You are on page 1of 10

JURNAL REFLEKSI EDUKATIKA 7 (2) (2017)

p-ISSN: 2087-9385 e-ISSN: 2528-696X


http://jurnal.umk.ac.id/index.php/RE

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS HASIL BELAJAR SISWA PADA


MATERI PECAHAN DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING KELAS IV SDN SUMUR 03

Pukjiwati 
SD Negeri Sumur 03 Cluwak Pati
Jawa Tengah, Indonesia

Info Artikel Abstract


________________ _______________________________________________________________
Sejarah Artikel: The purpose of this study was to determine whether there is a science learning outcomes in
Diterima Desember 2016 Operation Count Fraction In Problem Solving in Elementary school fourth grade Sumur 03,
Disetujui April 2017 Subdistrict Cluwak, Pati. In the first semester of the school year 2016/2017 This research is a
Dipublikasikan Juni 2017 classroom action research to solve the problem of whether the approach CTL can improve student
learning outcomes. PTK lasted until 2 cycles, each cycle consisting of (1) planning, (2) actions, (3)
________________ of observation, and (4) reflection. The fourth connection is regarded as one cycle. Collection and
Keywords: use of technical documentation, observation and testing, data collection tools such as document
Actiivty, journal learning, observation sheets and test items. Data analysis using descriptive comparative by
comparing baseline data of the first cycle and the second cycle data followed by reflection. The
learning outcomes, study of 18 students learning the standard minimum value of 65, which means that students who
fractions, CTL have reached a value above 65 otherwise been completed. Furthermore, students who achieve a
____________________ value of less than or equal to 65 otherwise unresolved in learning and need to get improvements in
learning. From the research results at the end of the lesson formative tests turned out of 18 students
who achieve grades above completeness only 8 students, if diprosentase students who otherwise
completed only 35%. So unresolved reached 65%. The conclusion of the research approach CTL
can improve the quality of student learning outcomes of the Mathematics of Operations
Troubleshooting Count Fraction in fourth grade elementary school Sumur 03, District Cluwak, Pati
regency, through the medium of learning and teaching.

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan apakah ada hasil belajar ilmu pada Operasi Hitung
Pecahan Dalam Pemecahan Masalah di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sumur 03, Kecamatan
Cluwak, Pati. Pada semester I tahun pelajaran 2016/2017 Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas untuk memecahkan masalah apakah pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. PTK berlangsung sampai 2 siklus, setiap siklus terdiri dari (1) perencanaan, (2)
tindakan, (3) observasi atau pengamatan, dan (4) refleksi. Hubungan keempat dianggap sebagai satu
siklus. Pengumpulan dan penggunaan dokumentasi teknis, observasi dan pengujian, alat
pengumpulan data berupa dokumen pembelajaran jurnal, lembar observasi dan tes item. Analisis
data menggunakan descriptive Komperatif dengan membandingkan baseline data siklus pertama dan
data siklus kedua diikuti oleh refleksi. Hasil studi dari 18 siswa standar belajar minimum nilai 65,
yang berarti siswa yang telah mencapai nilai diatas 65 dinyatakan telah selesai. Selanjutnya, siswa
yang mencapai nilai kurang atau sama dengan dari 65 dinyatakan belum terselesaikan dalam belajar
dan perlu mendapatkan perbaikan dalam pembelajaran. Dari hasil penelitian pada akhir pelajaran tes
formatif ternyata dari 18 siswa yang mencapai nilai di atas kelengkapan hanya 8 siswa, jika
diprosentase siswa yang dinyatakan selesai hanya 35%. Jadi yang belum terselesaikan mencapai
65%. Kesimpulan dari penelitian pendekatan CTL ini dapat meningkatkan kualitas hasil belajar
siswa terhadap mata pelajaran Matematika tentang Operasi Hitung Pecahan dalam Pemecahan
Masalah kelas IV SD Negeri Sumur 03, Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati, melalui media belajar
dan mengajar.

© 2017 Universitas Muria Kudus

Alamat korespondensi: p-ISSN 2087-9385


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
e-ISSN 2528-696X
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus
Kampus UMK Gondangmanis, Bae Kudus Gd. L. lt I PO. BOX 53
Kudus
Tlp (0291) 438229 ex.147 Fax. (0291) 437198
E-mail: yitclwk@gmail.com
Pukjiwati / Jurnal Refleksi Edukatika 7 (2) (2017)

