You are on page 1of 24

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS KERJASAMA INDONESIA-JERMAN DALAM PEMBANGUNAN


GREEN INFRASTUKTUR INITIATIVE (GII)

Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti seminar proposal skripsi


padaprogram Studi Ilmu Hubungan Internasional

NOVI

F02 19 317

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN


INTERNASIONALFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN
ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
MAJENE
2023
HALAMAN PENGESAHAN

NAMA : NOVI
JUDUL : ANALISIS KERJASAMA INDONESIA-JERMAN
DALAMPEMBANGUNAN GREEN INFRASTUKTUR
INITIATIVE (GII)
NIM : F0219317
PROGRAM STUDI : ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Telah diperiksa dan disetujui untuk di ujiankan pada seminar proposal skripsi

Majene, 06 Juni 2023

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Asma Amin, S.IP.,M.A. Eni Susanti S,S.T.,Msi.


NIP.198807132015042005 NIP.198712292019032019

Mengesahkan:
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dr.H.BURHANUDDIN.M.Si
NIP. 1962091989031004

i
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

ABSTRAK.................................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah ........................................................... 4

1.2.1. Batasan Masalah .................................................................................... 4

1.2.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 4


1.3. Tujuan Maanfaat Penelitian ................................................................................ 4

1.3.1. Tujuan.................................................................................................... 4

1.3.2. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN TELAAH PUSTAKA....................................... 6

2.1. Telaah Konseptual ............................................................................................. 6

2.1.1. Kerjasama Bilateral.................................................................................. 6

2.1.2. Green Growth .......................................................................................... 8

2.2. Telaah Pustaka................................................................................................ 10


BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 15

3.1. Tipe Penelitian................................................................................................. 15

3.2. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 15

3.3. Jenis Data ........................................................................................................ 15

3.4. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 16

3.5. Waktu Penelitian & Lokasi Penelitian .............................................................. 16

3.6. Sistematika Penyusunan Skripsi ....................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 18

ii
ABSTRAK

Perkembangan sosial ekonomi Indonesia yang pesat selama dua dekade


terakhir telah membawa dampak lingkungan yang signifikan. Kemacetan lalu lintas
yang meluas dan tekanan yang berlebihan pada jaringan listrik dan pasokan air.
Mayoritas limbah padat negara berakhir ditempat pembuangan sampah yang tidak
diproses lebih lanjut. Hal ini yang menyebabkan produksi metena dalam jumlah
besar, gas rumah kaca yang 82 kali lebih kuat daripada karbondioksida. Tentunya,
hal tersebut telah banyak ditemukan di daerah perkotaan. Dalam menghadapi
permasalahan tersebut, dibutuhkan gagasan yang mendalam yakni dengan
infrastuktur hijau. Dimana, negara yang bekerja sama dalam hal ini adalah
Indonesia dengan Jerman. Yang mengusung gagasan Green Infrastuktur Initiative
(GII) dengan tujuan meningkatkan kapasitas para pemangku kepentingan di tingkat
nasional dan tingkat lokal (provisi,kabupaten, kota) sehingga mereka bisa memilih
dan memprioritaskan proyek infrastuktur untuk Green Infrastuktur Intive atau
parakrsa Infrastuktur hijau Indonesia-Jerman berdasarkan kriteria khusus.
Penelitian ini menggunakan teori kerjasama bilateral dan green growth dengan
tujuan penelitian untuk mengetahui dampak dan strategi kerja sama Indonesia-
Jerman dalam pembangunan green infrastuktur initiative. Untuk mencapai tujuan
penelitian tersebut, maka tipe penelitian yang digunakan adalah data sekunder
dengan menggunakan teknik analisis kualitatif.

Kata kunci: green infrastuktur, Jerman,Indonesia,perkotaan

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan sosial ekonomi indonesia pesat selama dua dekade terakhir

telah membawa dampak lingkungan yang signifikan. Kurangnya infrastuktur

perkotaan yang terus menerus mengakibatkan kemacetan lalu lintas yang melus

dan tekanan yang berlebihan pada jaringan listrik dan pasokan air. Mayoritas

limbah padat negara berakhir ditempat pembuangan sampah yang tidak di proses

lebih lanjut. Hal ini yang menyebabkan produksi metana dalam jumlah besar, gas

rumah kaca yang 82 kali lebih kuat daripada karbondioksida. Tentunya, hal

tersebut telah banyak ditemukan didaerah perkotaan. Wilayah perkotaan

merupakan ruang kehidupan yang bersifat dimanis dan terus berkembang seiring

dengan pertambahan penduduk serta perubuhan pola kegiatan penduduknya.

