You are on page 1of 13

MAKALAH

“SHOLAT YANG DISERTAI DENGAN KHUTBAH”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Fiqih Ibadah

Dosen pengampu :
Anas Ma’ruf, M. Pd.I

Disusun oleh :
Nurul Qomariyah (201190220)

Risma Choirunnisa (201190240)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shalat adalah salah satu dari kewajiban yang dibebankan Allah SWT kepada
orang-orang yang mengaku dirinya sebagai muslim. Shalat terdiri dari shalat fardhu
(wajib dan shalat sunnah. Shalat fardhu (wajib) sendiri terdiri atas 5 waktu antara
lain subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya’. Selain itu mempelajari shalat
merupakan kewajiban bagi setiap muslim, karena shalat adalah bentuk pengabdian
manusia kepada Allah SWT yang wajib dilaksanakan agar didalam setiap
kegiatannya selalu diberikan keberkahan, kebaikan, kemudahan, dan jalan keluar dari
kesulitan yang menimpa. Shalat Sunnah dibagi menjadi beberapa macam sesuai
waktu dan kebutuhannya masing-masing. Seperti shalat dhuha, shalat witir, shalat
hajat, shalat rowatib, dan lain-lain. Salah satunya adalah sholat sunnah yang dalam
pelaksanaannya disertai khutbah. Dalam makalah ini, kami akan membahas
mengenai apa saja yang termasuk dalam shalat yang disertai khutbah, kapan waktu
dan bagaimana tata cara pelaksanaannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sholat-sholat yang disertai dengan khutbah?
2. Apa saja landasan hukum sholat-sholat yang disertai dengan khutbah?
3. Bagaimana tata cara dan waktu pelaksanaannya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sholat-sholat yang disertai dengan khutbah
2. Untuk mengetahui landasan hukum masing-masing sholat yang disertai
dengan khutbah
3. Untuk mengetahui tata cara dan waktu pelaksanaan masing-masing sholat
yang disertai dengan khutbah

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Macam-macam Sholat yang disertai dengan Khutbah
1. Sholat Idain
Sholat idain merupakan shalat dua hari raya umat islam yaitu shalat
idul fitri dan idul adha. Sholat idul fitri adalah sholat 2 rakaat yang dikerjakan
pada hari raya idul fitri, yaitu setiap tanggal 1 Syawal. Sedangkan Sholat idul
adha adalah sholat 2 rakaat yang dikerjakan pada hari raya idul adha, yaitu
setiap tanggal 10 Dzulhijjah.1 Sholat idul fitri dan idul adha mulai
disyari’atkan pada tahun ke-2 hijriyah. Dan sholat id yang pertama-tama
dilakukan Nabi Muhammad SAW ialah sholat idul fitri. Sholat id hukumnya
sunnah mu’akkad. Karena Nabi SAW belum pernah meninggalkannya sejak
disyari’atkan. Sholat id disyari’atkan supaya dilakukan secara berjamaah.
Namun demikian, sah juga apabila dilakukan sendirian.2
2. Sholat Jum’at
Shalat jum’at merupakan kewajiban bagi setiap muslim laki-laki yang
telah dewasa, yang waktunya tepat pada waktu zhuhur. Shalat jum’at
pelaksanaannya harus dengan berjama’ah bersama sejumlah kaum muslimin
di suatu tempat. pada hakikatnya salat jum’at ini merupakan pengganti salat
zhuhur, sehingga seseorang melakukan shalat jum’at di masjid ia tidak perlu
lagi melakukan shalat zhuhur. Hukum shalat Jumat adalah fardlu ‘ain bagi
laki-laki apabila terpenuhi syarat-syarat wajibnya. Terdapat beberapa dalil
yang menegaskan hal tersebut.3
3. Sholat Istisqa’
Kata Istisqo’ dalam segi Bahasa berarti meminta hujan. Sedangkan
secara istilah adalah meminta hujan dari Allah SWT berupa turun hujan
ketika semua orang membutuhkannya dengan bentuk tertentu, yaitu shalat,
khotbah, istighfar, puja, dan puji.4 Disunnahkan melaksanakan sholat istisqa’
ketika terjadi kekeringan atau musim kemarau yang berkepanjangan yang
mengakibatkan sumur dan sungai menjadi kering atau sebagainya. Dan

