You are on page 1of 9

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Metode

Jarimatika Dalam Pembelajaran Matematika SD Materi Perkalian Siswa


Kelas III MI Nu Wasilatut Taqwa Tenggeles Kecamatan Mejobo Kabupaten
Kudus Tahun Ajaran 2012/2013

Sabar Rutoto1, Henry Suryo Bintoro2, Ika Oktavianti3, Sumaji4

Diterima : 13 Maret 2012 disetujui : 9 Mei 2012 diterbitkan : 20 Juni 2012

ABSTRACT

Before this class actions research was conducted, the math school performance of grade III students of MI NU
Wasilatut Taqwa at the materials of operate for to calculate multiplication was low. This condition was caused by
the model of learning was still conventional, in which the students simply memorized and recalled the concept
without any learning experience in discovering the concept.
Based on this fact, this class action research was carried out. The purpose of this research is to determine whether
the teaching of mathematics by the method of jarimatika can improve the achievement of the grade III students of
MI NU Wasilatut Taqwa at the materials of operate for to calculate multiplication. Jarimatika method is a way of
modestly and please to teach to calculate the base to children of according to method, started with understanding
real correctly beforehand about number concept, number device, and operate for to calculate the base, then teach
the way of calculating with the hand radius. Its process early, done and terminated happily.
This research consists of two cycles, by taking thedata through observation and tests. Average test scores of
students achievement in studying mathematics increased in each cycle. In the first cycle, the average student
achievement in learning mathematics was 74 rising to 81 in the second cycle. Average score ofstudents' learning
activity increased from 2.46 in the first cycle to 3.13 in the second cycle. While the average score of
teachers'teaching and learning management increased from 2.64 in the first cycle to 2.68 in the second cycle. Based
on these results, it can be concluded that this method of jarimatika can improve students' mathematics learning
achievement of grade III students of MI NU Wasilatut Taqwa.

Keyword : jarimatika, multiplication and mathematics learning achievement.

ABSTRAK

Sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan, prestasi belajar matematika siswa kelas III MI NU Wasilatut
Taqwa pada materi operasi hitung perkalian terhitung rendah. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor : model
pembelajaran masih konvensional, di mana siswa hanya menghafal dan mengingat konsep tanpa ada pengalaman
belajar dalam menemukan konsep itu.
Berdasarkan keadaan ini, penelitian tindakan kelas dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah
pembelajaran matematika dengan metode jarimatika dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas III
MI NU Wasilatut Taqwa pada materi operasi hitung perkalian. Metode jarimatika adalah sebuah cara sederhana dan
menyenangkan mengajarkan berhitung dasar kepada anak-anak menurut kaidah, dimulai dengan memahamkan
secara benar terlebih dahulu tentang konsep bilangan, lambang bilangan, dan operasi hitung dasar, kemudian
mengajarkan cara berhitung dengan jari-jari tangan. Prosesnya diawali, dilakukan dan diakhiri dengan gembira.
Penelitian ini terdiri atas dua siklus dengan mengambil data melalui pengamatan dan tes. Rata-rata skor tes prestasi
belajar matematika siswa meningkat di setiap siklus. Pada siklus pertama rata-rata tes prestasi belajar matematika
siswa adalah 74 meningkat menjadi 81 pada siklus kedua. Skor rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat dari 2,46
pada siklus pertama menjadi 3,13 pada siklus kedua. Sedangkan skor rata-rata pengelolaan pembelajaran guru
meningkat dari 2,64 pada siklus pertama menjadi 2,68 pada siklus kedua. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan
bahwa metode jarimatika dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas III MI NU Wasilatut Taqwa
pada materi operasi hitung perkalian.

Kata Kunci : Jarimatika, Perkalian, dan Prestasi Belajar Matematika

1
Staf Pengajar Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UMK
2 34
Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UMK

