You are on page 1of 18

PPG DALAM JABATAN KATEGORI 1 ANGKATAN III TAHUN 2023

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

LK. 1.2. EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH

Nama : Sri Lindasari, S.Pd


LPTK : UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SUARABAYA
JURUSAN : PENDIDIKAN FISIKA
ASAL INSTITUSI : SMAS NAZHATUT THULLAB

Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah yang
telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam
eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
 Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
 Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan topik
masalah.
 Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan
temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah:
 Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan
sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.
 Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab
masalah tersebut.
 Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk
menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
 Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau pengalaman
dalam masalah yang diidentifikasi.
 Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan
pemahaman lebih mendalam tentang penyebab masalah.
 Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-langkah yang dapat
diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
 Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda
menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat menggunakan
data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah
yang lebih spesifik. Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan
yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah


N Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab
o telah masalah
diidentifikasi

1 Rendahnya  Kajian Literatur


keaktifan 1. Menurut Sari, dkk. (2018) Penyebab Dari kajian literatur dan
peserta didik memeiliki motivasi wawancara yang telah
peserta didik
rendah karena Fisika masih dianggap dilakukan, faktor penyebab
dalam sebagai mata pelajaran yang sulit, di masalah kurangnya
pembelajarn dalam pembelajaran terdapat konsep motivasi peserta didik
fisika Fisika dan persamaan matematisnya.
Persamaan matematis tersebut yang
dalam mata Pelajaran
membuat peserta didik tidak tertarik fisika didominasi oleh:
belajar Fisika. 1. Pemikiran awal peserta
didik bahwa fisika
Sari, N., Sunarno, W., Sarwanto. adalah Pelajaran yang
(2018). Analisis Motivasi Belajar berupa konsep dan
Peserta didik Dalam Pembelajaran persamaan matematis
Fisika Sekolah Menengah Atas. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 3, yang dirasa sulit,
Nomor 1, Juni 2018. sehingga dapat
menimbulkan kurang
2. Menurut Aziz, dkk. (2015) Penyebab ketertarikan peserta
rendahnya motivasi belajar fisika didik untuk belajar
rendah antara lain Proses
pembelajaran yang kurang
2. Lingkungan belajar
menyenangkan, model belajar dari
guru yang menggunakan metode yang kurang
konvensional, Guru merasa kesulitan mendukung
untuk memilih model belajar yang
tepat dan sesuai dengan karakter 3. Implementasi metode
peserta didik dan materi atau model
pembelajaran, meskipun guru telah pembelajaran yang
mencoba memakai beberapa model
pembelajaran
diterapkan oleh guru
kurang aktif,
Aziz, A., Ashari, A., Maftukhin, A. kreatif,kontekstual dan
(2015). Penerapan model pembelajaran menyenangkan bagi
student facilitator and explaining untuk peserta didik
meningkatkan minat dan motivasi
belajar fisika peserta didik kelas X 4. Kurangnya Upaya guru
SMA Negeri 10 Purworejo tahun dalam menyiapkan
pelajaran 2013/2014. Radiasi: Jurnal pembelajaran Sehingga
Berkala Pendidikan Fisika, 6(2), 30-
setiap pertemuan guru
33.
hanya menggunakan
3. Menurut Aristina, U.A, (2018) model yang sama atau
penyebab rendahnya motivasi belajar bahkan hanya
fisika peserta didik, antara lain (1) menggunakan metode
Kebanyakan peserta didik merasa sulit ceramah saja. Sehingga
memahami konsep dan prinsip fisika, peserta didik merasa
(2) metode mengajar yang digunakan jenuh dan kurang
guru monoton dan tidak termotivasi
menyenangkan akan mempengaruhi
motivasi belajar peserta didik, dan (3) 5. Penyebab motivasi
guru tidak menyampaikan tujuan peserta didik disebabkan
menjelaskan materi ketika awal oleh factor internal siswa
pembelajaran. dan factor eksternal.
Aristina, U.A, (2018), Memotivasi
6. Media pembelajaran yang
Belajar Fisika Peserta didik,
http://sman1baturetno.sch.id/memotiva digunakn guru tidak
si-belajar-fisika-peserta didik/ diakses menarik.
pada tanggal 5 September 14.30.
7. Peserta didik masih
4. Menurut Muslem, dkk, (2019: 259) diperlakukan sama dalam
faktor-faktor penyebab motivasi pembelajaran, padahal
belajar peserta didik diantaranya. kebutuhan dan gaya
 Faktor Internal seperti kondisi belajar peserta didik
jasmani dan rohani, cita-cita atau berbeda-beda
aspirasi, kemampuan peserta didik
dan perhatian. 8. guru tidak menyampaikan
 Faktor Eksternal seperti kondisi tujuan menjelaskan
lingkungan peserta didik, unsur- materi ketika awal
unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
upaya guru dalam mengelola kelas.

