You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tadashi Maeda diketahui memiliki hubungan baik dengan beberapa tokoh

pergerakan kemerdekaan Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki

Hajar Dewantara. Selain itu, Laksamana Tadashi Maeda juga dikenal sebagai salah

satu pengarang “Dokumen Djawa” yang berisi permintaan kemerdekaan Indonesia

kepada pemerintah Jepang. Dokumen ini memberikan dasar bagi pemerintah Jepang

untuk memberikan pengakuan atas kemerdekaan Indonesia dan memfasilitasi proses

kemerdekaan Indonesia setelah kekalahan Jepang pada Perang Dunia II. Namun,

peran Laksamana Tadashi Maeda dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia masih

menjadi topik yang kontroversial dan terus diperdebatkan oleh sejarawan. 1 Revolusi

pemuda pendudukan Jepang dan perlawanan di Jawa pada tahun 1944-1946 periode

penting dalam sejarah Indonesia yang terkait dengan perang dunia kedua. Pada tahun

1942, Jepang menduduki Indonesia dan menjajah sebagai bagian dari wilayah Perang

Asia Timur Raya. Namun, pada tahun 1945, ketika Jepang mulai melemah dalam

perang, terjadi pergerakan kemerdekaan di Indonesia. Pemuda Indonesia yang

dipengaruhi oleh semangat kemerdekaan mulai aktif terlibat dalam perlawanan

terhadap pendudukan Jepang dan mencoba mengambil alih kendali. Setelah

proklamasi kemerdekaan, terjadi pertempuran dan perjuangan antara pemuda


1
Benedict Anderson. Revoloesi Pemoeda Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa
1944-1946. (Majinkiri. Cetakan I, Tangerang Selatan, 2018), p. 30

1
2

Indonesia dan tentara Jepang. Perlawanan ini menccapai puncaknya dengan serangan

besar-besaran yang dikenal sebagai “Serangan Umum 10 November 1945” di

surabaya, yang merupakan salah satu konflik paling berdarah selama periode ini.2

Laksamana Tadashi Maeda lahir di kota Kajiki, prefektur Kagoshima Jepang

pada tanggal 3 Maret 1898 dan wafat pada tanggal 13 Desember 1977. Ayah Tadashi

Maeda merupakan seorang kepala sekolah di Kajiki dan keluarganya merupakan

keturunan kelas samurai. Tadashi Maeda masuk akademik Angkatan Laut Jepang

saat usianya 18 tahun. Di akademik tersebut, Tadashi Maeda mengambil spesialisasi

navigasi, dan pada tahun 1930 Tadashi Maeda telah berpangkat letnan satu dalam

Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Di dalam Angkatan Laut Jepang, Tadashi Maeda

awalnya merupakan staf khusus seksi urusan Eropa selama satu setengah tahun,

sebelum ditugaskan ke Markas Al Ominato pada tahun 1932 dan 1934. Tadashi

Maeda berspesialisasi dalam hal-hal yang terkait dengan Jerman. Istrinya meninggal

selama penugasan Tadashi Maeda, dan sepanjang sisa hidupnya Tadashi Maeda tetap

seorang duda.3

Laksamana Tadashi Maeda juga ikut berperan dalam serangan umum 10

November 1945 Laksamana Tadashi Maeda memainkan peran penting dalam

serangan umum 10 November 1945, yang juga dikenal sebagai “pertempuran lima

hari” di Surabaya Indonesia. Perannya adalah sebagai komandan pasukan Jepang

2
Vickers, Adrian. Sejarah Indonesia modern (Yogyakarta : cetakan I, Insan Madani, 2011),
p. 12
3
Widhana, Dieqy Hasbi. Laksamana Maeda Dalam Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, 2022. Vol. 12 No. 2, p. 7
3

yang berusaha merebut kembali kendali atas kota Surabaya dari pihak Indonesia yang

