Professional Documents
Culture Documents
Askeb Komplementer
Askeb Komplementer
Disusun Oleh:
Disusun Oleh:
Uswatun Hasanah
NPM.201941021
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Ketua
Gustina, M.Keb
NIDN. 0001087010
Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Kebidanan
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Uswatun Hasanah
NPM. 201941021
Telah Diuji Pada Hari Senin Tanggal 04 Juli 2022 dan Dinyatakan Lulus
Dengan Susunan Tim Penguji:
Menyetujui:
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Mengetahui:
Ketua STIKes Baiturrahim Jambi Ketua Prodi DIII Kebidanan
iii
SURAT PERYATAAN
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan Tugas
Akhir saya yang berjudul:
Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Materai
10.000
Uswatun Hasanah
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Biodata
Nama :
Tempat Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
Agama :
Pekerjaan :
Alamat :
Telpon/HP :
B. Riwayat Pendidikan
Tahun 2007-2013 : SDN 79/VII Kasiro I
Tahun 2013-2016 : MTS Nurul Falah Padang Jering
Tahun 2016-2019 : SMA Islam Al-Falah Kota Jambi
Tahun 2019 s/d sekarang : STIKes Baiturrahim Jambi
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmatnya sehingga dapat terselesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul
Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny E Dengan Pijat Bayi Usia 2
Minggu di PMB Azimah Arifin Kota Jambi. Sebagai salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan Pada Program Studi D III
Kebidanan STIKes Baiturrahim Jambi.
Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga laporan tugas akhir ini dapat diselesaikan.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Filius Chandra, SE, MM selaku Ketua STIKes Baiturrahim Jambi.
2. Bapak Ariyanto, SKM. M.Kes selaku Wakil Ketua I STIKes Baiturrahim
Jambi.
3. Ibu Gustina, M.Keb selaku Wakil Ketua II STIKes Baiturrahim Jambi
sekaligus sebagai penguji yang telah memberikan masukan dan saran untuk
kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini
4. Ibu Nurbaiti, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
STIKes Baiturrahim Jambi.
5. Ibu Suci Rahmani Nurita, SST, M.Keb selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya yang penuh kesabaran memberi bimbingan, arahan
dan dorongan dalam Laporan Tugas Akhir ini.
6. Ibu Tuhu Perwitasari, M.Keb selaku pembimbing II, yang telah meluangkan
waktunya dan penuh kesabaran memberi bimbingan, arahan dan dorongan
dalam Laporan Tugas Akhir ini.
7. Ibu Azimah Arifin, Amd.Keb yang telah memberikan izin serta membimbing
saya dilahan dalam melakukan asuhan kebidanan dalam Laporam Tugas
Akhir ini.
8. Ny E dan Keluarga yang telah bersedia untuk menjadi subjek studi kasus saya
dalam Laporan Tugas Akhir ini.
vi
9. Seluruh Dosen Program Studi DIII Kebidanan yang telah memberikan ilmu
yang bermanfaat dan bimbingan selama menempuh Proses Pendidikan.
10. Teristimewa untuk kedua orang tua saya Bapak Na’am dan Ibu Jauhari sertai
kakak abang dan adik yang telah memberikan dukungan dan doa yang luar
biasa sehingga saya bisa menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
11. Teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dan
semangat untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangannya, mengingat keterbatasan kemampuan yang penulis miliki,
namun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyelesaikannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dalam penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini. Semoga
Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat.
Uswatun Hasanah
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................iii
SURAT PERYATAAN................................................................................iv
RIWAYAT HIDUP......................................................................................v
KATA PENGANTAR..................................................................................vi
DAFTAR ISI.................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.........................................................................................x
DAFTAR GAMBAR....................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Perumusan Masalah.....................................................................3
C. Tujuan Laporan Tugas Akhir......................................................3
D. Manfaat Laporan Tugas Akhir....................................................4
E. Ruang Lingkup............................................................................5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak adalah upaya penurunan dibidang kesehatan
yang menyangkut pelayanan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi, dan anak balita. Ibu dan anak merupakan kelompok yang
rentan terkena masalah kesehatan. Program kesehatan ibu dan anak
selama ini dianggap belum berjalan dengan baik sehingga Indonesia
termasuk Negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) Tertinggi di ASEAN (Lestari, 2020).
Hasil survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2017 Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 24 per 1000 kelahiran hidup.
Angka ini belum mencapai target SDGs yaitu 16 per 1000 kelahiran
hidup di tahun 2024. Penyebab kematian bayi yaitu berat badan lahir
rendah (BBLR), asfiksia, infeksi, kelainan kongenital, tetanus
neonatrium. (Profil Kesehatan Indonesia, 2020)
AKB dapat dicegah dengan cara meningkatkan peran keluarga
terutama ibu dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Masa bayi merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi sehingga bayi perlu mendapatkan perhatian khusus. Beberapa faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi diantaranya,
faktor internal yaitu, ras, suku, keluarga, jenis kelamin, usia, generik, dan
faktor eksternal, masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa nifas
dan KB (Minarti, 2017)
Pertumbuhan dan perkembangan yang optimal dapat dicapai dengan
memenuhi kebutuhan bayi diantaranya adalah nutrisi adekuat sesuai usia,
tidur yang cukup dan berkualitas, sentuhan kasih sayang dan stimulasi
sesuai tahap perkembangan bayi. Bayi yang mengalami gangguan tidur
akan mengalami gangguan yang sama dimasa-masa selanjutnya terutama
1
2
pada masa pertumbuhan. Sesaat setelah bayi lahir, bayi biasanya tidur
selama 16-20 jam sehari. Memasuki usia dua bulan bayi mulai banyak
tidur malam dibanding siang. Sampai usia 3 bulan, bayi baru lahir akan
menghabiskan waktu tidurnya sekitar 15-17 jam, dengan pembagian
waktu 8 jam untuk tidur siang dan 9 jam untuk tidur malam. Semakin
usia bayi bertambah, jam tidurnya juga semakiin berkurang. Pada usua 3-
6 bulan jam tidur siang semakin berkurang kira-kira 3 kali. Total jumlah
bayi usia 0-6 bulan berkisar antara 13-15 jam/hari. Pada usia 6 bulann
pola tidur mulai mirip dengan orang dewasa (Goleman, 2018)
Kualitas tidur yang baik sangat penting bagi semua orang dalam
meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Karna tidur yang nyenyak
sangat penting bagi pertumbuhan terutama bayi. Saat tidur
pertumbuhan otak bayi mencapai puncaknya ( Khasanah, 2017). Kualitas
tidur yang buruk dapat menyebapkan beberapa masalah seperti
penurunan kekebalan tubuh, ganguan pertumbuhan fisik dan
perkembangan otak bayi. Mengingat akan pentingnya waktu tidur bagi
bayi, maka kebutuhan tidur harus benar-benar terpenuhi agar dapat
berpengaruh terhadap perkembangannya (Khasanah, 2017).
Pijat bayi akan membuat bayi tertidur lelap, mengingat kesiagaan,
dan konsentrasi, karena pijat bayi akan mengubah gelombang otak, yaitu
dengan menurunkan gelombang alpha dan meningkat gelombang beta
serta tetha (Widaryanti, 2019)
Pijat bayi adalah gerakan usapan lembut pada seluruh tubuh bayi
yang dimulai dari kaki, perut, dada, wajah, tangan dan punggung bayi.
