You are on page 1of 25

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Provided by E-Journal System IAIN Bengkulu (Institut Agama Islam Negeri)

Geneologi Islamisme di Kalangan Muslim Millenial Indonesia

Moh Dahlan
Institut Agama Islam Negeri Bengkulu
e-mail: drdahlan@yahoo.co.id

Abstract
In the last decade, Indonesian Millennial Muslims have a tendency to choose Islamism as their life
trend, so as it becomes a problem in the life of a plural Indonesian people. By using the ushul fiqh
approach, data collection techniques using library research and content analysis techniques, this study
shows that first, the genealogy of the paradigm of Islamism that develops in Indonesia does not always
have a negative connotation that means radicalism, but the paradigm of Islamism among Millennial
Muslims in Indonesia has turned out to be a medium for packaging and spreading the paradigm of
popular Islamism. Therefore, there is a correlation between the jargon carriers of Islamism and its
products. Second, the birth of the paradigm of Islamism among millennial Muslims occurred because
of the existence of culture, learning ethos and social media and electronics that have encouraged the
birth of the paradigm of Islamism, so that it has brought a new trend that supports an increasingly
massive and popular Islamic life with innovative and creative packaging.Third, the implications of the
paradigm of Islamism among Millennial Muslims have had positive and negative impacts.The positive
impact is that Islamism encourages millennial Muslim generations to learn, understand and practice
the teachings of Islam in a comprehensive manner as well as popular Islamic understanding which is
in accordance with maqashid al-shari'ah, while the negative impact is that the encouragement of
learning, understanding and practicing religious teachings Islam in a comprehension that is exposed
to the understanding of radicalism-intolerant can actually lead to intolerant attitudes and behaviour,
even radicalism that is contrary to the Maqashid al-Shari'ah

Keyword: maqashid al-shari'ah, Islamism, Muslims, Millennials, Indonesia.

Abstrak
Dalam dekade terakhir, Muslim Millenial Indonesia memiliki kecenderungan untuk memilih
Islamisme sebagai tren hidup mereka, sehingga menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat
Indonesia yang majemuk. Dengan menggunakan pendekatan ushul fiqh, teknik pengumpulan data
menggunakan penelitian kepustakaan dan teknik analisis isi, penelitian ini menunjukkan bahwa
pertama, silsilah paradigma Islamisme yang berkembang di Indonesia tidak selalu memiliki konotasi
negatif yang berarti radikalisme, tetapi paradigma dari Islamisme di kalangan Muslim Millenial di
Indonesia telah menjadi media untuk mengemas dan menyebarkan paradigma Islamisme populer.
Oleh karena itu, ada korelasi antara pembawa jargon Islamisme dan produk-produknya. Kedua,
lahirnya paradigma Islamisme di kalangan umat Islam milenial terjadi karena adanya budaya, etos
pembelajaran dan media sosial serta elektronik yang telah mendorong lahirnya paradigma Islamisme,
sehingga telah membawa tren baru yang mendukung kehidupan Islam semakin masif dan populer
dengan kemasan yang inovatif dan kreatif. Ketiga, implikasi paradigma Islamisme di kalangan
Muslim Millenial memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah Islamisme
mendorong generasi Muslim milenial untuk belajar, memahami, dan mempraktikkan ajaran Islam.
secara komprehensif serta pemahaman Islam populer yang sesuai dengan maqashid al-syari'ah,
sedangkan dampak negatifnya adalah dorongan belajar, memahami dan mempraktikkan ajaran agama
Islam dalam pemahaman yang terpapar pada pemahaman radikalisme -Intoleransi yang dapat
menyebabkan sikap dan perilaku intoleran, bahkan radikal isme yang bertentangan dengan Maqashid
al-Shari'ah

Kata kunci: maqashid al-syari'ah, Islamisme, Muslim, Milenial, Indonesia.


El-Afkar Vol. 9 Nomor 1, Januari-Juni 2020

Pendahuluan Namun demikian, etos keislaman


Islam sebagaimana agama yang sangat tinggi yang dikenal dengan
kemanusiaan sering dianggap sebagai paradigma Islamisme sebagai bari dari
solusi ideal dalam menjawab dinamika trend Islam transnasional telah
kehidupan manusia. Islam dianggap melahirkan dampak negatif dan positif.1
sebagai agama yang mampu menjawab Dampak negatifnya adalah bahwa
semua problem kemanusiaan. Setiap berbagai kemunduran dalam bidang
Muslim diperintahkan untuk berbuat kehidupan manusia telah menjadi bahan
sesuai dengan totalitas norma agama untuk mendekosntruksi segala keadaan
Islam dan menghindari perbuatan- yang ada dan kemudian hal itu dijadikan
perbuatan yang melanggarnya. Anggapan sebagai media dalam melakukan
itu bukanlah tanpa dasar, al-Qur’an doktrinisasi Islamisme yang radikal-
memberikan landasan dalam membangun ekstrim sebagaimana diajarkan oleh
keyakinan dan wawasan keislamaan yang paham Islam salafi dan ideologis. Dampak
menjadikan Islam sebagai agama kaffah, positifnya adalah lahiranya trend belajar
yakni ‫الس ْل ِم كَافَّة‬
ِ ‫ ادْ ُخلُوا فِي‬yang artinya: agama Islam yang semakin meningkat di
“hendaknya kalian semua masuk ke kalangan Muslim Millennial yang mana
dalam Islam secara kaffah” (Q.S. al- hal itu dapat mengantarkan ke dalam
Baqarah [2]:208), bahkan ada yang Islam populer, sehingga trend Islam
menafsirkan dan memahami “Islam berkembang dalam kemasan yang modern
Kaffah” dapat terwujud jika sistem dan sesuai dengan budaya Muslim
kehidupan manusia sudah berada dalam Millennial.2
sistem khilafah Islamiyah (negara Islam) Selama ini kajian yang ada
sebagaimana kaum Islamisme. Hal itu memiliki dua kecenderungan, yakni
juga didukung oleh dalil-dalil al-Qur’an Pertama, kajian yang mengulas masalah-
yang terdapat dalam surat al-Baqarah ayat masalah yang terkait dengan munculnya
30 dan an-Nisa’ ayat 59 dan sunnah Nabi Islamisme yang berkonotasi radikal
yang menekankan perlunya baiat pada karena adanya faktor; (a) problem
pemimpin dan siapa pun yang keluar dari
1Masdar Hilmy. 2014. “Akar-Akar
ketaatan pada pemimpin, maka matinya Transnasionalisme Islam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).”
Islamica: Jurnal Studi Keislaman.
berada dalam keadaan mati jahiliyah (HR 2 (Wai Weng Hew. 2018. “The Art of Dakwah:

Social Media, Visual Persuasion and the Islamist


Muslim. Nomor 1851). Propagation of Felix Siauw.” Indonesia and the Malay
World.; Rusdiyanto and Gonibala 2019; Supaat and Fa’atin
2019; Zulhazmi and Hastuti 2018)

2
Moh Dahlan
GENEOLOGI ISLAMISME DI KALANGAN MUSLIM MILLENIAL INDONESIA
paradigmatik pendidikan Islam,3 dengan dunia luar;11 dan (e) orientasi
pencapaian ketengan jiwa,4 dan problem kehidupan keluarga yang harmonis.12
lingkungan;5 (b) problem kesenjangan Berangkat dari uraian tersebut,
ekonomi atau kemiskinan;6 (c) problem kajian ini berangkat dari argumentasi
politik sekuler.7 Kedua, kajian yang bahwa mengapa Muslim Millennial
mengulas gerakan Muslim millenial yang Indonesia memiliki kecederungan
membawa berbagai kecenderungan di memilih paradigma Islamisme dalam
antaranya; (a) pemahaman keislaman ruang publik? Dari pertanyaan tersebut
yang out of the box yang akrab dengan dapat dirumuskan pertanyaan penelitian,
media elektonik juga membawa nuasan bagaimana geneologi paradigma
pluralitas dan toleransi tetapi dampak Islamisme terjadi di kalangan Muslim
negatif media elektronik perlu Millennial Indonesia? Apa faktor-faktor
diperhatikan;8 (b) orientasi baru dalam yang mendorong lahirnya paradigma
gerakannya ketika suasana politik tidak Islamisme di kalangan Muslim
kondusif;9 (c) pemahaman keislaman yang millennialIndonesia? Bagaimana implikasi
instan dan mandiri melalui media paradigma Islamisme di kalangan Muslim
elektonik;10 (d) ekspresi kaum perempuan Millennial Indonesia?
salafi yang ekslusif sulit berinteraksi
Review Literatur
3 Muh Mustakim. 2012. “Ontologi Pendidikan
Islam (Hakikat Pendidikan Dalam Perspektif Islam).” At- 1. Geneologi Islamisme
Tajdid : Jurnal Ilmu Tarbiyah. 2012.
4 Budi Santoso. 2013. “Pendidikan Islam.” Genealogi adalah narasi sejarah
Islamadina
5 Mohamad Baharom, Ali Suradin, and Za’aBa yang berusaha mendeskripsikan
Helmi Khamisan. 2008. “Peranan Pendidikan Islam Dan
Pendidikan Moral Dalam Membina Sahsiah Pelajar kehidupan manusia yang dari asal usul
Berkualiti.” Dalam Persidangan Pembangunan Pelajar
Peringkat Kebangsaan Universiti Teknologi Malaysia. historis. Konsep genealogi berusaha
6 Franziska Müller. 2015. “Sustainable
Development Goals (SDGs).” PERIPHERIE – Politik • menelusuri akar historis fenomena
Ökonomie • Kultur
7 Mohd Syakir, Mohd Rosdi. 2014. “Mencari
kontemporer muncul dan untuk
Ekonomi Holistik: Antara Ekonomi Islam Dan Ekonomi
Politik Islam.” in Konferensi Internasional Pembangunan memaparkan aspek historis yang
Islami - I.
8 Zulhazmi, Abraham Zakky, and Dewi Ayu Sri
mendasari fenomena masa kini.
Hastuti. 2018. “Da’wa, Muslim Millennials and Social
Media.” Lentera.
9 Kenney, Jeffrey T. 2012. “Millennial Politics in
11 Sunesti, Yuyun, Noorhaidi Hasan, and
Modern Egypt: Islamism and Secular Nationalism in
Muhammad Najib Azca. 2018. “Young Salafi-Niqabi and
Context and Contest.” Numen.
Hijrah:Agency and Identity Negotiation.” Indonesian
10 Rusdiyanto, Rusdiyanto, and Rukmina
Journal of Islam and Muslim Societies.
Gonibala. 2019. “Pola Keberislaman Generasi Milenial 12 Supaat and Salmah Fa’atin. 2019. “The Muslim
Manado Di Era Post-Truth.” Fikrah.
Millennial Family Typology: The Role of Muslim Family
Circumflex Model to Avoid Parents’ Violent Behavior

