Professional Documents
Culture Documents
Askep Kasus 1-Kritis-Kelompok 2
Askep Kasus 1-Kritis-Kelompok 2
DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
SKENARIO KASUS
Ny. W usia 71 tahun dayang ke ruang ICU dengan keluhan sesak nafas, kesadaran composmentis GCS
E4M6V5. Keadaan umum lemas, pupil 3mm/3mm. TTV; TD 160/110 mmHg, HR 122x/menit, RR
22x/menit, Suhu 360C, SaO2 94% dengan terapi oksigen NRM 10 l/m. Hasil laboratorium didapatkan
hasil leukosit 13.95, Urea 139 mg/dL, Kreatinin 7.8 mg/dL, Hb 7,5.
Terapi yang diberikan NaCl 20cc/jam, Ceftriaxone 2x1gr, Ranitidin 2x50mg, furosemid 120mg dalam
50cc NaCl (2cc/jam) dengan syringe pump, Deksametasone 2amp dalam nebulizer. Pemeriksaan fisik
dada didapatkan hasil palpasi vocal fremitus teraba lemah, perkusi hipersonor, dan auskultasi
terdengan ronchi. Saat di IGD pasien mengalami keluhan sesak nafas yang dirasa semakin berat.
Kesadaran composmentis dengan keadaan umum lemas, pupil isokhor, TTV; TD 180/110 mmHg, HR
132x/m, RR 38x/m, suhu 357 C, GDS 212 mg/dL. Pasien mengatakan rutin melakukan haemodialisa
yang sudah berjalan selama 1 tahun dengan frekuensi 1x dalam seminggu. Hasil EKG didapatkan sinus
takikardi, anteroseptal infraction. Pasien mendapatkan terapi RL 500 cc dengan 12 tpm, ranitidine
50mg, furosemid 40 mg. Telah dilakukan tindakan pemasangan DC no 16 (anuria). Pasien memiliki
riwayat sakit astma dan keluarga memiliki penyakit ginjal.
Step 4 (Pathway)
Step 5 (Tujuan Pembelajaran)
1. Mahasiswa mampu memahami definisi oedem pulmo
2. Mahasiswa mampu memahami etiologi oedem pulmo
3. Mahasiswa mampu memahami manifestasi oedem pulmo
4. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi hingga diagnosa yang muncul
5. Mahasiswa mampu membuat data penunjang yang di perlukan
6. Mahasiswa mampu membuat penataklasanaan oedem pulmo
7. Mahasiswa mampu membuat dan memahami focus pengkajian oedem pulmo
Fokus pengkajian :
a. Keluhan utama
b. Riwayat
c. Pemeriksaan fisik
d. Terapi obat
e. Diagnose keperawatan
f. Intervensi
Step 6 (Literatur Review)
Step 7 (Pemaparan)
1. Definisi Oedem Pulmo
Edema paru adalah kondisi medis yang serius yang terjadi ketika kelebihan atau penumpukan
cairan mulai mengisi kantong udara di paru – paru (alveolus)
2. Etiologi Oedem Pulmo
Edema pulmonar adalah kondisi ketika cairan mengumpul di paru-paru, menghambat
kemampuan paru-paru untuk mengisi dengan udara dan menyebabkan kesulitan bernapas.
Penyebab edema pulmonar bisa bermacam-macam, termasuk gagal jantung, cedera paru-paru,
gagal ginjal, tekanan darah tinggi, dan infeksi paru-paru. Faktor risiko meliputi penyakit
jantung, penyakit ginjal, diabetes, dan tekanan darah tinggi. Jika Anda atau seseorang yang
Anda kenal mengalami gejala edema pulmonar seperti sesak napas yang parah, segera cari
bantuan medis.
3. Manifestasi Oedem Pulmo
Pada edema akut, gejala yang dapat terjadi antara lain:
a) Sesak napas mendadak, terutama setelah beraktivitas atau saat berbaring
b) Jantung berdebar
c) Gelisah
d) Banyak berkeringat
e) Keluar suara napas yang tidak biasa, seperti suara napas yang kasar, mengi, atau
terengah-engah
f) Batuk berdahak yang berbusa dan bercampur darah
g) Kulit yang dingin dan lembap, atau tampak pucat maupun kebiruan
h) Detak jantung yang cepat dan tidak teratur (palpitasi)
i) Pusing, lemas, atau berkeringat
Sementara pada edema paru kronis, gejala yang mungkin dialami penderita antara lain:
a) Lebih mudah lelah
b) Berat badan naik dengan cepat
c) Gangguan pernapasan yang lebih berat, terutama ketika beraktivitas dan berbaring
d) Pembengkakan pada kedua tungkai
e) Mengi
f) Sering terbangun pada malam hari karena sesak
I. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. W
Umur : 71 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
BB : 60 Kg
No. Rekam Medis : 3426
Diagnosa Medik : Oedema Pulmo
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak nafas dirasa semakin berat
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke ruang Icu dengan keluhan sesak nafas, kesadaran Compos Mentis ,
GCS 15. Keadaan umum lemas , pupil 3 mm/ 3 mm, TTV : TD : 160/110 mmHg,
HR : 122 x/menit, RR: 22x/menit, Suhu : 36ºC , SaO2 : 94%, dengan terapi oksigen
NRM 10Lt/menit, hasil laboratorium : leukosit 13.95, Urea 139 mg/dL, Kreatinin
7.8 mg/dL, Hb 7,5. Terapi yang diberikan NaCl 20cc/jam, Ceftriaxone 2x1gr,
Ranitidin 2x50mg, furosemid 120mg dalam 50cc NaCl (2cc/jam) dengan syringe
pump, Deksametasone 2amp dalam nebulizer. Pemeriksaan fisik dada didapatkan
hasil palpasi vocal fremitus teraba lemah, perkusi hipersonor, dan auskultasi
terdengan ronchi.