Pijat bayi disebut juga sebagai sentuhan, terapi sentuhan karena melalui
pijat bayi akan terjadi komunikasi yang aman dan nyaman antara ibu dan
buah hati. Terapi pijat bayi merupakan salah satu teknik yang dapat
merangsang stimulasi proses tumbuh kembang pada bayi, karena dengan
sentuhan, bayi dapat merasa rileks dan merasa nyaman (Fitriani, 2019)
Sentuhan dan pijatan pada bayi jaminan adanya kontak tubuh yang
berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi.
2
3
B. Perumusan Masalah
Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Keluarga Berencana dan
Nifas adalah suatu kondisi yang normal, namun memerlukan pengawasan
supaya tidak berubah menjadi yang abnormal atau kematian. Kematian ibu
dan bayi biasa terjadi karena keterlambatan dan perlu asuhan yang
komprehensif dengan pendekatan kebidanan komplementer sebagai salah
satu cara untuk menurunkan AKI dan AKB, dengan demikian rumusan
masalah dalam Laporan Tugas Akhir ini Bagaimana Asuhan Kebidanan
Komprehensif Pada Ny E Dengan Pijat Bayi Usia 2 Minggu di PMB
Azimah Arifin Kota Jambi,?
3
4
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian data pada ibu hamil, bersalin,
nifas, BBL, KB, dan kebidanan komplementer. Pada Ny E di PMB
Azimah Arifin Kota jambi
b. Mampu menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa,
masalah dan kebutuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, KB
dan kebidanan kpmplementer.
c. Mampu menganalisis dan menentukan diagnose dan masalah
potensial pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, KB dan kebidanan
komplementer.
d. Mampu menganalisis dan menentukan tindakan segera rencana
asuhan menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan
kebutuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, KB dan kebidanan
komplementer.
e. Mampu menerapkan tindakan asuhan kebidanan yang diberikan
sesuai dengan rencanan yang efisien dan aman pada ibu hamil,
bersalin, nifas, BBL, KB dan kebidanan komplementer.
f. Mampu mengevaluasi hasil asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas ,
BBL, KB dan kebidanan komplementer.
g. Mampu mendokumentasikan asuhan pelayanan kebidanan pada ibu
hamil, bersalin, nifas, BBL, KB dan kebidanan komplementer.
h. Mampu melakukan asuhan kebidanan komplementer pijat bayi
4
5
2. Manfaat aplikatif
a. Bagi tenaga kesehatan
Sebagai bahan informasi dan masukan dalam pembuatan kebijakan
pembangunan kesehatan, serta menciptakan bidan terampil dalam
memberikan asuhan kebidanan komprehensif.
b. Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi profesi bidan dalam upaya
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat
dan tentunya memberikan tambahan ilmu pengetahuan kebidanan.
c. Bagi masyarakat
Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan khususnya
asuhan kebidanan yang komprehensif.
E. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran asuhan kebidanan komprehensif pada laporan tugas akhir
ini adalah Ny. E berusia 35 tahun G3P2A0AH2 sejak kehamilan 28
minggu mulai dari hamil, bersalin, nifas, BBl, KB dan Pijat Bayi
yang akan dilakukan sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
2. Tempat
Tempat atau lokasi yang digunakan untuk memberikan asuhan
kebidanan komprehensif pada Ny E adalah di PMB Azimah Arifin
Kota Jambi dan rumah pasien.
3. Waktu
Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny E akan dilaksanakan
pada 23 Januari sampai dengan 17 Mei 2022
5
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
b. Trimester kedua
Menurut (Marjawati, 2013) pada trimester ini ibu merasakan hal
berikut:
1) Ibu merasa sehat dan sudah terbiasa dengan kadar hormon tinggi.
2) Berkurangnya rasa tidak nyaman akibat kehamilan.
3) Ibu sudah menerima kehamilan dan dapat menggunakan energy
dan pikiran secara lebih konstruktif.
4) Ibu merasakan kehadiran bayinya.
5) Ibu tidak lagi merasakan cemas dan tidak nyaman.
c. Trimester ketiga
1) Sakit punggung disebabkan karena meningkatnya beban berat yang
anda bawa yaitu bayi dalam kandungan.
2) Pernapasan, pada kehamilan 33-36 minggu banyak ibu hamil yang
susah bernafas, ini karena tekanan bayi yang berada di bawah
diafragma menekan perut ibu, tapi setelah kepala bayi yang sudah
turun kerongga panggul ini biasanya pada 2-3 minggu sebelum
persalinan maka akan terasa lega dan bernafas lebih muda.
3) Sering buang air kecil, pembesaran rahim, dan penurunan bayi ke
pintu atas panggul (PAP) membuat tekanan pada kandung kemih
ibu.
4) Kontrasepsi perut, bracton-hicks koontraksi palsu berupa rasa sakit
yang ringan, tidak teratur dan kadang hilang bila duduk atau
istirahat.
5) Cairan vagina, peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah
normal. Cairan biasanya jernih, pada awal kehamilan biasanya agak
kental dan pada persalinan lebih cair (Walyani, 2021)
3. Penata laksanan dalam Kehamilan
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi
7
8
8
9
9
10
10
11
dan tangan, tidak hilang setelah istirahat, dan disertai keluhan fisik
lainnya.
f. Keluar air ketuban sebelum waktunya
Ketuban pecah dini, merupakan bocornya amniotomi sebelum
persalinan dimulai, disebabkan oleh factor korioamnionitis,
kehamilan ganda, hidramnion, dan kelainan letat janin.
g. Gerakan bayi berkurang
Pergerakan janin dimulai pada usia 20-24 minggu, dan sebagian
ibu merasakan lebih awal. Tanda dan gejala yaitu gerakan kurang
dari 3x dalam priode 3 jam.
6. Manajemen Asuhan Kehamilan
a. Pengertian ANC
Antenatal Care (ANC) adalah suatu pelayanan yang diberikan
oleh bidan kepada ibu hamil, seperti pemantauan kesehatan secara
fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin
serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu
siap menghadapi peran baru sebagai orang tua (Wagioyo &
Putrono, 2016).
Asuhan antenatal adalah kunjungan ibu hamil hamil dan tenaga
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan Antenatal Care (ANC)
yang sesuai dengan standar yang di tetapkan.(Wagioyo & Putrono,
2016)
b. Tujuan Kunjungan ANC
Menurut Wagiyo dan Putrono (2017), tujuan kunjungan ANC yaitu
sebagai berikut:
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan
ibu dan tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan ksehatan fisik, mental dan
sosial ibu juga bayi.
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
c. Persalinan prematur
Keluarnya hasil konsepsi pada UK 28-37 minggu.
d. Persalina Atrem
Keluarnya hasil konsepsi UK 37-42 minggu.
e. Persalinan posmatur atau Serotinus
Keluarnya hasil konsepsi UK 42
minggu.
3. Tanda Persalinan
Menurut Ari Kurniarum (2016) tanda-tanda persalinan adalah:
a. Adanya kontraksi rahim
Mulanya kontraksi terasa seperti sakit pada punggung bawah
berangsur-angsur bergeser ke bagian bawah perut mirip dengan
mules saat haid. Kontraksi terjadi simetris dikedua sisi perut mulai
dari bagian atas dekat saluran telur ke seluruh rahim, kontraksi
rahim terus berlangsung sampai bayi lahir.
b. Keluarnya lendir bercampur darah
Lendir disekresi sebagai hasil proferisasi kelenjar lendir serviks
pada awal kehamilan. Lendir mulanya menyumbat leher rahim,
sumbatan yang tebal pada mulut rahim terlepas, sehingga
menyebabkan kelurnya lendir yang berwarna kemerahan
bercampur darah dan terdorong keluar oleh kontraksi yang
membuka mulut rahim menjadi lunak dan membuka. Lendir inilah
yang dimaksud sebagai bloody slim.
