You are on page 1of 26

“Critical Journal Review”

BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampu : Dr. Sarma Panggabean S.Pd., M.Si

Disusun oleh :

Nama : Oliga Santrycia Parhusip

NPM : 23600067

ILMU HUKUM S-1


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya lah, tugas ini dapat Saya selesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan tugas Critical Journal Riview ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Saya sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan review jurnal ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, Saya sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, supaya penulisan karya
ilmiah menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan Saya, semoga review jurnal yang sederhana ini, dapat memberi manfaat
tersendiri bagi teman-teman pembaca sekalian.

Oliga Santrycia Parhusip


23600067
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii
BAB I..................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................................1
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR.............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan CJR.........................................................................................................1
C. Manfaat Penulisan CJR.......................................................................................................2
BAB II................................................................................................................................................3
INDENTITAS JURNAL....................................................................................................................3
A. Jurnal I.................................................................................................................................3
B. Jurnal 2................................................................................................................................3
C. Jurnal 3................................................................................................................................4
D. Jurnal 4................................................................................................................................4
E. Jurnal 5................................................................................................................................4
BAB III...............................................................................................................................................5
RINGKASAN JURNAL....................................................................................................................5
A. Ringkasan Jurnal 1..............................................................................................................5
B. Ringkasan Jurnal 2...............................................................................................................9
C. Ringkasan Jurnal 3.............................................................................................................12
D. Ringkasan Jurnal 4.............................................................................................................15
E. Ringkasan Jurnal 5.............................................................................................................17
BAB III.............................................................................................................................................21
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN............................................................................................21
BAB IV.............................................................................................................................................22
PENUTUP........................................................................................................................................22
A. Kesimpulan........................................................................................................................22
B. Saran.................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR


Critical Journal Review (CJR) sangat penting buat kalangan pendidikan
terutama buat mahasiswa maupun mahasiswi karena dengan mengkritik suatu
jurnal maka mahasiswa/i ataupun si pengkritik dapat membandingkan dua jurnal
dengan tema yang sama, dapat melihat mana jurnal yang perlu diperbaiki dan
mana jurnal yang sudah baik untuk digunakan berdasarkan dari penelitian yang
telah dilakukan oleh penulis jurnal tersebut, setelah dapat mengkritik jurnal maka
diharapkan mahasiswa/i dapat membuat suatu jurnal karena sudah mengetahui
bagaimana kriteria jurnal yang baik dan benar untuk digunakan dan sudah
mengerti bagaimana cara menulis atau langkah-langkah apa saja yang diperlukan
dalam penulisan jurnal tersebut.

B. Tujuan Penulisan CJR


Critical journal Review ini dibuat bertujuan untuk belajar melalui
pemenuhan tugas mata kuliah Manajaemen Investasi dan Pasar Modal Jurusan
Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Medan untuk membuat Critical Journal
Review (CJR) sehingga dapat menambah pengetahuan untuk melihat atau
membandingkan dua atau beberapa jurnal yang baik dan yang benar. Setelah
dapat membandingkan maka akan dapat membuat suatu jurnal karena sudah dapat
membandingkan mana jurnal yang sudah baik dan mana jurnal yang masih perlu
diperbaiki dan juga karena sudah mengerti langkah-langkah dari pembuatan suatu
jurnal.
C. Manfaat Penulisan CJR
Manfaat penulisan Critical Journal Review ( CJR), yaitu :

1. Dapat membandingkan dua atau lebih jurnal yang direview.


2. Dapat meningkatkan analisis kita terhadap suatu jurnal.
3. Supaya kita dapat mengetahui teknik-teknik penulisan CJR yang benar.
4. Dan dapat menulis bagaimana jurnal yang baik dan benar.
5. Menambah pengetahuan kita tentangisi-isi dari jurnal-jurnal penelitian.
BAB II

INDENTITAS JURNAL

A. Jurnal I
Judul Perlindungan Hukum Terhadap Ketentuan Me-Review Produk
Dimedia Sosial
Jurnal Jurnal Interpretasi Hukum
Tahun Maret 2022
Penulis 1. Wayan Pertama Yasa,
2. Ni Komang Arini Styawati
3. NiMade Puspasutari Ujianti
Volume Vol 3 No 1
DOI https://doi.org/10.22225/juinhum.3.1.4747.210-214

B. Jurnal 2
Judul Kedudukan Hukum Pencipta Dan Pemegang Hak Cipta Terhadap
Akuisisi Perusahaan Penerbit
Jurnal Jurnal Hukum Indonesia
Tahun 2 April 2023
Penulis 1. Intan Permatasuri
2. Zulfikar Judge
Volume Vol 2 No 2x
DOI https://jhi.rivierapublishing.id/index.php/rp

C. Jurnal 3
Judul Tinjauan Pelaksanaan Pemberian Upah pada Buruh Dibawah Upah
Minimum
Jurnal Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Islam
Tahun Maret 2022
Penulis 1. Tri Dian Aprilsesa
2. Muhammad Tahir
3. Siti Aminah
4. Marnita
Volume Vol 5 No 1
DOI 10.37680/almanhaj.v5i1.1997

