Professional Documents
Culture Documents
Makalah Dampak Pencemaran Suara - Kel4
Makalah Dampak Pencemaran Suara - Kel4
Disusun Oleh :
Kelompok 4
PENDAHULUAN
2) Barrier Buatan, biasanya berupa bahan yang rapat dan tak bercelah
sehingga gelombang suara lebih banyak yang dipantulkan daripada
diteruskan. Penghalang buatan dapat berupa tembok yang berada
antara sumber bunyi dan penerima. Bahan penghalang buatan terdiri
dari berbagai jenis bahan seperti: kayu (papan), pasangan bata,
beton, polywood (tripleks), batako, asbestos semen, aluminium
sheet, dan lain- lain
Berdasarkan tabel tersebut, tampak bahwa intensitas bunyi pada hari kerja
rata-rata mencapai 50,67 dBA, sementara pada hari libur rata-ratanya adalah
40,6 dBA, keduanya dengan kategori normal. Nilai tersebut berada pada
ambang batasaman. Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan adalah standar
sebagai pedoman pengendalian agar pendengar masih mampu menghadapinya
tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-
hari, untuk waktu tidak melebihi 8 jam dalam sehari dan 5 hari kerja dalam
seminggu atau 40 jam dalam seminggu. NAB kebisingan adalah 85 dBA. NAB
kebisingan tersebut merupakan ketentuan dalam PERMENAKERTRANS No.
13/MEN/X/201.
Berdasarkan nilai yang tercantum pada Tabeln, nilai tingkat kebisingan
pada pukul 06.00 – 07.00 WIB, pada hari kerja berkisar 39,9 – 55,5 dBA dan
pada hari libur berkisar 31,6 – 49,6 dBA dengan jarak pengukuran 3 km dari
jalan lintas provinsi. Tingkat kebisingan yang diperoleh masuk kedalam
kategori normal yaitu kelompok bunyi yang berada dalam rentang intensitas 50-
60 dBA. Kategori ini dianggap aman terhadap indera pendengaran karena rata-
rata intensitas bunyi yang dihasilkan masih berada dibawah ambang batas yang
besarnya 85 dBA. Hal ini menujukan bahwa tidak ada masalah jika para
penduduk berada di desa tersebut. Bunyi yang berasal dari laju lalulintas di
Jalan Rami, Desa Prasutan-Ambal, Kebumen termasuk kategori kebisingan
yang terputus-putus. Kategori ini tidak menganggu dan juga tidak menulikan,
namun apabila terlalu lama berada disekitar sumber suara mengakibatkan
kemampuan pendengaran menurun. Menurut Risnur11, kebisingan dibagi
menjadi beberapa jenis yaitu yang pertama kebisingan yang kontinyu dengan
spectrum frekuensi yang luas, misalnya mesin-mesin, dapur pijar, dan lain-lain.
Keduanya kebisingan yang kontinyu dengan spectrum frekuensi yang sempit,
misalnya gergaji serkuler, katup gas, dan lain-lain. Ketiganya yaitu kebisingan
terputus-putus (intermitten/interuted noise) yaitu kebisingan dimana suara
mengeras dan kemudian melemah secara perlahan-lahan, misalnya lalu-lintas,
suara kapal terbang di lapangan udara.
3.6 Kesimpulan
Kegiatan PkM dapat menambah wawasan masyarakat di Kelurahan Wijaya
Kusuma mengenai jenis-jenis kebisingan, dampak negatif bagi kenyamanan dan
kesehatan, serta upaya pengendaliannya. Kegiatan PkM memberikan informasi
bagi masyarakat di Kelurahan Wijaya Kusuma untuk mencegah dampak negatif
kebisingan dengan membuat barier alami seperti menanam tanaman di sekitar
pemukiman. Kegiatan PkM diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat
menjadi perilaku yang lebih berwawasan lingkungan dengan melaksanakan
kegiatan penghijauan di setiap rumah sesuai dengan ketersediaan lahan dan
karakteristik pemukiman yang tersedia.
Abidin, J., Artauli Hasibuan, F., kunci, K., Udara, P., & Gauss, D. (2019). Pengaruh
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan Untuk Menambah
Pemahaman Masyarakat Awam Tentang Bahaya Dari Polusi Udara. SNFUR-
4 September, 978–979.
Satoto, H.F. 2018. Analisis Kebisingan Akibat Aktifitas Transportasi Pada Kawasan
Pemukiman Jalan Sutorejo-Mulyorejo Surabaya. Jurnal Teknik Industri
HEURISTIC vol. 15 no. 1, April 2018, hal. 49-62