You are on page 1of 23

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA
DI RUANG TERATAI 3 RSUD KARANGANYAR
Disusun Untuk Memenuhi Praktik Klinik Keperawatan
Pembimbing Klinik : Ibu Wahyuni S. Kep., Ns
Dosen Pembimbing : Bapak Akhmad Rifai, S. Kep., Ns., M. Kes

Disusun Oleh :
NADIN ARDYA PRADISTI
P27220020212

PROGRAM STUDI SARJANA SAINS TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
SURAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami mampu menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang
berjudul “Anemia Di Ruang Teratai 3 RSUD Karanganyar”. Laporan ini dibuat
guna untuk memenuhi tugas praktik klinik. Oleh karena itu, tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat dan kemudahan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan pendahuluan ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Hal ini tidak lain karena keterbatasan
pengetahuan kami, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga karya tulis ilmiah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan semoga Tuhan Yang Maha Esa
menerima segala amal kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu hingga
selesainya karya tulis ilmiah ini. Atas semua usul dan saran demi perbaikan karya
tulis ilmiah ini penulis ucapkan terima kasih.
Karanganyar, 22 November 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia merupakan masalah kesehatan yang mempengaruhi jutaan orang di
negara-negara berkembang dan tetap menjadi tantangan besar bagi kesehatan
manusia. Prevalensi anemia di perkirakan 9% di negara maju sedangkan di negara
berkembang prevalensinya 43%. Anak-anak dan wanita usia subur merupakan
kelompok yang paling beresiko. Prevalensi terutama tinggi di negara berkembang
karena faktor defisiensi diet dan atau kehilangan darah akibat infeksi parasit yang
dapat membawa dampak yang besar terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi, serta
kesehatan fisik. Sementara WHO dalam Worldwide Prevalence of Anemia
melaporkan bahwa total keseluruhan penduduk dunia yang menderita anemia adalah
1,62 miliar orang dengan prevalensi pada anak sekolah dasar 25,4% dan 305 juta
anak sekolah diseluruh dunia menderita anemia (WHO,2013).
Asuhan keperawatan pada anak dengan masalah anemia dilakukan agar
terpenuhinya kebutuhan cairan dan nutrisi pada anak dengan anemia. Di harapkan
agar perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada anak dengan
anemia dengan memperhatikan aspek preventif, promotif, kuratif maupun
rehabilitatif yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya dan
pencegahan anemia kepada anak dan juga orang tua, pemberian sayur dan buah hijau
dan juga pemberian suplemen penambah darah agar dapat menurunkan angka
kesakitan dan kematian yang diakibatkan dari penyakit anemia.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anemia di Ruang Teratai 3 RSUD
Karanganyar?
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan umum
Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anemia di Ruang Teratai 3
RSUD Karanganyar.

b. Tujuan khusus
1. Mampu menyusun konsep dasar Anemia
2. Mampu melakukan pengkajian keperawatan terhadap asuhan keperawatan
pada pasien yang mengalami Anemia
3. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan terhadap asuhan keperawatan
pada pasien yang mengalami Anemia
4. Mampu menyusun intervensi keperawatan terhadap asuhan keperawatan
pada pasien yang mengalami Anemia
5. Mampu melakukan implementasi keperawatan terhadap asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami Anemia
6. Mampu melakukan evaluasi keperawatan terhadap asuhan keperawatan
pada pasien yang mengalami Anemia
7. Mampu melakukan pendokumentasian keperawatan terhadap asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami Anemia