Kawasan perkotaan sebagai pusat pertumbuhan wilayah menghadapi berbagai

persoalan aktual yang mengancam kebelanjutannya di masa yang akan datang.

Perubuhan iklim dan degradasi lingkungan sebagai konsekuensi dari

pembangunan yang terus berjalan mengakibatkan semakin menurunnya daya

dukung serta kelayakan hidup perkotaan untuk menyokong kehidupan

penduduknya. Dalam mendorong terciptanya pembangunan berkelanjutan di

wilayah perkotaan salah satunya adalah green infrastuktur .1

Infrastuktur hijau (Green Infrastuktur) adalah sebuah konsep, upaya, dan

pendekatan untuk menjaga lingkungan yang sustainable melalui penataan ruang

1
Faizal, B., Dahlan, M. Z., Dkk. (2022). Kajian kebijakan Infrastuktur Hijau: Studi kasus kawasan
studi kasus kawasan cekungan bandung. Jurnal arsitektur lansekap. Vol. 8, No. 2

1
terbuka hijau dan menjaga proses-proses alami yang terjadi di alam seperti siklus

air hujan, kondisi tanah, dan limpasan permukaan. Konsep infrastruktur hujau

adalah membentuk lingkungan dengan proses alami yang terjaga, meliputi

manajemen air hujan, manajemen air, hingga pada mitigasi banjir. Tujuan dari

penerapan infrastuktur hijau adalah untuk meningkatkan kondisi lingkungan dan

memelihara ruang terbuka hijau, di mana penerapannya sangat berkaitan erat

dengan aspek tata ruang,sosial,dan ekonomi. Jaringan infrastuktur hijau adalah

sistem kawasan alami dan ruang terbuka yang saling terkait dan menjaga nilai

ekosistem, menjaga kondisi udara dan air, serta memberikan manfaat bagi

penduduk dan makhluk hidup lain. Jaringan infrastuktur hijau, setelah terbentuk,

dapat menjadi suatu framework untuk pembangunan ke depan dan sebagai dari

konservasi lahan yang dapat mengkomodasi pertumbuhan penduduk, sembari

tetap menjaga kelestarian sumber daya alam dan perkembangan fasilitas publik.2

Berbagai negara telah mengembangkan konsep infrastuktur hijau ke dalam

pembangunan kawasan perkotaan. Program-program infrastuktur hijau telah

banyak diaplikasikan dengan tujuan meningkatkan kualitas lingkungan. Salah satu

negara yang menerapkan green infrastuktur yaitu Indonesia yang bekerjasama

dengan jerman, yang mana kerjasama kedua negara ini dinamai green infrastuktur

initiative. Green infrastuktur initiative (GII) atau prakarsa Infrastuktur Hijau

adalah kerja sama antara pemerintah Indonesia- Jerman dalam mendukung upaya

Indonesia mengurangi emisi gas rumah kaca secara berkelanjutan. GII menjadi

bagian dari inisiatif iklim Indonesia- Jerman yang disepakati dalam perundingan

bilateral pada 1 oktober 2019 di Berlin.

2
Widyapurta, P.K.(2020). Penerapan Infrastuktur Hijau di berbagai negara mendukung
pembangunan berkerlanjutan berbasis lingkungan. Bandung Widina Bhakti persada bandung

2
GII terdiri dari fasilitas kerjasama keuangan (FC) lima tahun sebesar EUR

2,5 miliar untuk mendukung proyek infrastuktur yang berkaitan dengan

lingkungan dan atau iklim melalui pinjaman bersubsidi dan kredit bantuan dari

Bank pembangunan Jerman (KFW).33 Diketahui, GII diketuai bersama oleh

kementerian koordinator bidang kemaritiman dan Investasi (CMMAI) dan

kementerian kerjasama ekeonomi dan pembangunan Federal Jerman (BMZ). Saat

ini, GII beroperasi di empat provinsi, yaitu jawa barat, jawa tengah, jawa timur,

dan bali. Investasi GII berupaya mempromosikan infrastuktur hijau di Indonesia

dalam tiga sektor tematik yaitu: pengelolaan sampah padat, pengelolaan air dan

limbah cair. Dan angkutan umum perkotaan.

