Professional Documents
Culture Documents
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Hidrokarbon Kelas X SMA Negeri 10
Pekanbaru
Abstract
This research aims to find out the increase student learning outcomes on the subject of
hidrocarbon with the application of active learning type of Group to Group Exchange (GGE) of
grade X at Senior High School 10 Pekanbaru. This type of research is experimental research with
data retrieval time from the date of 18 May to 1 June 2013. The samples in this research are students
of class X2 as experimental class and class X1 as control class selected after conducting test of
homogeneity. Techniques of data collection in this research was to test the homogeneity as initial data
on the material previously, documentation, observations, pretest and posttest as final data. Final data
analysis in this research using test "t". From the calculations, t count = 4.59 at significant level of 5%
obtained t table = 1.66, showing that t count≥ t table so that Ho is rejected and Ha accepted. The
magnitude of the average normalized gain <N-GAIN> student learning outcomes experimental class
was 0.75 which includes high category, and for the control class is 0.70 which included a middle
category. Based on the results of these data analysis, it is concluded that an increase in learning
outcomes on the subject of hidrocarbon with the application of active learning type of Group to
Group Exchange (GGE) of grade X at Senior High School 10 Pekanbaru.
Keywords : Active Learning Model, Group to Group Exchange (GGE), Learning Outcomes,
Hidrocarbon
JEDCHEM (Journal Education and Chemistry) Vol. 1 No. 1 Januari 2019 Page 1
JEDCHEM (Journal Education and Chemistry)
Vol. 1 No. 1 Januari 2019
berdasarkan hasil pretest dan postest yang yang digunakan untuk mengumpulkan data
dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelas dalam penelitian ini adalah dokumentasi, tes,
eksprimen dan kelas kontrol. Kelas wawancara, obsevasi, Dokumentasi adalah
eksperimen akan mendapatkan perlakuan teknik pengumpulan data yang ditujukan untuk
penerapan model pembelajaran aktif tipe memperoleh data langsung dari tempat
Group to Group Exchange (GGE) sedangkan penelitian, meliputi buku-buku yang relevan,
pada kelas kontrol tidak mendapat perlakuan peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-
penerapan model pembelajaran aktif tipe foto, film dokumenter, data yang relevan
Group to Group Exchange (GGE). Kedua penelitian. Tes adalah serangkaian pertanyaan
kelas terlebih dahulu diberikan pretes, setelah atau latihan yang digunakan untuk mengukur
diberikan perlakuan selanjutnya diberi postes. pengetahuan, kemampuan atau bakat,
Soal yang digunakan pada pretest dan postest keterampilan yang dimiliki individu atau
adalah sama hanya waktu pemberian yang kelompok(Hartono, 2010:102). Wawancara
berbeda. Selisih nilai pretes dan postes antara adalah sebuah proses memperoleh keterangan
kelas eksprimen dan kelas kontrol merupakan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
data yang digunakan untuk melihat jawab sambil bertatap muka antara
peningkatan hasil belajar siswa setelah pewawancara dan responden atau orang yang
diadakan perlakuan. diwawancarai (Ananto, 2011:163). Observasi
atau pengamatan adalah metode pengumuplan
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X data yang digunakan untuk menghimpun data
SMA Negeri 10 Pekanbaru di Jalan Bukit penelitian melalui pengamatan pancaindra
Barisan, Kelurahan Tangkerang Timur, peneliti.
Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru
pada Tahun Ajaran 2012/2013 (semester Analisis butir soal adalah suatu tehnik
genap) pada bulan Mei-Juni 2013. yang digunakan dengan tujuan untuk
memperoleh soal-soal tes yang baik sebagai
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas alat pengumpul data pada penelitian ini,
X SMA Negeri 10 Pekanbaru di Jalan Bukit biasanya analisis data akan diujicobakan
Barisan, Kelurahan Tangkerang Timur, terhadap siswa lain yang tidak terlibat dalam
Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru sampel penelitian ini. Soal-soal yang
pada Tahun Ajaran 2012/2013. Subjek ini diujicobakan tersebut kemudian dianalisis
diambil karena hasil belajar kimia siswa pada untuk mengetahui validitas, reabilitas, tingkat
kelas ini masih tergolong rendah. Sedangkan kesukaran (TK) dan daya pembeda (DP) soal.