c. Riwayat penyakit dahulu
1. Riwayat saat di IGD
pasien mengalami keluhan sesak nafas yang dirasa semakin berat. Kesadaran
composmentis dengan keadaan umum lemas, pupil isokhor, TTV; TD 180/110
mmHg, HR 132x/m, RR 38x/m, suhu 357 C, GDS 212 mg/dL. Hasil EKG
didapatkan sinus takikardi, anteroseptal infraction.
2. Riwayat pengobatan
Pasien mendapatkan terapi RL 500 cc dengan 12 tpm, ranitidine 50mg,
furosemid 40 mg. Telah dilakukan tindakan pemasangan DC no 16 (anuria)
3. Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien mengatakan rutin melakukan haemodialisa yang sudah berjalan selama 1
tahun dengan frekuensi 1x dalam seminggu dan Pasien memiliki riwayat sakit
astma
4. Lain-lain
Hasil EKG didapatkan sinus takikardi, anteroseptal infraction
5. Riwayat penyakit keluarga
keluarga memiliki penyakit ginjal
3. Pengkajian kritis B6
a. B1 ( Breathing )
Terlihat sesak nafas , RR : 22x/menit, vocal fremitus teraba lemah, perkusi
hipersonor, Auskultasi terdengar ronkhi, penggunaan alat bantu nafas oksigen NRM
10 Lt/menit
b. B2 ( Blood )
TD : 160/110 mmHg, HR : 122x/menit , SaO2 : 94% , hasil EKG : takikardi
c. B3 ( Brain )
Kesadaran Composmentis , GCS 15 E4M6V5, reflek pupil positif, ukuran 3 mm/ 3
mm, pupil isokor
d. B4 ( Bladder )
Terpasang kateter DC no 16, urine berwarna kuning keruh , sedikit , terdapat
distensi urine
e. B5 ( Bowel )
Bising usus 6x/menit , tidak terpasang NGT
f. B6 ( Bone )
Kekuatan otot 4/4 , turgor kulit elastis , akral hangat , suhu : 36ºC lemah
4. Pemeriksaan Fisik Head to Toe
a. Kepala : Mesochepal, tidak ada jejas, tidak ada benjolan, rambut sedikit
kotor
b. Mata : Simetris, pupil 3mm/3mm, sclera anikterik, konjungtiva
ananemis
c. Hidung : Terpasang NRM 10 L/m
d. Telinga : Simetris, terdapat sedikit serumen
e. Mulut : Tidak terdapat stomatitis, gigi bersih, tidak terdapat pembesaran
tonsil
f. Leher : Reflek menelan baik, tidak terdapat pembengkakan kelenjar
tyroid
g. Dada
1) Jantung
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba di ICS ke 5
P : Tidak terdapat kardiomegali
A : BJ I/II murni reguler
2) Paru - paru
I : Tidak ada jejas, terdapat retraksi dinding dada
P : Vokal fremitus teraba lemah
P : Hipersonor
A : Ronchi
h. Abdomen
I : Datar, tidak ada jejas
A : Bising usus
P : Timpani
P : Tidak terdapat benjolan, tidak terdapat pembesaran hepar
i. Ektremitas
1) Atas : Terpasang infus NaCl 20cc/jam
2) Bawah : Terdapat oedem di sebelah kanan
j. Genetalia : Bersih, terpasang DC No.16 (anuria)
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium (abnormal)
Tanggal : 13 Oktober 2023
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolar-
kapiler
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
III. INTERVENSI
NO TANGGAL DIANGNOSA SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1 13 Oktober Ketidakefektifan Pertukaran Gas Pemantauan Respirasi
(I.01014)
2023 pertukaran gas (L.01003)
1.Dispnea menurun Observasi
2.Takikardi menurun
1. Monitor frekuensi,
3.Bunyi nafas tambahan irama, kedalaman
dan upaya napas
menurun
2. Monitor pola napas
4.Pola nafas membaik (seperti bradypnea,
takipnea,
5.PCO2 membaik
hiperventilasi,
6.PO2 membaik kussmaul, Cheyne-
stokes, biot, ataksik)
7.pH arteri membaik
3. Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
4. Auskultasi bunyi
napas
5. Monitor saturasi
oksigen
6. Monitor nilai analisa
gas darah
Terapeutik
1. Te Atur interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
2. Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
Terapeutik
1. Pertahankan tirah
baring minimal 12
jam
2. Pasang akses
intravena
Edukasi
1. Anjurkan
menghindari
manuver Valsava
(mis: mengedan saat
BAB atau batuk)
2. Jelaskan Tindakan
yang dijalani pasien
3. Ajarkan Teknik
menurunkan
kecemasan dan
ketakutan
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pencegahan trombus
dengan
antikoagulan, jika
perlu
Edukasi
1. Anjurkan tirah
baring
2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
IV. IMPLEMENTASI
Terapeutik
Edukasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
V. EVALUASI