Tujuan utama dari kerja sama ini adalah berupaya meningkatkan kapasitas

para pemangku kepentingan di tingkat nasional dan tingkat lokal(provensi,

kabupaten, kota) sehingga mereka bisa memilih dan memprioritaskan proyek

infrastuktur untuk Green Infrastuktur Initiative atau prakarsa Infrastuktur Hijau

Indonesia-Jerman berdasarkan kriteria khusus yang disepakati degan Kfw (di

tingkat nasional) dan mempersiapkan mereka untuk mendapatkan pembiayaan

bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Dalam

konteks ini, proyek infrastuktur hijau didefinisikan sebagai proyek yang relevan

dengan lingkungan dan atau iklim, dengan mempertimbangkan aspek gender.

Mempertimbangkan, yang pelaksanannya memberikan kontribusi terhadap

lingkungan perlindungan dan atau pengurangan gas rumah kaca dan atau adaptasi

terhadap perubahan iklim. Sehingga, dalam waktu ke depan akan bisa

3
Block. S. (2021). Akh Indonesia. Diakses oktober 31, 2023. Dari
https://indonesia.ahk.de/id/layanan/delegasi-bisnis/translate to- bahasa-indonesia-green-infrastuktur-initiative-
gii

3
menyaksikan bersama sungai-sungai yang lebih bersih, sampai laut berkurang,

akses air bersih yang lebih luas bagi masyarakat, serta sarana transportasi publik

yang lebih efektif dan lebih baik.

1.2. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah

1.2.1. Batasan Masalah

Batasan masalah merupakan bagian untuk mengidentifikasi masalah

dalam lingkup penelitian yang dikaji. Batasan masalah sangat berguna untuk

menentukan faktor yang akan menjadi fokus pembahasan. Berdasarkan latar

belakang yang telah dijelaskan diatas , maka batasan masalah dalam

penelitian ini yaitu kerjasama Indonesia-Jerman dalam pembangunan

GreenInfrastruktur Initiative pada tahun 2023.

1.2.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan diteliti oleh Penulis adalah:

1. Bagaimana strategi pemerintah Indonesia-Jerman dalam pembangunan

Green Infrastuktur Initiative?

2. Bagaimana Dampak kerjasama Indonesia-Jerman dalam pembangunan

GreenInfrastruktur Initiative?

1.3. Tujuan dan kegunaan penelitian

1.3.1. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini:

1.Untuk menganalisis bagaimana strategi pemerintah Indonesia-Jerman dalam

pembangunan Green Infrastuktur Initiative

2. Untuk mengetahui dampak kerjasama Indonesia-Jerman dalam Green

Infrastruktur Initiative

4
1.3.2. Manfaat Penelitia

Manfaat penelitian adalah:

1. Manfaat Akademik

Peneliti berharap tulisan ini dapat dijadikan bahan referensi

penelitian bagi peneliti yang berhubungan dengan masalah yang diteliti

penulis, selain itu dapat dijadikan bahan pertimbangan dengan kasus yang

sama.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini memberikan pengatahuan baru bagi peneliti dan sebagai

syarat dalam pemenuhan gelar sarjana dalam studi Hubungan Internasional

5
BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN TELAAH KONSEPTUAL

2.1. Telaah Konseptual

2.1.1. KerjaSama Bilateral


Kerjasama bilateral merupakan suatu kerjasama politik, budaya,

pendidikan dan ekonomi antar dua negara dengan syarat dan ketentuan yang

diterima bersama yang memfasilitasi pembangunan infrastuktur negara-negara

yang terlibat dalam perjanjian tersebut, yang selanjutnya juga meningkatkan

jalan untuk pembangunanekonomi. 4Kebanyakan kerjasama internasional

dilakukan secara bilateral. Alternatif dari hubungan bilateral adalah kerjasama

multilateral; yang melibatkan banyak negara, dan unilateral. Kerjasama dapat

berjalan melalui berbagai konteks yang berbeda. Kebanyakan interaksi

berbentuk kerjasama terjadi pada dua pemerintah yang memilki kepentingan

atau menghadapi masalah serupa secara bersamaan. Model kerjasama lainnya


dilakukan oleh masing-masing negara yang diwadahi organisasi dan perjanjian

internasional.

Beberapa organisasi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

menetapkan bahwa kerjasama yang berlangsung diantara negara anggota

organisasi tersebut dilakukan atas dasar pengakuan kedaulatan nasional

masing- masing negara. Kerjasama yang dilakukan antar pemerintah dua

negara yang berdaulat dalam rangka mencari penyelesaian bersama terhadap

suatu masalah yang menyangkut kedua negara tersebut melalui perundingan,

perjanjian, dan lain sebagainya disebut sebagai kerjasama bilateral.