Blood slim paling sering terlihat sebagai rabas lendir bercampur
darah yang lengket dan harus dibedakan dengan cermat dari
perdarahan murni. Ketika melihat rabas sering, wanita sering kali
berpikir bahwa ia melihat tanda persalinan. Bercak darah tersebut
biasanya akan terjadi beberapa hari sebelum kelahiran tiba, tetapi
tidak perlu khawatir dan tidak perlu tergesa-gesa ke rumah sakit,
tunggu sampai rasa sakit diperut atau bagian belakang dan
dibarengi oleh kontraksi yang teratur. Jika keluar pendarahan hebat,
dan banyak seperti menstruasi segera kerumah sakit.
19
20
20
21
c. Power
Faktor kekuatan dalam persalinan dibagi atas dua yaitu:
Kekuatan Primer ( kontraksi involunter)
Kontraksi berasal sari segmen atas uterus yang menebal
dan dihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk gelombang.
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan kontraksi
involunter ini antara lain frekuensi, durasi, dan intensitas
kontraksi. Kekuatan primer inimengakibatkan serviks nenipis
(effancement) dan berdilatasi sehingga janin turun.
1) Kekuatan Skunder (kontraksi volunter)
Pada kekuatan ini otot-otot diafragma dan abdomen ibu
berkontraksi dan mendorong keluar ke jalan lahir sehingga
menimbulkan tekanan intraabdomen. Tekanan ini menekan
uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan dalam
mendorong keluar. Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi
dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi serviks lengkap, kekuatan
ini kucup penting dalam usaha untuk mendorong keluar dari
uterus dan vagina.
d. Positioning
Posisi ibu dapat mempengaruhi adaptasi anatomi dan
fisiologi persalinan.Perubahan posisi yang diberikan pada ibu
bertujuan untuk menghilangkan rasa letih, memberi rasa
nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak (posisi berdiri,
berjalan, duduk, dan jongkok) memberi sejumlah keuntungan,
salah satunya adalah memungkinkan gaya gravitasi membantu
penurunan janin. Selain itu posisi ini dapat dianggap dapat
mengurangi kejadian penekanan tali pusat.
e. Psykologi Response
Respons psikologi ibu dapat dipengaruhi oleh:
1) Dukungan ayah bayi/pasangan selama proses persalinan.
2) Dukungan kakek-nenek (saudara dekat) selama persalinan.
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
9. Pimpinan Persalinan
Tabel. 2.1 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN)
NO Asuhan persalinan Normal
I Tanda dan gejala kala II
1 Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda II
Ibu mersa ada dorongan kuat menekan.
Ibu merasa regangan semakin meningkat pada rektum dan vagina.
Perenium tampak menonjol.
Vulva dan spinger ani membuka.
II Menyiapkan Pertolongan Persalinan
2 Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan dan menatalaksanakan komplikasi ibu dan bayi baru
lahir, untuk asfeksia tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan
kering, lampu sorot 60 wat dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
Menggelar kain di atas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal bahu
bayi.
Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik seteril sekali pakai
dalam partus set.
3 Pakai APD
4 Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan
sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue
atau handuk yang bersih dan kering.
5 Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan periksa dalam.
6 Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik ( gunakan tangan yang
memakai tangan yang memakai sarung tangan DTT ( pastikakn tidak
terjadi kontaminasi pada alat suntik.
7 Membersihkan vulva dan perenium dengan kapas basah dengan gerakkan
vulva ke perenium.
8 Melakukan pemeriksaan dalam ( pastikan pembukaan sudah lengkap dan
selaput ketuban sudah pecah).
9 Memcelupkan tangan kanan yang bersarung tangan kedalam larutan klorin
0,5% membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendam
dalam larutan klorin 0,5%.
10 Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai (pastikan
DJJ dalam batas normal 120-160x/menit).
11 Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
nyaman, jika ibu belum merasa ada dprongan untuk meneran dalam 60
menit.
12 Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin
meneran.
26
27
27
28
kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem
pertama.
31 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut
bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut.
32 Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul
kunci pada sisi lainya.
33 Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala
bayi.
34 Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
35 Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis
(dorsa cranial) tangan lain meregangkan tali pusat.
36 Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan,
sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah dorsokranial.
Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat
dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya.
37 Melakukan penegangan dan mendorong dorsokrania hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir
(tetap lakukan tekanan dorsokrania).
38 Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan
hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua
tangan dan lakukan putaran searah jarum jam untuk membantu pengeluaran
plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39 Segera setelah plasenta lahir,melakukan masese (pemijatan) pada fundus
uteri dengan mengosongkan fundus uteri secara sirkuler menggunakan
bagian palmar 4 jari tengah kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba
keras).
40 Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan
untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir
lengkap, dan masukan ke dalam kendi/kantong plastik yang tersedia.
41 Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perenium. Melakukan
penjahitan bila ada laserasi yang menyebabkan perdarahan.
42 Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
43 Celupkan tangan yang masih emakai sarung tangan kedalam larutan klorin
0,5% bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara terbalik dan
rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit .Cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, keringkan tangan dengan
tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering. Kemudian pakai sarung
tangan untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi.
44 Membiarkan bayi untuk tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
(IMD) selama 1 jam.
45 Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotik, profiklasi, dan Vitamin K1 1mg intramaskuler di paha kiri
28
29
anterolateral.
46 Setelah satu jam pemberian Vitamin K1 1 mg imunisasi Hepatitis B di paha
kanan anterolateral.
47 Celupkan tangan di larutan klorin 0,5% dan lepaskan secara terbalik dan
rendam, kemudian cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir,
keringkan handuk dan pakai sarung tangan.
48 Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
49 Mengajarkan ibu/keluarga masase uterus dan menilai kontraksi.
50 Evaluasi dan estiminasi jumlah kehilangan darah.
51 Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1
jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua
pasca persalinan.
52 Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik.
53 Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci tangan dan bilas peralatan setelah
dekontaminasi.
54 Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
55 Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan sisa
cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan
kering.
56 Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu
apabila ibu ingin minum.
57 Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
58 Membersihkan sarung tangan didalam larutan klorin 0,5% melepas sarung
tangan secara terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
59 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
60 Melengkapi partograf.
Sumber : (JNPK-KR, 2014)
10. Partograf
a. Pengertian partograf
Partograf adalah catatan garis kemajuan persalinan yang relavan
tentang kesejahteraan ibu dan janin. Yang memiliki garis
tindakan dan garis peringatan untuk dimulainya intervensi
tambahan oleh Bidan ataupun Dokter SPOG untuk kemajuan
persalinan dalam mencegah ganguan persalinan, yang
29
30
30
31
31
32
5) Kala IV
Kala IV berisi tentang tekanan darah, nadi, suhu tubuh,
tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih, dan
perdarahan.
6) Bayi baru lahir
Bayi baru lahir berisi tentang berat badan, panjang badan,
pemberian ASI, masalah lainnya.
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
e. Sistem Imunologi
Sistem imunitas bayi baru lahir, masih belum matang
sehingga rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi, sistem
imunitas yang matanng akan menyebabkan kekebalan alami dan
buatan. Kekebalan alami terdiri dari struktur yang mencegah dan
meminimalkan infeksi. Kekabalan alami juga disebabkan pada
tingkat sel darah yang membantu bayi baru lahir membunuh
mikroorganisme asing.
f. Sistem Ginjal
Ginjal sangat penting dalam kehidupan janin, kapasitasnya
kecil hingga setelah lahir. Urine bayi encer, berwarna kekuning-
kuningan dan tidak berbau. Warna coklat dapat disebabkan oleh
lendir bebas membran mukosa dan udara asam akan hilang setelah
bayi banyak minum.
