You are on page 1of 12

Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,

ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950


Volume II Nomor 2, Desember 2017

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BERBANTUAN


PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
BERNUANSA MODEL INTERACTIVE-COMPENSATORY

Ryan Dwi Puspita1


1PGSD STKIP Sebelas April Sumedang
1dwiryan531@gmail.com

2Rahman
2Pendidikan Dasar, SPs UPI
2rahmanprofupi.upi.edu

ABSTRACT

Based on the preliminary study, it revealed that the 5th grade students in some
elementary schools in Bandung Regency had low ability to perform reading
comprehension. This can be seen from students’ low ability to express explicit meanings,
define main idea, search for keywords, retell the contents of the text with their own words,
create a concept map, and understand the message of the author. Based on this finding,
there is a need to develop instructional devices based on specific learning models to
improve reading comprehension. The purpose of this study was to examine the effect of
using integrated thematic instructional based on Interactive-Compensatory Model (ICM)
to improve reading comprehension among 5th grade students. This study applied quasi-
eksperiment method. This study used sample of 123 students of 5th graders in 2
elementary schools. The results of this study show that the use of instructional based on
ICM had significant effect on improving reading comprehension of informational text
among grade 5 elementary school students. This was evidenced by the difference of
students’ reading comprehension ability before and after learning by using thematic and
integrated instructional based on ICM.

Keywords: Interactive-Compensatory Model, Instructional Integrated and


Thematic, Reading Comprehension

ABSTRAK

Hasil observasi menunjukkan siswa kelas 5 di beberapa sekolah dasar di


Kabupaten Bandung memiliki kemampuan membaca pemahaman yang lemah.
Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya kemampuan siswa dalam mengungkapkan
makna yang tersurat, menentukan pokok pikiran, mencari kata kunci,
menceritakan kembali isi teks dengan kata-kata sendiri, membuat peta konsep,
dan memahami pesan penulis. Berdasarkan data ini, maka diperlukan
pengembangan perangkat pembelajaran berbasis model pembelajaran khusus
untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Tujuan penelitian ini
untuk menguji pengaruh penggunaan perangkat pembelajaran tematik terpadu
berbasis model Interactive-Compensatory untuk meningkatkan kemampuan

200
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume II Nomor 2, Desember 2017

membaca pemahaman siswa kelas 5 sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan


metode eksperimen kuasi. Penelitian ini menggunakan sampel 123 siswa kelas 5
di dua sekolah dasar . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan
pembelajaran tematik terpadu bernuansa model Interactive-Compensatory
berpengaruh signifikan pada peningkatan kemampuan membaca pemahaman
teks informasi siswa kelas 5 sekolah dasar. Hal ini dibuktikan dengan adanya
perbedaan kemampuan membaca pemahaman siswa pada saat sebelum dan
pada saat sesudah pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran tematik
terpadu bernuansa model Interactive-Compensatory.
Kata Kunci: Membaca Pemahaman, Pembelajaran Tematik Terpadu, Model
Interactive-Compensatory.

A. Pendahuluan kemampuan membaca yang


Kemampuan membaca diperoleh siswa Indonesia masih di
pemahaman merupakan kemampuan bawah rata-rata negara OECD.
yang sangat penting dimiliki oleh Kemampuan pemahaman siswa
siswa sekolah dasar. Kemampuan ini Indonesia lemah dalam memahami
diperlukan siswa untuk mempelajari ide paragraf, membaca grafik,
berbagai pelajaran baik secara memahami hubungan antar fakta,
akademik maupun kehidupan sehari- hubungan logika linguistik, dan
hari. Namun fakta di lapangan menemukan ide bacaan. Terkait hasil
berbicara bahwa sebagian siswa penelitian Fox (2009), Sahin (2013),
sekolah dasar terutama kelas 5 di Croce (2014), Walters (2014) dalam
kabupaten Bandung masih ada yang penelitiannya menemukan sebagian
belum memiliki kemampuan anak-anak sekolah dasar dibeberapa
membaca pemahaman yang baik. negara lain juga mengalami kesulitan
Hal ini dibuktikan dengan dalam belajar membaca pemahaman
kemampuan mengungkapkan makna yang disebabkan oleh faktor-faktor
yang tersirat masih rendah, siswa yang berbeda. Hal ini tentunya
belum mampu dalam menemukan ide ditunjang oleh proses pembelajaran
pokok, kata kunci dengan tepat, yang kurang efektif. Data ini diperkuat
siswa belum mampu menyimpulkan dengan hasil survey kinerja guru
isi teks dengan tepat dan siswa sekolah dasar di Jawa Barat hanya
belum mampu menguraikan teks mencapai 76,01 yaitu menunjukkan
dalam bentuk peta konsep. Hal ini kinerja kurang (Kemdikbud, 2016).
didukung oleh hasil temuan PISA Dan hal ini akan menentukan kualitas
(2016) terkait skor rata-rata pembelajaran di kelas khususnya
201
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume II Nomor 2, Desember 2017

