Professional Documents
Culture Documents
TUGAS AKHIR
Program Studi
S1 Sistem Informasi
Oleh :
AKHMAT HIDAYAHTULLOH
18.41010.0126
PROPOSAL
Diajukan sebagian syarat untuk mengerjakan Tugas Akhir
Oleh :
Nama : Akhmat Hidayahtulloh
NIM : 18410100126
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Sistem Informasi
Disetujui:
Pembimbing
Mengetahui:
Kaprodi S1 Sistem Informasi
B. Latar Belakang
Pengendalian persediaan barang merupakan suatu bagian yang terpenting
dalam menjalankan suatu usaha. Persediaan merupakan sumber daya ekonomi
yang perlu diadakan dan disimpan untuk menunjang penyelesaian pengerjaan
suatu produk (Prabawa., dkk, 2019). Dalam pengendalian persediaan harus ada
sistem pencatatan dan penghitungan persediaan, karena persediaan mempengaruhi
pelaporan keuangan, untuk melacak tingkat persediaan harus ada sistem untuk
mencatat dan menghitung persediaan. Informasi ini kemudian digunakan dalam
laporan keuangan. Sistem persediaan adalah sistem yang digunakan untuk
melacak barang-barang di gudang. Sistem informasi persediaan adalah suatu
sistem yang digunakan untuk mengumpulkan dan memelihara data tentang
persediaan barang, serta untuk melacak perubahan data yang mempengaruhinya.
Informasi ini kemudian digunakan untuk menginformasikan dan melaporkan
kepada pengguna.
UD Riko Jaya adalah perusahaan yang memiliki proses bisnis pengemasan
produk, dan penjualan produk. UD Riko Jaya terletak di Kecamatan Pakal, Kota
Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan informasi dari pemilik perusahaan
yang mempunyai tugas melakukan pencatatan data bahan baku hingga pencatatan
keuangan. Pengelolaan data bahan baku yang dimaksud yaitu seperti pencatatan
keluar masuknya bahan baku dan barang yang sudah di produksi. Pada proses
pencatatan data bahan baku, perusahaan masih menggunakan buku catatan dan
belum terkomputerisasi, hal ini dapat mengakibatkan kesalahan dalam penulisan
laporan bahan baku perperiode, sehingga sering mengakibatkan ketidakcocokan
data bahan baku yang ada di catatan dengan bahan baku yang ada di gudang.
Permasalahan lain yang ada pada perusahaan yaitu belum memiliki tata
kelola pengendalian persediaan bahan baku yang tepat. Perusahaan UD Riko Jaya
1
ini melakukan pengemasan barang mentah seperti sedotan, cotton bud, dan sendok
plastik. Bahan baku tersebut di dapatkan dari supplier yang sudah menjalin
kontrak dengan UD Riko Jaya. Proses pengemasan yang ada pada perusahaan UD
Riko Jaya dilakukan secara terus-menerus setiap minggunya. Sehingga
permasalahan yang dialami oleh UD Riko Jaya ini dikarenakan persediaan bahan
baku yang terkadang berlebihan bahkan kekurangan dari produksi yang
dibutuhkan. Adapun data tentang terjadinya kelebihan dan kekurangan bahan
baku yang terjadi sebelum penelitian. Berikut contoh data yang terjadi kelebihan
atau kekurangan bahan baku:
Sedotan
2500
2155
2000 1925
1800
1700
1655 1678 1700 1699
1600
1511 1600 1600
1499 1500 1471
1500 1300 1300
1100 1195 1100
978 952 977
1000 850
500
148 105 123 89 101 129
45
0 -128 -78
-199 -225
ri ri et ri l ei ni ly us r er r r
u a
ru
a ar Ap M Ju Ju st be ob be be
-500Ja n b M -655 gu te
m
Ok
t
ve
m
se
m
Fe A
ep
S No De
-1000
Dapat dilihat pada gambar 1 bahan baku sedotan, terlihat bahwa kelebihan
persediaan sejumlah 148 ball sedotan pada bulan februari, karena terdapat
persediaan sedotan 1100 ball, sedangkan penggunaan dalam produksi sejumlah
952 ball sedotan. Sedangkan pada bulan januari terjadi kekurangan persediaan
sejumlah 128 ball sedotan, padahal produksi membutuhkan sejumlah 978 ball
sedotan dari persediaan yang ada sejumlah 850 ball sedotan. Hal ini
