You are on page 1of 29

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Tn.

S DENGAN
DIAGNOSA HIDRONEFROSIS DI RUANG ICU RUMAH SAKIT UMUM
CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

Disusun Oleh:

Oktaviana.,S.Kep
NPM. 2214901005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN TEKNOLOGI DAN SAINS
UNIVERSITAS BUMI PERSADA
2023
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Hidronefrosis

Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua
ginjal akibatadanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin
mengalir balik sehingga tekanan di ginjal meningkat. Hidronefrosis adalah
obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih dapatmengakibatkan
penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan ureter yang dapat
mengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal.Apabila obstruksi ini
terjadi di ureter atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua
ginjal tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya batu atau
kekakuan maka hanya satu ginjal yang rusak.
Hidronefrosis merupakan suatu keadaan pelebaran dari pelvis ginjal dan
kalises. Adanya hidronefrosis harus dianggap sebagai respons fisiologis
terhadap gangguan aliran urine. Meskipun hal ini sering disebabkan oleh proses
obstruktif, tetapi dalam beberapa kasus, seperti megaureter sekunder untuk
refluks pralahir, sistem pengumpulan mungkin membesar karena tidak adanya
obstruksi (Arif Muttaqin dan Kumala Sari, 2012).
Hidronefrosis adalah dilatasi pelvis ureter yang dihasilkan oleh obstruksi
aliran keluar urin oleh batu atau kelainan letak arteria yang menekan ureter
sehingga pelvis membesar dan terdapat destruksi progresif jaringan ginjal
(Gibson, 2003).
B. Klasifikasi Hidronefrosis

Dari hasil pemeriksaan radiologis hidronefrosis terdapat 4 grade


hidronfrosis, diantaranya (Beetz dkk, 2001) :
1. Hidronefrosis Derajat 1

Hasil yang ditemukan berupa dilatasi pelvis renalis tanpa dilatasi kaliks
berbentuk Blunting alias tumpul

2. Hidronefrosis Derajat 2

4
Dilatasi pelvis renalis dan kaliks mayor, kaliks berbentuk flattening,
alias mendatar

3. Hidronefrosis derajat 3
Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor. Tanpa adanya
penipisan korteks. Kaliks berbentuk clubbing, alias menonjol. Adanya
tanda minor atrofi ginjal (papilla datar dan forniks tumpul)
4. Hidronefrosis derajat 4
Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor. Serta adanya
penipisan korteks batas antara pelvis ginjal dan kaliks hilang. Tanda
signifikan adanya atrofi ginjal (parenkis tipis). Calices berbentuk
ballooning alias menggembung.
C. Etiologi Hidronefrosis

Menurut Parakrama & Clive (2005) penyebab yang bisa mengakibatkan


hidronefrosis adalah sebagai berikut:
1. Hidronefrosis Unilateral
Obstruksi pada salah satu sisi saluran kemih pada umumnya disebabkan
oleh proses patologik yang letaknya proksimal terhadap kandung kemih.
Keadaan ini berakibat hidronefrosis dan dapat menyebabkan atrofi serta
kehilangan fungsi salah satu ginjal tanpa menyebabkan gagal ginjal.
Penyebab obstruksi unilateral adalah:
a. Obstruksi sambungan ureteropelvik (sambungan antara ureterdan pelvis
renalis)
a) Kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter ke dalam pelvis
renalis terlalu tinggi

b) Lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke


bawah

c) Batu di dalam pelvis renalis

d) Penekanan pada ureter oleh jaringan fibrosa, arteri atau vena yang
letaknya abnormal, dan tumor
b. Obstruksi adanya penyumbatan dibawah sambungan ureteropelvik

