You are on page 1of 38

ANTROPOLOGI

KESEHATAN
Subtitle
KONSEP KEBUDAYAAN

HUBUNGAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT


RUMAH SAKIT DAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT
ANTROPOLOGI
KESEHATAN
DEFINISI ANTROPOLOGI

▪ Antropos = manusia
▪ Logos = Ilmu
▪ Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial tentang manusia
▪ Arti antropologi sebelumnya adalah ilmu tentang ciri-ciri tubuh manusia

DAVID HUNTER
▪ Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat
manusia
▪ KOENTJARANINGRAT
▪ Antropologi adalah ilmu yang memperlajari manusia pada umumnya dengan
mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan manusia
DEFINISI ANTROPOLOGI

RALF L. BEALS dan HARRY HOIJEN


▪ Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan semua apa yang dikerjakan
olehnya
WILLIAM A. HAVILAND
▪ Antropologi adalah studi tentang manusia, berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian
yang lengkap tentang keanekaragaman manusia
TULIAN DARWIN
▪ Antropologi adalah ilmu yang berasal dari keinginan membuktikan asal mula dan
perkembangan yang terjadi pada manusia dengan melaksanakan berbagai macam
penelitian mengenai monyet dan kera yang ada di dunia
HUBUNGAN ANTROPOLOGI DENGAN ILMU LAINNYA

Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang
berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.

ANTROPOLOGI BUDAYA
ANTROPOLOGI BIOLOGI
▪ Mempelajari variasi manusia ▪ Lebih berfokus pada segi nilai budaya yang dianut
dan perilaku budaya manusia, manusia
Pertumbuhan dan
perkembangan manusia ▪ Mengkaji sejarah manusia dari bidang kebudayaan,
kepercayaan dan tingkah laku manusia, tingkah laku sakit
▪ Menganalisis perubahan yang
terjadi pada fisik manusia ▪ Sistem medis tradisional (etnomedisin)
sebagai pengaruh dari
lingkungan sekitarnya ▪ Hubungan antara dokter – pasien
▪ Pertumbuhan dan ▪ Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan
perkembangan manusia kesehatan barat kepada masy tradisional
▪ Peranan penyakit dalam evolusi ▪ Masalah petugas kesehatan dan persiapan professional
manusia mereka
ANTROPOLOGI DALAM ILMU KESEHATAN

▪ Spesialisasi antropologi baru berkembang pesat setelah perang dunia kedua. → hal
ini dihubungkan dengan pembangunan masyarakat
▪ Salah satu topik pembangunan masyarakat adalah kesehatan masyarakat.
▪ Dimasa tsb banyak permintaan datang dari dokter kesehatan masyarakat dan
dokter ahli gizi untuk membantu pekerjaan mereka.
▪ Data yang diminta umumnya tentang :
▪ Membantu meneliti
▪ Dimintai data mengenai konsepsi dan sikap penduduk desa tentang kesehatan : tentang
▪ Sikap penduduk tentang sakit
▪ Sikap terhadap dukun
▪ Terhadap obat-obatan tradisional
▪ Tentang kebiasaan-kebiasaan atau pantangan” makanan
ANTROPOLOGI DALAM ILMU KESEHATAN

▪ Tentang studi lintas budaya tentang sistem kesehatan termasuk faktor” bioekologi
sosial budaya.
▪ Faktor tersebut berpengaruh pada kesehatan
DEFINISI ANTROPOLOGI KESEHATAN

▪ Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap


penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993)
▪ Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek
biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara
interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/ Anderson, 1986; 1-
3).
▪ Menurut Weaver: Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan
yang menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit (Weaver, 1968;1)
▪ Menurut Hasan dan Prasad: Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu
mengenai manusia yang mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia
(termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk memahami kedokteran
(medical), sejarah kedokteran (medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal),
aspek sosial kedokteran (medico-social) dan masalah-masalah kesehatan manusia
(Hasan dan Prasad, 1959; 21-22)
MANFAAT AKAN ADANYA HUBUNGAN ANTAR
ANTROPOLOGI DAN ILMU KESEHATAN

