyo, 1998) meliputi lima ranah hasil
rupa sehingga semua potensi yang belajar yakni Ranah I (Knowing and
terdapat dalam diri siswa dapat Understanding); Ranah II (Science
terakomodasi. Salah satu pembelajaran Process Skills); Ranah III (Imagine and
yang dapat mengakomodasi seluruh Creativity); Ranah IV (Attitude and
potensi siswa adalah pembelajaran yang Value); dan Ranah V (Conection and
berorientasi pada taxonomy for science Applying).
education.
Ranah I merupakan acuan hasil belajar
Taxonomy for science education adalah yang berfokus pada pengetahuan.
sebuah acuan pembelajaran dalam Pendidikan IPA mempunyai fakta, konsep,
pendidikan sains, yang mampu prinsip, hukum, dan teori yang harus
meningkatkan aktivitas pembelajaran IPA dikuasai oleh siswa. Melalui penekanan
di kelas dan mengembangkan sikap positif pada ranah ini, siswa diharapkan dapat
terhadap mata pelajaran itu (Loucks- mengetahui serta memahami
Horsley, et al., 1990). Taxonomy for science pengetahuan IPA. Selanjutnya, ranah II
education diyakini merupakan perluasan merupakan acuan hasil belajar yang
dari ketiga ranah hasil belajar Bloom. berfokus pada keterampilan proses IPA.
Taxonomy for science education meliputi Pengetahuan yang berkaitan dengan
lima ranah hasil belajar yakni Ranah I fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori
(Knowing and Understanding); Ranah II dalam pendidikan IPA diperoleh melalui
(Science Process Skills); Ranah III (Imagine suatu proses yakni dengan metode ilmiah.
and Creativity); Ranah IV (Attitude and Penerapan metode ilmiah dalam
Value); dan Ranah V (Conection and memperoleh pengetahuan dilaksanakan
Applying) (MacCormack & Yager, dalam dengan melakukan berbagai kegiatan
Prasetyo, 2008, p. 18). Sesuai dengan diantaranya pengamatan, pengukuran,
uraian tersebut, maka salah satu acuan pengelompokkan, pengkomunikasian,
pembelajaran yang patut dikembangkan sampai pada keterampilan melakukan
adalah pembelajaran yang berorientasi eksperimen. Melalui penekanan pada
pada taxonomy for science education. ranah ini, siswa diharapkan dapat
menguasai keterampilan proses IPA
Taxonomy for science education adalah tingkat dasar.
sebuah acuan pembelajaran dalam

[194]
Imanuel Sairo Awang & Andri, Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA…