telah memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Dalam peristiwa

ini, Tadashi Maeda memimpin pasukan Jepang yang mencoba untuk memulihkan

kendali Jepang atas wilayah tersebut. Ini mengakibatkan bentrokan sengit antara

pasukan Jepang dan pihak Indonesia yang berjuang untuk meraih kemerdekaan

mereka. Pertempuran tersebut berlangsung dari 10 November 1945 hingga 15

November 1945 dan merupakan salah satu pertempuran terbesar dalam sejarah

perjuangan kemerdekaan Indonesia. Meskipun upaya Jepang untuk merebut kembali

Surabaya gagal, peristiwa ini menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan yang

signifikan. Serangan umum 10 November 1945 di Surabaya adalah momen penting

dalam sejarah Indonesia yang menunjukkan kuat rakyat Indonesia untuk

mempertahankan kemerdekaan mereka, dan juga menandai awal pengakhiran

kekuasaan jepang di Indonesia.4

Tadashi Maeda ditunjuk menjadi ajudan Laksamana Muda Sonosuke

Kobayashi, dan menemaninya ke Britania Raya sebagai bagian kontingen perwakilan

Jepang ke koronasi Raja George VI. Pada tahun 1940, Tadashi Maeda ditunjuk

menjadi kedutaan Angkatan Laut untuk Belanda, dan setelah Jerman Nazi menyerbu

Norwegia dan Denmark, Tadashi Maeda memperingatkan pemerintah Belanda

bahwa Jerman akan menyerbu Belanda selanjutnya. Pada bulan Oktober 1940,

Tadashi Maeda ditugaskan ke Indonesia (saat itu masih Hindia Belanda) untuk

4
Sutherland, Heather. Surabaya, City of work socioeconomic history, 1900-2000
4

menegosiasikan perjanjian dagang dengan pemerintah kolonial, terutama untuk

membeli minyak untuk Jepang. Selain perdagangan, Tadashi Maeda juga ditugaskan

membangun jaringan mata-mata di Indonesia, dengan bantuan warga Jepang sipil

seperti Shigetada Nishijima. Tadashi Maeda dipanggil kembali ke Jepang

pertengahan 1941, dimana ia kembali bekerja di seksi urusan Eropa. Saat Jepang

menyerbu Hindia Belanda, Tadashi Maeda ditugaskan untuk mengatur operasi-

operasi Angkatan Laut di wilayah Irian Jaya. Setelah invasi usai dan pemerintah

kolonial Belanda jatuh, Tadashi Maeda ditugaskan ke Batavia/Jakarta sebagai

penghubung antara Angkatan Laut Jepang dan Angkatan darat ke-16 Jepang.

Sepanjang masa Jepang, Tadashi Maeda mengijinkan kapal selam Jerman Nazi untuk

beroperasi dan transit di pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Sesuai diutarakannya

janji Koiso yang menjanjikan kemerdekaan Indonesia oleh perdana menteri Jepang

Kuniaki Koiso.5

Tadashi Maeda membentuk Asrama Indonesia Merdeka pada Bulan Oktober

1944, maksud asrama ini adalah untuk menciptakan pemimpin-pemimpin untuk

negara Indonesia yang merdeka. Setelah Jepang dibom atom Sekutu padatanggal 6

dan 9 Agustus 1945, kekalahan Jepang semakin dekat. Hal ini membangkitkan

semangat pemuda Indonesia untuk segera mencapai kemerdekaan. Pada tanggal 12

Agustus 1945, tiga tokoh Indonesia yakni soekarno, Mohammad Hatta, dan

Radjirman Wedyodiningrat dipanggil oleh palima Tertinggi Jepang di Asia

5
Ahmad Soebardjo. Lahirnya Republik Indonesia. 1970. Jakarta Times. Jakarta p. 11
5

Tenggara, Marsekal Terauchi di markas besarnya di Dalat (sekarang Ho Chi Minh) di