1. Antropologi dibutuhkan dalam merancang system pelayanan kesehatan modern


yang bisa diterima masyarakat tradisional
2. Petugas kesehatan bisa merumuskan program perilaku sehat dan pemberdayaan
masyarakat
3. Penanganan kebiasaan buruk yang menyebabkan sakit bisa dilakukan dengan
lebih baik
4. Pengetahuan dalam antropologi dapat memberikan masukan ilmu pengetahuan
dan tehnologi untuk menunjang pembangunan kesehatan, mendukung
perumusan kebijakan masalah kesehatan dan mengatasi kendala dalam
pelaksanaan program kesehatan melalui pendekatan kebudayaan
5. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan,
termasuk individualnya
MANFAAT AKAN ADANYA HUBUNGAN ANTAR
ANTROPOLOGI DAN ILMU KESEHATAN

6. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan


proses sosial budaya di bidang kesehatan
7. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian, baik dalam
merumuskan suatu pendekatan yang tepat meupun membantu analisis dan
interpretasi hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat

Kesimpulan : manfaat bagi dunia kesehatan yaitu sebagai sarana untuk berkomuniksi
dan berinteraksi
Interakti antara petugas kesehatan dengan pasien
petugas kesehatan dengan keluarga pasien
antar petugas dengan sesame profesi kesehatan
BEBERAPA ILMU YANG MEMBERIKAN SUMBANGAN TERHADAP ANTROPOLOGI
KESEHATAN,

Ada beberapa ilmu yang memberikan sumbangan terhadap antropologi kesehatan, antara lain:

1. Antropologi
Contoh: nutrisi mempengaruhi pertumbuhan, bentuk tubuh, variasi penyakit. Selain itu juga
mempelajari evolusi penyakit sebagai akibat faktor budaya, migrasi dan urbanisasi.

2. Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang pengobatan masyarakat primitif atau yang


masih dianggap tradisional, tapi hal ini harus diabaikan pengobatan tradisional tidak
selamanya terbelakang atau salah.

3. Kepribadian dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah laku manusia di berbagai
belahan dunia.

4. Kesehatan Masyarakat, dimana beberapa program kesehatan bekerjasama dengan


antropologi untuk menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan praktek kesehatan.
ANTROPOLOGI
KESEHATAN
KONSEP BUDAYA
DALAM KESEHATAN
PENDAHULUAN BUDAYA

▪ Budaya lahir karena adanya interaksi dan pemikiran manusia


▪ Selanjutnya muncul konsep-konsep tentang bagaimana sebaiknya
manusia menjalani kehidupannya, termasuk dalam hal kesehatan.
▪ Konsep kesehatan tsb a.l upaya penyembuhan penyakit sampai upaya
menjaga kesehatan.
▪ Kebudayaan merupakan konsep dan bagian dari antropologi
DEFINISI BUDAYA

▪ Kebudayaan diartikan dengan kesenian, terutama seni suara dan seni tari (pengertian sehari-
hari)

▪ Dari sudut pandang ilmu sosial, kesenian hanyalah salah satu bagian dari kebudayaan.

▪ Kebudayaan (Bahasa sansekerta)

▪ Buddhayah bentuk jamak dari buddhi = budi atau akal

▪ Kebudayaan = culture (bhs inggris) dan Colere (bhs Latin) artinya mengolah atau
mengerjakan.

▪ “Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai
sebagian tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan”.

▪ kebudayaanlah yang menentukan apa yang menyebabkan orang menderita sakit sebagai akibat dari
perilakunya
KONSEP BUDAYA
▪ Konsep-konsep kebudayaan didapatkan dari:
a. Kebudayaan Diperoleh dari Belajar
b. Kebudayaan Milik Bersama
c. Kebudayaan sebagai Pola
d. Kebudayaan Bersifat Dinamis dan Adaptif

▪ Kebudayaan Diperoleh Dari Belajar, dengan cara dipelajari


▪ Contohnya : Dulu manusia makan disembarang tempat, tetapi sekarang ada tempat-tempat khusus
dimana makanan itu dimakan. Hal ini semua terjadi karena manusia mempelajari atau mencontoh
sesuatu yang dilaku kan oleh generasi sebelumya atau lingkungan disekitarnya yang dianggap baik
dan berguna dalam hidupnya

▪ Kebudayaan Milik Bersama.


