You are on page 1of 8

LEMBAR JAWAB UAS THE

MANAJEMEN EKMA 4116

NAMA : ADE RIZKI SUMIHARJO

NIM : 049358744

1.
a) Seperti halnya perkembangan ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia,
perkembangan teori motivasi juga berjalan seiring, karena memang teori motivasi
adalah bagian dari ilmu MSDM. Oleh karenanya pendekatan teori motivasi
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu manajemen secara umum yang diterapkan oleh
PT X adalah pendekatan Pendekatan Hubungan Manusiawi.
Pendekatan Hubungan Manusiawi, karena pendekatan tradisional lama kelamaan
kurang bisa diterima maka Elton Mayo mengharapkan manajer memotivasi
karyawan dengan mengakui kebutuhan sosialnya dan dengan membuat karyawan
merasa penting dan berguna. Perhatian lebih besar diberikan kepada organisasi
informal, tetapi meskipun demikian karyawan tetap diharapkan mau menerima
kondisi kerja yang telah diciptakan manajer. Dalam hal ini dijelaskan oleh Victor H.
Vroom (1973) mengatakan bahwa seorang karyawan dimotivasi untuk berusaha
keras bila ia meyakini akan dinilai baik, dan penilaian itu mengantarkannya pada
imbalan organisasional seperti bonus, kenaikan gaji, promosi atau lain-lain imbalan
yang dapat memuaskan tujuan pribadinya. Oleh karena itu teori ini memusatkan pada
3 hubungan yaitu: hubungan upaya-kinerja, hubungan kinerja-imbalan, hubungan
imbalan-tujuan pribadi. Seperti terlihat dalam gambar 9.3. Nadler dan Lawler, dalam
Stoner (1996, 147-148) mengajukan 4 asumsi dasar bagi teori pengharapan ini, yaitu:
a) tingkah laku ditentukan oleh kombinasi faktor-faktor dalam individu dan faktor-
faktor dalam lingkungan, b) individu secara sadar membuat keputusan mengenai
tingkah laku mereka dalam organisasi, c) individu mempunyai kebutuhan, keinginan,
dan sasaran berbeda, d) individu memilih diantara alternatif tingkah laku atas dasar
harapan mereka bahwa suatu tingkah laku akan menghasilkan yang
diinginkannya.Teori harapan membantu menjelaskan mengapa banyak sekali pekerja
tidak termotivasi pada pekerjaan mereka dan semata-mata melakukan yang minimum
(jawa: sakmadyo) untuk menyelamatkan diri. Karyawan akan termotivasi bila
karyawan melihat kombinasi yang menguntungkan mengenai apa yang penting bagi
mereka dan apa yang mereka harapkan dan apa imbalan atas upayanya itu, dan oleh
karenanya karyawan akan mengambil langkah yang sesuai.
Saat karyawan sudah merasa dihargai dalam pekerjaannya maka hal yang mjd
tanggungjawabnya akan dilaksanakan dengan baik seperti halnya meningkatkan
kreatifitas marketing sehingga hal ini bisa meningkatkan nilai penjualan atau
keuntungan bagi perusaahan tempat mereka bekerja.
Hubungan antara pendekatan hubungan kemanusiaan para karyawan ini dinilai dari
“Rahasia memotivasi marketing di PT. X ini, kami membuat karyawan nyaman
dalam memberikan masukan, mengadakan lomba presentasi marketing properti
untuk karyawan kami, lomba inovasi kreatifitas marketing digital dan hal lainnya.”
Sehingga ada peningkatan rasa percaya diri, rasa ingin perkembangan, yang mana
berdampak signifikan pada penjualan dan perkembangan PT X.

b)  Partisipasi Karyawan

PT X mengakui pentingnya memberikan partisipasi kepada karyawan dalam


kemajuan perusahaan. Mereka percaya bahwa melibatkan karyawan dalam proses
pengambilan keputusan dan memberikan tanggung jawab yang relevan akan
meningkatkan motivasi mereka. Karyawan akan merasa memiliki peran penting
dalam perusahaan dan merasa dihargai, sehingga mendorong mereka untuk
berkinerja tinggi.

c) Teori pengharapan (atau teori motivasi pengharapan) mengusulkan seorang individu


akan berperilaku atau bertindak dengan cara tertentu karena mereka termotivasi
untuk memilih perilaku tertentu atau perilaku lain karena hasil yang mereka harapkan
adalah perilaku yang akan dipilih. Pada dasarnya motivasi pemilihan perilaku
ditentukan oleh keinginan hasilnya. Teori pengharapan memiliki tiga komponen
yaitu pengharapan, instrumentality dan valensi.