D. Jurnal 4
Judul Perlindungan Hukum Terhadap Anggota Koperasi BMT Rindu Alam
yang Dananya Disalahgunakan Pengurus
Jurnal Jurnal Riset Ilmu Hukum
Tahun 21 Juli 2023
Penulis 1. Arifah Hidayat
2. Diana Wiyanti, Makmur*
Volume Vol 1 No 3
DOI DOI : https://doi.org/10.29313/jrih.v3i1.2113

E. Jurnal 5
Judul Penegakan Hukum Tindak Pidana Penimbunan dan
Penyalahgunaan BBM Dihubungkan dengan UU Migas
Jurnal Jurnal Riset Ilmu Hukum
Tahun 18 Juli 2023
Penulis 1. Ilham Maulana
2. Arinto Nurcahyono
Volume Vol 3 No 1
DOI DOI : https://doi.org/10.29313/jrih.v3i1.2138
BAB III

RINGKASAN JURNAL

A. Ringkasan Jurnal 1
Judul Perlindungan Hukum Terhadap Ketentuan Me-Review Produk
Dimedia Sosial
Abstrak Era ekonomi digital di Indonesia mengakibatkan transaksi
jual beli semakin mudah dan cepat dilakukan. Dengan
menggunakan media sosial, konsumen dapat menyalurkan
pendapat, kritik dan saran mereka terhadap produk
barang/jasa yang dikonsumsinya kepada pelaku usaha
dalam berbagai bentuk. Salah satunya yaitu berupa review
(tinjauan) produk barang/jasa yang dituangkan melalui foto
maupun video.Namun, kegiatan ini menuai prodan kontra
di masyarakat, karena dianggap kegiatan ini justru menodai
nama baik. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah bentuk
perlindungan hukum terhadap ketentuan me-reviewproduk di
media sosial. Adapun sumber bahan hukum yang digunakan
dalam penulisan ini yaitu pertama sumber bahan hukum primer
yang berkekuatan mengikat, kedua sumber bahan hukum
sekunder yang merupakan bahan hukum yang berasal dari
hasil kaji kepustakaan dengan membaca buku –buku, jurnal
–jurnal hukum, serta artikel yang sesuai dengan isu yang
sedang dihadapi.Data dianalisis dengan metode Kualitatif.
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian
normatifdengan menggunakan pendekatanpemikiran deduktif.
Data yang telah dianalsisi menunjukan bahwa perlindungan
hukum terhadap ketentuan me-review produk di media sosial
tertera dalam undang-undang Nomor 12 Tahun 2005 pasal 23
ayat (2) tentang HAM, Pasal 44 ayat (3) UUPK, dan sanksi
pidana bagi pelaku yaitu ditetapkan dalam UUPK yang dapat
dijatuhkan hukuman pidana penjara serta denda.
Kata Kunci Me-Review, Media Social, Perlindungan Konsumen
Pendahuluan Indonesia merupakan salah satu negara yang menempatkan
hukum sebagai dasar kekuasaan negara dan
penyelenggaraan negara tersebut dalam segala bentuknya
dilakukan dibawah kekuasaan hukum(Ridwan H., 2013).
Pada masa iniIndonesia tumbuh dalam eratranportasi
teknologi informasi dan komunikasi yang semakin mapan
yang kemudian melahirkan media internet yang
menjadi wadah dalam mengimplementasikan kebebasan
berpendapat melalui internet yakni palfom media sosial.
Banyak hal yang dapat digunakan dalam media sosial
seperti penyaluran pendapat, kritik, dan saran. Indonesia
saat ini juga telah memasui era ekonomi digital yang
menyebabkan tranksasi apapun dapat dilakukan melalui
internet, salah satunya transaksi antara pelaku usaha
dengan konsumen dalam hal jual beli produk yang
dipasarkan. Di media sosial pelaku usaha dapat
memasarkan produk nya melalui salah satu cara yakni
review produk yang diakomodasikan dengan bentuk foto
maupun video untuk meningkatkan penjualan. Terkait dengan
kebebasan berpendapat, dalam era ekonomi digital saat ini
konsumen dengan bebas dapat menyalurkan pendapat, kritik,
dan saran atas review terhadap produk barangatau jasa
kepada pelaku usaha.Pada kebijakan ekonomi khususnya
aspek pemasaran (marketing), promosi memiliki kedudukan
paling pentingdengan harapan pelaku usaha untuk
menguntngkan penjualannya.
Metode Dalam penulisan ini, penelitia menggunakan metode
Penelitian penelitian dengan tipe penelitian hukumnormatif yang
dilakukan dengan menganalisis tentang bagaimana
memecahkan atau menguraikan berbagai permasalahan
hukum pada bahan pustaka hukum atau data sekunder hukum
seperti peraturan perundang-undangan dan putusan hukum
yang kemudianmenimbulkan argumentasi
Pembahasan 1.Perlindungan Hukum Konsumen terhadap Ketentuan