Muslem,C., Komaro,K., Yayat.


(2019). Faktor-Faktor Yang
Menyebabkan Rendahnya Motivasi
Belajar Peserta didik. Journal of
Mechanical Engineering Education,
Vol. 6, No. 2. Desember 2019
5. Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam
Wahyuni S. N., dkk. (2021)
menjelaskan Faktor- faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar
peserta didik, antara lain:
 Cita-Cita Peserta didik atau
Aspirasi Peserta didik kemauan
dan semangat belajar.
 Kemampuan Peserta didik.
 Kondisi Peserta didik. Kondisi
peserta didik meliputi kondisi
jasmasi dan kondisi rohani.
 Kondisi Lingkungan Peserta
didik.
 Unsur- Unsur Dinamis Dalam
Belajar (perasaan, perhatian,
kemauan, ingatan, dan pikiran
yang mengalami perubahan
berkat pengalaman hidup)
 Upaya Guru Dalam
Membelajarkan Peserta didik

Wahyuni, S.N., Elindra, R., Siregar,


E.R, (2021) . Analisis Faktor Faktor
Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar
Peserta didik Mts Negeri 1 Tapanuli
Tengah Disaaat Pandemi Covid-19.
Jurnal MathEdu (Mathematic
Education Journal) Vol. 4 No. 2. Juli
2021
6. Kallesta, K.S., dkk
(2017)menyatakan: Faktor yang
sangat berpengaruh dalam
kesulitan belajar peserta didik
terbagi menjadi dua, yaitu faktor
dari dalam diri (internal) dan faktor
dari luar diri (eksternal), adapun
faktor dari dalam diri peserta didik
yang mempengaruhi proses belajar
adalah:
a. Peserta didik masih kurang
tertarik dengan Pelajaran
b. Sikap peserta didik masih
kurang dalam belajar
c. Peserta didik masih kesulitan
mengerjakan soal
d. Perhatian peserta didik masih
kurang
e. Usaha peserta didik masih
kurang dalam belajar.
Sedangkan faktor dari luar diri
peserta didik yang mempengaruhi
adalah:
a. Guru masih kurang motivasi
b. Guru tidak menggunakan alat
peraga
c. Jam masuk sekolah pada siang
hari

Sumber:
Kallesta, K. S., Yahya, F., & Erfan, M.
(2018). Analisis Faktor Penyebab
Kesulitan Belajar IPA Fisika pada
Materi Bunyi Kelas VIII SMP Negeri
1 Labuhan Badas Tahun Ajaran
2016/2017. Quark: Jurnal Inovasi
Pembelajaran Fisika dan Teknologi,
1(1), 56.
http://ejournallppmunsa.ac.id/
index.php/quark/article/view/9
8/96

7. Arpin, Yeti Jumiati, dan Wahyu


Setiawan. 2019. Menyatakan
rendahnya minat belajar siswa
sebagian besar disebabkan oleh media
pembelajaran yang digunakan guru.
https://www.jonedu.org/index.php/joe/ar
ticle/view/273/221