1
Shalih Bin Fauzan bin Abdullah Ali Fauzan, Ringkasan Fikih Syaikh Fauzan khusus fiqih ibadah,
(Jakarta:Pustaka Azzam) h.254-255
2
https://islamiwiki.blogspot.com/2012/10/pengertian-hukum-dalil-disyariatkannya.html?m=1
3
https://islam.nu.or.id/post/read/82412/sejarah-pensyariatan-dan-dalil-kewajiban-shalat-jumat
4
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, 496.
2
disunnahkan dikerjakan pada saat matahari mulai beranjak naik setinggi satu
anak panah, yaitu sepertiga jam setelah terbitnya matahari seperti waktu
sholat id.5 Hukum shalat istisqo’
a. Sunnah mutlak. Ini adalah pendapat dari Imam Syafi’i dan Abu
Hanifah. Ia mengatakan bahwa shalat istisqo’ tidak disunnahkan untuk
berjamaah. Dan boleh untuk melaksanakannya sendiri-sendiri. Shalat
istisqa’ hanya berupa doa dan istighfar, tidak perlu berjamaah maupun
berkhotbah.
b. Sunnah Muakkad. Ini adalah pendapat dari mayoritas ahli fiqih,
diantaranya Muhammad bin Al-Hasan dan Abu Yusuf. Mereka
berpendapat bahwa shalat ini dilaksanakan baik di rumah maupun
bepergian, sesuai kebutuhan, dan kuat bahwa merupakan Sunnah
Rasulullah SAW.
4. Sholat Gerhana
Dalam istilah fuqaha dinamakan kusûf. Yaitu hilangnya cahaya
matahari atau bulan atau hilang sebagiannya, dan perubahan cahaya yang
mengarah ke warna hitam atau gelap. Kalimat khusûf semakna dengan kusûf.
Ada pula yang mengatakan kusûf adalah gerhana matahari, sedangkan khusûf
adalah gerhana bulan. Pemilahan ini lebih masyhur menurut bahasa. Jadi,
shalat gerhana, ialah shalat yang dikerjakan dengan tata cara dan gerakan
tertentu, ketika hilang cahaya matahari atau bulan atau hilang sebagiannya.

B. Landasan Hukum
1. Sholat Idain
Dalil tentang disyari’atkannya sholat id, ialah firman Allah SWT pada
surat Al-Katsar ayat 2 :
‫ٱ‬
‫َفَص ِّل ِلَر ِّبَك َو َحْنْر‬
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.”

Sementara itu Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Sa’id al-
Khudri RA ia berkata :