PENDAHULUAN masyarakat dengan tempat kerja dan masyarakat


Upaya dalam mencerdaskan kehidupan pada umumnya dimana mereka akan hidup dan
bangsa dan mengembangkan kualitas manusia bekerja. Untuk itulah, dewasa ini guru tidak
seutuhnya adalah misi pendidikan yang menjadt cukup hanya menyampaikan pengetahuan kepada
tanggung jawab professional setiap guru. Namun peserta didik di kelas karena materi yang
salah satu permasalahannya pendikan yang diperolehnya tidak selalu sesuai dengan
dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah perkembangan masyarakat. Yang dibutuhkannya
rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang adalah kemampuan untuk mendapatkan dan
pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan mengelola informasi yang sesuai dengan
menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk kebutuhan profesinya. Mengajar bukan lagi
meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara usaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan,
lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan melainkan juga usaha untuk menciptakan sistem
kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, lingkungan yang membelajarkan peserta didik
pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara
sarana dan prasarana pendidikan lainnya, dan optimal. Mengajar dalam pemahaman seperti ini
peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun memerlukan suatu strategi belajar mengajar
demikian, berbagai indikator mutu pendidikan sesuai. Mutu pengajaran tergantung pada
belum menunjukan peningkatan yang merata. pemilihan strategi yang tepat bagi tujuan yang
Meskipun usaha-usaha yang telah hendak dicapai, terutama dalam upaya
dilakukan tersebut masih belum menghasilkan mengembangkan kreatifitas dan sikap inovasi
mutu pendidikan yang diharapkan, tetapi peserta didik. Untuk itu perlu dibina dan
Pemerintah melalui Dinas Pendidikan Nasional dikembangkan kemampuan profesional guru
tidak putus asa. Usaha-usaha ke arah untuk mengelola progam pengajaran dengan
peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan strategi belajar mengajar yang kaya dengan
dan berbagai terobosan baru terus diperkenalkan. variasi. Pemakaian metode mengajar yang tepat
Terobosan-terobosan terus dilakukan oleh Dinas akan dapat mengikis pendapat umum bahwa
Pendidikan Nasional, misalnya terobosan dalam Matematika itu sulit. “Matematika bukanlah
pengelolaan sekolah; terobosan dalam bidang studi yang sulit dipelajari asalkan strategi
peningkatan sumber daya tenaga kependidikan penyampaiannya cocok dengan kemampuan
adalah melalui pelatihan terintegrasi bagi guru, yang mempelajari". (Hudoyo, 1990 : 83).
kepala sekolah dan staf dinas; dan terobosan Pemilihan metode belajar yang tepat dan sesuai
dalam pengembangan materi adalah dengan akan sangat menentukan keberhasilan dalam
rintisan pengembangan pembelajaran pendekatan proses belajar mengajar.
CTL. Persoalannya sekarang adalah
Berbicara mengenai mutu pendidikan, bagaimana menemukan cara yang terbaik untuk
maka kita tidak pernah lepas dengan proses menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan
belajar mengajar. Karena keberhasilan dalam sehingga semua peserta didik dapat
proses belajar mengajar akan mempengaruhi menggunakan dan mengingat lebih lama konsep
mutu pendidikan. Namun proses belajar tersebut. Bagaimana setiap individual mata
mengajar yang terjadi sekarang seringkali pelajaran dipahami sebagai bagian yang saling
membuat kecewa, jika dikaitkan dengan berhubungan dan membentuk satu pemahaman
pemahaman peserta didik terhadap materi ajar. yang utuh. Bagaimana seorang guru dapat
Walaupun seringkali kita ketahui bahwa banyak berkomunikasi secara efektif dengan peserta
yang mungkin mampu menyajikan tingkat didiknya yang selalu bertanya-tanya tentang
pemahaman yang tidak baik terhadap materi alasan dari sesuatu yang berhubungan dari apa
yang diajarkan, tetapi pada kenyataannya mereka yang mereka pelajari. Bagaimana seorang guru
seringkali tidak memahami atau mengerti secara dapat membuka wawasan berpikir yang beragam
mendalam pengetahuan tersebut. dari seluruh peserta didik, sehingga dapat
Sebagian besar dari peserta didik tidak membuka berbagai pintu kesempatan selama
mampu menghubungkan antara apa yang mereka hidupnya. Hal ni merupakan tantangan yang
pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut dihadapi seorang guru setiap hari dan tantangan
akan dipergunakan atau dimanfaatkan. Peserta bagi pengembangan kurikulum.
didik memiliki kesulitan untuk memahami Untuk dapat mencapai tujuan
konsep akademik sebagaimana mereka biasa pembelajaran Matematika hendaknya diarahkan
diajarkan, yaitu menggunakan sesuatu yang pada kegiatan-kegiatan yang mendorong peserta
abstrak dan metode ceramah, mereka juga butuh didik untuk belajar secara aktif baik secara
untuk memahami konsep-konsep yang mental, fisik maupun sosial. Dalam pembelajaran
berhubungkan dengan tempat kerja dan hendaknya mengutamakan keterlibatan indera,

