You are on page 1of 16

Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi Volume VII No.

1 / Juni 2017

KRISIS LEGITIMASI ENERGI NUKLIR DALAM EKONOMI POLITIK


INTERNASIONAL: STUDI KASUS FUKUSHIMA

Verdinand Robertua

Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Kristen Indonesia,
Jl. Mayjen Sutoyo 2 Cawang Jakarta 13630 Indonesia
Verdinand.robertua@gmail.com

Abstract

Reactor leak has brought economic and health disaster to Fukushima and Japanese society. Fukushima disaster is a
legitimacy crisis of nuclear energy in answering demanding energy of Japan and the world. The research question is
on how states deal with the dilema and complexity of the legitimacy of nuclear energy in international political
economy with the case study of Fukushima nuclear reactor leakage. Civil society organizations and environmental
activists have worsened the legitimacy of nuclear energy as the solution of depleting energy resources. This is a
qualitative research and using case study method and process-tracing. To answer the research question, this research
is using English School Theory with its four pillars namely pluralism, solidarism, international society and world
society. This research will use three concepts namely energy security and transnational activism. This research shows
three findings. First, China’s growing power has hampered Japan’s wariness of nuclear energy. Second, US economic
interest supported Japan’s nuclear energy. Third, negative perception of Japanese society against foreign activist.
Contribution of this research to English School development is that international society theory confirmed that history
is able to answer problems in holistic and comprehensive way.

Keywords: Fukushima, nuclear energy, international political economy, English School, energy security

Abstrak

Penelitian ini membahas mengenai kerusakan reaktor nuklir Tokyo Electric Power Company di Fukushima akibat
gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada 11 Maret 2011. Kebocoran reaktor nuklir ini telah membawa dampak yang
sangat merugikan bagi masyarakat Jepang. Bencana Fukushima menjadi simbol krisis legitimasi energi nuklir dalam
menjawab kebutuhan energi dunia yang terus meningkat. Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana negara
menghadapi kompleksitas dan dilema dalam legitimasi energi nuklir dalam ekonomi politik internasional dengan
menggunakan studi kasus kebocoran reaktor nuklir Fukushima. Koalisi masyarakat sipil dan tekanan negara-negara
anti-nuklir telah memperparah legitimasi energi nuklir. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi
kasus dan process-tracing. Data penelitian diperoleh melalui wawancara, analisis media, dan tinjauan pustaka.
Penelitian ini menjawab pertanyaan penelitian dengan menggunakan teori English School Theory dengan empat
pilarnya yaitu pluralisme, solidarisme, masyarakat dunia dan masyarakat internasional. Konsep yang digunakan
penelitian ini adalah energy security dan aktivisme transnasional. Hasil penelitian ini adalah faktor Tiongkok yang
mengancam stabilitas kawasan, kepentingan ekonomi dan politik Amerika Serikat dan persepsi negatif masyarakat
Jepang terhadap gerakan anti-nuklir telah mengembalikan legitimasi nuklir dalam kebijakan energi Jepang. Kontribusi
penelitian ini terhadap pengembangan English School adalah penguatan teori masyarakat internasional sebagai teori
yang menekankan sejarah di dalam menjawab dilema permasalahan dan menghasilkan analisis yang holistik dan
komprehensif.

Kata kunci: Fukushima, energi nuklir, ekonomi politik internasional, English School, energy security

47
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VII No. 1/Juni 2017

1. Pendahuluan Fukushima Daiichi. Bencana tersebut


1.1 Latar Belakang diakibatkan oleh kerusakan struktur reaktor
Kebutuhan energi adalah salah satu akibat gempa dan kegagalan sistem pendingin
fenomena penting dalam ekonomi politik reaktor nuklir yang menyebabkan meledaknya
internasional dan energi nuklir menjadi salah reaktor-reaktor nuklir dan menyebarkan unsur
satu solusi di dalam menjawab kebutuhan radioaktif ke lingkungan sekitar dalam radius
energi negara. Selain untuk memenuhi 300 kilometer dari reaktor Fukushima Daiichi.
kebutuhan energi, pemanfaatan tenaga nuklir Menurut Greenpeace (2012), pada Agustus
juga dikembangkan dalam berbagai bidang 2013 sekitar 300 ton air pendingin reaktor
kegiatan seperti bidang industri, bidang bocor setiap harinya. Sekitar 30.000 km2
kedokteran, bidang arkeologi, pertanian dan wilayah daratan Jepang terkontaminasi
lain-lainnya (Ardhana 2007, 263). Jepang Yodium-131 sebanyak 511.000 terabecquerel
adalah negara memiliki reaktor nuklir (TBq), Caesium-134 sebanyak 13.500 TBq,
terbanyak setelah Perancis. Jepang melakukan dan caesium-137 sebanyak 13.600 TBq (Kyoto
riset nuklirnya pada tahun 1954, dengan University Graduate Schoool of Global
menghabiskan dana sekitar 230 Juta Yen Environment Studies 2011, 1-4). Paparan
(Arauojo 2015). Pada tahun 1963, Jepang radioaktif yang melebihi batas aman akan
mulai membangun PLTN pertama yang membahayakan kesehatan karena dapat
mengusung teknologi Boiling Water Reactor menimbulkan berbagai macam gangguan
(BWR). Hingga kini Jepang telah memililki 55 kesehatan. Diantaranya yang berbahaya adalah
PLTN. Kementrian Energi Jepang mengatakan menimbulkan kanker dan kematian.
bahwa Jepang berambisi menambah 24 PLTN Kejadian tersebut tentu merusak
baru hingga 2030. perekonomian Jepang. Gempa bumi, tsunami,
Pada tanggal 11 Maret 2011 gempa bumi dan bencana nuklir yang terjadi merusak
Tohoku terjadi di sebelah timur laut Jepang. sarana industri, perkantoran, dan tempat-
Gempa berskala 9.0 skalarichter tersebut tempat aktivitas ekonomi lainnya di Jepang.
mengakibatkan terjadinya gelombang Tsunami Steven Starr (Costs and Consequences of the
yang melanda daratan Jepang. Bencana alam Fukushima Daiichi Disaster 2014)
tersebut kemudian mengakibatkan kerusakan memprediksi total kerugian bencana alam dari
reaktor nuklir milik Tokyo Electric Power segi material diperkirakan lebih dari US$ 309
Company (TEPCO), Fukushima Dai-ichi miliar atau 25 triliun Yen. Bencana alam 11
Nuclear Power Station di prefektur Maret 2011 pun dinyatakan sebagai bencana
Fukushima. Pembangkit listrik tenaga nuklir alam yang memakan kerugian terbesar di
(PLTN) Fukushima Dai-ichi berjenis Boilling dunia. Termasuk kegiatan perikanan dan
Water Reactor (BWR) yang mampu perdagangan hasil perikanan Jepang, baik
menghasilkan daya listrik sebesar 460 MW, secara domestik maupun internasional.
dengan daya termal 1.553 MW dan asumsi Pencemaran radioaktif pada perairan setempat
efisiensi termal 30 persen. Reaktor tersebut dan di Samudera Pasifik ini menyebabkan
dibangun pada akhir tahun 1960-an dan tercemarnya pula produk-produk perikanan
beroperasi awal 1970-an (McCurry 2016). yang terdapat di sekitar prefektur Fukushima
Penahan terjangan tsunami yang di bangun serta di beberapa prefektur di sekitar
dengan tinggi 6 meter tidak sanggup Fukushima. Kejadian ini mendapatkan
menghadang terjangan gelombang tsunami ke perhatian internasional dimana negara-negara
PLTN Fukushima. Kerusakan PLTN untuk sementara waktu menghentikan kegiatan
menyebabkan munculnya bencana baru di perdagangannya dengan Jepang. Korea Selatan
Jepang yaitu bencana nuklir yang merupakan negara utama tujuan ekspor
menyebarkan zat radioaktif pembangkit listrik produk-produk perikanan Jepang dan

