You are on page 1of 59

PEMANFAATAN TEKNOLOGI SMARTPHONE DALAM

PENGEMBANGAN MASYARAKAT PETANI BUAH DAN


SAYUR DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN
KALIANDA LAMPUNG SELATAN

Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-
Syarat Guna Mendapat Gelar Sarjana S1 Dalam Ilmu Dakwah

Oleh:

IVAN MAULANA
NPM : 1441020047

Jurusan : Pengembangan Masyarakat Islam

Pembimbing I : Dr. Jasmadi, M.Ag


Pembimbing II : M. Apun Syaripudin, M.Si

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1443 H / 2022 M

i
ABSTRAK

Teknologi smartphone sebagai alat komunikasi yang paling


dibutuhkan oleh manusia. Dengan alat komunikasi manusia bisa
memperoleh informasi yang dibutuhkan dari berbagai macam sumber.
Dengan terjadinya sebuah perubahan kemajuan terutama teknologi
yang diterapkan dalam pertanian buah dan sayur lewat perwujudan
potensi kemampuan yang mereka miliki sehingga masyarakat lebih
kreatif dalam meningkatkan kondisi kehidupannya serta dapat
memampukan dirinya sendiri. Salah satu yang berperan penting dalam
melaksanakan pengembangan teknologi smartphone dalam pertanian
ini yaitu Habibi Garden yang merupakan alat dan menjadi solusi
pertanian dan perkebunan modern. Melalui teknologi digital ini petani
bisa memberi nutrisi tanaman, sensor suhu, intensitas cahaya dan
kebutuhan lainnya pada saat proses pembenihan hingga tanaman
dipindah ke lahan berdasarkan kondisi tanah yang diambil.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan
bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran data lengkap yang
diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penulis
mengambil data sampel dengan menggunakan teknik sampel
purposive sampling dengan populasi 25 orang dengan mengambil
sampel sebanyak 4 orang. Teknik yang digunakan adalah
pengumpulan data, reduksi data dan penyajian data serta penarikan
kesimpulan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
proses pemanfaatan teknologi smartphone dalam pengembangan
masyarakat petani buah dan sayur (hortikultura) dengan memberikan
pengembangan masyarakat lokal, perencanaan sosial dan aksi sosial,
serta memberikan pendampingan berupa pembinaan dan penguatan
modal. Anggota kelompok tani buah dan sayur ini mampu
meningkatkan produktivitas yang mereka lakukan dan meningkatkan
kesejahteraan anggota kelompok tani.
Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa upaya yang
dilakukan oleh fasilitator dengan memberikan pelatihan di bidang
pertanian dan telah sesuai dengan konsep teori yang digunakan yaitu
pendekatan pengembangan masyarakat mulai dari tahap
pengembangan masyarakat lokal, perencanaan sosial dan aksi sosial.

Kata Kunci : Teknologi Smartphone, Pengembangan Masyarakat


Petani Buah dan Sayur

ii
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ivan Maulana


NPM : 1441020047
Jurusan : Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas : Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Pemanfaatan


Teknologi Smartphone Dalam Pengembangan Masyarakat Petani
Buah dan Sayur di Desa Bandar Agung Kecamatan Kalianda
Lampung Selatan, adalah hasil karya pribadi tidak mengandung
plagiarisme bukan duplikasi ataupun saduran dari karya orang lain
kecuali pada bagian yang telah dirujuk dan disebut dalam footnote
atau daftar pustaka. Apabila di lain waktu terbukti adanya
penyimpangan dalam karya ini, maka tanggung jawab sepenuhnya ada
pada penyusun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dimaklumi.

Bandar Lampung, Februari 2022


Penulis,

Ivan Maulana
NPM. 1441020047

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Pemanfaatan Teknologi Smartphone


Dalam Pengembangan Masyarakat
Petani Buah Dan Sayur Di Desa
Bandar Agung Kecamatan Kalianda
Lampung Selatan
Nama Mahasiswa : Ivan Maulana
NPM : 1441020047
Jurusan : Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas : Dakwah dan Ilmu Komunikasi

MENYETUJUI
Untuk dimunaqosyahkan dan dipertahankan dalam Sidang
Munaqosyah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Raden Intan Lampung

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Jasmadi, M.Ag M. Apun Syaripudin, M.Si


NIP. 196106181990031003 NIP. 1971092919980310003

Mengetahui,
Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

Dr. H. M. Mawardi J, M.Si


NIP. 196612221995031002
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
Alamat : Jl. Let.Kol.H. Endro Suratmin Bandar Lampung Telp: (0721) 703260

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul : PEMANFAATAN TEKNOLOGI


SMARTPHONE DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
PETANI BUAH DAN SAYUR DI DESA BANDAR AGUNG
KECAMATAN KALIANDA LAMPUNG SELATAN. Disusun oleh
IVAN MAULANA, NPM : 1441020047, Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam (PMI), telah di ujikan dalam sidang munaqosyah
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan .

TIM PENGUJI

Ketua Sidang : Dr. H. M. Mawardi, J.MSi (……......…)

Sekretaris : H. Zamhariri, S.Ag., M.Sos.I (……......…)

Penguji I : Prof. Dr. H. M.A Achlami, MA (……......…)

Penguji II : M. Apun Syaripudin, S.Ag., M.Si (……......…)

Penguji III : Dr. Jasmadi, M.Ag (……......…)

Mengetahui
Dekan Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Prof. Dr. H. Khomsahrial Romli, M.Si


NIP. 196104091990031002
MOTTO

             

     

Arinya : Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan


seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya
Hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda
kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersyukur.
(Q.S Al Araf : 58)

vi
PERSEMBAHAN

Karya tulis ini penulis persembahkan sebagai wujud ungkapan


terimakasih yang mendalam kepada :
1. Mamah dan Papah tercinta. Sebagai tanda bakti, hormat, dan
rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya
kecil ini kepada Mamahku tersayang (Arnawiyah), Papahku
tercinta (Subhi) yang telah memberikan kasih sayang, segala
dukungan dan cinta kasih yang selalu mendoakanku,
memberikan semangat. Terimakasih Mamah dan Papah.
2. Untuk kakaku Ryan Adinalar, S.E, dan adikku Triana Afilia
yang selalu memberikan dorongan dan semangat terimakasih
atas doa dan bantuan kalian selama ini
3. Teruntuk Kamelia Yulianti, S.Sos, seseorang yang selalu
memberikan semangat dan motivasi untukku dalam
menyelesaikan skripsi ini dan terimakasih selalu ada waktu
untukku baik suka, duka, senang dan bahagia. Semoga Allah
Swt cepat mempersatukan kita amin.
4. Sahabat karibku Effendi dan Defri Frasetiadi yang senantiasa
mendo’akan dan memberikan semangat untukku.
5. Sahabat-sahabatku Intan Shurni, Siti Juleha, Siti Farida.
Terimakasih telah menjadi sahabat untukku semoga
persaudaraan ini selalu berjalan, amin.
6. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 PMI A yang selalu
berjuang bersama dalam menyelesaikan studi ini hingga
selesai.
7. Almamater tercinta UIN Raden Intan Lampung yang selalu
menjadi kebanggan yang telah menghantarkanku dalam
meraih cita-cita.

vii
RIWAYAT HIDUP

Ivan Maulana, dilahirkan di Serang, pada tanggal 12


November 1995, anak kedua dari tiga (3) bersaudara. Lahir dari
pasangan Ibu Arnawiyah dan Bapak Subhi. Adapun Riwayat
Pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis adalah:
1. TK Al-Khariyah Cilegon, lulus pada tahun 2002
2. Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Cilegon, lulus pada tahun 2008
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yadika Natar Kecamatan
Natar Kabupaten Lampung Selatan, lulus pada tahun 2011
4. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Natar Kecamatan
Natar Kabupaten Lampung Selatan, lulus pada tahun 2014
5. Pada tahun 2014, penulis melanjutkan pendidikan ke program
S1 di UIN Raden Intan Lampung, Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.
Selama menjadi mahasiswa, aktif diberbagai kegiatan intra
maupun ekstra Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden
Intan Lampung.

Bandar Lampung, Februari 2022


Membuat,

Ivan Maulana

viii
KATA PENGANTAR

Segala puji hanyak milik Allah yang berhak dipuji karena


nikmat yang begitu besar telah diberikan kepada kita semua. Tidak
sedikit perjuangan pun yang luput dari pengawasan-Nya, karena Dia-
lah yang mengatur jiwa-jiwa kita. Semoga keberkahan senantiasa
tercurahkan kepada kita semua. Sholawat dan salam selalu kita
sanjungkan kepada sang tauladan sejati, pembawa risalah yaitu
Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Ssemoga kelak kita semua
diberikan syafaatnya dihari kiamat.
Adapun tujuan penulis skripsi ini adalah bentuk Tri Darma
Perguruan Tinggi dibidang penelitian untuk menyelesaikan
pendidikan Strata Satu (S1) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Raden Intan Lampung dan Alhamdulillah teleh
menyelesaikannya sesuai dengan ketentuan yang ada.
Penulis menyadarai bahwa dalam upaya penyelesaian
penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan yang
diberikan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan
terimakasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. Khomsahrial Romli, M.Si selaku Dekan
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan
Lampung
2. Bapak Dr. Mawardi J, M.Si Selaku Ketua Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam serta Bapak H. Zamhariri, S.Ag M.Sos.I selaku
Sekretaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Raden Intan
Lampung.
3. Bapak Dr. Jasmadi, M.Ag selaku Pembiming I dan Bapak M.
Apun Syaripudin, M.Si selaku Pembimbing II yang telah sabar
memberikan bantuan, pengarahan dan bimbingan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Tim penguji munaqasyah yang telah menguji dan menentukan
kelulusan dalam ujian munaqasyah hingga saya memperoleh gelar
Sarjana Sosial S.Sos.
5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan ilmu dan arahan pada penulis.

ix
6. Pihak perpustakaan pusat dan juga perpustakaan Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang telah menyediakan buku-buku
referensi.
7. Warga desa Bandar Agung yang telah bersedia memberikan
informasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Akhirnya ungkapan Do’a terucap dengan ikhlas dan mudah-mudahan
seluruh jasa baik moral maupun material berbagai pihak, dinilai baik
dan membuahkan pahala disisi Allah SWT.