86
Pukjiwati / Jurnal Refleksi Edukatika 7 (2) (2017)

emosi, karsa, karya dan nalar peserta didik. Matematika dengan tema/aspek “Melakukan
Secara aktif untuk menemukan sendiri operasi hitung pecahan dalam pemecahan
pengetahuan melalui interaksi dengan masalah”.
lingkungan. Guru berperan sebagai fasillitor dan b. Penyampaian pembelajaran pada materi
motivator dalam mengoptimalkan peserta didik Melakukan operasi hitung pecahan dalam
dalam belajar, untuk itu dalam merancang pemecahan masalah kurang memfungsikan
pembelajaran hendaknya memberikan alat peraga dalam penjelasan terhadap siswa.
kesempatan kepada peserta didik untuk belajar c. Guru kurang memberi kesempatan siswa
seluas-luasnya dan membangun pengetahuan untuk bertanya tentang materi yang belum
sendiri. jelas.
Namun kenyataannya di lapangan, guru d. Motivasi siswa terhadap pembelajaran
dalam mengajarkan Matematika tidak melibatkan Matematika kurang, sehingga siswa tidak
indera, emosi, karsa, karya dan nalar peserta merespon penjelasan guru.
didik secara optimal. Guru berperan sebagai e. Siswa kurang memperhatikan pembelajaran
pusat belajar peserta didik dan lebih aktif dalam dengan baik
proses belajar mengajar, guru berusaha Mengingat luasnya ruang lingkup yang
menjelaskan semua materi sejelas mungkin terkandung alam penelitian ini, maka kiranya
sedangkan peserta didik pasif menerima apa perlu peneliti memberikan batasan sehingga
yang diberikan guru. ruang lingkupnya lebih jelas. Adapun batasan
Di antara pokok bahasan Matematika masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
yang diajarkan di sekolah pada jenjang SD, salah berikut :
satunya adalah materi tentang Melakukan operasi Tentang peningkatan aktifitas dan hasil
hitung pecahan dalam pemecahan masalah. Pada belajar Matematika tentang Melakukan operasi
materi ini peserta didik kadang sulit memahami hitung pecahan dalam pemecahan masalah
konsepnya. Sehingga anak didik sulit untuk melalui pendekatan CTL di kelas IV SD Negeri
memecahkan masalah yang ada hubungannya Sumur 03, Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati
dengan materi tersebut. Dari sinilah timbul pada semester I Tahun Pelajaran 2016/2017?
masalah yang memerlukan jalan pemecahannya. Berdasarkan uraian di atas, maka
Bagaimana seorang guru harus menggunakan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
metode, teknik, cara, atau model pembelajaran “Bagaimana cara meningkatkan prestasi belajar
yang sesuai untuk mengajarkan materi tersebut. siswa dengan menggunakan pendekatan CTL
Sekarang ini telah banyak metode yang pada mata pelajaran Matematika dengan materi
diterapkan dalam pembelajaran Matematika, pokok Melakukan operasi hitung pecahan dalam
misal: metode ceramah, metode tugas, metode pemecahan masalah di kelas IV Sekolah Dasar
ekspositori, dan lain-lain. Pada pembelajaran Negeri Sumur 03 Kecamatan Cluwak, tahun
konvensional yang ada pada proses kegiatan 2016/2017?
belajar mengajarnya berpusat pada guru, guru 1. Apakah dengan pendekatan CTL dapat
hanya mentransfer ilmu pengetahuan yang meningkatkan aktifitas belajar Matematika
dimiliki kepada peserta didik sehingga guru tentang Melakukan operasi hitung pecahan
dianggap segalanya oleh peserta didik. Tetapi dalam pemecahan masalah kelas IV SD
pada pembelajaran dengan pendekatan CTL guru Negeri Sumur 03, Kecamatan Cluwak,
mengajarkan materi yang ada dengan keadaan Kabupaten Pati pada semester I tahun
yang sebenarnya/kongkrit. Sehingga pelajaran 2016/2017?
pembelajaran secara alamiah dalam bentuk siswa 2. Apakah dengan pendekatan CTL dapat
mengalami secara langsung sehingga meningkatkan hasil belajar Matematika
pembelajaran lebih bermakna. tentang Melakukan operasi hitung pecahan
Dari uraian latar belakang dapat dalam pemecahan masalah kelas IV SD
diidentifikasi sebagai masalah yang perlu Negeri Sumur 03, Kecamatan Cluwak,
dipecahkan. Identifikasi masalah yang dimaksud Kabupaten Pati pada semester I tahun
adalah penerapan pembelajaran pendekatan CTL pelajaran 2016/2017?
dapat memberikan hasil positif terhadap prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran Matematika Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
dengan materi pokok tentang Melakukan operasi adalah :
hitung pecahan dalam pemecahan masalah, 1. Untuk mengetahui seberapa besar
terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam peningkatan motivasi siswa dalam belajar
proses pembelajaran, yaitu : Matematika tentang Melakukan operasi
a. Rendahnya tingkat penguasaan terhadap hitung pecahan dalam pemecahan masalah
materi pembelajaran pada mata pelajaran melalui pendekatan CTL