Agar dapat dikatakan sebagai suatu kebudayaan, kebiasaan-kebiasaan seorang individu harus dimiliki
Bersama oleh suatu kelompok manusia. Suatu kebudayaan dapat dirumuskan sebagai seperangkat
kepercayaan, nilai-nilaidan cara berlaku atau kebiasaan yang dipelajari dan yang dimiliki bersama oleh
para warga dari suatu kelompok masyarakat.
KONSEP BUDAYA

▪ Kebudayaan sebagai Pola


▪ Dalam setiap masyarakat, oleh para anggotanya dikembangkan sejumlah pola-pola budaya yang ideal
dan pola-pola ini cenderung diperkuat dengan adanya pembatasanpembatasan kebudayaan. Pola-
pola kebudayaan yang ideal itu memuat hal-hal yang oleh sebagian besar dari masyarakat tersebut
diakui sebagai kewajiban yang harus dilakukan dalam keadaan-keadaan tertentu. Pola-pola inilah
yang sering disebut dengan norma-norma.

▪ Kebudayaan bersifat dinamis dan adaptif.


Pada umumnya kebudayaan itu dikatakan bersifat adaptif, karena kebudayaan melengkapi manusia
dengan cara-cara penyesuaian diri pada kebutuhan-kebutuhan fisiologis dari badan mereka, dan
penyesuaian pada lingkungan yang bersifat fisik-geografis maupun pada lingkungan sosialnya.
Misalnya adanya pantangan-pantangan pada suatu masyarakat tertentu
PENDAPAT AHLI TENTANG DEFINISI
KEBUDAYAAN

▪ EDWARD BURNETT TYLOR


▪ KLUCKHOHN dan KELLY
▪ KI HAJAR DEWANTARA
▪ SELO SUMARDJAN dan SOELAEMAN SOEMARDI
BUDAYA DAN MASALAH PELAYANAN
KESEHATAN

1. PATRIALKAL (GENDER)
2. PERAN PEREMPUAN DALAM MEMBANTU MENCARI NAFKAH
3. NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA LAMA YANG MERUGIKAN KESEHATAN
PEREMPUAN MASIH BERLAKU
4. MOBILITAS PENDUDUK TINGGI(TERUATAMA DI DAERAH PERKOTAAN)
5. PERSEPSI GENGSI ATAU HARGA DIRI YANG KELIRU
6. POLA KONSUMSI AKIBAT KEMAJUAN SISTEM INFORMASI DAN TEHNOLOGI
7. BUDAYA MALU
8. KEPERCAYAAN PADA PENGOBATAN ALTERNATIF
PERAN BUDAYA DALAM DUNIA KESEHATAN

▪ Pengetahuan tentang budaya suatu penduduk penting dalam kaitannya dengan


petugas kesehtan.
▪ Tujuannya agar seorang petugas kesehatan selalu memperhatikan budaya suatu
penduduk dalam interakti therapeutiknya dan dalam rangka menyukseskan program
kesehatan.
▪ Paham tentang budaya → penyelesaian kasus di masyarakat bisa dilakukan dengan
baik → karena dipengaruhi oleh budaya setempat
HUBUNGAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT
RUMAH SAKIT DAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT
KEBUDAYAAN RUMAH SAKIT

▪ Di dalam upaya penyembuhan (kuratif) perlu dipahami faktor-faktor yang menunjang