Kerjasama bilateral merupakan

4
Manisha G.(2022) Mengevaluasi Hubungan perdagangan dan Ekonomi antara India dan Asia
Tenggara Hlm 2

6
suatu bentuk hubungan dua negara yang saling mempengaruhi atau terjadinya

hubungan timbal balik yang dimanifestasikan dalam bentuk kooperasi.

Menurut Teuku May Rudy dalam buku Studi Strategis: Dalam Transformasi

Sistem Internasional Pasca Perang Dingin mengatakan bahwa, dalam

membentuk sebuah kerjasama bilateral setiap negara memiliki tujuannya

masingmasing, oleh karena itu setiap negara merumuskan sebuah kebijakan

yang menyangkut dengan kepentingan negara tersebut.

Isu utama dalam kerjasama internasional dilihat berdasarkan pada

sejauh mana keuntungan bersama yang diperoleh melalui kerjasama tersebut

dapat mendukung konsepsi dari kepentingan tindakan yang unilateral dan

kompetitif. Kerjasama internasional terbentuk karena kehidupan internasional

meliputi berbagai bidang seperti idologi, politik, sosial dan budaya, lingkungan

hidup, pertahanan dan keamanan. Jadi, kerjasama tidak dapat terjadi apabila

suatu negara dapat mencapai tujuannya sendiri. Sehingga yang terasa bahwa

kerjasama akan tercipta, karena adanya ketergantungan dari masing-masing

negara untuk mencapai kepentingan internalnya.

Kishan S. Rana mengatakan bahwa kerjasama bilateral : “Dalam

diplomasi bilateral konsep utama yang digunakan adalah sebuah negara akan

mengejar kepentingan nasionalnya demi mendapatkan keuntungan yang

maksimal dan cara satu-satunya adalah dengan membuat hubungan baik dan

berkepanjangan antar negara.

7
2.1.2 Green Growth

Green Growth atau pertumbuhan ekonomi hijau adalah pendekatan baru

terhadap pertumbuhan ekonomi yang menempatkan kesejahteraan manusia

sebagai inti dari proses pertumbuhan dan secara eksplisit mengakui kontribusi

modal alam terhadap ekonomi kekayaan penciptaan proses. Berbeda dengan

pembangunan konvensional yang mengandalkan praktik yang tidak berkelanjutan

seperti pengurasan dan penghancuran sumber daya alam, pertumbuhan hijau

adalah suatu gerakan yang terkoordinir terdiri dari pertumbuhan ekonomi,

keberlanjutan lingkungan, penurunan tingkat kemiskinan dan keterlibatan sosial

yang didorong oleh pengembangan dan pemanfaatan sumber daya global secara

berkelanjutan. Program green growth sudah mulai dierapkan di Indonesia.

Program ini akan membawa dampak yang baik untuk meningkatkan iklim

investasi di era industrialisasi di Indonesia sekarang ini. Peningkatan investasi itu

sendiri nantinya akan mempengaruhi peningkatan pertumbuhan ekonomi”.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro yang sangat

berpengaruh bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dampak pertumbuhan

ekonomi juga perlu diukur bagi masyarakat di masa mendatang. Salah satu cara

untuk mengukur dan mengevaluasi dampak pertumbuhan ekonomi bagi

masyarakat di masa mendatang adalah dengan menginternalisasikan konsep

pertumbuhan hijau. 5

5
Rany,P.A.,dkk,(2020). Tantangan indonesia dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang
kuat dan pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui indonesia green growth program oleh
bappenas.Vol 20 No 1

8
Program pertumbuhan hijau di indonesia diluncurkan pada bulan juni 2013

dengan tujuan menyeluruh pengarusutamaan perencanaan pertumbuhan ekonomi

hijau kedalam perencanaan ekonomi dan pembangunan utama negara proses.

Alasan utama munculnya program green growth didasari oleh harapan

akan pembangunan yan berkelanjutan yang dibangun melalui suatu pendekatan

yang lebih terintegrasi dan komprehensif dengan penggabungan antara faktor

sosial dan faktor lingkungan dalam proses pembangunan yang berkelanjutan

tersebut, maka kita tidak bisa terlepas dari faktor-faktor kunci penggeraknya yaitu

ekonomi hijau serta pertumbuhan hijau. Keterlibatan faktor-faktor penggerak

tersebut dapat dipahami melalui suatu proses dimana pertumbuhan hijau atau

green growth yang didefinisikan sebagai pertumbuhan dalam sektor ekonomi

melalui kontribusi terhadap penggunaan modal alam secara bertanggung jawab,

pengurangan maupun pencegahan polusi, dan peningkatan kesejahteraan, melalui

ekonomi hijau. Proses keselarasan antara pertumbuhan hijau dengan ekonomi

hijau ini yang akan melahirkan pencapaian atas pembangunan yang berkelanjutan.