87
Pukjiwati / Jurnal Refleksi Edukatika 7 (2) (2017)

2. Untuk mengetahui seberapa besar dalam konteks CTL adalah proses pengalaman
peningkatan hasil belajar siswa dalam belajar secara langsung.
Matematika tentang Melakukan operasi Contextual Teaching and Learning
hitung pecahan dalam pemecahan masalah (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang
melalui pendekatan CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa
secara penh ntuk dapat menemukan materi yang
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat : dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
a. Bagi Guru kehidupan nyata sehingga mendorong siswa
Hasil penelitian ini dapat memberi masukan untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
dalam upaya pemilihan model pembelajaran mereka. Ada tiga hal yang harus dipahami.
yang tepat, juga sebagai pedoman dalam Pertama CTL menekankan kepada proses
melaksanakan pembe1ajaran dengan keterlibatan siswa untuk menemukan materi,
pendekatan CTL kedua CTL mendorong agar siswa dapat
b. Bagi Lembaga Pendidikan menemukan hubungan antara materi yang
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, ketiga
masukan dalam menetukan pola pengajaran mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam
di sekolah tersebut, dan juga sebagai kehidupan.
pertimbangan dalam pelaksanaan Terdapat lima karakteristik penting
pembelajaran dengan kurikulum KTSP serta dalam proses pembelajaran yang menggunakan
Kurikulum 2013 yang sedang dipersiapkan pendekatan CTL.
pelaksanannnya dimasing-masing lembaga 1. Pembelajaran merupakan proses pengaktifan
pendidikan khususnya pendidikan dasar. pengetahuan yang sudah ada (activating
c. Bagi Peserta Didik knowledge)
Penerapan pembelajaran CTL yang 2. Pembelajaran ntuk memperoleh dan
dilaksanakan selama penelitian diharapkan menambah pengetahuan baru (acquiring
menambah pengalaman belajar dan knowledge)
menumbuhkan karakter positif pada diri 3. Pemahaman pengetahuan (understanding
peserta didik, karena peserta didik terlibat knowledge)
secara langsung dalam proses belajar 4. Mempraktikan pengetrahuan dan
mengajar yang dihubungkan dengan dunia pengalaman tersebut (applying knomledge)
nyata anak sehingga konsep-konsep yang 5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge)
ditemukan akan lebih lama diingat dan CTL banyak dipengarhi oleh filsafat
dimengerti yang pada akhirnya siswa dapat konstruktisme yang mulai digagas oleh Mark
mempergunakan konsep-konsep tersebut Baldwin dan selanjutnya dikembangkan oleh
dalam kehidupan sehari-hari di tengah Jean Piaget. Piaget berpendapat, bahwa sejak
masyarakat. kecil setiap anak sudah memiliki struktur
d. Bagi Peneliti kognitif yang kemudian dinamakan “skema”.
Penelitian ini sebagai sarana untuk Skema terbentuk karena pengalaman, dan proses
meningkatkan kemampuan menulis dan penyempurnaan skema itu dinamakan asimilasi
menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan semakin besar pertumbuhan anak maka
serta dapat menambah pengetahuan dan skema akan semakin sempurna yang kemudian
ketrampilan dalam menyelenggarakan proses disebut dengan proses akomodasi.
belajar mengajar khususnya pembelajaran Pendapat Piaget tentang bagaimana
dengan pendekatan CTL. sebenarnya pengetahuan itu terbentuk dalam
e. Manfaaf bagi Perpustakaan Sekolah. struktur kognitif anak, sangat berpengaruh
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai terhadap beberapa model pembelajaran,
salah satu model pendekatan dan strategi diantaranya model pembelajaran kontekstual..
dalam mengembangkan, meningkatkan menurut pembelajaran kontekstual, pengetahuan
prestasi belajar yang diaplikasikan berdaya itu akan bermakna manakala ditemukan dan
guna di perpustakaan sekolah. dibangun sendiri oleh siswa.

Tinjauan Tentang Pendekatan dan Latar belakang Psikologis


Metode Dalam Pembelajaran Dipandang dari sudut psikologis, CTL
CTL merupakan strategi yang berpijak pada aliran psikologis kognitif. Menurut
melibatkan seswa secara penuh dalam proses aliran ini proses belajar terjadi karena
pembelajarannya. Siswa didorong untuk pemahaman individu akan lingkungan. Belajar
beraktifitas mempelajari materi pelajaran sesuai bukanlah peristiwa mekanis seperti keterkaitan
dengan topik yang akan dipelajarinya. Belajar stimulus dan respon. Belajar melibatkan proses