3
El-Afkar Vol. 9 Nomor 1, Januari-Juni 2020

Genealogi melihat sejarah sebagai sosial-ekonomi lalu mendorong


sebuah dialektika kekuasaan dan lahirnya pemikir fundamentalis Islam
pertarungan yang kompleks. Geneologi yang memiliki tujuan kembali pada
Islamisme mendeskripsikan analisis norma agama.14 Senada dengannya,
wacana dalam menemukan relasi sosial Bassam Tibi (guru besar di Universitas
Muslim yang terbangun dari wacana- Gottingen Jerman) mendeskripsikan
wacana keagamaan Islam yang “Islamisme” dengan keterangan bahwa
membentuknya terutama wacana Islamisme itu memiliki kecenderungan
syariat Islam yang mendomnisasi terkait dengan jaringan politik, bukan
Muslim Millenial. Paradigma iman, namun bukan hanya jaringan
genealogis bekerja untuk melacak politik saja, Islamisme adalah sistem
serangkaian ilmu pengetahuan politik yang kemudian dilegitimasi
terbentuk dan analisis terhadap relasi oleh agama. Salah satu bentuk
kesejarahan antara kuasa dengan Islamisme kelahiran gerakan
pengetahuan.13 keagamaan fundamentalisme. Namun,
Sesuai dengan deskripsi walaupun ada kemipiran, Tibi
Emmanuel Sivan, Islamisme pada mendeskripsikan tentang Islamisme
awalnya adalah reaksi terhadap dengan ciri khas tersendiri. Islamisme
modernitas dan kegagalan rezim liberal tidak hanya dipahami sebagai identitas
dan nasionalis dalam membangun gerakan yang menggunakan kekerasan
kemajuan sosial dan ekonomi yang di tetapi juga pemahaman Islam itu
hadapi negara. Islamisme atau sendiri. Gerakan Islamisme lebih
fundamentalisme Islam terlahir dari mencerminkan gerakan keislaman yang
kondisi kegagalan intelektual kiri dan bertujuan mewujudkan agenda politik
rezim progresif dalam menyuguhkan tertentu yang memakai simbol, doktrin,
alternatif solusi untuk menyelesaikan bahasa, gagasan dan ideologi Islam.
problematika hidup masyarakat. Jadi, Islamisme adalah identik dengan
Ketidakmampuan rezim pemerintahan agenda politik tertentu. Agenda politik
dalam menyelesaikan masalah-masalah itu memiliki beragam pemahaman
mulai dari perjuangan aspirasi dan
against Children in Indonesia.” Indonesian Journal of
Islam and Muslim Societies.
13 (Rijal Mamdud. 2018. “Genealogi Gerakan Perspektif Segar Dalam Penelitian Sosial.”
Ikhwan Al Muslimin Dan Al Qaeda Di Timur Tengah.” Prasetya.Ub.Ac.Id 2012)
Jurnal ICMES.; prasetya.ub.ac.id. 2012. “Genealogi :

4
Moh Dahlan
GENEOLOGI ISLAMISME DI KALANGAN MUSLIM MILLENIAL INDONESIA
hak-hak politik hingga gerakan berbagai literatur bacaan Muslim urban
menjatuhkan rezim yang sah. Strategi atau Muslim Millenial yang tergolong
perjuangannya pun juga memiliki ke dalam tiga kecenderungan
ragam bentuk mulai dari gerakan paradigma Islam ideologis, puritan dan
kolektif yang berusaha menyampaikan populer. Dari paradigma Islamisme itu
aspirasi secara damai, demontrasi lalu melahirkan gerakan sosial
massal, membentuk partai politik, keislaman yang dilakukan dalam
partisipasi dalam pemilihan umum beberapa bentuk: pertama, mobilisasi
hingga gerakan bawah tanah dan aksi gerakan yang bertujuan memperluas
terror.15 dan memperbanyak dukungan dan
Aksi kekerasan menjadi salah organisasi gerakan, kedua aksi
satu bentuk dari agenda perjuangan kekerasan yang dilakukan dengan
politik Islamisme. Namun demikian, melakukan perlawanan, dan ketiga
Islamisme kini mengalami pergeseran framing dari pesan-pesanyang menjadi
dari makna asalnya ke dalam makna poin bahasan dalam menjelaskan
baru. Paradigma Islamisme lama yang gerakan radikal. Gerakan sosial Muslim
memiliki karakter radikal dan ekstrim millenial itu bertujuan melakukan
mengalami pergeseran ke arah perubahan social.16
paradigma Islamisme baru di Indonesia 2. Muslim Millennial
yang kini justru banyak diminati dan Era modern hadir generasi
dilakukan oleh Muslim urban dari millenial (millennial generation) yang
kota-kota besar seperti Jakarta, Bogor, dikenal dengan sebutan generasi Y atau
Bandung, Yogyakarta, dan Solo. generation me atau echo boomers. Secara
Mereka mencari identitas baru demografi, kelompok generasi ini tidak
Islamisme yang sesuai dengan selera ada yang memedakan secara dratis,
mereka dengan membawa arus baru tetapi mereka memiliki karakteristik
melalui inovasi dan kreasi baru dengan yang khusus dan dikelompokkkan ke
tampilan baru wlaupun paradigma dalam generasi Y yang lahir pada 1980 -
lamanya juga masih terasa dalam 1990 atau awal 2000 dan seterusnya.
Berdasarkan Infografis Pusat Data
14Rijal Mamdud. 2018. “Genealogi Gerakan
Ikhwan Al Muslimin Dan Al Qaeda Di Timur Tengah.”
Jurnal ICMES. 16 Asman Abdullah. 2018. “Radikalisasi
15 Agus Iswanto,. 2018. “Membaca Gerakan Jamaah Ansharut Tauhid dan Pengaruh Isis Di
Kecenderungan Pemikiran Islam Generasi Milenial Indonesia.” Jurnal Sosiologi Reflektif. 2018; Agus Iswanto,.
Indonesia.” Harmoni. hlm. 180-181

5
El-Afkar Vol. 9 Nomor 1, Januari-Juni 2020

Media Republika, ada sekitar delapan jika baca buku tebal. Jika mereka
puluh juta kaum millennialis yang lahir membaca buku tebal, umumnya yang
pada 1976–2001 yang mengalihkan membaca buku-buku novel, dan
perhatiannya pada PC, smartphone, menghindari berpikir rumit dan
tablet, dan televisi. Generasi millennial panjang, lebih memilih kata-kata atau
memiliki ketertarikan kepada pekerjaan kutipan bijak yang memberikan
yang bermakna daripada sekadar motivasi dan dorongan moril. Ketiga,
bayaran besar, menghabiskan delapan generasi milenial memiliki tipologi
belas jam perhari untuk melihat yang menampakkan diri sibuk
tontonan, bermain gim atau televisi walaupun belum tau apa yang menjadi
konvensional, terikat dengan media dan kesibukannya, dan kalau mereka kerja,
internet, dan terbuka atas ide-ide orang mobilitas kerjanya tinggi dari satu satu
lain. Di samping itu, ada karakter tempat ke tempat lain. Keempat,
negatif yang perlu diwaspadai dimana generasi milenial umumnya lebih
generasi millennial lemah solidaritas banyak mengerjakan tugas-tugas dalam
sosialnya pada lingkungan sosial, gaya satu waktu (multitasking) walaupun
hidup bebas, individualistik, elitis, dan pemahamannya kurang mendalam.
kurang bijak menggunakan media.17 Mereka terhubung dengan dunia luar
Sesuai dengan deskripsi Neil serta memiliki budaya pragsmatis.18
Howe dan William Strauss, generasi
milenial adalah generasi yang lahir Metode Pembahasan
pada 1982 hingga dua puluh tahun Pemilihan objek bahasan
berikutnya yang memiliki Islamisme di kalangan Millennial
karakterristik, yakni Pertama, generasi dilakukan karena kaum Muslim millennial
yang memiliki budaya native digital, memiliki sumbangan yang besar di masa
berkembang dalam budaya digital dan depan dalam pembangunan kehidupan
teknologi informasi. Kedua, generasi beragama dan berbangsa di Indonesia,
yang belajar lebih dominan sedangkan faktanya kaum Millennial
menggunakan PowerPoint daripada tidak selamanya mengarah ke dalam
buku-buku tebal dan merasa terbebani kehidupan yang toleran dan populer,
tetapi juga banya memiliki orientasi ke
2018. “Membaca Kecenderungan Pemikiran Islam
Generasi Milenial Indonesia.”
17 Syamsuhadi Irsyad. 2018. “Mendidik Muslim

Millenial Berkemajuan.” umm.ac.id. 2018.