 SUMBER WAWANCARA

1. Wawancara Kepala Sekolah


 Nama kepala Sekolah NATA:
ABD. WAHED S.H.I
Waktu :Sabt
u, 18/11/2023
Hasil wawancara dengan Kepala
SMAS NAZHATUT THULLAB
didapatkan faktor-faktor
penyebabnya rendahnya motivasi
belajar peserta didik di sekolah
adalah:

 metode mengajar guru yang


monoton
 tujuan kurikulum tidak
disampaikan ketika awal
pembelajaran.
 latar belakang ekonomi dan
sosial budaya peserta didik.
 kemajuan teknologi dan
informasi.
 peserta didik merasa kurang
mampu terhadap mata pelajaran
fisika
 Media pembelajaran kurang
menarik

2. Hasil wawancara Teman Sejawat


Guru Fisika SMAS Nazhatut
Thullab
 NAMA : Rahmad zainal,
M.Pd
Waktu : Minggu,
19/11/2023

Dari hasil wawancara didapatkan


faktor-faktor penyebabnya
rendahnya motivasi belajar
peserta didik dalam di sekolah
adalah:
 Guru mata Pelajaran terlalu
banyak memberi tugas
sehingga siswa menjadi jenuh
 Upaya guru dalam menyiapkan
pembelajaran kurang. Sehingga
setiap pertemuan guru hanya
menggunakan model yang sama
atau bahkan hanya menggunakan
metode ceramah saja. Sehingga
peserta didik merasa jenuh dan
kurang termotivasi
 Rendahnya uasah guru untuk
memotivasi semangat belajar
peserta didik dengan
menggunakan model yang
inovatif, metode praktikum yang
menarik atau LKPD yang kreatif
 Peserta didik memiliki
Kondisi keluarga kurang
mendukung siswa belajar
 Peserta didik Sedang ada
masalah dengan orang
tua/teman/lingkungan
 Motivasi belajar peserta didik
rendah karena belum
menemukan potensi diri

3. Peserta Didik
 Pelajaran fisika sulit sebab
memiliki rumus rumus yang sulit
dihafalkan
 Pelajaran Fisika diajarkan pada
jam terakhir, sehingga kondisi
peserta didik sudah lelah.
4. Pakar/Ahli
a. Wawancara dengan BIRO 1
Bagian Kependidikan dan
Guru Penggerak angkatan 5
 NAMA : Darwis Abrori,
M.Pd
Waktu : Minggu.
19/11/2023
Hasil wawancara dengan Kepala
Biro Kependidkan NATA
didapatkan faktor-faktor
penyebabnya rendahnya motivasi
belajar peserta didik di sekolah
adalah:
 Minat peserta didik yang kurang.
Disesuaikan dengna cita-cita
 Pemikiran awal peserta didik
bahwa fisika adalah pelajaran
membosankan dan rumit
 Peserta didik merasa bosan
dengan model pembelajaran yang
digunakan oleh guru yang
didominasi oleh metode ceramah
 Guru belum bisa membuat
Pelajaran fisika menjadi
kontekstual yang relevan dengan
kehidupan sehari-hari
 Peserta didik hanya sebagai
penonton dimana merasa tidak
terlibat langsung dalam proses
pembelajaran
 Peserta didik masih diperlakukan
sama dalam pembelajaran,
padahal kebutuhan dan gaya
belajar peserta didik berbeda-
beda
b. Nama: Nurlaily, S.Pd., M.M
Jabatan: Fasilitator Guru
Penggerak, Instruktur
Nasional Kurikulum 2013 dan
Pengawas Sekolah di
Kabupaten Pamekasan
Waktu: Sabtu, 18/11/2023
Menyatakan penyebab rendahnya
Motivasi belajar siswa:
 Aspek keluarga seperti kurang
perhatian/kepedulian orang tua
terhadap pendidikan anak, dari
keluarga yang kurang harmonis,
bermasalah dengan keluarga dll;
 Aspek sekolah seperti
pembelajaran kurang
menyenangkan, pembelajaran
monoton, sarpras kurang
memadai;
 Aspek masyarakat seperti sering
berkumpul dengan anak yang
malas, tradisi lingkungan kurang
mendukung dll.
 Pengetahuan guru mengenai
pembelajaran terkini yang sesuai
dengan kondisi terkini peserta
didik perlu ditingkatkan
 Peserta didik sudah merasa
Pelajaran fisika itu sulit, sehingga
memang butuh perhatian khusus
untuk memotivasi dan
meningkatkan semangat belajar
peserta didik
 Guru terlalu mengikuti gaya
belajarnya sendiri. Kurang
memperhatikan gaya belajar
peserta didik yang beragam.
Sehingga peserta didik tidak
merasa nyaman dan kurang
termotivasi selama kegiatan
pembelajaran