Volume 6 Nomor 1 Juni 2013 32


PENDAHULUAN guru/tenaga pendidikan, tetapi anak harus lebih
aktif. Keaktifan anak disini diartikan keaktifan
Matematika merupakan salah satu mata yang timbul bukan atas dasar paksaan, oleh
pelajaran yang menduduki peranan penting karena itu materi yang dipelajari harus menarik
dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari minat belajar siswa dan menantang sehingga
pelaksanaan pelajaran matematika yang mereka dan terlibat dalam proses pembelajaran.
diberikan kepada semua jenjang pendidikan Keberhasilan pembelajaran matematika dapat
mulai dari tingkat sekolah dasar sampai diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti
perguruan tinggi. Selain itu, keputusan Menteri kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu
Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2011 dapat dilihat dari tingkat pemahaman,
tentang Prosedur Operasional Standar Ujian penguasaan materi serta hasil belajar siswa.
Nasional dijelaskan bahwa mata pelajaran Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan
Matematika menjadi salah satu mata pelajaran materi serta hasil belajar maka semakin tinggi
wajib yang menjadi ukuran kelulusan Ujian pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Namun,
Nasional. Matematika juga menjadi salah satu dalam kenyataan hasil belajar yang dicapai
ilmu yang dijadikan tolak ukur Intellectual siswa masih rendah.
Quotient (IQ) seseorang.
Berbagai upaya untuk menumbuhkan minat
Ada banyak alasan tentang perlunya siswa terhadap mata pelajaran Matematika terus
belajar matematika. Matematika perlu diajarkan menerusdiupayakan oleh para guru dan sekolah.
kepada siswa karena selalu digunakan dalam Salah satunya dengan menggunakan metode
segala segi kehidupan. Matematika merupakan pembelajaran matematika yang lebih atraktif.
sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, Pemilihan metode sangat penting agar prestasi
dapat digunakan untuk menyajikan informasi belajar yang diharapkan dapat tercapai. Metode
dalam berbagai cara, meningkatkan kemauan adalah salah satu kunci pokok di dalam
berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keberhasilan suatu pengajaran15.
keruangan serta memberikan kepuasan terhadap
usaha memecahkan masalah yang menantang1. Sebagai pendukung keberhasilan metode
pembelajaran, guru harus bisa menggunakan
Meskipun menjadi mata pelajaran yang sangat media pembelajaran yang tepat yaitu alat bantu
penting, matematika masih dianggap sebagai pembelajaran yang digunakan sesuai dengan
mata pelajaran sulit bagi sebagian siswa, bahkan tujuan dan isi materi pembelajaran sebagai usaha
matematika cenderung dijauhi atau dihindari, untuk mempermudah menyampaikan informasi
meskipun jumlah jam mata pelajaran dari sumber belajar kepada penerima informasi,
matematika di sekolah lebih banyak dengan tujuan untuk memperoleh hasil belajar
dibandingkan mata pelajaran lain. Berikut yang lebih baik dalam kegiatan belajar
beberapa permasalahan yang dihadapi anak-anak mengajar. Penggunaan media pembelajaran yang
dalam belajar matematika, misalnya anak-anak tidak sesuai mengakibatkan materi tidak
usia dini dalam hal pelajaran matematika, antara tersampaikan dengan sempurna. Pemilihan
lain: 1) masih banyak anak-anak usia 3-12 tahun media pembelajaran harus memperhatikan
yang kesulitan dalam mempelajari matematika kondisi siswa sebagai subjek pembelajaran.
terutama dalam hal berhitung pada operasi Bukan hanya guru dan sekolah saja yang
bilangan, yaitu penjumlahan, pengurangan, dituntut untuk menumbuhkan minat terhadap
perkalian dan pembagian, 2) masih kuatnya pembelajaran Matematika, orang tua serta
keinginan orangtua agar anak-anak menguasai masyarakat juga turut berperan serta memberi
matematika sementara anak-anak merasa berat motivasi dan dorongan kepada anak supaya mau
dan kesulitan sehingga terjadi proses memaksa- belajar Matematika dengan senang tanpa merasa
terpaksa (yang sangat tidak menyenangkan terpaksa. Untuk menumbuhkan minat dan
kedua belah pihak), dan 3) banyak kursus-kursus aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika,
ektra yang diikuti anak-anak. peneliti termotivasi untuk melaksanakan suatu
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan
Kondisi-kondisi diatas menyebabkan pelajaran keterkaitan rendahnya prestasi belajar belajar
matematika menjadi kurang disenangi oleh siswa. Terkait dengang latar belakang yang telah
sebagian siswa. Jika dikaji lebih lanjut, proses diuraikan, peneliti mengambil mata pelajaran
kegiatan pendidikan tidak harus berpusat pada matematika dengan materi pokok operasi

Volume 6 Nomor 1 Juni 2013 33


bilangan perkalian dengan alasan kegiatan Berdasarkan paparan di atas, peneliti melakukan
pembelajarannya sangat menantang dan SHQHOLWLDQ WLQGDNDQ NHODV GHQJDQ MXGXO ³Upaya
menuntut anak untuk berfikir kritis dan kreatif. Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Alasan lain mengapa peneliti mengambil materi Menggunakan Metode Jarimatika Dalam
pokok operasi bilangan perkalian, karena tingkat Pembelajaran Matematika SD Materi Perkalian
penguasaan anak kelas III terhadap materi masih Siswa Kelas III MI NU Wasilatut Taqwa
rendah. Terbukti dari 19 siswa, baru 7 siswa Tenggeles Kecamatan Mejobo Kabupaten
yang mampu menguasai materi pokok operasi Kudus Tahun Ajaran 2012/2013´
bilangan perkalian dengan capaian nilai diatas
KKM yaitu 70. KAJIAN TEORI