Ranah III merupakan acuan hasil belajar pokok/pembelajaran, kegiatan


yang berfokus pada kemampuan pembelajaran, indikator pencapaian
menginterpretasi produk pengetahuan kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu
khususnya pengetahuan IPA. dan sumber belajar (Depdiknas, 2007b, p.
Keterampilan ini harus dikuasai agar dapat 4). Tahapan pengembangan silabus
memahami secara utuh pengetahuan adalah: (1) mengkaji dan menentukan
IPA. Sementara ranah IV merupakan standar kompetensi; (2) mengkaji dan
acuan hasil belajar yang berfokus pada menentukan kompetensi dasar; (3)
pengembangan nilai dan sikap dalam mengidentifikasi materi pokok
belajar IPA. Pengetahuan diperoleh pembelajaran; (4) mengembangkan
dengan sikap jujur dan teliti. Setelah kegiatan pembelajaran; (5) merumuskan
mengetahui produk IPA, siswa juga indikator pencapaian kompetensi; (6)
diharapkan dapat mengaktualisasi nilai- menentukan jenis penilaian; serta (7)
nilai yang terkandung di dalamnya. menentukan alokasi waktu, dan (8)
Keterampilan ini harus dikuasai agar siswa menentukan sumber belajar.
mampu bersikap positif serta menerapkan
nilai-nilai kehidupan dengan baik pula. Rencana pelaksanaan pembelajaran
Kemudian ranah V dari taxonomy for (RPP) dijabarkan dari silabus untuk
science education adalah acuan hasil mengarahkan kegiatan belajar peserta
belajar yang berfokus pada penerapan didik dalam upaya mencapai kompetensi
dari pengetahuan yang telah diperoleh. dasar (Depdiknas, 2007b, p. 4). Komponen
Muara dari produk IPA adalah teknologi. substansial RPP meliputi: standar
Sehingga diharapkan dengan diacunya kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
ranah ini dalam pembelajaran IPA siswa alokasi waktu, model/strategi/metode
terbiasa untuk menghasilkan sebuah karya pengajaran, kegiatan pembelajaran
sebagai bentuk pemahaman dari (disusun tiap pertemuan), alat/bahan,
pengetahuan IPA. penilaian, dan sumber belajar. RPP disusun
untuk setiap kompetensi dasar. Bagian
Perangkat pembelajaran berorientasi penting lainnya dalam penyusunan RPP
taxonomy for science education yang adalah indikator. Indikator merupakan
dikembangkan dalam penelitian ini penanda pencapaian kompetensi dasar
meliputi silabus, rencana pelaksanaan yang ditandai oleh perubahan perilaku
pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa yang dapat diukur sesuai dengan lima
(LKS) dan lembar penilaian. Silabus domain Ranah I (knowing and
merupakan rencana pembelajaran pada understanding); Ranah II (science process
suatu/pokok mata pelajaran tertentu yang skills); Ranah III (imagine and creativity);
mencakup standar kompetensi, Ranah IV (attitude and value); dan Ranah
kompetensi dasar, materi V (conection and applying).

[195]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017

Selanjutnya penyusunan lembar kerja pembelajaran yang berorientasi pada


siswa (LKS) biasanya berupa petunjuk, taxonomy for science education peneliti
langkah-langkah untuk menyelesaikan ingin melakukan penelitian dengan tujuan
suatu tugas sesuai dengan kompetensi untuk mengembangkan perangkat
dasar. LKS adalah materi ajar yang pembelajaran IPA berorientasi pada
dikemas secara integrasi sehingga taxonomy for science education di
memungkinkan peserta didik mempelajari sekolah dasar.
materi tersebut secara mandiri. LKS
digunakan untuk mengoptimalkan hasil METODE
belajar peserta didik dan meningkatkan Penelitian ini dilakukan dengan model
kegiatan belajar peserta didik di sekolah penelitian dan pengembangan (research
maupun di rumah. and development). Sukmadinata (2006, p.
164) menyatakan bahwa penelitian dan
Bagian terakhir dari perangkat pengembangan adalah suatu proses atau
pembelajaran adalah lembar penilaian. langkah-langkah untuk mengembangkan
Penilaian adalah proses pengumpulan produk baru atau menyempurnakan
dan pengolahan informasi untuk produk yang telah ada, yang dapat
menentukan pencapaian hasil belajar dipertanggungjawabkan. Langkah-
peserta didik (Depdiknas, 2007a, p. 3). langkah dalam proses penelitian dan
Tujuan dan fungsi penilaian salah satunya pengembangan menunjukkan suatu siklus,
adalah sebagai pengukur keberhasilan. yang diawali dengan adanya suatu
Pada penilaian ini dimaksudkan untuk kebutuhan, sampai permasalahan yang
mengetahui sejauh mana suatu program membutuhkan pemecahan dengan
berhasil diterapkan. menggunakan suatu produk tertentu.

Mengingat pendidikan IPA mempunyai Langkah-langkah dalam penelitian ini


kekhususan tersendiri, maka munculnya mengikuti langkah dari Borg, Gall, & Gall
taxonomy for science education (2003) yang terdiri dari sembilan langkah
diharapkan dapat mengakomodasi dan dimodifikasi dengan model 4-D dari
keunikan dari pembelajaran pendidikan Thiagarajan (Thiagarajan, Semmel, &
IPA. Selain itu, kelima ranah pada Semmel, 1974) yakni: (1) studi
taxonomy for science education pendahuluan, (2) perencanaan, (3)
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas mengembangkan produk awal, (4) uji
dan minat, serta kemampuan kognitif coba awal, (5) revisi produk utama, (6)
siswa. Terkait dengan masalah di atas, melakukan uji coba lapangan, (7) revisi
maka untuk mengkaji lebih dalam tentang terhadap produk operasional, (8) uji coba
kelayakan dan keefektifan perangkat lapangan produk operasional, dan (9)
pembelajaran setelah melaksakan revisi produk final.