48
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VII No. 1/Juni 2017 JIPSi
menghentikan impor produk perikanan Jepang ekonomi politik internasional. Dengan studi
akibat kontaminasi unsur radioaktif dalam kasus Perancis, Purba berkesimpulan bahwa
produk-produk perikanan Jepang. legitimasi energi nuklir menjadi diragukan
Insiden di PLTN Fukushima Daiichi sebagai sumber energi yang diandalkan.
dinyatakan termasuk kecelakaan dengan skala Setelah bencana PLTN Fukushima, Perancis
4 dan tidak lama kemudian meningkat pada berencana menutup 20 reaktor nuklir untuk
skala 7 yang setaraf dengan insiden PLTN mengurangi dependensi Perancis terhadap
Chernobyl di Uni Soviet. Insiden di PLTN energi nuklir. Realisasi dari kebijakan ini
Fukushima Daiichi ini memaksa warga sekitar dimulai di akhir tahun 2016 dengan menutup
PLTN Fukushima dievakuasi dengan radius 20 dua reaktor nuklir Fessenheim.
km. Lebih dari 80.000 penduduk harus Meskipun mendapatkan reaksi negatif di
berpindah karena lokasi rumah mereka yang Perancis dan Jerman, Masatsugu Hayashi dan
berada dekat dengan PLTN (Kingston 2012, Larry Hughes (2013) berpendapat bahwa
127). Bahaya radiasi tidak hanya mengancam bencana Fukushima gagal di dalam
penduduk sekitar saja, namun merusak mentransformasi kebijakan energi nuklir
pertanian, peternakan serta perikanan. Jepang. Hayashi dan Hughes menggunakan
Gerakan anti nuklir menyebar semakin konsep energy security (energy security)
luas di Jepang dengan adanya bencana PLTN dengan mengevaluasi dampak Fukushima
Fukushima Daiichi pada 11 Maret 2011. dalam tiga komponen yaitu affordability,
Legitimasi penggunaan energi nuklir memang availability, dan acceptability. Hayashi dan
diperdebatkan. Kalangan aktivis lingkungan Hughes berkesimpulan bahwa kelangkaan
menentang keras pembangkit listrik energi sumber energi global, ketergantungan Jepang
nuklir baru di beberapa negara. Penelitian ini terhadap sumber energi luar energi dan
fokus kepada legitimasi penggunaan energi stagnasi ekonomi Jepang menjadi faktor
nuklir untuk tujuan damai. Sejauh mana kembalinya legitimasi energi nuklir bagi
masyarakat menerima energi nuklir sebagai Jepang.
sumber energi yang dapat diandalkan dalam Dengan menggunakan teori gerakan
perekonomian negara? sosial, Tenny Widya Kristiana, Lisman
Daniel Blackmore (2013) menganalisis Manurung, dan Susy Ong (2015) juga
reaksi Jerman terhadap bencana nuklir berkesimpulan bahwa bencana nuklir PLTN
Fukushima dengan menggunakan perspektif Fukushima tidak berhasil menjadi alat
konstruktivisme. Ia mengatakan bahwa terjadi kampanye yang efektif bagi aktivis anti-nuklir
perubahan signifikan dalam kebijakan Jerman Jepang untuk menutup reaktor nuklir Jepang.
terhadap energi nuklir dimana energi nuklir Meskpun terjadi perdebatan intensif mengenai
menjadi semakin berbahaya untuk digunakan legitimasi energi nuklir Jepang di dalam
sehingga Jerman memutuskan untuk menutup masyarakat Jepang setelah Fukushima, Partai
semua PLTN tua sampai 2022 dan Konservatif Jepang berhasil mempertahankan
memperbesar kontribusi energi terbarukan. legitimasi energi nuklir dengan argumentasi
Blackmore menggunakan perspektif bahwa PLTN adalah simbol independensi
kontruktivis untuk menjelaskan keberhasilan Jepang di dalam ekonomi politik internasional.
gerakan anti-nuklir Jerman. Dalam penelitian Bencana nuklir Fukushima telah
Blackmore, partai politik Jerman dan bencana memunculkan dilema mengenai energi nuklir.
Fukushima menjadi dua faktor utama Di satu sisi, sumber energi fosil minyak bumi,
transformasi kebijakan energi nuklir Jerman. gas dan batu bara tidak mampu mencukupi
Mikha Benanta Purba (2013) juga mengamati kebutuhan energi dunia yang melonjak tajam.
konsekuensi negatif energi nuklir dalam Ketergantungan negara-negara maju seperti

49
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VII No. 1/Juni 2017

Jepang dan Eropa menjadi alat yang efektif 2. Kajian Pustaka


bagi negara-negara berkembang untuk 2.1 Energy Security
mendikte negara-negara maju. Di sisi lain, Florian Bauman (2008, 4-10)
energi nuklir menjadi solusi untuk menjawab mengatakan bahwa energy security adalah
kelangkaan energi dengan fasilitas reaktor sebuah konsep multi-dimensional. Terdapat
nuklir yang efisien dan ketersediaan uranium empat dimensi yang terkandung dalam ES
yang melimpah. Bencana PLTN Chernobyl di yaitu dimensi internal, dimensi ekonomi,
Ukraina pada tahun 1986 dan bencana PLTN dimensi keamanan dan dimensi geopolitik.
Fukushima 2011 menjadi dampak yang Dimensi internal mengarah kepada kebijakan
mengerikan di dalam penggunaan energi politik ekonomi negara di dalam memperbesar
nuklir. Seperti yang diuraikan dalam beberapa produksi energi. Sebagai contoh, intervensi
paragraf di atas, kemunculan aktivis anti- negara dalam kebijakan perusahaan minyak
nuklir di Jepang dan Perancis telah negara berinvestasi di dalam membangun
meningkatkan perdebatan publik mengenai kilang minyak baru. Dimensi yang kedua
legitimasi energi nuklir. Negara menghadapi adalah dimensi ekonomi. Dimensi ini terkait
posisi dilematis dalam penggunaan energi dengan pasar energi yaitu penentuan harga
nuklir. Penelitian ini berusaha memahami yang disepakati produsen dan konsumen.
kompleksitas yang dihadapi negara dalam Kompetisi efisiensi produsen energi dapat
legitimasi energi nuklir ini dengan fokus menghasilkan harga yang menguntungkan
kepada aspek-aspek penentu legitimasi dan konsumen. Dimensi geopolitik terkait dengan
akuntabilitas serta peran organisasi pertarungan negara di dalam merebut akses
internasional di dalam pengawasan energi dengan menggunakan perusahaan
penggunaan energi nuklir. transnasional. Sebagai contoh, Arab Saudi
menghentikan produksi minyak pada tahun
1.2 Rumusan Masalah 1973 sebagai simbol protes terhadap
Rumusan masalah yang diangkat dalam kemenangan Israel. Dimensi keamanan terkait
artikel ini adalah bagaimana negara dengan keamanan fisik sumber energi. Negara
menghadapi dilema dan kompleksitas harus mempersiapkan kekuatan militer dan
legitimasi energi nuklir dalam ekonomi politik politik untuk menghadapi ancaman sabotase
internasional dengan menggunakan studi kasus dari teroris atau pembajak.
kebocoran reaktor nuklir PLTN Fukushima. ES menjadi sebuah konsep krusial
karena tidak ada jaminan ketersediaan energi.
1.3 Maksud dan Tujuan Begitu banyak ancaman yang mengganggu
Penelitian ini memiliki maksud dan pasokan energi. Yergin (2006, 74-5)
tujuan memberikan analisis yang mendalam mengamati berbagai masalah seperti terorisme,
terkait dilema dan kompleksitas legitimasi konflik bersenjata di berbagai eksportir
energi nuklir dalam ekonomi politik minyak bumi, kompetisi ketat perebutan akses
internasional dengan menggunakan studi kasus energi menjadikan negara memformulasikan
kebocoran reaktor nuklir PLTN Fukushima. ES. Yergin mengatakan terdapat tiga konsep
yang berkaitan dengan ES yaitu diversifikasi
1.4 Kegunaan Penelitian energi, security margin dan organisasi
Penelitian ini memiliki kegunaan praktis internasional. Negara harus melakukan
dan teoretis. Kegunaan praktis berkenaan diversifikasi sumber energi yaitu pelepasan
dengan pencapaian energy security dari ketergantungan dari satu jenis energi dan satu
pembangkit listrik tenaga nuklir sedangkan produsen energi. Apabila terjadi masalah
kegunaan teoretis berkenaan dengan internal di sebuah negara produsen minyak,
pengembangan pemikiran English School. negara masih memiliki banyak sumber