untuk keberhasilan upaya tersebut, dengan melihat kepada aspek peranan diri sendiri,
tenaga kesehatan, serta lingkungan di sekitar fasilitas pelayanan kesehatan
▪ Rumah sakit adalah bagian menyeluruh atau (integral) dari organisasi sosial dan medis,
berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap pada masyarakat, baik kuratif,
maupun rehabilitatif, dimana pelayanan keluarnya menjangkau keluarga dan lingkungan
dan rumah sakit juga merupakan pusat Latihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian
bio-sosial. (who, 1975)
▪ Rumah sakit menurut SK Menkes No.983 Tahun 1992, rumah sakit mempunyai tugas
penting guna melaksanakan upaya kesehatan secara berhasil dengan mengutamakan
usaha penyembuhan dan pemulihan yang di laksanakan secara serasi dan terpadu dengan
upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan
▪ sarana pelayanan kesehatan, misalnya rumah sakit juga rentan terhadap kejadian yang tidak
diharapkan (KTD) khususnya pada pasien sebagai aspek utama dalam pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Untuk mencegah kejadian KTD pada pasien, maka diharapkan adanya perpaduan pendekatan
(holistic approach) dan budaya untuk mengatasi KTD.
▪ Pendekatan sistem dikenal sebagai hard approach sedang pendekatan budaya/manusia lazim dikenal
sebagai soft approach.
▪ Hard approach, pendekatan sistem dapat dipergunakan untuk membudayakan nilai-nilai.
Soft approach dapat melalui budaya-budaya yang ada di rumah sakit, sebagai contoh yaitu budaya
organisasi.
▪ Menurut Martin (2002), pada dasarnya konsep budaya organisasi mengacuh pada tiga paradigma:
a. Integrated approach
b. Differentiation approach
c. Fragmentation approach
▪ Menurut Martin (2002), pada dasarnya konsep budaya organisasi mengacuh pada tiga paradigma:

a. Integrated approach menyatakan bahwa setiap organisasi mempunyai satu jenis budaya yang
mewarnai semua nilai dan perilaku para anggotanya.

b. Differentiation approach menekankan pada consensus subbudaya. Pada pendekatan ini


dimungkinkan bahwa setiap organisasi mempunyai satu atau lebih sub-budaya yang dibedakan
menjadi tiga yaitu:
▪ enhancing sub culture yaitu subbudaya yang sejalan dan sama dengan budaya organisasi,
▪ orthogonal sub culture yaitu sub-budaya yang berbeda dengan budaya organisasi namun tidak
bertentangan dan
▪ encounter sub culture yaitu sub-budaya yang berlawanan dengan budaya organisasi.
contoh di RS X terdapat beberapa subbudaya. Sub-budaya divisi ICU berbeda dengan sub-
budaya divisi Radiologi.

c. Fragmentation approach menyatakan bahwa budaya organisasi tersebut sebenarnya tidak ada;
yang ada adalah nilai-nilai pribadi anggota organisasi.
▪ Budaya organisasi adalah suatu realita asumsi dasar, nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan yang hidup dan
dihayati dan dilakukan oleh para anggotanya (culture-in-practice).

▪ Drennan (1999) mengemukakan bahwa pembentukan budaya organisasi dipengaruhi oleh pemimpin,
sejarah dan tradisi organisasi, teknologi, produk dan layanan, industri dan persaingan, pelanggan,
ekspektasi organisasi, system informasi dan kendali, aturan-aturan dan lingkungan organisasi,
prosedur dan kebijaksanaan, sistem penggajian, organisasi dan sumber daya, sasaran serta nilai-nilai
perlu dipertimbangkan untuk melakukan penanaman dan sosialisasi budaya organisasi.

AHQR menilai budaya keselamatan pasien melalui tiga aspek:


▪ Tingkat unit
▪ Tingkat rumah sakit
▪ Keluaran
The Agency for Healthcare Research and Quality's (AHQR) menilai budaya keselamatan pasien melalui
tiga aspek:

▪ Tingkat unit, mencakup: supervisor/manager action promoting safety, organizational learning,


perbaikan berkelanjutan, kerjasama dalam unit di RS, komunikasi yang terbuka, umpan balik dana
komunikasi mengenai kesalahan, respon tidak mempersalahkan terhadap kesalahan manajemen
ketenagakerjaan

▪ Tingkat rumah sakit, mencakup: dukungan manajemen terhadap upaya keselamatan pasien,
kerjasama antar unit di RS, perpindahan dan transisi pasien

▪ Keluaran, mencakup: persepsi keseluruhan staf di RS terkait keselamatan pasien, frekuensi


pelaporan kejadian, peringkat keselamatan pasien, jumlah total laporan kejadian dalam 12 bulan
terakhir.
PERILAKU SAKIT DAN PERANAN PASIEN

▪ Perilaku sakit (iiines behaviour) ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit,
persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang: gejala dan penyebab penyakit, dan sebagainya.