5
Dr. Abdullah Bahmmam. Fikih Ibadah Bergambar terj. Supriadi Yosup Boni
3
‫ َّمُث‬،‫ َفَاَّو ُل َش ٍئْي َيْبَد ُأ ِبِه الَّص َالُة‬، ‫َاكَن َر ُس ْو ُل ِهللا َص َىّل ُهللا َعَلْي ِه َو َس َمَّل ْخَي ُر ُج َيْو َم اْلِفْط ِر َو ْاَالَحْضى ِا ىَل اْلُم َص ىَّل‬
‫ َفَيِع ُظ ُهْم َو َيْأُم ُر ْمُه َفِاْن َاكَن ُيِر ْيُد َاْن َيْقَط َع َبْع ًثا‬، ‫ َو الَّناُس ُج ُلْو ٌس َعىَل ُص ُفْو ِف ِهْم‬، ‫ َفَيُكْو ُن ُم َقاِبَل الَّناِس‬، ‫َيْنِرَص ُف‬
‫ َّمُث َيْنِرَص ُف‬، ‫ َيْأُم َر ِبَش ٍئْي َاَم َر ِبِه‬,ْ‫ َا‬،‫َقَط َع ُه‬
“Pada Hari Raya Fitrah dan Adhha Rasulullah SAW ke luar menuju tem¬pat
shalat. Maka, hal yang pertama-tama beliau lakukan ialah shalat, kemudian
berlalu. Terus menghadap kepada orang banyak, sedang orang-orang itu
duduk bershaf-shaf. Lalu beliau menasihati mereka dan memberi perintah.
Jika beliau berkehendak mengirim suatu utusan maka beliau lakukan, atau
hendak menyuruh sesuatu maka beliau pe¬rintahkan, sesudah itu beliau pun
berlalu.”
2. Sholat Jum’at
Shalat Jum’at hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap muslim yang
mukallaf, laki-laki, merdeka, sehat, dan bukan musafir serta dikerjakan secara
berjama’ah. Sebagaimana firman Allah SWT:
‫ُه َو اِذَّل ي َبَع َث يِف اُأْلِّم ِّي َني َر ُس وًال ِّم ُهْنْم َيْتُل و َعَلِهْي ْم آاَي ِت ِه َو ُيَز ِّك ِهي ْم َو ُيَع ِّلُم ُهُم اْلِكَت اَب َو اْلِح َمْكَة َو ناَك ُنوا ِم ن َقْب ُل َلِفي‬
‫ِإ‬
‫َض اَل ٍل ُّمِبٍني‬
Artinya: Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat
Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah
jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Q.S
Al-Jumu’ah: 9).
Sabda Rasulullah:
‫َلَيْنِهَت َّنَي َأْقَو اٌم َعْن َو ْد ِع ِهْم اْلُج ُم َع اِت َأْو َلَيْخ ِتَم َّن اُهَّلل َعىَل ُقُلوِهِب ْم َّمُث َلَيُكوُنَّن ِم ْن اْلَغاِفِلَني‬
"Hendaklah satu kaum berhenti dari meninggalkan shalat Jum'at, atau kalau
tidak, maka Allah akan mencap hati-hati mereka, kemudian menjadikannya
termasuk orang yang lalai."
3. Sholat Istisqa’
Allah SWT berfirman:
‫)َو ُيْم ِد ْد ْمُك ِبَأْم َو اٍل َو َبِنَني َو ْجَي َع ْل َلْمُك‬11(‫)ُيْر ِس ِل الَّس َم اَء َعَلْي ْمُك ِم ْد َر اًر ا‬10(‫اْس َتْغِفُر وا َر َّبْمُك َّنُه اَك َن َغَّفاًر ا‬ ‫َفُقْلُت‬
‫ِإ‬
)12(‫َو ْجَي َع ْل َلْمُك َأَهْناًر ا‬ ‫َج َّناٍت‬
Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, –
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun–,niscaya Dia akan
4
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan
anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan
(pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (QS. Nuh: 10-12)
Hadits Rasulullah SAW:
, ‫ ُمَرَت ِّس اًل‬,‫ ُمَتَخ ِّش ًع ا‬, ‫ ُم َتَب ِّذاًل‬,‫ ( َخ َر َج َالَّنُّيِب صىل هللا عليه وسمل ُم َتَو اِض ًع ا‬: ‫َر َيِض َاُهَّلل َع ُهْنَم ا َقاَل‬ ‫َع ِن اْبِن َع َّباٍس‬
‫ َو َأُب و‬, ‫ َو َّحَصَح ُه َالْرِّت ِمِذ ُّي‬, ‫ َلْم ْخَيُط ْب ُخ ْط َبَتْمُك َه ِذِه ) َر َو اُه َاْلَخ ْم َس ُة‬, ‫ اَمَك ُيَص يِّل يِف َاْلِع يِد‬, ‫َر ْك َعَتِنْي‬ ‫ َفَص ىَّل‬,‫ُمَتِّرَض ًعا‬
‫ َو اْبُن ِح َّباَن‬, ‫َع َو اَنَة‬
Ibnu Abbas Radhiyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam keluar dengan rendah diri, berpakaian sederhana, khusyu’, tenang,
berdoa kepada Allah, lalu beliau shalat dua rakaat seperti pada shalat hari
raya, beliau tidak berkhutbah seperti pada shalat hari raya, beliau tidak
berkhutbah seperti khutbahmu ini. Riwayat Imam Lima dan dinilai shahih
oleh Tirmidzi, Abu Awanah, dan Ibnu Hibban.6
4. Sholat Gerhana
Adapun hukum melaksanakan Shalat gerhana terdapat dalam firman
Allah SWT Q.S Al-Fushshilat 37 sebagai berikut:7
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari
dan bulan. janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah
yang menciptakannya, jika ialah yang kamu hendak sembah.”
Dan dalam hadits nabi sewaktu Ibrahim putra Rasulullah dari Mariah
Al-Qibtiyah meninggal, terjadi gerhana matahari. Maka orang-orang berkata,
”gerhana matahari terjadi karena matinya ibrahim”. Kemudian Rasulullah
menjawab perkataan yang demikian, agar jangan sampai mereka salah
paham.8
‫َّن الَش ْمَس َو الَقَمَر ايتان ِم ْن َااَي ِت ِهللا َالَيْنُكِس َفاِن ِلَمْو ِت َأَح ٍد َو َال ِلَح َياِتِه َفِاَذ ا َر َأْيُتُم وَمُها َفاْدُعوا َهللا َو َص ُّلوا َح ىَّت‬
‫ِإ‬
)‫َيْنَكَش َف َم اِبْمُك (رواه البخارى ومسمل‬
“Sesungguhnya matahari dan bulan keduanya menjadi tanda (dalil) dari
dalil-dalil adanya Allah dan kekuasaan-Nya. Kedua gerhana (terjadi)bukan
karena matinya seseorang. Maka apabila kaku lihat kedua gerhana,