Maka, ketiga konsep tersebut, pertumbuhan hijau atau green growth, ekonomi

hijau,pembangunan berkelanjutan adalah suatu hal yang tidak bisa dipisahkan

(kasztelan,2017)6

Menurut Dr. Basseng, M.Ed green growth ini memerlukan kesadaran

semua pihak dan saling bekerjasama baik di pihak pemerintah atau ASN maupun

partner seperti politisi harus ada sinergi. Basseng berharap mudah mudahan bisa

membumikan green growth ini dengan baik sehingga ASN bisa memiliki persepsi

6
Wahyuni.(2021) green growt berkrlanjutan dan tumbuh No 2

9
yang sama. Kawan-kawan yang berada pada sistem machinery economy bisa

bergerak dan memberi masukan kepada pejabat atau politisi tersebut, begitu pula

dalam membuat program di instansinya masing-masing green growth ini tetap ada

di back of mindnya,

Konsep green growt program memastikan semua hal bertumbuh dan

berkermbang dalam segala aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, inklusivitas

sosial, pengentasan kemiskinan dan environmental sustainability. Selain itu,

sangatlah penting untuk mempromosikan green invesment. Agar tumbuh

kesadaran dan pemahaman akan konsep pertumbuhan hijau, maka perlu ada daya

tarik investasi.

3.1.Telaah Pustaka

Dalam penulisan Proposal skripsi, penulis merujuk pada beberapa

referensi seperti buku,jurnal,skripsi,dan artikel lainnya dengan tujuan sebagai

pendukung dalam melakukan penelitian ini. Kajian pustaka merupakan tindakan

untuk mencermati, mendalami, dan menelaah pengetahuan yang tentunya

mempunyai relevansi terhadap penelitian berikut. Dengan penelitian Analisis

Kerjasama Indonesia-Jerman Dalam Pembangunan Green Infrakstuktur Initiative.

Studi pustaka digunakan untuk mengkaji berbagai penelitian terdahulu yang

berguna untuk mencari pembaruan dalam penulisan ini dengan bentuk kajian yang

sama.

Jurnal pertama berjudul “ Analisis Diplomasi Soft Power Denmrak

Terhadap Indonesia(Studi Tentang kerja sama pengelolaan lingkungan di

Indonesia)” oleh Septyanto Galan Prakoso pada tahun 2019, dalam skripsi ini

memaparkan rangkaian hubungan diplomatik yaitu kerja sama antara Denmrak

dan Indonesia, kerja sama dimulai dari tahun 1950 dan perluasan kerja sama

10
dalam berbagai aspek terjadi di tahun 1997 dalam skema pembangunan.

Denmrank diwakili oleh danish Internasional Development Agency (DANIDA).

Jurnal ini membahas kepentingan nasional di Denmark bisa tercapai dalam

bidang lingkungan hidup. Salah satunya menggunakan konsep teori kepentingan

nasional oleh Hans J.Morgenthau yang mengartikan bahwa kepentingan Negara

adalah hal paling utama dan Negara sebagai aktor bisa melaksanakan sendiri

tanpa adanya gangguan Negara lain. Tetapi dalam perkembangan zaman, teori

kepentingan nasional bisa di aplikasikan dalam kerja sama Denmark-indonesia

karena menurut kenneth walz, sebuah Negara perlu memfokuskan terhadap

interaksi antar negara agar kepentingan aktor dapatkan bisa tercapai. Dalam

pembahasan lain,menunjukan strategi Denmak melalui lingkungan hidup yaitu

Denmark menjadi salah satu Negara yang berhasil Denmark menjadi salah satu

Negara yang berhasil mencipatkan energi terbarukan seperti energi tenaga angin

dan strategi lain yaitu perluasan hubungan kerja sama energi di asia tenggara

termasuk Indonesia. Program kerja yang dilakukan DANIDA sebagai

perwakilan dari denmarak adalah melakukan hubungan kerja sama untuk

pembangunan berkelanjutan di daerah Indonesia.7

Penelitian kedua, oleh Tenri anisabella ulfadhila (2021) yang berjudul “

Efektivitas kerja sama bilateral Indonesia-Denmark dalam proyek pengelolaan

7
Prakoso, S.G., Ardita,N.D.,Muryantoro,A.P.(2019). Analisis diplomasi soft power
denmark terhadap indonesia (studi tentang kerja sama pengelolaan lingkungan di indonesia.
Jurnal politica dimana masalah politik dalam negeri dan hubungan internasional. Vol 10 No.1