Bandar Lampung, Februari 2022


Membuat,

Ivan Maulana

x
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................. i
ABSTRAK .................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iv
PENGESAHAN ............................................................................ v
MOTTO ....................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ....................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................ ix
DAFTAR ISI ................................................................................ xi
DAFTAR TABEL...................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul ......................................................... 1
B. Alasan Memilih Judul ................................................ 4
C. Latar Belakang Masalah ............................................. 5
D. Rumusan Masalah .................................................... 11
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................ 11
F. Metode Penelitian .................................................... 12
G. Teknik Analisa Data................................................. 17
H. Tinjauan Pustaka ...................................................... 19

BAB II PEMANFAATAN TEKNOLOGI SMARTPHONE


DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
A. Teknologi Smartphone .......................................... 23
1. Pengertian Teknologi Smartphone...................... 23
2. Sejarah Teknologi Smartphone........................... 24
3. Perkembangan Smartphone ................................ 25
4. Pengaruh Teknologi Smartphone ....................... 27
B. Pengembangan Masyarakat ................................. 29
1. Konsep Pengembangan Masyarakat ................... 29
2. Tujuan Pengembangan Masyarakat .................... 31

xi
3. Prinsip-prinsip Pengembangan Masyarakat ........ 32
4. Tahap-tahap Pengembangan Masyarakat ........... 33
5. Strategi Pengembangan Masyarakat ................... 34
6. Model-model Pengembangan Masyarakat .......... 35

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BANDAR


AGUNG DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI
SMARTPHONE DALAM PENGEMBANGAN
MASYARAKAT PETANI BUAH DAN SAYUR
A. Sejarah Desa Bandar Agung ............................... 41
1. Keadaan Geografis ............................................ 42
2. Keadaan Demografis ......................................... 43
3. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat ............... 45
4. Keadaan Sosial Budaya Masyarakat ................. 47
5. Keadaan Sosial Agama Masyarakat .................. 48
B. Kelompok Tani Karya Usaha .............................. 49
1. Profil Kelompok Tani Karya Usaha .................. 49
2. Struktur Anggota Kelompok Tani Karya Usaha 52
C. Pemanfaatan Teknologi Smartphone Dalam
Pengembangan Masyarakat ............................... 53
1. Pengembangan Masyarakat Lokal ................... 58
2. Perencanaan Sosial .......................................... 62
3. Aksi sosial ....................................................... 63

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNOLOGI


SMARTPHONE DALAM PENGEMBANGAN
MASYARAKAT PETANI BUAH DAN SAYUR
A. Pemanfaatan Teknologi Smartphone Dalam
Pengembangan Masyarakat Petani Buah dan
Sayur ..................................................................... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................... 77
B. Saran .................................................................... 77
C. Penutup ................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA

xii
LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Obeservasi
Lampiran 2 Pedoman Wawancara
Lampiran 3 Catatan Lapangan Hasil Observasi
Lampiran 4 Catatan Lapangan Hasil Wawancara
Lampiran 5 Dokumen Pendukung (Foto dan
dokumen)
Lampiran 6 Hasil Analisis Data

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Tabel 1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ................... 38
2. Tabel 2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat
Pendidikan ....................................................................... 39
3. Tabel 3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata
Pencaharian ..................................................................... 40
4. Tabel 4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku/Etnis ......... 41
5. Tabel 5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ............... 42
6. Tabel 6 Data Kegiatan Pemberdayaan ............................. 53

xiv
Lampiran-lampiran:
1. Pedoman Wawancara
2. Pedoman Observasi
3. Pedoman Dokumentasi
4. Gambar
5. Surat keterangan judul Skripsi dan petunjuk pembimbingdari
Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden
Intan Lampung
6. Kartu Konsultasi Skripsi
7. Kartu hadir Munaqosah
8. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul
Sebelum penulis menjelaskan secara langsung maksud dari
judul skripsi ini adalah “Pemanfaatan Teknologi Smartphone
Dalam Pengembangan Masyarakat Petani Buah Dan Sayur
Di Desa Bandar Agung Kec. Kalianda Lampung Selatan”.
Untuk menghindari agar tidak terjadi salah penafsiran
dalam memilih judul, dijelaskan terlebih dahulu kalimat-kalimat
yang dianggap perlu, sebagai berikut :
Pemanfaatan merupakan turunan dari kata manfaat, yakni
suatu penghadapan yang semata-mata menunjukkan kegiatan
menerima. Penghadapan tersebut pada umumnya mengarah pada
perolehan dan pemakaian hal-hal berguna baik di pergunakan
secara langsung maupun tidak langsung agar dapat bermanfaat.
Jadi berdasarkan pengertian tersebut pemanfaatan yang dimaksud
penulis disini yaitu proses mengelola dan menggunakan sesuatu
agar dapat bermanfaat.1
Menurut J.S Badudu dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, mengatakan bahwa: “pemanfaatan adalah hal, cara,
hasil kerja dalam memanfaatkan sesuatu yang berguna”. 2
Teknologi smartphone sebagai alat komunikasi yang
paling di butuhkan oleh manusia dengan alat komunikasi manusia
bisa memperoleh informasi yang dibutuhkan dari berbagai
macam sumber. Pada saat ini manusia terus menerus berinovasi
untuk membuat alat komunikasi secanggih dan seefisien mungkin
demi mendapatkan informasi. Telepon cerdas (smartphone)
adalah telepon genggam yang memiliki sistem operasi untuk

1
Definisi Pengertian Pemanfaatan, (On-Line), tersedia di
http://www.definisi-pengertian.com/2015/07/definisi-pengertian-
pemanfaatan.html (12 april 2019)
2
J.S Badudu, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 1994), hal.933
1
2

masyarakat luas, fungsinya tidak hanya untuk telepon saja tetapi


pegguna dapat dengan bebas menambahkan aplikasi, menambah
fungsi-fungsi atau mengubah sesuai keinginan pengguna.3
Penggunaan smartphone dalam penelitian ini khususnya
untuk masyarakat pertanian yang memiliki lahan pertanian
dengan menggunakan aplikasi Habibi Garden yang bergerak
dibidang agrikultur dengan bagaimana teknologi yang bisa di
manfaatkan lebih jauh dalam kehidupan. Khususnya pertanian
dan aplikasi tersebut. Dengan alat ini bisa membantu petani untuk
bisa mengetahui kondisi tanaman sehingga bisa melakukan
efisiensi dan optimalisasi lahan. Aplikasi Habibi Garden ini
mengajak masyarakat untuk mengetahui teknologi inovasi di
handphone.
Perangkat pertanian ini memungkinkan petani untuk
berkomunikasi dengan tanaman melalui aplikasi ini dapat
memantau kondisi tanaman dimana saja kapan saja melalui
smartphone. Tentunya hal ini dapat meningkatkan produktifitas,
mengurangi biaya, dan mengurangi kemungkinan kegagalan
panen dan meningkatkan perekonomian masyarakat petani.
Pengembangan merupakan aspek kehidupan manusia,
baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Individu atau
kelompok kita kembangkan menuju ke arah yang lebih baik.
Dengan demikian makna pengembangan terjadi dalam
kehidupan masyarakat. Dalam pengembangan masyarakat semua
aspek kehidupan dapat dijadikan indikator, terutama aspek
manusianya sebagai pelaku utama kegiatan pengembangan
masyarakat. Perubahan perilaku manusia (masyarakat) ke arah
yang lebih baik akan lebih sesuai sebagai indikator keberhasilan
kegiatan pengembangannya, sebab sebagai anggota masyarakat
merupakan sasaran (obyek) maupun pelaku (subyek)
pengembangan.

3
Zaki Baridwan, Intermediate Accounting (Yogyakarta: Universitas
Gajjah Mada,2010).h.83
3

Masyarakat (community) merupakan sekelompok orang-


orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah geografis tertentu,
dan satu sama lain saing berinteraksi untuk mencapai tujuan
hidupnya. Luas wilayah geograis suatu komunitas tidak di batasi
secara jelas (secara administratif), sehingga dapat mencakup
wilayah satu RT, satu RW, satu dusun, dan sebagainya. Rasa
kebersamaan dan intensitas interaksi itulah yang menjadi
ukurannya. Dengan demikian diantara anggotanya dapat saling
kenal, sehingga mereka dapat merencanakan dan atau
melaksanakan suatu program kegiatan tertentu yang menyangkut
kepentingan masyarakat.
Pengembangan masyarakat (community development)
sering digunakan sebagai salah satu prioritas dalam pembangunan
masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan. Hal ini disebabkan
masyarakat desa pada umumnya memiliki berbagai kelemahan,
sehingga mereka memerlukan uluran pihak lain untuk
mengembangkan potensinya. Pembangunan dan pengembangan
masyarakat secara umum bertujuan untuk menimbulkan
perubahan-perubahan yang diinginkan oleh anggoota masyarakat
dan lingkungannya. 4
Petani adalah seorang yang bergerak di bidang pertanian,
utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan
tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti
padi, bunga, buah, dan lain – lain) dengan harapan untuk
memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri
ataupun menjualnya kepada orang lain. Mereka juga dapat
menyediakan bahan mentah bagi industri, setiap orang bisa jadi
petani asalkan punya sebidang tanah atau lebih, walaupun ia
sudah punya pekerjaan bukan sebagai petani. Maksud dari
kalimat tersebut bukan berarti pemilik tanah harus mencangkul
atau mengolah sendiri tanah miliknya, tetapi bisa bekerjasama

4
Sumaryo Gitosaputro, Kordiyana K. Rangga. Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat Konsep, Teori dan Aplikasinya di Era Otonomi
Daerah. (Yogyakarta: Graha Ilmu,2015), hal.5
4

dengan petani tulen untuk bercocok tanam di tanah pertanian


miliknya.5
Telah berkembang begitu rupa teknologi smartphone
sehingga tidak ada masyarakat modern yang mampu bertahan
tanpa komunikasi sosiologi mempelajari komunikasi dalam
konteks interaksi sosial, dalam mencapai tujuan-tujuan
kelompok.
Kesimpulan dari judul yang peneliti angkat ini yaitu
memanfaatkan teknologi smartphone dalam bidang pertanian
khususnya petani buah dan sayur di Desa Bandar Agung dengan
menggunakan teknologi smartphone ini bukan berarti mengubah
manusianya menjadi ketergantungan oleh suatu teknologi tetapi
dengan teknologi bisa memberikan perubahan perilaku ke arah
yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya dalam
pengembangan masyarakat ini tujuan utamanya yaitu
memberikan perubahan-perubahan terhadap masyarakat dan
lingkungannya.

B. Alasan Memilih Judul


Adapun alasan penulis memilih judul “Pemanfaatan
Teknologi Smartphone Dalam Pengembangan Masyarakat Petani
Buah dan Sayur Di Desa Bandar Agung Kecamatan Kalianda
Lampung Selatan” adalah sebagai berikut:
1. Alasan Objektif
Perkembangan teknologi yang dapat mempengaruhi segala
aspek kehidupan manusia bertujuan untuk memotivasi agar
masyarakat memiliki kemandirian, kesadaran dan meningkatkan
perekonomian.
Karna di era modern ini semua kegiatan berdampingan
dengan teknologi baik segi pendidikan, pertanian, perbelanjaan,
transportasi, informatika. Maka dari itu, saya memilih judul

5
Wikipedia “Petani”, tersedia di :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/petani (3November 2018)
5

skripsi Pemanfaatan Teknologi Smartphone Dalam


Pengembangan Masyarakat Petani Buah dan Sayur Di Desa
Bandar Agung Kecamatan Kalianda Lampung Selatan.
2. Alasan Subjektif
Penelitian ini dalam rangka pengembangan keilmuwan
pada fakultas dakwah jurusan pengembangan masyarakat islam,
sebab penelitian ini berusaha mengkaji tentang suatu
Pemanfaatan Teknologi smartphone Dalam Pengembangan
Masyarakat Petani Buah dan Sayur di Desa Bandar Agung
Kecamatan Kalianda Lampung Selatan.