Vietnam. Dalam pertemuan itu, Marsekal Terauchi berjanji akan memberi bangsa

Indonesia kemerdekaan pada tanggal 24 Agustus. Pada tanggal 15 Agustus 1945,

Radio asia Raya mengumumkan kekalahan Jepang. Kaisar Jepang, Hirohito

menyerah kepada Sekutu. Berita ini kemudian tersebar luas di seluruh kalangan

pemuda dan rakyat Indonesia. Mereka ingin pelaksanaan kemerdekaan dilakukan

secepat mungkin. Mereka itulah yang termasuk golongan muda. Tetapi disisi lain,

golongan tua ingin agar kemerdekaan dilaksanakan sesuai janji Jepang agar

menghindari adanya pertumpahan darah. Akhirnya pada tanggal 16 Agustus 1945,

golongan muda seperti Sukarni dan Chaerul Saleh menculik Soekarno dan

Muhammad hatta ke Rengasdengklok dan mendesak mereka segera membacakan

proklamasi. Setelah melalui pembicaraan yang panjang, akhirnya semua setuju

proklamasi dibacakan diluar janji Jepang yakni 25 Agustus 1945. Di hari yang sama,

para pemuda mengantarkan Soekarno dan Mohammad Hatta kembali ke Jakarta

untuk segera merumuskan naskah proklamasi. Namun ketika tiba dari

Rengasdengklok ke Jakarta, hari sudah larut. Pada pukul 22.00, rombongan tiba di

Hotel Des Indes. Mereka akan memesan ruangan untuk dijadikan tempat

merumuskan naskah proklamasi. Sayangnya tempat itu sudah tutup. Para pemuda

tidak kehabisan akal. Mereka lalu menghubungi seorang perwira Angkatan Laut
6

Kekaisaran Jepang yang bersimpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia,

Laksamana Tadashi Maeda.6

Laksamana Tadashi Maeda pun mengizinkan rumahnya, yang beralamat di

Jalan Imam Bonjol no. 1 untuk dijadikan tempat perumusan naskah proklamasi dan

menjamin keamanan selama rapat karena Tadashi Maeda merupakan Kepala

Perwakilan Kaigun (Angkatan Laut Kekaisaran Jepang) sehingga rumahnya

merupakan extraterritorial dan harus dihormati oleh Rikugun (Angkatan Darat

Kekaisaran Jepang/Kempetai) maka rumah Tadashi Maeda dianggap aman. Rumah

Tadashi Maeda tersebut jini berubah menjadi Museum Perumusan Naskah

Proklamasi. Tadashi Maeda adalah seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran

Jepang di Hindia Belanda pada masa Perang Pasifik. Selama pendudukan Indonesia

di bawah Jepang, Tadashi Maeda menjabat sebagai Kepala Penghubung Angkatan

Laut dan Angkatan darat Tentara Kekaisaran Jepang yang memimpin divisi militer di

Indonesia selama masa penjajahan Jepang. Laksamana Muda Tadashi Maeda

memiliki peran yang cukup penting dalam kemerdekaan Indonesia dengan

mempersilahkan kediamannya yang berada di Jl. Imam Bonjol, No 1, Jakarta Pusat

sebagai tempat penyusunan naskah proklamasi oleh soekarno, Mohammad hatta dan

Achmad Soebardjo, ditambah sang juru ketik Sayuti Melik. Meskipun Tadashi

Maeda adalah bagian dari pasukan pendudukan jepang, Laksamana Tadashi Maeda

diyakini memiliki peran penting dalam membantu gerakan kemerdekaan Indonesia.

6
Mochtar Pabottinggi. Pemberontakan Indonesia di Masa Pendudukan Jepang. (Yayasan
Obor Indonesia, 1988), p. 3
7

Beberapa cacatan sejarah menunjukkan bahwa Laksamana Tadashi Maeda berusaha

memahami keinginan rakyat Indonesia untuk merdeka dan berupaya untuk

memfasilitasi perjuangan kemerdekaan Indonesia.7

Laksamana Tadashi Maeda dalam membantu perjuangan kemerdekaan

Indonesia tahun 1942-1945 berfokus pada peran yang dimainkan oleh Laksamana

Tadashi Maeda dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tujuannya

untuk mengungkap kontribusi, hubungan, atau tindakan yang dilakukan oleh

Laksamana Tadashi Maeda dalam konteks perjuangan kemerdekaan Indonesia, serta

bagaimana kontribusinya mempengaruhi jalannya peristiwa sejarah perjuangan

kemerdekaan Indonesia pada tahun 1942-1945.8

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk

mengkaji “Peranan Laksamana Tadashi Maeda Dalam Membantu Perjuangan

Kemerdekaan Indonesia Tahun (1942-1945)” mengingat Tadashi Maeda

merupakan salah seorang perwira Laksamana Angkatan Laut dan memiliki peranan

dalam membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia, bersimpati terhadap

kemerdekaan Indonesia, agar masyarakat luas bisa mengetahui tentang hal ini.