6
http://www.dakwatuna.com/2012/09/23/23084/shalat-istisqo-definisi-hukum-dalil-adab-tata-cara-dan-
doanya/#ixzz6IyvG76ny
7
H. Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam. (Bandung:Sinar Baru Algensindo, 2010).,hal.139
8
Ibid, hal.140
5
hendaklah kamu berdoa kepada Allah, dan shalat sampai gerhana itu
lenyap”. (H.R Bukhari dan Muslim). Jadi hukum shalat gerhana adalah
sunnah muakkad, boleh berjama’ah boleh tidak.

C. Waktu dan Tata Cara Pelaksanaan


1. Sholat Idain
Waktu sholat Id ini berawal sejak matahari mulai meinggi sampai
tergelincir secara sempurna. Adapun bagi sholat idul adha lebih diutamakan
untuk dikerjakan pada awal waktu, sehingga memungkinkan bagi para
jama’ah untuk menyembelih hewan kurbannya setelah mengerjakan sholat
idul adha. Teknis Pelaksanaan Shalat dan Khutbah Hari Raya ‘Idul Fitri dan
‘Idul Adha adalah sebagai berikut:9
a. Ketika imam sampai di masjid, muraqi segera berdiri untuk memberi
aba-aba dimulainya shalat, yakni dengan lafadh:
‫ ْا َألٰحْض ى َر ْك َعَتِنْي َج اِم َع ًة َر َمِحُمُك ُهللا‬/ ‫َص ُّلْو ا ُس َّنًة ِلِع ْيِد ْا لِفْط ِر‬
b. Imam segera menuju mihrab (tempat imam), lalu niat shalat disertai
takbiratul ihram. Niatnya adalah:
‫ ْا َألٰحْض ى َر ْك َعَتِنْي َم أُم وًم ا ِهلل َتَع اىٰل‬/ ‫ُأَص ْيِّل ُس َّنًة ِلِع ْي ِد اْلِفْط ِر‬
c. Setelah takbiratul ihram, dilanjutkan membaca do’a iftitah, kemudian
melakukan takbir sebanyak tujuh kali pada raka’at pertama, dan lima
kali pada raka’at kedua. Lalu, membaca tasbih di sela-sela takbir:
‫ُس ْب َح اَن ِهللا َو اْلَحْم ُد ِ ِهلل َو َال َهٰل َّال ُهللا َو ُهللا َأْك ُرَب‬
‫ِإ ِإ‬
d. Setelah selesai melakukan takbir ketujuh, dilanjutkan membaca
ta’awwudz, surat Al Fatihah dan surat-surat yang disunahkan; seperti
surat Qaf atau Al A’la pada raka’at pertama, dan surat Al Qamar atau
surat Al Ghasyiyah pada raka’at kedua.
e. Selesai melaksanakan shalat, muraqi segera berdiri untuk memberi aba-
aba dimulainya khutbah, disusul dengan membaca shalawat sambil
menyerahkan tongkat.
f. Setelah itu, khotib menuju mimbar khutbah.
g. Kemudian muraqi membaca do’a:

9
Ibnu abdillah ahyar,Tuntunan Ibadah Sholat Lengkap.(Surabaya:Kashiko.2006)
6
، ‫ َو َيْرِّس ْمُه َعٰىل َقاَم ِة اِّدل ْيِن‬، ‫ َو اْلُم ْؤ ِمِنِنْي َو اْلُم ْؤ ِم َناِت‬، ‫ ِم َن اْلُمْس ـِلِم َنْي َو اْلُمْس ـِلَم اِت‬، ‫َالّلٰـ ُهَّم َقِّو ْا ْس ـَال َم‬
‫ِإ‬ ‫ِإل‬
‫ َو اَي َخَرْي الَّناِرِص ْيَن ِبَر َمْحِتَك اَي َأْر َح َم الَّر اِمِح َنْي‬، ‫َو اْخ ْمِت َلَنا ِم ْنَك اِب ْلَخِرْي‬.
h. Selesai do’a, khotib mengucapkan salam kemudian duduk.
i. Lalu, muraqi membaca takbir sebanyak tiga kali:
‫ َاُهلل َأْك ْرَب َو ِ ِهلل اْلَحْم د‬، ‫ َآل َهٰل َّال ُهللا َو ُهللا َأْك ْرَب‬، ‫ َاُهلل َأْك ْرَب‬، ‫ َاُهلل َأْك ْرَب‬، ‫َاُهلل َأْك ْرَب‬
‫ِإ ِإ‬
j. Kemudian, khotib melaksanakan khutbah pertama. Selesai khutbah,
khotib duduk sejenak, disusul muraqi membaca shalawat:
. ‫َالّلٰـ ُهَّم َص ِّل َعٰىل َس ِّي ِد اَن ُم َح َّم ٍد َو َعٰىل آِل َس ِّي ِد اَن ُم َح َّم ٍد‬
k. Selesai duduk, khotib melanjutkan dengan khutbah.
Dalam pelaksanaannya, berikut pendapat para Imam mengenai tata
cara khotbah pada sholat id:
a. Imam Syafi’I berpendapat bahwa tata cara khotbah pada shalat Hari
Raya disamakan dengan khutbah pada shalat Jumat. Yakni dengan
membaca takbir sebanyak empat kali di khutbah pertama dan tujuh kali
di khutbah kedua. Lalu dilanjut dengan membaca hamdalah, kedua
syahadat, bershalawat kepada nabi Muhammad, wasiat taqwa, membaca
minimal satu ayat Al-Qur’an, dan diakhiri dengan do’a maghfirah untuk
orang-orang mu’min.10
b. Menurut pendapat ulama selain Hanafi, pelaksanaan khotbah hari raya
yakni setelah shalat, sedangkan khotbah shalat jumat sebelumnya. Jika
ada yang mendahulukan khotbah saat shalat Hari Raya dianjurkan
mengulang lagi setelah shalat
2. Sholat Jum’at
Golongan mayoritas dari kalangan sahabat dan tabi’in sepakat bahwa
waktu shalat jumat itu adalah waktu shalat dhuhur, berdasarkan hadits
riwayat Ahmad, Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Baihaqi dari Anas r.a,
Rasulullah bersabda yang artinya “Rasulullah saw, melaksanakan shalat
jumat ketika matahari tergelincir (H.R Bukhari)”. Pendapat ini juga
diriwayatkan dari Umar, Ali, Nu’man bin Basyri, dan dari Umar bin Huraits.
Syafi’i mengatakan,” Nabi saw, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan imam-imam