sekolah dasar. Kondisi ini 1970-an. ITI, sebuah model untuk


menyebabkan lemahnya kinerja guru menerapkan lingkungan belajar yang
dalam mengajar yang salah satu ramah otak bagi siswa dan guru yang
indikatornya adalah lemahnya menggunakan tema sepanjang tahun
pemahaman dalam memilih model untuk mengatur konten dan
pembelajaran yang tepat. keterampilan kurikulum. Untuk
Kondisi ini menyebabkan mengimplementasikan pembelajaran
keprihatinan peneliti. Dalam hal ini yang kompatibel dengan otak dan
peneliti mencoba menyuguhkan menciptakan lingkungan yang akan
solusi dengan pembelajaran yang meningkatkan kinerja anak-anak dan
efisien dan dikemas dalam kegiatan memberikan dasar untuk pengalaman
yang nyaman, yaitu pembelajaran belajar yang sukses (Kovalik&Olsen,
tematik terpadu berbasis model 1994).
Interactive-Compensatory. Pembelajaran tematik terpadu
awalnya dikembangkan untuk siswa
B. Landasan Teori yang berbakat dan bertalenta (gifted
Pembelajaran yang secara and talented), cerdas, pada program
empirik berhasil memacu percepatan perluasan belajar, dan yang belajar
dan meningkatkan kapasitas memori cepat. Selama ini pembelajaran di
peserta didik (enhance learning and sekolah baik pada kelas awal sekolah
increase long-term memory dasar dan madrasah ibtidaiyah atau
capabilities of learners) untuk waktu kelas-kelas lainnya di sekolah yang
yang panjang adalah perangkat sama atau sekolah lanjutan lebih
pembelajaran tematik terpadu, berorientasi pada pembelajaran yang
karena dalam mempelajari berbagai tersegmentasi pada mata pelajaran
macam materi pembelajaran atau bidang studi. Format mata
disatukan dalam satu tema, sehingga pelajaran atau bidang studi pada
mampu mewadahi dan menyentuh sekolah tersebut mengikuti format
secara terpadu dimensi kognitif, keilmuan yang ada, sehingga
afektif dan psikomotor. pembelajaran pengetahuan dan pengalaman murid
tematik terpadu (PTP) atau Integrated dalam pembelajaran di sekolah
Thematic Instruction (ITI) pertama tersegmentasi sesuai segmen-
kali dikembangkan pada awal tahun segmen ilmu yang dipelajari.

202
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume II Nomor 2, Desember 2017

Akibatnya pengetahuan dan bidang-bidang ilmu-ilmu tertentu.