Me-Review Suatu Produk Dimedia Sosial.
Dalam UUPK juga ditentukanyakniLembaga Perlindungan
Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) memiliki
tugasmembantu menerima keluhan/aduankonsumen,
tetapidapatbekerja secaramaksimal apabila
menimbulkankerugian materiil. Jika melihat ataskeluhan dan
kerugian materiil yang tidak berat, tak efisienjika harfus
menyampaikanhal tersebutkepada LPKSM.Beberapakonsumen
yang menetapkan pilihanuntuk memberikanpengalaman
pemakaian atasproduk barang/jasadi media sosial untuk
dapat diketahui dan menarik perhatian publiksecara cepat.
2.Tanggungjawab Pelaku Usaha terhadap Review Suatu
Produk Dimedia Sosial
erhadap pelaku usaha atas review produk di media social yang
di lakukan oleh public figuretidak sesuai dengan hak –hak
yang didapatkan oleh konsumen serta tidak mengindahkan
kepentingan konsumen dalam UUPK diatur
hukumanterhadapseorang yang melanggar denganyang
tidak memperhatikan keindahan ataskepentingan konsumen
yaknihukumantersebut berupa sanksiadministrasi dan
pidana. Dalam UUPKtanggungjawab pidana bagi pelaku
usaha terhadap review suatu produk yang tidak sesuai dengan
Undang –Undang yaknipelaku dapat dihukum dengan hukuman
pidana penjara maksimal 5 (lima) tahun atau denda
maksimum Rp 2.000.000.000,-(dua milyar rupiah) serta
diancam pidana penjara maksimum 2 (dua) tahun penjara atau
denda maksimum Rp 500.000.000,-(lima ratus juta rupiah)
Simpulan Perlindungan hukum konsumen terhadap ketentuan me-review
produk dan/atau jasa di media sosial yang dialokasikan
terhadap hak konsumen dalam menyampaikan pendapat
saat melakukan reviewpemakaian suatu produk barang/jasa
di media sosial diatur dalam UUPK yakni hak untuk
mendapatkan informasi yang sesuai fakta, jelas, dan benar
terkait keadaan dan jaminan barang/jasa. Dari kegiatan
reviewini penyaluran informasi kepada masyarakat
lainnya adalah hal yang utama. Hal ini bertujuan agar
didapatnya gambaran yang faktual oleh konsumen terhadap
suatu produk, guna mengurangi terjadinya kerugian yang
disebabkan baik dari keadaan, kualitas, maupun pemakaian
barang/jasa tersebut dan tidak terjebak pada kondisi yang
bedampak tidak baik yang mungkin dapat terjadi. UUPK
tidak membatasi apabila selain pelaku usaha, konsumen
juga bisa memberikan informasi secara utuh dengan
masyarakat lain. Tentu saja dengan berdasarkan pada
kebenaran informasi produk, aturan hukum yang berlaku
yang dilaksanakan untuk kepentingan umum, tidak untuk
menjatuhkan suatu pihak. Serta hak konsumen untuk didengar
pendapat dan keluhannya atas pemakaian
barang/jasa.Tanggungjawab pidana pelaku usaha
terhadapreview suatu produk dan atau jasa di media sosial diatu
dalam UUPK dari aturan tersebut pelaku dapat dihukum
dengan hukumanpidana penjara maksimal 5 (lima) tahun
atau denda maksimum Rp 2.000.000.000,-(dua milyar
rupiah) sertadiancam pidana penjara maksimum 2 (dua)
tahun penjara atau denda maksimum Rp 500.000.000,-(lima
ratus juta rupiah)
Saran Mengenai aturan yang belum secara maximal dapat
dijadikan pedoman terhadap media yang dapat digunakan
oleh konsumen sebagai implementasi hak konsumen atas
kebebasan berpendapat terhadap produk barang/jasa,
pemerintah hendaknya melakukan revisi terhadap aturan atau
norma tersebut. Kepada konsumen dalam menyampaikan
pendapatnya terhadap review produk barang/jasa di media
sosialdiperlukan pertimbangan terhadap etika bisnisserta
aturan yang tersedia agar ulasan yang disampaikan sesuiai
dengan fakta dan hal yang disarakan sehingga tidak
menimbulkan kerugian bagi pihak manapun yang bahkan
berujung pada pencemaran nama baik. Serta diharapkan
kepada aparat penegak hukum untuk lebih teliti dalam
memperhatikan, apakah kerugian yang ditimbulkan
terjerumus ke atas pencemaran nama baik atau tidak
terhadap pelaku usaha, serta apakah memenuhi unsur suatu
perbuatan yang melanggar hukum. Hal ini sangat perluuntuk
ditelitigunameminimalisir suatutumpuan atas kepentingan
pelaku usaha yang merugikan konsumen.