88
Pukjiwati / Jurnal Refleksi Edukatika 7 (2) (2017)

mental yang tidak tampak seperti emosi, minat, METODE


motivasi, dan kemampuan atau pengalaman. Penelitian ini menggunakan Rancangan
Ada yang perlu dipahami tentang pembelajar Penelitian Tindakan Kelas yang berfokus dalam
dalam konteks CTL. kegiatan siswa dalam pembelajaran
1. Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi 1. Tempat penelitian ini dilakukan di SD Sumur
proses mengkontruksi pengetahuan sesuai 03 Kelas IV Kecamatan Cluwak, Kabupaten
dengan pengalaman yang mereka miliki Pati Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini
2. Belajar bukan sekedar mengumnpulkan disebabkan karena keterbatasan pemikiran,
fakta yang lepas-lepas. biaya, dan tenaga selain itu peneliti adalah
3. Belajar adalah proses pemecahan masalah guru di SD Negeri Sumur 03 oleh sebab itu
4. Belajar adalah proses pengalaman sendiri peneliti memilih setting penelitian ini
yang berkembang dari yang sederhana dilaksanakan di SD Negeri Sumur 03
menuju yang kompleks 2. Banyaknya siswa yang menikuti 18 orang
5. Belajar pada hakikatnya adalah menangkap siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 8
pengetahuan dari kenyataan. siswa perempuan
3. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada
Perbedaan CTL dengan Pembelajaran semester I tahun pelajaran 2016/2017.
Konvensioanal 4. Dalam pelaksanaan tindakan, rancangan
dilakukan dalam 3 siklus yang meliputi: (a)
No. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan,
Konvensioanal (d) refleksi.
CTL Pembelajaran
Konvensional
1 Siswa sebagai subjek Siswa sebagai HASIL DAN PEMBAHASAN
belajar objek belajar Penelitian ini peneliti lakukan di
2. Siswa belajar melalui Siswa lebih banyak sekolah dasar tempat peneliti mengajar yaitu di
kegiatan kelompok belajar secara SD Negeri Sumur 03 Kecamatan Cluwak,
indidu Kabupaten Pati, pada tahun pelajaran 2016/2017.
3. Pembelajaran Pembelajaran Ini peneliti sebagai Guru Kelas mengajar di kelas
dikaitkan dengan bersifat teoritis dan IV. Jumlah siswa 18 orang terdiri dari laki-laki
kehidupan nyata abstrak 10 orang dan perempuan 8 orang. Pada kondisi
4 Kemampuan Kemampuan awal pembelajaran siswa memperoleh nilai yang
didasarkan atas diperoleh dari kurang memenuhi harapan beberapa siswa
pengalaman latihan-latihan memperoleh nilai minimal 65 sesuai yang telah
5 Tujuan akhir Tujuan akhir nilai ditetapkan KKM. Hasil penelitian menunjukkan
kepuasan diri atau angka bahwa pada kondisi awal 18 siswa, sebanyak 8
6 Prilaku dibangun atas Prilaku dibangun siswa (65%) belum tuntas dan 10 siswa (35%)
kesadaran oleh factor dari luar mempunyai kemampuan awal yang mendapat
7 Pengetahuan yang Pengetahuan yang nilai lebih dari 65 (dikatakan tuntas), sedangkan
dimiliki indidu dimiliki bersifat pada pra siklus yang peneliti lakukan pada hari
berkembang sesuai absolute dan final, Senin dan Selasa tanggal 8-9 September 2016,
dengan pengalaman tidak mungkin dengan memberikan soal tentang operasi hitung
yang dialaminya berkembang. pecahan dalam pemecahan masalah pada kelas
8 Siswa Guru penentu IV dengan pendekatan CTL. Hasil yang diperoh
bertanggungjawab jalannya proses mencapai 35% tuntas atau 8 siswa memperoleh
nilai diatas KKM, sedangkan yang belum
dalam memonitor pembelajaran
mencapai KKM sebanayak 10 siswa dapat
dan mengembangkan
pembelajaran dikatakan (35%) tidak tuntas. Penelitian siklus I
dilaksanakan Senin dan Selasa tanggal 15-16
9 Pembelajaran bisa Pembelajaran
September 2016. Dengan memberikan soal
terjadi dimana saja terjadi hanya di
tentang Melakukan operasi hitung pecahan
dalam kelas
dalam pemecahan masalah di kelas IV dengan
10 Keberhasilan Keberhasilan
pendekatan CTL. Hasil yang diperoleh mencapai
pembelajaran dapat pembelajaran
100% tuntas atau 18 siswa memperoleh nilai
diukur dengan hanya bisa diukur
diatas KKM.
berbagai cara dengan tes
Pada akhir siklus I peneliti memberi
soal tentang Melakukan operasi hitung pecahan
dalam pemecahan masalah kepada siswa