6
Moh Dahlan
GENEOLOGI ISLAMISME DI KALANGAN MUSLIM MILLENIAL INDONESIA
arah kehidupan yang ekslusif, intoleran, harta (hifdz al-mal).21 Teknik pengumpulan
bahkan radikal-ekstrim.19 data dilakukan dengan menggali data
Jenis penelitian ini adalah library kepustakaan yang berhubungan wacana
research yang menjadikan sumber pustaka Islamisme dan juga wacana keilmuan lain
sebagai data primernya terutama data yang terkait, sedangkan teknik analisis isi
yang terkait dengan Islamisme dan data- digunakan untuk mendeskripsikan data-
data kajian keilmuan lainnya sumber data dan mencari makna dari data-data
sekundernya. Sedangkan pendekatan yang terusun untuk menemukan
penelitian yang digunakan adalah koherensi dan korespondensi penelitian.
pendekatan ushul fikih yang memberikan
orientasi berpikir bahwa segala bentuk Hasil dan Pembahasan Penelitian
perubahan ditentukan situasi dan kondisi 1. Geneologi Islamisme di kalangan
serta pendapat yang menjadi basisnya Muslim Millennial Indonesia

untuk mewujudkan kemaslahatan hidup Masyarakat Muslim mengalami

manusia,20 sehingga dengan pendekatan pergeseran dalam kehidupan beragama.

ushul fiqh dapat dilakukan kajian ulang Pergeseran itu tidak lepas dari pengaruh

untuk memposisi ulang kedudukan global dimana di dunia global terjadi

paradigma Islamisme dalam sudut pergeseran dari subtansialisme ke arah

pandang maqashid al-syariahsebagai basis formalisme. Walaupun formalisme agama

standar ukuran kebenarannya yang terdiri pada dasarnya sudah ada sejak zaman

dari lima prinsip pokok, yakni menjamin khawarij yang hendak menerapkan norma

keselamatan beragama (hifdz al-din), agama Islam secara,22 tetapi

keselamatan jiwa (hifdz al-nafs), kecenderungan paradigma formalisme itu

keselamatan akal (hifdz al-‘aql), terus menggelinding dan berusaha

keselamatan keturunan/ kehormatan menguasai arus percaturan wacana

(hifdz al-nasl/ al-‘ird), dan keselamatan keislaman global. Adanya jaringan al-
Qaeda dan Hizbut Tahrir pada dasarnya
18 Agus Iswanto,. 2018. “Membaca
Kecenderungan Pemikiran Islam Generasi Milenial
21 Siti Mutholingah. 2018. “Relevansi Pemikiran
Indonesia.” Harmoni. hlm. 182
19 E.W. Putri. 2019. Zuhud Milenial Dalam Maqashid Al-Syari’ah Jasser Auda Terhadap Sistem
Perspektif Hadis. El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman Pendidikan Islam Multidisipliner.” Journal TA’LIMUNA.;
dan Tafsir Hadis. Muhammad Abu Zahrah. 1997. Ushul Fiqih. 4th ed. edited
20 Zulkifli Nas MA. 2017. “Al-Ahkam Istinba? by M. Ashari. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Method In The Fatwa Of Yusuf Al-Qaradhawi For The 22 Mohamed Badar, Masaki Nagata, and
Reform Of Islamic Law.” International Journal Of Science Tiphanie Tueni. 2017. “The Radical Application of the
And Research (Ijsr).; Nurhayati, Nurhayati. 2018. Islamist Concept of Takfir.” in Arab Law Quarterly.;
“Memahami Konsep Syariah, Fikih, Hukum dan Ushul Sukring Sukring. 2016. “Ideologi, Keyakinan, Doktrin dan
Fikih.” Jurnal Hukum Ekonomi Syariah.)

7
El-Afkar Vol. 9 Nomor 1, Januari-Juni 2020

tidak lepas dari upaya penguasaan norma agama Islam dan menjamin
wacana keislaman global terhadap dunia perlindungan Mulim di seluruh dunia,
Islam yang membawa paham formalisme tetapi faktanya gerakan keislaman al-
keislaman. Dua jaringan formalisme Qaeda bertujuan menegakkan ideologi
keislaman itu membawa misi formalisme jihad dengan membentuk khilafah
keislaman dengan berusaha mengganti Islamiyah. Penegakkan khilafah Islamiyah
segala paham yang tidak sesuai dengan menjadi target gerakan politiknya secara
ideologi al-Qaeda dan Hizbut Tahrir. mutlak, sehingga eksistensi al-Qaeda
Upaya-upaya untuk mengganti sistem bukan hanya menjadi musuh dunia Barat
yang ada tidak jarang bisa menggunakan tetapi juga dunia Islam termasuk
cara-cara revolusioner.23 Dampak negatif Indonesia. Dalam konteks nasional, al-
dari arus wacana keislaman yang dibawa Qaeda akan menggangu keamanan
dua organisasi keislaman internasional itu nasional karena memiliki ideologi yang
telah mempengaruhi perilaku Muslim di bertentangan dengan ideologi Pancasila,
dunia, tidak terkecuali di Indonesia. As’ad secara kultural kemasyarakatan akan
Ali Said mengemukakan bahwa paham mengganggu peradaban masyarakat
formalisme keislaman yang dikenal Indonesia yang memiliki citra toleran dan
dengan Islamisme melahirkan gerakan moderat. Sebab al-Qaeda mengusung
revolusioner yang telah membawa ideologi radikal-ekstrim yang melawan
dampak negatif. Jaringan al-Qaeda yang segala bentuk ideologi yang berbeda
membawa wacana formalisme Islam telah dengan ideologinya. Ironisnya, gerakan
menjadikan ideologi jihad sebagai basis formalisme yang membawa misi
ideologi politik untuk membangun radikalisme-ekstrimisme tumbuh subur
kekuatan politik global dengan dukungan di era keterbukaan informasi global ini,
pendidikan ala militer. Walaupun visi al- sehingga hampir seluruh dunia Muslim
Qaeda bertujuan menegakkan norma- terpapar paham formalisme Islam. Hal
itu terjadi di tengah masyarakat dunia
Bid’ah Khawarij: Kajian Teologi Khawarij Zaman
Modern.” Jurnal Theologia. Muslim yang sedang mengalami
23 Bruce Maddy-Weitzman,. 2015. “The Rise and

Fall of Al-Qaeda.” The European Legacy.; Assaf disorientasi. Oleh sebab itu, cara-cara
Moghadam. 2013. “How Al Qaeda Innovates.” Security
Studies.; Mohamed Nawab Mohamed Osman. 2010a. pendekatan yang beradab yang
“Reviving the Caliphate in the Nusantara: Hizbut Tahrir
Indonesia’s Mobilization Strategy and Its Impact in kompehensif perlu dilakukan untuk
Indonesia.” Terrorism and Political Violence.; Mohamed
Nawab Mohamed Osman. 2010b. “The Transnational memutus segala bentuk sel-sel yang
Network of Hizbut Tahrir Indonesia.” South East Asia
Research.

8
Moh Dahlan
GENEOLOGI ISLAMISME DI KALANGAN MUSLIM MILLENIAL INDONESIA
meracuni pemikiran, keyakinan dan tergabung dalam jihad di Afghanistan.
perilaku masyarakat Muslim. 24 Pada tahun 1998, bin Laden menegaskan
Jaringan Al-Qaeda (AQ) tidak bahwa program jihad al-Qaeda adalah
lepas dari peran Osama bin Laden. Ia melawan rakyat Amerika. Fatwa bin
adalah anak konglomerat bidang Laden kemudian mempengaruhi sel-sel
konstruksi Saudi asal Yaman. Bin Laden jaringannya yang tersebar di seluruh
mempunyai paradigma konservatif yang dunia mulai dari Asia, Timur Tengah,
mengakomodir ideologi Islam militan Afrika hingga Eropa. Sel-sel itu bekerja
yang diperoleh selama belajar di dalam sistem yang longgar dan bersifat
perguruan tinggi Timur Tengah. Ia belajar lokal yang berada dalam naungan al-
dan mendapat inspriasi gerakan Islam Qaeda. Target permusuhan itu terwujud
militan dari ceramah-ceramah pada pada 11 September 2001 ketika
Muhammad Qutb (saudara Sayyid Qutb) terjadi aksi kekerasan yang menyerang
yang mengusung ideologi jihad untuk gedung WTC. Sejak itu, AS melancarkan
menegakkan Islam sebagai sistem ideologi perang untuk melawan kelompok radikal
alternatif dalam kehidupan negara. Osama dengan target membasmi sel-sel Al-
bin Laden memperoleh inspirasi ideologi Qaeda. Target utamanya adalah
revolusioner dan radikal dari Abdullah membunuh Osama bin Laden. Osama bin
Azzam (Ikhwanul Muslimin Yordania) Laden akhirnya tewas oleh serangan
yang dikenal sebagai aktor intelektual intelijen AS pada bulan Mei 2011. Pasca
jihad dalam melawan pendudukan Soviet kematian Bin Laden, AQ kemudian ambil
1979-1989 di Afghanistan. Pada Oktober alih oleh Ayman Al Zawahiri. Dalam
2012, pemimpin Al-Qaeda pasca kematian kendali Al Zawahiri, al-Qaeda cabang Irak
Osama bin Laden, Ayman Al Zawahiri konflik dengan al-Qaeda pimpinan Al
mensosialisasikan bahwa Bin Laden Zawahiri, sehingga ia membentuk
adalah anggota IM cabang Arab Saudi, jaringan baru yang dikenal dengan Islamic
tetapi tahun 1980-an dikeluarkan dari IM State in Iraq and the Levant (ISIS) di bawa
karena ia memiliki pendekatan militer piminan Abu Bakar al-Baghdadi.25
dalam memperjuangkan Islam di Walaupun bukan arus dominan di
Afganistan. Anggota IM Saudi juga Indonesia, Jaringan Islam radikal-ekstrim

24 As’ad Said Ali. 2014. Al Qaeda: Tinjauan 25 Rijal Mamdud. 2018. “Genealogi Gerakan
Sosial-Politik, Ideologi Dan Sepak Terjangnya. Kedua. Ikhwan Al Muslimin Dan Al Qaeda di Timur Tengah.”
Jakarta: LP3ES.; www.beritasatu.com 2014. Jurnal ICMES.; www.bbc.com 2014.

