You are on page 1of 3

Nama :

Nim :
Kelas : 4A/S1 Keperawatan
Resume Keperawatan Bencana Rabu, 11 Oktober 2023

PSIKOSOSIOSPRIRITUAL PADA KEBENCANAAN

Sehat
- Suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta Tidak hanya
bebas dari penyakit atau kelemahan [WHO, 1974; UU No 34 thn 2009].
Terapi Spiritual
- Terapi Spriritual adalah usaha untuk memulihkan kesehatan psikologis yang sedang
mengalami ketakutan, kecemasan, trauma melalui pendekatan spiritual agama Islam.
Mendesain intervensi terapi spiritual
- Terapi spiritual ini dijalankan dengan melalui beberapa tahapan yang terdiri atas:
 Membaca ayat suci al-Qur’an
 Tausiyah
 Dzikir
 Muhasabah dipandu oleh terapis/ ustdz
 Doa bersama dipandu oleh terapis/ ustdz
 Konseling kelompok
- Menyediakan sarana dan prasarana.
- Agar intervensi terapi spiritual dapat terlaksana dengan baik maka dipersiapkan
perlengkapan sarana prasaran
Psikososial
- Hubungan yang dekat, dinamis dan saling mempengaruhi antara aspek psikologis dari
pengalaman seseorang (pemikiran, perasaan, tingkah laku perasaan, pemikiran,
keyakinan dan kepercayaan, sikap dan nilai-‐nilai yang dimiliki) dan pengalaman
sosial disekelilingnya (hubungan dengan orang lain, sikap dan nilai-‐nilai sosial di
masyarakat, tradisi, budaya dan pengaruh lingkungan sosial seper keluarga, teman,
sekolah dan komunitas).
Dampak kesehatan jiwa pada psikososial korban bencana alam
- Contoh reaksi berat : PTSD, Depresi
- Contoh reaksi sedang : Insomnia menetap, kecemasan
- Contoh reaksi ringan : Kaget (shock), cemas, kesal, marah, sedih, kahilangan, merasa
bersalah, intensitas emosi kuat di rasakan, insomnian dan takut.
Tujuan penanganan psikososial
1. Menurunkan risiko pasca trauma yang bertujuan pemulihan trauma
2. Menurunkan faktor stressor psikososial bertujuan pemulihan trauma
3. Memperkuat faktor pelindungan psikososial bertujuan pemulihan trauma
Pemulihan psikososial
- Proses mengembalikan individu/ keluarga/ kelompok/ masyarakat pasca peristiwa
trauma sehingga:
 menjadi kuat secara individu/ kolekif
 berfungsi optimal (berpikir, merasa, bertindak, berinteraksi, menjalankan
perannya)
 memiliki ketangguhan menghadapi masalah
 menjadi berdaya dan produktif dalam hidupnya
- Korban :
 Merasa dirinya tidak punya kendali atas situasi yang terjadi
 Pasif, pasrah
 Tergantung pada pihak lain
- Penyitas :
 Merasa dirinya punya kendali atas situasi yang terjadi
 Aktif, inisiatif
 Berusaha, berupaya, terlibat aktif untuk mengatasi masalah
Tujuan intervensi psikososial
- Pra bencana :
 Peningkatan dan penguatan kapasitas kelembagaan, masyarakat, kelompok,
individu
 Penguatan jaringan kerja dukungan psikososial
 Pembuatan dan penyebarluasan materi edukasi dukungan psikososial
- Saat bencana :
 Penyelamatan dan penciptaan rasa aman bagi para penyintas
 Pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan khusus dan hal-hal mendesak yang
harus segera dipenuhi
 Pengurangan reaksi-reaksi emosional yang tidak menyenangkan [cemas, takut,
sedih, khawatir dan sejenisnya]
 Pengkondisian untuk mengembalikan ke situasi normal dan rutinitas
- Pasca bencana
 Keberlanjutan dari empat tujuan di fase saat bencana
 Pengkondisian untuk resettlement [penempatan kembali] di lokasi asal atau di
lokasi yang baru
Contoh model intervensi psikososial
- Pra bencana
 Pelatihan, bimbingan teknis, pemantapan, TOT
 Pembentukan jaringan kerja, pertemuan koordinasi berkala
 Pembuatan dan pembagian poster, leaflet, brosur, sosialisasi
- Saat bencana
 Penjajakan kebutuhan psikososial
 Pertolongan pertama psikologis [psychological first aid atau PFA]
 Percakapan yang menenangkan
 Kegiatan rekreasional
 Kelompok dukungan
- Pasca bencana
 Konseling
 Kegiatan keagamaan
 Kegiatan rekreasional
 Kegiatan olah raga
 Kelompok dukungan

You might also like