5
a) Batu di dalam ureter
b) Tumor di dalam atau di dekat ureter

c) Penyempitan ureter akibat cacat bawaan, cedera, infeksi, terapi


penyinaran atau pembedahan
d) Kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau ureter

e) Pembentukan jaringan fibrosa di dalam atau di sekeliling ureter


akibat pembedahan, rontgen atau obat-obatan (terutama metisergid)
f) Ureterokel (penonjolan ujung bawah ureter ke dalam kandung
kemih)

g) Kanker kandung kemih, leher rahim, rahim, prostat atau organ


panggul lainnya

h) Sumbatan yang menghalangi aliran air kemih dari kandung kemih


ke uretra akibat pembesaran prostat, peradangan atau kanker
i) Arus balik air kemih dari kandung kemih akibat cacat bawaan atau
cedera

j) Infeksi saluran kemih yang berat yang untuk sementara waktu


menghalangi kontraksi ureter
c. Penyakit ureter kongenital
d. Penyakit ureter yang didapat didapat
2. Hidronefrosis Bilateral
a. Hyperplasia prostat pada usia lanjut

b. Adanya katup uretra posterior congenital

c. Pasien paraplegia dengan kandung kemih neurogenik

d. Fibrosis retroperitoneum dan keganasan

e. Disfungsi otot ureter yang timbul pada masa kehamilan

6
D. Patofisiologi Hidronefrosis

Obstruksi total akut ureter pada binatang percobaan menyebabkan


pelebaran mendadak dan peningkatan tekanan lumen bagian proksimal tempat
obstruksi. Filtrasi glomerulus tetap berlangsung dengan peningkatan filtrasi
pada tubulus dan penumpukan cairan di ruang interstisium. Peningkatan
tekanan interstisium menyebabkan disfungsi tubulus. Kerusakan nefron
ireversibel terjadi dalam waktu kira-kira 3 minggu. Pada obstruksi parsial,
kerusakan ireversibel terjadi dalam waktu yang lebih lama dan bergantung pada
derajat obstruksi.

Sebagian besar penyebab obstruksi saluran kemih yang diuraikan diatas


menyebabkan obstruksi parsial lambat terhadap aliran urine. Keadaan ini
menyebabkan hidronefrosis dan atrofi korteks ginjal progresif akibat kerusakan
nefron yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan tahunan. Hanya
hidronefrosis bilateral yang dapat menyebabkan gagal ginjal. Statis urine akibat
obstruksi meningkatakan insidensi pielonefritis akut dan pembentukan batu
saluran kemih yang keduanya dapat memperberat obstruksi.
Obstruksi ureter akut oleh batu, bekuan darah, atau kerak papila renalis
akan menyebabkan kolik ureter akibat peningkatan peristalsis ureter. Kolik
ureter merupakan nyeri intermitten yang sering kali sangat berat pada sudut
ginjal posterior dan menjalar disekitar pinggang (flank) menuju daerah pubis.
obstruksi unilateral kronis biasanya asimtomatik bahkan pada obstruksi total
dan umumnya berlanjut dengan kerusakan ginjal permanen sebelum terdeteksi.
Obstruksi parsial bilateral kronis memberikan gambaran gagal ginjal kronis
progresif, meliputi hipertensi, kegagalan fungsi tubulus
(poliuria, asidosis tubulus renalis, dan hiponatremia), dan timbulnya batu
saluran kemih atau pielonefritis akut. Penanganan pasien tersebut dapat
mengembalikan fungsi tubulus menjadi normal bila dilakukan secara dini.
Obstruksi bilateral total meneyebabkan gagal ginjal akut tipe pascaginjal dan
selanjutnya dengan cepat menuju ekmatian bila tidak segera dikoreksi. Oleh
karena itu, keadaan ini termasuk kegawatdaruratan medis (Kimberly, 2011).

7
Sedangkan menurut Vinay Kumar, dkk (2007) Obstruksi bilateral total
menyebabkan anoria, yang menyebabkan pasien segera berobat. Apabila
obstruksi terletak dibawah kandung kemih, gejala dominant adalah keluhan
peregangan kandung kemih. Secara paradoks, obstruksi bilateral inkomplit
menyebabkan poliuria bukan oliguria, akibat terganggunya kemampuan tubulus
memekatkan urin dan hal ini dapat menyamarkan sifat asli kelainan ginjal.
Sayangnya, hidronefrosis unilateral dapat tetap asintomatik dalam jangka lama,
kecuali apabila ginjal yang lain tidak berfungsi karena suatu sebab. Ginjal yang
membesar sering ditemukan secara tidak sengaja pada pemerksaan fisik rutin.
Kadang-kadang penyebab dasar hidronefrosis, seperti kalkulus ginjal atau
tumor obstruktif, menimbulkan gejala yang secara tidak langsung menimbulkan
perhatian ke hifronefrosis. Dihilangkanya obstruksi dalam beberapa minggu
biasanya memungkinkan pemulihan total fungsi, namun seiring dengan waktu
perubahan menjadi ireversibel.