pengalaman murid terpecah-pecah Tetapi yang diterima siswa adalah
dan tidak utuh sesuai dengan satu kesatuan dan keseluruhan tanpa
perkembangan anak yang masih bisa dipecah-pecah. Pembelajaran
memerlukan pengetahuan dan yang menampilkan ciri menyeluruh
pengalaman yang holistik. dan terintegrasi tidak lain adalah
Pembelajaran tematik terpadu pembelajaran tematik. Kemampuan
sebagai upaya untuk membaca pemahaman yang harus
mengintegrasikan perkembangan dan dimiliki siswa kelas 5 tentunya harus
pertumbuhan siswa dan kemampuan holistik sesuai dengan tujuan
pengetahuannya. Pada dasarnya pembelajaran tematik terpadu.
siswa belajar berkat interaksinya Namun untuk merealisasikan cita-cita
dengan lingkungannya baik ini penulis menyuguhkan konsep
lingkungan fisik maupun lingkungan pembelajaran tematik terpadu
sosial. Dari interaksi demikian anak bernuansa model Interactive-
memperoleh pengetahuan dan Compensatory.
pengalaman. Ketika siswa Model Interactive-
berinteraksi dengan lingkungannya ini Compensatory merupakan kerangka
ia belajar banyak hal, dari subjek kerja untuk memahami dan
matematik, ilmu pengetahuan alam meningkatkan kemampuan guru
ilmu pengetahuan sosial sampai dalam menciptakan lingkungan
humaniora. Karena ilmu-ilmu pembelajaran yang efisien. Model
sebagaimana disebutkan di atas ada Interactive-Compensatory mencakup
di masyarakat dan lingkungan sekitar lima komponen utama yaitu:
siswa, baik ilmu itu sebagai konsep kemampuan kognitif yang
yang diwacanakan oleh masyarakat terorganisir, basis pengetahuan,
maupun praktik dari penerapan ilmu- strategi, metakognisi, dan motivasi.
ilmu tersebut. Masyarakat dan Kemampuan kognitif mengacu pada
lingkungan anak sebagai sumber kemampuan umum seseorang untuk
belajar memberikan informasi yang belajar (kecerdasan). Pengetahuan
banyak bagi siswa walaupun siswa dasar mengacu pada pengetahuan
belum bisa mengelaborasi terorganisir, pengetahuan domain
pengetahuan itu sesuai dengan khusus dan pengetahuan umum

203
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume II Nomor 2, Desember 2017

dalam ingatan jangka panjang. maknanya. Ketika proses membaca


ingatan. Strategi mengacu pada berlangsung, terjadi konsentrasi dua
prosedur yang memungkinkan arah pada pikiran pembaca dalam
peserta didik untuk memecahkan waktu yang bersamaan. Dalam
masalah tertentu. Metakognisi melakukan aktivitas membaca,
mencakup pengetahuan tentang diri pembaca secara aktif merespon dan
sebagai pelajar, dan bagaimana cara mengungkapkan bunyi tulisan dan
mengaturnya (Stanovich, 1984). bahasa yang digunakan oleh penulis.
Dalam pembelajaran tematik Selain itu, pembaca dituntut untuk
terpadu bernuansa model Interactive- dapat mengungkapkan makna yang
Compensatory untuk meningkatkan terkandung di dalamnya atau makna
kemampuan membaca pemahaman, yang ingin disampaikan oleh penulis
pemrosesan membaca dilakukan melalui teks yang dibacanya.
dengan memulai proses membaca Membaca merupakan
dengan pengenalan dan penafsiran keterampilan memahami teks-teks
terhadap huruf-huruf. Perhatian tertulis dan merupakan kegiatan
pembaca diarahkan pada kata-kata yang kompleks yang melibatkan
dan bagian-bagian kata, sedangkan persepsi dan berpikir. Pang,et.all.,
makna baru timbul dari kumpulan (2000) mengemukakan bahwa
kata-kata yang terbaca. Kegiatan “membaca terdiri dari dua proses
membaca di mulai dengan dasar yang terkait yaitu kata pengakuan
pengenalan tulisan dan bunyi yang dan pemahaman”. Kata pengakuan
kemudian merekognisi morfem, kata, mengacu pada proses memahami
identifikasi struktur gramatikal, simbol bagaimana ditulis sesuai
kalimat, lalu teks. Proses rekognisi dengan seseorang bahasa lisan.
dari huruf, kata, frasa, kalimat teks Berdasarkan penjelasan diatas
dan akhirnya ke makna merupakan penulis dapat menyimpulkan bahwa
urut-urutan dalam mencapai membaca dapat diartikan sebagai
pemahaman. Dengan kata lain suatu proses untuk memahami yang
proses membaca di mulai dengan tersirat dalam yang tersurat, yakni
melihat teks yang kemudian ditarik memahami makna yang terkandung
ke dalam struktur otak untuk di dalam kata-kata yang tertulis.
mengidentifikasi dan mencari Makna bacaan tidak terletak pada