9
El-Afkar Vol. 9 Nomor 1, Januari-Juni 2020

di Indonesia juga memiliki akarnya sejak ditangkap dan dieksekusi pada tahun
sebelum Kemerdekaan, yakni gerakan 1962. Namun demikian, melalui NII
politik keagamaan yang dipimpin wilayah Jawa Tengah, Abdullah Sungkar
Kartosuwiryo yang berjuang menegakkan melakukan gerakan menolak eksistensi
Negara Islam Indonesia/Tentara Islam pemerintah dan menolak Pancasila,
Indonesia (NII/TII). Sejak awal pendirian sehingga ia dijatuhi hukuman dan
negara Indonesia, Kartosuwiryo berusaha menjadi tahanan kota. Ketika itulah
untuk menjadikan norma agama (syariat kemudian ia melarikan diri ke luar negeri
Islam)sebagai dasar hidup bernegara di dan kemudian mendirikan Jamaah
Indonesia.26 Ia membangun argumentasi Islamiyah (JI). JI ini kemudian merekrut
dengan fakta bahwa mayoritas warga orang-orang Indonesia untuk melakukan
Indonesia adalah beragama Islam. jihad ke wilayah kerja JI. Sejak pada 1993,
Aspirasi itu tertolak karena Indonesia JI mulai melancarkan aksi radikalismenya
tidak hanya terdiri dari Muslim tetapi juga yang pada dasarnya masih memiliki
ada wilayah-wilayah yang mayoriats non- afiliasi dengan Al-Qaidah. Jaringan al-
Muslim. Para pendiri negara yang terdiri Qaeda ini pula yang terindikasi kuat
dari Soekarno, Muhammad Hatta, Abdul menjadi bagian dari aktor intelektual
Kahar Mudazzkir, KH A Wahid Hasyim, pelaku aksi Bom Bali 2002 yang memakan
AA Maramis, dll, kemudian menetapkan korban 202 orang. Setelah bom Bali, JI
Pancasila sebagai dasar negara melakukan aksi kekerasan di berbagai
sebagaimana tertuang dalam sila pertama, wilayah Indonesia. Ketika aparat
Ketuhanan yang Maha Esa. Sebelum pmerintah melakukan penangkapan atas
terbentuknya sila pertama tersebut pada para pelaku aksi bom Bali itu, jaringan JI
dasarnya juga terjadi pertentangan antara mulai menurunkan tensi aksi kekerasan.
golongan Islam dan nasionalis(Syarif Sementara itu, Jaringan Al-Qaeda Timur
2016). Atas proklamasi Kemerdekaan RI Tengah bergejolak pasca kematian Osama
yang dibacakan Soekarno-Hatta pada bin Laden pada 2011. Ayman Al Zawahiri
tanggal 17 Agustus 1945, Kartosuwiryo sebagai penggati Osama tidak mampu
kemudian melakukan perlawanan dengan memimpin jaringannya sehingga
memproklamirkan NII/TII di sejumlah terpecahlah dan kemudian terbantuk
wilayah Indonesia. Karena itu, ia jaringan radikal baru yang dipimpin Abu
Bakr al-Baghdhadi yang dikenal dengan
26Norshahril Saat. 2014. “Kartosuwiryo dan NII: Kajian
Ulang Azyumardi.” Studia Islamika. Jaringan ISIS. Jaringan ini berhasil

10
Moh Dahlan
GENEOLOGI ISLAMISME DI KALANGAN MUSLIM MILLENIAL INDONESIA
merekrut banyak pengikut dengan lebih rapi. Ia berbeda dengan gerakan ISIS
berbagai propaganda yang dilakukan. yang sporadis, bahkan dokrin Islam salafi
Propaganda aksi kekerasan itu juga tidak dan Islam ideologis itu kini
bisa dibendung sampai ke Indonesia yang mempengaruhi kaum Muslim millennial
kemudian bermetamorfosis membentuk di Indonesia.27
sel-sel baru jaringan radikal. Salah satunya Perpecahaan dalam kubu jaringan
adalah pengaruh bagi Bahrun Naim, Islam radikal antara JI dan Majlis
warga Indonesia otak pelaku bom Mujahidin Indonesia kemudian
Thamrin 2016 yang masih memiliki melahirkan organisasi baru yang dikenal
hubungan dengan ISIS di Raqqa, Suriah. dengan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT)
Selain itu, Mujahidin Indonesia Timur di yang diproklamirkan pada 17 September
Poso, Sulawesi Tengahjuga memanfaatkan 2008 di Islamic Centre, Bekasi, Jawa Barat.
konflik keagamaan di sana untuk JAT adalah organisasi massa Islam
menyebarkan pahamIslam radikalnya. terbuka yang bertujuan menegakkan
Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur syariat Islam dalam kerangka negara dan
sempat mendeklarasikan dukungannya pemerintahan Islam yang dilakukan
untuk ISIS, bahkan ada indikasi gerakan melalui sarana dakwah, jihad, dan Amar
mereka mendapat dukungan dari jaringan Makruf dan Nahi Mungkar. JAT
radikal Timur Tengah untuk mendirikan melakukan gerakan dakwah wal jihad
khilafah Islamiyah di Asia Tenggara. dengan Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang
Namun demikian, ISIS bukan masalah terkadang dengan cara represif, misalnya
satu-satunya yang dihadapi masyarakat dalam memerangi peredaran minuman
Indonesia, tetapi juga masih ada sel-sel keras dan maksiat, sehingga hal itu
paham Islam radikal dari jaringan radikal menimbulkan gesekan di tengah
yang sudah berkembang lama di masyarakat. JAT juga menjadi basis
Indonesia dari NII. Dari NII terbentuk ideologi gerakan Laskar Umat Islam Solo
jaringan Mujahidin Indonesia Jakarta,
27 Wai Weng Hew. 2018. “The Art of Dakwah:

sebelum akhirnya menjadi jaringan Social Media, Visual Persuasion and the Islamist
Propagation of Felix Siauw.” Indonesia and the Malay
Mujahidin Indonesia Barat yang memiliki World.; Mohamad Ulin Nuha. 2014. “Genealogi Dan
Ideologi Gerakan Radikal Islam Kontemporer Di
cita-cita gerakan global. Jamaah Islamiyah Indonesia.” Intelegensia.; Rinaldy Sofwan. 2017. “Evolusi
Jaringan Teroris Indonesia.” www.cnnindonesia.com.
juga terindikasi terus bergerak
melebarkan sayapnya yang dikenal
dengan Neo-JI memiliki struktur yang

11
El-Afkar Vol. 9 Nomor 1, Januari-Juni 2020

yang bertujuan mengawal penegakan Gerakan Islamisme Indonesia itu


norma agama Islam.28 bukan hanya mempengaruhi aksi
Gerakan Islam transnasional itu kekerasan di Indonesia tetapi juga
telah mempengaruhi paradigma merambah ke dalam trend kehidupan
Islamisme di Indonesia yang memiliki dua Muslim Perkotaan seperti Jakarta, Bogor,
kecenderungan di satu sisi mengarah Bandung, Yogyakarta, dan Surakarta.
kepada aksi radikalisme yang kemudian Muslim urban bukan hendak kembali
menimbulkan aksi kekerasan di wilayah pada tradisi Islam lama dan menolak
Indonesia yang terjadi mulai tahun 1998. mdoernitas tetapi mereka berusaha
Jaringan IslamismeIndonesia itu membangun identitas keislaman ruang
terindikasi menjadi aktor peledakan bom publik. Pergeseran ideologi formalisme
di beberapa tempat di antaranya di Atriun Islam yang di satu sisi menjadi radikal-
Senen (1998), Plaza Hayang Wuruk dan ekstrim, di sisi lain justru membuka
Masjid Istiqlal (1999), Kedutaan Besar cakrawala formalisme Islam yang dibawa
Philipina (2000), McDonald (2002), bom dengan trend baru di di kalangan kaum
Bali I (2002), hotel JW. Marriot (2003), muda Muslim milenial yang memiliki
kedutaan Australia (2004), dan bom Bali II kecenderungan ideologis dan puritan,
(2005). Sementara itu, aksi peledakan bom yakniPertama, paham Islam ideologis
di Cirebon dan Solo terindikasi kuat dapat dijumpai dalam literatur-literatur
dilakukan jaringan Islam radikal asal Jawa jihadi, Tahriri (Hizbut Tahrir) dan
Tengah. Demikian juga aksi peledakan Tarbawi yang telah memberikan orientasi
bom di gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) formalisme hidup beragama di kalangan
Kepunten Solo. Pada tahun kaum muda Muslim millenial. Literatur
2012,dilaporkan bahwa tiga pimpinan tahriri yang mengusung ideologi
Jaringan Islam radikal asal Jawa Tengah revitalisasi khilafah Islamiyah dinilai
memiliki hubungan kuat dengan Al- berhasil dalam mempengaruhi kalangan
Qaeda yang menyediakan dana bagi pelajar dan mahasiswa ketimbang literatur
latihan militer Aceh, merekrut anggota jihadi (ideologi jihad) sehingga tidak
dan penggalangan dana.29 jarang pelajar atau mahasiswa kemudian
tidak mau berkelompok dengan golongan
28 Asman Abdullah. 2018. “Radikalisasi
Gerakan Jamaah Ansharut Tauhid dan Pengaruh Isis Di lainnya karena dianggap bukan bagian
Indonesia.” Jurnal Sosiologi Reflektif. hlm. 222.
29 Asman Abdullah. 2018. “Radikalisasi dari dirinya alias kafir. Bahkan literatur
Gerakan Jamaah Ansharut Tauhid dan Pengaruh Isis Di
Indonesia.” Jurnal Sosiologi Reflektif. hlm. 218, 223 jihadi bisa dibilang tidak berkembang,