Pengharapan: usaha (effort) → kinerja (performance) (E→P)


Harapan adalah keyakinan bahwa upaya seseorang € akan menghasilkan pencapaian
kinerja yang diinginkan (P).

1. Self efficacy

Keyakinan seseorang tentang kemampuan mereka untuk berhasil melakukan


perilaku tertentu. Individu akan menilai apakah mereka telah memiliki
keterampilan atau pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan mereka.

2. Goal difficulty

Ketika tujuan ditetapkan terlalu tinggi atau kinerja harapan yang dibuat terlalu
sulit. Ini kemungkinan besar akan menyebabkan harapan rendah. Hal ini terjadi
ketika individu percaya bahwa hasil yang diinginkan tidak tercapai.
3. Perceived control

Individu harus percaya bahwa mereka memiliki beberapa tingkat control atas
hasil yang diharapkan. Ketika individu merasa bahwa hasilnya adlaah di luar
kemampuan mereka untuk mempengaruhi, harapan dan dengan demikian
motivasi, rendah.

Instrumentality: kinerja (performance) → hasil (outcome) (P→O)


Instrumentality adalah keyakinan bahwa seseorang akan menerima upah jika
ekspektasi kinerja terpenuhi. Reward ini dapat hadir sendiri dalam bentuk kenaikan
gaji, promosi, pengakuan atau prestasi. Instrumentality rendah ketika reward adalah
sama untuk semua kinerja yang diberikan.Cara lain hasil instrumentality bekerja
adalah komisi. Dengan kinerja komisi secara langsung berkorelasi dengan hasil
(berapa banyak uang dihasilkan). Jika kinerja tinggi dan banyak barang yang dijual
semakin banyak uang yang akan dihasilkan.Faktor yang terkait dengan
instrumentality individu untuk hasil adalah kepercayaan, kontrol dan kebijakan:

o Mempercayai orang-orang yang akan memutuskan siapa mendapat hasil apa,


berdasarkan kinerja.
o Pengendalian bagaiman keputusan dibuat, siapa mendapat apa hasilnya.
o Kebijakan pemahaman tentang korelasi antara kinerja dan hasil.

Valence: V (R) hasil (outcome) → reward

Valence: nilai suatu individu ditempaykan pada imbalan dari hasil, yang didasarkan
pada kebutuhan mereka, tujuan, nilai-nilai dan sumber motivasi. Faktor-faktor yang
berpengaruh termasuk nilai-nilai, kebutuhan, tujuan, preferensi seseorang dan sumber
yang memperkuat motivasi mereka untuk hasil tertentu. Valence ditandai dengan
sejauh mana seseorang menghargai hasil atau imbalan yang diberikan.

2.
a) Konsep yang digunakan oleh pelaku UMKM C adalah konsinya.
Konsinyasi merupakan salah satu bentuk kerjasama dalam penjualan produk
yang dilakukan oleh pemilik barang dengan pemilik toko, pedagang maupun
penyalur. Sistem kerjasama penjualan ini, pemilik barang menitipkan barang
dagangannya kepada pemilik toko, pedagang maupun penyalur untuk dijual.
Sistem kerjasama ini melibatkan kedua belah pihak yang saling berhubungan
dalam perjanjian penjualan barang. Dimana dalam hal ini salah satu pihak
merupakan pemilik barang dan pihak lainnya merupakan penjual. Pemilik
barang yang menitipkan barang dagangan disebut dengan konsinyor.
Sedangkan pedagang yang menerima barang titipan untuk dijual disebut
konsinyi. Barang yang dititipkan disebut dengan barang konsinyasi.
Selain itu konsep kedua adalah pemanfaatan teknologi spt yang dijelaskan
dalam studi kasus yaitu Whaatsapp. Semakin canggihnya teknologi di era saat
ini menandai bahwa zaman semakinberkembang. Dengan berada di era digital
banyak memberi peluang dalam bidang ekonomi kewirausahaan. Menurut
(Dedi Purwana, Rahmi, & Aditya, 2017) yang menjadi indikator dunia bisnis
ketika memasuki dunia digital adalah adanya kenaikan pengeluaran iklan
digital, orang- orang cenderung memakai gadget dengan intensitas tinggi
sebab adanya kemudahan akses berbagai informasi dalam berbagai konten
internet, sistem infrastruktur telekomunikasi yang semakin baik dan
menghadirkan peluang bagi individu untuk mengumpulkan, memproses, dan
saling bertukar informasi untuk mempermudah aktivitas bisnis.
b) Kontrak kerja (Hak & Kewajiban konsinyi)
• Hak konsinyi :
1. Berhak memperoleh penggantian biaya dan imbalan penjualan
2. Berhak menawarkan garansi atas barang tersebut
• Kewajiban Konsinyi:
1. Harus melindungi barang konsinyasi
2. Harus menjual barang konsinyasi
3. Harus memisahkan secara fisik barang konsinyasi dengan barang dagangan
lainnya
4. Mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan penjualan barang
konsinyasi