B. Rumusan Masalah

7
Syamsul Dwi maarif. Laksamana Maeda Dalam Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia. Tirto.id, 2022
8
Benedict Anderson. Revoloesi Pemoeda Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa
1944-1946. (Majinkiri. Cetakan I, Tangerang Selatan, 2018), p. 30
8

Berdasarkan dari uraian dan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut,

maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Sejarah Penjajahan Jepang Di Indonesia?

2. Bagaimana Peran Strategis Laksamana Tadashi Maeda Pada Masa

Pendudukan Indonesia?

3. Bagaimana Sumbangsih Laksamana Tadashi Maeda Terhadap Perjuangan

Kemerdekaan Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah terwujudnya deskripsi yang dapat

menjelaskan tentang :

1. Untuk mengetahui Sejarah Penjajahan Jepang Di Indonesia

2. Untuk mengetahui Peran Strategis Laksamana Tadashi Maeda Pada Masa

Pendudukan Indonesia

3. Untuk mengetahui Sumbangsih Laksamana Tadashi Maeda Terhadap

Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

D. Tinjauan Pustaka

Menurut Bonnie Triyana,9 seorang sejarawan, keterlibatan Laksamana

Tadashi Maeda di rumahnya dengan para tokoh kemerdekaan sempat disembunyikan

selama beberapa tahun setelah proklamasi 1945. Jasa besar Laksamana Muda

9
Jerome Wirawan, “Siapa Laksamana Maeda, Perwira Jepang Yang Disebut Berperan
Dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,” BBC News indonesia. 14 Agustus 2022
9

Tadashi Maeda ternyata tidak dapat diapresiasi baik oleh pihak di luar Indonesia

termasuk negara asalnya sendiri. Setahun setelah kemerdekaan Indonesia,

Laksamana Muda Tadashi Maeda menerima penahanan atas tuduhan telah membantu

kemerdekaan Indonesia. Laksamana Tadashi Maeda harus menanggung konsekuensi

berat setelah mengizinkan rumahnya sebagai tempat perumusan naskah proklamasi.

Saat Inggris datang pada September 1945, Laksamana Tadashi Maeda dan stafnya,

Shigetada Nishijima, ditangkap dan dimasukkan ke penjara Glodok dan rutan

Salemba.10

Dalam wawancara dengan Basyral Hamidy Harahap yang dituangkan dalam

buku berjudul, Kisah Istimewa Bung Karno,11 Nishijima membeberkan kisahnya di

dalam penjara dengan Laksamana Tadashi Maeda. Dia dipaksa mengaku oleh

Belanda untuk mencap Republik Indonesia merupakan bikinan Jepang. Sebab dalam

tanggal naskah proklamasi tertulis ’05 berdasarkan tahun Jepang, bukan ’45.

Nishijima mengatakan, walau dirinya disiksa sampai buang air kecil berdarah, dia

tetap tidak mengaku. Sedangkan Maeda berhasil membantah dengan argumen bahwa

mana mungkin ia bisa menggerakkan seluruh rakyat Indonesia untuk menyatakan

kemerdekaan. Dengan pembelaan itu, Laksamana Tadashi Maeda dibebaskan serta

diperbolehkan pulang ke kampung halamannya. Setelah dipulangkan ke Jepang,

Laksamaan Tadashi Maeda mengundurkan diri dari angkatan laut Jepang dan

menjadi rakyat biasa, ia bahkan tidak memiliki tunjangan pensiun.