50
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VII No. 1/Juni 2017 JIPSi
produksi energi dan banyak jenis energi. Accessibility menunjukkan kemampuan
Kedua, ES berkaitan dengan security margin. masyarakat untuk mengakses sumber energi,
Security margin adalah cadangan energi infrastruktur jaringan energi, termasuk
negara di dalam mempersiapkan menghadapi tantangan geografik dan geopolitik.
krisis energi. ES juga berkaitan dengan Affordability meliputi biaya investasi di bidang
organisasi internasional. Peran organisasi energi, mulai dari biaya eksplorasi, produksi
internasional di dalam memberikan informasi dan distribusi, hingga biaya yang dikenakan
energi sangat krusial. Di dalam situasi krisis, kepada konsumen. Sedangkan Acceptability
informasi yang berkualitas dapat mengurangi memperhatikan penggunaan energi yang
panik dan kekacauan (Yergin 2006, 76). sensitif terhadap penerimaan masyarakat.
Peran organisasi internasional dalam kaitan Penekanan pendekatan APERC ini adalah
dengan ES dibahas juga oleh Ann Florini. Ia penggabungan kontinuitas pasokan energi dan
mengatakan bahwa banyaknya masalah yang harga yang terjangkau bagi pembeli.
terkait ES, pembahasan mengenai tata kelola Aleh Cherp dan Jessica Jewell (2014)
energi global menjadi krusial. Masalah mengelaborasi indikator 4A dengan
pemanasan global, eksploitasi manusia dan menyesuaikan 4A sesuai pemangku
kegagalan pasokan energi yang berulang kali kepentingan ES. Bagi rumah tangga dan
terjadi di berbagai negara menjadi faktor pengguna individu, affordability berarti harga
pendorong eksistensi sebuah tata kelola energi yang lebih murah dibandingkan pendapatan
global. Florini (2010, 138) mencatat beberapa rumah tangga. Bagi perusahaan dan industri,
organisasi internasional dibangun untuk affordability berarti harga yang lebih murah
menyelesaikan masalah-masalah ES seperti dibandingkan harga competitor. Bagi negara
International Energy Agency, Group of Eight, bangsa, affordability berarti harga yang
dan Energy Charter Treaty. Florini disepakati tidak menjadikan biaya energi yang
mengatakan bahwa kegagalan organisasi lebih besar dari pendapatan negara. Bagi
internasional tersebut memunculkan gagasan perusahaan energi, affordability harus
organisasi internasional yang lebih berkuasa. memastikan keuntungan maksimal bagi
Sebagai contoh, merespons embargo minyak perusahaan.
bumi oleh Arab Saudi pada tahun 1973,
Amerika Serikat membentuk International 2.2 Aktivisme Transnasional
Energy Agency (IEA) pada tahun 1974 dan Konsep aktivisme transnasional pertama
memiliki program tukar-menukar informasi kali dikemukakan oleh Porta and Marchetti
terkait harga produksi, jumlah produksi dan dalam tulisannya pada tahun 2011 berjudul
cadangan sumber energi. Program ini gagal “Transnational Activism and Global Justice
dilaksanakan akibat revolusi Iran pada tahun Movement”. Sidney Tarrow kemudian
1979. Berbagai program IEA lainnya seperti mengelaborasi konsep ini dalam buku “The
minimum safeguard prices dan oil imports New Transnational Activism” pada tahun
targets gagal dilaksanakan akibat lemahnya 2015. Porta dan Marchett (2011, 428)
komitmen negara produsen minyak bumi. mendefinisikan gerakan transnasional sebagai
Asia Pacific Energy Resource Center (2007) sebuah gerakan protes terhadap masalah-
mengembangkan pengukuran ES dengan masalah sosial yang melibatkan organisasi
sangat detail dengan menggunakan empat internasional dan dua atau lebih negara serta
indikator 4A yaitu Availability, Accessibility, ruang lingkup yang melewati batas negara.
Acceptability dan Affordability. Availability Menurut Sidney Tarrow (2015, 20), aktivisme
merupakan ketersediaan sumber energi dan transnasional dibangun dari tiga pilar
energi baik dari domestik maupun luar negeri. pendukung yaitu struktur domestik, interaksi

51
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VII No. 1/Juni 2017

transnasional dan ekonomi politik Mengapa NGOs menjadi penting dalam


internasional. Struktur domestik bersifat ekonomi politik internasional? Pertama,
reaktif terhadap tekanan dari negara dan berbagai proyek yang ditangani NGOs
organisasi internasional serta menjadi faktor dijalankan dengan sangat efisien dan
pendorong interaksi transnasional. Melalui melibatkan sumber daya manusia yang
pembahasan ekonomi politik internasional, minimal. Kebalikannya, negara memiliki
non-governmental organizations (NGOs) struktur birokratis dengan alur yang sangat
dapat ditumbuhkembangkan menjadi aktor panjang membuat bantuan kemanusiaan
yang sejajar dengan negara. internasional menjadi sangat rawan hilang atau
Dalam konsep aktivisme transnasional, dikorupsi. Penelitian yang dilakukan UNDP
non-governmental organizations (NGOs) pada tahun 1993 memperkirakan bantuan
menjadi aktor utama karena posisi NGOs yang resmi yang diberikan pemerintah gagal
aktif melakukan gerakan protes dengan menyentuh kaum miskin senilai 20%
berbagai pendekatan yang berbeda. Clarke sedangkan peluang NGOs untuk menemui
(1998, 2-3) mendefinisikan NGOs sebagai kegagalan sekitar 5% (Raffer and Singer 1996,
organisasi yang berorientasi kesejahteraan 138). Catholic Relief Services hanya
sosial, tidak mencari keuntungan dan memiliki menghabiskan 4,78% dari total bantuan untuk
kekhususan karakter hukum. NGOs dapat gaji staf dan administrasi. 95% dari bantuan
diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu Catholic Relief Services langsung disalurkan
kategori lokasi dan kategori tujuan. kepada penerima bantuan (Kim 2011, 18).
Berdasarkan kategorisasi lokasi, NGOs Karakter yang kedua adalah pendekatan
dibedakan menjadi NGOs utara dan NGOs yang dilakukan oleh NGO berbasiskan
selatan (Kim 2011, 20). Umumnya NGOs komunitas. Artinya NGOs lebih
utara adalah NGOs donor bantuan keuangan mengutamakan pendekatan mikro yang
ke NGOs selatan. Interaksi dapat juga bersifat menyentuh langsung masyarakat. Raffer dan
tukar-menukar informasi untuk kesuksesan Singer (1996, 138) memberikan istilah
sebuah gerakan internasional. Interaksi antara ‘human-face intervention’. NGO memiliki
NGOs utara dan NGOs selatan bersifat kemampuan yang lebih baik untuk bekerja
dinamis dan fleksibel. Berdasarkan pada level ‘grassroot’ dengan melibatkan
kategorisasi tujuan, NGOs dibedakan menjadi partisipasi masyarakat lokal. Decentralized
NGOs advokasi (outsider) dan NGOs structure dan local contacts memungkinkan
operasional (insider/lobbyist). NGOs advokasi NGO melakukan hal tersebut. Micro-loans
biasanya menggunakan pendekatan radikal khusus untuk ibu-ibu rumah tangga dan
yang berseberangan dengan posisi negara dan Grameen Bank di Bangladesh merupakan
korporasi sedangkan NGOs pelaksana terobosan-terobosan baru untuk menjangkau
menggunakan pendekatan kerjasama yang lebih dekat dengan masyarakat miskin. NGOs
berdekatan dengan negara dan korporasi. juga memiliki preventive action dan early
Sama halnya dengan Kim, Donatella Della warning. Ketika terjadi bencana alam yang
Porta dan Mario Diani menghasilkan bagan menghancurkan begitu banyak fasilitas publik
untuk menjelaska strategi aktivis transnasional dan menewaskan bagitu banyak orang, NGOs
untuk mempengaruhi kebijakan. Terdapat langsung mendapat prioritas utama dalam
empat posisi yang dapat diambil aktivis yaitu penanganan bantuan kemanusiaan.
advising, advocacy, lobbying, dan activism. Kekhususan ketiga adalah hubungan
Lobbying dan advising dikategorisasikan antar bangsa yang dimiliki NGOs. Cabang dan
sebagai insider sedangkan activism dan jaringan yang dimiliki NGOs dapat
advocacy dikategorisasikan sebagai outsider. menjangkau seluruh negara di dunia ini. Tanpa
harus terganggu oleh masalah kedaulatan,