B. Ringkasan Jurnal 2
Judul Kedudukan Hukum Pencipta Dan Pemegang Hak Cipta
Terhadap Akuisisi Perusahaan Penerbit
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memahami implikasi hukum dan
perlindungan hak cipta yangterkait dengan proses akuisisi
perusahaan penerbit, serta mengevaluasi bagaimana perubahan
kepemilikan dan kontrol perusahaan penerbit dapat
memengaruhi hak-hak pencipta danpemegang hak cipta.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
penelitian
yuridis normative atau penelitian kepustakaan yaitu penelitian
yang mengkaji studi dokumen.Adapun Kajian Pustaka ini
menggunakan berbagai data sekunder seperti bahan hukum
primer yang terdiri dari peraturan perundang-undangan,
peraturan Menteri, bahan hukum sekunderseperti putusan
pengadilan, teori hukum, buku dan jurnal hukum, karya tulis
dan dapat berupa pendapat ahli hukum. Hasil penelitian
menemukan bahwa hak dan kewajiban pencipta terdiri dari hak
moral dan hak ekonomi. Hak moral melekat seumur hidup, hak
ekonomi dapat
dialihkan. Pengalihan dapat dilakukan dengan cara diwariskan,
hibah, wakaf, wasiat, melalui suatu perjanjian tertulis atau
sebab lain yang dibenarkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Hak cipta muncul dengan prinsip
deklaratif, artinya hak cipta tersebut telah melekat pada
penciptanya saat hak cipta tersebut dipublikasikan. penelitian
ini
menekankan perlunya perhatian yang lebih besar terhadap
aspek hukum dalam konteks akuisisi perusahaan penerbit. Hal
ini penting untuk melindungi hak-hak pencipta dan pemegang
hak cipta, serta untuk memastikan kelangsungan karya cipta
dan inovasi dalam industri penerbitan.
Kata Kunci hak cipta,pencipta, akuisisi
Pendahuluan Adapun tujuan perlindungan kekayaan intelektual melalui Hak
Kekayaan Intelektual secara umum meliputi: (1). Memberikan
pengertian secara hukum hubungan antara aset dan penemu,
pencipta, perancang, pemilik, pengguna, perantara yang
menggunakannya, ruang kerja yang digunakan, dan penerima
hasil penggunaan kekayaan intelektual untuk jangka waktu
tertentu; (2). Memberikan apresiasi atas suatu keberhasilan dari
usaha atau upaya menciptakan suatu karya intelektual; (3).
Mempromosikan publikasi invensi atau ciptaan dalam bentuk
dokumen Hak Kekayaan Intelektual yang terbuka bagi
masyarakat; (4). Merangsang terciptanya upaya alih informasi
melalui kekayaan intelektual serta alih teknologi melalui paten;
dan (5). Memberikan perlindungan terhadap kemungkinan
ditiru karena adanya jaminan dari negara bahwa pelaksanaan
karya intelektual hanya diberikan kepada yang berhak.
Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Penelitian penelitian yuridis normative atau penelitian kepustakaan yaitu
penelitian yang mengkaji studi dokumen.
Pembahasan Sejalan dengan riset dan wawancara yang telah dilakukan
kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual yaitu
Bapak Agung Damar Sasongko sebagai Koordinator Pelayanan
Hukum dan Lembaga Manajemen Kolektif, Direktorat Hak
Cipta pada Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM pada tanggal 25
Januari 2023, pada prinsipnya surat pencatatan ciptaan
menyatakan adanya masa perlindungan ciptaan. Sebagaimana
Pasal 58 Undang- Undang Hak Cipta, apabila dipegang oleh
pencipta maka berlaku seumur hidup pencipta dan terus
berlangsung selama 70 (tujuh puluh) tahun setelah Pencipta
meninggal dunia, terhitung sejak tanggal 1 Januari pada tahun
berikutnya, dalam hal dimiliki oleh 2 (dua) orang atau lebih,
maka berlaku selama
pencipta terakhir meninggal dunia dan berlangsung selama 70
(tujuh puluh) tahun sesudahnya terhitung mulai tanggal 1
Januari pada tahun berikutnya dan jika dimiliki/dipegang oleh
badan hukum maka berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak
dilakukan pengumuman.
Simpulan Kedudukan hukum Pencipta dan Pemegang Hak Cipta atas
suatu Ciptaan dengan terjadinya akuisisi atas suatu perusahaan
penerbitan, sebagaimana diuraikan pada Penjelasan Pasal 21
Ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 tentang
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan
Terbatas, yang dimaksud dengan kekayaan dalam hal ini adalah
seluruh harta perseroan yang tercantum di bagian kelompok
asset (aktiva) dalam neraca terakhir yang disahkan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham. Namun sistem perlekatan hak cipta
muncul ketika buku tersebut dideklarasikan/dipublikasikan
(deklaratif), berbeda dengan hak merek yang sifatnya
konstitutif (first to file). Hak dan kewajiban Pencipta jika
terdapat peralihan hak dari Pencipta kepada Pemegang Hak
Cipta tersebut adalah terdiri dari 2 (dua) yaitu hak moral dan
hak ekonomi sebagaimana diuraikan pada butir 1 (satu) di atas.
Saran -
C. Ringkasan Jurnal 3
Judul Tinjauan Pelaksanaan Pemberian Upah pada Buruh Dibawah
Upah Minimum
Abstrak Getting a decent job and livelihood is a basic right of every
citizen as a citizen that must be obtained. In its implementation,
it cannot be denied that there are problems in employment, one