▪ Menurut Suchman dalam Sarwono (2004), ada lima macam reaksi dalam mencari proses pengobatan
sewaktu sakit yaitu:

1. Shoping atau proses mencari beberapa sumber yang berbeda dari medical care untuk satu
persoalan atau yang lain, meskipun tujuannya adalah untuk mencari dokter yang akan
mendiagnosis dan mengobati yang sesuai harapan.

2. Fragmentation atau proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan pada lokasi yang
sama.

3. Procastination atau penundaan pencarian pengobatan sewaktu gejala sakit dirasakan.

4. Self Medication atau mengobati sendiri dengan berbagai ramuan atau membelinya di warung
obat.

5. Discontuinity atau proses tidak melanjutkan (menghentikan pengobatan)


Tingkah laku sakit, yakni “cara-cara dimana gejala-gejala di tanggapi, dievaluasi, dan diperankan oleh
seorang individu yang mengalami sakit, kurang nyaman, atau tanda-tanda lain dari fungsi tubuh
yang kurang baik”.

Tingkah laku sakit dapat terjadi tanpa adanya peranan sakit.

Misalnya seorang dewasa yang bangun dari tidurnya dengan leher sakit menjalankan peranan sakit, ia
harus memutuskan, apakah ia akan minum aspirin dan mengharapkan kesembuhan, atau
memanggil dokter.

Dikatakan peranan sakit jika ybs menderita penyakit cukup serius, sehingga dia tidak mampu
melakukan hal-hal oleh dirinya sendiri tapi melibatkan orang-orang disekelilingnya dalam menangani
sakitnya

Peranan pasien di rumah sakit lebih berhubungan dengan hak dan kewajiban sebagai pasien

Hak-hak pasien telah dijamin dalam pasal 4 Undang-Undang No 23 Tahun 1992, yang isinya “Setiap
orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal.”
HUBUNGAN ANTARA PERANAN DALAM LINGKUNGAN

▪ Lingkungan fisik memiliki pengaruh pada pemikiran, perasaan serta perilaku manusia

▪ Ruangan merupakan stimulus (rangsangan dari luar) yang mampu direspon oleh sistem panca indera
manusia (penglihatan, pendengaran, pengecap, penciuman, dan sentuhan), dimana secara psikologis
berpotensi membentuk persepsi yang secara tidak langsung berpengaruh pada emosional
serta perilaku manusia.

▪ Menurut Laurens, manusia normal dengan segala kelengkapan fisik dan psikis memungkinkan untuk
menyesuaikan respon terhadap stimulus yang diterimanya dan ketika stimulus yang diterima berada
di luar batas optimal, mereka dapat mengalami stress psikologis yang mengharuskannya melakukan
proses adaptasi secara dinamis

▪ Jika terjadi pada seseorang yang sedang sakit , maka mereka akan bereaksi lambat terhadap stimulus
lingkungan tsb.

▪ Suasana lingkungan medis identik dengan ketakutan, kegelisahan, perasaan tertekan, serta
ketidakpastian. Kegagalan proses adaptasi pasien terhadap lingkungan medis dapat menyebabkan
stress psikologis dalam diri pasien yang berpengaruh terhadap proses penyembuhannya.
▪ Menurut Dijkstra, healing environment adalah lingkungan fisik fasilitas kesehatan yang dapat
mempercepat waktu pemulihan kesehatan pasien atau mempercepat proses adaptasi pasien dari
kondisi kronis serta akut dengan melibatkan efek psikologis pasien di dalamnya.