4. Asuhan Segera Bayi Baru Lahir
Asuhan bayi baru lahir (Sondakh, 2013) meliputi:
a. Pencegahan Infeksi (PI)
b. Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi. Untuk
menilai apakah bayi mengalami asfeksia atau tidak dilakukan
penilaian sepintas seluruh tubuh bayi baru lahir
c. Perawatan Tali Pusat
Setalah dilakukan penilaian spintas, tali pusat dijepit dengan kocher
atau klem kira-kira 3 cm dan sekali lagi 1,5 cm dari pusat.
Pemotongan dilakukan di antara kedua klem tersebut. Kemudian
bayi diletakkan di atas kain bersih kemudian dilakukan pengikatan
talli pusat dengan alat penjepit.
d. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi
tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu, untuk
melaksanakan proses IMD selama 1 jam. Biarkan bayi menemukan
puting, dan mulai menyusu. Sebagia besar bayi akan berhasil
37
38
38
39
5. Kunjungan Neonatal
Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus menurut Kemenkes RI (2020)
adalah sebagai berikut:
a. Kunjungan neonatus I (KN I)
Kunjungan dalam waktu 6-48 jam setelah bayi lahir, yaitu:
1) Dilakukan pemeriksaan pernafasan
2) Warna kulit
3) Gerak aktif atau tidak
4) Ditimbang
5) Ukur panjang badan
6) Lingkar kepala
7) Lingkar dada
8) Perawatan tali pusat
9) Pencegahan kehilangan panas
b. Kunjungan neonatus II (KN II)
Kunjungan dalam waktu 3-7 hari setelah bayi lahir, yaitu:
1) Pemeriksaan fisik
2) Melakukan perawatan tali pusat
3) Pemberian ASI eksklusif
4) Pola istirahat
5) Tanda bahaya bayi baru lahir
c. Kunjungan neonatus III (KN III)
Kunjungan dalam waktu 8-28 hari setelah bayi lahir, yaitu:
Dilakukan pemeriksaan pertumbuhan dengan berat badan, tinggi
badan, nutrisi dan imunisasi
39
40
semula (seblum hamil). Dan secara normal masa nifas ini berlangsung
selama kira-kira 6 minggu atau 40 hari (Wati, 2015).
2. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas menurut (Walyani &
Purwoastuti, 2021).
a. Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga
akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
1) Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr
2) Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah
pusat dengan berat uterus 750gr
3) Satu minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba pertengahan
pusat simpisis dengan berat berat uterus 500 gr
4) Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba di atas
simpisis dengan berat uterus 350 gr
5) Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan
berat uterus 50 gr
b. Lochea
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan
vagina dalam masa nifas. Macam-macam lochea
1) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, veniks kaseosa, lanugo dan meconium,
selama 2 hari postpartum.
2) Lochea sanguinolenta: berwarna kuning berisi darah dan lendir,
hari ke 3-7 postpartum.
3) Lochea serosa: berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada
hari ke 7-14 postpartum.
4) Lochea alba: cairan putih selama 2 minggu
5) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah
berbau busuk.
6) Lochea statis: lochea yang tidak lancer keluarnya
40
41
c. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah
persalinan, ostium eksternal dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari
tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.
d. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa
hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada
dalam kondisi kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali
kepada keadaan sebelum hamil dan rugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi
lebih menonjol.
e. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnnya terenggang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak
maju. Pada postnatal hari ke 5, perineum sudah mendapatkan
kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur
daripada sebelum keadaan melahirkan.
f. Payudara (Mamae)
Perubahan pada payudara meliputi:
1) Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan peningkatan
hormone prolktin setelah persalinan.
2) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada
hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan.
3) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya
proses laktasi.
g. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan
terdapat spasine dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini
mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama
persalinan. Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu
41
42
Table 2.3
Perubahan Uterus Selama Postpartum
Waktu TFU Bobot Diameter Serviks
Pada akhir 900-1000
Setinggi pusat 12,5 Lembut/lunak
persalinan gram
Sekitar 12-13 cm dari
12 jam atas symphisis atau 1 cm - - -
dibawah pusat/sepusat
3 cm dibawah pusat
3 hari selanjutnya turun 1 - - -
cm/hari
5-6 cm dari pinggir atas
Hari ke-7 symphisis atau ½ pusat 450-500 gr 7,5 cm 2 cm
sympisis
1 cm
Hari ke-14 Tidak teraba 200 gram 5,0 cm
42
43
b. Puerperium intermedial
Puerperium intermedial merupakan masa kepilihan menyeluruh alat-
alat genetalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu
c. Remote puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih
dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu
persalinan mempunyai komplikasi. Waktu sehat sempurna dapat
berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan.
4. Asuhan Masa Nifas
Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi,
pencegahan diagnose dini dan pengobatan komplikasi pada ibu,
merujuk keasuhan tenaga ahli bilamana perlu, mendukung dan
memperkuat keyakinan ibu serta meyakinkan ibu mampu melaksanakan
peranya dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus, imunisasi ibu
terhadap tetanus dan mendorong pelaksanan metode yang sehat tentang
pemberian makan anak, serta meningkatkan pengembangan hubungan
yang baik antara ibu dan anak (Walyani & Purwoastuti, 2021).
Tujuan dan pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah
sebagai berikut:
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologisnya.
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif.
c. Mendeteksi masalah, mengobati dan merujuk bila terjadi komplikasi
pada ibu dan bayinya.
d. Memberikan pendidikan kesehtan, tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan bayi
sehat.
e. Memberikan pelayanan keluarga berencana
43
44
44
45
45
46
memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti, dan ibu
dapat memasukkan 1atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.
Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka
episiotomy dan luka bekas section cesarean (SC) telah sembuh dan
lochea telah berhenti. Sebaiknya pula hubungan seksual dapat
ditunda sebisa mungkin sampai 40 hari setelah persalinan, karena
waktu itu diharapkan organ-organ tubuh telah pulih kembali.
g. Senam Nifas
Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami
perubahan fisik seperti dindinng perut kendur, longgarnya liang
senggama dan otot dasar panggul. Untuk mengembalikan kepada
keadaan normal dan menjaga kesehatan agar tetap prima, senam
nifas sangat baik dilakukan oleh ibu setelah melahirkan. Ibu tidak
perlu takut untuk banyak gerak, karena dengan ambulasi dini
(bangun dan bergerak setelah beberapa jam melahirkan) dapat
membantu rahim untuk kembali kebentuk semula (Walyani &
Purwoastuti, 2021).
6. Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan masa nifas menurut (Kemenkes RI, 2020) adalah:
a. Kunjungan ke-1 (6-8 jam Setelah Persalinan)
Tujuan:
1) Memcegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain dari perdarahan, rujuk
bila perdarahan berlanjut.
3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
4) Pemberian ASI awal.
5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
46
47
47
48
48
49
g. Tubuh lemas dan terasa mau pingsan, merasaa sangat letih atau nafas
teregah-enngah.
h. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri sendiri.
i. Depresi pada masa nifas.
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
a. Kaki
1) Perahan India
Peganglah kaki bayi pada
pangkal paha, seperti
memegang pemukul soft ball,
gerakkan tangan kebawah
secara bergantian, seperti
memerah susu.