10
Ibn Qosim Al Ghazi, Kitab Al-Bajuri Juz 1.
7
lainnya mengerjakan shalat jumat setelah tergelincirnya matahari. 11 Adapun
tata cara pelaksanaan shalat jumat, yaitu :
a. (Pada beberapa masjid) mengumandangkan adzan dhuhur sebagai
adzan pertama.
b. Khatib naik keatas mimbar setelah tergelincirnya matahari (waktu
dhuhur), kemudian memberi salam dan duduk.
c. Muadzin mengumandangkan adzan sebagaimana halnya adzan dhuhur.
Pada beberapa masjid ini adalah adzan kedua.
d. Khutbah pertama : khatib berdiri unruk melaksanakan khutbah yang
dimulai dengan hamdalah dan pujian kepada Allah SWT serta membaca
shalawat kepada Rasulullah SAW. Kemudian memberikan nasihat
kepada para jamaah, mengingatkan mereka dengan suara yang lantang,
menyampaikan perintah dan larangan-Nya dan Rasul-Nya, mendorong
mereka untuk berbuat kebajikan serta menakut-nakuti mereka dari
berbuat keburukan, dan mengingatkan mereka dengan janji-
janjikebaikan serta ancaman-ancaman Allah SAW.
e. Khatib duduk sebentar diantara dua khutbah.
f. Khutbah kedua : khatib memulai khutbahnya yang kedua dengan
hamdalah dan pujian kepada-Nya. Kemusian melanjutkan khutbahnya
dengan pelaksanaan yang sama dengan khutbah pertama sampai selesai.
g. Khatib kemudian turun dari mimbar. Selanjutnya muadzin
melaksanakan iqamat untuk melaksanakan shalat. Kemudian memimpin
shalat berjamaah dua rakaat dengan mengeraskan bacaan. Dengan
imam membaca niat : 12
‫ُاَص ْيِّل َفْر َض اُجلْمَع ِة َر ْك َعَتِنْي ُم ْس َتْقِبَل ْا لِقْبِةَل َاَداًء ِا َم اًم ا ِهَّلِل َتَع اىَل‬
Dan makmum membaca niat:
‫ُاَص ْيِّل َفْر َض اُجلْمَع ِة َر ْك َعَتِنْي ُم ْس َتْقِبَل ْا لِقْبِةَل َاَداًء َم ْأُم ْو ًم ا ِهَّلِل َتَع اىَل‬
3. Sholat Istiaqa’
Disunnahkan melaksanakan sholat istisqa’ ketika terjadi kekeringan
atau musim kemarau yang berkepanjangan yang mengakibatkan sumur dan
sungai menjadi kering atau sebagainya. Dan disunnahkan dikerjakan pada