objek penelitian ini adalah model
pembelajaran aktif tipe Group to Group Validitas adalah keabsahan atau akurasi
Exchange (GGE) untuk meningkatkan hasil suatu alat ukur (Elvinaro, 2010:187). Validitas
belajar kimia siswa. juga dapat diartikan sejauhmana suatu alat
ukur itu mengukur sesuatu. Validitas tes yang
Populasi dalam penelitian ini adalah digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
siswa kelas X SMA Negeri 10 Pekanbaru di isi (content validity). Yang dimaksud dengan
Jalan Bukit Barisan, Kelurahan Tangkerang validitas isi ialah derajat dimana sebuah tes
Timur, Kecamatan Tenayan Raya, Kota mengukur cakupan substansi yang ingin
Pekanbaru pada semester genap terdiri dari 3 diukur. Valid isi mencakup khususnya, hal-hal
kelas yaitu kelas X1, X2, dan X3. Sampel dalam yang berkaitan dengan apakah item-item itu
penelitian ini adalah dua kelas yang menggambarkan pengukuran dalam cakupan
mempunyai kemampuan homogen yang telah yang ingin diukur (Sukardi, 2010:32). Oleh
diambil setelah dilakukan uji homogenitas, karena itu, untuk memperoleh hasil tes yang
maka ditentukan satu kelas eksprimen yang valid, maka tes yang penulis gunakan
diterapkan model pembelajaran aktif tipe dikonsultasikan dengan guru bidang studi
Group to Group Exchange (GGE) yaitu kelas kimia yang mengajar kelas X SMA N 10
X2 dan satu lagi sebagai kelas kontol yaitu Pekanbaru.
kelas X1.
Teknik pengumpulan data ialah teknik Reliabilitas menunjuk pada satu
atau cara-cara yang dapat digunakan oleh pengertian bahwa suatu instrument cukup
peneliti untuk mengumpulkan data.[8] Teknik dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
F= n1 + n2 – 2 dengan peluang t - ( )
maka sampel dikatakan homogen.
Sedangkan untuk menghitung varians Untuk mencari standar devisi gabungan
dari masing-masing kelompok digunakan dari kedua kelas menggunakan rumus:
rumus:
, dan
dengan daya pembeda kategori jelek karena dipakai sebagai instrumen tes. Oleh karena itu
menurut Nana Sudjana tes yang tidak memiliki peneliti hanya mengambil 20 soal, dimana soal
daya pembeda tidak akan menghasilkan yang 20 ini memiliki validitas, tingkat
gambaran hasil yang sesuai dengan kesukaran, dan daya pembeda yang dapat
kemampuan siswa yang sebenarnya. dipakai sebagai instrumen dalam penelitian.
Berdasarkan hasil analisis dari seluruh Dari proses pembelajaran diperoleh rata-
soal yang diuji cobakan di atas, maka rata postes kelas eksperimen adalah 80,95 dan
diperoleh soal yang memenuhi kriteria kelas kontrol adalah 79,25. Hasil tes akhir
sebanyak 20 soal. Hal ini dikarenakan 10 dari postes menunjukkan bahwa terjadi
30 soal yang diuji cobakan tidak layak peningkatan hasil belajar siswa setelah
digunakan sebagai instrumen tes, meskipun perlakuan baik kelompok eksperimen maupun
seluruh soal memenuhi kriteria validitas, dari kontrol.
10 soal tersebut terdapat 1 soal dengan kriteria Perbandingan nilai postes kelas
sangat mudah dan 9 soal dengan kriteria eksperimen dan nilai postes kelas kontrol
sangat sukar dan daya pembeda sangat jelek ditunjukkan pada diagram batang berikut ini :
yakni soal nomor 3, 8, 9, 15, 16, 20, 22, 23,
24, 29. Sehingga 10 soal tersebut tidak dapat
Dari data akhir diperoleh nilai thitung = pada taraf signifikan 5% adalah 1.66. Ini
4,59 berarti thitung lebih besar dari ttabel dengan berarti thitung > ttabel, maka diputuskan bahwa H0
degrees of freedom (df) = Nx + Ny – 2 = 42 + ditolak dan Ha diterima, maka hipotesis
40 – 2 = 80. Dengan df 80 diperoleh dari ttabel “Penerapan model pembelajaran aktif tipe
Group to Group Exchange (GGE) Dalam Made Wena. 2009. Strategi Pembelajaran
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi
Pelajaran Kimia Pokok Bahasan Hidrokarbon Aksara. h. 189.
Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 10 Martinis Yamin dan Bansu I Antasari. 2012.
Pekanbaru” dapat diterima dengan Taktik Pengembangan Kemampuan
peningkatan hasil belajar menggunakan rumus Individual Siswa. Jakarta: Gaung
gain ternormalisasi 0,75 pada kategori tinggi. Persada Press. h. 13.
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. 2012.
Konsep Strategi Pembelajaran,
REFERENSI Bandung: PT. Refika Aditama. h. 5.
Riduwan. 2009. Skala Pengukuran Variabel-
Ardianto, Elvinaro. 2010. Metode Penelitian variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Untuk Public Relations Kuantitatif dan h. 51
Kualitatif. Bandung: Simbiosa Sukardi. 2010. Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Rekatama Media. h. 187. Bumi Aksara. h. 32
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor
evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rinaka
Aksara. h. 221.Muhibbin Syah. 2009. Cipta. h. 65.
Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Trianto. 2010. Mendesain Model
Grafindo Persada. h. 10. Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Elizabeth Goenawan Ananto. 2011. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Metodologi Penelitian untuk Public h. 26.
Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Zaitun. 2009. Sosiologi Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya. h. 163. Pekanbaru: Mahkota riau. h. 55.
Hartono. 2010. Statistik Untuk Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. h. 102.