▪ Penerapan konsep healing environment pada lingkungan perawatan akan tampak pada kondisi akhir
kesehatan pasien, yaitu
▪ Pengurangan waktu rawat,
▪ Pengurangan biaya pengobatan,
▪ Pengurangan rasa sakit,
▪ Pengurangan stres atau perasaan tertekan,
▪ Memberikan suasana hati yang positif,
▪ Membangkitkan semangat, serta
▪ Meningkatkan pengharapan pasien akan lingkungan.
Patrick E. Linton dalam Fifth Symposium in Healthcare Design (1992) mengemukakan model
konseptual untuk total healing environment. Dia membentuk 4 kuadran sebagai model bagi total
healing environment, yaitu sebagai berikut:

▪ Kuadran pertama, berisi lingkungan fisik yang berada di luar manusia atau pasien (eksternal), yang
terdiri dari elemen seperti warna, tampilan, peralatan, penampilan staf, pencahayaan dan
ransangan sensorik lainnya yang berhubungan dengan desain.

▪ Kuadran kedua, mengandung unsur-unsur dalam lingkungan eksternal yang bersifat psikospiritual
di alam. Kuadran ini meliputi hubungan dengan dokter dan perawat, reputasi rumah sakit,
perhatian staf, percakapan di tempat umum, dan bantuan dari kerabat. Salah satu hubungan yang
paling kuat adalah hubungan dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
Patrick E. Linton dalam Fifth Symposium in Healthcare Design (1992) mengemukakan model
konseptual untuk total healing environment. Dia membentuk 4 kuadran sebagai model bagi total
healing environment, yaitu sebagai berikut:

▪ Kuadran ketiga, adalah lingkungan dalam diri manusia atau pasien. Kuadran ini meliputi kondisi
fisik pasien, keberadaan penyakit penyerta, kondisi sistem tubuh yang lain, dan pola makan pasien.
Perubahan gaya hidup, pola makan dan olahraga membentuk kondisi fisik yang baik

▪ Kuadran keempat, mungkin merupakan kuadran yang paling kuat dalam healing environment.
Kuadran ini berkaitan dengan apa yang terjadi dalam pikiran, jiwa dan energi individu pasien atau
manusia, termasuk hal-hal seperti pandangan pasien terhadap kehidupan, kondisi psikologis
(mental), keinginan untuk hidup, kesediaan untuk bertanggungjawab, menerima diri sendiri,
pandangan terhadp penyakitnya dan kepercayaan terhadap proses penyembuhan yang dijalani.
Prinsip-prinsip dalam suatu rancangan healing environment antara lain:
1. Pencahayaan Sumber cahaya ada dua yaitu alami (cahaya matahari) dan buatan (lampu).
Pencahayaan alami dapat diperoleh melalui bukaan pada dinding (jendela) maupun pada langit-langit
(skylight). Manfaat pencahayaan alami khususnya pada kondisi psikis seseorang adalah mengurangi
kecemasan psikis (psychological fatigue) serta mendorong emosi positif seseorang (Journal of Green
Building, 2008:10). Sedangkan pencahayaan buatan disarankan menggunakan lampu pijar yang memberi
kesan hangat dan nyaman. Kurangi menggunakan lampu fluorescent/neon putih karena dapat membuat
lelah dan menimbulkan alergi hingga stress.
2. Warna : warna yang lembut dan mendekati unsur alam. Hindari penggunaan warna yang menekan
seperti merah, pilih warna yang menenangkan dan menimbulkan optimisme, seperti biru lembut atau
hijau lembut.
3. View (pemandangan) : Akses kealam diperlukan untuk menstimulus kesehatan dan mengurangi stres.
4. Suara : Dalam praktek psikiatri, musik tidak hanya berperan sebagai sarana penyembuh tetapi juga
meningkatkan kualitas kepribadian.
5. Aroma : Unsur aroma dapat dihadirkan, misalnya melalui bunga segar yang ditempatkan dalam ruang.
6. Seni
POLA HUBUNGAN ANTARA PASIEN DENGAN TENAGA
KESEHATAN

▪ Dokter sebagai seorang yang memberikan pengobatan terhadap orang yang membutuhkannya.

▪ Hubungan yang sangat pribadi karena didasarkan atas kepercayaan dari pasien terhadap dokter
yang disebut dengan transaksi terapeutik

▪ Transaksi terapeutik adalah perjanjian antara dokter dan pasien berupa hubungan hukum yang
melahirkan hak dan kewajiban kedua belah pihak. Objek dari perjanjian ini adalah berupa upaya
atau terapi untuk menyembuhkan pasien.