Untuk membantu menetapkan tindakan Prestasi merupakan bukti usaha yang dicapai,
penelitian, peneliti melakukan pengamatan yang sedangkan belajar adalah proses membangun
dilanjutkan diskusi dengan guru kelas. Hasilnya, makna melalui latihan dan pengalaman,
masih ada kekurangan dalam proses sehingga dapat menimbulkan perubahan tingkah
pembelajaraan matematika. Masalah tersebut laku yang baru pada diri individu dalam
bukan hanya bersumber dari siswa, seperti siswa interaksi dengan lingkungannya, sehingga
merasa kesulitan mengalikan dua bilangan dan prestasi belajar mengandung pengertian sebagai
siswa belum mampu mengerjakan soal berhitung hasil yang dicapai seseorang selama proses
dengan cepat dan tepat, masalah lain juga dari membangun makna melalui latihan dan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru yaitu pengalaman.
guru terlalu cepat dalam penyampaian materi,
guru masih menggunakan metode konvensional Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan
dalam mengajar, belum optimalnya atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata
menggunakan alat peraga, dan teknik berhitung pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
yang diajarkan pada siswa kurang sesuai dengan atau angka nilai yang diberikan oleh guru25.
karakteristik siswa. $ULILQ PHQ\DWDNDQ EDKZD ³3UHVWDVL
belajar merupakan suatu masalah yang bersifat
Dari hasil observasi dan wawancara awal perennial dalam sejarah manusia karena
tersebut dapat disimpulkan bahwa proses sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu
pembelajaran matematika di MI NU Wasilatut mengejar prestasi menurut bidang dan
Taqwa perlu dilaksanakan tindakan perbaikan kemampuannya masing-PDVLQJ´ $ULILQ MXJD
guna meningkatkan hasil belajar siswa. Salah mengemukakan bahwa prestasi belajar
satu tindakan yang dapat dilakukan adalah mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain:
perbaikan dalam teknik berhitung. Ada beragam (1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas
metode berhitung yang dapat digunakan, antara dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai
lain mencongak, sempoa, kumon, dan yang anak didik. (2) Prestasi belajar sebagaa lambang
sekarang sedang tren yaitu jarimatika. Adanya pemuasan hasrat ingin tahu.(3) Prestasi belajar
tren pembelajaran berhitung dengan metode sebagai bahan informasi dalam inovasi
jarimatika menginspirasi peneliti untuk mencoba pendidikan.(4) Prestasi belajar sebagai indikator
menerapkan permasalahan pembelajaran intern dan ekstern dari suatu institusi
matematika tersebut. pendidikan. (5) Prestasi belajar dapat dijadikan
indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak
Metode berhitung jarimatika ini ditemukan didik.
olehSepti Peni Wulandani, seorang ibu rumah
tangga yang berhasil menciptakan metode Dari beberapa pendapat di atas, dapat
berhitung menggunakan media jari yang disebut disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil
jarimatika. Metode ini berhasil mempermudah usaha yang dicapai oleh siswa dalam proses
anak-anak untuk belajar berhitung dan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka,
memperkenalkan kepada anak bahwa huruf maupun simbol dalam periode tertentu. Di
matematika (khususnya berhitung) itu dalam penelitian ini prestasi belajar dinyatakan
menyenangkan. Di dalam proses yang penuh dalam bentuk angka.
kegembiraan itu anak dibimbing untuk bisa dan
terampil berhitung dengan benar. Matematika adalah Ilmu tentang bilangan,
hubungan antara bilangan, dan prosedur