D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Diharapkan hasil asuhan keperawatan ini dapat memberikan wawasan sekaligus
pengetahuan bagi perkembangan ilmu keperawatan anak yang dapat
diaplikasikan dikalangan institusi terutama dalam pemberian asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami Anemia di Ruang Teratai 3 RSUD
Karanganyar.
2. Praktis
 Bagi Penulis
Dengan membuat Karya Tulis Ilmiah atau Laporan studi Kasus dapat
menambah wawasan dan pengalaman nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien Anemia. Dan sebagai bekal ilmu bagi penulis
untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat terkait dengan
Anemia.
 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada institusi
pendidikan, khususnya tentang laporan studi kasus dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan Anemia dan masalah-masalah yang
muncul muncul pada penyakit Anemia.
 Bagi Keluarga Pasien
Meningkatkan pengetahuan bagi keluarga klien tentang perawatan pasien
dengan Anemia.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Anemia adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup sel darah
merah yang sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh. Anemia
adalah suatu kondisi di mana konsentrasi hemoglobin lebih rendah dari biasanya.
Kondisi ini mencermin kan kurang nya jumlah normal eritrosit dalam sirkulasi.
Akibat nya, jumlah oksigen yang di kirim ke jaringan tubuh juga berkurang
(Sugeng Jitowiyono, 2018). Anemia adalah suatu kondisi konsetrasi hemoglobin
kurang dari normal anemia merefleksikan jumlah eritrosit yang kurang dari normal
di dalam sirkulasi. Akibatnya jumlah oksigen yang dihantarkan ke jaringan tubuh
juga berkurang. Anemia bukan merupakan kondisi penyakit khusus melainkan suatu
tanda adanya gangguan yang mendasari ( Brunner & Suddarth, 2015).
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin
dalam 1 mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red
cells volume) dalam 100 ml darah. Hal ini terjadi bila terdapat gangguan terhadap
keseimbangan antara pembentukan darah pada masa embrio setelah beberapa
minggu dari pada masa anak atau dewasa (Ngastiyah,2012).
Asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah anemia dilakukan agar
terpenuhinya kebutuhan cairan dan nutrisi pada pasien dengan anemia. Di harapkan
agar perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien
dengan anemia dengan memperhatikan aspek preventif, promotif, kuratif maupun
rehabilitatif yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya dan
pencegahan anemia, pemberian sayur dan buah hijau dan juga pemberian suplemen
penambah darah agar dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian yang
diakibatkan dari penyakit anemia.

B. Etiologi
Menurut ( Sugeng Jitowiyono, 2018 ), Pada dasarnya hanya tiga penyebab anemia
yang ada: kehilangan darah, peningkatan kerusakan sel darah merah (hemolisis), dan
penurunan produksi sel darah merah. Masing – masing penyebab ini mencakup
sejumlah kelainan yang membutuhkan terapi spesifik dan tepat. Etiologi genetik
meliputi:
1). Hemoglobinopati
2). Thalasemia
3). Kelainan enzim pada jalur glikolitik
4). Cacat sitoskeleton sel darah merah
5). Anemia persalinan kongenital
6). Penyakit Rh null

C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) untuk anemia adalah
sebagai berikut:
1). Jumlah Hb lebih rendah dari normal (12- 14 g/dL);
2). Kadar Ht menurun (normal 37 – 41%);
3). Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik);
4). Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi;
5). Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada anemia
aplastik).

D. Patofisiologi
Anemia menurut ( Wijaya & Putri, 2013) mencerminkan adanya kegagalan sum –
sum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau kedua nya. Kegagalan
sum – sum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak di ketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (dekstruksi), hal ini dapat terjadi akibat defek sel
darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal yang
menyebabkan dekstruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi
terutama dalam sel fagostik atau dalam sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati
dan limpa. Sebagai efek samping proses ini, bilirubin yang terbentuk dalam fagosit
akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan dekstruksi sel darah merah (hemolisis)
segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma. Konsentrasi normal nya 1
mg/dL atau kurang, bila kadar diatas 1,5 mg/dL akan mengakibatkan interik pada
sklera.