E. Manifestasi Klinis
Pasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap. Obstruksi
akutdapatmenimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang. Jika terdapat infeksi
akan terjadi disuria,menggigil,demam dan nyeri tekan serta piuria akan terjadi.
Hematuri dan piuriamungkin juga ada. Jikakedua ginjal kena maka tanda dan
gejala gagal ginjal kronik akan muncul, seperti:
1. Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium).
2. Gagal jantung kongestif.
3. Perikarditis (akibat iritasi oleh toksik uremi).
4. Pruritis (gatal kulit).
5. Butiran uremik (kristal urea pada kulit).
6. Anoreksia, mual, muntah, cegukan.
7. Penurunan konsentrasi, kedutan otot dan kejang

8
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Laboratorium
Urinalisis Pyura menunjukkan adanya infeksi. Hematuria mikroskopik
dapat menunjukkan adanya batu atau tumor. Hitung jumlah sel darah
lengkap: leukositosis mungkin menunjukkan infeksi akut. Kimia serum:
hidronefrosis bilateral dan hidroureter dapat mengakibatkan peningkatan
kadar BUN dan kreatinin. Selain itu, hiperkalemia dapat menjadi kondisi
yang mengancam kehidupan.
2. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi adalah metode yang cepat, murah, dan cukup akurat untuk
mendeteksi hidronefrosis dan hidroureter, namun, akurasi dapat bergantung
pada pengguna. Ultrasonografi umumnya berfungsi sebagai tes skrining
pilihan untuk menetapkan diagnosis dan hidronefrosis.
3. Pyelography Intravena (IVP)
Pyelography intravena berguna untuk mengidentifikasi keberadaan dan
penyebab hidronefrosis dan hidroureter. Intraluminal merupakan penyebab
paling mudah yang dapat diidentifikasi berdasarkan temuan IVP
4. CT Scan
CT Scan memiliki peran penting dalam evaluasi hidronefrosis dan
hidroureter. Proses retroperitoneal menyebabkan obstruksi ekstrinsik dari
ureter dan kandung kemih dapat dievaluasi dengan sangat baik pada CT
Scan.
G. Penatalaksanaan Medis
1. Hidronefrosis akut
a. Jika fungsi ginjal telah menurun, infeksi menetap atau nyeri yang hebat,
maka air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan segera
dikeluarkan(biasanya melalui sebuah jarum yang dimasukkan melalui
kulit).
b. Jika terjadi penyumbatan total, infeksi yang serius atau terdapat batu,
maka bisa dipasang kateter pada pelvis renalis untuk sementara waktu .

9
2. Hidronefrosis kronik
Hidronefrosis kronis diatasi dengan mengobati penyebab dan
mengurangi penyumbatan air kemih. Ureter yang menyempit atau abnormal
bisa diangkat melalui pembedahan dan ujung-ujungnya disambungkan
kembali.
a. Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk membebaskanureter dari
jaringan fibrosa.
b. Jika sambungan ureter dan kandung kemih tersumbat, maka dilakukan
pembedahan untuk melepaskan ureter dan menyambungkannya kembali
di sisi kandung kemih yang berbeda.
c. Jika uretra tersumbat, maka pengobatannya meliputi: a) Terapi
hormonal untuk kanker prostat
d. Pembedahan dilakukan pembedahan untuk membebaskan ureter dari
jaringan fibrosa. Jika sambungan ureter dan kandung kemih tersumbat,
maka dilakukan pembedahan untuk melepaskan ureter dan
menyambungkannya kembali di sisi kandung kemih yang berbeda.
Pembedahan pada hidronefrosis akut biasanya jika infeksi dapat
dikendalikan dan ginjal berfungsi dengan baik.
e. Pelebaran uretra dengan dilator
H. Komplikasi Hidronefrosis
Menurut Kimberly (2011) penyakit hidronefrosis dapat menyebabkan
komplikasi sebagai berikut:
1. Batu ginjal
2. Sepsis
3. Hipertensi renovaskuler
4. Nefropati obstruktif
5. Infeksi
6. Pielonefritis
7. Ileus paralitik