Volume 6 Nomor 1 Juni 2013 34


operasional yang digunakan dalam penyelesaian
masalah mengenai bilangan25. Pembelajaran perkalian dibagi menjadi dua hal
Ditinjau dari struktur dan urutan unsur-unsur yaitu perkalian dasar dan perkalian lanjutan.
pembentuknya, Matematika adalah pengetahuan Perkalian Dasar
tentang pola keteraturan pengetahuan struktur
yang terorganisasikan mulai dari unsur-unsur Di sekolah dasar perkalian pertama yang
yang tidak didefinisikan ke unsur yang diajarkan adalah perkalian dengan hasil sampai
didefinisikan, ke aksioma dan postulat dan 50, itu berarti objek yang dikalikan adalah
akhirnya ke dalil17. bilangan 1 sampai 5, sedangkan pengaliannya
adalah bilangan 1 sampai 10. Urutan mana yang
³0DWHPDWLND DGDODK UDWXQ\D LOPX didahulukan tidak begitu penting, yang penting
(Mathematics is Queen of the Science) siswa dapat mengikutinya secara
maksudnya antara lain ialah matematika itu menyenangkan. Namun dalam kurikulum KTSP,
tidak bergantung kepada bidang studi lain; perkalian dasar berubah dimulai dari perkalian 1
bahasa matematika agar dapat dipahami orang sampai 10.
dengan tepat digunakan simbol dan istilah yang
cermat dan disepakati bersama; matematika Perkalian dasar adalah perkalian dua bilangan
adalah ilmu deduktif yang tidak menerima satu angka, yang merupakan penjumlahan
generalisasi yang didasarkan kepada obsevasi berulang dari bilangan-bilangan yang sama pada
(induktif) tetapi generalisasi yang didasarkan setiap sukunya. Perkalian dasar sangat penting
pada pembuktian secara deduktif; ilmu tentang untuk dikuasai karena perkalian dasar
pola keteraturan; ilmu tentang struktur yang merupakan prasyarat bagi perkalian lanjutan.
terorganisasi mulai dari unsur yang tidak Jadi, sebelum mempelajari perkalian lanjutan,
didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke siswa harus mampu menguasai dan memahami
aksioma atau postulat dan akhirnya ke dalil; perkalian dasar.
PDWHPDWLND DGDODK SHOD\DQ LOPX´18. Perkalian lanjutan adalah perkalian yang
melibatkan paling tidak sebuah dua angka,
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa artinya perkalian dari dua bilangan dengan salah
matematika adalah ilmu tentang bilangan- satu bilangannya lebih dari satu angka atau
bilangan yang timbul dari pemikiran manusia kedua-duanya lebih dari satu angka.
yang berhubungan dengan idea, proses, dan Pembelajaran perkalian lanjut dilakukan dengan
penalaran. Matematika berupa ilmu tentang memanfaatkan sifat-sifat perkalian. Kaidah yang
struktur yang terorganisasi dimulai dari unsur- menjadi dasar penerapan adalah sifat-sifat pada
unsur yang tidak didefinisikan ke unsur-unsur perkalian yaitukomutatif (bolak-balik sama),
yang didefinisikan, kemudian ke aksioma atau distributif (penyebaran), dan
postulat dan akhirnya sampai ke dalil. asosiatif(pengelompokan).
Sifat komutatif (bolak-balik sama)
Dari pengertian prestasi belajar dan matematika
yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan axb=bxa
bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil Sifat distributif (penyebaran)
usaha kegiatan belajar siswa yang telah dicapai
a . (b + c) = (a . b) + (a . c)
setelah mengikuti pembelajaran matematika,
baik berupa perubahan perilaku maupun
kecakapan yang dinyatakan dengan simbol, a . (b + c + d) = (a . b) + (a . c) + (a . d)
angka maupun huruf.
Kedua sifat distributif tersebut dalam
Perkalian merupakan topik yang sangat penting matematika dikenal dengan sebutan
dalam pembelajaran matematika. Menurut sifatdistributif kiri perkalian terhadap
Wikipidia (dalam http://id.wikipedia.org), penjumlahan.
perkalian didefinisikan seluruh bilangan di
dalam suku-suku penjumlahannya yang diulang- Jarimatika merupakan singkatan dari jari dan
ulang. Operasi ini merupakan salah satu dari aritmatika, dengan memanfaatkan sepuluh jari
empat operasi dasar dalam aritmatika dasar yaitu manusia. Jarimatika adalah sebuah cara
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan sederhana dan menyenangkan mengajarkan
pembagian. berhitung dasar kepada anak-anak menurut