Terdapat 4 hal yang merupakan ciri dari transaksi konsinyasi yaitu :


1. Barang komisioner harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat,
karena hak untuk barang masih berada pada pengamanat
2. Pengiriman barang konsinyasi tidak menimbulkan pendapatan bagi
pengamanat dan sebaliknya
3. Pihak pengamanat bertanggung jawab terhadap semua biaya yang
berhubungan dengan barang konsinyasi kecuali ada ketentuan lain
4. Komisioner dalam batas kemampuannya harus mengikuti kewajiban yang
ada
Selain itu sbg penjual kita harus :

1. Memilih Penjual yang Tepat

Produsen maupun distributor produk diminta untuk lebih selektif dalam


memilih penjual yang diajak untuk menerapkan konsinyasi. Penjual yang
dipilih harus memiliki power yang bisa mendorong penjualan barang
titipan terus meningkat. Adapun kriteria yang bisa dilihat, seperti toko
laris, lokasi toko dan sebagainya.

2. Menerapkan Promo

Salah satu cara yang bisa digunakan untuk menarik banyak pelanggan
supaya membeli barang Anda adalah menawarkan promo menarik. Hal ini
memungkinkan pembeli untuk datang kembali dan menjadi pelanggan
tetap. Adanya promo maka harga jual barang menjadi lebih murah. Promo
yang ditawarkan, seperti potongan harga atau diskon.

3. Menawarkan Mekanisme Kerjasama yang Menarik

Supaya pemilik toko banyak yang tertarik untuk menjual barang atau
memasarkan barang Anda sebaiknya menawarkan mekanisme kerjasama
yang menarik. Mekanisme kerjasama tersebut seperti sistem bagi hasil dan
mempersiapkan insentif tambahan apabila penyalur bisa menjual dalam
jumlah barang tertentu.

4. Memperbanyak Jumlah Toko Penyalur untuk Diajak Kerjasama

Untuk memperluas pasar dan meningkatkan jumlah penjualan konsinyasi


berarti harus memperbanyak jumlah toko yang diajak kerjasama. Semakin
banyak kerjasama yang terjalin maka barang dagangan akan menjangkau
banyak konsumen. Tentu ini akan membuat omset penjualan semakin
besar. Banyaknya toko yang diajak kerjasama berbanding lurus dengan
kapasitas produksi yang dibutuhkan. Maka dari itu, dibutuhkan
perhitungan yang cermat atas stok barang supaya tidak menjadi beban
biaya produksi.

5. Memanfaatkan Momen yang Tepat untuk Menjual Barang

Suksesnya bisnis yang dijalankan tidak terlepas momentum yang tepat


dalam menjual barang. Momentum yang tepat juga memungkinkan Anda
untuk mendapatkan omset yang besar Terlebih jika didukung dengan
promosi menarik kepada partner toko konsinyasi. Menitipkan barang
kepada pihak lain tidak bisa dilakukan begitu saja karena harus lebih dulu
ada perjanjian konsinyasi dan dilanjutkan dengan mengirim barang. Pada
dasarnya, konsinyasi pihak pemilik barang dan penjual harus saling
menguntungkan. Jika Anda masih bingung dalam membuat perjanjian
tersebut maka bisa meminta bantuan dari Legistra. Dengan profesionalisme
dan pengalaman yang dimiliki oleh Legistra, perjanjian konsinyasi yang
dibuat bisa menguntungkan kedua belah pihak dan bisa dijalankan secara
optimal untuk kebutuhan usaha.

c) Keuntungan dalam Konsinyasi

1. Pemilik barang (penguasa) bisa lebih fokus dalam mengelola kualitas


produk
2. Produk bisa dipasarkan lebih luas pada toko-toko yang sudah memiliki
pelanggan tetap
3. Pengusaha tidak perlu mengurus prosesi transaksi kepada konsumen
4. Produk menjadi lebih mudah dijual tanpa perlu mengeluarkan banyak
uang

Kerugian dalam Konsinyasi

Bagi pemilik produk kekurangan dalam konsinyasi adalah sebagai berikut :

1. Resiko kerugian

Adapun risiko kerugian yang dimaksud disebabkan jika salah dalam


pemilihan penjual. Jika penjual yang Anda pilih tidak menjual produk dengan
baik atau produk yang ada lakunya sangat lama maka Anda dapat mengalami
kerugian. Jika penjual yang Anda pilih tidak menjual produk dengan baik
atau produk yang ada lakunya sangat lama maka Anda dapat mengalami
kerugian. Oleh karena itu, Anda juga harus memastikan penjual atau penyalur
atau pihak consignee merupakan penjual yang baik dan dapat diandalkan.