52
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VII No. 1/Juni 2017 JIPSi
NGOs dapat terus menerima dan memberikan tindakan diatas dalam kondisi krisis-reaktif.
informasi keadaan kepada NGOs lainnya di NGOs dengan kemampuan risetnya mampu
belahan dunia lainnya. Seperti yang tergambar menjangkau semua lapisan sehingga dapat.
di bawah, NGOs akan mencari dukungan dari NGOs mampu memaksa aktor-aktor
NGOs negara lain dengan menyebarkan lingkungan memberikan transparansi data dan
informasi dan berharap NGOs negara luar informasi. Dengan kemampuan NGOs
akan menekan sikap dan posisi negara tersebut menyajikan informasi yang akurat dan
sehingga menekan langsung negara tujuan. komprehensif maka information gap yang
Skenario lainnya adalah NGOs akan mencari biasanya sering menjadi hambatan akan
dukungan dari organisasi internasional dengan berkurang. Masyarakat yang seringkali tidak
harapan organisasi tersebut akan menekan mampu mengakses informasi kini dapat
negara tujuan. menerima informasi secra simetris. Klarifikasi
NGOs menjadi aktor yang sejajar dalam dan respons terhadap pernyataan-pernyatan
ekonomi politik internasional karena kekuatan pejabat-pejabat pemerintah akan
ekonomi yang dimiliki NGOs. Begitu banyak mempermudah proses transparansi data.
NGOs yang mampu mendanai berbagai
proyek-proyek penyelamatan lingkungan 3. Objek dan Metode Penelitian
dengan skala besar. WWF-AS memberikan Metodologi penelitian ini adalah
kontribusi 12,9 juta Dollar AS untuk metodologi interpretasi dan kualitatif.
pelaksanaan 407 proyek lingkungan di 33 Penelitian ini hendak mencari makna dan
negara. Dari tahun 1980-an hingga tahun proses serta konteks dari studi kasus yang
1990-an WWF mendanai lebih dari 2.000 diangkat. Menurut Denzin dan Lincoln (2011:
proyek lingkungan di seluruh dunia dengan 12), penelitian kualitatif menggunakan lebih
total dana 62,5 juta Dollar AS (Princen 1994, dari satu metode dan menekankan kemampuan
29). Masih banyak NGOs lainnya yang interpretasi penulis. Creswell (2003: 23-25)
memiliki kekuatan finanasial sangat besar menegaskan bahwa penelitian kualitatif adalah
seperti Greepeace dan Great Lakes United metode mencari jawaban dari pertanyaan
(GLU). Tentu bagi institusi negara dan penelitian yang kompleks dan membutuhkan
masyarakat lokal, proyek-proyek ini sangat gambaran yang menyeluruh. Masalah yang
berguna bagi mereka. kompleks mengacu kepada masalah yang
Kekuatan informasi juga menjadi bersifat multi-dimensional, paradoks, dan
kekuatan unik dari NGOs. NGOs mampu dilematis. Tujuan yang dicapai dari sebuah
untuk menarik perhatian media massa. Seperti penelitian kualitatif adalah memahami makna,
NGOs dalam bidang lainnya, media massa proses, latar belakang dan mencari kausalitas
menjadi “tulang punggung” bagi aktivitas dan pola.
NGOs. Greepeace dengan stasiun televisi Hal ini sesuai dengan fungsi teori dalam
lokalnya, WWF dengan keanggotaan penelitian kualitatif sebagai instrumen untuk
internasionalnya akan mampu menjadi media memahami masalah. Terdapat dua tujuan teori
publikasi efektif bagi kegiatan mereka. yaitu penjelasan (explaining) dan pemahaman
Kemampuan NGOs untuk menyediakan (understanding) dalam penelitian (Kurki and
informasi dan ilmu pengetahuan mengenai isu Wight, 2010: 20). Pemikir neo-realis dan neo-
lingkungan yang digelutinya. Negara dan liberalis mengedepankan simplikasi fenomena
organisasi internasional belum tentu hubungan internasional ke dalam berbagai
melakukan penelitian dan pengumpulan data formula dan rumus yang dapat diaplikasi ke
secara rutin mengenai masalah-masalah dalam penelitian-penelitian selanjutnya.
lingkungan. Mereka akan melakuakan Tujuan teori bagi pemikir neo-realis dan neo-

53
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VII No. 1/Juni 2017

liberalis adalah untuk menjelaskan Robert Jackson juga menggunakan dikotomi


(explaining). Teori adalah alat untuk solidarisme dan pluralisme dan menemukan
melakukan simplifikasi tersebut sehingga pola-pola pluralisme yang terjadi terus-
dibutuhkan pengetahuan mengenai rumus- menerus dalam masyarakat internasional.
rumus matematis yang sering digunakan Metodologi interpretasi yang digunakan
ilmuwan fisika dan kimia. Pemikir ES English School merupakan respons terhadap
memprioritaskan pemahaman peneliti neo-realisme dan neo-liberalisme yang
mengenai signifikansi makna (meaning), menggunakan metodologi positivisme.
simbol dan nilai yang digunakan negara. Teori Metodologi positivisme berangkat dari
adalah alat untuk memahami kompleksitas dan kegusaran pemikir hubungan internasional
kerumitan kenyataan. Tujuan teori bagi terhadap ilmu hubungan internasional yang
pemikir ES adalah untuk memahami tidak memiliki model matematis yang
(understanding). digunakan ilmu eksakta. Positivis juga
Penggunaan metode kualitatif terkait erat menekankan data penelitian dapat diukur
dengan teori English School yang digunakan secara tepat dan rinci agar data tersebut dapat
penelitian ini. Seperti yang diuraikan dalam diolah menjadi sebuah kalkulasi statistik yang
sub-bab tinjauan pustaka, English School dapat ditetapkan sebagai sebuah kaidah.
adalah teori yang menjelaskan bukan hanya Bahkan Morton Kaplan (1968: 35)
kompetisi mengejar kekuatan dan kekuasaan mengatakan, “If you cannot measure it, your
tetapi juga perdebatan mengenai legitimasi, knowledge is meagre and unsatisfactory”.
keanggotaan, pengakuan, kesetaraan, peran, Positivis seperti Kaplan dan Martin Singer
resiprokalitas, perjanjian, kebiasaan, atau mengkritik pemikir realis klasik mengenai
kerugian. Untuk menjelaskan kompetisi konsep power dan kepentingan nasional yang
mengejar kekuatan dan perdebatan nilai, tidak memiliki penjelasan matematis dan
English School memiliki kerangka pemikiran model yang dapat direplikasi dalam penelitian
pluralisme dan solidarisme. Definisi kedua hubungan internasional.
pilar ini sudah dijelaskan dalam kerangka Pemikir English School menolak
pustaka. Metode penelitian kualitatif menjadi metodologi positivisme karena metodologi
fondasi bagi perdebatan ini. Reus Smith positivisme gagal melihat nilai dan norma
menekankan perdebatan ini dengan yang memotivasi negara mempengaruhi
mengatakan “This distinction has since negara lain. Nilai, norma dan keyakinan
provided the basic framework for debate merupakan komponen penting hubungan
within the English School about the scope for, internasional yang sifatnya tidak terlihat.
and desirability of, moral action in Butterfield dan Wight menekankan hal ini
international relations, a debate which itself dengan mengatakan: “by contrast with those
marks the School off from parallel trends in studies of state-systems which view them as
American thinking” (Reus-Smith. 2009: 64- determined purely by mechanical factors such
65). as the number of states in the system, their
Nicholas Wheeler dan Robert Jackson relative size, the political configuration in
adalah peneliti English School yang which they stand, we placed emphasis on the
menggunakan dikotomi pluralisme dan norms and values that animate the system, and
solidarisme dalam penelitiannya. Wheeler the institutions in which they are expressed”
menulis buku Saving Stranger diawali dengan (Butterfield and Wight, 1966: 17).
perdebatan antara pluralisme dan solidarisme Penelitian ini terinspirasi dari perdebatan
dan menunjukkan bahwa terdapat utama hubungan internasional. Metodologi
kecenderungan yang besar masyarakat penelitian ini disesuaikan dengan pertanyaan
internasional menuju skenario solidarisme. penelitian yang terkait perdebatan utama