mengindikasikan belum adanya pengendalian persediaan yang tepat pada UD
Riko Jaya
2
Oleh karena itu, pengendalian persediaan yang tepat diperlukan untuk
mengatasi kekurangan dan kelebihan bahan baku sesuai dengan kebutuhan
produksi. Dalam penelitian ini menggunakan metode Min-Max dan Economic
Order Quantity (EOQ). Min-max merupakan metode pengendalian persediaan
yang menganjurkan untuk memenuhi gudang pada kondisi persediaan paling
minimal dan kondisi persediaan paling maksimal, dengan menggunakan rumus
tertentu. Dari kondisi persediaan minimal dan maksimal itu, dapat
dipertimbangkan kondisi mana yang ingin diikuti, sehingga biayanya bisa
diperhitungkan. Metode EOQ merupakan metode pengendalian persediaan yang
menganjurkan untuk memenuhi gudang pada jumlah persediaan tertentu, yang
menurut rumus tersebut adalah jumlah yang paling ekonomis.
Solusi yang di tawarkan adalah pembuatan aplikasi pengendalian persediaan
bahan baku yang dapat mencatat dan menghasilkan laporan tentang persediaan
bahan baku seperti sedotan, cotton bud, dan sendok plastik pada UD RIko Jaya,
dan aplikasi ini dilengkapi dengan pengendalian persediaan metode Min Max
sehingga gudang dapat mengetahui berapa stok minimum yang harus ada di
gudang untuk memenuhi kapasitas dan kuantitas produksi serta berapa stok
maksimum bahan baku di gudang agar tidak terjadi pemborosan biaya persediaan,
dan pada aplikasi tersebut terdapat juga metode Economic Order Quantity (EOQ)
agar kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal atau
sering di katakan pembelian persediaan bahan baku yang optimal. Alasan
menggunakan metode ini karena cocok dengan permaslahaan yang ada pada UD
Riko jaya karena bisa digunakan untuk menghindari out of stock agar dapat
melakukan produksi sesuai permintaan pelanggan. Aplikasi ini di harapkan dapat
mengelola data persediaan, transaksi (permintaan produksi, penerimaan produksi,
dan bahan baku keluar), juga untuk menghasilkan laporan (keluar masuk bahan
baku, stock bahan baku, dan produksi)
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, adapun rumusan
masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana merancang bangun aplikasi
pengendalian persediaan bahan baku menggunakan metode min max dan EOQ
pada UD Riko Jaya.
3
D. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat disampaikan bahwa
batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Aplikasi berbasis website.
2. Aplikasi hanya berfokus pada pengendalian bahan baku.
3. Metode yang digunakan yaitu Min Max yang dapat menghitung stok
persediaan minimal dan maximal.
4. Metode Economic Order Quantity (EOQ) digunakan untuk meminimalkan
biaya pemesanan dan penyimpanan persediaan.
5. Pengguna dari aplikasi pengendalian persediaan barang menggunakan
metode MIN MAX dan EOQ yaitu pemilik perusahaan.
6. Aplikasi membahas mengenai permintaan, pemesanan, penerimaan,
pengeluaran, pengendalian persediaan
E. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, adapun tujuan yang
terdapat pada penelitian ini yaitu menghasilkan aplikasi pengendalian persediaan
dengan metode Min Max untuk mencegah kekurangan atau kelebihan bahan baku
dan metode EOQ untuk membantu perusahaan meminimalkan biaya pemesanan
dan penyimpanan persediaan.
F. Manfaat
Berikut manfaat dari rancang bangun aplikasi pengendalian persediaan
barang menggunakan metode MIN MAX dan EOQ pada UD. Riko Jaya yaitu:
1. Membantu dalam pengendalian stok persediaan
2. Membantu dalam proses rekap data persediaan.
3. Membantu dalam pembuatan laporan persediaan keluar, pemesanan, dan
penerimaan.