of which concerns wages. However, in principle employers are
prohibited from paying wages to workers/employees lower
than the minimum wage. The purpose of analyzing the
implementation of the provision of the minimum wage is
expressly regulated in Article 23 paragraph (3) of Government
Regulation Number 36 of 2021 concerning Wages as the
Implementing Regulation of Law Number 11 of 2020
concerning Job Creation. If in the agreement, the wages paid
are found to be lower or contrary to laws and regulations, the
agreement may be null and void and the wage arrangements are
carried out in accordance with the provisions of laws and
regulations. The research method is normative juridical to
analyze data by means of literature studies on secondary data
which specifically discusses the norms contained regarding the
Minimum Wage Provisions. Obstacles in the application of
wages, both the UMP (Provincial Minimum Wage) and the
UMK (Regency/City Minimum Wage), namely lower and
middle-level companies that are unable to carry out the
provisions of the UMP and UMK provisions themselves so that
there is a gap between workers and companies. Even though
the UMP is smaller than the UMK, there are small and
medium-sized companies that are unable to provide good
wages to workers according to the stipulations of the UMP.
The welfare of workers in Indonesia has always increased from
time to time because the magnitude of the increase in the
minimum wage as a whole is lower than the increase in the
price of the minimum necessities of life, so that workers cannot
live a decent life.
Kata Kunci Laborer; Decent Living Needs; Below the Provincial Minimum
Wage
Pendahuluan Pada dasarnya upah minimum diarahkan pada pencapaian
kehidupan layak. Pada kenyataanya permasalahan mengenai
upah selalu menjadi masalah yang rumit. Setiap tahun
permasalahan yang sering muncul adalah keinginan
pekerja/buruh untuk menaikan upah mereka. Hal ini
dikarenakan upah yang mereka terima tidak mencukupi
kebutuhan hidup mereka.
Lemahnya perlindungan hukum terhadap pekerja/buruh, dapat
dilihat dari banyaknya penyimpangan dan/atau pelanggaran
terhadap norma kerja dan norma keselamatan para
pekerja/buruh yang harus mendapat perhatian serius dari semua
kalangan termasuk tanggung jawab dari Negara untuk
memberikan jaminan rasa aman, nyaman dan mendapatkan
upah yang layak sesuai tingkat pekerjaan yang dibebankan
kepada mereka (Imam, 2003).
Metode Penelitian ini menggunkan metode penelitian hukum yaitu
Penelitian metode yuridis normatif untuk menganalisis data dengan cara
studi kepustakaan pada data sekunder yang khusus membahas
mengenai norma-norma yang terkandung mengenai Ketentuan
Upah Minimum Provinsi (UMP).
Pembahasan Mengenai upah minimum ditetapkan berdasarkan kebutuhan
hidup pekerja ataupun kebutuhan hidup yang layak, sedianya
tercantum dalam pasal 88 ayat (4) Undang- undang No 13
tahun 2003 tentang (UU 13/ 2003). Pasal ini menyebut
Pemerintah menetapkan upah minimum bersumber pada
kebutuhan hidup layak serta dengan mencermati produktivitas
serta perkembangan ekonomi. Tetapi lewat Undang- undang
Nomor. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja, pasal ini sudah
dicabut. Jadi memenuhi hak pekerja merupakan keadilan dalam
Islam yang menghendaki tidak boleh ada seorang pekerja pun
yang telah mencurahkan jerih payah dan keringatnya tidak
mendapatkan upah, dikurangi ataupun ditunda-tunda
pembayarannya. Tidak diperbolehkan juga mengeksploitasi
kebutuhan pokok pekerja dengan jalan membeli jerih payah
dan cucuran keringatnya dengan upah yang sangat minim
sehingga tidak dapat memenuhi dan menghilangkan rasa lapar.
dalam perihal memastikan siapa yang berhak buat berunding.
Ketertarikan periset mengangkut permasalahan ini merupakan
terdapatnya perbandingan kepentingan antara pekerja/ buruh
dengan industri, dalam perihal ini industri kecil yang butuh
dicermati dalam penetapan upah minimum. Kesejahteraan
Pekerja/ Buruh wajib bersumber pada Undang- Undang No 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Simpulan Menetapkan upah minimum yang layak, penting untuk
bertindak sebagai jaring pengaman sosial dan mempromosikan
hubungan industrial yang kooperatif antara pekerja dan
pengusaha. Upah yang diterima pekerja didasarkan pada sistem
pengupahan nasional yang ditetapkan oleh pemerintah dan
ditujukan untuk memenuhi kesejahteraan pekerja dan
keluarganya.
Sistem Pengupahan Nasional ditetapkan sedemikian rupa
sehingga penetapan upah melebihi kebutuhan hidup minimum,
dan penetapan Sistem Pengupahan Nasional
mempertimbangkan faktor-faktor seperti KHL, produktivitas,
pertumbuhan ekonomi, kondisi pasar tenaga kerja, dan pasar
tenaga kerja. kondisi kemampuan perusahaan untuk membayar.
Tentunya kami menyesuaikan dengan kondisi dan
kemungkinan masing-masing daerah.
Penetapan upah oleh Sistem Pengupahan Nasional juga
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja,
meningkatkan produktivitas dan mengupayakan pemerataan
pendapatan untuk menciptakan keadilan sosial.
Saran -