204
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume II Nomor 2, Desember 2017

halaman tertulis tetapi berada pada dan Sekolah Dasar Negeri Cingcin
pikiran pembaca. Demikianlah makna 02. Penelitian ini menggunakan 123
itu akan berubah, karena setiap siswa dan 2 guru kelas 5.
pembaca memiliki pengalaman yang Metode penelitian yang
berbeda-beda yang dipergunakan digunakan adalah metode
sebagai alat untuk eksperimen kuasi. Desain yang
menginterpretasikan kata-kata digunakan dalam penelitian ini adalah
tersebut (Tompkin & Hoskisson, Nonequivalent Groups Pretest-
1991). Beberapa ahli menyatakan Postest Design berbentuk desain
bahwa proses membaca melibatkan; kelompok pretest dan postest dengan
(1) huruf dan pengenalan kata, (2) kelompok kontrol. Dengan 2 kelas
pemahaman teks, dan (3) integrasi sebagai kelas eksperimen (N=58)
pemahaman dari teks baru ke dan 2 kelas sebagai kelas kontrol
pengetahuan atau pemahaman (N=65).
pembaca sendiri untuk menciptakan Data yang diperlukan dalam
informasi baru lainnya (Hamra & penelitian ini adalah (1) data analisis
Syatriana, 2012). Level kemampuan kondisi objektivitas pembelajaran
membaca pemahaman yang ingin tematik terpadu; (2) data kemampuan
dicapai dalam penelitian ini adalah membaca pemahaman siswa saat ini;
pemahaman literal, pemahaman (3) data evaluasi efektivitas
reorganization, pemahaman pembelajaran tematik terpadu
inferensial dan pemahaman evaluatif. bernuansa model Interactive-
Compensatory. dalam meningkatkan
C. Metode Penelitian
kemampuan membaca pemahaman.
Penelitian ini dilakukan di
Data analisis kondisi objektivitas
sekolah dasar yang berada di
pembelajaran tematik terpadu yang
kabupaten Bandung. Populasi dalam
saat ini dilaksanakan pada siswa
penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas V sekolah dasar, diperoleh
kelas 5 sekolah dasar dengan rata-
melalui observasi yang dianalisis
rata berusia 10-11 tahun. Sampel
secara kuantitatif. Data kemampuan
diambil secara random yaitu empat
membaca siswa saat ini diperoleh
kelas siswa kelas 5 yang berada di
melalui observasi. Data efektivitas
Sekolah Dasar Negeri Sekarwangi,
pembelajaran tematik terpadu

205
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume II Nomor 2, Desember 2017