12
Moh Dahlan
GENEOLOGI ISLAMISME DI KALANGAN MUSLIM MILLENIAL INDONESIA
literatur tarbawi yang membawa ideiologi dan perlu dilakukan upaya pembangunan
ikhwanul Muslim memiliki dampak yang opini tandingan yang mampu membuat
luas di kalangan pelajar dan mahasiswa mereka tertarik atas wacana keislaman
serta masyarakat Muslim umumnya. yang toleran dan moderat agar sesuai
Kedua, paham Islam puritan dijumpai dengan paradigma Islamisme yang benar
dalam literatur-literatur Salafi yang dalam sudut pandang maqashid al-
menjadi teks sebagai otoritas utama untuk syariahyang memiliki tujuan di antaranya
melakukan pemurnian Islam.Tidak kalah mewujudkan keselamatan akal (hifdz al-
pentingnya dari pengaruh literatur tahriri, ‘aql) yang berarti bagaimana membangun
literatur-literatur salafi berhasil wacana keilmuan agama Islam yang
membangun penagruhnya terhadap substansial dan keratif yang sesuai dengan
pelajar dan mahasiswa serta masyarakat kebutuhan kaum Muslim millennial.31
Muslim umumnya. Dua kecenderungan Sementara itu, paradigma
Islam ideologis dan puritan ini Islamisme yang membawa “paham Islam
berkembang di kalangan Muslim tahun populer”yang ditemukan dalam berbagai
tahun 80-an dan 90-an yang membawa ide literatur Islam yang tertuang dalam
misalnya Islam adalah solusi dan beragam karya-karya tulis populer yang
universal.30 mengambil tema-tema aktual seperti
Walaupun transformasi dari motivasi dan genre fiksi tidak
paradigma Islamisme yang bernuansa memberikan pengaruh atas lahirnya
salafi dan ideologis ke dalam kehidupan perilaku eksklusif dan intoleran, tetapi
Muslim millennial tidak menimbulkan justru membawa arus budaya keislaman
aksi radikalisme yang mengarah pada aksi yang positif dan budaya keislaman
peledakan bom, tetapi arus Islamisme di kontermporer. Bahkan literatur-literatur
kalangan Muslim mellennial dengan dua keislaman yang membawa tema Islam
kecenderungan itu telah membawa paham keseharian dan popular ternyata lebih
keislaman yang eksklusif dan intoleran mendapat tempat di kalangan pelajar dan
yang kemudian juga memenuhi arus
31 Fifit Difika,. 2016. “Dakwah Melalui Instagram

media sosial dan elektronik, sehingga (Studi Analisis: Materi Dakwah Dalam Instagram Yusuf
Mansur, Felix Siauw, Aa Gym, Arifin Ilham).” Jurnal UIN
kondisi yang seperti ini harus diantisipasi Walisongo.; Muh Nashirudin. 2015. “Ta’lil Al-AHkam Dan
Pembaruan Ushul Fikih.” Ahkam; Ghofar Shidiq. 1970.
“Teori Maqashid Al-Syari’ah dalam Hukum Islam.”
30 Agus Iswanto,. 2018. “Membaca Majalah Ilmiah Sultan Agung.; Moh Sholehuddin,. 2011.
Kecenderungan Pemikiran Islam Generasi Milenial “Metode Ushul Fiqih Hasan Hanafi.” Journal de Jure.;
Indonesia.” Harmoni. Muhammad Abu Zahrah. 1997. Ushul Fiqih. 4th ed. edited
by M. Ashari. Jakarta: Pustaka Firdaus.

13
El-Afkar Vol. 9 Nomor 1, Januari-Juni 2020

mahasiswaserta masyarakat Muslim yakni Pertama, trend budaya muslim yang


umumnya dengan dampak yang lebih identik kesalehan dan ketaatan terutama
luas daripada tema-tema Islam ideologis, bagi kaum perempuan yang berhijab
apalagi salafi. Islam populer ini menjadi motivasi lahirnya kecenderungan
memberikan warna dan mengisi ruang kaum Muslim millennial menggunakan
kosong di kalangan Muslim urban hijab atau menutup aurat. Trend budaya
millennial dengan hadirnya tema ringan di kalangan laki-laki yang selama ini
dan praktis dari gagasan Islam seperti menunjukkan tato sebagai simbol
tema La Tahzan, Udah Putusin Aja!, Yuk keberanian dan kegagahan bagi laki-laki
Berhijab, Ayat-ayat Cinta, dan Beyond the telah mengalami pergeseran sehingga
Inspiration. Kaum muda Muslim tahun mereka mulai meninggalkan budaya
2000- an atau generasi milenial juga tato.33 Dalam kaitan dengan budaya,
memiliki kecenderungan untuk memilih brand memiliki arti penting dalam
literatur keislaman yang memiliki memasarkan ide-ide dan gagasan
karakter memberikan motivasi, keislaman. Kaum Muslim millennial
pengembangan diri, cerita dalam bentuk memiliki ciri khas tertarik pada branding.
novel dan komik dan ragam ilustrasi serta Hal itu dapat terlihat dari kecenderungan
isu-isu moralitas dan tipe ideal kaum Islam populer yang muncul di kalangan
muda Muslim yang ditandai dengan Muslim Millennial walaupun mereka
jargon misalnya Yuk Berhijab, Nikmatnya tidak ada hubungannya dengan tradisi
Pacaran setelah Menikah.32 Oleh sebab itu, keislaman yang lama. Keberhasilan
paradigma Islamisme ini perlu memasarkan branding wacana keislaman
dikembangkan. yang mentransformasi norma agama ke
dalam bahasa populer masa kini, keluar
2. Faktor-faktor Lahirnya Paradigma dari gaya bahasa teks keislaman lama.
Islamisme di Kalangan Muslim Mereka berusaha mengemas norma
Millenial Indonesia agama dalam bahasa-bahasa yang keren
Ada banyak faktor yang dan sesuai psikologi audiens, misalnya
mendorong lahirnya paradigma Islamisme alumnus Timur Tengah Habiburrahman
di kalangan Muslim millenial yang dapat El-Shirazy dengan karyanya ketika cinta
dikemukakan setidaknya karena tiga hal,
Indonesia.” Harmoni.
33 Rizki Amelia Kurnia Dewi. 2019. “Fenomena
32 Agus Iswanto,. 2018. “Membaca Hijrah Kaum Milenial.” Republika.Co.Id. 2019
Kecenderungan Pemikiran Islam Generasi Milenial

14
Moh Dahlan
GENEOLOGI ISLAMISME DI KALANGAN MUSLIM MILLENIAL INDONESIA
bertasbih pada dasarnya berusaha mengamalkan syariat/norma agam Islam
menyampaikan pesan percintaan sesuai secara kaffah. Pergeseran paradigma
dengan syariat Islam mulai dari kenalan gerakan Islamisme ini tidak hanya dapat
hingga menikah dan juga pegiat filantropi membawa perubahan dalam bidang
Yusuf Mansur.34 kehidupan agama, tetapi juga dapat
Adanya fenomena Hijrah Kaum berdampak pada aspek lainnya misalnya
Milenial pada acara Hijrah Fest Ramadhan aspek ekonomi dengan adanya fashion
di JCC Senayan, Jakarta, Ahad 26 Mei 2019 atau busana Muslimah yang membuka
juga menjadi trend budaya masa kini. peluang pasar baru di bidang konveksi
Komunitas Hijrah Fest 2018 atau 2019 dan bisnis busana, dan aspek politiknya
menjadi momentum. Kecenderungan juga dapat diwarnai dengan nilai-nilai
Muslim millennial yang membranding yang mampu memperkokoh nasionalisme
makna “hijrah” menuju “Islam kaffah” dengan spirit keislaman. Hijrah yang pada
menjadi solusi perbaikan di tengah awalnya dilakukan Nabi saw bertujuan
minimnya pelajaran agama di lembaga melepaskan dari dari tradisi Jahiliyah
pendidikan formal dan juga arus budaya Makkah menuju tradisi Islam Kaffah di
global yang membawa dampak negatif. Madinah dikembangkan untuk
Fenomena ini merupakan event dan memberikan arah pemaknaan Islamisme
gerakan yang bisa membawa arus ke arah yang sesuai dengan spiritnya. Sebab, arus
pembangunan kehidupan Islamisme yang semangat belajar agama Islam mulai dari
positif. Gerakan Islamisme yang selama busana, mengaji dan menghafal Qur’an
ini dipahami sebagai gerakan politik yang dan pengajian-pengajian keislaman jika
bernada kekerasan dan aksi kekerasan tidak mendapat bimbingan dari kalangan
mendapatkan makna baru di kalangan ilmuwan Muslim yang mumpuni akan
Muslim Millenial dimana mereka mencari terpapar paradigma Islamisme radikal
identitas diri yang berbeda dari gerakan yang dibawa kaum Islam internasional.35
Islamisme lama yang bersifat politis dan Kedua, trend belajar Islam yang
anarkis. Gerakan Islamisme ini membawa semakin meningkat dengan adanya
misi perdamaian dan kemajuan dalam pengajian eksekutif di kota-kota besar,
yang diadakan cendekiawan Muslim yang
34 Munirul Ikhwan,. 2018. “Produksi Wacana
Islam(is) di Indonesia Revitalisasi Islam Publik Dan Politik mana hal itu berbeda dari pengajian yang
Muslim.” in Literatur Keislaman Generasi Milenial
Transmisi, Apropriasi, dan Kontestasi, edited by N.
Hasan. Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga. 35 Rizki Amelia Kurnia Dewi. 2019. “Fenomena