D. Ringkasan Jurnal 4
Judul Perlindungan Hukum Terhadap Anggota Koperasi BMT Rindu
Alam yang Dananya Disalahgunakan Pengurus
Abstrak Dalam penelitian ini diteliti mengenai perlindungan hukum
anggota Koperasi dan bentuk tanggungjawab yang dilakukan
oleh pengurus dalam kasus ini dengan merujuk pada
KUHPerdata, UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, dan UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perlindungan hukum anggota koperasi dan tanggungjawab
pengurus koperasi. Penelitian menggunakan metode
pendekatan yuridis-normatif melalui metode kualitatif dengan
teknik pengumpulan data yang diambil dari pengumpulan data
hukum sekunder dan data hukum tersier. Hasil penelitian
diketahui bahwa belum ada perlindungan hukum bagi para
anggota koperasi yang dananya disalahgunakan oleh pengurus.
Di pihak lain, pengurus yang melakukan perbuatan
menyalahgunakan dana anggota koperasi tidak
bertanggungjawab mengganti kerugian yang diderita oleh
anggota koperasi yang dananya disalahgunakan oleh pengurus
koperasi BMT Rindu Alam Kabupaten Sukabumi.
Kata Kunci Cooperative; BMT; Law Protection
Pendahuluan Koperasi yang merupakan “pilar utama” dari perekonomian
Indonesia haruslah menjadi sebuah badan usaha yang
mendekatkan diri kepada masyarakat dengan berasaskan
kekeluargaan. Sebagai bentuk usaha bersama berdasarkan
kekeluargaan, koperasi mempunyai dua aspek, yaitu: Pertama,
aspek usaha bersama yang mengartikan masyarakat
kepentingan, dalam hal ini kepentingan ekonomi. Identifikasi
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Bagaimana
Perlindungan hukum terhadap anggota koperasi yang dananya
disalahgunakan oleh pengurus koperasi berdasarkan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
jo Undang-Undang Nomor 25 tentang Perkoperasian; (2)
Bagaimana tanggungjawab Pengurus Koperasi BMT Rindu
Alam yang menggelapkan dana anggota koperasi berdasarkan
KUHPerdata jo Undang-Undang Nomor 25 tentang
Perkoperasian.
Metode Metode pendekatan dalam penelitian ini menggunakan metode
Penelitian pendekatan yuridis dan normatif melalui metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan undang-undang dan pendekatan
kasus. Spresifikasi penelitian dilakukan dengan melalui
spesifikasi deskriptif.
Pembahasan Keberadaan koperasi masih menjadi sebuah harapan bagi
sebagian masyarakat untuk meraih kesejahteraan bersama.
Sayangnya unsur kesejahteraan bersama dalam koperasi BMT
Rindu Alam tidak terwujud dikarenakan apabila merujuk pada
asas-asas dalam UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, terdapat 2 (dua) asas konsumen yang
telah dilanggar oleh Koperasi BMT Rindu Alam yaitu: (a) Asas
keamanan dan keselamatan konsumen, pihak koperasi BMT
Rindu Alam telah gagal untuk menjamin keamanan perihal
dana konsumen; (b) Asas kepastian hukum, belum adanya
payung hukum (sampai UU P2SK diberlakukan) terkait
lembaga penjamin simpanan sebagaimana yang terdapat dalam
Perbankan. Peran dari Pengawas BMT Rindu Alam pun patut
dipertanyakan, mengingat tugas dari seorang Pengawas
berdasarkan Pasal 39 ayat (1) UU Perkoperasian yaitu: (a)
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan
dan pengelolaan koperasi; (b) Membuat laporan tertulis tentang
hasil pengawasannya”. Jika tugasnya dijalankan dengan baik
oleh Pengawas maka dipastikan penggelapan dana anggota
BMT Rindu Alam yang dilakukan oleh pengurus tidak akan
terjadi akan tetapi pada kenyataannya, pengawas sebagaimana
yang diatur dalam Pasal di atas dianggap telah lalai dalam
menjalan tugasnya untuk mengawasi pengelolaan koperasi
yang dilakukan oleh pengurus koperasi yang akhirnya
menyebabkan penggelapan dana yang dilakukan oleh pengurus
koperasi.
Simpulan Perlindungan hukum terhadap anggota Koperasi BMT Rindu
Alam Kabupaten Sukabumi yang dananya disalahgunakan oleh
pengurus koperasi masih sangat minim walaupun sudah ada
pengaturannya mengenai hak sebagai konsumen dan hak
sebagai anggota yaitu berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen Pasal 4 jo UU Nomor 25
tentang Perkoperasian Pasal 20 Merujuk pada kedua undang-
undang tersebut, anggota koperasi BMT Rindu Alam
Kabupaten Sukabumi sebagai pengguna jasa koperasi tidak
mendapatkan perlindungan hukum sebagaimana mestinya
karena tidak terpenuhi haknya sebagai konsumen pengguna
jasa koperasi dan hak sebagai anggota koperasi. Pengurus
koperasi BMT Rindu Alam yang melakukan penggelapan dana
belum dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan
memberikan ganti rugi kepada anggota koperasi BMT Rindu
Alam sebagaimana yang diatur dalam tanggungjawab menurut
KUHPerdata dan tanggungjawab pengurus menurut UU Nomor
25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Saran -