Volume 6 Nomor 1 Juni 2013 35


kaidah, dimulai dengan memahamkan secara Teknik Jarimatika Menurut Jean Piaget,siswa
benar terlebih dahulu tentang konsep bilangan, SD umumnya beradapadatahappraoperasi dan
lambang bilangan, dan operasi hitung dasar, operasi konkret (usia 6/7 tahun-12 tahun).
kemudian mengajarkan cara berhitung dengan Sehinggapembelajaran di SD seharusnya dibuat
jari-jari tangan. Prosesnya diawali, dilakukan konkret melalui peragaan, praktik, maupun
dan diakhiri dengan gembira29. permainan. Menurut Bruner, belajar matematika
meliputi belajar konsep-konsep dan struktur
Sifat-sifat yang dimiliki jarimatika antara lain21: matematika yang terdapat didalam materi yang
(1) Autodidaktif, artinya jarimatika dapat dipelajari serta mencari hubungan antara
dipelajari sendiri setelah diberikan peragaan konsep-konsep dan struktur-struktur matematika
secara sistematis oleh guru. (2) Simulatif, itu. Pembelajaran matematika hendaknya
artinya jarimatika dapat dipahami melalui dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai
peragaan langsung oleh peserta didik dengan dengan situasi (contextualproblem). Dengan
mempraktikkan jari tangannya.(3) Keterampilan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik
pembiasaan, artinya teknik jarimatika dapat secara bertahap dibimbing untuk menguasai
dikuasai dengan cara membiasakan diri konsep matematika. Dalam proses belajar, anak
menggunakan jari tangannya setiap dibutuhkan. sebaiknya diberi kesempatan memanipulasi
benda-benda atau alat peraga yang dirancang
Teknik jarimatika adalah suatu cara berhitung secara khusus dan dapat diotak atik oleh siswa
operasi KaBaTaKu (Perkalian, pembagian, dalam memahami suatu konsep matematika.
penambahan, dan pengurangan) dengan Melalui alat peraga yang ditelitinya anak akan
menggunakan jari dan ruas jari-jari tangan. Jadi, melihat langsung bagaimana keteraturan dan
dalam pelaksanaanya nanti siswa akan pola struktur yang terdapat dalam benda yang
menghitung perkalian dengan menggunakan diperhatikannya.
jari-jari tangannya masing-masing. Siswa dapat
menggunakan jari-jari tangan mereka untuk Perkalian juga dapat didefinisikan sebagai
menyelesaikan permasalahan berhitung EHULNXW³MLND D GDQ E ELODQJDQ-bilangan cacah,
berdasarkan aturan formasi tangan dan maka a x b adalah penjumlahan berulang yang
penyelesaian jarimatika28. Teknik jarimatika mempunyai a suku dan tiap suku sama dengan b´14.
adalah suatu cara menghitung matematika Perkalian pada hakikatnya merupakan cara
denganmenggunakan alat bantu jari. Teknik singkat dari penjumlahan. Oleh karena itu, jika
jarimatika ini selain fleksibel juga tidak siswa tidak dapat melakukan operasi perkalian,
memberatkan memori otak dalam proses ia dapat melakukannya dengan penjumlahan1.
perhitungan, menunjukan tingkat keakuratan .Berdasarkan dari pengertian di atas, dapat
yang tinggi16. disimpulkan bahwakemampuan berhitung
perkalian adalah kecakapan dalam mengerjakan
Berdasarkan pemaparan uraian diatas, dapat hitungan untuk memperoleh hasil kali.b.
disimpulkan bahwa teknik jarimatika adalah
suatu alat/carayang digunakan dengan jari Proses pembelajaran berhitung perkalian dengan
tangan untuk menghitung matematika. pendekatan jarimatika dibagi sepuluh tahap
yaitu21:
Kemudahan penggunaan teknik jarimatika Tahap I Perkalian 6 s.d 10;
berdampak pada kecepatandan ketepatan dalam Tahap II Perkalian 11 s.d 15;
melakukan pekerjaan berhitung. Penerapan Tahap III Perkalian 16 s.d 20;
teknik inipada pembelajaran matematika akan Tahap IV Perkalian 21 s.d 25;
lebih berkesan dan menarik sehingga Tahap V Perkalian 26 s.d 30;
membangkitkan dan menumbuhkan minat Tahap VI Perkalian 31 s.d 35;
belajar siswa. Disisi lain suasanapembelajaran Tahap VII Perkalian 36 s.d 40;
akan lebih hidup, komunikasi antara guru dan Tahap VIII Perkalian 41 s.d 45;
siswa dapatterjalin dengan baik sehingga pada Tahap IX Perkalian 46 s.d 50; dan
akhirnya akan meningkatkan Tahap X Perkalian 51 s.d 60.
kemampuanberhitung perkalian bilangan 6-10
pada siswa. Perkalian dengan menggunakan jarimatika yaitu
menghitung hasil kali dengan menggunakan

Volume 6 Nomor 1 Juni 2013 36


bantuan jari tangan sendiri. Adapun rumus
formulasi jarimatika adalah sebagai berikut:

(T1+ T2) + (B1x B2)


Contoh penggunaan jarimatika :
7 x 8 = (T1 + T2) + (B1 x B2)
= (20 + 30 + (3 x 2)
= 50 + 6
= 56
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut Gambar 1. Alat Pelaksanaan Penelitian
ini: Tindakan Kelas2

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI


NU Wasilatut Taqwa Desa Tenggeles Kecamatan
Mejobo Kabupaten Kudus dengan subyek
penelitian ini adalah siswa kelas III.
Untuk memperoleh data yang benar dan akurat
dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan
beberapa metode yang antara lain sebagai
berikut.