11
sampah Envioromental support program Phase 3(EPS-3) di kota semarang tahun

2017-2018”. Teori yang digunakan yaitu konsep efektivitas rezim oleh arild

underdal untuk melihat apakah kerja sama yang dilakukan oleh Indonesia –

Denmarak melalui proyek pengelolaan sampah di TPA jatibarang menghasilkan

keefektivan dalam jalannya rezim tersebut.dari variabel dependen, independen

dan intervening yang digunakan dengan mengikuti 3 elemen yaitu outout,

outcome dan impact. Dalam melihat efektivitas tersebut perlunya dua indikator

yaitu behavioral change dan technical optimum sebagai indikator untuk menilai

tercapainya atau tidaknya kondisi rezim yang terjadi. Dari hasil analisis

membahas mengenai kerja sama Indonesia-Denmarak yang dapat dipastikan

cukup efektif dalam melaksanakan proyek pengelolaan sampah di TPA

Jatibarang, mengikuti indikator behavioral change dan technical optium berhasil

berhasil diimplementasikan dengan selesainya proyek dan penyaluran energi

listrik dapat digunakan kepada masyarakat, sehingga pembangunan PLTS menjadi

salah satu solusi untuk Indonesia menyebarluasakan pembangunan pengelolaan

sampah berbasis energi ke daerah yang mengalami peningkatan pemerataan

kepada masyarakat kota semarang yang belum memenuhi penggunaan listri serta

memperkenalkan indonesia dengan teknik waste to energy.8

penelitian ketiga, yang digunakan sebagai pembanding dalam penelitian

Salsabilah Urfah (2017), dengan judul penelitian Pengaruh Keanggotaan

Indonesia dalam Forum G-20 Terhadap Pembangunan Infrastuktur di Indonesia.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Indonesia mengakui bahwa G-20

adalah forum yang penting dan Indonesia seharusnya berpartisipasi penuh di

8
Ulfadhila, T.A.(2020). Efektivitas kerja sama bilateral indonesia denmarak dalam proyek
pengelolaan sampah enviromental support programme phase 3 di kota semarang tahun 2017-2018.
Yogyakarta. Universitas islam Indonesia

12
dalamnya. Ini menjadi dorongan kuat bagi Indonesia untuk memainkan peran

serius dalam pertemuan-pertemuan G-20. Bagi Indonesia, G-20 pertama adalah

sebuah forum ekonomi yang penting dimana Indonesia dapat mempromosikan

kepentingan ekonomi nasionalnya dan berkontribusi pada pembentukan tata

kelola ekonomi global. Persamaanya yaitu sama-sama membahas mengenai green

infrastuktur sedangkan perbedaanya yaitu penelitian Salsabila Urfah membahas

mengenai pengaruh keanggotaan Indonesia dalam forum G-20 terhadap

pembangunan infrastuktur di Indonesia sedangkan penelitian saya membahas

mengenai kerjasama Indonesia-Jerman dalam pembangunan green infrakstuktur.9

Riyanto (2007) dalam jurnal penelitian yang berjudul Strategi Mengatasi

Pemanasan Global (Global Warming). Dengan hasil analisis yaitu pemanasan

global warming saat ini sudah menjadi isu global yang senantiasa mendapatkan

tanggapan dari berbagai pihak di seluruh lapisan masyarakat dunia, tidak

terkecuali Indonesia. Mulai dari kalangan pemerintah, organisasi kemasayarakatan

sampai dengan orang awam, semuanya membicarakan tentang pemanasan Global,

mengingat dampak yang ditimbulkannya sangat dahsyat dan dapat mengancam

kualitas serta kelangsungan hidup manusia di muka bumi. Oleh karena itu perlu

penanganan secara serius dan berkelanjutan agar permasalahan yang muncul dapat

dipecahkan secara menyeluruh. Langkah-langkah tersebut antara lain meliputi: 1.