C. Latar Belakang Masalah


Akhir-akhir ini, peningkatan jumlah penduduk cenderung
terus bertambah. Kecenderungan tersebut secara langsung diikuti
oleh kecenderungan peningkatan kebutuhan bahan pangan.
Namun demikian, usaha pemenuhan bahan pangan tersebut
semakin banyak mendapatkan halangan, diantaranya fenomena
perubahan iklim global, penurunan luasan dan produktivitas
lahan, serta semakin banyaknya kasus serangan hama dan
penyakit tanaman yang menyebabkan terjadinya penurunan hasil
panen. Oleh sebab itu, strategi baru dalam meningkatkan
kecukupan, ketahanan dan kemandirian pangan masyarakat, perlu
untuk segera dikembangkan.
Budidaya sayuran di pekarangan dengan membuat green
house sederhana dengan luasan sekitar dua puluh meter berbahan
bambu, plastik, dan waring dengan sistem semai awal
menggunakan polybag bukan merupakan hal baru. Praktek
demikian sudah lama dilakukan terutama di pedesaan. Bertolak
belakang dengan kecenderungan jumlah penduduk akhir-akhir ini
terus mengalami peningkatan sehingga kebutuhan bahan
panganpun semakin bertambah. Pemenuhan kebutuhan pangan
tersebut banyak menemui permasalahan, diantaranya adalah
perubahan iklim global yang berpengaruh pada tingkat produksi
dan distribusi bahan pangan, peyempitan lahan pertanian akibat
6

penggunaan di bidang non pertanian dan tingginya tingkat


degradasi lahan sehingga menyebabkan berkurangnya hasil
panen.
Strategi baru dalam pemenuhan bahan pangan, diantaranya
melalui teknologi smartphone ini dan perlu dikembangkan karena
dengan teknologi smartphone ini bisa membantu hasil panen
dengan sistem kerja aplikasi pada pola pertanian walaupun biaya
yang sangat mahal untuk penyediaan sarana dan prasarana mulai
dari green house lengkap dengan peralatan penyiraman air,
nutrisi tanaman, lampu sinar ultra violet hingga perangkat lunak
(software). Strategi pertanian ini menjadi tujuan dalam
penyediaan bibit berkualitas dengan konsep solusi pintar bidang
pertanian (Smart Agriculture Solution), sistem pengairan otomatis
(Automatic Irrigation System), persemaian modern (Modern
Nursery) dan akses pasar digital (Digital Market Acces). Sistem
tersebut merupakan penerapan teknologi dalam pertanian
berkelanjutan mulai dari pembenihan hingga pasca panen.
Melihat latar belakang geografis, sektor pertanian
seharusnya menjadi tumpuan hidup masyarakat Indonesia, namun
kenyataannya sektor pertanian tidak menjadi skala prioritas
sehingga produktivitasnya tertinggal jauh dibandingkan sektor
lain. Bahkan dalam kehidupan modern dapat dilihat bahwa orang
tidak bangga menekuni bidang pertanian, karena memang profesi
ini dianggap sebagai kelompok yang inferior. Adanya anggapan
bahwa petani tidak inovatif, lamban serta tidak intelektual dalam
arti tidak ingin menjadi yang lebih maju, anggapan bahwa
perekonomian perdesaan bersifat tertutup serta usaha pertanian
itu tidak komersial merupakan anggapan yang tidak benar.
Perkembangan pertanian pada saat ini telah memasuki era
baru setelah beberapa dekade berbenah diri dalam upaya
peningkatan fungsinya sebagai penyedia pangan. Beberapa
dekade belakangan ini, pertanian di Indonesia telah mengalami
sektor perubahan besar, yang terbukti negara ini bisa
berswasembada beras selama beberapa tahun. Perubahan pada
sektor pertanian juga dapat dilihat dari berbagai industri
7

teknologi pertanian. Guna menaikkan produksi pertanian, petani


harus menggunakan produk-produk industri untuk pertanian.
Modernisasi pertanian memang memperlihatkan dampak positif
seperti perbaikan gizi masyarakat, berkurangnya impor beras, dan
lain sebagainya, meskipun dampak negatif juga sulit dihindarkan.
Beberapa dampak negatif pada modernisasi pertanian, diataranya
adalah:
a. Ketergantungan para petani terhadap teknologi modern yang
diproduksi oleh sektor industri modern. Ketergantungan ini dapat
menimbulkan dampak negatif antara lain kerusakan lingkungan
pertanian, karena obat-obatan (pestisida) akan merusak struktur
tanah dan dapat membahayakan para konsumen dan petani itu
sendiri.
b. Ketergantungan petani dengan produk-produk pertanian yang
instan (siap pakai) menambah pengeluaran dalam pertanian yang
nantinya akan menambah modal dari petani itu sendiri. Misal
dengan adanya bibit siap tebar yang memudahkan petani untuk
membuat benih, sedangkan dulu mereka degan sabar mengolah
benih dari hasil panen sebelumnya.
Sekian lama para petani berada dalam kondisi
ketergantungan pada produk-produk industri pertanian dan
setelah mereka sadar dan merasakan dampak negatif
ketergantungan itu, para petani mulai berupaya untuk keluar dari
keadaan itu. Konsumen produk pertanian pun mulai mengerti
akan pentingnya masalah pengaruh dari "pertanian kimia" pada
kesehatan manusia. Produk pertanian non kimia di negara maju
memiliki harga jual tinggi karena lebih sehat dan lebih bermutu.
Dampak penerapan teknologi yang dilaksanakan melalui program
intensifikasi sering mengancam kelangsungan keberhasilan
pembangunan dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan
petani yang didapat saat ini. 6

6
Said E. Gumbira, Manajemen Agribisnis, Kunci Menuju Daya
Saing Global Produk Agribisnis, (Jakarta :Ghalia Indonesia)2001, hal.17
8

Sektor pertanian merupakan sektor yang menopang


kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia. Oleh karena itu
sektor pertanian di Indonesia perlu terus dikembangkan seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan
teknologi guna meningkatkan produksi hasil pertanian. Produksi
hasil pertanian berperan penting dalam pembangunan, terutama
untuk memenuhi konsumsi pangan masyarakat.
Pembangunan pertanian tidak hanya dititikberatkan pada
peningkatan produksi, namun juga diarahkan pada peningkatan
pendapatan masyarakat, peningkatan taraf hidup petani dan
perluasan pasar produk pertanian, baik di dalam maupun di luar
negeri. Kemampuan sektor pertanian untuk memberikan
kontribusi secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan rumah tangga petani tergantung pada tingkat
pendapatan usahatani dan surplus yang dihasilkan oleh sektor itu
sendiri, dengan demikian tingkat pendapatan usahatani di
samping merupakan penentu utama kesejahteraan rumah tangga
petani, juga menjadi salah satu faktor penting yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan suatu bangsa.
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang banyak
memproduksi hortikultura. Hal tersebut karena iklim tropis yang
dimiliki Indonesia mendukung tanaman apapun bisa tumbuh di
Indonesia. Tanaman hortikultura mudah mengalami kebusukan,
sementara produk hortikultura dibutuhkan setiap hari dalam
keadaan segar. Dari pemanenan hingga pemasaran tanaman
hortikultura diperlukan penanganan dengan cermat dan efisien
karena penanganan yang baik dapat meningkatkan kualitas dan
harga pasar.
Sayuran termasuk komoditas penting yang mendukung
ketahanan pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman
yang luas dan berperan sebagai sumber vitamin, dan mineral
yang bernilai ekonomi tinggi. Produksi dan konsumsi sayuran
Indonesia meningkat setiap tahun seiring dengan pertumbuhan
penduduk Indonesia yang terus bertambah.
9

Perkembangan teknologi saat ini telah memberikan


pengaruh yang sangat besar bagi dunia teknologi informasi.
Munculnya berbagai jenis aplikasi yang mampu memberikan
kemudahan dalam aktifitas kehidupan sehingga memberikan
manfaat bagi masyarakat. Informasi pertanian merupakan salah
satu faktor yang penting dalam proses produksi usaha tani.
Pemberdayaan pertanian saat ini umumnya belum secara nyata
memberdayakan petani.
Pertanian saat ini belum banyak mengenal teknologi atau
menggunakan teknologi sebagai pendamping bertani di zaman
era modern ini bukan hanya cangkul namun melainkan
smartphone juga ikut serta dalam bidang pertanian. Petani yang
biasanya menggunakan alat sederhana biasanya lebih banyak
memakan waktu dan tenaga yang lebih banyak dari pada petani
yang sudah menggunakan sistem pertanian berbasis teknologi
smartphone. Mengapa saya menyatakan demikian, karena saat ini
masyarakat sudah banyak mengenal teknologi dan alangkah
baiknya ketika teknologi smartphone dapat membantu kehidupan
bukan hanya di bidang informatika melainkan di bidang pertanian
pun dapat di terbantu. Pada studi kasus ini saya meneliti dan
melakukan observasi di pertanian digital di Desa Bandar Agung
Kecamatan Kalianda Lampung Selatan. Dimana ada petani yang
sudah menggunakan teknologi smartphone untuk pertaniannya.
Teknologi ini di gunakan untuk mengontrol, memprediksi,
membantu kinerja manusia dengan cara menggunakan berbagai
macam alat dan tentunya sebuah aplikasi yang nantinya aplikasi
tersebut di hubungkan dengan alat yang ada di sekitar lahan
pertanian tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk proses perawatan benih buah
dan sayur agar menghasilkan tingkat pertumbuhan yang lebih
cepat, ketahanan terhadap penyakit dan hasil produksi yang
memuaskan melalui sistem teknologi (smartphone). Dalam
penelitian ini saya memfokuskan pada petani buah dan sayur
seperti cabai, tomat, bawang,dan melon. Karna pertumbuhan bibit
yang cepat, hasil panen yang banyak dan bisa mengetahui
10

penyakit hama yang sedang menyerang tanaman dengan


notifikasi dari smartphone ini membuat pertumbuhan ekonomi
petani di Desa Bandar Agung Kecamatan Kalianda Lampung
Selatan ini meningkat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Untuk mencapai kondisi yang di harapkan, sangat
dibutuhkan tenaga-tenaga khusus yang bersifat sebagai
pembaharu (change agent) yang mampu berperan dalam
menyiapkan tenaga-tenaga pelaksana pembangunan dalam
masyarakat yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan agen
pembaharu yang di harapkan dapat membantu masyarakat atau
mendorong terjadinya perubahan dalam masyarakat sehingga jadi
lebih mandiri dalam melaksanakan pembangunan wilayahnya.
Agen pembaharu merupakan personal atau institusi yang
menaruh minat pada upaya pengembangan masyarakat, baik
masyarakat di sekitarnya atau masyarakat yang berada jauh dari
lingkungannya. Masyarakat sebagai suatu sistem sosial harus
dipahami seperti apa kondisinya, apa potensi fisik dan sosialnya,
apa masalah yang dihadapi, apa kemauannya dan sebagainya.
Dengan demikian setiap agen pembaharu harus memahami
kondisi masyarakat yang dibimbingnya ke arah perubahan yang
dikehendaki (yang kebih baik). 7
Dalam penelitian ini, sistem pertanian digital mempunyai
keterbatasan biaya yang dimiliki sehingga Corporate Social
Responbility (CSR) dari salah satu perusahaan operator
telekomunikasi seluler di Indonesia ini menjadi agen
pembaharuan dalam upaya pengembangan masyarakat dan juga
CSR selaku penyedia jaringan yang memiliki kepedulian akan
kemajuan petani di Indonesia. Sistem ini merupakan penerapan
teknologi dalam pertanian berkelanjutan mulai dari pembenihan
hingga pasca panen.