[196]
Imanuel Sairo Awang & Andri, Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA…

Subjek uji coba dalam penelitian ini lembar pengamatan, dan portofolio.
adalah siswa kelas IV SD Negeri 20 Kriteria yang ditentukan adalah, apabila
Mambok, Sintang. Sedangkan subjek terdapat paling sedikit 80% ketuntasan
penelitian uji coba lapangan adalah siswa maka, dinyatakan efektif.
kelas IV SD Negeri 5 Sintang. Adapun
intrumen yang digunakan yakni lembar HASIL
validasi, tes hasil belajar, lembar Pada tahap awal, dilakukan
pengamatan, dan portofolio. Lembar perancangan perangkat pembelajaran
validasi digunakan untuk menilai yang terdiri dari silabus, rencana
kelayakan perangkat pembelajaran yang pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar
dikembangkan. Sedangkan lembar tes, kerja siswa (LKS) dan lembar penilaian.
lembar pengamatan, dan portofolio siswa Semua unsur perangkat pembelajaran ini
digunakan untuk menilai tingkat dirancang dengan berorientasi pada
keefektifan penerapan perangkat taxonomy for science education. Setelah
pembelajaran yang dikembangkan. dirancang, langkah selanjutnya adalah
melakukan tahapan validasi yang
Analisis data untuk mengetahui kevalidan dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA
dilakukan dengan melakukan analisis berorientasi taxonomy for science
kelayakan oleh ahli pembelajaran IPA education. Penilaian dilakukan dengan
tentang taxonomy for science education. cara mengisi lembar penilaian pada
Proses ini dilaksanakan dengan meminta masing-masing komponen. Hasil
ahli mengisi lembar penilaian yang telah rekapitulasi penilaian dari ahli
disiapkan. Setelah itu dilakukan analisis pembelajaran IPA secara lengkap dapat
keefektifan yang dilakukan menggunakan dilihat pada Tabel 1.
statistik deskriptif terhadap tes hasil belajar,

Tabel 1. Data Hasil Penilaian Kevalidan Perangkat Pembelajaran oleh Ahli Pembelajaran IPA
Total Skor Aktual
No. Komponen Perangkat Pembelajaran Kategori
(X)
1. Silabus 41 Baik
2. RPP 71 Baik
3. LKS dan Kunci LKS 36 Baik
4. Lembar Penilaian dan Kunci Valid dengan revisi Baik

Berdasarkan penilaian dari ahli pembimbingan yang intensif agar siswa


pembelajaran IPA, beberapa aspek perlu memahami perintah di LKS dengan baik.
direvisi. Aspek tersebut meliputi konstruk Setelah direvisi selanjutnya dilakukan
pada LKS dan lembar penilaian. Selain itu, ujicoba terbatas di Sekolah Dasar Negeri
pada teknik pelaksanaan pembelajaran, No. 20 Mambok. Ujicoba dilakukan untuk
perlu ditekankan pada proses melihat keefektifan pelaksanaan

[197]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017

pembelajaran berorientasi taxonomy for berorientasi taxonomy for science


science education. Hasil penilaian education pada ujicoba terbatas dapat
keefektifan perangkat pembelajaran dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Penilaian Keefektifan Perangkat Pembelajaran pada Ujicoba Terbatas
No. Komponen Keefektifan Rerata Total Skor Aktual Ketuntasan (%) Kategori
1. Hasil Tes Siswa 87,64 100 Sangat Baik
2. Lembar Pengamatan 63,18 92,92 Sangat Baik
3. Penilaian Portofolio 78,8 48,15 Kurang