54
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VII No. 1/Juni 2017 JIPSi
hubungan internasional. Perdebatan norma kasus lain. Teori tidak mendefinisikan perilaku
yang terjadi membutuhkan metodologi namun perilaku negara yang membangun
interpretasi. Terjadi dialog konstan terkait sebuah teori. Sudut pandang yang dipakai
masalah lingkungan hidup antara pemikir HI. adalah dialog dua arah dan terus-menerus
Peneliti memotret perdebatan ini melalui antara pendekatan empiris dan teoretik.
kajian literatur. Melalui berbagai artikel jurnal Penelitian ini mengaplikasikan ES ke
dan buku yang ditulis pemikir HI, peneliti dalam studi kasus perbandingan kebijakan luar
dapat mencari butir-butir pemikiran dan negeri Clinton dan Trump terkait intervensi
dikategorisasikan dalam pluralisme dan kemanusiaan. Penelitian ini menggunakan
solidarisme yang telah dikembangkan pemikir metode process-tracing. Metode ini berusaha
English School. Dialog antara pemikir HI mengidentifikasi proses sebab-akibat dengan
menjadi data penelitian dan diolah variable independen dan variable dependen.
menggunakan teori English School. Proses Metode ini dielaborasi secara intensif oleh
penelitian ini adalah mencari data, Alexander George and Andrew Bennett dalam
mengkategorisasikan data, mencari titik buku Case Studies and Theory Development in
koeksistensi, formulasi konsep berdasarkan Social Sciences. Metode process-tracing
titik koeksistensi tersebut. Peneliti mempelajari urutan peristiwa dengan tujuan
menginterpretasikan studi kasus menjadi menguji hipotesis tertentu apakah konsisten
makna yang memotivasi kebijakan dan dalam urutan peristiwa yang dipilih peneliti.
tindakan negara. Penelitian ini menguji hipotesa apakah
Metode penelitian yang digunakan kepentingan negara yang tertuang dalam
dalam penelitian ini adalah studi kasus tunggal kebijakan luar negeri selalu bertolak belakang
dan process tracing. Dalam riset dengan dengan intervensi kemanusiaan?
menggunakan sebuah studi kasus, peneliti
akan melakukan pemeriksaan yang mendalam 4. Hasil dan Pembahasan
terhadap suatu keadaan atau kejadian dengan 4.1 Dampak Bencana Nuklir
menggunakan cara-cara yang sistematis dalam Bencana nuklir Fukushima Daiichi pada
melakukan pengamatan, pengumpulan data, Maret 2011 membawa dampak serius bagi
analisis informasi, dan pelaporan hasilnya industri perikanan di Jepang. Bencana nuklir
(Creswell, 2003: 133). Sebagai hasilnya, seperti yang terjadi di Chernobyl pertengahan
diperoleh pemahaman yang mendalam tentang tahun 1986 dan di Fukushima Daiichi
mengapa sesuatu terjadi dan konsekuensi mengakibatkan krisis makanan dan
ilmiah dan akademis dari fenomena tersebut. perdagangan yang pasti merugikan negara
Porta dan Keating (2008: 148) dimana bencana tersebut terjadi. Unsur
memberikan beberapa alasan mengapa radioaktif yang mengkontaminasi produk
penelitian dengan metode studi kasus tunggal pangan akan menurunkan minat konsumen
dapat menjadi metode efektif dalam untuk membeli makanan tersebut karena
membangun teori. Dialog intensif antara cara bahaya dari radioaktif bagi kesehatan manusia.
berpikir peneliti dengan data menjadi Sehingga konsumen akan melindungi
kelebihan dari metode ini. Penggunaan sebuah kesehatannya dari radioaktif dengan tidak
studi kasus dapat membuka keragaman dari membeli makanan tersebut atau mengalihkan
sebuah kasus dengan melihat sejarah kasus untuk membeli makanan dari daerah lainnya
tersebut. Kompleksitas hubungan antar yang terbukti lebih aman untuk dikonsumsi.
variabel dapat dijelaskan secara rinci. Terkait dengan kecemasan mengenai
Penjelasan sebuah studi kasus tidak terkontaminasinya makanan produksi Jepang,
dimaksudkan untuk generalisasi ke dalam terutama produk perikanan menyebabkan

55
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VII No. 1/Juni 2017

adanya kerusakan reputasi. Kementerian berhati-hati terhadap kandungan radioaktif