2018:99 Hijrah Kaum Milenial.” Republika.Co.Id. 2019

15
El-Afkar Vol. 9 Nomor 1, Januari-Juni 2020

dilakukan selama ini dilakukan di masjid Paripurna); dan (b) Hizbul Wathan yang
atau bahkan di lapangan luas, jamaahnya dijadikan sebagai salah satu wadah
pun juga berasal dari kalangan tertentu pembinaan kader persyarikatan.37
yang memiliki lokasi pengajian di hotel- Demikian juga ormas Nahdlatul Ulama
hotel mewah. Materi yang disampaikan melakukannya melalui pendidikan dan
juga berkaitan dengan bagaimana pembinaan dakwah melalui madrasah
membangun optimisme dan motivasi kader Nahdlatul Ulama atau badan
hidup, sehingga hal itu juag mendorong organisasi otonomi seperti Ikatan Pelajar
Muslim milenial berminat memakmurkan Nahdlatul Ulama, Fatayat, ataupun
masjid, mengahdiri majelis ilmu, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
menambah hafalan Al-Qur’an, menjalin (PMII) yang mana disampaikan materi
ukhuwah, dan tekun mendalami ilmu media sosial sebagai bagian dari hal yang
agama Islam.36 Trend keilmuan Islam penting untuk diajarkan dan diketahui
yang menjadi ciri khas kaum millenial untuk menghadapi era millennial.
perlu disikapi dengan memberikan Ketiga, trend media sosial dan
bimbingan juga dengan kemasan yang elektonik yang mendorong lahirnya
kreatif dan inovatif sesuai dengan semangat belajar agama Islam baru
psikologisnya yang mana hal itu juga melalui media sosial atau elektronik yang
mempengaruhi ormas-ormas Islam independen dan instan dengan perolehan
terbesar dalam melakukan kaderisasi bagi beragam informasi tanpa batas. Konten-
generasi millennialnya, misalnya ormas konten dan pesan agama dengan mudah
Muhammadiyah melakukannya di bisa diakses di media sosial dan
antaranya melalui (a) Ikatan Mahasiswa elektronik, bahkan di dunia pesantren
Muhammdiyah (IMM). IMM dengan yang dikenal dengan budaya
pendekatan pengkaderan melalui gerakan tradisionaljuga memanfaatkan media
Intelektualitas, Religiusitas dan sosial sebagai sarana pengajian virtual
Humanitas yang menjadi tempat sebagaimana dilakukan di Pesantren
menempa kader muda Muhammadiyah di Nurul Jadid Probolinggo Jawa Timur oleh
lingkungan mahasiswa dari jenjang DAD KH Najiburrahman Wahid. Dalam
(Darul Arqam Dasar), DAM (Darul Arqam kaitannya dengan virtual community,
Madya) hingga DAP (Darul Arqam Nadhlatul Ulama melakukan pengajian

36 Rizki Amelia Kurnia Dewi. 2019. “Fenomena 37 Syamsuhadi Irsyad. 2018. “Mendidik Muslim

Hijrah Kaum Milenial.” Republika.Co.Id. 2019. Millenial Berkemajuan.” Umm.Ac.Id. 201)

16
Moh Dahlan
GENEOLOGI ISLAMISME DI KALANGAN MUSLIM MILLENIAL INDONESIA
dan doa ala millenial di tengah wabah juga kecerdasan emosional-spiritual
coronavirus disease 2019 (covid-19). sebagai usaha membangun generasi
Covid-19. Acara Doa Bersama dan Muslim millennial yang unggul dan
Pertaubatan Global Bersatu Melawan kompetitif. Penelitian Muhamad Bari
Corona bersama NU Seluruh Dunia Baihaqi (2018) mengemukakan bahwa
diselenggarakan pada tanggal 9 April 2020 masa depan bangsa ditentukan oleh
melalui saluran media elektonik dan generasi muda (millennial) yang bukan
media sosial yang diikuti bukan hanya hanya memiliki daya kompetitif
jamaah dan jam’iyyah Nahdltul Ulama di intelektual, tetapi juga memiliki
Indonesia tetapi di hampir seluruh dunia. kecerdasan emosional-spiritual.38
Terbaru adalah sistem pengajaran di IAIN 3. Implikasi Paradigma Islamisme di
Bengkulu yang menggunakan media Kalangan Muslim Millenial
elektornik dan media sosial dalam Indonesia
suasana covid-19. Implikasi dari dari trend millenial

Adanya faktor-faktor tersebut masyarakat Muslim telah membawa

merupakan hal yang mengembirakan perubahan dan gaya hidup masyarakat di

ketika generasi Muslim millennial Indonesia. Adanya kecenderungan

memiliki etos belajar dan beragama yang paradigma Islamisme memiliki implikasi

semakin meningkat, sehingga tradisi dalam pemikiran dan gaya hidup

kesalehan pribadi dan kesalehan sosial masyarakat Millenial, yakni Pertama,

diharapkan juga meningkat. Untuk adanya trend budaya muslim yang identik

mencapai hal itu tentu saja perlu kesalehan dan ketaatan terutama bagi

diarahkan dan diimbangi dengan wacana kaum perempuan yang berhijab telah

Islamisme yang memebrikan pandangan menimbulkan budaya berbusana

yang toleran dan moderat, sehingga etos muslimah yang menjadi trend di kalangan

belajar dan beragama Islam kaum perempuan muslimah tidak hanya di

Millennial ini mendapatkan tempatnya kalangan kelas santri tetapi juga kalangan

yang tepat dan dapat memberikan kelas bangsawan dan pejabat negara.

sumbangan yang besar bagi kemajuan Trend berbusana ala Barat hampir sulit

hidup masyarakat dan bangsa Indonesia ditemukan terutama ketika ada acara-

di masa kini dan mendatang. Sebab, acara hari besar Islam di Indonesia.

generasi masa depan yang dibutuhkan


38 Muhamad Bari Baihaqi. 2018. “Generasi Muda

bukan hanya kecerdasan intelektual tetapi Masih Minim Pengetahuan Literasi Keuangan.” Neraca.

17
El-Afkar Vol. 9 Nomor 1, Januari-Juni 2020

Demikian juga budaya berbusana di dari kalangan ahli agama Islam untuk
kalangan kaum millneial laki-laki juga selalu memberikan orientasi keislaman
menjadi trend tersendiri sehingga bukan yang bisa menyediakan bagi mereka
hanya santri yang memakai busana paham keislaman moderat dan toleran.
muslim tetapi juga semua masyarakat Hal itu perlu dilakukan karena
Muslim menggunakan busana muslim terbukanyaarus informasi yang begitu
terutama ketika acara-cara hari besar cepat kemudian menyebabkan pelajar dan
Islam seperti peringatan isra’ mijra’, mahasiswa serta masyarakat umum tidak
peringatan maulid Nabi saw, hari raya bisa lagi menfilter yang mana ajaran Islam
idul fitri dan hari raya idul adha.39 substansi dan yang cabang, misalnya
Demikian juga di kalangan budaya toleran sudah mulai pudar
pelajar, mahasiswa dan masyarakat bukan tergantikan dengan budaya intoleran.
hal yang tabu lagi menggunakan busana Hasil Survei Mata Air Fondation dan
muslim dan muslimah ketika belajar di Alvara Research Center mendeskripsikan
bangku sekolah, kuliah atau acara-cara bahwa 23,4% mahasiswa dan 23,3%
resmi. Hal ini juga menjadi trend yang pelajar SMA telah terpapar dengan paham
bahkan melampaui apa yang berlaku di keagamaan radikal yang dibuktikan
sekolah-sekolah agama, di sekolah umum dengan indikator bahwa mereka setuju
ataupun perguruan tinggi umum malah dengan jihad untuk tegaknya negara Islam
generasi muslim dan muslimah millenial atau khilafah.40
menggunakan busana muslim, dan Kedua, trend untuk belajar agama
muslimah lengkap dengan cadarnya. Islam semakin meningkat dengan adanya
Semangat beragama di sekolah umum dan pengajian eksekutif di kota-kota besar,
perguruan tinggi umum serta acara-acara yang diadakan cendekiawan Muslim yang
resmi/umum di satu sisi perlu diapresiasi menjadi tradisi belajar agama di kalangan
karena adanya etos beragama Islam yang Muslim millenial tidak hanya dilakukan
semakin tinggi di kalangan pelajar dan di masjid atau bahkan di lapangan luas,
mahasiswa serta masyarakat umum, tetapi tetapi juga dari jamaahnya dari kalangan
di sisi lain yang perlu juga ada orientasi tertentu yang mengambil lokasi pengajian
di hotel-hotel mewah. Materi yang
39 Rizki Amelia Kurnia Dewi. 2019. “Fenomena
Hijrah Kaum Milenial.” Republika.Co.Id. 2019; Munirul
Ikhwan,. 2018. “Produksi Wacana Islam(is) di Indonesia Kontestasi, edited by N. Hasan. Yogyakarta: Pascasarjana
Revitalisasi Islam Publik Dan Politik Muslim.” in Literatur UIN Sunan Kalijaga. 2018.
Keislaman Generasi Milenial Transmisi, Apropriasi, dan 40 Asni Ovier,. 2017. “23,4% Mahasiswa dan
Pelajar Terpapar Paham Radikal.” www.beritasatu.com.

18
Moh Dahlan
GENEOLOGI ISLAMISME DI KALANGAN MUSLIM MILLENIAL INDONESIA
disampaikan juga berkaitan dengan melahirkan paham intoleran di kalangan
bagaimana membangun optimisme hidup pelajar dan mahasiswa. Hal itu juga
dan motivasi hidup. Trend belajar agama didukung oleh branding buku-buku Islam
Islam di kalangan NU dan salafi dan ideologis yang
Muhammadiyah memiliki kesamaan menyumbangkan pikiran-pikiran
dengan trend paham Islam populer yang intoleran. Indikasi adanya pelajar dan
tidak menimbulkan ancaman terhadap mahasiswa yang intoleran itu dibuktikan
eksistensi kehidupan bermasyarakat dan dengan hasil Survei Alvara yang
berbangsa di Indonesia. Trend belajar dilakukan untuk mengukur sikap dan
agama Islam di ormas-omas Islam terbesar pandangan keagamaan kalangan pelajar
di Indonesia sebagaimana di kalangan SMA dan mahasiswa di Indonesia yang
organsiasi Muhammadiyah ataupun dilakukan terhadap 1.800 mahasiswa di 25
Nahdlatul Ulama mengajarkan Islamisme perguruan tinggi unggulan di Indonesia
yang toleran dan populis. Dua ormas dan 2.400 pelajar SMAN unggulan di
Islam masih mampu mengendalikan dan Pulau Jawa dan kota besar di Indonesia.
membendung arus paham Islamisme yang Penelitian ini menggunakan pendekatan
radikal karena dua organisasi besar ini kuantitatif dan teknik pengumpulan data
memang berangkat dari paham toleran dengan wawancara tatap muka pada
dan moderat dengan semangat kurun waktu 1 September hingga 5
nasionalisme yang tinggi, sehingga sistem Oktober 2017. Semua responden beragama
kaderisasinya juga membangun semangat Islam dengan populasi seimbang antara
paham Islamisme yang dipadu dengan pria dan wanita. Dari survei itu
semangat nasionalisme. menunjukkan bahwa ada 23,5%
Sementara trend belajar agama mahasiswa dan 16,3% pelajar yang
Islam di kalangan Islam transnasional menyatakan bahwa negara Islam perlu
telah membawa paham Islamisme yang diperjuangkan untuk menerapkan agama
radikal dan intoleran yang bagi kalangan secara kaffah. Terkait dengan peraturan
muslim millennial. Di balik priotisme daerah syariah, ada 21,9% pelajar dan
belajar agama Islam yang tinggi ternyata 19,6% mahasiswa setuju. Secara umum,
tersedia berbagai literatur keislaman yang mayoritas pelajar dan mahasiswa setuju
intoleran dan pengajian-pengajian dengan bentuk Negara Kesatuan Republik
keislaman yang berisi konten intoleran, Indonesia (NKRI) ketimbang khilafah.
bahkan radikal, yang mana hal itu telah Namun, ada 17,8% mahasiswa dan 18,3%