Hasil penilaian pada Tabel 2, menunjukkan berarti. Revisi yang dilakukan yakni, pada
bahwa pada komponen tes siswa, rerata rencana pelaksanaan pembelajaran
hasil tes siswa sudah melampaui kriteria (RPP), pemilihan contoh benda yang
yang ditentukan yakni kriteria ketuntasan mempunyai tiga wujud dilakukan dengan
minimal sebesar 80. Walaupun rata-rata lebih banyak.
siswa sudah mencapai kriteria yang
ditentukan, namun masih terdapat Pada materi tentang “benda dapat
beberapa siswa saat dilaksanakan melarutkan benda lain”, guru diminta
pengamatan pada saat kegiatan untuk dapat memberikan lebih banyak
pembelajaran, masih belum optimal contoh dan bimbingan yang intensif
dalam melaksanakan tugas yang kepada siswa. Dengan demikian
diberikan guru. Hasil pengamatan diharapkan mereka mampu
terhadap aktivitas siswa secara menyelesaikan tugas di LKS dengan baik.
berkelompok memperlihatkan persentase Secara teknik penerapannya juga
sebesar 92,92%. Artinya secara umum dilakukan penjelasan dengan lambat.
siswa mampu menunjukkan sikap dan Sehingga siswa dapat mengikuti dan
prilaku yang mendukung pelaksanaan memahami dengan baik. Pada lembar
pembelajaran taxonomy for science kerja siswa (LKS), hanya direvisi pada
education. tahap penerapannya. Siswa harus
dibimbing secara pelan-pelan agar
Mengingat masih terdapat berbagai mereka dapat mengikuti arahan dengan
kendala dalam pelaksanaan baik.
pembelajarannya, maka dilakukan revisi
pada beberapa bagian terhadap Setelah dilakukan revisi, maka dilanjutkan
perangkat pembelajarannya. Selain itu, dengan melaksanakan ujicoba terakhir
pada saat penerapannya di kelas juga yakni ujicoba lapangan. Ujicoba
harus diperhatikan teknik penyampaian lapangan untuk mengetahui keefektifan
agar siswa tidak menemui kendala yang perangkat pembelajaran berorientasi

[198]
Imanuel Sairo Awang & Andri, Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA…

taxonomy for science education ini pembelajaran berorientasi taxonomy for


dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 5 science education dapat dilihat pada
Sintang. Hasil ujicoba lapangan perangkat Tabel 3.

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Penilaian Keefektifan Perangkat Pembelajaran pada Ujicoba Lapangan
No. Komponen Keefektifan Rerata Skor Aktual Ketuntasan (%) Kategori
1. Hasil Tes Siswa 88,34 100 Sangat baik
2. Lembar Pengamatan 61,75 90,81 Sangat baik
3. Penilaian Portofolio 81,70 81,25 Sangat baik

Perangkat pembelajaran merupakan hal terutama pada mata pelajaran Ilmu


penting dan mendasar yang harus Pengetahuan Alam (IPA) menjadi lima
disiapkan oleh seorang guru ketika akan bagian (ranah). Kelima ranah tersebut
melaksanakan kegiatan pembelajaran. yakni ranah I (knowing and
Perangkat pembelajaran yang baik understanding); ranah II (science process
adalah perangkat pembelajaran yang skills); ranah III (imagine and creativity);
disusun berdasarkan kondisi serta potensi ranah IV (attitude and value); dan ranah V
yang dimiliki oleh lingkungan (conection and applying).
pembelajaran. Selain itu, perangkat
pembelajaran yang baik juga dapat Taksonomi pembelajaran sains ini diyakini
dilihat dari kesesuaian antara perangkat merupakan pengembangan dari tiga
yang satu dengan perangkat dukungan ranah taksonomi pembelajaran Bloom.
yang lain. Dalam penelitian ini telah Kelima ranah hasil belajar sains ini
dirancang perangkat pembelajaran yakni mencoba untuk mengembangkan
silabus, rencana pelaksanaan berbagai keterampilan yang harus
pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa dikuasai oleh seseorang yang belajar
(LKS), dan lembar penilaian, di mana sains. Sehingga, apabila seseorang atau
semua perangkat tersebut berorientasi siswa yang belajar sains, tidak hanya
pada taxonomy for science education. befokus pada pencapaian tujuan
kognitifnya, melainkan juga menguasai
PEMBAHASAN hal-hal yang berkaitan dengan
Taxonomy for science education pertama pengusaan kognitif tersebut.
kali dikembangkan oleh MacCormack &
Yager (Prasetyo, 2008, p. 18), yang Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
merupakan pengembangan hasil belajar karateristik pembelajaran berorientasi
dari taksonomi Bloom. Taxonomy for pada taxonomy for science education.
science education merupakan sebuah Selain itu, penelitian ini juga ingin
konsep pengelompokkan hasil belajar mengetahui tingkat kelayakan dan