7
Sumaryo Gitosaputro, Kordiyana K. Rangga, Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat Teori Konsep dan Aplikasinya di Era Otonomi
Daerah, (Yogyakarta:Graha Ilmu,2015),hal.2
11

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan
di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu bagaimana proses pemanfaatan teknologi smartphone
dalam pengembangan masyarakat petani buah dan sayur di Desa
Bandar Agung kecamatan Kalianda Lampung Selatan?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Membuktikan bagaimana proses pemanfaatan teknologi
smartphone dalam pengembangan masyarakat petani buah dan
sayur di Desa Bandar Agung kecamatan kalianda Lampung
Selatan.
Mendeksripsikan proses pemanfaatan teknologi
smartphone dalam pengembangan masyarakat petani buah dan
sayur di Desa Bandar Agung kecamatan Kalianda Lampung
Selatan.
2. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini peneliti berharap dapat memberikan
manfaat kepada beberapa pihak sebagai berikut:
a. Akademis
Penelitian ini di harapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan atau wawasan dan informasi dalam bidang
pengembangan dan dapat menjadi tambahan literature ilmu
pengetahuan dan bahan bacaan bagi pihak yang
membutuhkan, dan dapat digunakan sebagai rujukan
penelitian yang akan datang.
b. Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh
pemerintah sebagai rujukan dalam menetapkan kebijakan
yang akan diterapkan dalam masyarakat.
12

c. Masyarakat Pertanian
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh
penerima dan pendamping pertanian digital dalam
pemanfaatan teknologi smartphone dalam pengembangan
masyarakat petani buah dan sayur.

F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif. Metode adalah “cara yang tepat untuk
melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran dengan
seksama untuk mencapai tujuan. Sedangkan penelitian adalah
“pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah
yang pemahamannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran
fakta-fakta”.8
Dari penjelasan diatas penuis menggunakan metode
penelitian kualitatif. Adapun tujuan penulis yaitu untuk
mendapatkan data yang diinginkan berdasarkan pada fakta
pemanfaatan teknologi smartphone dalam pengembangan
masyarakat petani buah dan sayur di desa Bandar Agung. Untuk
menjawab soal yang dirumuskan dalam skripsi ini dibutuhkan
suatu metode penelitian dan dalam rangka memenuhi kebutuhan
tersebut penulis menggunakan beberapa metode. Sebelum penulis
mengemukakan tentang metode pengumpulan data dan analisa
data, terlebih dahulu penulis akan mengemukakan jenis dan sifat
penelitian, diantaranya sebagai berikut:
2. Jenis dan sifat penelitian
a. Jenis Penelitian
Dilihat dari jenisnya maka penelitian yang penulis
lakukan adalah penelitian lapangan, disebut juga penelitian

8
Cholid Norobuko dan Ahmadi, Metode Penelitian, (PT.Bumi
Aksara, Jakarta,1997). hal.1
13

kancah. Suatu penelitian kancah kehidupan atau lapangan


kehidupan masyarakat pertanian yang mempunyai tujuan
mengumpulkan data dan informasi tentang masalah tertentu
mengenai kehidupan masyarakat pertanian yang menjadi
objek penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian ini
adalah petani buah dan sayur di Desa Bandar Agung di
kecamatan Kalianda Lampung Selatan.
b. Sifat Penelitian
Dilihat dari sifatnya penelitian ini bersifat Deskriptif
(Descriptive ricearch) yaitu penelitian yang mempunyai
tujuan untuk membuat penggambaran secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai fakta – fakta dan populasi daerah
tertentu.9
Jadi penelitian ini selain menggambarkan kejadian yang
terjadi dalam masyarakat petani buah dan sayur juga
mengungkapkan data yang ada padanya dan juga memberikan
analisis untuk memperoleh kejelasan dan kebenaran masalah
yang dihadapi. Kemudian dilanutkan dengan siklus terdiri dari
perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah: “jumlah keseluruhan dari unit
analisis yang ciri – cirinya akan diduga, yang dimaksudkan
untuk diteliti.”10 Sedangkan menurut Sudjana, “Populasi
adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasilnya
menghitung atau pengukur, kuantitatif maupun kualitatif
mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota

9
Sumadi Surya Brata, Metode Penelitian, (Jakarta; PT. Raja
Grafindo Persada,1998). hal.18
10
Sutrisno hadi, Metodologi Research,(Yogyakarta:PT.Adi
Ofset,1991),h.220
14

kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin di pelajari sifat


– sifatnya.”11
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah warga masyarakat di Desa Bandar Agung Lampung
Selatan yaitu berjumlah 25 orang terdiri dari 14 orang
pengurus kelompok tani sayur dan 11 orang anggota
Kelompok Tani Sayur .
b. Sampel
Sampel adalah: “Sebagian yang diambil dari
keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili
terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan
teknik tertentu.”12 Dalam penelitian ini, tidak semua populasi
akan dijadikan sumber data, melainkan dari sampel saja,
pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode
non random sampling, yaitu tidak semua individu dalam
populasi di beri peluang sama untuk ditugaskan menjadi
anggota sampel.13
Dari populasi yang diteliti agar lebih spesifik perlu
diadakan pemilihan objek secara khusus yang akan di teliti,
dalam hal ini adalah sampel penelitian. Untuk itu diperlukan
teknik sampling (cara yang digunakan untuk mengambil
sampel).14 Menurut Imam Suprayogo dan Tobroni teknik
sampling adalah suatu cara yang berkaitan dengan
pembatasan jumlah dan jenis sumber data yang akan
digunakan dalam penelitian. 15 Dalam penelitian ini penulis
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu cara

11
Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito,2002),h.6
12
Ali Muhammad, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi,
(Bandung: Angkasa,1987),h.193
13
Sutrisno Hadi. Op.Cit,h.80
14
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, jilid 1, Yogyakarta,
(Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM,1973)h.75.
15
Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial
Agama, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2003),h.165.
15

pengambilan sampel berdasarkan ciri – ciri tertentu.16 Dalam


penelitian ini data yang di harapkan dapat terkumpul adalah
mengenai kelompok.
Adapun ciri – ciri yang penulis maksud ialah:
1) Orang yang paling mengetahui pertanian digital
2) Pengurus yang mengembangkan pertanian digital
3) Keikutsertaan masyarakat dan anggota yang berhasil
melakukan pertanian digital dalam memanfaatkan
teknologi dalam pengembangan masyarakat.
Berdasarkan ciri – ciri tersebut, dari 25 anggota kelompok
tani sayur yang menjadi sampel adalah 3 orang Kelompok
Tani Karya Usaha yang masih tetap berjalan menggunakan
pertanian digital. Dari sampel diatas peneliti menentukan
beberapa informan yang dianggap penting mengetahui dan
ikut terlibat dalam pemberdayaan kelompok tani buah dan
sayur yang terdiri dari kepala desa dan pengurus kelompok
tani sayur. Jadi jumlah sampel penelitian ini adalah 22 orang.
1. Alat Pengumpul Data
a. Interview
Metode interview merupakan salah satu teknik
mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara mengadakan
tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan sumber data. Hal ini dijelaskan oleh Sutrisno Hadi
sebagai berikut: “interview dapat dipandangsebagai metode
pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang
dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan
penyelidikan. Pada umumnya dua orang atau lebih hadir
secara fisik dalam proses tanya jawab itu.” 17
Dalam hal ini penulis berusaha melakukan
pengumpulan data melalui wawancara, atau dialog terhadap
16
M.Iqbal Hasan, Metode Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:
Ghalia Indonesia,2002),h.85
17
Sutrisno Hadi, Op.Cit,h.193
16

orang yang dapat memberikan informasi yang


dibutuhkan,dengan cara bertanya langsung kepada
responden.18
Disini penulis melakukan interview dengan ketua
kelompok Tani sekaligus beliau adalah seseorang yang
memiliki Inovasi teknologi smartphone yang ada dilahan
miliknya.
Menurut jenisnya interview dibedakan menjadi tiga
yaitu : “interview terpimpin, interview tidak terpimpindan
interview bebas terpimpin.”19 Jenis interview yang dipakai
dalam penelitian ini adalah interview bebas terpimpin, di
mana pelaksanaan wawancara yang berpatokan pada daftar
yang disusundan responden dapat memberikan jawabannya
secara bebas atau tidak dibatasiruang lingkupnya, selagi tidak
menyimpang dari pertanyaan yang telah disediakan
sebelumnya.
Dengan interview ini sebagai metode pokok dalam
menggali data yang berkaitan dengan masalah Pemanfaatan
Teknologi Smartphone Dalam Pengembangan Masyarakat
Petani Buah dan Sayur di Desa Bandar Agung Kecamatan
Kalianda Lampung Selatan.
b. Observasi
Pengertian observasi adalah sebagai pengamat dan
mencatat dengan sistematis fenomena – fenomena yang
diselidiki, dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak
hanya terbatas pada pengamatan baikyang dilakukan secara
langsung ataupun tidak langsung, seperti melalui angket dan
tes.20
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
observasi partisipatif, metode ini digunakan sebagai metode

18
Kartono Kartini, Pengantar Riset Sosial, (Bandung: CV. Mandar
Maju,1996),h.49
19
Ibid,h.193
20
Ibid,h.136
17

pelengkap guna mengumpulkan data yang diperlukan,


khususnya wujud pemeberdayaan masyarakat tani dengan
Inovasi Teknologi Smartphone di Desa Bandar Agung
Kecamatan Kalianda Lampung Selatan melalui Inovasi
Teknologi Smartphone.
c. Dokumentasi
Penelitian ini menggunkan teknik dokumentasi yang
membahas masalah-masalah sebagai berikut: foto – foto, serta
aspek – aspek yang terkait di dalamnya. Karena yang menjadi
fokus pembahasan dalam skripsi ini adalah Pengembangan
Teknologi Smartphone pada pertanian, maka yang lebih di
perdalam adalah sejarah Inovasi Teknologi Smartphone
dalam bidang pertanian, struktur organisasinya, foto –foto dan
lain sebagainya terkait pengembangan Inovasi Teknologi
Smartphone dalam petani buah dan sayur.
Agar lebih lengkap, dalam hal ini penulis
menggunkan dua sumber data, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer yaitu data yang didapatkan langsung
oleh peneliti, dan tentunya terkait langsung dengan pokok
bahasan.21 Data primer dimaksud adalah dengan
menggunakan interview sebagai sumber utama, sedangkan
observasi serta dokumentasi sebagai data pendukung
(sekunder). Dalam hal ini ada catatan – catatanyang peneliti
dapat dari hasil diskusi penulis dengan pihak yang terkait
dengan objek penelitian.