2) Peras dan putar, pegang kaki
bayi pada pangkal paha
dengan kedua tangan secara
bersamaan, peras dan putar
kaki bayi dengan lembut
dimulai dari pangkal paha
58ea rah mata kaki.
3) Telapak kaki, urutlah telapak
kaki dengan kedua jari secara
bergantian, dimulai dari tumit
kaki menuju jari-jari-jari
diseluruh telapak kaki.
58
59
59
60
b. Perut
1) Mengayuh sepeda, lakukan
gerakan memijat pada perut
bayi seperti mengayuh
pedal sepeda, dari atas ke
bawah perut, bergantian
dengan tangan kanan & kiri
4) Bulan-matahari, Buat
lingkaran serah jarum jam
dengan jari tangan kiri
mulai dari perut sebelah
kanan bawah (daerah usus
buntu) keatas, kemudian
kembali ke daerah kanan
bawah (seolah membentuk
gambar matahari {M})
beberapa kali, gunakan
tangan kanan untuk
membuat gerakkan
setengah lingkaran mulai
dari bagian bawah perut
sampai bagian kiri perut
bayi (seolah membentuk
gambar bulan {B}), lakukan
kedua gerakkanini secara
bersama-sama. Tangan kiri
selalu membuat bulatan
penuh (matahari),
sedangkan tangan kanan
akan membuat gerakkan
setengah lingkaran (bulan)
60
61
c. Dada
1) Jantung besar, buatlah
gerakan yang
menggambarkan jangtung
dengan meletakkan ujung-
ujung jaari kedua telapak
tangan anda di tengah
dada/ulu hati. Buatlah
gerakkan keatas sampai di
bawah leher, kemudian
kesamping di atas tulang
selangka, lalu ke bawah
membentuk bentuk jantung
dan kembali ke ulu hati
61
62
2) Kupu-kupu, buatlah
gerakkan diagonal seperti
gambaran kupu-kupu
dimulai dengan tangan
kanan membuat gerakan
memijat menyilang dari
tengah dada/ulu hati ke arah
bahu kanan, dan kembali ke
ulu hati. Gerakan tangan
kiri anda ke bahu kiri dan
kembali ke ulu hati
d. Tangan
1) Memijat ketiak, buatlah
gerakan memijat pada daerah
ketiak dari atas ke bawah.
Perlu diingat, kalau terdapat
pembengkakkan kelenjar di
daerah ketiak, sebaiknya
gerakkan ini tidak dilakukan
62
63
e. Wajah
1) Menyetrika dahi, letakkan jari-
jari kedua tangan anda pada
pertengahan dahi. Letakkan
jari-jari anda dengan lembut
mulai dari tengah dahi keluar
ke samping kanan dan kiri
seolah menyetrika dari
63
64
64
65
f. Punggung
1) Gerakkan maju mundur,
telungkupkan bayi melintang
di depan anda dengan kepala
di sebelah kiri dan kaki kanan
anda. Pijatlah sepanjang
punggung bayi
65
66
66
67
67
68
G. Kewenangan Bidan
Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki kewenangan
untuk memberikan (Permenkes no 28, 2017) :
1) Pelayanan kesehatan ibu
a) Konseling pada masa sebelum hamil
b) Antenatal pada kehamilan normal
c) Persalinan normal
d) Ibu nifas normal
e) Ibu menyusui
f) Konseling pada masa antara dua kehamilan
2) Pelayanan kesehatan anak
a) Pelayanan neonatal esensial
Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
b) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak
prasekolah
c) Konseling dan penyuluhan
3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencanan
a) Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana
b) Pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntik
4) Pelayana neonatal esensial
a) Inisiasi menyusui dini
b) Pemotongan dan perawatan tali pusat
c) Pemberian suntik Vit K1, pemberian imunisasi B0
d) Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
e) Pemantauan tanda bahaya
f) Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dengan tepat waktu
5) Penanganan kegawatdaruratan
a) Penanganan awal asfiksia bayi baru lahir melalui pembersihan
jalan nafas, ventilasi tekanan positif dan kompresi jantung
68
69
69
70
70
71
BAB III
71
72
72
73
73
74
74
75
BAB IV
75
76
76
77
77
78
78
79
7) Data Psikologis
a. Respon ibu terhadap kehamilan ini : Senang
b. Kehamilan ini direncanakan/tidak : Direncanakan
c. Jenis kehamilan yang diharapkan : Apa saja asal sehat
d. Kekhawatiran : Tidak Ada
8) Data Psikososial
a. Respon suami terhadap kehamilan : Senang
b. Rencana melahirkan : PMB Azimah Arifin
c. Rencana menyusui : Ya
9) Data sosial
a. Budaya : Tidak ada
b. Hubungan dengan keluarga/lingkungan : Baik
B. DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Vital sign
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5 ◦C
Pernafasan : 23 x/menit
H. Berat Badan : 66 kg
I. Tinggi Badan : 165 cm
J. LILA : 26 cm
K. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut : Bersih tidak ada ketombe
Muka : tidak tampak kloasma gravidarum, tidak odem
Mulut : mukosa mulut tampak lembab, tidak ada
caries
Dentis pada gigi, tidak tampak stomatis, gigi
graham lengkap lidah bersih
Hidung : Tidak ada polip dan tidak ada pengeluaran
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
(PERIODE PERSALINAN)
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
kain, sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi
defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir.
c. Saat kepala lahir, langsung memeriksa lilitan tali pusat pada leher
janin, membersihkan mulut dan hidung bayi dan menunggu hingga
kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
d. Setelah kepala janin melakukan putaran paksi luar, menepatkan
kedua telapak tangan secara biparietal pada kepala janin, dan dengan
lembut menarik curam kepala janin kearah bawah sampai bahu
anterior lahir, kemudian menarik curam ke atas secara hati-hati
hingga bahu posterior lahir.
e. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu
janin bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian
bawah kepala) dan keempat jari pada bahu dan dada/punggung janin,
sementara tangan kiri memegang lengan bahu janin bagian anterior
saat badan dan lengan lahir
f. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung
kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai
bawah, menyelipkan jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut
janin.
g. Bayi lahir spontan pukul 17:55 Wib, nilai selintas bayi menangis
kuat, warna kulit kemerahan, gerakan aktif, jenis kelamin laki-laki.
segera mengeringkan bayi dang anti dengan handuk bersih,
kemudian lakukan priksa kembali apakah ada kemungkinan bayi
kedua jika tidak ada lakukan penyuntikan oksitosin 10 UI, segera
klem tali pusat kira-kira 2 cm dari perut bayi dan lakukan urut tali
pusat untuk klem kedua sekitar 3 cm dari klem pertama setelah itu
potong tali pusat dengan cara tangan kiri memegang tali pusat untuk
melindungi perut bayi lalu potong tali pusat di antara kedua klem
ikat dan klem tali pusat, mengganti pembungkus bayi segera lakukan
IMD (Inisiasi Menyusui Dini).