Pendidikan Kebudayaan, Olahraga, Ilmu yang terdapat dalam hasil perikanan Jepang.
Pengetahuan dan Teknologi Jepang Tindakan yang dilakukan Korea Selatan cukup
mendefinisikan “kerusakan reputasi” sebagai beragam, mulai dari pengawasan hingga
segala bentuk kerusakan yang disebabkan oleh larangan impor dari beberapa prefektur. Sejak
publikasi negatif yang mengakibatkan bencana nuklir pada Maret 2011, Korea
konsumen dan asosiasi bisnis untuk tidak Selatan melarang impor produk perikanan dari
membeli produk atau jasa karena ketakutan 4 prefektur di Jepang antara lain Fukushima,
akan terkontaminasi radioaktif. Rumor negatif Ibaraki, Tochigi, dan Gunma (McCurry 2013).
yang mengakibatkan kerusakan reputasi pada Sejak terjadinya bencana nuklir Fukushima
produk perikanan Jepang akan merugikan para Daiichi kasus mengenai keamanan pangan
pekerja industri perikanan. Karena pendapatan sudah menjadi pembicaraan pada negara-
para nelayan dan pekerja budidaya akan negara mitra perdagangan Jepang. Dalam
menurun, produknya tidak dapat masuk ke panel resmi forum SPS WTO, Jepang sudah
pasaran, atau tidak ada yang ingin membeli mendesak negara-negara anggota WTO untuk
produk-produknya. tidak bereaksi berlebihan terhadap sebaran
Banyak negara yang membatasi impor radiasi dari PLTN Fukushima Daiichi yang
dan meningkatkan pengawasannya terhadap meledak dan menerapkan tindakan “tidak adil”
makanan yang diimpor dari Jepang. Hal dengan menerapkan larangan impor terhadap
tersebut dilakukan oleh Amerika Serikat, Uni produk pangan Jepang. Karena pemerintah
Eropa, Kanada, Australia, Selandia Baru, Jepang sudah mengambil tindakan mengenai
India, dan negara-negara Asia lainnya seperti keamanan produk pangannya.
Hongkong, China, Indonesia, Malaysia, Sebagaimana yang sudah dipaparkan
Singapura, Korea dan Thailand. Larangan sebelumnya bahwa Jepang terus melakukan
impor dapat bervariasi di setiap negara, pemantauan terhadap tingkat kontaminasi
seafood (baik hasil perikanan budidaya darat radioaktif terhadap produk-produk pangannya
maupun hasil laut) dari prefektur yang terkena dalam rangka untuk mencegah resiko
dampak bencana nuklir dalam skala besar. keamanan pangan. Pihaknya juga bekerja
antara lain dari Fukushima, Ibaraki, Tochigi keras untuk menyediakan informasi yang
dan Gunma (The Japan Times 2015). akurat secepatnya kepada mitra dagangnya dan
Bencana nuklir Fukushima Daiichi pada juga kepada WTO, FAO, WHO, dan badan-
bulan Maret 2011 memicu kebijakan badan lainnya.
perdagangan berupa pelarangan impor produk- Upaya politik untuk mendapatkan
produk perikanan dari Jepang yang dilakukan keringanan ekspor ke Korea Selatan juga
untuk alasan perlindungan kesehatan manusia. pernah dilakukan oleh Yoshihiko Noda,
Produk perikanan Jepang mengalami perdana menteri baru yang mengganti Naoto
kerusakan reputasi akibat bencana nuklir Kan yang dinilai tidak cukup tanggap terhadap
tersebut yang menyebabkan negara-negara lain penanganan bencana nuklir. Pada Trilateral
tidak mau mengimpor produk perikanan Summit Meeting bulan Mei 2012, Jepang
Jepang yang terkontaminasi. Korea Selatan melalui Perdana Menteri Yoshihiko Noda juga
yang merupakan importir hasil perikanan mengadakan pembicaraan politik kepada
Jepang dalam jumlah besar juga memiliki presiden Korea Selatan pada waktu itu, Lee
sikapnya tersendiri pasca bencana nuklir Myung Bak. Pertemuan tersebut membahas
Fukushima Daiichi 2011 dan bocornya air mengenai ekonomi. Dalam pertemuan tersebut
pendingin reaktor Fukushima Daiichi di tahun Jepang meminta kepada presiden Lee Myung
2013. Secara umum, sikap Korea Selatan Bak untuk mempermudah produk-produk
terhadap produk perikanan Jepang juga sangat perikanan Jepang, terutama dari 4 prefektur

56
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VII No. 1/Juni 2017 JIPSi
yang telah dilarang produk perikanannya negara untuk mengambil tindakan
(Fukushima, Tochigi, Gunma dan Ibaraki) perdagangan jika negara eksportir tidak
supaya mendapat kemudahan untuk masuk ke memiliki informasi keamanan mengenai
pasar Korea Selatan. Tetapi presiden Lee produk pangan yang diperdagangkannya.
Myung Bak tidak dengan serius menanggapi Menurut Korea Selatan, Jepang tidak
permintaan yang dilakukan Noda tersebut. menjamin kejelasan dalam penanganan PLTN
Sehingga sepanjang tahun 2012 kebijakan Fukushima Daiichi dan bencana nuklir secara
larangan impor dari 4 prefektur tersebut tidak keseluruhan. Data yang hanya dari
berubah. Larangan impor tetap berlaku dan pengamatan pemerintah Jepang tidak cukup
pemerintah Korea Selatan tetap memantau untuk membuktikan keamanan produk
perkembangan Fukushima Daiichi. perikanannya dan untuk menurunkan
Gagal untuk mempengaruhi Korea kekhawatiran rakyat Korea Selatan akan
Selatan untuk mencabut kebijakan tersebut, radiasi. Sehingga pasal 5.7 merupakan pasal
maka pemerintah Jepang menempuh langkah yang cocok untuk menjelaskan sikap Korea
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut ke Selatan sejak September 2013.
WTO. Upaya ini dilakukan karena menurut Gerakan anti nuklir menyebar semakin luas di
pemerintah Jepang, tindakan yang dilakukan Jepang dengan adanya insiden di PLTN
Korea Selatan tersebut sebagai praktek Fukushima Daiichi pada 11 Maret 2011.
perdagangan yang tidak adil. Dalam publikasi Gerakan anti nuklir telah ada di Jepang sejak
WTO Committee on Sanitary and tahun 1954. Gerakan dilakukan oleh ibu-ibu
Phytosanitary Measures nomor rumah tangga yang membeli ikan hasil
G/SPS/GEN/204/Rev.14 Jepang membela tangkapan kapal Daigo Fukuryu Maru yang
bahwa air pendingin yang terkontaminasi diindikasi tercemar radioaktif akibat uji coba
tersebut hanya tercampur pada 0.3 km persegi bom atom oleh Amerika Serikat di Bikini
di dalam wilayah Fukushima Daiichi dan Atoll. Secara umum, terdapat dua bentuk
kadar kontaminasi radioaktif pada air gerakan anti nuklir yang berkembang di
pendingin tersebut tidak boleh disamakan Jepang. Bentuk pertama yakni gerakan anti
dengan kadar kontaminasi radioaktif pada nuklir yang menggunakan metode advokasi.
produk perikanan Jepang pada prefektur Metode tersebut menekankan pada
tersebut. Lebih lanjut lagi, Jepang pengutaraan pendapat dan lobi pada pembuat
mengingatkan Korea Selatan bahwa Sanitary kebijakan energi sesuai dengan basis ilmu
and Phytosanitary dimana persetujuan ini pengetahuan. Beberapa gerakan anti nuklir
melarang diskriminasi perdagangan dan yang melakukan metode ini yakni Citizens’
hambatan lainnya yang tidak perlu. Jepang Nuclear Information Center, aktivis anti nuklir
mendesak Korea Selatan untuk menyediakan Aileen Smith, aktivis anti nuklir Tetsunari
dasar-dasar ilmiah kebijakan larangan Iida, organisasi APAST, dsb.
impornya atau menjelaskan ketidaklengkapan Bentuk kedua yaitu gerakan anti nuklir
bukti ilmiah dari laporan pemerintah Jepang yang menggunakan metode aktivisme. Metode
tersebut (Reuters 2015). aktivisme dilakukan oleh organisasi atau
Tindakan Korea Selatan atas kebijakan kelompok yang memperjuangkan kepentingan
larangan impor produk perikanan Jepang yang golongannya. Bentuk metode kedua ini banyak
diperluas pada September 2013 sesuai dengan ditemukan di Jepang. Salah satu contoh
pasal 5.7 persetujuan SPS, dimana tidak aktivisme yang ada yaitu gerakan anti nuklir
cukupnya bukti ilmiah dan potensi kumulatif yang ada di beberapa tempat PLTN berada.
kontaminasi radioaktif terhadap kesehatan Gerakan anti nuklir lokal tersebut
manusia. Adapun pasal tersebut mengizinkan memperjuangkan kehidupan penduduk lokal