G. Teknik Analisa Data


Data yang dikumpulkan menggunakan metode
pengumpulan data yang telah disebutkan di atas lalu di olah yaitu
di pilih – pilih dan di kelompokkan menurut jenisnya masing –
masing, yaitu data tentang bentuk upaya, materi, metode, baik di

21
Cholid Nurboko, Metodologi Penelitian, Jakarta, (Bumi:
Aksara,1998),h.43.
18

dapat dari interview, observasi maupun dokumentasi, sesudah


diolah data tersebut kemudian di analisis. Penelitian ini penulis
menggunakan analisis data kualitatif yaitu analisa yang
digunakan terhadap data yang bukan berwujud angka-angka
melainkan yang jumlahnya hanya sedikit, bersifat monografi atau
kasus-kasus (sehingga tidak dapat disusun kedalam suatu struktur
klasifikasi). Dalam mengambil kesimpulan penulis
menggunakan, analisis induktif yaitu cara menganalisis terhadap
sesuatu objek ilmiah tertentu yang bertitik tolak dari pengantar
hal – hal atau kasus – kasus yang sejenis kemudian menarik
kesimpulan yang bersifat umum. 22
Metode analisis yang peneliti gunakan dalam menganalisis
data adalah bersifat deskriptif kualitatif yaitu penyajian data
dalam bentuk tulisan dan menerangkan apa adanya sesuai dengan
data yang di peroleh dari hasil penelitian yang kemudian
dilakukan analisis. Analisis data yang dilakukan biasanya bersifat
manual.23 Jadi dalam analisis data ini peneliti akan
mendeskripsikan segala sesuatu tentang pemanfaatan teknologi
smartphone pengembangan masyarakat petani buah dan sayur
sesuai dengan apa yang didengar dan dilihat tanpa
menguranginya.
Alat analisis data pada penelitian ini adalah analisa data
deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah penyajian
data dalam bentuk tulisan dan menerangkan apa adanya sesuai
data yang diperoleh dari hasil penelitian. Tahapan-tahapan yang
dilakukan sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data, data yang dikumpulkan berasal dari
hasil observasi, wawancara dan studi dokumen.
2. Mengklarifikasi materi data, langkah ini digunakan untuk
memilih data yang dapat dijadikan acuan untuk penelitian
selanjutnya. Mengklarifikasi materi data dapat dilakukan

22
Sutrisno Hadi, Op. Cit,h.43
23
Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif,
(Jakarta:Selamba Humanika,2010), hal.48
19

dengan mengelompokkan data yang diperoleh dan hasil


observasi, wawancara dan studi dokumen.
3. Pengeditan, yaitu melakukan penelaahan terhadap data yang
terkumpul melalui teknik-teknik yang digunakan kemudian
dilakukan penelitian dan pemeriksaan kebenaran serta
perbaikan apabila terdapat kesalahan sehingga mempermudah
proses penelitian lebih lanjut.
4. Menyajikan data, yaitu data yang telah ada dideskripsikan
secara verbal kemudian diberikan penjelasan dan uraikan
berdasarkan pemikiran yang logis, serta memberikan
argumentasi dan dapat ditarik kesimpulannya.
Tahapan analisis data yang peneliti lakukan yakni dengan
mengumpulkan data terlebih dahulu kemudian
mengklasifikasikannya. Selanjutnya analisis dilakukan dalam
bentuk kalimat yang sederhana dan mudah dipahami sebagai
penjelas agar bisa didapatkan kesimpulan sebagai hasil dari
penelitian.

H. Tinjauan Pustaka
Kajian tentang Pemanfaatan Teknologi Smartphone dalam
Pengembangan Masyarakat Petani Buah Dan Sayur telah
dilakukan oleh penelitian-penelitian sebelumnya. Dari karya-
karya maupun penelitian sebelumnya memang telah ada
pembahasan mengenai Pemanfaatan Teknologi Smartphone dan
Pengembangan Masyarakat, akan tetapi berbeda maksud, tempat
penelitian dan objek penelitian yang dibahas oleh peneliti,
diantaranya:
Yuli Safitri/1441020164 Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung pada tahun 2019, Pengembangan Masyarakat
Melalui Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Antar-Brak
Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus. Adapun metode
penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan pengembangan
masyarakat melalui Program Keluarga Harapan (PKH) terhadap
20

Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Antar-Brak


Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus. Terhadap pendidikan
dan kesehatan di Desa Antar-Brak sudah semakim baik.
Pengembangan Masyarakat melalui Program Keluarga Harapan
dibidang pendidikan adalah mengurangi angka putus sekolah dan
angka pekerja anak, dan pengembangan masyarakat melalui
Program Keluarga Harapan di bidiang kesehatan sudah berjalan
cukup baik walaupun belum maksimal dalam menggunakan dana
bantuan Program Keluarga Harapan. 24
Eka Safitri/1441020120, Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung pada tahun 2018, Optimalisasi Pemanfaatan
Potensi Lokal Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di
Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu,
optimalisasi pemanfaatan potensi lokal merupakan salah satu
langkah selanjutnya dalam keswadayaan masyarakat yang
memanfaatkan potensi dan sumber daya lokal. Potensi tersebut
meliputi semua potensi yang ada seperti sumber daya alam,
sumber daya manusia, sumber daya sosial. Salah satu bentuk
optimalisasi pemanfaatan potensi lokal dalam memberdayakan
ekonomi masyarakat adalah melalui pemanfaatan potensi sumber
daya manusia. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan
yang bersifat deskriptif dan metode yang digunakan berupa
metode observasi, interview, dokumentasi dan analisis data. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa upaya yang dilakukan oleh
fasilitator pemberdayaan telah dilakukan dengan baik dan telah
sesuai dengan konsep teori yang digunakan yaitu tahap-tahap
pemberdayaan mulai dari tahap penyadaran,
pengkapasitasan,sampai pendayaan telah di upayakan dengan

24
Yuli Safitri, Pengembangan Masyarakat Melalui Program
Keluarga Harapan (PKH) di Desa Antar-Brak Kecamatan Limau Kabupaten
Tanggamus, (Lampung:Skripsi FDIK UIN RIL 2019)
21

baikdan pada tahap pendayaan tetap di jalankan hingga sampai


pada saat ini. 25
Yosiena Duli Deslima/1441010083, Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung, Pemanfaatan Instagram Sebagai
Media Dakwah Bagi Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran
Islam UIN Raden Intan Lampung, instagram merupakan salah
satu media yang dimanfaatkan untuk menyampaikan dakwah
kepada khalayak umum dan sebagai akses pesan dakwah bagi
mahasiswa agar mempermudah dakwah yang diterima oleh
mad’u. Oleh karena itu Islam harus fleksibel, mampu mengikuti
perkembangan zaman, perkembangan umat dan budaya umat,
harus dikemas dengan menarik, ketika melihat situasi dan kondisi
ternyata Instagram begitu akrab dengan aktivitas keseharian
mahasiswa. Hasil penelitian ini diketahui bahwa Instagram
memberikan banyak sekali manfaat sebagai media dakwah.
Dalam memanfaatkan Instagram sebagai media dakwah bagi
mahasiswa, terdapat 2 macam bentuk pemanfaatan Instagram
sebagai media komunikasi, pemanfaatan Instagram sebagai
sebagai media dakwah, jika digunakan dengan baik sesuai syariat
Islam. Secara keseluruhan dakwah di Instagram yang merupakan
dakwah milenial mampu menciptakan dakwah yang inovatif yang
mampu menarik perhatian untuk membagikan ke mdia sosial
yang mereka miliki.26
Dari ketiga penelitian yang telah terlebih dahulu dilakukan
oleh para peneliti diatas, penelitian ini berbeda dari penelitian
sebelumnya, karena pada penelitian sebelumnya belum ada yang
membahas tentang pemanfaatan teknologi smartphone dalam
pengembangan masyarakat petani buah dan sayur, sehingga
peneliti tertarik untuk meneliti tentang judul Pemanfaatan

25
Eka Safitri, Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Lokal Dalam
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Desa Sukamulya Kecamatan
Banyumas Kabupaten Pringsewu, (Lampung: Skripsi FDIK UIN RIL 2018)
26
Yosieana Duli Deslima, Pemanfaatan Instagram Sebagai Media
Dakwah Bagi Mahasiswa Komunikasi Dan Penyiaran Islam UIN Raden
Intan Lampung ,(Lampung: Skripsi FDIK UIN RIL 2018)
22

Teknologi Smartphone Dalam penegembangan Masyarakat


Petani Buah dan Sayur. Dapat diambil kesimpulan bahwa
perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan sebelumnya
adalah pada objek dan penelitian dan tempat yang penulis teliti,
penelitian ini memfokuskan masalah Pemanfaatan Teknologi
Smartphone dalam Pengembangan Masyarakat Petani Buah dan
Sayur di Desa Bandar Agung Kecamatan Kalianda Kabupaten
Lampung Selatan.
BAB II
PEMANFAATAN TEKNOLOGI SMARTPHONE DALAM
PENGEMBANGAN MASYARAKAT

A. Teknologi Smartphone
1. Pengertian Teknologi Smartphone
Teknologi adalah alat canggih yang dapat membantu
kehidupan manusia. Dalam perkembangan, teknologi terus
mengalami kemajuan sehingga tercipta berbagai alat canggih
seperti handphone.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, ada pun
pengaruh yang ditimbulkannya. Ternyata teknologi handphone
bisa membawa dampak positif dan negatifnya. Apabila si
pemakai tersebut menggunakan dengan baik maka teknologi
handphone ini sangat bermanfaat bagi si pemakai. Handphone
sudah menjadi alat teknologi canggih dan banyak digunakan oleh
masyarakat dunia, maka dari itu gunakanlah teknologi sebaik-
baiknya agar bermanfaat dan tidak berdampak negatif.
Handphone adalah alat telekomunikasi elektronik yang
bisa dibawa kemana-mana dan memiliki kemampuan untuk
mengirimkan pesan berupa suara. Pengertian ini adalah
pengertian handphone secara umum. Dalam keseharian manusia
hampir tidak bisa lepas dari handphone. Apalagi dengan semakin
berkembangnya handphone, sehingga handphone memiliki
berbagai fungsi. Bukan hanya untuk komunikasi saja tapi telah
berkembang menjadi alat dengan fungsi lainnya, seperti untuk
media hiburan, berbisnis dan lain-lain.
Smartphone merupakan sebuah device yang
memungkinkan untuk melakukan komunikasi juga di dalamnya
terdapat fungsi PDA (Personal Digital Assistant) dan
berkemampuan seperti layaknya komputer. Sebuah karakteristik
dari smartphone yaitu smartphone memiliki software aplikasi.
Software aplikasi yang ada pada smartphone ditujukan untuk
meningkatkan produktivitas dan mendukung kegiatan sehari-hari.
23
24

Karakteristik lain dari smartphone yaitu smartphone memiliki


akses internet. Smartphone bisa digunakan mengakses
web/internet dan konten yang disajikan dibrowsernya, sudah
hampir mendekati seperti layaknya kita mengakses web lewat
komputer.
Dalam pengembangan awal, kita hanya mengenal adanya
handphone dan PDA. Handphone pada umumnya digunakan
untuk melakukan komunikasi seperti menelepon. Ponsel atau bisa
disebut juga handphone merupakan telepon yang termasuk dalam
sambungan telepon bergerak, dimana yang menghubungkan antar
sesama ponsel tersebut adalah gelombang-gelombang radio yang
dilewatkan dari pesawat ke BTS (Base Tranceiver Station) dan
MSC (Mobile Switching Center) yang bertebaran di sepanjang
jalur perhubungan kemudian diteruskan ke pesawat yang
dipanggil.27
2. Sejarah Teknologi Smartphone
Pada tahun 1910 adalah cikal bakal telepon seluler yang
ditemukan oleh Lars Magnus Ericsson, ia merupakan pendiri
perusahaan Ericsson yang kini dikenal dengan perusahaan Sony
Ericsson. Pada awalnya, orang swedia ini mendirikan perusahaan
Ericsson terfokus pada bidang bisnis telegraf.
Pada tahun 1960, di Finlandia sebuah perusahaan
bernama Fennis Cable Works yang awalnya berbisnis dibidang
kabel, melakukan ekspensi dengan mendirikan perusahaan
elektronika yang bernama Nokia sebagai handset telepon seluler.
Pada tahun 1969, sistem telekomunikasi seluler
dikomersialkan. Motorola mengenalkan telpon genggam tiga
tahun kemudian. Ukurannya memang cukup besar dengan adanya
antena pendek. Dr Cooper yang menjadi manajer proyek inovasi

27
Green Ferry Mandias, “Analisis Pengaruh Pemanfaatan
Smartphone Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Fakultas Ilmu
Komputer Universitas Klabat”. (Jurnal Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Ilmu Komputer : Minahasa Utara, Universitas Klabat, 1 Juni
2017)hal.83
25