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
7) Dada :Simetris
8) Leher :Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid
9) Tali pusat :Tidak ada perdarahan
10) Punggung :Tidak ada spina bifida
11) Ekstermitas
Atas :Jari tangan lengkap, dan tidak ada
polidaktili
Bawah :Jari kaki lengkap dan tidak ada kelainan
12) Genetalia :Tidak ada kelainan, ada lubang uretra, ada
lubang vagina, labia mayora menutupi labia
minora
13) Anus :Lubang anus ada dan tidak ada kelainan
14) Refleks
a) Morro :Saat bayi dikejutkan bayi akan melakukan gerakan
seolah memeluk (+)
b) Rotting :Saat sudut mulut bayi disentuh dengan jari
bayi akan menoleh kearah rangsangan (+)
c) Sucking :Saat mulut bayi terbuka dan saat dimasukkan
putting susu dan bayi akan menghisap (+)
d) Walking :Saat bayi diberdirikan bayi seolah-olah berjalan (+)
e) Grasphing :Saat jari-jari tangan bayi disentuh maka bayi akan
repleks menggenggam (+)
f) Tonic neck :Saat bayi ditelungkupkan maka bayi akan
berusaha mengangkat kepalanya (+)
15) Eliminasi
a) Miksi : Segera setelah lahir
b) Mekonium : Ada
II. DIAGNOSA MASALAH
Diagnosa : Neonatus usia 6 jam normal
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Melakukan asuhan pada bayi baru lahir
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan infomend concent
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dalam
batas normal
3. Memberitahu ibu untuk tetap involusi uteri berjalan normal, tidak
ada perdarahan abnormal dan lochea tidak berbau
4. Ibu untuk tetap memenuhi nutrisinya dengan mengkonsumsi
makanan gizi seimbang seperti ikan, telur, daging, sayur dan buah-
buahan tanpa pantangan makanan apapun
5. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya
6. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama
kebersihan payudara dan genetalia
110
111
111
112
D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukann infomend concent
2. Melakukan pemeriksaan dan beriitahu ibu hasilnya dalam batas
normal
3. Memberikan konseling tentang KB yaitu:
a. Tujuan
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak guna mewujudkan
norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
b. Manfaat KB
Dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga
Pendidkan anak lebih terjamin
Dapat menetukan sebuah kualitas keluarga
Dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak
Menghindari kehamilan yang tidak diinginkan
c. Macam- macam kontrasepsi yang disarankan
Implant
Suntik
Kondom
Pil
IUD
4. Pemilihan alat kontrasepsi, ibu memilih KB suntik 3 bulan
112
113
113
114
2. IUD/AKDR - -
4. Kondom - -
5. Dll - -
114
115
115
116
V. PERENCANAN
1. Lakukan infomend concent
2. Lakukan pemeriksaan fisik dan beritahu ibu hasil pemeriksaan
3. Berikan konseling tentang konseling tentang kontrasepsi suntik 3
bulan
4. Lakukan penyuntikan KB suntik 3 bulan
5. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
VI. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan infomend concent
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dalam
batas normal
3. Memberikan konseling kontrasepsi suntik KB 3 bulan
a. Cara kerja
Obat kontrasepsi 3 bulan ini mengandung hormone progestin
dan medroxyprogesterone. KB ini bekerja dengan cara
mengentalkan lendir serviks (leher rahim) sehingga sel sperma
sulit mencapai rahim dan tidak bias membuahi sel telur.
b. Keuntungan
1) Pemakaian efektif
2) Mudah dan cepat
3) Tidak bersifat permanen
4) Dapat mengurangi rasa nyeri kerena menstruasi
c. Kerugian
1) Butuh waktu agar subur kembali
2) Tidak mampu mencegah penyakit menular seksual
3) Kemungkinan meningkatkan penyakit ostreoporosis
d. Efeksamping
1) Durasi haid lebih lama dari biasanya
2) Tidak haid sama sekali
3) Berat badan bertambah
4) Sakit kepala
116
117
117
119
B. Pembahasan
Pada bagian ini penulis akan membahas perbandingan antara teori
dengan keadaan yang ditemukan pada saat pelaksanaan asuhan kebidanan
dengan mengunakan pendekatan manajemen 7 langkah Varney dan SOAP.
Melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. E usia 35 tahun
sejak usia kehamilan 28 minggu, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan
keluarga berencana dan asuhan kebidanan komplementer dengan pijat bayi
usia 2 minggu di PMB Azimah Arifin Kota Jambi tahun 2022.
1. Kehamilan
Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang
terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan
spermatozoa (sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan zigot
kemudian bernidasi (penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta
dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
(Walyani, 2020).
Asuhan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil hamil
dan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal care yang
sesuai dengan standar yang di tetapkan. Menurut buku KIA Terbaru Revisi
(2020) pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan dengan ketentuam 2
kali pada trimester ke-I, I kali pada trimester ke-II, 3 kali pada trimester
ke-III, minimal 2 kali diperiksa oleh dokter kandungan I kali kunjungan
pada trimester I dan I kali pada trimester III, dan pada saat didampingi
oleh penulis mulai dari usia kehamilan 28 minggu kunjung pertama pada
tanggal 23 januari 2022, dan kunjungan kedua pada tanggal 16 maret
2022.
Pada tanggal 23 Januari 2022 dilakukan kunjungan pertama pada
Ny E trimester 3 dilakukan anamnesa, hasil anamnesa HPHT tanggal 08
Juli 2021 TP tanggal 15 April 2022 usia kehamilan 28 minggu, tidak ada
keluhan. Hasil pemeriksaan TTV dan pemeriksaan fisik secara head to toe
dalam batas normal, keadaan umum dalam kondisi baik. Diagnosa yang
didapat Ny E usia 35 tahun G3P2A0AH2 usia kehamilan 28 minggu janin
120
tunggal hidup intra uterin presentasi kepala. Asuhan yang diberikan adalah
melakukan infomend consent, melakukan pemeriksaan dan memberitahu
ibu tentang ketidak nyamana pada TM III.
Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 16 Maret 2022 usia
kehamilan 35-36 minggu Ny E mengatakan ingin memeriksa
kehamilannya dan ibu mengatakan tidak ada keluhan. Keadaan umum
dalam kondisi baik, TTV dalam batas normal. Diagnosa yang didapat
adalah Ny E usia 35 tahun G3P2A0AH2 usia kehamilan 35-36 minggu
janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala. Asuhan kebidanan yang
diberikan yaitu infomend concentI, memberitahu ibu hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan, dan memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada
trimester 3.
Hasil pemeriksaan dan pemantauan selama kunjungan kehamilan
ibu sudah melakukan ANC sebanyak 6 kali dimulai dari awal kehamilan,
yaitu trimester I sebanyak 2 kali, trimester 2 sebanyak I kali, trimester III
sebanyak 3 kali. Hasil pemeriksaan Ny.E dan janin dalam keadaan sehat,
tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik, serta tidak
ditemukan tanda bahaya pada kehamilan ibu maupun pada janin.
Dalam melakukan pelayanan Antenatal Care, ada 14T standar
pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang
dikenal 14T (Walyani, 2021). Pada Ny.E sudah dilakukan asuhan
pelayanan sesuai 14 T, yaitu 9T dilakukan di PMB Azimah Arifin
(timbang berat badan, pemeriksaan tekanan darah, tinggi fundus uteri,
pemberian tablet fe, pemberian imunisasi TT, perawatan payudara,
pemberian kapsul minyak yodium dan temu wicara/konseling) dan 5T
pemeriksaan dilakukan di Puskesmas Tanjung Pinang (pemeriksaan
VDRL, protein urine, urine reduksi, senam hamil dan pemberian obat
malaria) dilakukan di Puskesmas tanjung Pinang karena keterbatasan yang
ada di PMB, dengan cara bidan melakukan kolaborasi dengan puskesmas.
Hal ini berarti tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek ibu dan bayi
dalam keadaan baik dan tidak ada komplikasi.
121
cm, selaput ketuban utuh, presentasi kepala dan penurunan kepala Hodge
III-IV, hal ini sesuai dengan teori dan tidak ditemukan komplikasi.