bernuansa model Interactive- derajat bebas (df)= n-2. Oleh karena


Compensatory yang dikembangkan p < 0,005, maka Hi diterima dan Ho
melalui prates dan pascates yang ditolak, atau kedua rata-rata terdapat
dianalisis secara kuantitatif dengan perbedaan. Pengambilan keputusan
uji-t. juga dapat dilakukan dengan cara
membandingkan nilai t hitung dengan
D. Hasil dan Pembahasan t tabel, dengan ketentuan sebagai
Tabel 1 di bawah ini berikut :
menunjukkan hasil uji-t gain - Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka Ho
kemampuan membaca pemahaman diterima dan Hi ditolak.
siswa kelas 5 sekolah dasar kelas - Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka Ho
eksperimen dan kelas kontrol. ditolak dan Hi diterima.
Tabel 1 Uji beda gain kemampuan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau didalam daerah
membaca pemahaman penolakan Ho maka diputuskan
siswa kelas 5 bahwa Ho ditolak dan Hi diterima.
Data 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒅𝒇 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Sig. Dengan demikian dapat disimpulkan
Gaineks 5,260 42 1 0,000 bahwa terdapat perbedaan yang
_kontrol signifikan antara rata-rata skor gain
1 kelas eksperimen dan kelas kontrol
Gaineks 6,087 78 1,9 0,000 dalam kemampuan membaca
_kontrol pemahaman siswa pada taraf
2 kepercayaan 95 %.
Penelitian ini menunjukkan
Berdasarkan tabel 1 terlihat adanya peningkatan kemampuan
bahwa uji beda rata-rata terhadap membaca pemahaman teks informasi
gain kemampuan membaca siswa kelas 5 sekolah dasar. Hasil
pemahaman kelas eksperimen dan penerapan pembelajaran tematik
kelas kontrol pada taraf signifikasi terpadu bernuansa model Interactive-
0,05 diperoleh p (sig.(2-tailed)=0,000. Compensatory ini sangat variatif.
T tabel dapat dicari dengan tabel Kategori kemampuan membaca
distribusi t pada taraf kepercayaan pemahaman dari tiap sekolah
95% (α=5%), karena uji t bersifat dua memiliki nilai yang berbeda-beda.
sisi, maka nilai α/2=5%=0,025 dan Kemudahan akses informasi sangat
206
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume II Nomor 2, Desember 2017

mempengaruhi kemampuan mengambil manfaat yang penting dari


membaca pemahaman siswa sekolah informasi penting yang ada dalam
dasar. Akses informasi disini tidak teks. Hal ini dialami siswa karena
hanya informasi dari media elektronik siswa belum terbiasa ditugaskan
ataupun akses internet tetapi untuk menentukan makna yang
ketersediaan buku bacaan untuk tersirat dalam teks yang dibaca.
siswa merupakan akses yang sangat Dalam hal ini adalah kurang tepatnya
dibutuhkan oleh siswa sekolah dasar. desain tugas yang diberikan guru
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada waktu pembelajaran. Desain
hampir 80% siswa sudah mampu tugas dengan pengalaman yang
mengingat makna yang tersurat. menyenangkan diharapkan siswa
Contohnya yang pertama adalah mampu menggunakan pengalaman
siswa mampu mengenali makna yang dan pengetahuan yang dimilikinya
tersurat, menentukan ide pokok, kata untuk dipergunakan dalam
kunci, menyimpulkan teks dan kehidupannya dan berbagi
menguraikan teks dalam bentuk peta pengetahuan dengan orang lain.
konsep yaitu siswa mampu Selaras penjelasan Lynn Chu, et.al
menyebutkan fungsi organ tubuh (2016) yang memberikan kontribusi
manusia secara lisan dan tertulis, pada pemahaman kita tentang
siswa mampu menyebutkan proses pengalaman belajar yang
daur air secara lisan dan tertulis. menyenangkan bagi anak dalam
Siswa juga sudah mampu kegiatan pembelajaran terpadu di
mengidentifikasi gambar organ tubuh kelas sekolah dasar. Anak
manusia dan mengidentifikasi menunjukkan kesenangan ketika
gambar daur ulang air. melakukan eksperimen karena
Kemampuan siswa dalam keterlibatan merupakan hal utama
penelitian ini sudah mencapai pada yang menjadikan proses
level dua membaca pemahaman pembelajaran menjadi bermakna.
yaitu kemampuan evaluatif. Namun Dalam pembelajaran terpadu ini,
siswa masih mengalami kesulitan anak diberikan kesempatan untuk
dalam hal memahami makna tersirat mengajukan pertanyaan, mengamati,
dalam teks yang dibaca. Contohnya berdiskusi, mengolah data,
adalah siswa kesulitan dalam mempresentasikan. Pembelajaran