10
ASUHAN KEPERAWATAN

• Asuhan Keperawatan Umum


1. Pengkajian
a. Anamnesa
1) Identitas Klien
a) Nama (Nama klien sangat dibutuhkan sebagai identitas klien)
b) Umur (Umur dapat mengidentifikasi penyebab dari
hidronefrosis yang terjadi pada orang dewasa)
c) Jenis kelamin (Jenis kelamin bisa untuk identifikasi penyebab
misalnya pada pria lansia penyebab tersering ialah akibat
obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat pembesaran
prostat. Pada perempuan hamil bisa terjadi akibat pembesaran
uterus)
d) Agama
e) Pendidikan
f) Pekerjaan (Pekerjaan klien dapat berpengaruh terhadap
penyebab klien menderita hidronefrosis, misalnya sopir atau
sekretaris yang pekerjaannya banyak untuk duduk sehingga
meningkatkan statis urine)
g) Status Perkawinan
b. Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan px biasnya nyeri pada daerah perut bagian
bawah tembus pinggang
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Dahulu Riwayat pasien terdahulu mungkin
pernah mengalami penyakit batu ginjal, tumor, pembesaran prostat,
ataupun kelainan kongenital.

11
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan sekarang ialah status kesehatan klien saat ini
seperti klien berkemih sedikit tergantung periode penyakit, nyeri
saat berkemih, nyeri panggul.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien ada yang menderita penyakit polikistik ginjal
herediter, diabetes mellitus, serta penyakit ginjal yang lain.
d. Pengkajian Keperawatan
1) Aktivitas dan istirahat (Kelelahan, kelemahan, malaise)
2) Integritas ego (Faktor stress, perasaan tidak berdaya, menolak
cemas, marah)
3) Elimasi (Penurunan frekuensi, oliguri, anuri, perubahan warna urin)
4) Makanan/cairan (Penurunan berat badan karena malnutrisi,
anoreksia, mual, muntah)
5) Nyeri/kenyamanan (Nyeri abdomen, nyeri tulang rusuk dan tulang
panggul, gelisah, distraksi tergantung derajat keparahan)
6) Interaksi sosial (Tidak mampu bekerja, tidak mampu menjalankan
peran seperti biasa)
7) Persepsi diri Kurangnya pengetahuan, gangguan body image.
8) Sirkulasi Peningkatan tekanan darah, kulit hangat dan pucat.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kulit : pada Inspeksi didapatkan warna kulit sawo matang,palpasi
turgor cukup 2) Kepala : Mesochepal, rambut hitam, distribusi
merata, tidak mudah dicabut.
b. Mata :Conjungtiva merah muda, sclera putih, pupil bulat, isokor,
reflek cahaya(+/+).
c. Telinga : Simetris, serumen (+/+) dalam batas normal.
d. Hidung : simetris, septum di tengah, selaput mucosa basah.
e. Mulut : gigi lengkap, bibir tidak pucat, tidak kering
f. Leher : trachea di tengah, kelenjar lymphoid tidak membesar, kelenjar
tiroid tidak membesar, tekanan vena jugularis tidak meningkat.

12
g. Thorax :
1) Jantung: Ictus cordis tidak tampak dan tidak kuat angkat, batas
jantung dalam batas normal, S1>S2, regular, tidak ada suara
tambahan.
2) Paru-paru: Tidak ada ketinggalan gerak, vokal fremitus kanan = kiri,
nyeri tekan tidak ada, sonor seluruh lapangan paru, suara dasar
vesikuler seluruh lapang paru, tidak ada suara tambahan.
3) Abdomen :
a) I: Perut datar, tidak ada benjolan
b) A: Bising usus biasanya dalam batas normal.
c) P: Timpani seluruh lapang abdomen
d) P: ada nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba, tidak teraba
massa.
e) Pada pasien dengan hidronefrosis berat, palpasi ginjal dapat
teraba. Dengan hidronefrosis bilateral, edema ekstremitas bawah
dapat terjadi. Sudut kostovertebral pada satu sisi yang terekena
sering lembut. Adanya kembung pada kandung kemih yang
teraba jelas menambah bukti bahwa adanya obstruksi saluran
kemih.