G. Landasan Teori
Sebagai pendukung pelaksanaan penelitian ini, terdapat studi literatur yang
digunakan sebagai dasar teori atau acuan dalam pembuatan rancang bangun
aplikasi pengendalian persediaan barang menggunakan metode MIN MAX dan
4
EOQ pada UD. Riko Jaya. Oleh karena itu dalam penelitian ini terdapat beberapa
pemahaman teori, antara lain:
A. Penelitian terdahulu
B. Pengendalian persediaan
C. Metode Min Max
D. Economic Order Quantity (EOQ)
E. System Development Life Cycle (SDLC) Waterfall
F. Black Box Testing
5
2017) bahan
baku terlalu besar
dibandingkan dengan
bahan baku
yang dibutuhkan.
Pengembangan Sistem Permasalahan yang ada
Pendukung Keputusan pada penelitian
Pengendalian Persediaan sebelumnya yaitu
Barang Menggunakan penentuan jumlah barang
Metode yang dibeli pada
Economic Order periode mendatang dan
Quantity (EOQ) Dan penyediaan stok
Min-Max Berbasis Web barang merupakan
(Studi Kasus : Apotek permasalahan yang
Sahabat Qita) (Prabawa sering dihadapi.
et al., 2019)
6
G.3 Metode Min Max
Konsep metode Min-max dikembangkan sebagai cara untuk menjamin
kelangsungan operasional suatu pabrik, dengan memastikan bahwa jenis barang
tertentu tersedia di persediaan dalam jumlah minimum. Dengan begitu, jika ada
kerusakan bisa langsung diganti. Barang-barang yang ada di stok tadi juga tidak
terlalu banyak, ada yang maksimal sehingga tidak terlalu mahal (Careza Rizky,
Yuli Sudarso, 2016). Metode min-max adalah metode pengendalian barang yang
berada pada dua tingkat, yaitu tingkat maksimum dan tingkat minimum. Jika
tingkat maksimum dan tingkat minimum sudah ditetapkan, maka pada saat
persediaan sampai ke tingkat minimum pemesanan harus dilakukan untuk
menempatkan persediaan pada tingkat maksimum. Hal ini untuk menghindari
jumlah persediaan yang terlalu besar atau terlalu kecil (Haslindah., dkk, 2021).
Rumus min max menurut (Maulana., dkk , 2023) adalah sebagai berikut :
Q = Min-Stock – Max-Stock…(1)
Min-Stock = (D x L) + R…(2)
Max-Stock = 2 x (R x L)…(3)
dengan :
D = Permintaan rata-rata (ball)
L = Lead Time (bulan)
R = Safety Stock (ball)
7
S = Biaya setiap melakukan pesanan
C = Biaya penyimpanan
8
Dapat dilihat pada gambar 2 merupakan tahapan umum dari model proses
waterfall. Penggunaan metode atau model waterfall pertama kali diperkenalkan
oleh Herbert D. Benington di Symposium on Advanced Programming Method for
Digital Computers pada tanggal 29 Juni 1956. Presentasi tersebut menjelaskan
tentang pengembangan perangkat lunak untuk SAGE (Semi Automatic Ground
Environment) (Suharya & Rohman, 2021). Waterfall adalah salah satu jenis
model pengembangan aplikasi dan termasuk ke dalam classic life cycle (siklus
hidup klasik), yang mana menekankan pada fase yang berurutan dan sistematis.
Untuk model pengembangannya, dapat dianalogikan seperti air terjun, dimana
setiap tahap dikerjakan secara berurutan mulai dari atas hingga ke bawah. Berikut
ini adalah penjelasan tentang tahapan-tahapan yang dilakuakan dalam model
waterfall:
1. Communication
Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan software, dan tahap
untuk mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan dengan
customer, maupun mengumpulkan data-data tambahan baik yang ada di jurnal,
artikel, maupun dari internet.