207
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume II Nomor 2, Desember 2017

terpadu ini memungkinkan berbagai penunjang yang terkait sangat


jenis pengetahuan dapat diperoleh. mempengaruhi kemampuan
Hal ini membuktikan bahwa membaca pemahaman siswa kelas 5
pembelajaran menggunakan tema sekolah dasar. Masalah lainnya
untuk pembelajaran, anak dapat adalah kurangnya motivasi membaca
menemukan kesenangan belajar siswa, menemukan bahwa 40 persen
secara formal. masalah pembaca yang buruk
Pembelajaran tematik terpadu mengacu pada kurangnya motivasi
bernuansa model Interactive- membaca.
Compensatory ini menawarkan (Maftoon&Tasnimi,2013;Kamg
pembelajaran menjadi aktivitas ar,et.al.,2016) menyarankan guru
pembelajaran menjadi penuh makna harus memiliki lebih banyak strategi
bagi siswa, baik aktivitas formal dalam mengajarkan keterampilan
maupun informal, meliputi membaca untuk meningkatkan
pembelajaran inquiry secara aktif motivasi siswa dan mereka melihat
hingga penyerapan pengetahuan dan guru sebagai model. Agar siswa
fakta pasif, dengan memberdayakan mampu belajar sendiri, dan
pengetahuan dan pengalaman siswa mengembangkan otonomi mereka.
untuk membantunya dan memahami Selain faktor guru yang
dunia kehidupannya. Cara mempengaruhi, faktor lingkungan
pengemasan pengalaman belajar belajar juga sangat mempengaruhi
yang dirancang oleh guru akan seperti penyediaan media
sangat berpengaruh terhadap pembelajaran dan lembar belajar
kebermaknaan pengalaman siswa yang menyenangkan.
dan menjadikan proses pembelajaran Peneliti menemukan ada
menjadi lebih efektif dan menarik. beberapa siswa yang dengan
Berdasarkan hasil angket, umumnya mudahnya memahami teks informasi.
siswa tidak disediakan buku Dan peneliti melakukan wawancara
penunjang juga di rumahnya masing- kepada siswa tersebut. Hasilnya,
masing. Mereka hanya beberapa siswa yang dengan mudah
mendengarkan dongeng dari ayah memahami teks informasi salah
atau kakeknya. Ketidaktersediaan satunya senang belajar melalui
buku-buku pelajaran dan buku latihan-latihan yang dilakukan sendiri

208
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume II Nomor 2, Desember 2017

tanpa bantuan orang lain. Ada juga (2015) yang menjelaskan bahwa
siswa yang sudah terbiasa membaca aktivitas interaktif akan bermanfaat
teks informasi di koran ataupun di mengubah makna dengan melibatkan
buku-buku bacaan milik ayahnya. siswa dalam langkah-langkah
Sehingga siswa-siswa tersebut strategis yang bertujuan. Kegiatan
menjadi aktif ketika pembelajaran di interaktif adalah kegiatan siswa yang
kelas. Ada beberapa siswa yang menuntut tingkat partisipasi siswa
sudah mampu mengkritisi bahan ajar yang tinggi dan berbagai bentuk
yang peneliti gunakan. Mereka kegiatan kelompok mulai dari diskusi
memberi masukan agar kata-kata sampai menceritakan kembali. Guru
dalam bahan ajar tidak terlalu sulit membimbing siswa untuk melakukan
untuk dipahami. tugas belajar yang berbeda pada
Pada salah satu sekolah berbagai tingkat interaksi. Pada
ditemukan siswa yang sudah memiliki intinya, siswa belajar tentang proses
pemahaman apresiasi yaitu siswa mental yang terlibat dalam
tersebut sudah mampu membedakan mengaktifkan gagasan dan membuat
genre, mengartikulasikan tanggapan koneksi antara ide-ide baru dan
dia sendiri terhadap maksud penulis. diketahui. Strategi ini membuat siswa
Hal ini terjadi karena siswa tersebut sadar bahwa tiga jenis makna
sering membaca baik buku pelajaran berbeda dapat terjadi yang dibangun
ataupun buku sastra. Siswa tersebut saat membaca yaitu literal, inferensial
tidak mengalami kesulitan pada saat dan personal. Mereka
memahami teks informasi, karena mengembangkan pemahaman bahwa
didukung oleh pengetahuan awal pengetahun pembaca sebelumnya
yang sudah mumpuni. Karena memainkan peran penting dalam
kemampuan pembaca untuk membangun makna dan beberapa
memahami bahan bacaan tergantung makna ada di sekitar teks.
pada bagaimana mereka E. Kesimpulan
memandang teks. Persepsi ini dapat Simpulan dari penelitian ini
didasarkan pada pengalaman atau adalah pembelajaran tematik terpadu
pertemuan sebelumnya dengan kata bernuansa model Interactive-
atau gagasan Mirasol, (2015). Hal ini Compensatory untuk meningkatkan
diperkuat dengan penelitian Yusuf kemampuan membaca pemahaman