10
Benedict Anderson. Revoloesi Pemoeda Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa
1944-1946. (Majinkiri. Cetakan I, Tangerang Selatan, 2018), p. 34
11
Asvi Warman Adam. Kisah Istimewa Bung Karno. Jakarta: Buku Kompas, 2010
10

Peran Laksamana Tadashi Maeda dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia

terkait dengan upaya untuk memahami dan memfasilitasi keinginan kemerdekaan

bangsa Indonesia di bawah penjajahan Jepang. Meskipun masih menjadi subjek

perdebatan, beberapa catatan sejarah menunjukkan peran yang dimainkan oleh

Laksamana Tadashi Maeda dalam konteks tersebut. Berikut ini adalah beberapa

peran yang dikaitkan dengan Laksamana Tadashi Maeda:12

1. Memahami keinginan kemerdekaan, Laksamana Tadashi Maeda diyakini

telah berusaha memahami aspirasi dan keinginan kemerdekaan rakyat

Indonesia. Laksamana Tadashi Maeda secara pribadi berinteraksi dengan

pemimpin pergerakan kemerdekaan seperti Soekarno dan Mohammad Hatta,

serta mengamati semangat perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajahan.

2. Dokumen Djawa, Laksamana Tadashi Maeda terlibat dalam penulisan dan

penyusunan Dokumen Djawa, sebuah dokumen yang berisi permintaan

kemerdekaan Indonesia kepada pemerintah Jepang. Dokumen ini

disampaikan kepada pemerintah Jepang pada bulan Agustus 1945 dan

menjadi dasar bagi pengakuan Jepang terhadap kemerdekaan Indonesia.

3. Pengakuan kemerdekaan, Laksamana Tadashi Maeda memiliki pengaruh

penting dalam membantu pemerintah Jepang mengakui kemerdekaan

Indonesia setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Laksamana

12
Benedict Anderson. Revoloesi Pemoeda Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa
1944-1946. (Majinkiri. Cetakan I, Tangerang Selatan, 2018), p. 38
11

Tadashi Maeda membantu dalam proses pengorganisasian dan pelaksanaan

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

4. Perlindungan terhadap pemimpin kemerdekaan, Laksamana Tadashi Maeda

diketahui telah memberikan perlindungan terhadap pemimpin kemerdekaan

Indonesia seperti Soekarno dan Mohammad Hatta dari intervensi pihak

Jepang yang Pro-Belanda yang berusaha untuk menangkap mereka.

E. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran yakni jalan pikiran menurut kerangka logis berfungsi

sebagai tuntunan untuk menjawab memecahkan, atau menerangkan masalah yang di

identifikasi.

R. Moh. Ali menyimpulkan sejarah diberi tiga pengertian sebagai berikut:

Sejarah yaitu ilmu yang menyelidiki perkembangan-perkembangan mengenai

peristiwa dan kejadian di masa lampau. Sejarah merupakan kejadian dan peristiwa

yang berhubungan dengan manusia, yang menyangkut perubahan nyata di dalam

kehidupan manusia. Dan menurut Sartono Kartodirdjo sejarah adalah gambaran

tentang masa lalu manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun

secara ilmiah dan lengkap. Meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan

penjelasan yang memberikan pengertian pemahaman tentang apa yang telah berlalu.

Sejarah dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai asal-usul (keturunan)

silsilah. Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada massa lampau; tambo;
12

cerita. Pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar

terjadi dalam masa lampau; ilmu sejarah.

Jenis penelitian ini adalah kajian pustaka (Library research) yaitu penelitian

yang menggunakan Literature (kepustakaan) sebagai bahan dan penelitian, dan

kajian disajikan secara deskriptif dan analisis, yakni tentang Pemikiran Peranan

Laksamana Tadashi Maeda dalam membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia

tahun (1942-1945). Data-data yang menyangkut pemikiran, metodologi pemikiran

Laksamana Tadashi Maeda ditelusuri dari pemikirannya sendiri sebagai sumber

primer maupun pendapat dari tokoh yang lainnya yang berkaitan dengan

pembahasan. Penelitian ini berusaha mengkaji dan menganalisi seorang tokoh,

berusaha menulusuri ide dan gagasannya melalui karya-karya, peristiwa yang melatar