Asuhan kala I pada Ny. E sesuai dengan standar asuhan persalinan
normal dari JNPK-KR (20140, yaitu melakukan asuhan sayang ibu dan
bayi dengan menghadirkan orang yang disayang seprti suami dan keluarga,
mengatur aktifitas dan posisi ibu sesuai dengan keinginan dan
kesanggupan ibu, pemberian makanan dan minuman atau kebutuhan
energy serta dehidrasi dan memantau kemajuan persalinan menggunakan
partograf.
Menurut Sondakh (2013) pembukaan serviks kala I fase pada
primipara 13-14 jam sedangkan pada multipara ± 8 jam. Pada Ny.E
berlangsung < 8 jam sesuai dengan teori dan praktik, tidak ditemukan
komplikasi pada ibu dan bayi.
Kala II (Kala Pengeluaran Janin) teori menurut Sondakh (2013)
tanda gejala kala II yaitu, his terkoedinir (kuat), kepala janin sudah masuk
panggul, sehingga menimbulkan rasa ingin mengejan, tekanan pada
rectum,ibu merasa ingin buang air besar anus membuka. Pada pukul 17.50
Wib terjadi tanda gejala kala II yaitu, ibu merasa ingin meneran bersamaan
dengan terjadinya kontraksi, ibu mengatakan sakitnya bertambah sering
dan kuat, vulva vagina dan spingter ani membuka, peningkatan
pengeluaran lendir dan darah. Hal ini sesuai antara teori dan praktik tidak
ada komplikasi.
Asuhan yang diberikan pada Ny. E sesuai dengan Asuhan Persalinan
Normal menurut JNPKN-KR (2014), selama kala II ibu dipimpin meneran
ketika ada his dan menganjurkan ibu istirahat di sela-sela his, kala II pada
Ny.E berlangsung selama 5 menit, sehingga ditemukan diagnose Ny. E
usia 35 tahun G3P2A0AH2 janin tunggal hidup inpartu kala II dengan
partus presipitatus yaitu sesuai dengan teori (Winarni, 2019). yang
berlangsung dalam waktu yang sangat cepat atau persalinan yang
berlangsung sangat cepat atau persalinan yang sudah selesai kurang dari 3
jam.
123
pada 1 jam kedua. Pemantauan yang dilakukan pada Ny.E mulai 18.12-
20.12 Wib didapatkan TTV dalam batas normal, TFU sepusat, kontraksi
uterus baik, perdarahan normal dan kandung kemih kosong, hasil
pemantauan semua dalam batas normal sesuai dengan teori dan praktik,
ibu dalam keadaan baik dan tidak terjadi komplikasi.
3. Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuaian fisiologi
berupa maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan
ekstrauterine) dan toleransi BBL untuk dapat hidup dengan baik, bayi baru
lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta daoat
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan
ekstrauterine. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia
kehamilan 37-42 minggu dengan berat badan lahir antara 2500-4000 gram
(Sondakh, 2013).
Pada tanggal 05 April 2022 pukul 23.00 Wib dilakukan pada usia
bayi 6 jam pemeriksaan fisik didapatkan TTV dalam batas normal dan
tidak ada cacat, dilakukan pengukuran antropometri dan didapatkan hasil
berat badan 300 gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar
dada 30 cm, menjaga kehangatan bayi, asuhan yang diberikan pada Ny. E
sudah sesuai dengan teori dan praktik, bayi dalam keadaan baik dan tidak
ada komplikasi.
Pada tanggal 11 April 2022 pukul 15.40 dilakukan kunjungan
neonatus II pada usia bayi 6 hari, dari data subyektif ibu mengatakan
keadaan bayi sehat, tali pusat telah lepas pada hari ke 5, BAB bayi kurang
lancar dan bayi sering rewel dimalam hari.dilakukan pemeriksaan fisik dan
didapatkan hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal, asuhan yang
diberikan yaitu memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir
menganjurkan pemijatan bayi pada anaknya ketika usia sudah memasuki 2
minggu oleh tenaga kesehatan terlatih,
125
4. Masa Nifas
Masa nifas (puerperinium) adalah masa setelah keluarnya plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat reproduksi pulih seperti keadaan
semula (seblum hamil). Dan secara normal masa nifas ini berlangsung
selama kira-kira 6 minggu atau 40 hari (Wati, 2015).
Kunjungan masa nifas I pada Ny.E dilakukan 6 jam postpartum pada
tanggal 05 April 2022 pukul 23.00 Wib, didapatkan hasil pemeriksaan
TTV dalam batas normal, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik,
perdarahan normal, kandung kemih kosong, asuhan yang diberikan adalah
memberikan support pada kepada ibu untuk tetap memberikan ASI kepada
bayinya, walaupun pengeluaran masih sedikit, mengajarkan ibu cara vulva
hygine dengan baik dan benar, memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas.
Sudah sesuai dengan teori dan praktik, ibu dalam keadaan baik dan tidak
ada komplikasi.
Kunjungan masa nifas II pada Ny.E dilakukan 6 hari postpartum
pada tanggal 12 April 2022 pukul 15.40 Wib, didapatkan data subyektif
ibu mengatakan bawha dirinya dan bayi dalam keadaan sehat, ibu juga
mengatakan ASI nya lancar. Pemeriksaan TTV dalam batas normal, TFU
3 jari diatas shympisis involusi uteri berjalan normal, asuhan yang
diberikan menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi nutrisinya,
menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya dann menganjurkan ibu
untuk menjaga kebersihan diri terutama kebersihan payudara dan
genetalia. Sudah sesuai dengan teori dan praktik ibu dalam keadaan sehat
dan tidak ada komplikasi.
Kunjungan masa nifas III pada Ny.E dilakukan 14 hari postpartum
pada tanggal 19 April 2022 pukul 16.00 Wib, didapatkan data subyektif
ibu mengatakan keadaanya baik-baik saja dan tidak ada keluhan. Hasil
pemeriksaan TTV dalam batas normal, TFU sudah tidak teraba tidak ada
kontraksi dan pengeluaran darah sudah tidak ada, asuhan yang diberikan
menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama kebersihan
127
payudara dan genetalia. Sudah sesuai dengan teori dan praktik ibu dalam
keadaan sehat dan tidak ada komplikasi.
Kunjungan masa nifas IV pada Ny.E dilakukan 38 hari postpartum
pada tanggal 13 Mei 2022 pukul 10.00 Wib, didapatkan data subbyektif
ibu mengatakan baik-baik saja dan tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan
TTV dalam batas normal, TFU sudah tidak teraba tidak ada kontraksi dann
pengeluaran darah sudah tidak ada, asuhan yang diberikan yaitu konseling
KB mengenai tujuan, manfaat dan macam-macam kontrasepsi sampai
pemilihan kontrasepsi.
5. Keluarga Berencana
Program keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian
dan peran masyarakat melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Program KB adalah integral dalam
program pembangunan nasional yang bertujuan untuk menciptakan
kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya menuju keluarga
penduduk Indonesia agar dapat mencapai keseimbangan yang baik dengan
kemampuan produksi nasional. Keluarga Berencana memiliki arti
mengatur jumlah anak sesuai keinginan, dan menentukan sendiri kapan
akan hamil, serta bias menggunakan metode KB yang sesuai dengan
keinginan dan kecocokan kondisi tubuh (Fitri, 2018).