89
Pukjiwati / Jurnal Refleksi Edukatika 7 (2) (2017)

sebanyak 10 soal isian, yang berkaitan dengan pecahan dalam pemecahan masalah di kelas IV
Melakukan operasi hitung pecahan dalam dianggap meningkat dengan pendekatan CTL.
pemecahan masalah. Waktu untuk Dalam pembelajaran yang menggunakan
menyelesaikan selama 30 menit kemudian siswa pendekatan CTL sikap siswa dalam
diperintahkan untuk mencocokkan dengan pembelajaran menunjukkan adanya antusias yang
langkah yang di berikan guru. baik untuk mengikuti pembelajaran matematika.
Keberhasilan sebelum dilaksanakan pra Apa yang dilaksanakan dalam penelitian
siklus (pre tes) dengan rata-rata 60,3 pada akhir tindakan kelas ini telah mampu meningkatkan
siklus I prestasi belajar mencapai rata-rata 71,8. hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal
Kesalahan dalam mengejakan soal cukup Melakukan operasi hitung pecahan dalam
beragam diketahui pada sebelum siklus dari tes pemecahan masalah dengan menggunakan model
awal dan tes akhir siklus I yaitu : (1) kesalahan CTL.
memahami maksud soal sebanyak 4 siswa, (2) Pembelajaran dengan mengimplikasikan
kesalahan dalam mengoperasikan soal yang pendekatan CTL dalam penelitian ditemukan
diharapkan sebanyak 7 siswa, (3) kesalahan bahwa guru harus mampu membuat realisasi dari
dalam menentukan hasik akhir sebanyak 5 siswa. hal-hal yang abstrak menjadi nyata sehingga
Dengan demikian siklus I keberhasilan cepat ditangkap siswa, jika bersifat kata-kata,
mencapai 80% dengan keberhasilan yang guru perlu memberikan dengan disertai gambar-
demikian, belum memenuhi apa apa yang gambar, model-model dan cara pengerjaan yang
diharapkan, maka peneliti mengadakan refleksi terlebih dahulu dengan menggunakan LKS yang
ulangan terhadap terhadap perencanaan siklus I. dikerjakan siswa secara kelopok-kelompok kecil
Hal-hal yang dilakukan peneliti : (1) dengan tujuan agar siswa yang kurang cepat
Memperbaiki perencanaan siklus I untuk diterima oleh sebagian siswa dapat dibantu oleh
ditingkatkan pada siklus II, (2) memberikan teman sekelompoknya yang telah menguasai
contoh-contoh soal yang lebih jelas dan materi Melakukan operasi hitung pecahan dalam
dimengerti siswa, (3) Mengadakan cek hasil pemecahan masalah tersebut. Dengan bimbingan
pengamatan guru terhadap peneliti, atas guru untuk mengerjakan soal siswa dapat
kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran menyelesaikannya dengan lebih baik.
siklus I Bimbingan guru dalam melatih siswa
Pada akhir siklus II merupakan usaha terutama yang kurang minat terhadap
memperbaiki pembelajaran terhadap siklus I matematika sangat berperan. Apabila siswa telah
yang dianggap ada sebagian anak yang belum terlatih maka model Melakukan operasi hitung
tuntas belajarnya, peneliti memberikan 5 soal pecahan dalam pemecahan masalah apa saja akan
cerita yang berkaitan dengan Melakukan operasi mudah diselesaikan siswa karena pada dasarnya
hitung pecahan dalam pemecahan masalah. pendekatan CTL ini adalah suatu pendekatan
Waktu untuk menyelesaikan 30 menit kemudian yang berbasis masalah yang selalu akrab dengan
siswa diperintahkan untuk mencocokkan dengan lingkungan siswa. Pendekatan untuk membuat
langkah yang diberikan guru. konsep abstrak menjadi lebih nyata dengan
Peningkatan belajar siswa pada pra mengimplementasikan pemberdayaan alat peraga
siklus dari rata-rata 60,3 menjadi 71,8 pada sehingga mudah dicerna dan dimengerti siswa,
siklus I dengan rincian : ada 5 siswa yang pelaksanaan proses pembelajaran mempunyai
mendapat nilai 65 dikatakan berhasil dan 13 peranan penting untuk tercapainya keberhasilan
siswa mendapat nilai diatas 65. Akhir siklus II pembelajaran. Dengan terlaksananya penelitian
dikatakan berhasil karena ada 18 siswa tindakan kelas ini, maka hasil belajar siswa
seluruhnya telah mengalami peningkatan hasil meningkat tinggi, sehingga mencapai hasil tuntas
belajar dan pada akhir siklus II semua (100%) sesuai dengan kompetensi dasar yang telah
tuntas. Sedangkan hasil observasi guru dalam ditentukan.
pembelajaran juga mengalami peningkatan yang
berarti bahwa guru telah menggunakan langkah-
langkah dengan pendekatan CTL dengan baik.
Keberhasilan tersebut diketahui dari
pemahaman terhadap apa yang diminta soal
dapat dipahami dan dimengerti siswa, proses
Melakukan operasi hitung pecahan dalam
pemecahan masalah dengan benar dikerjakan,
soal dikerjakan dengan tepat dan hasil akhir juga
benar. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan
masalah pada materi Melakukan operasi hitung

90
Pukjiwati / Jurnal Refleksi Edukatika 7 (2) (2017)

Tabel 1. Analisas Nilai Hasil Tes Akhir Dalam Proses Perbaikan Pembelajaran

Analisis Hasil Evaluasi


N
Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II
o
N T BT N T BT N T BT
1 Rifki Andriyansah 70 √ - 75 √ - 100 √ -
2 Maulana F.R 55 - √ 65 √ - 65 √ -
3 Ahmad Zaki Romadhon 65 √ - 65 √ 65 √ -
4 Atry Rhesyia 60 - √ 70 √ - 70 √ -
5 Beti Nur Sabrina 50 - √ 55 - √ 75 √ -
6 Dela Darista 55 - √ 75 √ - 85 √ -
7 Diana Fata Sari 65 √ - 75 √ - 75 √ -
8 Dino Cahyono 55 - √ 60 √ - 75 √ -
9 Etna Tur Candika 55 - √ 75 √ - 85 √ -
10 Etna Rona Hidayah 80 √ - 80 √ - 100 √ -
11 Fadliratul Maulinda 80 √ - 80 √ - 100 √ -
12 Hestia Nur Rizka Mulyadi 55 - √ 60 - √ 70 √ -
13 Muhammad Arif F 65 √ - 75 √ - 75 √ -
14 Muhammad Amanda F 45 - √ 50 - √ 70 √ -
15 Muhammad Mahfud Efendi 65 √ - 65 √ - 75 √ -
16 Riyan Choirul Majid 60 - √ 60 - √ 80 √ -
17 Sya`rotul Sita Liyana 50 - √ 55 - √ 75 √ -
18 Muhammad Erlangga A 65 √ - 75 √ - 90 √ -

Tabel 2. Hasil observasi terhadap 18 siswa dalam menyelesaikan soal tentang Melakukan operasi hitung
pecahan dalam pemecahan masalah di kelas IV SD Negeri Sumur 03
No Aspek Kesalahan yang diamati Banyak siswa % Keterangan
Kurang paham apa yang ditanyakan oleh soal Ada 12(40%) siswa
1 Melakukan operasi hitung pecahan dalam 3 16,6 yang dianggap
pemecahan masalah memiliki kemampuan
Paham apa yang ditanyakan tetapi kurang tinggi dalam
2 mampu mengopresikan yang diharapkan oleh 2 11,1 menyelesaikan soal
soal
3 Keliru dalam menentukan hasi akhir 1 5,6
Telah berhasil/mampu menyelesaikan masalah
4 dalam Melakukan operasi hitung pecahan 12 66,6
dalam pemecahan masalah