4) Ekstremitas Superior: tidak ada deformitas, tidak ada oedema, tonus


otot cukup. Inferior : deformitas (-), jari tabuh (-), pucat (-), sianois
(-), oedema (-), tonus otot cukup.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
1) Urinalisis : Pyura menunjukkan adanya infeksi. Hematuria
mikroskopik dapat menunjukkan adanya batu atau tumor,
Volumenya <400 ml/ hari dalam 2428jam setelah ginjal rusak,
Warna urin Kotor, terdapat sedimen kecoklatan yang menunjukkan
adanya darah, mioglobin, dan porfirin.
2) Hitung jumlah sel darah lengkap: leukositosis mungkin
menunjukkan infeksi akut.

13
3) Kimia serum: hidronefrosis bilateral dan hidroureter dapat
mengakibatkan peningkatan kadar BUN dan kreatinin. Selain itu,
hiperkalemia dapat menjadi kondisi yang mengancam kehidupan.
b. Radiodiagnostik
1) USG abdomen: Berfungsi sebagai tes skrining pilihan untuk
menetapkan diagnosis dan hidronefrosis.
2) IVP
Pyelography intravena berguna untuk mengidentifikasi keberadaan
dan penyebab hidronefrosis dan hidroureter. Intraluminal
merupakan penyebab paling mudah yang dapat diidentifikasi
berdasarkan temuan IVP
3) Renogram / RPG
4) Poto thorax
5) ECG : untuk mengetahui elektrolit dalam tubuh

14
• Analisis Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DO : Nyeri Akut
Obstuksi Aliran Urin
Klien tampak

meringis
Tekanan saluran Kemih
Pernafasan klien

cepat Kolik renalis/nyeri
Tamnpak gelisah pinggang
Skala nyeri klien 8 ↓
DS : Nyeri Akut
Klien mengatakan
nyeri di bagian
pinggang

2 DO : Hidronefrosis Gangguan Eliminasi Urin


Urin klien kurang ↓
dari 400 ml/ hari Refluks urin ke ginjal
dalam 24-28jam ↓
Warna urin klien Retensi urin
kotor (coklat) DO ↓
: Gangguan pola eliminasi
Klien mengatakan urin
urinnya yang keluar
sedikit

15
3 DO : Obstruksi aliran urin Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
Nafas klien berbau ↓
kebutuhan tubuh
ammonia Kerusakan ginjal
Klien hanya ↓
menghabiskan Kegagalan ginjal
makan ¼ porsi membuang limbah
BB klien menurun metabolic
dari 69 menjadi 50 ↓
DS : Pe ureum dalam darah
Klien mengatakan ↓
tidak mau makan Di sis. Pencernaan
Klien merasa mual ↓
dan muntah
Anoreksia, mual, muntah
4 DO : Hidronefrosis unilateral
Suhu Badan klien ↓
37,90C Terdapat obstruksi
Hasil pemeriksaan ↓
lab darah : Refluk urin ke ginjal
peningkatan leukosit, ↓
keratin menurun Peningkatan jumlah urin
Diagnose di ginjal
Hidronefrosis DS: ↓
Klien merasa Kontaminasi kuman
demam ↓
Klien merasa lemas Risiko Infeksi
dan lemah

16
• Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan peningkatan jumlah volume urin pada
ginjal
2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan perubahan jumlah urin
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, mual, muntah
4. Resiko infeksi berhubungan dengan depresi pertahanan imunologi sekunder
terhadap uremia
• Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil
Nyeri akut b/d NOC : NIC :
Peningkatan jumlah Pain level • Lakukan pengkajian
volume urin pada ginjal Pain control KH : nyeri secara
komprehensif
• Mampu mengontrol nyeri
termasuk lokasi,
• Melaporkan bahwa nyeri
karakteristik, durasi,
berkurang dgn
frekuensi, kulitas, dan
menggunakan manajemen
factor presipitasi
nyeri
• Observasi reaksi
• Mampu mengenali nyeri
nonverbal
• Menyatakan rasa
nyamansetelah nyeri
berkurang