E. Ringkasan Jurnal 5
Judul Penegakan Hukum Tindak Pidana Penimbunan dan
Penyalahgunaan BBM Dihubungkan dengan UU Migas
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya penegakan
hukum terhadap tindak pidana penimbunan dan
penyalahgunaan bahan bakar minyak bersubsidi Indonesia dan
untuk mengetahui kebijakan kriminal terhadap penanggulangan
penyalahgunaan bahan bakar minyak dikaitkan dengan Undang
Undang. Metode penelitian yang yang digunakan ialah berjenis
yuridis normatif, dengan pendekatan peraturan perundang-
undangan dan bertumpu pada sumber hukum primer, sekunder
dan tersier. Hasil penelitian ini upaya penegakan hukum
terhadap tindak pidana penimbunan dan penyalahgunaan bahan
bakar minyak bersubsidi di Indonesia ditegakkan dengan dua
sarana yakni sarana penal dan non penal. Pada sarana penal,
secara spesifik diatur dalam Pasal 55 UU No 22 tahun 2001
dan upaya non penal ialah meliputi penyululuhan dan edukasi
hukum, melakukan pengawasan serta memantau distribusi
pembelian BBM, menjalin kerjasama dengan para agen
maupun pengecer minyak agar tidak ikut atau bekerjasama
dalam penyelundupan BBM serta melakukan patroli pada
waktu menjelang kabar kenaikan BBM. Kebijakan kriminal
terhadap penanggulangan penyalahgunaan bahan bakar minyak
dikaitkan dengan UU No 22 tahun 2001 ialah berbentuk
penerapan hukum pidana (criminal law application), dimana
ketentuan pemidanaan terhadap semua jenis penyalahgunaan
BBM diatur mulai dari Pasal 51 sampai Pasal 55 UU Migas.
Pasal 51 sampai Pasal 55 pada hakikatnya adalah bagian dari
upaya penal untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
dengan menekan angka tindak penyalahgunaan BBM.
Kata Kunci Fuel; Law Enforcement; Hoarding.
Pendahuluan Berdy (2014) mengutip negara Indonesia adalah negara yang
berdasarkan atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas
kekuasaan belaka (macthtsstaat) (Kansil, 1989). Hukum pidana
merupakan bagian daripada hukum pada umumnya, maka
fungsi hukum pidana juga sama dengan fungsi hukum pada
umumnya, yaitu mengatur hidup kemasyarakatan dan
menyelenggarakan tata dalam masyarakat. Walaupun regulasi
telah ada bahkan dengan jelas dihukuman yang dikenakan
yakni sanksi pada Pasal 53 Undang-undang No. 22 Tahun 2001
tentang Minyak dan Gas Bumi, namun fakta yang terjadi
dilapangan, maraknya pelaku penimbunan serta
penyalahgunaan BBM selalu terjadi. Terdapat ketimpangan
antara norma dan kenyataan yang diharapkan terjadi pada
masyarakat. Norma yakni Undang-undang No. 22 Tahun 2001
serta norma hukum (agama/islam) menghendaki agar perbuatan
penimbunan serta penyalahgunaan BBM tidak boleh terjadi
dengan memberikan hukuman pemidanaan, namun justru
tindak pidana penimbunan dan penyalahgunaan BBM
senantiasa terjadi.
Metode Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis
Penelitian normatif. Penelitian hukum yuridis normatif berfokus pada
norma-norma hukum yang berkenaan dengan isu hukum yang
tengah diteliti.
Pembahasan Berdasarkan uraian faktor yang melatarbelakangi munculnya
tindak pidana penimbunan dan penyalahgunaan BBM diatas,
maka dapat penulis simpulkan upaya penegakan hukum tindak
pidana penimbunan dan penyalahgunaan BBM bersubsidi
dengan sarana non penal, yakni: (1) Memberikan penyuluhan
serta edukasi hukum kepada segenap lapisan masyarakat agar
tidak melakukan tindak penyalahgunaan yakni penyelundupan
BBM, serta mengedukasikan dasar hukum maupun sanksi yang
akan diberikan kepada pelaku penyelundupan BBM. Dengan
sarana ini diharapkan dapat membuat masyarakat paham dan
taat regulasi untuk tidak melakukan tindak pidana penimbunan
BBM; (2) Melakukan pengawasan serta memantau distribusi
dan pembelian BBM agar tidak terjadi pembelian dalam jumlah
besar dan banyak dalam rangka penimbunan BBM; (3)
Menjalin kerjasama dengan para agen maupun pengecer
minyak agar tidak ikut atau bekerjasama dalam penyelundupan
BBM; (4) Melakukan patroli khususnya saat-saat tertentu
dimana penyelundupan BBM gencar dilakukan yakni misalnya
menjelang kabar kenaikan BBM.
Kebijakan kriminal terhadap penanggulangan penyalahgunaan
BBM dalam UU Migas yakni ketentuan pidana kurungan
penjara dan denda yang diatur mulai Pasal 51 sampai Pasal 55
pada hakikatnya adalah bagian dari upaya penal untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan menekan angka
tindak penyalahgunaan BBM yang dapat menyebabkan sulit
serta langkanya BBM yang beredar di masyarakat. Selain itu,
tujuan dari kebijakan kriminal pada suatu regulasi memang
disasarkan untuk perlindungan masyarakat serta kesejahteraan
masyarakat.
Simpulan Upaya penegakan hukum terhadap tindak pidana penimbunan
dan penyalahgunaan bahan bakar minyak bersubsidi di
Indonesia ditegakkan dengan dua sarana yakni sarana penal dan
non penal. Pada sarana penal, secara spesifik diatur dalam
Pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang
Minyak dan Gas Bumi dengan ketentuan pidana penjara paling
lama 6 (enam) tahun dan denda paling tinggi
Rp60.000.000.000,00 Adapun sarana non penal meliputi
penyululluhan dan edukasi hukum, melakukan pengawasan
serta memantau distribusi pembelian BBM, menjalin kerjasama
dengan para agen maupun pengecer minyak agar tidak ikut atau
bekerjasama dalam penyelundupan BBM serta melakukan
patroli pada waktu menjelang kabar kenaikan BBM.
Kebijakan kriminal terhadap penanggulangan penyalahgunaan
bahan bakar minyak dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor
22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas, ialah berbentuk
penerapan hukum pidana (criminal law application), dimana
ketentuan pemidanaan terhadap semua jenis penyalahgunaan
BBM diatur mulai dari Pasal 51 sampai Pasal 55 UU Migas.
Pasal 51 sampai Pasal 55 pada hakikatnya adalah bagian dari
upaya penal untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
dengan menekan angka tindak penyalahgunaan BBM.
Saran -

BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Jurnal Kelebihan Kekurangan


1  Memiliki dua abstrak yaitu  Tidak dijabarkan
bahas indonesia dan bahasa indikator jurnal
inggris
 Bahasa mudah dipahami
 Memiliki saran
2  Memiliki dua abstrak yaitu  Tidak memiliki saran
bahasa indonesia dan inggris
 Bahasa mudah dipahami
3  Penggunaan abstrak  Tidak memiliki abstrak bahasa
menggunakan bahasa inggris indonesia
 Penyusunan jurnal singkat  Tidak memiliki saran
dan tepat
 Memiliki 4 sub pembahasan
4  Memiliki dua bahasa dalam  Pendahuluan sangat singkat
abstrak yaitu bahasa  Tidak memiliki saran
indonesia dan inggris
 Memiliki metode penelitian
serta pendekatan
 Memiliki 2 sub pembahasan
5  Memiliki dua bahasa dalam  Tidak memiliki saran
abstrak yaitu bahasa
indonesia dan inggris
 Memiliki 2 sub pembahasan

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Jurnal ilmiah adalah publikasi berkala dalam penerbitan akademik yang
umumnya berupa laporan penelitian terbaru dengan tujuan untuk memajukan
ilmu pengetahuan. Jurnal ilmiah merupakan salah satu bentuk media publikasi
karya tulis ilmiah.

review jurnal merupakan kegiatan memberi ulasan terhadap sebuah


artikel atau jurnal, merangkum dan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
dalam jurnal yang direview.

B. Saran
Saran saya dalam makalah ini yaitu, jurnal ini sangat cocok untuk untuk
bahan pengajaran serta media pembelajaran di dalam lingkungan kampus
khususnya fakultas hukum. Jurnal ini juga sat muda di akses di google dan
sangat bermanfaat bagi referensi untuk pembuatan karya ilmiah.

Dari hasil analisa ndan review jurnal ini dapat menjadi penilaian untuk
menciptakan jurnal yang lebih baik lagi agar memudahkan pembaca untuk
memahaminya

DAFTAR PUSTAKA

https://doi.org/10.22225/juinhum.3.1.4747.210-214
https://jhi.rivierapublishing.id/index.php/rp

10.37680/almanhaj.v5i1.1997

https://doi.org/10.29313/jrih.v3i1.2113

https://doi.org/10.29313/jrih.v3i1.2138

You might also like