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan


subyek yang sedang diamati atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian.
Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut
melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber
data. Dengan observasi partisipan, maka data
yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan
Keterangan: sampai mengetahui pada tingkat makna dari
T 1 = jari tangan kanan yang ditutup (puluhan) setiap perilaku yang nampak.Selain peneliti ikut
T2= jari tangan kiri yang ditutup (puluhan) berpartisipasi dalam observasi, peneliti juga
B1= jari tangan kanan yang dibuka (satuan) berperan sebagai fasilitator. Sehingga peneliti
B2= jari tangan kiri yang dibuka (satuan) juga turut mengarahkan siswa yang diteliti untuk
melaksanakan tindakan yang mengarah pada
METODE PENELITIAN data yang diinginkan oleh peneliti.

Penelitian ini jenis penelitian yang digunakan Tes yang dilakukan berbentuk tes formatif yang
adalah PTK (penelitian tindakan kelas). Menurut dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran,
Kurt Lewin, prosedur kerja dalam penelitian hasil tes ini akan digunakan untuk mengetahui
tindakan kelas terdiri atas empat komponen, peningkatan prestasi belajar siswa melalui
yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan metode jarimatika.
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Hubungan keempat komponen Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
tersebut dipandang sebagai satu siklus5. sudah berlalu, berupa catatan, gambar, karya-
karya dan lain sebagainya (Furchan, 2006).
Peneliti menggunakan pendekatan ini untuk
mengetahui data-data terkait dengan sejarah
berdirinya MI NU Wasilatut Taqwa, stuktur
organisasi, jumlah guru, absensi kelas untuk
mengetahui data siswa kelas III yang mengikuti
penelitian bidang studi Matematika, serta data-
data yang terkait lainnya.

Volume 6 Nomor 1 Juni 2013 37


Data yang diperoleh dari tindakan yang mengeluarkan ide, pendapat dan gagasannya
dilakukan dianalisis untuk memastikan bahwa kepada teman, peneliti maupun guru. Siswa
dengan penerapan pembelajaran jarimatika dapat belum berani all out pada saat mempraktekkan
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Jarimatika, setiap akan maju membutuhkan
siswa kelas III MI NU Wasilatut Taqwa. Teknik waktu yang lama untuk bernegosiasi dengan
analisis data kualitatif terdiri dari tiga tahap teman sebangkunya. Berdasarkan hasil observasi
pokok, yaitu reduksi data, paparan data, dan dari lembar pengamatan diperoleh skor rata-rata
penyimpulan. Reduksi data adalah proses aktivitas belajar matematika siswa dalam proses
penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pembelajaran sebesar 2,46 dari skor rata-rata
pemfokusan dan pengabtraksian data mentah maksimum 4,0. Ini menunjukkan bahwa
menjadi informasi yang bermakna. Paparan data aktivitas belajar matematika siswa belum baik.
adalah proses penampilan data secara lebih Dari analisis hasil tes kemampuan siswa dalam
sederhana dalam bentuk naratif. Sedangkan menjawab soal operasi hitung perkalian (soal tes
penyimpulan adalah proses pengambilan intisari akhir siklus I) diperoleh nilai rata-rata hasil tes
dari sajian data yang terorganisasi dalam bentuk akhir siklus 1 sebesar 74 dengan nilai tertinggi
pernyataan kalimat. 93 dan nilai terendah 53. Siswa yang
memperoleh nilai lebih dari 60 sebanyak 15
Data yang dikumpulkan dari hasil observasi siswa sehingga persentase klasikal prestasi
berupa angka atau data kuantitatif, untuk belajar matematika siswa kelas III sebesar
mengetahui apakah ada peningkatan prestasi 78,95%.
belajar siswa seperti yang diharapkan dilakukan Hasil refleksi siklus 1 yang dilakukan, diperoleh
dengan cara menghitung prosentase kemudian kesimpulan bahwa pelaksanaan penelitian
dideskripsikan.Dalam penelitian ini peneliti tindakan kelas pada siklus 1 sudah mencapai
menilai secara kelompok (tim) dan individual indikator yang ditetapkan. Meskipun begitu,
yang mana pencapain nilai siswa dapat diperoleh perlu dilaksanakan siklus berikutnya yaitu siklus
dari skor kuis, dengan melihat apakah ada 2 untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi,
peningkatan dari skor awal mereka. karena nilai rata-rata dan ketuntasan klasikal
belum maksimal. Dengan perbaikan antara lain:
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas (a) Praktek metode Jarimatika lebih diperjelas.
ini sebagai berikut : Nilai rata-rata kelas untuk (b) Meningkatkan jumlah siswa yang aktif
WHV KDVLO EHODMDU PDWHPDWLND VLVZD • GHQJDQ dalam pembelajaran yaitu dengan cara
SHUVHQWDVH NHWXQWDVDQ NODVLNDO • Dan Skor meningkatkan keoptimalan kerja siswa dalam
rata-rata kemampuan belajar matematika siswa kelas serta bimbingan yang lebih intensif. (c)
GDODP SHPEHODMDUDQ • \DQJ GLDPELO GHQJDQ Siswa dimotivasi untuk lebih dapat
menggunakan lembar pengamatan aktivitas mengungkapkan ide dan gagasan mereka.
siswa. Skor ini diperkuat dengan hal-hal:Tidak
ada siswa pasif dalam kelompoknya. (1) Ada Refleksi siklus 2 dilaksanakan setelah
lebih dari 4 siswa yang berani bertanya kepada berakhirnya pelaksanakan siklus 2. Dari hasil
guru.(2) Ada lebih dari 4 siswa yang berani refleksi yang dilakukan, diperoleh kesimpulan
mendemonstrasikan. (3) c. Skor rata-rata bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas
kemampuan guru dalam kegiatan pembelajaran telah mencapai indikator yang ditetapkan. Hal
GHQJDQ PHQJJXQDNDQ PHWRGH MDULPDWLND • ini dapat dilihat dari hasil observasi melalui
yang diambil dengan menggunakan lembar lembar pengamatan aktivitas belajar matematika
pengamatan pengelolaan pembelajaran. siswa dalam proses pembelajaran yang sudah
baik (skor rata-rata aktivitas belajar matematika
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN siswa 3,13), nilai rata-rata hasil tes prestasi
belajar siswa (soal tes akhir siklus 2) sebesar 81
Berdasarkan perolehan hasil observasi aktivitas dengan persentase ketuntasan klasikal materi
belajar matematika siswa pada siklus 1, masih perkalian siswa kelas III sebesar 94,74 %, dari
banyak sekali terdapat kekurangan yang hasil observasi melalui lembar pengamatan
disebabkan faktor siswa itu sendiri. Siswa masih pengelolaan pembelajaran guru dengan metode
canggung karena baru pertama kali menerima Jarimatika diperoleh skor rata-rata 2,68 dengan
pembelajaran dengan metode Jarimatika, kriteria pengelolaan pembelajaran berlangsung
sehingga siswa kurang aktif, masih terkesan dengan baik.
malu dan belum berani secara keseluruhan