209
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume II Nomor 2, Desember 2017

teks informasi siswa kelas 5 sekolah Teaching for University EFL


dasar keberhasilannya ditentukan Students: Need Analysis and
oleh beberapa faktor yaitu intervensi Model Design. English
guru dalam membangun pemahaman Language Teaching, Vol.5,
siswa terhadap teks, pengetahuan No.10, 1-11.
awal siswa terkait dengan tema, Kamgar, Narges.,Jadidi, Esmaeil.
ketersediaan buku-buku penunjang (2016). Exploring The
terkait dengan tema, tingkat Relationship of Irania EFL
kesukaran teks informasi yang dibaca Laerners’ Critical Thinking ans
oleh siswa. Harus ada desain tugas Self Regulation With Their
yang mampu mengaktifkan Reading Comprehension
pengetahuan awal siswa, menjadikan Ability. ScienceDirect. 776-
siswa mampu berpikir kritis, dan 783.
membantu mempermudah cara Kementrian Pendidikan dan
belajar siswa untuk memahami teks. Kebudayaan. (2016). Sumber
Daya Manusia Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA Dasar dan Menengah. Jakarta:

Croce, Anne Keri. (2014). Pusat Data dan Statistik

Assessment of Burmese Pendidikan dan Kebudayaan.

Refugee Students’ Meaning Kovalik, S., K. Olsen. (1994). ITI:

Making of Scientific The Model. Integrated

Informational Texts. Journal of Thematic Instruction. 3rd ed.

Early Childhood Literacy, Vol. Kent, Wash.: Books for

14(3) 389–424. Educators.

Fox, Emily. (2009). The Role of Lynn Chu, Sharon, et.al. (2016). Fun

Reader Characteristics in In Making: Understanding The

Processing and Learning From Experience Of Fun And

Informational Text. Review of Learning Through Curriculum-

Educational Research Spring Based Making In The

2009, Vol. 79, No. 1, pp. 197– Elementary School Classroom.

261. ScienceDirect. S1875-

Hamra, Ariffudin, Syatriana, Eny. 9521(2016)30028-3.

(2012). A Model of Reading


210
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume II Nomor 2, Desember 2017

Mirasol, Rosalyn Gunobgunob. Kaduna Nigeria.


(2015). The Relative Effect of ScienceDirect. 174, 523-528.
Glossing Instruction College
Students’ Reading
Comprehension.
ScienceDirect. 208, 82-90.
Pang, S. Elizabeth,et.all. (2003).
Teaching Reading. UNESCO.
PISA. (2016) Science Competencies
for Tomorrow’s World. ISBN:
9789264040007.
Sahin, Ayfer. (2013). The Effect of
Text Types on Reading
Comprehension. Mevlana
International Journal of
Education (MIJE). Vol. 3(2),
pp. 57-67, 1.
Stanovich, Keith E. (1984). The
Interactive-Compensatory
Model of Reading A
Confluence of Developmental
Psycology. Volume.5, Isuue 3.
Walters, Braker, Barbara A. (2014).
Informational Text and the
Common Core: A Content
Analysis of Three Basal
Reading Programs. SAGE. 1–
8.
Yusuf, Hanna Onyi. (2015) Interactive
Activities ans Its Impact on
Students’ Performance in
Reading Comprehension In
Senior Secondary Schools In

211

You might also like