11
Abbas Arfan, Fiqih Ibadah Praktis (Malang : UIN Maliki Press). Hlm 113
12
http;//wikipedia.org/wiki/Salat_Jumat
8
saat matahari mulai beranjak naik setinggi satu anak panah, yaitu sepertiga
jam setelah terbitnya matahari seperti waktu sholat id. 13 Adapun tata cara
sholat istisqa’ adalah :
a. Membaca niat, niatnya :
‫َم ْأُم ْو ًم ا ِهَّلِل َتَع ىَل‬/‫ُأَص ىِّل ُس َّنَة ْا ْس ِتْس َقاِء َر ْك َعَتِنْي َم اًم ا‬
‫ِإ‬ ‫ِإل‬
“Saya niat shalat sunat Istisqa’ dua rakaat menjadi imam/makmum
karena Allah Ta’aIa”.
b. Bagi orang yang shalat sendirian, waktunya mulai masuk ketika
hendak mengerjakan shalat. Sedang bagi jamaah masuk waktunya
ketika sudah berkumpulnya orang-orang yang akan shalat.
c. Sebelum mengerjakan shalat Istisqa’, imam atau wakilnya atau ulama’
agar memerintahkan kaumnya untuk berpuasa selama empat hari
berturut-turut dan memerintahkan kaum untuk bertaubat dari segala
noda dosa, bersedekah dan melepaskan diri dari beberapa
penganiayaan. Pada hari keempatnya semua penduduk diperintahkan
keluar menuju tanah lapang bersama-sama dengan memakai pakaian
yang biasa dipakai, tidak perlu berhias dan tidak memakai
wewangian, dalam keadaan tadlarru’, rendah diri dan juga dianjurkan
ikut keluar golongannya anak-anak, kakek, nenek serta mengeluarkan
binatang ternak.
d. Kemudian setelah berkumpul semua bersama-sama mengerjakan
shalat Istisqa’ secara beriamaah. Cara shalat Istisqa' sama dengan
shalat hari raya yaitu dua rakaat. Dalam rakaat pertama setelah
membaca doa iftitah, takbir tujuh kali dan dalam rakaat kedua takbir
lima kali.
e. Sesudah salam, imam berkhutbah dua kali sebagaimana khutbah hari
raya, hanya saja dalam khutbah Istisqa' ini khutbah pertama diawali
bacaan istighfar sembilan kali, sedang khutbah kedua diawali istighfar
tujuh kali.
‫َأْس َتْغِفُر اَهّلل ْا لَع ِظ َمْي اِذَّل ي َال َهل َّال ُه َو ْا َحلُّي ْا لَقُّيْو ُم َو َأُتْو ُب َلْي ِه‬
‫ِإ‬ ‫ِإ ِإ‬
Saya memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, tiada Tuhan
selain Dia yang hidup dan yang tegak dan saya bertaubat kepada-Nya”
13
Dr. Abdullah Bahmmam. Fikih Ibadah Bergambar terj. Supriadi Yosup Boni
9
f. Imam dan makmum disunatkan memakai selendang. Dalam khutbah
si khatib menganjurkan agar memperbanyak istighfar dan
merendahkan diri kepada Allah SWT agar apa yang menjadi
permohonannya dikabulkan.
g. Setelah khutbah kedua lewat sepertiga waktunya, khatib disunatkan
menghadap kiblat membelakangi makmum untuk berdoa bersama.
Apabila khatib menyamarkan suaranya maka makmum juga
menyamarkan suara, dan apabila khatib mengeraskan suara maka
makmum mengeraskan bacaan amin. Ketika khatib menghadap kiblat
sambil merubah letak selendangnya yang kanan ke kiri dan yang atas
ke bawah, maka para jamaah juga merubah selendangnya
sebagaimana yang telah dilakukan imam. Hikmah merubah selendang
tersebut ialah mengharap perubahan keadaan dari kemarau menjadi
hujan dan kesempitan meniadi kemudahan.
h. Pada waktu berdoa tangan diangkat dalam keadaan punggung tangan
di atas ke arah Iangit dengan tujuan menolak bencana.14
4. Sholat Gerhana
Para ulama berbeda pendapat tentang waktu pelaksanaan shalat gerhana.
a. Imam Syafi’i
Beliau berpendapat bahwa shalat gerhana dapat dilaksanakan di
semua waktu. Karena shalat jenis ini ada karena sebab.
b. Imam Malik
Shalat gerhana matahari tidak boleh dilaksanakan kecuali pada waktu
diperbolehkan shalat tambahan seperti shalat hari raya dan shalat
istisqo’. Yaitu boleh melakukan sampai tergelincirnya matahari. Jika
sudah tergelincirnya matahari, maka tidak perlu shalat.
Begitupun juga gerhana bulan. Boleh mengulangi shalatnya hingga
bulan terang kembali, atau hilang dari ufuk, atau terbitnya fajar.
c. Imam Hambali
Waktu pelaksanaan shalat gerhana matahari adalah sejak terjadinya
gerhana sampai matahari terang kembali.
d. Imam Hanafi
14
Masykuri Abdurrahman, Kaifiyah dan Hikmah Shalat versi Kitab Salaf, (Cahaya Berkah Sidogiri :
Sidogiri, 2006) h. 146
10
Waktu pelaksanaan shalat gerhana matahari adalah waktu
disunnahkannya melaksanakan semua shalat selain waktu-waktu yang
dimakruhkan.15 Adapun tata cara shalat gerhana yaitu:
a. Niat.
1) Niat shalat gerhana matahari :
‫َم ْأُم ْو ًم ا ِهَّلِل َتَع ىَل‬/‫ُأَص ىِّل ُس َّنًة ِلُخ ُس ْو ِف الَّش ْم ِس َر ْك َعَتِنْي َم اًم ا‬
‫ِإ‬