Volume 6 Nomor 1 Juni 2013 38


Pelaksanaan dan pengelolaan pembelajaran
matematika dengan metode Jarimatika pada Prosentase Ketuntasan Klasikal
siklus 1 sudah baik dengan skor rata-rata sebesar
100,00%
2,64. Skor rata-rata aktivitas belajar siswa cukup
baik yaitu sebesar 2,46, sedangkan skor rata-rata 78,95% 94,74%
50,00%
tes prestasi belajar siswa sebesar 74 dengan
ketuntasan klasikal 78,95%. Hal ini
0,00%
menunjukkan bahwa prestasi belajar dan
aktivitas belajar siswa sudah baik serta Siklus I Siklus II
ketuntasan klasikal sudah tercapai.
Hal-hal tersebut menyebabkan siklus 1 sudah Gambar 4. Prosentase ketuntasan klasikal siswa
berhasil tetapi belum maksimal, sehingga
penelitian dilanjutkan pada siklus 2. Pada siklus Hasil Pengamatan Aktivitas
2 peneliti berusaha lebih giat dan lebih sering Belajar Matematika Siswa
lagi dalam memberikan motivasi dan semangat
4
kepada siswa untuk lebih aktif dengan cara
2 2,46 3,13
memberikan penghargaan nilai pada siswa yang
selalu aktif dalam pembelajaran, lantang dalam 0
presentasi, dan berani berpendapat. Siklus I Siklus II
Pada siklus 2 nilai rata-rata prestasi belajar
matematika siswa meningkat menjadi 81 dengan
Gambar 5. Diagram hasil pengamatan
prosentase ketuntasan klasikal adalah 94,74%,
aktivitas belajar matematika siswa selama proses
sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata
pembelajaran
prestasi belajar siswa pada siklus 2 sudah baik
dan memenuhi indikator keberhasilan penelitian.
Hasil Pengamatan Pengelolaan
Pelaksanaan dan pengelolaan pembelajaran
matematika dengan metode Jarimatika pada Pembelajaran Guru Dengan
siklus 2 sudah baik bahkan terjadi peningkatan Metode Jarimatika
menjadi 2,68. Sedangkan berdasarkan hasil 2,7
2,64 2,68
observasi dari lembar pengamatan aktivitas
siswa diperoleh skor rata-rata sebesar 3,13. Ini 2,6
juga menunjukkan terjadinya peningkatan skor Siklus I Siklus II
aktivitas belajar matematika siswa. Sehingga
semua indikator kinerja dalam penelitian ini Gambar 6. Diagram hasil pengamatan
sudah tercapai pada siklus 2. pengelolaan pembelajaran guru dengan metode
Secara lebih jelas, hasil analisis data disajikan Jarimatika
dalam diagram sebagai berikut.
SIMPULAN
Nilai Tes Prestasi Belajar
Matematika Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan
metode Jarimatika yang telah dilaksanakan di
90
kelas III MI NU Wasilatut Taqwa dapat
80 81 meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi
74
operasi hitung perkalian.
70
Siklus I Siklus II DAFTAR PUSTAKA