Motorola memasang base station di New York. Untuk proyek


tersebut, Motorola bekerja dengan Bell Labs.
Penemuan ini sekaligus diklaim sebagai penemuan pnsel
pertama. Pada tanggal 3 April 1973, Cooper, saat itu menjabat
sebagai general manajer pada divisi Communication Systens
Motorola mempertunjukan cara berkomunikasi aneh dari terminal
telepon portable. Dia mnecoba ponsel raksasanya sambil berjalan
jalan di berbagai lokasi di New York. Itulah saat pertama ponsel
ditampilkan dan digunakan didepan public. Dalam pertunjukkan
itu, Cooper menggunakan ponsel seberat 30 ounce sekitar 800
gram.
3. Perkembangan Smartphone
Sejarah perkembangan handphone dimulai pada tahun
1982, diwakili oleh peluncuran Motorola Dyna Tac 8000 x.
Ponsel pertama ini memiliki fitur penyimpanan 30 buah nomor
kontak, 1 jam waktu bicara dan ukuran dimensi panjang 1 kaki
(30,8cm) dan berat 2 pon (1kg). Tahun 1993, diwakili oleh
peluncuran Bell South atau IBM Simon personal communicator
dengan berat kurang dari 1kg, ada beberapa peningkatan fasilitas
dari tahun 1996 yaitu telepon pager, kalkulator dan buku telepon.
Tahun 1996 adalah tahun pertama ditemukan ponsel efek
getar. Tahun 1996 juga menjadi tahun diperkenalkannya
kemampuan sms, baterai dan model clamshell, kelebihan ini
diperkenalkan oleh Motorola. Tahun 1998, Nokia menjadi merk
popular sejak diluncurkannya Nokia 6160. Nokia 6160 masih
mengusung display monochrome dan antena luar. Tahun 1999
diwakili oleh kemunculan Nokia 7110 dengan berat hampir 5
ons, ponsel tersebut adalah ponsel pertama dengan kemampuan
web browser, opening slide. Otomatis, layar lebih besar dan fitur
lebih lengkap, ponsel ini dibuat berdasarkan model ponsel yang
digunakan dalam film The Matrix.
Tahun 2001 Handspring Treo, mewakili kemampuan
ponsel pada era dengan 16 MB memori dan opsi keyboard serta
graffiti text input. Ponsel ini juga memiliki fitur teks, email, serta
26

unlimites phonebook. Tahun 2002 adalah tahun kemajuan


teknologi komunikasi yang pesat Blackberry 5810 dengan fitur
headset dan email. Nokia 7650 diluncurkan berdasarkan model
ponsel dalam film Minority Report, memiliki built in kamera,
4096 warna serta tiga puluh pilihan ringtone. Sanyo SCP-5300,
menambahkan fitur voice dialing dan voice memo serta call
screening. Ponsel ini berintegrasi dengan java.
Tahun 2005 diluncurkan Motorola Rokr yang
berinetgrasi dengan i-tunes dengan limit penyimpanan 100 buah
lagu, serta beberapa kelebihan yang mendukung pemutaran file
audio. Tahun 2006, diluncurkan Blackberry Pearl. Tahun 2007 i-
phone dilepaskan dipasaran, pada tahun 2007 i-phone memiliki 2
MP kamera, fitur touchscreen dengan system operasi mac os-x.
Tahun 2008 peluncuran HTC Dream Google Android
dengan fitur wifi, gps, bluetooth serta aplikasi-aplikasi google.
tahun 2011 diwakili oleh Samsung Epic Tuch 46. meskipun
bentuknya slim namun ponsel ini telah mendukung koneksi 56
dan dapat melakukan banyak hal seperti gaming, web browsing
dan pemutaran video. Dengan perkembangan sedemikian pesat
kemungkinan besar bahwa beberapa tahun kedepan akan
diciptakan ponsel-ponsel yang lebih canggih lagi. 28
Menurut penulis dalam skripsi ini menjelaskan pertanian
digital petani milenial yang sadar terhadap kemajuan teknologi
terkini dalam pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dalam
bidang pertanian sangat membantu dalam memajukan pertanian
Indoneisa. Contohnya penerapan “open camera” yang telah
dilakukan saat ini dapat memudahkan identifikasi lokasi serangan
hama, fasilitas penyiraman air, penyiram nutrisi, lampu
pertumbuhan, hingga proses pembenihan. Dengan harapan
pertanian digital ini dapat mendukung percepatan pencapaian
target swasembada pangan serta kesejahteraan petani.

28
Melani Indriasari, “Perkembangan Teknologi Handphone”.
(Makalah yang disampaikan pada Jurusan Teknik Informatika Institut
Teknologi Indonesia, Tangerang, 12 September 2016)
27

4. Pengaruh Perkembangan Teknologi Smartphone


Perkembangan teknologi handphone dari sejak pertama
keluar hingga saat ini sangatlah pesat. Hal ini tentu saja merubah
gaya komunikasi pada penggunanya. Dimana saat ini, oleh
kecanggihan handphone sehingga seakan dunia ada dalam
genggaman tangan, mereka seringkali lupa dan terlalu sering
mengandalkan terknologi tersebut sehingga malah menimbulkan
masalah-masalah sosial dan dampak-dampak psikis sebagai
akibatnya. Melalui handphone dengan teknologi dan fitur yang
berkembang pesat, komunikasi pun menjadi mudah dilakukan.
Karena handphone, seseorang dapat berkomunikasi dengan
seorang lainnya yang berada jauh. Karena handphone,
penyebaran dan pertukaran informasi bisa lebih cepat dilakukan.
Handphone mempunyai banyak manfaat positif dalam
meningkatkan kualitas komunikasi manusia.
Melalui evolusi selama 70 tahun, handphone sudah
berkembang pesat dari generasi ke-0, yaitu pada tahun 1921.
Dimana handphone hanya efektiif pada jarak 10-20 mil, sampai
generasi 4G (saat ini), di mana handphone sudah mampu
menjangkau segala lapisan komunikasi di dunia ini.
Dalam kemajuan teknologi tersebut membawa dampak-
dampak bagi penggunanya. Dampak-dampak itu dapat berupa
dam[ak postif dan negatif.
a. Dampak positif
Kegiatan komunikasi dan penyebaran informasi dapat
dilakukan dengan cepat. Di era globalisasi dimana berbagai
informasi dapat berubah dengan cepat, maka untuk
mengaksesnya proses ini pun harus dilakukan dengan cepat
pula. Untuk itu diperlukan media komunikasi yang modern,
yang mampu menembus batas wilayah berbagai belahan dunia
dan dapat diakses dengan cepat. Handphone merupakan salah
satu alternatif untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Handphone merupakan salah satu sarana komunikasi dan
informasi yang penting, yang bersifat praktis dan ringan
28

karena dapat dibawa kemana-mana. Contoh yang mendukung


yang terjadi di masyarakat, misalnya: seseorang dalam
mengkoordinasikan anggotanya untuk berkumpul di suatu
tempat membahas suatu persoalan bisa dilakukan dengan
koordinasi melalui handphone bisa dilakukan dengan cepat
dan efisien. Meningkatnya standar berkomunikasi karena
berkembangnya teknologi.
b. Dampak Negatif
a) Banyak waktu terbuang jika penggunanya dilakukan
dengan tidak benar, hal ini sering kali membuat kecanduan
akan hiburan dan daya tarik aplikasi-aplikasi yang
disuguhkan di dalamnya. Jika tidak bisa mengontrol waktu
dan diri sendiri. Seluruh waktu akan terbuang sia-sia hanya
untuk bermain-main dengan handphone. Jadi, sebaiknya
handphone digunakan dengan pengontrolan diri yang tepat.
b) Meningkatkan kriminalitas
Sesorang akan menghalalkan segala cara supaya dia
memiliki handphone. Hal ini dikarenakan adanya
kecemburuan sosial antar sesama.
c) Keberadaan handphone dapat menggeser nilai-nilai
kesederhanaan ke dalam nilai-nilai hedonisme dan
konsumerisme, karena handphone bisa menjadi lambang
seseorang yang dapat menunjukkan status sosial ekonomi
mereka.29

29
“Pengaruh Perkembangan Teknologi Handphone Dalam
Komunikasi di Kalangan Muda” (On-line) tersedia di:
http://kelompokbahasaindonesia.blogspot.com/2013/12/pengaruh-
perkembangan-teknologi.html?m=1 (7 Agustus 2019).
29

B. Pengembangan Masyarakat
1. Konsep Pengembangan Masyarakat
Secara etimologi pengembangan berasal dari kata kembang
yang berarti proses, cara, dan perbuatan pengembangan.30
Pengembangan masyarakat adalah upaya mengembangkan
sebuah kondisi masyarakat secara berkelanjutan dan aktif
berlandaskan prinsip-prinsip sosial dan saling menghargai.31
Pengembangan masyarakat merupakan konsep yang
berkembang sebagai tandingan (opponent) terhadap konsep
Negara kesejahteraan (welfare state). Kedua konsep ini muncul
dalam wacana pembangunan yang diperankan oleh Negara
(sebagai tanggung jawab pemerintah) untuk mensejahterakan
masyarakat (rakyat) dan mendistribusikan kesejahteraan secara
merata (adil).
Inti dari kesejahteraan adalah pemenuhan kebutuhan hidup
manusia (human needs) yang dimulai dengan pemenuhan
kebutuhan dasar (basic needs), seperti sandang, pangan, papan,
kesehatan dan pendidikan. Dinegara maju telah terbukti bahwa
konsep Negara kesejahteraan (welfare state) tidak mampu
berjalan secara berkelanjutan pada saat Negara krisis ekonomi
karena dibebani oleh peningkatan pengangguran dan
kemiskinan.32 Gagasan pengembangan masyarakat muncul
sebagai sebuah respon dari gagalnya kegiatan-kegiatan
pembangunan. Meskipun program pembangunan disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri, namun konsep tersebut
tidak mempertimbangkan kondisi yang sebenarnya sehingga
mengakibatkan hilangnya kapasitas dan kesadaran masyarakat
untuk bertindak.