Kunjungan KB pada Ny.E dilakukan pada hari Selasa 17 Mei 2022
pukul 10.00 Wib di PMB Azimah Arifin, data subyektif ibu mengatakan
ingin mengunakan alat kontrasepsi 3 bulan karena riwayat KB sebelumnya
ibu mengunakan kontrasepsi suntik 1 bulan dan tidak ada kontra indikasi
serta ibu mengatakan telah mendapatkan konseling KB pada masa
kunjungan nifas keempat dan ibu memutuskan untuk menggunakan
kontrasepsi suntik 3 bulan, didapatkan hasil pemeriksaan TTV dalam batas
normal berat badan 64 kg, memberikan suntik KB 3 bulan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada kunjungan
KB Ny.E semua dalam batas normal dan tidak ditemukan kesenjangan
128
antara teori dan praktik karena kontrasepsi suntik 3 bulan adalah salah satu
kontrasepsi yang aman untuk ibu menyusui karena tidak menghambat
pengeluaran ASI, ibu dalam keadaan baik dan tidak terjadi komplikasi.
129
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. E
mulai dari kehamilan trimester III, persalinan, bayi baru lahir, nifas, KB
dan asuhan kebidanan komplementer dengan mengunakan pendekatan
manajemen asuhan kebidanan 7 langkah varney dan pendokumentasian
SOAP sejak 23 Januari sampai dengan 17 Mei 2022, didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Asuhan kehamilan yang diberikan sesuai standar kunjungan antenatal
care 6 kali kunjungan dan sudah sesuai dengan standar pelayanan
antenatal care 14T, ibu dan janin dalam keadaan baik tidak ada
komplikasi
2. Asuhan kebidanan pada masa persalinan sudah diberikan sesuai dengan
standar APN 60 langkah dan tidak ditemukan adanya komplikasi pada
ibu dan bayi.
3. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dilakukan sebanyak 3 kali
sesuai dengan standar kunjungan Neonatus, bayi dalam keadaan sehat
tidak ada komplikasi pada ibu dan bayi.
4. Asuhan kebidanan pada masa nifas dilakukan sebanyak 4 kali sesuai
dengan standar kunjungan masa nifas, ibu dalam keadaan baik dantidak
ditemukan komplikasi pada ibu dan bayi.
5. Asuhan kebidanan keluarga berencana (KB) ibu diberikan KB suntik 3
bulan dan diberikan koseling tentang alat kontrasepsi, ibu dalam
keadaan baik dan tidak ada komplikasi pada ibu dan bayi.
6. Asuhan kebidanan komplementer pada bayi Ny.E dengan pijat bayi
usia 2 minggu telah dilakukan pada bayi Ny E dan berhasil mengatasi
keluhan pada bayi Ny E.
129
130
B. Saran
1. Bagi PMB Azimah Arifin dan Tenaga Kesehatan
Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan asuhan
kebidanan komprehensif mulai dari kehamilan, bersalin, bayi baru lahir,
nifas, KB, serta diharapkan bidan untuk dapat mengikuti pelatihan
Asuhan Kebidanan Komplementer.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menjadi sebagai sumber informasi untuk lebih
meningkatkan wawasan bagi para pembaca sebagai upaya untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat dan
tentunya memberikan tambahan ilmu pengetahuan kebidanan tentang
Asuhan Kebidanan Komprehensif dengan mengembangkan Asuhan
Komplementer.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat lebih peduli dengan kesehatan ibu dan anak
dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menjaga
kesehatan keluarga.
130
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Yayuk Chrisyanti & Mustiningsih, Putu. 2019. Buku Ajar Asuhan
Kehamilan. Bogor: Penerbit In Media
Ari Kurniarum. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
Astuti, Sri, dkk. 2017. Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press
Ayenew & Zewdu. 2020. Partograf. Systematic Reviews, Vol 1
Diana, Dewi, dkk. 2020. Asuhan Kebidanan Masa Nifas, Surabaya: CV Jakad
media Publishing
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, 2020. Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2020.
Fitriana & Nurwiandani. 2018. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press
Fitriana, Yuni & Nurwidiandini, Widy. 2021. Asuhan Persalinan Konsep
Persalinan secara Komprehensif dalam Asuhan Kebidanan, Yogyakarta:
Pustaka Baru Press
Goleman, dkk, 2018. Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas Tidur Pada
Bayi Usia 3-12 Bulan. Journal Of Chemical Information and modeling
53(9): 99
JPKN-KR. 2013. Asuhan Persalinan Esensial Bagi Ibu Bersalin dan Bayi Baru
lahir Serta Penatalaksanaan Komplikasi Segera Pasca Persalinan
KemenKes RI. 2020. Survey Demografi Kesehatan indonesia Tahun 2020. Jakarta
Kementrian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan,
Nifas, Bayi Baru Lahir Di Era Adaptasi Kebiasaan Baru, Jakarta:
Kemenkes RI
Kementrian Kesehatan RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia 2020. Jakarta:
Kemenkes RI
Kementrian Kesehatan RI. 2021. Profil Kesehatan Indonesia 2021. Jakarta:
Kemenkes RI
Khasanah, Uswatun, 2017. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Pola Tidur Bayi Usia
3-6 Bulan : 1-13
Kurniarum, Ari., 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir,
Jakarta: Kemenkes RI
Legawati. 2018. Asuhan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Malang : Wineka Media
Lestari, (2020). Pencapaian Status Kesehatan Ibu dan Bayi Sebagai Salah Satu
perwujudan Keberhasilan Program Kesehatan Ibu dan Anak. Vol . 25,
No. 1 Tahun 2020
Liayulianti, dan Rukiyah, Ai yeyeh. 2018. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Masa
Nifas. Jakarta: CV. Trans Info Media
Minarti, Aris, 2017. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi : 1-25
Novitasari, Anis, dkk. 2020. Asuhan Kebidanan Komplementer. Manado: Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado
Revina, 2019. Manfaat Antenatal Care Bagi Ibu Hamil . Jurnal Ilmiah Manusia
dan Kesehatan. Vol 1, No 1
Riska, Herliana, dan Widaryanti, Rahayu. 2019. Terapi Komplementer
Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta: Grub Penerbit CV Budi Utama
Rukiyah & Yulianti. 2018. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Masa Nifas. Jakarta: Cv
Trans Info Media
Saifuddin. 2014. Buku Acuan Nasional pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: PT Bina Bangsa
Saswita, Reni & Rohani. 2013. Asuuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan,
Jakarta: Salemba Medika
Sondakh, Jenny, JS.2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Erlangga
Sutanto, Adina Vita & Fitriani, Yuni. 2016. Asuhan Pada Kehamilan,
Yogyakarta:Pustaka Baru Press
Utami, Roesli. 2017. Pedoman Pijat Bayi. Jakarta : Jakarta Trubus Argriwidya
Varney 1997 dalam jannah. 2012. Askeb Persalinan Berbasis Kompetensi.
Jakarta: EGC
Walyani & Purwoastuti. 2021. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Masa Nifas. Jakarta:
Salemba Medika
Walyani, Elisabeth, Siwi dan Purwoastuti, Endang. 2021. Asuhan Kebidanan
Masa Nifas & Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Walyani, Elisabeth, Siwi dan Purwoastuti, Endang. 2016. Asuhan Kebidanan
Persallinan & Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Walyani, Elisabeth, Siwi. 2021. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan, Yogyakarta:
Pustaka Baru Press
Widaryanti, Rahayu, dan HerlinaRiska. 2019. Terapi Komplementer Pelayanann
Kebidanan. Yogyakarta: CV Budi Utama
Winarni, Lestari Mei 2019. Asuhan Kebidanan Patologis. Pekalongan: NEM
LAMPIRAN