Tabel 3 Rekapitulasi hasil belajar siswa

Pra Siklus Siklus I Siklus II


Hasil Belajar
Persen Persen Persen
Jumlah Jumlh Jumlh
tase tase tase
Skor < 65 10 56% 4 23% 0 0%
Skor ≥ 65 8 44% 12 67% 18 100%
Tuntas belajar 8 44% 12 67% 18 100%
Tidak tuntas belajar 10 56% 4 23% 0 0%
Nilai rata-rata 60,3 68,3 80

91
Pukjiwati / Jurnal Refleksi Edukatika 7 (2) (2017)

Tabel 4 Data motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Kelompok

Siklus I Siklus II
No Indikator
Hasil Presentase Hasil Presentase
1 Tingkat keinginan anggota dalam kelompok 3 60 4 80
2 Kekompakan kerja kelompok 3 60 4 80
3 Tingkat heterogenitas kelompok 3 60 3 60
4 Kemampuan kelompok dalam
3 60 4 80
menyelesaikan tugas
5 Kesan umun cara pembentukan kelompok 3 60 3 60
Rata-rata 3 60 3,6 76

Tabel 5 Hasil Observasi Performasi Guru dalam Pembelajaran dengan alat Peraga Pengukuran
Kompetensi Guru (APKG)
Nilai Nilai
No Aspek yang diamati performasi performasi
Siklus I Siklus II
1 Mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran 3 4
2 Melaksanakan kegiatan pembelajaran 3 4
3 Mengelola interaksi kelas 3 3
Bersifat terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap
4 4 4
positif siswa terhadap belajar
5 Mendemontrasikan kemampuan mata pelajaran matematika 4 4
6 Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar 4 4
7 Kesan umum kinerja guru 3 4
Skor rata-rata
3,42 3,85
PEMBAHASAN Kegiatan tersebut kemudian diikuti
Pra Siklus dengan pemberian soal untuk diselesaikan siswa
Dalam pembelajaran ini dapat dikatakan secara individu. Setelah dilaksanakan secara
unik Oleh karena itu, pada penelitian tindakan individu kemudian tugas cecara kelompok.
kelas seklus I peneliti memberikan tehnik Setelah pembahasan soal dilanjutkan dengan pos
penyelesaian soal tentang Melakukan operasi tes. Titik perhatian dalam siklus I adalah agar
hitung pecahan dalam pemecahan masalah siswa memahami apa yang ditanyakan dan
melalui pendekatan Teaching and Learning bagaimana cara operasionalnya sehingga anak
(CTL). Pelaksanaan tindakan siklus I tersebut mengerti apa yang ditanyakan dan bagaimana
langkah-langkah yang dilakukan pada yang dikehendaki. Pemahaman siswa diharapkan
pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) guru akan tumbuh dalam siklus I sehingga akan
menyiapkan bahan ajar dengan pokok bahasan memudahkan untuk menyelesaikan soal yang
Melakukan operasi hitung pecahan dalam diberikan oleh guru.
pemecahan masalah dengan menggunakan
pendekatan Teaching and Learning (CTL)., (2) Siklus I
menjelaskan materi dan menyuruh siswa Menurut penelitian pelaksanaan siklus I
menyebutkan benda-benda yang ada sudah ada peningkatan yang signifikan karena
hubungannya tentang Melakukan operasi hitung perolehan nilai pada siklus I, ada 13 siswa yang
pecahan dalam pemecahan masalah yang ada mendapat nilai 65 atau lebih, sedangkan pada
dilingkungan siswa, (3) membentuk kelompok siklus II ada 18 siswa semua tuntas.
secara acak dengan memperhatikan setiap Dari data tabel diatas rata-rata motifasi
kelompok ada siswa yang pandai dan kurang siswa dalam pembelajaran kelompok pada siklus
pandai. Siswa yang pandai berlaku tutor sebaya, I adalah 3 ( 60% ) dengan kategori baik (B).
(4) siswa menyelesaikan tugas-tugas yang Sedangkan pada siklus II rata-rata keberhasilan
diberikan Guru bersama kelompoknya yang siswa mengalami peningkatan yaitu 3,60 ( 76% )
dipimpin tutor sebaya sebagai ketua kelompok, dengan kategori baik sekali (BS). Motivasi siswa
(5) guru mengamati jalannya kerjasama dalam dalam pembelajaran klasikal dapat diketahui
kelompok, (6) guru membahas tugas yang yaitu rata-rata siklus I adalah 3 (60%) dengan
diselesaikan secara bersama. kategori baik (B). Sedangkan pada siklus II rata-