“Saya niat shalat sunat gerhana matahari dua rakaat


menjadi imam/makmum karena Allah Ta’aIa”.
2) Niat shalat gerhana bulan :
‫َم ْأُم ْو ًم ا ِهَّلِل َتَع ىَل‬/‫ُأَص ىِّل ُس َّنًة ِلُخ ُس ْو ِف الَقَم ِر َر ْك َعَتِنْي َم اًم ا‬
‫ِإ‬
“Saya niat shalat sunat gerhana bulan dua rakaat
menjadi imam/makmum karena Allah Ta’aIa”.
b. Paling sedikit mengerjakan dengan dua rakaat sebagaimana
mengerjakan Shalat sunat Dzuhur.
c. Takbiratul ihram kemudian membaca doa iftitah, ta’awudz,
fatihah dan surat kemudian melakukan ruku’ dan i ’tidal, setelah
I’tidal membaca fatihah dan surat Iagi terus ruku’, I’tidal Iantas
sujud, duduk di antara dua sujud dan suiud lagi. Jadi dalam
satu rakaat ruku’, I’tidal dan berdiri membaca fatihah dua kali.
Begitu juga dalam rakaat kedua sama dengan rakaat pertama,
kemudian melakukan tasyahud akhir lalu salam.
d. Dalam Shalat gerhana bulan, bacaannya sunat dikeraskan
sedang dalam gerhana matahari bacaannya sunat disamarkan.
Shalat gerhana lebih utama dikerjakan di masjid secara
berjamaah. Setelah shalat selesai imam membaca khutbah dua
kali sebagaimana khutbah Jumat. Dalam khutbah Shalat
gerhana yang lebih ditekankan kepada jamaah adalah
memberikan motivasi agar memperbanyak amal kebaikan dan
mohon ampun kepada Allah SWT serta bertaubat. 16

15
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, 2 (Jakarta: Gema Insani, 2010), 486.

16
Masykuri Abdurrahman, ibid, h. 148
11
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Masykuri. 2006. Kaifiyah dan Hikmah Shalat versi Kitab Salaf. Cahaya
Berkah Sidogiri : Sidogiri
Ahyar, Ibnu Abdillah. 2006. Tuntunan Ibadah Sholat Lengkap. Surabaya:Kashiko
Al Ghazi, Ibn Qosim. Kitab Al-Bajuri Juz 1.
Arfan, Abbas. Fiqih Ibadah Praktis. Malang : UIN Maliki Press
Az-Zuhaili, Wahbah. 2010. Fiqih Islam Wa Adillatuhu. Jakarta: Gema Insani.
Dr. Abdullah Bahmmam. Fikih Ibadah Bergambar terj. Supriadi Yosup Boni
Rasyid, H. Sulaiman. 2010.Fiqh Islam. Bandung:Sinar Baru Algensindo
Shalih Bin Fauzan bin Abdullah Ali Fauzan. Ringkasan Fikih Syaikh Fauzan khusus
fiqih ibadah. Jakarta:Pustaka Azzam
https://wikipedia.org/wiki/Salat_Jumat diakses pada tanggal 6 April 2020
https://islam.nu.or.id/post/read/82412/sejarah-pensyariatan-dan-dalil-kewajiban-shalat-
jumat diakses pada tanggal 6 April 2020
https://islamiwiki.blogspot.com/2012/10/pengertian-hukum-dalil-disyariatkannya.html?
m=1 diakses pada tanggal 7 April 2020
http://www.dakwatuna.com/2012/09/23/23084/shalat-istisqo-definisi-hukum-dalil-adab-
tata-cara-dan-doanya/#ixzz6IyvG76ny diakses pada tanggal 7 April 2020

12

You might also like