2. Planning
Proses planning merupakan lanjutan dari proses communication (analysis
requirement). Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement atau
bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam
pembuatan software, termasuk rencana yang akan dilakukan.
3. Modeling
Proses modeling ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah
perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini
berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi
(algoritma) prosedural. interface, dan detail Tahapan ini akan menghasilkan
dokumen yang disebut software requirement.
4. Construction
Construction merupakan proses membuat kode. Coding atau pengkodean
merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer.
9
Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan
inilah yang merrupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu software,
artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah
pengkodean selesai akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi.
Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut
untuk kemudian bisa diperbaiki.
5. Deployment
Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau
sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang
sudah jadi akan digunakan oleh user. Kemudian software yang telah dibuat harus
dilakukan pemeliharaan secara berkala.
H. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam pembangunan dan
pengembangan perangkat lunak yang digunakan untuk membantu menyelesaikan
permasalahan yang ada pada UD Riko jaya adalah dengan menggunakan metode
Model Waterfall. Metode ini sebagai landasan untuk digunakan merancang dan
mengembangkan aplikasi atau sistem. Alur skema penyelesaian permasalahan
menggunakan metode Model Waterfall dapat dilihat pada Gambar 2.
10
Gambar 1. Alur Metodologi Penelitian
H.1 Communication
Communication merupakan langkah awal yang dilakukan dalam penelitian
ini, tahap perencanaan dapat dimulai dengan melakukan wawancara dan observasi
terhadap kebutuhan sistem yang memungkinkan pengguna dapat memahami
proses bisnis dan mendapatkan gambaran mengenai fitur-fitur yang ada pada
aplikasi, studi literatur, dan identifikasi masalah
H.1.1Wawancara
Berdasarkan wawancara langsung dilakukan dengan bapak Dodit selaku
pemilik UD Riko jaya yang memiliki tugas untuk memantau semua proses bisnis
yang ada pada UD Riko jaya, wawancara ini membahas tentang alur bisnis hingga
permasalahan yang terjadi pada UD Riko Jaya
11
H.1.2Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan secara langsung untuk melihat proses
bisnis yang terdapat pada UD Riko jaya, dengan tujuan mendapatkan informasi
dan data yang berhubungan dengan penyelesaian masalah serta untuk
mendapatkan informasi tambahan yang belum didapat dari wawancara.
G.1.3Studi Literatur
Metode ini dilakukan dengan mempelajari teori-teori terkait dari hasil
penelitian sebelumnya yang mendukung pemecahan masalah. Studi pustaka
merupakan langkah untuk mengumpulkan informasi sebagai bahan referensi
dalam pembuatan Sistem informasi. Peneliti memerlukan rujukan ilmiah untuk
melakukan kajian ilmiah terhadap topik yang sedang di kerjakan. Referensi atau
rujukan ilmiah yang dimaksud antara lain:
1. Penelitian terdahulu
2. Pengendalian persediaan
3. Metode Min Max
4. Economic Order Quantity (EOQ)
5. System Development Life Cycle (SDLC) Waterfall
6. Black Box Testing
H.1.4Identifikasi Masalah
Pada tahapan ini akan dilakukan suatu proses identifikasi masalah
berdasarkan hasil dari observasi dan analisis yang telah dilakukan.
12
Permasalahan Akibat Solusi
apabila persediaan habis
dan belum adanya
perkiraan seberapa
banyak bahan baku yang
akan di pesan.
13
Kebutuhan Fungsi Kebutuhan Data Kebutuhan Informasi
Transaksi Pengeluaran Data bahan baku Daftar produk
Bahan baku keluar untuk di
kemas
Transaksi penerimaan Data produk jadi Daftar penerimaan
produk jadi produk jadi
Perhitungan Min max Data bahan baku Daftar perhitungan
Min Max setiap
bulan
Perhitungan EOQ Data bahan baku Daftar perhitungan
EOQ setiap periode
No Fungsi Kegunaan
.
1. Login Proses untuk pengguna untuk
mengakses sistem
2. Pengelolaan data master Merupakan proses pengelolaan data
master yang meliputi proses view,
create, update, dan delete.