30
Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka,1991), hal.535
31
Zubaedi, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta:Kencana,
2013),hal.4
32
Jim Ife Frank Tesoriero, Community Development: Alternative
Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, (Yogyakarta Pustaka
Pelajar, 2016), Cet III,hal.7
30

Jim Ife dalam bukunya menganggap bahwa dalam


pelaksanaan pengembangan masyarakat, semakin banyak orang
yang menjadi peserta aktif dan semakin lengkap partisipasinya,
semakin ideal kepemilikan dan proses masyarakat serta proses-
proses inklusif yang diwujudkan. Partisipasi sangat penting untuk
perubahan dari bawah dan sangat penting dalam mempertahankan
fokus pada proses. Pengembangan masyarakat memang
menekankan pada proses, bukan hasil. Dimana dalam konsep
pengembangan masyarakat berbeda dengan pengembangan yang
didominasi oleh persoalan Hasil dan tujuan. Namun untuk saat ini
pengembangan masyarakat merupakan konsep dari pembangunan
berbasis masyarakat, dimana dalam implementasinya partisipasi
adalah prinsip fundamental dalam pengembangan masyarakat.
Pengembangan masyarakat dikenal dengan istilah
Community Development. Community Development makna yang
penting dari dua konsep yaitu: Community yang bermakna
“kualitas hubungan sosial” dan Development bermakna
“perubahan kearah kemajuan yang terencana dan bersifat
gradual”.33 Perubahan yang dimaksud diatas adalah perubahan
yang bersifat transformatife yang lahir langsung dari masyarakat,
yang terjadi melalui proses alami. Melalui perubahan yang
transformatife dan terencana menjadikan masyarakat lebih kreatif
dalam meningkatkan kondisi kehidupannya serta dapat
memampukan dirinya sendiri.
Soetomo dalam bukunya mendefinisikan community
development adalah suatu proses yang merupakan usaha
masyarakat sendiri yang diintegrasikan dengan otoritas
pemerintah guna memperbaiki kondisi dan kultural komunitas,
kedalam kehidupan nasional dan mendorong kontribusi
komunitas yang lebih optimal bagi kemajuan nasional. 34

33
Fredian Tony Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia,2014),hal 29-30
34
Soetomo, Pengembangan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2000),hal.79
31

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, penulis dapat


menyimpulkan bahwa pengembangan adalah upaya untuk
memperluas atau meningkatkan atau mengubah potensi-potensi
yang ada dalam suatu masyarakat kesatuan keadaan yang lebih
lengkap, lebih besar, lebih baik dari keadaan sebelumnya. Jadi
pengembangan masyarakat adalah proses tindakan kolektifitas
masyarakat dalam meningkatkan kondisi hidup baik itu ekonomi,
sosial, lingkungan dan aspek kehidupan lainnya menjadi lebih
baik lagi dengan membentuk partisipasi dan semangat swadaya
masyarakat dalam kondisi tersebut. Aktivitas tersebut
mengintegrasikan peran pemerintah dan stakeholder setempat,
sehingga masyarakat memiliki kemampuan untuk memobilisasi
sumber daya alam sesuai dengan kadar kebutuhan masyarakat itu
sendiri.
2. Tujuan Pengembangan Masyarakat
Dari beberapa pengertian pengembangan masyarakat
secara umum dapat disarikan bahwa pengembangan masyarakat
bertujuan untuk mencapai kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Kehidupan masyarakat mencakup semua aspek seperti aspek
ekonomi, sosial, budaya dan politik. Kehidupan masyarakat yang
lebih baik akan terwujud bila dalam masyarakat terjadi perubahan
dalam semua aspek kehidupannya. Perubahan dalam masyarakat
dapat terjadi bila individu-individu anggota masyarkat mau
berubah perilakunya ke arah yang lebih baik.
Perubahan perilaku masyarakat selanjutnya akan lebih
bermakna bila disumbangkan bagi tercapainya tujuan bersama.
Dengan demikian dalam pengembangan masyarakat harus
mampu menciptakan suasana kehidupan masyarakat yang
kondusif yang memungkinkan setiap anggota masyarakat dapat
berperanserta (berpartisipasi) dalam semua tahapan dan aspek
kegiatan pengembangan masyarakat. Agar kegiatan
pengembangan mendapatkan dukungan masyarakat, sebaiknya
tujuan pengembangan harus dipahami oleh semua lapisan
32

masyarakat. Tujuan pengembangan harus mampu menjawab


masalah-masalah yang dirasakan oleh masyarakat.35
3. Prinsip-prinsip Pengembangan Masyarakat
Terdapat nilai-nilai kunci yang menjadi dasar bagi teori,
tujuan, tugas, proses, dan praktik pengembangan masyarakat.
Nilai-nilai ini menjadi dasar kegiatan, asumsi, komitmen, dan
prinsip pengembangan masyarakat. Prinsip-prinsip
pengembangan masyarakat tampaknya sudah jelas sehingga dapat
diketahui oleh siapa saja. Secara garis besar ada empat prinsip
pengembangan masyarakat, yaitu :
1. Pengembangan masyarakat menolak pandangan yang tidak
memihak pada sebuah kepentingan (disinterst). Pemikiran
ini melekat dalam argument bahwa realitas dapat digenggam
hanya ketika interes, pendapat dan nilai-nilai pribadi
diabaikan atau ketika masyarakat menjernihkan
pemikirannya dari berbagai hal yang merintangi
“pengetahuan yang sebenarnya (true knowledge).”
2. Mengubah dan terlibat dalam konflik. Pengembangan
masyarakat bertujuan untuk mengubah struktur yang
diskriminatif, memaksa, dan menindas dimasyarakat. Untuk
memenuhi tujuan ini, pengembangan masyarakat
membangkitkan, menghadirkan informasi yang tidak
menyenangkan dan kadang-kadang mengganggu. Disini,
pengembangan masyarakat melengkapi kegiatannya dengan
gerakan sosial yang baru seperti hak asasi manusia dan
gerakan perdamaian.
3. Membebaskan, membuka masyarakat dan menciptakan
demokrasi partisipatori. Pembebasan atau liberasi adalah
reaksi penentangan terhadap bentuk-bentuk kekuasaan,
perbudakan, dan penindasan. Pembebasan melibatkan
perjuangan menentang dan membebaskan diri dari orang-
orang, idiologi, dan struktur yang sangat berkuasa.

35
Sumaryo Gitosaputro, kordiyana K. Rangga, Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2015),hal.7
33

4. Kemampuan mengakses terhadap program-program


pelayanan kemasyarakatan. Pengembangan masyarakat
menempatkan program-programnya di lokasi yang dapat di
akses masyarakat. Lingkungan fisik yang diciptakan melalui
pengembangan masyarakat mempunyai suasana yang
bersahabat dan informal, bukan suasana birokratis, formal,
dan tekanan. 36
Prinsip pengembangan masyarakat yang menjadi acuan
dasar dalam praktik pengembangan masyarakat yaitu :
1. Prinsip ekologis yaitu prinsip yang mengkolaborasikan
pembangunan manusia dan fisik yang bersifat sustainbility
dan memperhatikan keseimbangan alam, dan kelangsungan
keanekaragaman hayati.
2. Prinsip justice, menyatakan bahwa setiap program harus
bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa adanya
stratifikasi sosial.
3. Prinsip proses, dimana hasil adalah tujuan akhir yang dicapai,
proses menjadi prioritas untuk membentuk kemandirian dan
keswadayaan masyarakat.
Menurut penulis prinsip pengembangan masyarakat yang
digunakan dalam penelitian ini lebih cenderung ke prinsip proses,
karena hasil akhir dari pemanfaatan teknologi smartphone
terhadap masyarakat petani buah dan sayur untuk menjadi sebuah
proses dalam memanfaatkan teknologi.
4. Tahap-Tahap Pengembangan Masyarakat
Pengembangan masyarakat merupakan proses penguatan
dan pemberi kemandirian dan keberdayaan masyarakat. Ada tiga
tahapan yang dilakui untuk sampai pada kondisi dimana
masyarakat berdaya untuk mengembangkan dirinya sendiri,
ketiga tahapan itu adalah :37

36
Ibid.hal.37-40
37
Ayub M Pandangaran, Management Proyek Pengembangan
Masyarakat, (Kendari: Unhalu Press, 2011), hal.31
34

1) Tahap penyadaran, yaitu tahap dimana masyarakat diberi


pencerahan dan dorongan untuk menyadari bahwa mereka
memiliki hak yang mempunyai kapasitas dan menikmati
sesuatu yang lebih baik.
2) Tahap pengkapasitasan atau kemampuan, yaitu tahap
dimaan masyarakat diberi pengetahuan, fasilitas, organisasi
dan sistem nilai atau aturan main.
3) Tahap pendayaan, yaitu tahap dimana masyarakat diberi
kesempatan atau otoritas untuk menggunakan pengetahuan,
dan kemampuan yang telah mereka miliki mengurus dan
mengembangkan diri mereka sendiri.
5. Strategi Pengembangan Masyarakat
Ada tiga yang dikembangkan dalam pengembangan
masayarakat, yaitu:38
1. Self Help
Proses pengembangan masyarakat yang lebih
mementingkan proses, namun lambat dalam menumbuhkan
fisik, sangat potensial dalam dalam menumbuhkan mekanisme
pembangunan yang berkesinambungan. Self Help cenderung
didasarkan pada suatu anggapan bahwa pada dasarnya setiap
masyarakat mempunyai potensi dan kemampuan untuk
berkembang atas kekuatan sendiri.
2. Technical Assitance
Technical Assitance lebih meningkatkan hasil materai,
moderat dalam kecepatan menumbuhkan perubahan dan
potensinya untuk menumbuhkan pembangunan berkelanjutan
lebih rendah dibanding Self Help. Dalam pelaksanaanya lebih
menekankan tercapainya target terutama yang berupa hasil
material. Dalam proses pelaksanaan yang lebih berperan
adalah advisor atau pimpinan administrator.
3. Conflict

38
Fredian Tonny Nasdian, Op.Cit.hal.60
35

Conflict memperhatikan baik proses maupun hasil


material, cepat dalam menumbuhkan perubahan karena
tujuannya memang melakukan reformasi, atau bahkan
transformasi. Petugas lapangan dalam Conflict ini
berkedudukan sebagai penganjur atau organisator gerakan
reformasi.
6. Model-model Pengembangan Masyarakat
Dalam sejarahnya, pendekatan yang digunakan dalam
kegiatan pengembangan masyarakat yang dilaksanakan oleh
organisasi kemasyarakatan dikelompokkan dalam tiga jenis,
yaitu:39
1. The welfare approach, yang dilakukan dengan memberi
bantuan kepada kelompok-kelompok tertentu misalnya
mereka yang terkena musibah. Pendekatan ini banyak
dilakukan kelompok-kelompok keagamaan berupa
penyediaan makanan, pelayanan kesehatan, dan
penyelenggaraan pendidikan bagi mereka yang
membutuhkan.
2. The development approach, yang dilakukan terutama
dengan memusatkan kegiatannya pada pengembangan
proyek pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan, kemandiriandan keswadayaan masyarakat.
3. The empowerment approach, yang dilakukan dengan
melihat kemiskinan sebagai akibat proses politik dan
berusaha memberdayakan atau melatih rakyat untuk
mengatasi ketidakberdayaannya.
Sementara menurut Jack Rohman yang dikutip oleh Edi
Suharto dalam bukunya menyatakan bahwa model
pengembangan masyarakat yang sering digunakan dalam
lapangan ada 3 macam yaitu :40

39
Zubaidi, Op.Cit,hal.120
40
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan
Masyarakat, (Bandung: PT. Refika Adita , 2010), hal.42-43
36