57
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VII No. 1/Juni 2017

yang menolak keberadaan PLTN. Contoh 4.2 Krisis Legitimasi Energi Nuklir
gerakan anti nuklir lokal terjadi di daerah Perdebatan mengenai legitimasi
Sendai, daerah pembangunan Rokkasho pembangkit listrik energi nuklir mengemuka
Reprocessing Plant, hingga di Suzu. Selain itu, kembali setelah kebocoran reactor nuklir
metode aktivisme ini juga dapat dilihat pada Fukushima Jepang. Nuklir mampu menjawab
terbentuknya berbagai organisasi anti nuklir kebutuhan listrik yang begitu besar
yang memiliki berbagai bentuk dan tujuan. dibandingkan sumber energi yang lain seperti
Contohnya yaitu Citizens’ Committee for the batu bara, gas, minyak bumi atau angin. Di sisi
10 Million People’s Petition to say Goodbye to lain, potensi kerusakan alam yang ditimbulkan
Nuclear Power Plants, STOP-ROKKASHO, dari pembangkit listrik energi nuklir juga
Women from Fukushima Against Nukes, sangat besar seperti yang terjadi di Fukushima
Japan Occupational Safety and Health dan Chernobyl. Tuntutan masyarakat akan
Resource Center, Citizens 'Radioactivity kebutuhan listrik mendesak pemerintah untuk
Measurement Station, Beautiful Energy dsb. mengorbankan resiko kerusakan lingkungan
Gerakan anti nuklir di Jepang yang ada sejak dengan memutuskan membangun pembangkit
tahun 1954 hingga saat ini muncul dengan listrik energi nuklir seperti yang dilakukan
berbagai bentuk namun dengan satu tuntutan Jepang dan negara-negara maju lainnya.
yang sama, yakni keinginan masyarakat Kebijakan ini merefleksikan pemikiran
Jepang untuk mengurangi penggunaan tenaga pluralisme yang memprioritaskan kebutuhan
nuklir dan keluar dari ketergantungan pada manusia dibandingkan keberlanjutan
operasi PLTN. Opini publik terhadap lingkungan hidup. Solidaris
penggunaan tenaga nuklir setelah insiden mempertentangkan hipotesis pluralisme
PLTN Fukushima Daiichi pada dasarnya tersebut dengan studi kasus bencana nuklir
berkembang dari mendukung penggunaan Fukushima. Kebocoran reaktor nuklir
energi nuklir menjadi mendukung Fukushima telah menghancurkan industri
pengurangan ketergantungan pada energi perikanan dan lingkungan hidup Jepang.
nuklir. Pada survei yang dilakukan NHK, Konsep pembangunan berkelanjutan menjadi
terlihat perkembangan prosentase responden mendesak untuk dilaksanakan terlebih
yang mendukung pengurangan penggunaan dikampanyekan oleh aktivis transnasional.
tenaga nuklir dari 32% pada April menjadi 47 Menjadi pertanyaan adalah mengapa Jepang
% pada Juni. memilih meneruskan penggunaan energi nuklir
Menurut Jacinta Hin (perwakilan dari dengan resiko kerusakan yang ditimbulkan
Beautiful Energy) “The anti-nuclear protests sangat fatal? Energi nuklir adalah termasuk
affect the Japanese government's way of energi murah dan Jepang memiliki
thinking in formulating energy policies.” Hal keterbatasan sumber energi untuk mencukupi
ini cukup terbukti, dimana pemerintah DPJ, kebutuhan energinya. Diskursus yang
baik pada masa PM Kan dan PM Noda dibangun disini adalah eksploitasi alam
merumuskan kebijakan yang mengisyaratkan dilakukan untuk menghasilkan keuntungan
berhenti menggunakan PLTN. Pada masa PM ekonomi yang diperlukan oleh dunia bisnis.
Noda, diambil kebijakan energi yang Jepang menjadi ekonomi terbesar kedua
didasarkan pada tuntutan masyarakat untuk setelah Amerika Serikat setelah berubah dari
lepas dari nuklir yang diungkapkan dalam negara pertanian menjadi negara manufaktur
deliberative poll. Diumumkannya “Innovative dan kini menjadi negara jasa. Salah satu kunci
Energy and Environment Strategy” yang kemajuan Jepang adalah agresifitas
didalamnya tercantum zero operating nuclear perusahaan-perusahaan manufaktur dan jasa
power plants merupakan sebuah titik terang Jepang di dalam membuka sektor-sektor bisnis
perjuangan gerakan anti nuklir di Jepang. baru dan tentu saja agresifitas ini

58
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VII No. 1/Juni 2017 JIPSi
membutuhkan modal keuangan yang sangat energy security. Saat ini energi merupakan
besar, ketersediaan tenaga kerja dan energi salah satu hal yang vital bagi kehidupan
listrik. Oleh karena itu, dari perhitungan manusia. Penggunaan akan energi terutama
bisnis, penggunaan energi nuklir sangat energi fosil yang cadangannya semakin
menguntungkan bukan hanya karena biaya berkurang, sementara konsumsi yang semakin
produksi yang lebih murah tetapi juga mampu meningkat, seiring dengan berjalannya waktu,
diandalkan menggerakan sektor-sektor bisnis energi akan mengalami kelangkaan. Apabila
yang sangat menguntungkan bagi negara kondisi tersebut terjadi, maka akan
secara massal. mengancam kehidupan manusia. Dilihat dari
Menurut Hurd (1999, p. 1), terdapat tiga konteks tersebut, energi termasuk isu
faktor yang memotivasi negara untuk keamanan saat ini karena kelangkaan energi
mematuhi nilai, norma dan peraturan merupakan ancaman terhadap keamanan.
internasional yaitu paksaan (coercion), Berdasarkan perspektif ini, negara
kepentingan negara (self-interest) dan mengeluarkan berbagai kebijakan untuk
legitimasi. Di dalam masyarakat internasional, memperkuat energy security mulai dari
kekuatan paksa dan kepentingan negara masih pencarian ladang minyak baru di dalam negeri
mendominasi faktor penentu kebijakan negara. dan luar negeri, pembangunan sumber energi
Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi terbarukan, hingga konstruksi pembangkit
komunikasi serta kemunculan aktivis listrik energi nuklir.
kemanusiaan memunculkan faktor legitimasi Konsumsi energi yang tinggi namun tidak
dalam masyarakat internasional. Penelitian ini disertai sumber energi yang memadai
fokus kepada faktor legitimasi. menjadikan Jepang mengimpor bahan
Suchman (1995, p. 574) mendefinisikan pemenuhan energi sekitar 84%. Jepang
legitimasi sebagai “a generalized perception melakukan impor mulai dari minyak mentah,
or assumption that the actions of an entity are batubara, hingga gas alam. Jepang merupakan
desirable, proper, or appropriate within some konsumen minyak terbesar ketiga di dunia di
socially constructed system of norms, values, belakang Amerika Serikat dan China,
beliefs, and definitions”. Dari definisi pengimpor terbesar LNG di dunia, dan
Suchman ini terdapat tiga kata kunci yaitu pengimpor terbesar kedua batubara.
diinginkan (desirable), patut (proper) dan Terjadinya krisis minyak di Timur Tengah
tepat (appropriate). Menjadi pertanyaanya pada 1973 dan 1978 menjadikan
adalah nilai dan norma apa yang memenuhi ketergantungan Jepang akan impor bahan
ketiga syarat tersebut. Bagi pluralis, bakar fosil mulai dikurangi dengan adanya
kepentingan materi dan kedaulatan negara usaha dari pemerintah maupun industri untuk
dalam mencapai energy security yang secara memenuhi kebutuhan energi sendiri, salah
universal diterima negara sebagai nilai dan satunya dengan memperbanyak pembangunan
norma yang sah memiliki legitimasi. Bagi PLTN.
aktivis transnasional, kepentingan materi Pada Maret 2002, pemerintah Jepang
standar minimal dan perlu ditambahkan mengumumkan bahwa Jepang akan
dengan pembangunan berkelanjutan. Muncul bergantung pada energi nuklir untuk mencapai
perdebatan nilai apa yang menjadi nilai yang tujuan pengurangan emisi gas kaca sesuai
mengandung legitimasi. dengan Kyoto Protocol. Sebuah rencana energi
Dalam konteks penggunaan energi 10 tahun telah diberikan ke Ministry of
nuklir, faktor pembangunan berkelanjutan dan Economy, Trade and Industry pada Juli 2001.
Aktivisme transnasional selama ini Rencana tersebut menyarankan untuk
dipinggirkan karena negara memprioritaskan meningkatkan penggunaan pembangkit tenaga