19
El-Afkar Vol. 9 Nomor 1, Januari-Juni 2020

pelajar yang memilih sistem khilafah Propinsi Jabar, Lampung, Kalteng dan
dibandingkan sistem NKRI. Terkait Sulteng.42
dengan ideologi Pancasila, ada 18,6% Ketiga, trend media sosial dan
pelajar memilih ideologi Islam sebagai elektonik yang mendorong lahirnya
ideologi negara dibandingkan dengan semangat belajar agama melalui media
Pancasila. Sementara, ada 16,8% sosial atau elektronik memberikan
mahasiswa yang memilih ideologi Islam dampak positif bagi penyebaran paham
dibandingkan Pancasila.41 Islamisme populer yang memberikan
Terkait dengan kondisi motivasi dan semangat hidup beragama
masyarakat muslim umumnya, masjid Islam di tengah tantangan dan persaingan
terindikasi telah terpapar paham hidup yang tinggi dan ketat. Konten-
Islamisme yang radikal di lingkungan konten dan pesan agama bisa diakses di
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari media sosial dan elektronik sebagaimana
100 masjid terdapat 41 masjid yang ormas-ormas Islam terbesar di Indonesia
terpapar paham Islamisme radikal. Badan seperti NU dan Muhammadiyah telah
Intelejen Negara (BIN) merilis laporan itu memanfaatkannya untuk menyebarkan
keberadaan masjid yang terpapar paham paham Islamisme toleran dan moderat
Islamisme yang radikal dengan rincian melalui berbagai lembaga atau orgnisasi
terdiri dari 11 masjid di lingkungan otonom di bawahnya yang menyuarakan
Kementerian, 11 masjid di lembaga, dan dan menyebarkan paham Islamisme
21 masjid di BUMN. Dari 41 masjid, 17 sesuai dengan kecenderungan anak
masjid masuk kategori tinggi, 7 masjid millenial, bahkan madrasah kader
kategori rendah, 17 masjid kategori Nahdlatul Ulama yang menjadi salah satu
sedang, 17 masjid kategori berat. BIN juga basis kaderisasai NU juga menjadikan
memaparkan prosentase provinsi yang materi media sosial/elektronik sebagai
terpapar radikalisme, tujuh PTN terpapar bagian penting dalam rangka upaya
radikalisme, 39 persen di 15 provinsi mengemas pesan-pesan keagamaan Islam
tertarik dengan paham radikal seperti dalam branding yang menarik dan
mengesankan pada publik di media sosial
41Asni Ovier,. 2017. “23,4% Mahasiswa Dan
Pelajar Terpapar Paham Radikal.” www.beritasatu.com. ataupun elektonik. Islamisme populer

42 (Matius Alfons. 2018. “BIN: 41 Masjid di

Kementerian-Lembaga-BUMN Terpapar Paham Radikal.”


news.detik.com. 2018.

20
Moh Dahlan
GENEOLOGI ISLAMISME DI KALANGAN MUSLIM MILLENIAL INDONESIA
menjadi trend yang sengaja disuarakan ideologi Pancasila. Sumber-sumber Islam
baik di kalangan NU maupun salafi dan ideologis yang diajarkan kepada
Muhammadiyah untuk mengikuti trend jamaah dan pelajar/mahasiswa umumnya
budaya mellennial yang menjadi trend bersumber dari leteratur Islamisme seperti
anak muda Muslimsehingga dengan karya Hasan al-Banna, Sayyid Qutub,
eksistensi ajaran Islam yang bertujuan Muhammad Qutub dan karya-karya
membangun kemajuan akal pikiran yang Islamisme Timur Tengah lainnya. Tidak
dikenal dengan jaminan keselamatan akal hanya itu, paradigma Islamisme di
(hifdz al-‘aql), dan juga menjamin kalangan Islam transnasional digunakan
keselamatan hidup manusia ( hifdz al-nafs) bukan hanya melakukan doktrinisasi
dapat tercapai dengan baik. intoleran kepada pelajar/mahasiswa,
Namun demikian,media sosial tetapi juga telah melakukan doktrinisasi
dan media elektronik yang digunakan anak-anak muda yang memiliki keilmuan
kalangan Islam transnasional karena terbatas dan kurang mampu direkrut
memang basis akidah dan keilmuan untuk melakukan aksi bom bunuh diri di
syariatberkarakter radikal dan intoleran,43 berbagai tempat di dunia dan di
maka munculnya ke permukaan di media Indonesia. Oleh sebab itu, paham
sosial dan elektronik yang tampak adalah Islamisme yang intoleran-radikal ini tidak
konten dan pesan keagamaan Islam yang sesuai dengan prinsip maqashid al-
mengajak untuk bersikap intoleran dan syariahkaren telah merusak pemikrian
ekslusif dalam pluralitas hidup anak muda millenial. Hal itu
masyarakat. Media sosial telah digunakan bertentangan dengan tujuan agama Islam
sebagai alat propaganda untuk yang hendak menjamin kemajuan
menyebarkan dan mengajarkan paham peradaban keilmuan dan kemanusiaan
Islamisme yang ideologis dan puritanisme yang terrepresentasi dalam jaminan
dengan melakukan takfiri dan berusaha perlindungan akal (hifdz al-‘aql) dari
menegakkan khilafah Islamiyah serta bahaya pemikiran intoleran dan radikal.44
meberantas tradisi masyarakat yang tidak
44 Ihsan Nul Hakim. 2016. “Pemikiran Ushul

sesuai dengan ideologi dan pahamnya, Fiqih Ibnu Qudamah : Kajian Atas Beberapa Masalah Fiqih
Dalam Kitab Al-Kafi Fi Fiqh Al-Imam Ahmad Bin
bahkan mereka menafikan eksistensi Hanbal.” Al Istinbath : Jurnal Hukum Islam STAIN
Curup-Bengkulu. 2016; Jamal 2016; Siti Mutholingah,.
2018. “Relevansi Pemikiran Maqashid Al-Syari’ah Jasser
43 Almunauwar Bin Rusli. 2018. “Nalar Ushul Auda Terhadap Sistem Pendidikan Islam Multidisipliner.”
Fiqh KH. Sahal Mahfudh dalam Wacana Islam Indonesia.” Journal TA’LIMUNA.; Nirwan Syafrin,. 2009. “Konstruk
Potret Pemikiran. Epistemologi Islam: Telaah Bidang Fiqh Dan Ushul Fiqh.”
Tsaqafah.

21
El-Afkar Vol. 9 Nomor 1, Januari-Juni 2020

paham Islam populer/toleran; (b) trend


Kesimpulan belajar agama Islam yang meningkatdi
Dengan menggunakan pendekatan kalangan Muslim millennial sesuai
ilmu ushul fiqh, geneologi paradigma dengan perintah agama untuk mencari
Islamisme di Indonesia ternyata tidak ilmu yang tergambar dari perintah
selamanya berkonotasi negatif yang jaminan perlindungan akal (hifdz al-‘aql);
bermakna radikalisme sebagaimana dan (c) trend media sosial dan elektonik
dipahami selama ini yang berakar dari yang telah mendorong lahirnya
paham Islam ideologis dan salafi, tetapi paradigma Islamisme di kalangan Muslim
paradigma Islamisme di kalangan Muslim millennialjuga sesuai dengan prinsip fiqh
millennial Indonesia ternyata juga yang mengajarkan kaidah lil al-wasail hukm
menyimpan potensi yang positif yang bisa al-maqashid yang berarti bahwa media
menjadi media dalam mengemas dan sosial dan elektronik perlu disiapkan
menyebarkan paradigma Islamisme yang sebagai usaha menyebarkan syiar agama
populer dan toleran, sehingga paradigma Islam di era millenial.
Islamisme itu perlu dibangun dari asas Implikasi dari adanya paradigma
organisasi atau ilmuwan-praktisi yang Islamisme di kalangan Muslim Millennial
memiliki basis keilmuan toleran dan telah melahirkan dampak positif dan
moderat. Sebab, jika elemen pembawa dampak negatif. Dampak positifnya
Islamisme itu berasal dari organisasi/ adalah bahwa Islamisme mendorong
praktisi yang moderat dan toleran, maka Muslim millennial untuk belalar,
produknya juga toleran dan moderat memahami dan mengamalkan ajaran
sebagaimanapaham Islamisme yang Islam secara kaffah sebagaimana paham
dikembangkan oleh ormas NU dan Islam populer (toleran) yang menjadi
Muhammadiyah. trend paling favorit bagi etos belajar
Lahirnya paradigma Islamisme di Muslim millennial yang mana hal itu
kalangan Muslim millennial terjadi karena sesungguhnya sesuai dengan prinsip
adanya tiga faktor, yakni (a) trend budaya jaminan perlindungan akal (hifdz al-’aql),
yang menjadikan generasi mellinnial tetapi dampak negatifnya adalah bahwa
semakin meningkat dalam motivasi dan dorongan belajar, memahami dan
etos beragama yang mana hal itu dilihat mengamalkan ajaran agama Islam secara
dari kajian ushul fiqh masuk kategori ‘urf kaffah yang terpapar paham radikalisme-
shahih jika Islamisme itu mengarah pada intoleran justru dapat menimbulkan sikap