2. Promosi tidak sesuai

Karena pihak pemilik produk tidak melakukan penjualannya secara langsung,


maka ada kemungkinan jika promosi yang dilakukan oleh penjual tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Ya hal ini wajar jika Anda menitipkan produk
kepada toko-toko kelontong, biasanya mereka tidak akan mempromosikan
produk Anda. Untuk mengatasi hal ini, Anda dapat menempatkan SPG di
supermarket atau mall. Sementara untuk toko kelontong, dapat Anda berikan
tawaran fee atau bonus yang menarik.
3. Uang tidak dapat langsung diterima

Kelemahan terakhir dari penjualan konsinyasi bagi pemilik produk adalah


pembayaran yang tidak langsung atau uang tidak dapat langsung diterima
setelah produk terjual. Hal ini karena sistem pembayaran yang ada mengikuti
sistem pembayaran dari penjual biasanya per minggu atau per bulan,
tergantung dengan apa yang sudah disepakati dalam purchase order.

3.a). menurut saya dari studi kasus itu, fungsi management yang dilaksanakan adalah : 
Pengarahan: Pada jenis ini, manajemen perlu mempersiapkan pekerjanya agar bisa
melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan prioritas. Oleh sebab itu, sosialisasi mengenai
tupoksi masing-masing perlu dilakukan agar tidak saling tumpang tindih.

 Pengawasan: Dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen diperlukan pengawasan untuk


memastikan pekerjaan selesai tepat waktu dan prosesnya sesuai dengan standar yang ada.
 Koordinasi: Dilakukan dengan berinteraksi dengan orang yang terlibat dengan perusahaan
baik secara langsung atau tidak langsung. Tujuan adanya fungsi ini untuk membuat persaingan
internal perusahaan menjadi lebih sehat dan produktif.
 Pelaporan: bertugas dalam mendokumentasikan semua kemajuan yang diperoleh dari
perusahaan yang nantinya bisa dinilai bersama (evaluasi). Fungsinya yaitu dapat meningkatkan
apa yang perlu ditingkatkan dan memperbaiki apa yang salah.
b). Audit Keuangan atau lebih tepat disebut sebagai Audit laporan keuangan pemeriksaan
yang dilakukan oleh akuntan publik mengenai penilaian atas laporan keuangan suatu perusahaan
atau badan hukum lainnya (termasuk pemerintah) apakah telah disajikan sesuai dengan
peraturan atau prinsip akuntansi yang berlaku umum sehingga dapat dihasilkan pendapat yang
independen tentang laporan keuangan yang relevan, akurat, lengkap, dan disajikan secara wajar.
Audit keuangan biasanya dilakukan oleh firma-firma akuntan karena pengetahuannya akan
laporan keuangan.
Audit kecurangan adalah proses di mana auditor mencari bukti kecurangan dalam laporan
keuangan suatu perusahaan atau dalam operasionalnya. Ini biasanya dilakukan sebagai
bagian dari audit keuangan rutin, tetapi juga dapat dilakukan sebagai bagian dari investigasi
khusus jika ada dugaan kecurangan.
Audit IT adalah suatu proses kontrol pengujian terhadap infrastruktur teknologi informasi
dimana berhubungan dengan masalah audit finansial dan audit internal.
Teknik audit pada dasarnya merupakan cara-cara yang ditempuh auditor untuk memperoleh
pembuktian dalam membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang
seharusnya. Teknik audit erat hubungannya dengan prosedur audit, dimana teknik-teknik audit
digunakan dalam suatu prosedur audit untuk mencapai tujuan audit.
 Analisis.
 Observasi/pengamatan (peninjauan objek secara hati-hati)
 Permintaan informasi.
 Evaluasi.
 Investigasi.
 Verifikasi (pengujian secara rinci)
 Cek (menguji kebenaran)

c). Manajemen sangat diperlukan untuk kebutuhan pribadi maupun bisnis. Manajemen bisa
membuat bisnis menjadi lebih berkembang karena dijalankan secara struktural dan prosedural.
Dengan demikian, proses manajemen akan membantu Anda dalam menetapkan keputusan atau
kebijakan yang baik. Manajemen dibutuhkan utnuk menjaga keseimbangan antara tujuan-
tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiaan yang saling bertentangan dari pihak-pihak
yang berkepentingan dalam organisasi. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja
organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Perencanaan atau planning dilakukan
agar dapat membantu seseorang atau sebuah organisasi untuk menjalankan tugas secara
sistematis serta mencapai target yang diinginkan. Manfaat perencanaan sendiri dapat
membantu mengurangi ketidakpastian yang terjadi.

You might also like