3. Pengelolaan data pemesanan bahan Merupakan proses pemesanan atau
baku pembelian bahan baku kepada
pemasok
4. Pengelolaan data penerimaan bahan Merupakan proses untuk menerima
baku bahan baku yang sudah di kirim
oleh pemasok
5. Perhitungan pengendalian bahan Merupakan proses untuk
baku dengan metode Min Max menghitung minimal bahan baku
dan maksimal bahan baku dengan
14
No Fungsi Kegunaan
.
rumus = (permintaan/bulan x lead
time) + safety stock
6. Perhitungan EOQ untuk Merupakan proses untuk
mengoptimalkan pembelian bahan menghitung seberapa banyak bahan
baku baku yang harus di beli agar
mencapai kondisi optimal
menggunakan rumus = 2 x akar
(jumlah pesanan per periode x
biaya pemesanan / biaya
penyimpanan)
15
d. Monitor atau layar computer
e. Mouse
f. Keyboard
2. Analisis kebutuhan kerangkat lunak
a. Sistem operasi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
sistem operasi minimal Windows 8 atau diatasnya
b. Browser yang digunakan pada penelitian ini ada Google Chrome
c. Xampp untuk mengakses PHP dan MySQL
16
H.3.1 Diagram Input, Process, Output (IPO)
17
Gambar 2. Diagram Input, Ptoccess, Output (IPO)
Input
a. Data Pengguna
Data pengguna yang di masukkan berupa username dan password
b. Data Bahan Baku
Data bahan baku yang di masukkan berupa nama bahan baku dan jumlah
persediaan bahan baku
c. Data Pemasok
18
Data pemasok yang di masukkan berupa nama pemasok, alamat pemasok dan
nomer telepon pemasok
d. Data Produk Jadi
Data produk jadi yang di masukkan berupa nama produk jadi dan jumlah
produk jadi
Proses
19
h. Perhitungan EOQ
Perhitungan EOQ adalah proses perhitungan agar mendapatkan angka
pemesanan yang paling optimal dengan menggunakan metode EOQ
(Economic Order Quantity)
Ouput
Dari inputan yang telah dimasukkan dan diproses, maka sistem akan
menghasilkan keluaran dan informasi sebagai berikut :
a. Daftar pengguna
Daftar pengguna akan menampilkan data pengguna yang dapat mengakses
aplikasi atau website tersebut
b. Daftar pemasok
Daftar pemasok akan menampilkan data pemasok yang telah tersimpan pada
database
c. Daftar bahan baku
Daftar bahan baku akan menampilkan bahan baku yang tersimpan pada
database
d. Daftar produk jadi
Daftar produk jadi akan menampilkan produk jadi yang tersimpan pada
database
e. Daftar pemesanan bahan baku
Daftar pemesanan bahan baku akan menampilkan pemesanan bahan baku
yang tersimpan pada database
f. Daftar penerimaan bahan baku
Daftar penerimaan bahan baku akan menampilkan penerimaan bahan baku
yang tersimpan pada database
g. Daftar pengeluaran bahan baku
Daftar pengeluaran bahan baku akan menampilkan pengeluaran bahan baku
yang tersimpan pada database
h. Daftar penerimaan produk jadi
Daftar penerimaan produk jadi akan menampilkan penerimaan produk jadi
yang tersimpan pada database
20
i. Daftar perhitungan Min Max
Daftar perhitungan Min Max akan menampilkan perhitungan Min Max yang
telah tersimpan pada database
j. Daftar perhitungan EOQ
Daftar perhitungan EOQ akan menampilkan perhitungan EOQ yang telah
tersimpan pada dtaabase
k. Laporan pemesanan bahan baku
Laporan pemesanan akan menampilkan pemesanan bahan baku yang telah
tersimpan pada database
l. Laporan penerimaan bahan baku
Laporan penerimaan bahan baku akan menampilkan penerimaan bahan baku
yang telah tersimpan pada database
m. Laporan pengeluaran bahan baku
Laporan pengeluaran bahan baku akan menalpilkan pengeluaran bahan baku
yang tersimpan pada database
n. Laporan penerimaan produk jadi
Laporan penerimaan produk jadi akan menampilkan penerimaan produk jadi
yang telah tersimpan pada database
21
H.2 Planning
Planning merupakan tahapan untuk merencanakan berbagai proses
pengembangan atau pengerjaan perangkat lunak. Perencanaan pengembangan dan
pengerjaan perangkat lunak tersebut dapat dilihat melalui jadwal kerja (timeline).