Jenis hubungan antara dokter dengan pasien :


▪ Hubungan vertikal paternalistik seperti antara bapak dengan anak yang bertolak pada prinsip
“father knows best”. Kedudukan dokter dianggap lebih tinggi oleh pasien dan peranannya lebih
penting daripada pasien.
▪ Hubungan hukum : bersumber pada kepercayaan pasien terhadap dokter sehingga pasien bersedia
memberikan persetujuan tindakan medis (informed consent). Hal ini dilakukan setelah ia mendapat
informasi dari dokter mengenai upaya medis yang dapat dilakukan untuk menolong dirinya,
termasuk memperoleh informasi mengenai segala risiko yang mungkin terjadi
▪ Hubungan hukum karena keadaan yang memaksa atau keadaan darurat. misalnya karena terjadi
kecelakaan lalu lintas, terjadi bencana alam, maupun karena situasi lain yang menyebabkan
keadaan pasien sudah gawat, sehingga sangat sulit bagi dokter yang menangani untuk mengetahui
dengan pasti kehendak pasien.

▪ Hubungan hukum kontraktual yang terjadi antara pasien dan dokter tidak dimulai dari saat pasien
memasuki tempat praktek dokter sejak dokter menyatakan kesediaannya yang dinyatakan secara
lisan (oral statement) atau yang tersirat (implied statement) dengan menunjukkan sikap atau
tindakan yang menyimpulkan kesediaan, seperti misalnya menerima pendaftaran, memberikan
nomor urut, menyediakan serta membuat rekam medis

▪ hubungan biomedis aktif-pasif. Hubungan antara pasien dengan rumah sakit, dalam hal ini
terutama dokter, memang merupakan hubungan antara penerima dengan pemberi jasa

▪ Hubungan Perikatan Berusaha (Inspannings-verbintenia) yaitu dimana dalam melaksanakan


tugasnya dokter berusaha untuk mnyembuhkan atau memulihkan kesehatan pasien. Secara hukum
dokter adalah partner dari pasien yang sama atau sederajat kedudukannya, pasien mempunyai hak
dan kewajiban tertentu seperti halnya dokter.
▪ Selain dokter, ada Hubungan antara pasien dengan perawat.

▪ Perawat merupakan seorang advokat pasien.

▪ Advokat pasien adalah seorang advokat yang membela hak-hak pasien

▪ Advokat sebagai pendukung dan pelindung dari hal-hal yang merugikan pasien, sumber informasi
tentang status kesehatan pasien, penolong dalam mengidentifikasi kebutuhan, pilihan-pilihan,
keinginan dan penolong pasien dalam membuat keputusan yang dibutuhkan dalam pengobatan
pasien.

▪ Peran perawat sebagai advokat disini harus bertanggung jawab untuk melindungi hak pasien
mereka dari adanya penipuan atau penyimpangan.


Nelson (1988) dalam Creasia & Parker (2001) menjelaskan bahwa TANGGUNG JAWAB PERAWAT
DALAM MENJALANKAN PERAN ADVOKAT PASIEN adalah :

▪ Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan, dengan cara: memastikan
informasi yang diberikan pada pasien dipahami dan berguna bagi pasien dalam pengambilan
keputusan, memberikan berbagai alternatif pilihan disertai penjelasan keuntungan dan kerugian
dari setiap keputusan, dan menerima semua keputusan pasien.

▪ Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-orang disekeliling pasien, dengan cara :
mengatur pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien dengan tenaga kesehatan lain,
mengklarifikasi komunikasi antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain agar setiap individu
memiliki pemahaman yang sama, dan menjelaskan kepada pasien peran tenaga kesehatan yang
merawatnya

▪ Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara: memberikan lingkungan yang sesuai
dengan kondisi pasien, melindungi pasien dari tindakan yang dapat merugikan pasien, dan
memenuhi semua kebutuhan pasien selama dalam perawatan.
TERIMAKASIH

You might also like