Secara internasional, melalui (a) penerapan protokol kyoto (b) pembentukan

badan atau lembaga internasional baru dibawah PBB (c) frum kajian internasional

(d) gerakan moral peduli lingkungan internasional. 2. Secara nasional, melalui (a)

konsep pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, (b) kebijakan

9
Urfah Salsabilah.(2017). Pengaruh Keanggotaan Indonesia dalam Forum G-20 Terhadap
Pembangunan Infrastuktur di Indonesia.Bandung : Universitas pasudan.
http://repository.unpas.ac.id/27735/

13
penanggulangan emisi industri, (c) pengembangan energi alternatif (d) budaya

hemat energi dan (e) penerapan sanksi secara tegas (f) keteladanan pemimpin

nasional. 3. Secara individual, meliputi (a) menghindari pemakaian AC berlebihan

(b) biasakan memisahkan limbah organik dan non organik (c) hindari penggunaan

alat kebutuhan berbahan baku plastik (d) jangan terlalu sering menggunakan alat

kebutuhan berbahan baku plastik (d) jangan terlalu sering menggunakan

kendaraan bermotor pribadi (e) tidak membuka hutan untuk berladang atau

pemukiman. 10

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

10
Riyanto, (2007). Strategi Mengatasi Pemanasan Global (Global Warming).
Jurnal.unismu.Vol.3,No.2,

14
Tipe penelitian yang digunakan penulis adalah tipe deskriptif atau lebih

kepada memberikan gambaran secara objektif mengenai sebuah peristiwa atau

fenomena dengan menghadirkan data yang bernilai fakta kemudian nantinya

menghasilkan kesimpulan yang bersifat mendetail mengenai isu,peristiwa

ataupun fenomena yang di teliti. Berhubungan hal tersebut, penelitian ini akan

memberikan gambaran fenomena berdasarkan fakta dan data yang didapatkan dari

penelitian. 11

3.2 Teknik pengumpulan Data

Dalam penelitian ini Penulis mengumpulkan data melalui riset literatur. Riset

Literatur adalah serangkain kegiatan yang berkenaan dengan metode

pengumpulkan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan

penelitian.

3.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan penulis adalah data sekunder. Data sekunder

adalah data yang telah dipublikasikan sebelumnya atau berasal dari studi yang

lebih dahulu diteliti oleh peneliti. Data ini bersumber dari laporan ekonomi negara

yang bersangkutan,artikel, jurnal, skripsi, website serta dokumen pendukung

lainnya.

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang diterapkan adalah kualitatif dengan penekanan

kepada pengamatan atau pendalaman atau sebuah fenomena. Metode kualitatif

membantu ketersediaan deskripsi yang banyak memuat fenomena. Kualitatif

mendorong pemahaman subtansial akan suatu peristiwa, sehingga jenis analisis

11
Narbuko, Ahmadi.(2022,06,26). Penelitian Deskriptif: Pengertian, Strategi, Kriteria, Metode, dan
Contoh. Diakses dari Penerbitdeepublish: https://penerbitdepublish.com/penelitian-deskriptif.

15
data iniu untuk mendapatkan gambaran atau penjelasan yang lebih dalam,

mendetail, dan jelas. 12

3.5 Waktu penelitian dan Lokasi penelitian

3.5.1 Waktu Penelitian

Dalam melakukan penelitian, waktu yang akan digunakan penulis

dimulaipada bulan Maret-juni 2023.

3.5.2 Lokasi Penelitian

Dalam melakukan penelitian, lokasi penelitian dilakukan di

perpustakan daerah dan perpustakan Universitas Sulawesi Barat.

Berhubungan dengan data- data lain yang diperlukan didapatkan dari website

yang sesuai dengan judul penelitian dan sesuai dengan konsep yang

ditentukan.

3.6 Sistematika Penyusunan Skripsi

Adapun Sistematika penyusunan dalam proposal skripsi yang berjudul

“Analisis kerja sama Indonesia-Jerman dalam pembangunan Green

Infrastuktur Initiative”terdiri dari lima bab sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan : pada bab I berisi tentang latar belakang, batasan

masalah, rumusan masalah,dan pertanyaan penelitian, kemudian tujuan

penelitian,kegunaan penelitian, metode penelitian, serta sistematika

penyusunan skripsi.

Bab II: Telaah konseptual: pada bab ini berisi tentang telaah konseptual

atau menjelaskan tentang konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

12
Mohamed, A,M & Ahmad. (14-01-2022). Memahami Metode Penelitian Kualitatif.
Diaksesdaridjkn.kemenkeu.go.id:https//www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12773/Memahami-
Metode-Penelitian-Kualitatif.html

16
Konsep yang digunakan konsep kerjasama bilateral dan konsep green

growht.