2 Rendahnya  Kajian Literatur Dari kajian literarur dan


kemampuan wawancara yang telah
1. Feny Kurnia, dkk (2014:43) dilakukan, factor penyebab
Peserta didik menyebutkan bahwa rendahnya masalah rendahnya
dalam literasi kemampuan literasi sains
kemampuan peserta didik
sains peserta didik Indonesia ini
dipengaruhi oleh banyak hal,
dalam literasi sains didominasi
antara lain: oleh:
1) Kurikulum dan sistem 1. Sarana buku dan bahan ajar
pendidikan yang kurang menarik yang
2) Pemilihan metode dan tersedia di perpustakaan
model pengajaran oleh guru sekolah atau asrama
3) Sarana dan fasilitas belajar 2. Pemilihan metode atau
4) Sumber belajar model pembelajaran yang
5) Bahan ajar, dan lain diterapkan oleh guru
sebagainya kurang kontekstual
3. Lingkungan belajar yang
Sumber:
Kurnia,F.,& Fahurohman, A.
kurang mendukung
4. Media pembelajaran yang
(2014). Analisis bahan ajar
digunakan oleh guru berupa
Fisika SMA kelas XI di
buku teks bukan media
Kecamatan Indralaya Utara pembelajaran interaktif
berdasarkan kategori literasi berbasis IPTEK sehingga
sains. Jurnal Inovasi dan belum mampu menciptakan
pembelajaran Fisika, 1(1).45 pembelajaran sepanjang hayat
https://ejournal.unsri.ac.id/ literasi sains siswa;
index.php/jipf/article/view/ 5. Minimnya program literasi di
1263/419 sekolah
2. Farikhatul Mukharomah
(2021), menjelaskan
kemampuan literasi sains
peserta didik dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu:
1) Bahan ajar
2) Model pembelajaran
3) Media pembelajaran
4) Lembar kerja peserta didik
5) Alat evaluasi yang berbasis
literasi sains

Sumber:
Mukharomah, F., Wiyanto, W., &
Putra, N. M. D. (2021). Analisis
kemampuan Literasi sains Fisika
Peserta Didik SMA Pada Materi
Kinematika Gerak Lurus di Masa
Pandemi Covid-19. Journal Of
Teaching and Learning Physics,
6(1),20
https://journal.uinsgd.ac.id/
index.php/jtlp/article/view/
10391/5389

3. Husnul Fuadi (2020) factor


penyebab rendahnya
kemampuan literasi sains peserta
didik disebabkan oleh:
1) Pemilihan Buku Ajar
2) Miskonsepsi
3) Pembelajaran tidak
kontekstual
4) Rendahnya kemampuan
membaca
5) Lingkungan dan iklim
belajar

Sumber :
Fuadi, H., Robbia, A.Z.,
Jamaluddin, J., & Jufri, A. W.
(2020). Analisis factor penyebab
rendahnya kemampuan literasi
sains peserta didik. Jurnal
Ilmiah Profesi Pendidikan ,
5(2), 115.
http://www.jipp.unram.ac.id/
index.php/jipp/article/vie
w/122/110