22
Moh Dahlan
GENEOLOGI ISLAMISME DI KALANGAN MUSLIM MILLENIAL INDONESIA
dan perilaku intoleran sebagaimaan yang Kitab Al-Kafi Fi Fiqh Al-Imam
Ahmad Bin Hanbal.” Al Istinbath :
terjadi pada pelajar, mahasiswa dan
Jurnal Hukum Islam STAIN Curup-
sebagian masyarakat. Lebih dari itu, aksi Bengkulu.
9. Hew, Wai Weng. 2018. “The Art of
radikalisme dan peledakan bom yang
Dakwah: Social Media, Visual
dilakukan kelompok radikal bertentangan Persuasion and the Islamist
Propagation of Felix Siauw.” Indonesia
dengan prinsip perlindungan keselamatan
and the Malay World.
jiwa manusia (hifdz al-nafs). 10. Hilmy, Masdar. 2014. “Akar-Akar
Transnasionalisme Islam Hizbut
Tahrir Indonesia (HTI).” Islamica:
Referensi Jurnal Studi Keislaman.
11. Ikhwan, Munirul. 2018. “Produksi
1. Abdullah, Asman. 2018. “Radikalisasi
Wacana Islam(is) di Indonesia
Gerakan Jamaah Ansharut Tauhid
Revitalisasi Islam Publik Dan Politik
dan Pengaruh Isis Di Indonesia.”
Muslim.” in Literatur Keislaman
Jurnal Sosiologi Reflektif.
Generasi Milenial Transmisi, Apropriasi,
2. Alfons, Matius. 2018. “BIN: 41 Masjid
dan Kontestasi, edited by N. Hasan.
di Kementerian-Lembaga-BUMN
Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan
Terpapar Paham Radikal.”
Kalijaga.
News.Detik.Com.
12. Irsyad, Syamsuhadi. 2018. “Mendidik
3. Ali, As’ad Said. 2014. Al Qaeda:
Muslim Millenial Berkemajuan.”
Tinjauan Sosial-Politik, Ideologi Dan
Umm.Ac.Id.
Sepak Terjangnya. Kedua. Jakarta:
13. Iswanto, Agus. 2018. “Membaca
LP3ES.
Kecenderungan Pemikiran Islam
4. Badar, Mohamed, Masaki Nagata, and
Generasi Milenial Indonesia.”
Tiphanie Tueni. 2017. “The Radical
Harmoni.
Application of the Islamist Concept of
14. Jamal, Ridwan. 2016. “Maqashid Al-
Takfir.” in Arab Law Quarterly.
Syari’ah dan Relevansinya dalam
5. Baharom Mohamad, Ali Suradin, and
Konteks Kekinian.” Jurnal Ilmiah Al-
Za’aBa Helmi Khamisan. 2008.
Syir’ah.
“Peranan Pendidikan Islam Dan
15. Kenney, Jeffrey T. 2012. “Millennial
Pendidikan Moral Dalam Membina
Politics in Modern Egypt: Islamism
Sahsiah Pelajar Berkualiti.” Dalam
and Secular Nationalism in Context
Persidangan Pembangunan Pelajar
Peringkat Kebangsaan Universiti and Contest.” Numen.
Teknologi Malaysia. 16. MA, Zulkifli Nas. 2017. “Al-Ahkam
6. Dewi, Rizki Amelia Kurnia. 2019. Istinba? Method in the Fatwa of Yusuf
“Fenomena Hijrah Kaum Milenial.” al-Qaradhawi for the Reform of
Republika.Co.Id. Islamic Law.” International Journal of
7. Difika, Fifit. 2016. “Dakwah Melalui Science and Research (IJSR).
Instagram (Studi Analisis: Materi 17. Maddy-Weitzman, Bruce. 2015. “The
Dakwah Dalam Instagram Yusuf Rise and Fall of Al-Qaeda.” The
Mansur, Felix Siauw, Aa Gym, Arifin European Legacy.
Ilham).” Jurnal UIN Walisongo. 18. Mamdud, Rijal. 2018. “Genealogi
8. Hakim, Ihsan Nul. 2016. “Pemikiran Gerakan Ikhwan Al Muslimin Dan Al
Ushul Fiqih Ibnu Qudamah : Kajian Qaeda Di Timur Tengah.” Jurnal
Atas Beberapa Masalah Fiqih Dalam ICMES.
19. Moghadam, Assaf. 2013. “How Al

23
El-Afkar Vol. 9 Nomor 1, Januari-Juni 2020

Qaeda Innovates.” Security Studies. Sosial.” Prasetya.Ub.Ac.Id.


20. Mohd Syakir, Mohd Rosdi. 2014. 32. Putri, E.W., 2019. Zuhud Milenial
“Mencari Ekonomi Holistik: Antara Dalam Perspektif Hadis. El-Afkar:
Ekonomi Islam Dan Ekonomi Politik Jurnal Pemikiran Keislaman dan
Islam.” in Konferensi Internasional Tafsir Hadis.
Pembangunan Islami - I. 33. Rusdiyanto, Rusdiyanto, and
21. Muh Nashirudin. 2015. “Ta’lil Al- Rukmina Gonibala. 2019. “Pola
AHkam Dan Pembaruan Ushul Keberislaman Generasi Milenial
Fikih.” Ahkam. Manado Di Era Post-Truth.” Fikrah.
22. Muhamad Bari Baihaqi. 2018. 34. Rusli, Almunauwar Bin. 2018. “Nalar
“Generasi Muda Masih Minim Ushul Fiqh KH. Sahal Mahfudh
Pengetahuan Literasi Keuangan.” dalam Wacana Islam Indonesia.”
Neraca. Potret Pemikiran.
23. Müller, Franziska. 2015. “Sustainable 35. Saat, Norshahril. 2014. “Kartosuwiryo
Development Goals (SDGs).” Dan NII: Kajian Ulang Azyumardi.”
PERIPHERIE – Politik • Ökonomie • Studia Islamika.
Kultur. 36. Santoso, Budi. 2013. “Pendidikan
24. Mustakim, Muh. 2012. “Ontologi Islam.” Islamadina.
Pendidikan Islam (Hakikat 37. Shidiq, Ghofar. 1970. “Teori Maqashid
Pendidikan Dalam Perspektif Islam).” Al-Syari’ah dalam Hukum Islam.”
At-Tajdid : Jurnal Ilmu Tarbiyah. Majalah Ilmiah Sultan Agung.
25. Mutholingah, Siti. 2018. “Relevansi 38. Sholehuddin, Moh. 2011. “Metode
Pemikiran Maqashid Al-Syari’ah Ushul Fiqih Hasan Hanafi.” Journal de
Jasser Auda Terhadap Sistem Jure.
Pendidikan Islam Multidisipliner.” 39. Sofwan, Rinaldy. 2017. “Evolusi
Journal TA’LIMUNA. Jaringan Teroris Indonesia.”
26. Nuha, Mohamad Ulin. 2014. Www.Cnnindonesia.Com.
“Genealogi Dan Ideologi Gerakan 40. Sukring, Sukring. 2016. “Ideologi,
Radikal Islam Kontemporer Di Keyakinan, Doktrin dan Bid’ah
Indonesia.” Intelegensia. Khawarij: Kajian Teologi Khawarij
27. Nurhayati, Nurhayati. 2018. Zaman Modern.” Jurnal Theologia.
“Memahami Konsep Syariah, Fikih, 41. Sunesti, Yuyun, Noorhaidi Hasan,
Hukum dan Ushul Fikih.” Jurnal and Muhammad Najib Azca. 2018.
Hukum Ekonomi Syariah. “Young Salafi-Niqabi and
28. Osman, Mohamed Nawab Mohamed. Hijrah:Agency and Identity
2010a. “Reviving the Caliphate in the Negotiation.” Indonesian Journal of
Nusantara: Hizbut Tahrir Indonesia’s Islam and Muslim Societies.
Mobilization Strategy and Its Impact 42. Supaat, and Salmah Fa’atin. 2019.
in Indonesia.” Terrorism and Political “The Muslim Millennial Family
Violence. Typology: The Role of Muslim Family
29. Osman, Mohamed Nawab Mohamed. Circumflex Model to Avoid Parents’
2010b. “The Transnational Network of Violent Behavior against Children in
Hizbut Tahrir Indonesia.” South East Indonesia.” Indonesian Journal of Islam
Asia Research. and Muslim Societies.
30. Ovier, Asni. 2017. “23,4% Mahasiswa 43. Syafrin, Nirwan. 2009. “Konstruk
Dan Pelajar Terpapar Paham Epistemologi Islam: Telaah Bidang
Radikal.” Www.Beritasatu.Com. Fiqh Dan Ushul Fiqh.” Tsaqafah.
31. prasetya.ub.ac.id. 2012. “Genealogi : 44. Syarif, Mujar Ibnu. 2016. “Spirit
Perspektif Segar Dalam Penelitian Piagam Jakarta Dalam Undang-

24
Moh Dahlan
GENEOLOGI ISLAMISME DI KALANGAN MUSLIM MILLENIAL INDONESIA
Undang Dasar 1945.” Jurnal Cita
Hukum.
45. www.bbc.com. 2014. “Syria Iraq: The
Islamic State Militant Group.”
Www.Bbc.Com.
46. Www.beritasatu.com. 2014. “As’ad
Said Ali Luncurkan Buku Soal Al
Qaeda.” Www.Beritasatu.Com.
47. Zahrah, Muhammad Abu. 1997. Ushul
Fiqih. 4th ed. edited by M. Ashari.
Jakarta: Pustaka Firdaus.
48. Zulhazmi, Abraham Zakky, and Dewi
Ayu Sri Hastuti. 2018. “Da’wa,
Muslim Millennials and Social
Media.” Lentera.

25

You might also like