[199]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017

keefektifan pembelajaran dengan Pada pembelajaran yang berorientasi


menggunakan perangkat pembelajaran pada taxonomy for science education,
berorientasi pada taxonomy for science selain mengembangkan kemampuan
education. Pada langkah awal, dirancang berpikir (aplikasi ranah I), siswa juga diajak
perangkat pembelajaran berorientasi untuk mengeksplorasi materi melalui
pada taksonomi for science education kegiatan dengan melibatkan
dengan mengintegrasikan silabus, RPP, keterampilan proses sains (aplikasi ranah
LKS, dan lembar penilaian. II). Keterampilan proses sains merupakan
keterampilan yang harus dimiliki agar
Berdasarkan hasil validasi dari ahli mereka dapat melaksanakan aktivitas
pembelajaran IPA dapat diketahui bahwa keilmuan melalui metode ilmiah. Melalui
rata-rata skor setiap komponen perangkat kegiatan pengamatan, pengelompokkan,
pembelajaran berada pada kategori diskusi (berkomunikasi), menyimpulkan,
“baik” dengan rincian hasil penilaian dan presentasi, siswa mampu
silabus berkategori “baik”; hasil penilaian membangun konsep pemahaman sesuai
RPP berkategori “baik”; hasil penilaian LKS dengan pengalaman belajar yang ia
berkategori “baik”; dan hasil penilaian miliki.
lembar penilaian berkategori “baik”. Hal
ini mengindikasikan bahwa meskipun Hasil pengamatan juga menunjukkan
terdapat berbagai revisi berdasarkan bahwa ranah IV taxonomy For Science
saran dan masukan dari validator, produk Education yakni attitude and value
awal perangkat pembelajaran berkembang dengan baik. Ini dapat
berorientasi pada taxonomy for science dilihat dari pelaksanaan pembelajaran
education tersebut sudah layak baik secara pribadi maupun berkelompok
digunakan pada ujicoba. mereka menunjukkan sikap rasa ingin
tahu, sikap berpikir kritis, dan sikap
Keefektifan perangkat pembelajaran IPA berpikiran terbuka dan kerjasama. Perilaku
berorientasi pada dilihat dari hasil tes, hasil yang menunjukkan sikap rasa ingin tahu,
pengamatan, dan hasil portofolio siswa. sikap berpikir kritis, dan sikap berpikiran
Hasil tes diberikan setelah melaksanakan terbuka dan kerjasama tersebut terlihat
kegiatan pembelajaran, kemudian hasil dari sikap antosias siswa saat kegiatan
pengamatan dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung, selain itu,
penerapan RPP yakni sebanyak empat kali semua siswa menerima pembagian
pertemuan. Sedangkan hasil portofolio kelompok dan menerima tugas dengan
siswa diberikan pada akhir pelaksanaan sikap positif dengan rasa ingin tahu nyang
pembelajaran pertemuan keempat. tinggi. Hal ini karena masing-masing
anggota kelompok bertanggung jawab
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan

[200]
Imanuel Sairo Awang & Andri, Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA…

dalam LKS. Dalam penelitian ini, penelitian ini adalah: (1) perangkat
sebagaimana yang dilaporkan Khotimah pembelajaran IPA berorientasi pada
& Suliyanah (2017), optimalisasi LKS akan taxonomy for science education
turut memberikan pengaruh yang besar mempunyai karakteristik yakni perangkat
dalam meningkatkan kemampuan belajar pembelajaran IPA yang dikembangkan
IPA siswa. terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa
Pada hasil penilaian portofolio siswa (LKS), dan lembar penilaian; (2) Perangkat
menunjukkan bahwa, ranah III dan ranah pembelajaran IPA berorientasi pada
V yakni (imagine and creativity) dan Taxonomy For Science Education dengan
(conection and applying) berkembang lima ranah hasil belajar yaitu Ranah I
dengan baik. Siswa mampu (knowing and understanding); Ranah II
mengembangkan daya khayalnya (science process skills); Ranah III (imagine
(imagine) dalam membuat tiruan model and creativity); Ranah IV (attitude and
yang diminta. Dari khayalannya, tercipta value); dan Ranah V (conection and
sebuah kreativitas (creativity). Kemudian, applying); dan (3) Perangkat
dari kreativitas tersebut, mereka mampu pembelajaran IPA berorientasi pada
menghubungkan materi yang diperlajari taxonomy for science education efektif
(conection) serta dapat menerapkan diterapkan pada pembelajaran IPA di
konsep-konsep yang telah dipelajarinya sekolah dasar.
(applying).
REFERENSI
Secara umum berdasarkan hasil analisis Awang, I.S. (2012). Pengembangan
Subject Specific Pedagogy (SSP) Mata
dan pembahasan yang telah diuraikan,
Pelajaran IPA Untuk Mengembangkan
maka dapat diambil kesimpulan bahwa Karakter Peserta Didik Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Vox Edukasi. 3 (1). 1-
perangkat pembelajaran IPA berorientasi
10.
pada taxonomy for science education
Borg, W.R., Gall, M.D., & Gall. J.P. (2003).
yang telah dikembangkan efektif
Educational research: an introduction.
digunakan pada proses pembelajaran IPA (7th Ed). New York. Pearson Education.
Inc.
di sekolah dasar, terlebih karena
perangkat pembelajaran yang Buxton, C.A. & Provenzo, E.F. (2007).
Teaching science in elementary and
dikembangkan lebih berorientasi pada
middle school: a cognitive and cultural
pemecahan masalah (Sulistiono & approach. Los Angeles. Sage
Publications, Inc.
Rahayu, 2014).
Depdiknas. (2007a). Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia
SIMPULAN
Nomor 20, Tahun 2007, tentang Standar
Berdasarkan hasil analisis data dan Penilaian Pendidikan.
pembahasan, maka kesimpulan dari

[201]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017

Depdiknas. (2007b). Peraturan Menteri


Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 41, Tahun 2007, tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah.

Khotimah, P.C. & Suliyanah. (2017).


Pengembangan lembar kerja siswa
(LKS) untuk melatihkan keterampilan
berpikir kritis peserta didik SMAN 4
Sidoarjo pada materi kalor. Inovasi
Pendidikan Fisika (JIPF), 6(03), 295-300.

Loucks-Horsley, S., et al. (1990). Elementary


school science for the ’90’s. Andover,
MA. Network.

Prasetyo, Z. K. (2008). Kontribusi pendidikan


sains dalam pengembangan moral
peserta didik. Pidato Pengukuhan Guru
Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan
IPA pada Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Yogyakarta. 5 Januari 2008,
Yogyakarta, Indonesia.

Prasetyo, Z.K. (1998). Taksonomi untuk


pendidikan fisika (sains) Yogyakarta:
Cakrawala Pendidikan Majalah Ilmiah
Kependidikan. Edisi Khusus Dies. 146-
151.

Sukmadinata, N. S. (2006). Metodologi


penelitian pendidikan. Bandung. PT
Remaja Rosdakarya.

Sulistiono, E., & Rahayu, Y. S. (2014).


PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS SISWA MENGGUNAKAN
PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SMP
BERORIENTASI PENYELESAIAN MASALAH.
Jurnal Pena Sains, 1(2), 46-55.

Thiagarajan, S., Semmel, D.S., & Semmel,


M.I. (1974). Instructional development
for training teachers of exceptional
children A Sourcebook. Bloomington,
Indiana. Indiana University.

[202]

You might also like