1. Pengembangan Masyarakat Lokal (Locality Development)


Pengembangan masyarakat lokal adalah proses yang
ditunjukkan untuk menciptakan kemajuan ekonomi dan
sosial bagi masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif
anggota masyarakat itu sendiri. Masyarakat bukan sebagai
klien yang bermasalah, melainkan sebagai masyarakat
yang unik dan memiliki potensi yang sepenuhnya
dikembangkan. Inti dari perkembangan masyarakat adalah
pengembangan kepemimpinan lokal, peningkatan strategi
kemandirian, informasi, komunikasi, realisasi dan
keterlibatan anggota masyarakat. Model ini lebih
mengorientasikan pada tujuan proses daripada tujuan hasil.
2. Perencanaan Sosial (Social Planning)
Perencanaan sosial berorientasi pada tugas.
Keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan
kebijakan, penentuan tujuan dan pemecahan masalah
bukan merupakan prioritas, karena pengambilan keputusan
dilakukan oleh pekerja sosial di lembaga formal seperti
lembaga pemerintah atau swasta (LSM).
3. Aksi Sosial (Social Action)
Pendekatan aksi sosial di dasari suatu pandangan
bahwa masyarakat adalah sistem klien yang seringkali
menjadi korban ketidakadilan struktur. Masyarakat di
organisir melalui proses penyadaran dan tindakan-tindakan
aktual untuk mengubah struktur kekuasaan agar memenuhi
prinsip demokrasi, pemerataan, dan keadilan. Aksi sosial
berorientasi pada proses dan hasil.
Inti dari pengembangan masyarakat ada dua yaitu individu
dan kelompok. Kelompok tidak mungkin berkembang jika
individu-individu yang menjadi anggota dari kelompok itu belum
memiliki kesadaran dan memiliki kemampuan untuk
mengembangkan dirinya. Sebaliknya individu tidak akan optimal
untuk mengembangkan dirinya tanpa berkelompok, karena baik
dari segi ekonomi terlebih dari segi sosial, optimalisasi tujuan
37

akan tercapai jika ada sinergi yang positif diantara individu-


individu dalam kelompok masyarakat.
Pengembangan masyarakat adalah pembangunan
alternative yang komprehensif atau berbasis komunitas.
Meskipun demikian, dari segi tujuan, beberapa praktisi
pengembangan masyarakat dapat menunjukkan adanya
pendekatan-pendekatan yang bersifat spesifik dan tidak terlalu
bersifat multiobjektif (banyak tujuan) dalam satu hal
pelaksanaan. Berikut ini ada beberapa pendekatan-pendekatan
pengembangan masyarakat, yaitu : 41
1. Pendekatan Komunitas (The Community Approach)
Dalam pendekatan ini, komunitas diartikan sebagai
kumpulan individu (bisa juga dalam bentuk kelompok) yang
masih memiliki tingkat kepedulian dan interaksi antar anggota
masyarakat yang menempati suatu wilayah yang relative kecil
dengan batas-batas yang jelas. Komunitas tidak hanya ditinjau
dari segi wilayah tetapi juga dari segi tingkat kedekatan dan
tempat.
2. Pendekatan Kemandirian Informasi (The Information
Self-Help Approach)
Dalam pengembangan masyarakat dalam pendekatan ini
beragam informasi yang dimanfaatkan oleh partisipan yang
berpengetahuan dalam kehidupan komunikasi sehingga dapat
menciptakan perbedaan arahan dan kualitas hidup. Pendekatan ini
menekankan kepada pemahaman yang baik dari warga komunitas
tentang proses-proses dan isu-isu pengembangan masyarakat.
3. Pendekatan Pemecahan Masalah (The Problem-Solving
Approach)
Pendekatan pemecahan masalah dilakukan oleh komunitas
dengan menggunakan jasa tenaga ahli untuk memevahkan
masalah yang dihadapi oleh para warga. Pendekatan ini adalah
pemanfaatan pengalaman komunitas lain yang diketahui proses

41
Fredian Tonny Nasdian, Op.Cit,hal62-84
38

dan hasil dicapainya untuk diterapkan pada komunitas sendiri,


dengan harapan mendapatkan hasil yang sama.
4. Pendekatan Demonstrasi (The Demonstration Approach)
Dalam pendekatan demonstrasi, komunitas dipahami
sebagai sekumpulan (kelompok) yang memiliki kesamaan interes
atau masalah, yang dibedakan menjadi komunitas pedesaan dan
perkotaan, grup publik, mediamassa, dan jalur ataupun saluran
komunikasi. Prosedur yang dilakukan pendekatan demonstrasi
dalam pengembangan masyarakat adalah dimulai dengan
memperoleh fakta yang akurat sehingga bisa dipresentasikan.
Metode atau hasil-hasil yang didemonstrasikan harus
berhubungan dengan pandangan atau kebutuhan dari orang-orang
yang tertarik pada hasil tersebut.
Oleh karena itu, pembangunan komunitas harus
diadaptasikan dengan tujuan warga komunitas. Hal ini
memerlukan keterampilan, keahlian dan kecakapan pekerja
komunitas, sesuai dengan fungsi yang mereka jalankanbaik
fungsi pendidikan, penelitian maupun aksi. Selain itu diperlukan
masukan-masukan yang tidak memihak pada orang-orang yang
terlibat dalam kegiatan pengembangan komunitas.
Dengan deimkian dari pendekatan ini disimpulkan bahwa
pengembangan komunitas adalah suatu proses pengkajian dan
pengambilan keputusan kelompok untuk mencapai kesejahteraan
sosial, ekonomidan kebudayaan. Pendekatan demonstrasi
mencakup pemaparanmetode atau hasil yang dapat menajdi
positif atau negatif. Pendekatan ini juga mencakup masalah
penerapan metode dan hasil pengembangan dalam suatu
komunitas ke komunitas lain.
5. Pendekatan Eksperimen (The Exsperimental Approach)
Pendekatan ini menjanjikan peningkatan penerimaan pada
pengembangan komunitas oleh agen-agen aksi sosial dan pemikir
dari disiplin ilmu lain. Dalam pendekatan eksperimen adalah
penerapan pengalaman komunitas lain yang tidak diketahui
39

bagaimana hasilnya dalam komunitas sendiri dengan harapan


dapat melihat bagaimana hasilnya.
6. Pendekatan Konflik Kekuatan (The Power Conflict
Approach)
Pendekatan konflik kekuatan adalah upaya memperbaiki
komunitas dengan gagasan-gagasan yang masing-masing
didukung oleh kekuatan yang bersumber dari kekuasaan,
kecerdasan, kekayaan dan lain-lain tetapi bukan karena dari
kelompok-kelompok warga komunitas.
40
DAFTAR PUSTAKA

Agus Sjafari, Kemiskinan dan Pemberdayaan Kelompok,


(Yogyakarta: Graha Ilmu)
Ahmad Karim, Sistem, Prinsip, dan Tujuan Ekonomi Islam,(
Bandung,Pustaka Setia, 1999)
Ali Muhammad, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi,
(Bandung: Angkasa,1987).
Aprillia Theresia Dkk, Pembangunan Berbasis Masyarakat (Bandung
: Alfabeta, 2015
Ayub M. Padangaran, Manajemen Proyek Pengembangan
Masyarakat, Konsep, Teori dan Aplikasi. (Kendari, Unhu
Press, 2011)
Aziz Muslim, Metodologi Pengembangan Masyarakat, (Yogyakarta:
Teras,2009)
Chabib Soleh, Dialektika Pembangunan Dengan Pemberdayaan
(Bandung: Fokusmedia, 2014),
Cholid Norobuko dan Ahmadi, Metode Penelitian, (PT. Bumi Aksara,
Jakarta, 1997).
Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka,1991).
Edi Suharto.Membangun Masyarakat Memberdayakan
Rakyat,Bandung: PT Refika Aditama,2005.
Fredian Tony Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia,2014.
Ginanjar Kartasasmita.Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan
Pertumbuhan Dan Pemerataan, Jakarta:PT Pustaka
Cidesindo,1996.
Green Ferry Mandias, “Analisis Pengaruh Pemanfaatan Smartphone
Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Fakultas Ilmu
Komputer Universitas Klabat”. (Jurnal Program Studi Sistem
Informasi Fakultas Ilmu Komputer: Minahasa Utara,
Universitas Klabat,1 Juni 2017.
Harry Hikamat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung:
Humaniora Utama,2001)
Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Selemba
Humanika,2010)
Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama,
(Bandung: Remaja Rosdakarya,2003).
Isbandi Rukminto.Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan
Intervensi Komunitas, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2003)
Isbandi Rukminto Adi. Kesejahteraan Sosial (pekerjaan sosial,
pembangunan sosial, dan kajian Pembangunan), Depok:PT
Raja Grafindo Persada,2013.
Ismail Nawawi, Ekonomi Islam, Prespektif Teori, Sistem, dan Aspek
Hukum, (Surabaya, CV. Putra Media Nusantara, 2009)
J.S Badudu, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan,1994).
Jim Ife Frank Tesoriero, Community Development: Alternative
Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, (Yogyakarta
Pustaka Pelajar,2016 Cet III.
Kartono Kartini, Pengantar Riset Sosial. (Bnadung: CV. Mandar
Maju, 1996)
Mami Suciati, Pemberdyaan Masyarakat Melalui Sekolah
Perempuan: Studi terhadap PNPM Peduli-Lakpesdam NU
Bantul, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2004
Mardi Yatmo Hutomo, Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang
Ekonomi: Tinjauan Teoritik dan Implementasi, dalam Naskah
No.20, Juni – Juli 2000
Melani Indriasari, “Perkembangan Teknologi Handphone” (Makalah
yang disampaikan pada Jurusan Teknik Informatika Institut
Teknologi Indonesia, Tangerang. 12 September 2019.
M. Iqbal Hasan, Metode Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia
Indonesia,2002)
M. Sahari Besari, Teknologi di Nusantara 40 abad hambatan inovasi,
(Jakarta: Salemba Teknika,2008).
M. Syaifudin, Pembangunan Masyarakat Dengan Pengembangan
Kelembagan Pedesaan, (Majalah Mufidah, Media Informasi
Dakwah Pembangunan, Vol.12 Juli 1999),
Mubyarto, Ekonomi Rakyat dan Program IDT, Yogyakarta: Aditya
Media ,1996
Nanih Mahendrawati dan Agus A. Sapei, Pengembangan Masyarakat
Islam : Dari Teknologi, Strategi Sampai Tradisi, (Bandung,
Rosda, 2001), Cet. Ke-1,
Oos M. Anwas. Pemberdayaan Masyarakat Di Era Global,
(Bandung:Alfabeta) 2014
Rohiman Notowidagdo. Pengantar Kesejahteraan Sosial Ed.1 Cet.1,
(Jakarta:Amzah,2016)
Said E. Gumbira, Manajemen Agribisnis, Kunci Menuju Daya Saing
Global Produk Agribisnis, (Jakarta: Ghalia Indonesia,2001).
Soetomo,2013. Strategi – strategi Pembangunan Masyarakat
(Yogyakarta; Pustaka Pelajar).
Soetomo, Pengembangan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2000.
Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito,2002)
Sumaryo Gitosaputro, Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat,(Yogyakarta, Graha Ilmu, 2015)
Sumadi Surya Brata, Metode Penelitian, (Jakarta; PT. Raja Grafindo
Persada,1998).
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: PT. Adi
Ofset,1991).
Sutarto, Joko.2007. Pendidikan Nonformal (Konsep Dasar, Proses
Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat.
Semarang:UNNES Press.
Totok Mardikanto. Pembangunan Berbasis Masyarakat,
Bandung:Alfabeta,2015. Cetakan kedua.
Totok Mardikanto, Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat
dalam Perspektif Kebijakan Publik, (Bandung:Alfabeta,2015),
Zubaedi, Pengembangan Masyarakat Wacana Dan Praktek, (Jakarta :
Pustaka Kencana Prenada Mediagroup, 2013),
On-Line Informatika Via Internet
Definisi Pengertian Pemanfaatan, tersedia di http://www.definisi-
pengertian.com/2015/07/definisi-pengertian-pemanfaatan.html
(12 april 2019).
Wikipedia “Petani”, tersedia di “https://id.m.wikipedia.org/wiki/petani
(3 november 2018)
“Pengaruh Perkembangan Teknologi Handphone Dalam Komunikasi
di Kalangan Muda” tersedia di: http://kelompokbahasa
indonesia.blogspot.com/2013/12/pengaruh-perkembangan-
teknologi.html?m=1 (7 Agustus 2019)

You might also like