59
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VII No. 1/Juni 2017

nuklir hingga 30%, dengan perkiraan berkelanjutan dan aktivisme transnasional.


perusahaan listrik akan memiliki 9 hingga 12 Energi nuklir tidak seharusnya dihentikan
PLTN baru yang dioperasikan pada tahun karena energi nuklir berkontribusi signifikan
2011. Kemudian pada tahun 2002 dikeluarkan terhadap energy security. Sedangkan solidaris
undang-undang baru, Energy Policy Law, meletakkan pembangunan berkelanjutan dan
sebagai prinsip utama dari keamanan energi aktivisme transnasional pada posisi paling
dan persediaan energi yang stabil. Energy atas. Meskipun berkontribusi terhadap energy
Policy Law mengatur tentang Basic Energy security, energi nuklir tidak layak diteruskan
Plan yang diperbaharui 3 tahun sekali. Di karena resiko yang ditimbulkan begitu
dalam Basic Energy Plan, dirumuskan energi berbahaya bagi keberlanjutan lingkungan
campuran untuk pasokan energi Jepang. hidup. Dilema yang dihadapi negara ini justru
Laporan Energy Information Administration memunculkan peran negara adikuasa dan
pada tahun 2010 menunjukkan konsumsi perusahaan transnasional yang memulihkan
energi Jepang masih didominasi oleh minyak, krisis legitimasi energi nuklir Jepang.
batubara dan gas alam. Aktivisme transnasional anti-nuklir tidak
berhasil menjadi titik putar karena dukungan
5. Kesimpulan dan Rekomendasi penuh dari Amerika Serikat sebagai negara
Bencana nuklir Fukushima telah adikuasa. Pemerintahan AS dan negara-negara
membawa dampak yang buruk bagi maju lainnya masih menggunakan reaktor
masyarakat Jepang. Bencana nuklir Fukushima nuklir untuk pembangkit listrik sehingga
adalah bencana terparah di dunia setelah Amerika Serikat menggunakan kekuatannya
bencana nuklir Chernobyl Ukraina 1986. Dari untuk memadamkan aktivisme anti-nuklir
54 PLTN yang ada dan beroperasi di Jepang, tersebut dengan mendanai berbagai lembaga
sekitar 14 unit PLTN diantaranya yang terkena penelitian untuk mengembangkan standar
dampak langsung dari bencana gempa dan keamanan dan keselamatan yang lebih
tsunami secara otomatis berhenti beroperasi. mutakhir.
Lebih dari 600.000 penduduk Fukushima
harus mengungsi akibat paparan radiasi.
Sektor perikanan Jepang juga terpuruk setelah Daftar Pustaka
bencana Fukushima. Banyak negara yang Arauojo, Kathleen. 2015. Japan's Nuclear
membatasi impor dan meningkatkan Energy Choices. Accessed July 7, 2016.
pengawasannya terhadap makanan yang http://www.japantimes.co.jp/opinion/201
diimpor dari Jepang. Hal tersebut dilakukan 5/10/29/commentary/japan-
oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, commentary/japans-nuclear-energy-
Australia, Selandia Baru, India, dan negara- choices/#.V4tdRbh97IV.
negara Asia lainnya seperti Hongkong, China, Ardhana, Wisnu Arya. 2007. Teknologi
Indonesia, Malaysia, Singapura, Korea dan Nuklir: Proteksi Radiasi dan
Thailand. Aplikasinya. Bandung: Penerbit Andi.
Bencana nuklir ini memicu perdebatan Asia Pacific Energy Research Centre. 2007. A
pluralis, solidaris, masyarakat internasional Quest for Energy Security in the 21st
dan masyarakat dunia mengenai hierarki Century. Tokyo: Asia Pacific Energy
konsep dalam ekonomi politik internasional. Research Centre.
Penelitian ini membahas tiga konsep yaitu Blackmore, Daniel. 2013. "Abandoning
konsep energy security, aktivisme Nuclear Power: A Social Constructivist
transnasional dan pembangunan keberlanjutan. Analysis of Germany’s Response to
Bagi pluralis, energy security menjadi konsep Fukushima." Journal of Politics and
paling penting dan mengalahkan pembangunan International Studies 9: 87.

60
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VII No. 1/Juni 2017 JIPSi
Cherp, Aleh, and Jessica Jewell. 2014. "The Princen, Thomas. 1994. "Creating a Niche in
Concept of Energy Security: Beyond the Environmental Diplomacy." In
Four As." Energy Policy 415-421. Environmental NGOs in World Politics:
Florian, Bauman. 2008. Energy Security as a Linking the Local and the Global, by
Multidimensional Concept. Munich: Thomas Princen and Mathhias Finger,
Center for Applied Policy Research. 29-47. London: Routledge.
Florini, Ann. 2010. "Global Governance and Purba, Mikhael Benanta. 2013. Perubahan
Energy." In Energy Security: Kebijakan Keamanan Energi Nuklir
Economics; Politics; Strategies; and Perancis Pasca Peristiwa Fukushima.
Implications, by Jonathan Elkind and Depok: Universitas Indonesia.
Carlos Pascual, 149-185. Washington: Raffer, Kunibert, and Hans Singer. 1996. The
Brookings Institution. Foreign Aid Business: Economic
Kim, Youngwan. 2011. The Unveiled power of Assistance and Cooperation.
NGOs: how NGOs influence states' Cheltenham: Edward Elgar Publishing
foreign policy behaviors . Iowa: Limited.
University of Iowa. Reuters. 2015. Japan asks for WTO panel to
Kingston, Jeff. 2012. Natural Disaster and rule on S.Korea's Fukushima-related
Nuclear Crisis in Japan: Response and food import restrictions. August 20.
Recovery After Japan's 3/11. New York: Accessed July 30, 2016.
Routledge. http://www.reuters.com/article/japan-
Kristiana, Tenny Widya, Lisman Manurung, southkorea-wto-
and Susy Ong. 2015. Peran gerakan anti idUSL3N10V3RA20150820.
nuklir dalam kebijakan energi Jepang Starr, Steven. 2014. Costs and Consequences
pasca insiden Fukushima Daiichi . of the Fukushima Daiichi Disaster .
Depok: Universitas Indonesia. Accessed July 17, 2016.
Kyoto University Graduate Schoool of Global http://www.psr.org/environment-and-
Environment Studies. 2011. Mega health/environmental-health-policy-
Disaster in a Resilient Society. Kyoto: institute/responses/costs-and-
Kyoto University. consequences-of-fukushima.html.
Masatsugu Hayashi, Larry Hughes. 2013. "The Tarrow, Sidney. 2015. The New Transnational
Fukushima Nuclear Accident and its Activism. Cambridge: Cambridge
Effect on Global Energy Security." University Press.
Energy Policy 59: 102-111. The Japan Times. 2015. Russia eases
McCurry, Justin. 2016. Five years on, cleanup Fukushima-related seafood ban; Taiwan
of Fukushima's reactor remain a distant mulls loosening embargo. July 22.
goal. Accessed 17 7, 2016. Accessed July 30, 2016.
https://www.theguardian.com/environme http://www.japantimes.co.jp/news/2015/
nt/2016/mar/11/fukushima-daiichi- 07/22/national/russia-eases-ban-seafood-
nuclear-reactors-decommission-cleanup- imports-japan/#.V5xalrh97IU.
japan-tsunami-meltdown. Yergin, Daniel. 2006. "Ensuring Energy
—. 2013. South Korea bans fish imports from Security." Foreign Affairs 69-82.
Japan's Fukushima region. September 6.
Accessed July 30, 2016.
https://www.theguardian.com/world/201
3/sep/06/south-korea-fish-japan-
fukushima.

61
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
JIPSi Volume VII No. 1/Juni 2017

62

You might also like