E. Pathway
Proses perjalanan penyakit dan gejala yang timbul serta keluhan yang dirasakan
dapat digambarkan dalam bentuk bagian sebagai berikut:

F. Manifestasi Klinis
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan gejala yang berhubungan
dengan anemia. Faktor tersebut antara lain kecepatan anemia, Perdarahan masif
Depresi sumsum tulang kongenital atau akibat obat - obatan Defisiensi besi, B12,
asam folat Eritrosit prematur Pembentukan sel hemopoetik terhenti atau berkurang
Kekurangan bahan baku pembuat sel darah merah Umur eritrosit pendek akibat
penghancuran sel darah merah Kehilangan banyak darah Transfusi darah Resti
infeksi Ansietas Hb menurun (< 10 g/dL ), trombosit/ trombositopenia, pansitopenia
Gastrointestinal kardiovaskuler Pengurangan aliran darah dan kompenen nya ke
organ tubuh yang kurang vital (anggota gerak), penambahan aliran darah ke otak dan
jantung Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Gangguan absorbsi nutrient yang
diperukan untuk pembentukan sel darah merah Pengiriman oksigen dan nutrien sel
berkurang Intoleransi aktivitas Pengiriman oksigen dan nutrient ke sel berkurang
Penurunan BB, kelemahan Perubahan perfusi jaringan Takikardi, TD menurun,
pengisian kapiler lambat, ekstremitas dingi, palpitasi 8 kronisital anemia, kebutuhan
metabolik pasien, gangguan fisik (misalnya penyakit jantung atau paru), serta
gambaran umum dari kondisi yang menyebabkan anemia.
Secara umum, semakin cepat anemia berkembang, semakin parah gejalan nya. Orang
yang biasanya sangat aktif atau memiliki tuntutan signifikan terhadap kehidupan
mereka cenderung memiliki gejala yang lebih tinggi daripada orang yang lebih
banyak duduk. Beberapa anemia oleh sebagai kelainan lain yang tidak diakibatkan
oleh anemia namun secara inheren dikaitkan dengan penyakit tertentu (Sugeng
Jitowiyono, 2018)

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Anemia menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) yang dapat dilakukan
pada pasien Anemia adalah sebagai berikut:
1). Transplantasi sel darah merah
2). Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
3). Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah
4). Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan
oksigen
5). Obati penyebab perdarahan abnormal (bila ada)
6). Diet kaya besi yag mengandung daging dan sayuran hijau

H. Komplikasi
Komplikasi anemia menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) adalah:
1). Kelelahan berat, bila anemia cukup parah seseorang mungkin merasa sangat lelah
sehingga tidak bisa menyelesaikan tugas sehari – hari.
2). Komplikasi kehamilan, wanita hamil dengan anemia defisiensi folat mungkin
lebih cenderung mengalami komplikasi, seperti kelahiran prematur.
3). Masalah jantung, anemia dapat menyebabkan detak jantung cepat atau ireguler
(aritmia). Bila seseorang menderita anemia, jantung harus memompa lebih banyak
darah untuk mengimbangi kekurangan 9 oksigen dalam darah. Hal ini menyebabkan
jantung membesar atau gagal jantung.
4). Kematian¸beberapa anemia turunan, seperti anemia sel sabit, bisa menyebabkan
komplikasi yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak darah dengan cepat
mengakibatkan anemia akut dan berat dan bisa berakibat fatal.
BAB III
Konsep Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
1). Identitas klien dan keluarga
Nama, umur, TTL, nama ayah/ibu, pekerjaan ayah/ibu, agama, pendidikan,
alamat.
2). Keluhan utama Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan pucat,
kelelahan, kelemahan, pusing
3). Riwayat kesehatan dahulu
 Menderita penyakit anemia sebelum nya, riwayat imunisasi.
 Adanya riwayat trauma, perdarahan
 Adanya riwayat demam tinggi
 Adanya riwayat ISPA
4). Keadaan kesehatan saat ini Klien pucat, kelemahan, sesak nafas, adanya gejala
gelisah, takikardi, dan penurunan kesadaran.
5). Riwayat kesehatan keluarga
 Riwayat anemia dalam keluarga
 Riwayat penyakit – penyakit, seperti kanker, jantung, hepatitis, DM, asma,
penyakit- penyakit infeksi saluran pernafasan.
6). Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum: apakah klien tampak lemah sampai sakit berat.
 Kesadaran: apakah klien mengalami compos mentis kooperatif sampai terjadi
penurunan tingkat kesadaranapatis, somnolen, spoor, coma
 Tanda – tanda vital : Tekanan darah menurun, frekuensi nadi meningkat, nadi
kuat sampai lemah, suhu meningkat atau menurun, pernafasan meningkat
 TB dan BB
 Kulit: apakah kulit klien teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat,
terdapatperdarahan dibawahkulit.
 Mata: apakah ada kelainan bentuk mata, konjungtiva anemis, kondisi sklera,
terdapat perdarahan subkonjungtiva, keadaan pupil, palpebra, dan refleks
cahaya.
 Hidung: apakah ada kelainan bentuk, mukosa hidung, cairan yang keluar dari
hidung atau gangguan fungsi penciuman.
 Telinga: apakah ada kelainan bentuk fungsi pendengaran
 Mulut: apakah ada kelainan bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah
kering, bibir pecah – pecah, atau perdarahan.
 Leher: apakah terrdapat pembesaran kelenjar getah bening, tiroid membesar,
dan kondisi distensi vena jugularis.
 Thoraks: periksa pergerakan dada, adakah pernafasan cepat atau irama nafas
tidak teratur.
 Abdomen: periksa apakah ada pembesaran hati, nyeri, bising usus, dan bias
dibawah normal.
 Genetalia: pada laki – laki apakah testis sudah turun kedalam skrotum dan pada
perempuan apakah labia minora tertutun labia mayora.
 Ekstremitas: apakah klien mengalami nyeri ekstremitas, tonus otot kurang.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

4. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertrofi atau peningkatan

isi sekuncup
5. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi

6. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat


C. Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1 7. Ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan Observasi
jaringan perifer tindakan keperawatan  Periksa
berhubungan dengan 3 x 24 jam sirkulasi perifer
penurunan konsentrasi diharapkan, (mis. Nadi
hemoglobin ketidakefektifan perifer, edema,
jaringan peerifer pengisian
membaik dengan kapiler, warna,
kriteria hasil : suhu, ankle
 Denyut nadi brachial index)
perifer meningkat  Identifikasi
 Tekanan darah factor risiko
sistolik menurun gangguan
 Tekanan darah sirkulasi (mis.
diastolic menurun Diabetes,
 Turgor kulit perokok, orang
membaik tua, hipertensi,
dan kadar
kolesterol
tinggi).
 Monitor
perubahan kulit
Edukasi
 Anjurkan
berhenti
merokok
 Anjurkan
menggunakan
obat penurun
tekanan darah,
antikoagulan,
dan penurun
kolesterol, jika
perlu

Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian
analgesic, jika
perlu
2 8. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Observasi
dengan agen pencedera tindakan keperawatan  Identifikasi
fisiologis 3 x 24 jam lokasi,
diharapkan nyeri karakteristik,
yang dirasakan klien durasi,
berkurang dengan frekuensi,
kriteria hasil : kualitas,
 Keluhan nyeri intensitas nyeri
menurun  Identifikasi
 Meringis menurun skala nyeri
 Gelisah menurun  Identifikasi
 Pola napas respons nyeri
membaik non verbal
 Identifikasi
factor yang
memperberat
dan
memperingan
nyeri
Terapeutik
 Berikan teknik
nonfarmakologi
s untuk
mengurangi
rasa nyeri (mis,
terapi musik,
kompres
hangat/dingin,
terapi bermain)
 Kontrol
lingkungan
yang
memperberat
rasa nyeri (mis,
suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi
istirahat dan
tidur
Edukasi
 Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri
 Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri
 Ajarkan teknik
nonfarmakolog
is untuk
mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
3 9. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan  Manajemen
berhubungan dengan tindakan keperawatan energi
kelemahan 3 x 24 jam Observasi
diharapkan  Identifikasi
intoleransi aktivitas gangguan
meningkat. Kriteria fungsi tubuh
Hasil: yang
Toleransi aktivitas mengakibatkan
 Frekuensi nadi kelelahan
 Kemudahan dalam  Monitor
melakukan aktivitas kelelahan fisik
sehari-hari. dan emosional
 Monitor pola
dan jam tidur
 Monitor lokasi
dan
ketidaknyaman
an selama
melakukan
aktivitas
Terapeutik:
 Sediakan
lingkungan
nyaman dan
rendah stimulus
(misal: Cahaya,
suara,
kunjungan)
 Lakukan latihan
rentang gerak
pasif atau aktif
 Berikan
aktivitas
distraksi yang
menenangkan
 Fasilitasi duduk
di sisi tempat
tidur, jika tidak
dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi:
 Anjurkan tirah
baring
 Anjurkan
melakukan
aktivitas secara
bertahap
 Anjurkan
menghubungi
perawat jika
tanda dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
 Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
 Kolaborasi
dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan
asupan
makanan
4 10. Resiko penurunan curah Setelah dilakukan Observasi