H.3 Modelling
Pada tahap ini dilakukanlah perancangan dan analisis terkait struktur data
dan arsitektur perangkat lunak seperti database, user interface dan lain
sebagainya. Perancangan ini dilakukan berdasarkan output yang didapat dari tahap
communication. Dengan output yang didapat dari tahap communication maka
dapat dilakukan perancangan seperti mock up user interface, relasi antar database
dan infrastruktur teknologi lainnya.
H.4 Construction
Fase construction adalah fase dimana programmer melakukan proses
coding atau membuat aplikasi. Aplikasi dibuat berdasarkan fase communication
dan fase pemodelan sehingga aplikasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan
dan desain yang telah diselesaikan. Setelah aplikasi selesai dibuat dilakukanlah
pengujian terhadap aplikasi yang telah dibuat dengan teori black box testing dan
user acceptance testing.
H.5 Deployment
Fase ini merupakan fase terakhir setelah melakukan berbagai fase
sebelumnya seperti requirement, analysis, modeling, dan coding. Aplikasi yang
sudah selesai dalam fase construction kemudian diperiksa untuk fitur dan
fungsionalitas yang selaras dengan proses bisnis yang ada. Jika terjadi kesalahan
teknis, perbaikan dan pengujian ulang akan dilakukan.
22
2 Jadwal Kerja
Tabel . Timeline Jadwal Kerja
23
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A., & Sholeh, B. (2019). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada Usaha Kecil
Dan Menengah (Ukm) Dodik Bakery. Jurnal Riset Akuntansi Terpadu,
12(1), 96–104. https://doi.org/10.35448/jrat.v12i1.5245
Dewi, P., Nyoman, I., Herawati, T., Made, I., Wahyuni, A., Ekonomi, J.,
Akuntansi, D., Ekonomi, F., & Id, I. A. C. (2019). Analisis Pengendalian
Persediaan dengan Metode (EOQ) Economic Order Quantity guna
Optimalisasi Persediaan Bahan Baku Pengemas Air Mineral. Jurnal
Akuntansi Profesi, 10(2), 1–12. https://ejournal/undiksha.ac.id
Haslindah, A., Idrus, I., Husnar, L., & Alpitasari, A. (2023). OPTIMASI
PERSEDIAAN PRODUK JADI DI CV. AMANDA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE MIN-MAX (s,S). Journal Industrial
Engineering & Management (JUST-ME), 2(2), 59–64.
https://doi.org/10.47398/just-me.v2i2.660
Maulana, R. A., Herwanto, D., Kusnadi, K., Studi, P., Industri, T., Teknik, F.,
Karawang, U. S., & Kuantitatif, P. (2021). ANALISIS PERENCANAAN
PERSEDIAAN SUKU CADANG DENGAN METODE ABC DAN METODE
MIN-MAX DIBAGIAN FIELDS. 6(1).
Ningrum, F. C., Suherman, D., Aryanti, S., Prasetya, H. A., & Saifudin, A.
(2019). Pengujian Black Box pada Aplikasi Sistem Seleksi Sales Terbaik
Menggunakan Teknik Equivalence Partitions. Jurnal Informatika
Universitas Pamulang, 4(4), 125.
https://doi.org/10.32493/informatika.v4i4.3782
24
Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI), 7(2), 107.
https://doi.org/10.23887/janapati.v7i2.12221
Sulaiman, F., & Nanda, N. (2015). Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan
Menggunakan Metode Eoq Pada Ud. Adi Mabel. Teknovasi, 2(1), 1–11.
25