Gambar 3. Diagram nilai rata-rata tes 1. Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan


prestasi belajar matematika siswa selama proses Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
pembelajaran Rineka Cipta
2. Arikunto, Suharsimi. 1996. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta:Bumi Aksara
3. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Volume 6 Nomor 1 Juni 2013 39


4. Bogdan, R.C dan Taylor, S. 1993. Kualitatif 18. Rahmawati , A. 2002. Pengaruh Aktivitas
(Dasar-dasar Penelitian) (terjemahan), Siswa dalam Mengerjakan Tugas
Surabaya; Usaha Nasional. Kokurikuler Pola Asuh Orang Tua dan
5. Depdikbud. 1999. Bahan Pelatihan : Perilaku Siswa dalam Menerima Pelajaran
Penelitian Tindakan Kelas (Action Terhadap Prestasi Belajar Matematika.
Research). Departemen Pendidikan dan Universitas Sebelas Maret, FKIP.
Kebudayaan. Direktorat Jenderal 19. Roestiyah N.K. 1991. Srategi Belajar
Pendidikan Dasar dan Menengah. Mengajar, Cetakan ke-4. Jakarta: Bina
6. Eko Budi, Santoso. 2011. Penerapan model Aksara.
pembelajaran cooperative learning tipe stad 20. Santoso, Singgih. 2000. SPSS Statistik
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil Parametrik. Jakarta: Elex Media
belajar tematik pada siswa kelas II SDN Komputindo
Kemirisewu II Pasuruan. Skripsi. PGSD 21. Sarip. 2011. Pembelajaran Matematika
UM dengan MetodePendekatan Jarimatika
7. Furchan, Arif, 2004. Pengantar Penelitian Teknik Berhitung Praktispada Siswa Kelas
Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha VI SD Kedokansayang 03 Kecamatan
Nasional Tarub, Kabupaten Tegal. Jurnal. Oktadika:
8. Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Literasi Gaya Hidup Guru, Edisi 1, Mei
Pengajaran Berdasarkan Pendekatan 2011:31-35
Sistem, cetakan kedua. Jakarta: PT. Bumi 22. Slameto. 1995. Evaluasi Pendidikan.
Aksara. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
9. Hardy, M. dan Heyes, S. 1985. Pengantar 23. Soleh, Dessy Heppy Pratiwi. Dkk. 2011.
Psikologi. Terjemahan: Soenardji. Jakarta: Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap
Erlangga. Prestasi Belajar Matematika Siswa
10. Kunandar, 2008. Langkah Mudah Tunanetra Sekolah Dasar SLB Negeri 1
Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Pemalang. Penelitian. Semarang: Fakultas
Rajawali Pers Psikologi Universitas Diponegoro
11. Mardalis, Ahmad. Dkk. 2009. 24. Suparno, A. Suhaenah. 2001. Strategi
Meningkatkan Kecerdasan Anak dengan Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen
Metode Jarimatika untuk Siswa-Siswi SD di Pendidikan dan Kebudayaan
TPA Masjid Baitul Qorib. Jurnal. WARTA. 25. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2001.
Vol .12, No.1, Maret 2009:76-80 Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi 3.
12. Mudjiono dan Dimyati. 2002. Belajar Dan Cetakan 2. Jakarta: Balai Pustaka.
Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta 26. Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan
13. Muhibbin, Syah. 1995. Psikologi Nasional No. 20 tahun 2003
Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru. 27. Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran.
Bandung: Remaja Rosdakarya. Jakarta: PT. Gramedia.
14. Negoro, S.T. dan B. Harahap. 28. Wulandari, Septi Peni. 2008. Jarimatika
2003.Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Perkalian dan Pembagian. Jakarta: PT
Ghalia Indonesia Kawan Pustaka.
15. Paimin, J. E. 1998. Agar Anak Pintar 29. Wulandari, Septi Peni. 2008. Jarimatika
Matematika. Jakarta: Puspa Swara Penambahan dan Pengurangan. Jakarta:
16. Prasetyono, Dwi Sunar. Dkk. 2008. Pintar PT Kawan Pustaka.
Jarimatika. Jogjakarta : Diva Press
17. Purwoto. 2003. Strategi Belajar Mengajar.
Surakarta: UNS Press.

Volume 6 Nomor 1 Juni 2013 40

You might also like