4. I Wayan Suastra. 2022. Menyatakan


kemampuan literasi sains siswa
rendah disebabkan oleh:
a. Penggunaan buku ajar yang belum
tepat;
b. Miskonsepsi siswa
c. Pembelajaran yang tidak
kontekstual
d. Rendahnya kemampuan membaca
e. Lingkungan dan iklim belajar;
f. Infrastruktur sekolah
g. Sumber daya manusia
h. Manajemen sekolah.
https://jurnalilmiahcitrabakti.ac.id/jil/
index.php/jil/article/view/580

 SUMBER WAWANCARA

1. Wawancara Kepala Sekolah


Nama kepala Sekolah NATA: ABD.
WAHED S.H.I
Waktu :Sabtu, 18/11/2023
Hasil wawancara dengan Kepala SMAS
NAZHATUT THULLAB didapatkan
faktor-faktor penyebab rendanya
kemampuan siswa dalam literasi sains di
sekolah adalah:
1) Kebayakan buku sains tidak menarik
untuk dibaca, hanya di dominasi oleh
tulisan Panjang dan rumus. Sehingga
kurang dekat dengan kehidupan
sehari-hari peserta didik.
2) Kebiasan guru kurang mendukung
peserta didik untuk membaca,
sehingga Sebagian besar peserta didik
memiliki kebiasaan membaca kurang.
Mereka cenderung lebih suka bermain
gadget daripada membaca buku.
Terutama buku-buku ilmu
pengethauan
3) Guru kurang mendukung pembiasaan
peserta didik untuk meningkatkan
kemampuan literasi sains peserta didik
dengan pemilihan buku ajar yang tepat
dan menyiapkan pembelajaran yang
bisa mendukung peningkatan
kemampuan literasi sains peserta
didik.

2. Hasil wawancara Teman Sejawat


Guru Fisika SMAS Nazhatut
Thullab
NAMA : Rahmad zainal,
M.Pd
Waktu : Minggu, 19/11/2023

Dari hasil wawancara didapatkan faktor-


faktor penyebab rendanya kemampuan
siswa dalam literasi sains di sekolah
adalah:
1) Kurang nya keterlibatan guru untuk
memberikan materi lebih/waktu
khusus di literasi sains
2) Sumber belajar peserta didik
seperti buku, modul, LKPD,
dan media yang digunakan
guru kurang kreatif
3) Kelengkapan media ajar
disekolah termasuk alat
praktikum masih kurang
4) Kelengkapan buku
diperpustakaan sekolah masih
kurang
3. Peserta Didik
a. Siswa kurang suka membaca
b. Sumber literatur kurang atau
minim
c. Kegitan literasi yang diwajibkan
minim

4. Pakar/Ahli
a. Wawancara dengan BIRO 1 Bagian
Kependidikan dan Guru Penggerak
angkatan 5
NAMA : Darwis Abrori, M.Pd
Waktu : Minggu. 19/11/2023

Hasil wawancara dengan Kepala Biro


Kependidkan NATA didapatkan faktor-
faktor penyebab rendanya kemampuan
siswa dalam literasi sains di sekolah
adalah:
1) Kebiasaan peserta didik untuk
membaca sangat kurang, terutama
membaca tentang ilmu
pengetahuan
2) Guru kurang membiasakan peserta
didik untuk meningkatkan
kemampuan literasi sains peserta
didik dengan menggunakan
metode, model, media dan bahan
ajar yang sesuai
3) Kurangnya pembiasaan dari
sekolah pada peserta didik untuk
meningkatkan literasi sainsnya,
seperti menyiapkan waktu khusus
bagi peserta didik untuk membaca
4) Sarana dan prasarana disekolah
seperti majalah dinding, perlu
ditingkatkan lagi untuk mendukung
kemampuan literasi sains peserta
didik.
5) Minat baca siswa yang kurang
b. Nama: Nurlaily, S.Pd., M.M
Jabatan: Fasilitator Guru
Penggerak, Instruktur Nasional
Kurikulum 2013 dan Pengawas
Sekolah di Kabupaten Pamekasan
Waktu: Sabtu, 18/11/2023
menyatakan penyebab kemampuan
literasi sains siswa rendah:
 Pembelajaran kurang
memanfaatkan berbagai literasi;
 Minimnya sumber literasi di
sekolah;
 Minimnya program literasi di
sekolah;
 Guru kurang memperhatikan
pentingnya literasi.