jantung berhubungan tindakan keperawatan  Monitor
dengan hipertrofi atau 3 x 24 jam tekanan darah
peningkatan isi sekuncup diharapkan resiko  Periksa tekanan
penurunan curah darah dan
jantung meningkat frekuensi nadi
dengan kriteria hasil : sebelum dan
 Kekuatan nadi setelah
perifer meningkat beraktifitas
 Bradikardia Terapeutik
menurun  Berikan terapi
 Pucat/sianosis relaksasi untuk
menurun mengurangi
 Tekanan darah stress, jika
membaik perlu
Edukasi
 Anjurkan
beraktivitas
fisik sesuai
toleransi
5 11. Resiko kerusakan integritas Setelah dilakukan Observasi
kulit berhubungan dengan tindakan keperawatan  Identifikasi
perubahan sirkulasi 3 x 24 jam penyebab
diharapkan resiko gangguan
kerusakan integritas integritas kulit
kulit meningkat (misalnya
dengan kriteria hasil : perubahan
 Elastisitas sirkulasi,
meningkat perubahan
 Hidrasi meningkat status nutrisi,
 Kerusakan penurunan
jaringan menurun kelembaban,
suhu
lingkungan
ekstrem,
penurunan
mobilitas)
Terapeutik
 Gunakan
produk
berbahan
petrolium atau
minyak pada
kulit kering.
Edukasi
 Anjurkan
menggunakan
pelembab (mis.
Lotion, serum)
 Anjurkan
minum air yang
cukup
6 12. Perubahan pola eliminasi Setelah dilakukan Observasi
berhubungan dengan tindakan keperawatan  Identifikasi
ketidakcukupan asupan 3 x 24 jam masalah usus
serat diharapkan eliminasi dan
fekal membaik penggunaan
dengan kriteria hasil : obat pencahar
 Keluhan defekasi  Monitor buang
lama dan sulit air besar
menurun Terapeutik
 Konsistensi feses  Berikan air
membaik hangat setelah
 Frekuensi makan
defekasi membaik  Sediakan
makanan tinggi
serat
Edukasi
 Anjurkan
mencatat
warna,
frekuensi,
konsistensi,
volume feses
 Anjurkan
mengkonsumsi
makanan yang
mengandung
tinggi serat
 Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan,
jika tidak ada
kontraindikasi
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian obat
supositoria
anal, jika perlu

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien dalam proses
penyembuhan dan perawatan serta masalah kesehatan yang dihadapi pasien yang
sebelumnya disusun dalam rencana keperawatan (Nursallam, 2011).

E. Evaluasi Keperawatan
Menurut Nursalam, 2011, evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis yaitu :
 Evaluasi formatif. Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan dimana evaluasi
dilakukan sampai dengan tujuan tercapai
 Evaluasi sumatif, merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode evaluasi ini
menggunakan SOAP.
Daftar Pustaka

Persatuan Perawat Nasional Indonesia.2017. Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia.2017. Standar Interfensi Keperawatan


Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia.2017.Standar Luaran Keperawatan


Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.

Steven, Rio.2019. Asuhan Keperawatan Anemia. KTI. (Online) diakses pada


21 November 2021 pukul 20.00

Mayori, Riska 2018. Asuhan Keperawatan Anemia pada Ibu Hamil. KTI. (Online)
diakses pada 26 November 2021 pukul 19.00

Rahayuningsih, Ferida. Asuhan Keperawatan Anemia pada Ny.R dengan Anemia


Di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping II Yogyakarta diakses pada 24
November 2021 pukul 20.00

You might also like