Kaji kultur yang
mempengaruhi nyeri
• Evaluasi pengalaman
nyeri masa lampau
Control lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri
• Kaji tipe dan sumber
nyeri Berikan analgetik
• Lakukan pengobatan
non farmakologik

17
Gangguan pola eliminasi NOC NIC:
urin b/d perubahan urinary elimination )
( • Memenatau asupan
jumlah urin
urinary continuece dan keluaran
• Memntau tingkat
kriteria hasil: distensi kandung
• intake cairan dalam rentang kemih dengan palpasi
normal kantung kemih dan perkusimeransang
secara penuh tdak ada reflex kandung kemih
residu urine > 100-200cc • Masukan kateter kemih
• balance cairan seimbang • Menyediakan
penghapusan privasi
Intoleransi aktifitas NOC NIC
b/d penurunan alergiy conservation • Energy management
aktivitas
self care: ADL • Obserpasi adanya
batasan klien dalam
Kriteria hasil: beraktivitas kaji
• Berpartisipasi dalam adnya faktor yang
aktivitas fisik tanpa • menyebabbkan
disertai peningkatan kelelahan
tekanan darah nadi dan • monitor nutrisi
pernafasan mampu dan sumber
melakukan aktivitas
sehari-hari energi yang
adekuat
• monitor akan adanya
• kelelahan fisik dan
emosi secara berlebih
Activity terapy
• bantu klien untuk
• mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan
• bantu untuk memilih
• aktivitas konsisiten
yang sesuai dengan
kemamuan fisik dan
psikologis

18
)• Kolaborasi dengan
tenaga rehabilitasi
medic dalam
merencanakan
program
• terapi yang tepat

19
DAFTAR PUSTAKA

De Jong, Sjamsuhidayat. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed. 3. Jakarta: EGC

Doenges,Marilyn E,dkk.2010.Nursing Care Plans.Ed.8.USA : Davis Plus


Mitchell.2006.Buku Saku Patologis Penyakit Ed.7.Trans:Andry
Hartono.Jakarta:EGC Kumar, Vinay, dkk. 2007. Buku Ajar Patologi
Robbins, Vol. 2, ed. 7. Jakarta: EGC.

Manski,Dr.med.Dirk.2015. Hydronephrosis and Upper Urinary Tract


Obstruction.Available from : URL : http://www.urology-
textbook.com/hydronephrosis.html [Diakses tanggal 15 Maret 2015]

Medkes.2013.ESWL.Hancurkan Batu Ginjal Tanpa Operasi.Availabe from :


URL :
http://www.medkes.com/2013/12/eswl-hancurkan-batu-ginjal-tanpa-
operasi.html [Diakses tanggal 15 Maret 2016]

Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2012. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2001. Keperawatan Medikal Bedah


Brunner & Suddarth. Ed. 8. Jakarta: EGC

20
Pathways

Proses infeksi Infeksi pada Tumor/neoplas Pembesaran


uretra ma di sekitar pada uterus pada
ureter atau saat kehamilan
uretra
Metabolisme Peradangan
meningkat
Kompresi pada
Ko saluran kemih
Panas/demam Terbentuknya mp
jaringan parut res
i
pa
HIPERTERMI da Urine yang GANGGUAN
Obstruksi sebagian
keluar sedikit POLA
Obstruksi atau total aliranure
karena ada ELIMINASI
akut urine ter
penyempitan URINE
/ur ureter/uretra
etr
a
Kolik Urine mengalir balik Kegagalan
Lambung
renalis/nyeri ginjal untuk
pinggang membuang
limbah
metabolik
Ur
NYERI AKUT Hidroureter
e
u
Peni m
Urine refluk ke ngk b
Stasis urine
pelvis ginjal atan er
ureu te
Mual m
m
muntah u
RESIKO dala
Penekanan pada Bersifat m d
INFEKSI
medulla ginjal/pada sel racun dalam e
sel ginjal tubuh dara ng
h
GANG an
GUAH
RESIKO PERUBAHAN N CL
PERFUSI GINJAL System NUTR
pencernaan
ISI
KURA
NG
DARI
21
KEBU
22

You might also like