92
Pukjiwati / Jurnal Refleksi Edukatika 7 (2) (2017)

rata motivasi siswa mengalami peningkatan yaitu e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan
3,60 (76%) dengan kategori baik sekali (BS) berkesinambungan
yang berarti bahwa pada siklus II dalam f. Memberikan pengalaman yang sempurna
pembelajaran kelompok 76% pada siklus II g. Membantu tumbuhnya pemikiran dan
pembelajaran klasikal. Hasil observasi guru perkembangan kemampuan berbahasa
dalam pembelajaran dengan pendekatan Setelah melaksanakan perbaikan proses
Teaching and Learning (CTL). Sehingga hasil pembelajaran pada siklus II dengan
perbaikan pembelajaran sangat memuaskan dan mengoptimalkan pengunaan alat peraga dan
bisa mencapai tujuan pembelajaran yang telah media pembelajaran yang sesuai dengan
dirancang sebelumnya. karakteristik lingkungan siswa ternyata hasil
pembelajaran sengat memuaskan yaitu nilai
Siklus II ketuntasan secara klasikal yang tercapai pada
Pada akhir siklus II merupakan usaha siklus I hanya 68,3% ternyata pada siklus II bisa
memperbaiki pembelajaran terhadap siklus I mencapai 80%.
yang dianggap ada sebagian anak yang belum
tuntas belajarnya. SIMPULAN
Keberhasilan tersebut diketahui dari Setelah melakukan penelitian perbaikan
pemahaman terhadap apa yang diminta soal pembelajaran dari pra siklus, siklus I dan II
dapat dipahami dan dimengerti siswa, proses hingga selesai, menganalisis hasil observasi,
Melakukan operasi hitung pecahan dalam hasil tes formatif dan merekap perolehan nilai
pemecahan masalah dengan benar dikerjakan, siswa pada pembelajaran Matematika materi ajar
soal dikerjakan dengan tepat dan hasil akhir juga tentang Melakukan operasi hitung pecahan
benar. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan dalam pemecahan masalah dengan pendekatan
masalah pada materi Melakukan operasi hitung Teaching and Learning (CTL) dapat ditarik
pecahan dalam pemecahan masalah di kelas IV kesimpulan sebagai berikut :
dianggap meningkat dengan Teaching and 1. Dengan menggunakan pendekatan
Learning (CTL). Dalam pembelajaran yang Teaching and Learning (CTL) dapat
menggunakan pendekatan Teaching and meningkatkan aktifitas belajar Melakukan
Learning (CTL) sikap siswa dalam pembelajaran operasi hitung pecahan dalam pemecahan
menunjukkan adanya antusias yang baik untuk masalah pada siswa kelas IV semester I
mengikuti pembelajaran matematika. tahun pelajaran 2016/2017 di SD Negeri
Dari kegiatan refleksi, diketahui bahwa Sumur 03 Kecamatan Cluwak, Kabupaten
kekurangan siwa pada Melakukan operasi hitung Pati
pecahan dalam pemecahan masalah adalah yang 2. Dengan menggunakan pendekatan
berkaitan dengan soal cerita karena butuh Teaching and Learning (CTL) dapat
penalaran dan ketelitian oleh sebab itu perlu meningkatkan hasil belajar materi operasi
dikaji kembali dengan menggunkaan alat peraga hitung pecahan dalam pemecahan masalah
melalui pendekatan Teaching and Learning pada siswa kelas IV semester I tahun
(CTL), diharapkan lebih dapat dimengerti siswa. pelajaran 2016/2017 di SD Negeri Sumur
Dengan menggunakan pendekatan Teaching and 03 Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati
Learning (CTL) dan banyak melatih siswa akan 3. Dalam pembelajaran dengan menggunakan
memudahkan siswa dalam pemahaman Penelitian Tindakan Kelas yang
memecahkan masalah Melakukan operasi hitung dilaksanakan secara berkala dan terprogram
pecahan dalam pemecahan masalah. Kegiatan dapat mengembangkan professional guru
guru pada saat siswa mengerjakan soal secara terarah dan inovatif.
diharapkan menjadi fasilitator sehingga dimana
ada siswa yang mengalami kesulitan belajar DAFTAR PUSTAKA
diharapkan guru memberikan penjelasan. Senada
yang dikemukakan oleh Sujana (1998:100) Aburahman, Mulyono. 2001. Pendidikan Bagi
bahwa alat bantu yang berupa alat peraga dalam Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : PT
proses pembelajaran dapat : Rineka Cipta dan Depdikbud
a. Meningkatkan minat dan perhatian siswa
terhadap pembelajaran Arikunto Suharsimi., Suharjono, Supardi. 2008.
b. Meletakkan dasar dasar yang nyata untuk Penelitian Tindakan Kelas Jakarta :Sinar Grafika
berfikir (menghilangkan ferbalisme)
c. Meletakkan dasar perkembangan belajar, Gravemeijer, K. 1994. Develomping Realistic
sehingga hasil belajat lebih mantap Mathematics Education. Freudenthal
d. Memberikan pengalaman yang nyata Institute. Nederlands

93
Pukjiwati / Jurnal Refleksi Edukatika 7 (2) (2017)

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar


Mengajar dan Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta : Sinar Grafik

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan


Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

R. Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika


di Indonesia, Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Nasional.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang


Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan.


Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses


Belajar Mengajar. Bandung: PT. Ramaja
Rosdakarya.

Sumanto.YD, Kusumawati Heny, Aksi Nur.


2007. Gemar Matematika. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen pendidikan

Usman, Moh Uzer dan Lilis Setiawati. 2001.


Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

94

You might also like