Bab III: Gambaran umum Pada bab ini akan berisi tantang penjelasan

umum serta data-data penting mengenai bagaimana kerjasama indonesia

jerman dalam pembangunan green infrastuktur initiative

Bab IV: Pada bab ini akan berisi pembahasan analisis kerjasama

indonesia- jerman dalam pembangunan green infrastuktur initiative,

Untuk mengetahui pengaruh kerjasama Indonesia-Jerman dalam

pembangunan Green Infrastruktur Initiative dan untuk menganalisis

bagaimana strategi pemerintah Indonesia-jerman dalam pembangunan

Green Infrastuktur Initiative.

Bab V: Penutup, pada bab ini akan memuat tentang penutup yang berisi

kesimpulan dari penelitian dan saran dari penulis.

17
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Kiky, Primanda Widyaputra. (2020). Penerapan Infrastuktur Hijau di

Berbagai Negara. Bandung. Widina Bhakti Persada. Hal 4.

Ulfadhillah, T. A. (2021). EFEKTIVITAS KERJA SAMA BILATERAL

INDONESIA-DENMARK DALAM PROYEK PENGELOLAAN

SAMPAH ENVIRONMENTAL SUPPORT PROGRAMME PHASE 3

(ESP-3) DI KOTA SEMARANG TAHUN 2017-2018. Yogyakarta:

Universitas Islam Indonesia

Widyaputra, P. K. (2020). Penerapan Infrastruktur Hijau di Berbagai Negara

Medukung Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Lingkungan. Bandung

Widina Bhakti Persada Bandung.

SKRIPSI

Andi Said Gumanti,ST (2020). Analisis Struktur Ruang Terhadap

Pengembangan Infrastruktur Hijau pada Kawasan Cepat Tumbuh

di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo. Skripsi, Makassar:


Universitas Hasanuddin Makassar, h.19.

Urfah Salsabilah.(2017). Pengaruh Keanggotaan Indonesia dalam Forum G-20

Terhadap Pembangunan Infrastuktur di Indonesia.Bandung : Universitas

pasudan. http://repository.unpas.ac.id/27735/

Ulfadhillah, T. A. (2021). Efektivas kerja sama Bilateral Indonesia-Denmarak

Dalam Proyek Pengelolaan Sampah Enviromental Support Programme

18
Phase 3 di Kota Semarang Tahun 2017-2018. Yogyakarta: Universitas

Islam Indonesia

JURNAL

Faizal, B., Dahlan, M. Z., Dkk. (2022). Kajian Kebijakan Infrastruktur Hijau:

Studi Kasus Kawasan Studi Kasus Kawasan Cekungan Bandung.

JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP. VOL. 8, NO. 2

Keliat Makmur dkk.(2014). Pembangunan Infrastuktur di Indonesia dan

Peran G-20. Th.8. No.1.

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/jgs77dafe3f97full.pdf

Prakoso, S. G., Ardita, N. D.,Murtyantoro, A. P. (2019). Analisis Diplomasi Soft Power

Denmark Terhadap Indonesia (Studi Tentang Kerja Sama Pengelolaan

Lingkungan di Indonesia. Jurnal Politica Dinamika Masalah Politik Dalam

Negeri dan Hubungan Internasional . Vol 10 No. 1

Rany, P. A., Farhani, A. S., Nurina R. V., & Pimada M. L. (2020). Tantangan

Indonesia Dalam Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Yang Kuat

Dan Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan Melalui Indonesia

Green Growth Program Oleh Bappenas. JU-Ke.Vol 20 No 1

Riyanto. (2007). STRATEGI MENGATASI PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL

WARMING). jurnal.unimus. Vol.3, No.2,

Widyaputra, P. K. (2020). Penerapan Infrastruktur Hijau di Berbagai Negara

19
Medukung Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Lingkungan. Bandung

Widina Bhakti Persada Bandung.

INTERNET

https://news.detik.com/internasional/d-5482384/dukung proyek infrastruktur

hijauri jerman siap-kucurka danarp-4

Block. S. (2021). Ahk Indonesian. Diakses Oktober 31, 2023. Dari

https://indonesien.ahk.de/id/layanan/delegasi-bisnis/translate-to-bahasa-indonesia-

green-infrastructure-initiative-gii

20

You might also like