belakangi lahirnya karya tersebut. Langkah dalam penelitian ini, penulis mencari

bahan berupa buku karangan Laksamana Tadashi Maeda dan rujukan yang berkaitan

dengan pokok permasalahan yang di bahas. Lalu kemudian, penulis memahaminya

dengan pemikiran Laksamana Tadashi Maeda sebagai objek penelitian, namun tidak

hanya menggunakan rujukan berupa buku, penulis juga menggunakan rujukan

lainnya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif yaitu

menjelaskan secara mendalam tentang objek permasalahan yang diteliti. Penulis

mencoba menyajikan pemikiran-pemikiran sesuai dengan pemikiran Laksamana

Tadashi Maeda. Kemudian dilakukan telaah mendalam atas karya-karya yang

memuat objek penelitian dengan menggunakan analisis isi, yaitu teknik sistematis
13

untuk menganalisis isi pesan dan mengolahnya, dalam artian menangkap pesan

tersirat dari satu atau bebearapa pernyataan. Selain itu di analisis isi dapat juga

berarti mengkaji bahan dengan tujuan spesifik yang ada dalam benak penulis.

Karena penelitian ini merupakan jenis Libary Research maka pengumpulan

data yang digunakan adalah dengan menulusuri buku-buku atau karya-karya yang

disusun oleh sejarawan. Proses pengumpulan data ini dilakukan dengan bahan-bahan

dokumen yang ada, yaitu dengan melalui pencarian buku-buku atau karya-karyanya

dan mencatat sumber data yang terkait yang dapat digunakan dalam studi

sebelumnya.13 Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data

primer dan data sekunder, data primer data yang diperoleh dari sumber asli yaitu

subjek penelitian secara langsung pada objek sebagai sumber informasi yang dicari. 14

kemudian data sekunder data yang diperoleh dari sumber tambahan yaitu sumber-

sumber lain yang tidak secara langsung diperoleh oleh penelitian dari objek

penelitiannya.15 Data sekunder ini berupa buku yang berkaitan dengan topik yang

dibahas.

Sebagai fokus utama penelitian ini adalah upaya yang dilakukan Laksamana

Tadashi Maeda dalam membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sebelum

pembahasan fokus tersebut, peneliti terlebih dahulu membahas tentang latar belakang

riwayat hidup Laksamana Tadashi Maeda sebagai input terhadap pembahasan ini,

baik menyangkut masalah kelahiran, wafatnya, peranan nya Laksamana Tadashi

13
Metika zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), p.6
14
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 2003), p. 12
15
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 2003), p. 74
14

Maeda. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah, sejarah merupakan disiplin ilmu

yang secara sederhana mempelajari tentang asal-usul dan perkembangan peristiwa

yang terjadi begitu pula dengan sebab- akibatnya. Penelitian ini menggunakan data

kualitatif, yakni data yang di kaji berdasarkan kualitasnya. Data yang diperoleh dari

studi pustaka.

R. Moh. Ali menyimpulkan sejarah diberi tiga pengertian sebagai berikut:

Sejarah yaitu ilmu yang menyelidiki perkembangan-perkembangan mengenai

peristiwa dan kejadian di masa lampau. Sejarah merupakan kejadian dan peristiwa

yang berhubungan dengan manusia, yang menyangkut perubahan nyata di dalam

kehidupan manusia. Dan menurut Sartono Kartodirdjo sejarah adalah gambaran

tentang masa lalu manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun

secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan

penjelasan yang memberikan pengertian pemahaman tentang apa yang telah berlalu.

Sejarah dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai asal-usul (keturunan)

silsilah. Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada massa lampau; tambo;

cerita. Pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar

terjadi dalam masa lampau; ilmu sejarah.

F. Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan didalam penyusunan skripsi ini adalah metode

historis dan bersifat deskriptif analitis. Metode historis adalah proses menguji dan

menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. 16 Dengan

16
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,, (Bandung: Remaja Rosdakarya), p. 23
15

menggunakan metode ini diharapkan dapat membantu untuk mengetahui fakta dan

data sejarah pada masa lampau. Adapun dalam melakukan penelitian ini penulis

menggunakan metode historis yang meliputi 4 tahapan yaitu: Heuristik, Verifikasi,

Interpretasi, Historiografi

1. Tahap Heuristik

Heuristik, yaitu kegiatan atau keterampilan dalam mencari, menemukan dan

mengumpulkan sumber-sumber sejarah. Adapun dalam pengumpulan data-data dan

sumber yang akan digunakan dalam membuat skripsi ini penulis menggunakan buku-

buku di perpustakaan yang berhubungan dengan judul. Pengumpulan sumber ini

dapat ditempuh melalui beberapa langkah, yaitu observasi, dokumentasi, maupun

kajian literatur. Sumber yang digunakan tidak hanya berasal dari buku melainkan

juga berupa surat kabar, majalah serta artikel-artikel yang diperoleh dari internet.

Sumber-sumber tertulis tersebut ditemukan di Perpustakaan utama UIN Sultan

Maulana Hasanudin Banten, Perpustakaaan Nasional Republik Indonesia, dan

Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah. Untuk memperkaya perbendaharaan penulis,

selain itu penulis juga menggunakan berbagai media cetak koleksi pribadi yang

berhubungan dengan tema sebagai sumber, baik sumber primer maupun sekunder.

2. Verifikasi Ilmiah

Verifikasi, yaitu melakukan kritik sumber. Setelah melakukan heuristik atau

pengumpulan sumber-sumber maka tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah

kritik sumber. Kritik sumber adalah usaha untuk mendapatkan sumber-sumber yang

relevan dangan cerita sejarah yang ingin disusun sesuai dengan judul. Setelah
16

mencari sumber-sumber dari perpustakan atau arsip nasional yang telah disebutkan,

penulis akan melakukan verifikasi.17

3. Tahap Interpretasi

Interpretasi (penafsiran), seringkali disebut juga dengan analisis sejarah.

Tujuannya agar data yang mampu untuk mengungkap permasalahan yang ada,

sehingga diperoleh pemecahannya. Tahapan penafsiran makna sebuah karyan seni

meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan dan masalah-masalah yang

dikedepankan. Penafsiran ini bersifat sangat terbuka, dipengaruhi sudut pandang dan

wawasan seseorang.

4. Tahap Historiografi

Historiografi adalah penulisan sejarah, Historiografi adalah tahap yang

terakhir dalam melakukan penelitian ini. Setelah melakukan tahap heuristik,

verifikasi dan interpretasi, selanjutnya historiografi dengan menulis dalam suatu

urutan yang sistematik yang telah diatur dalam pedoman penelitian. Dalam hal ini

penulis berusaha menyusun peristiwa sejarah menurut urutan peristiwa, berdasarkan

kronologi waktu dan tema-tema tertentu.18

G. Sistematika Penulisan

17
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,, (Bandung: Remaja Rosdakarya), p. 28
18
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitafif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012), p. 308
17

Dalam sistematika penulisan, penulis membagi ke dalam lima bab, masing-

masing bab terdiri dari beberapa sub-bab yang merupakan penjelasan dari bab

tersebut. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut.

Bab I yang berisi pembahasan mengenai Rumusan Masalah, Manfaat

Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II Biografi Laksamana Tadashi Maeda, riwayat hidup Laksamana

Tadashi Maeda, Laksamana Tadashi Maeda sebelum proklamasi kemerdekaan

Indonesia, simpati Laksamana Tadashi Maeda terhadap kemerdekaan Indonesia,

peran Laksamana Tadashi Maeda pada kemerdekaan Indonesia.

Bab III Masa pendudukan Jepang di Indonesia, masuknya Jepang ke

Indonesia, kebijakan pemerintah Jepang kepada bangsa Indonesia, pembentukan

pemerintahan militer di Indonesia oleh Jepang.

Bab IV Rumah Laksamana Tadashi Maeda di Menteng Jakarta, sejarah

rumah Laksamana Tadashi Maeda, deskripsi bangunan rumah Laksamana Tadashi

Maeda.

Bab V (Penutup) Kesimpulan dan saran-saran. Kesimpulan yaitu keputusan

yang diperoleh berdasarkan metode berfikir oleh penulis selanjutnya adalah saran

sebagai bahan acuan bagi perbaikan untuk berbagai hal yang dirasa kurang sempurna

dan menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan.

You might also like