3 Rendahnya  Kajian Literatur Dari Kajian Literarur dan


Kemampuan 1. Kadek Dwi Arista, dkk(2022), wawancara yang telah
hasil Pelajaran fisika peserta dilakukan, factor penyebab
berfikir kritis didik masih kurang optimal. masalah didominasi oleh:
peserta didik Selain itu, soal-soal dalam
1. Proses pembelajaran
dalam UNBK juga menggunakan soal
HOTS sehingga peserta didik
peserta didik kurang
menyelesaikan mendukung untuk
harus mampu untuk
soal HOTS menganalisis soal dengan peningkatan kemampuan
berfikir kritis. Salah satu HOTS
penyebab kurang optimalnya 2. Pengetahuan awal
nilai UNBK yang diperoleh peserta didik yang masih
peserta didik di Indonesia rendah
adalah kurangnya kemampuan 3. Kurangnya
peserta didik dalam kemamapuan peserta didik
menganalisis soal dengan
dalam menganalisis soal
kritis.
dengan kritis
4. Media pembelajaran yang
Sumber:
digunakan oleh guru hanya
Arista, K. D. dkk. (2022).
berupa buku teks bukan media
Pengaruh Pembelajaran berbasis
pembelajaran interaktif
Fenomena Berbantuan Elearning
sehingga siswa kesulitan
Terhadap Kemapuan Berfikir
mengeksplor konsep materi
Kritis dan Motivasi Belajar
HOTS
Peserta Didik. Doctoral
5. Tugas lanjutan dan soal
dissertation, Universitas
penilaian sebagian besar masih
Pendidikan Ganesha,12 (1).123.
https://repo.undiksha.ac.id/9930/ bertingkatan kognitif C1, C2
(diakses pada 22 September 2023 dan C3 bukan HOTS(C4, C5,
pukul 13:38) dan C6) sehingga siswa belum
terbiasa dengan soal HOTS.
2. Kastri Fani, dkk(2021) 6. Guru belum
menjelaskan bahwa merangsang atau
kemampuan peserta didik membiasakan peserta didik
dalam menyelesaikan soal dalam pengguanaan
HOTS terbilang cukup serta pembelajaran HOTS di kelas
masih rendah pada
kemampuan peserta didik
dalam menjawab soal indicator
C6 (mencipta), hal ini akibat
dari kurangnya latihan untuk
membuat strategi penyelesaian
masalah pada soal.

Sumber:
Fani, K. (2021). Analisis
Kemampuan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal HOTS
Pada Pelajaran IPA.
Genderang Asa: Journal of
Primary Education, 2(2), 66-
75.
https://grahajurnal.id/
index.php/genderangasa/
article/view/165

3. Nurris Septa Pratama dan Edi


Istiyono (2015)
Menyatakan bahwa kemapuan
HOTS peserta didik Indonesia
masih rendah. Hal ini dapat
terjadi karena dalam proses
pembelajaran peserta didik
kurang dirangsang untuk
meningkatkan HOTS.

Sumber:
Pratama, N.S., & Istiyono, E
(2015, September). Studi
Pelaksanaan pembelajaran
fisika berbasis hinger order
thinking (HOTS) pada kelas X
di SMA Ngeri Kota
Yogyakarta. In PROSIDING:
Seminar Nasional Fisika Dan
Pendidikan Fisika (Vol. 6,
No.2)
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/
index.php/prosfis1/article/
view/7711

4. Berdasarkan penelitian yang


dilakukan Shidiq (2015),
menunjukkn bahwa kesulitan
dalam menghasilkan ide-ide
yang dialami oleh peserta
didik akan menyebabkan
peserta didik mengalami
masalah dalam menyelesaikan
soal yang lebih kompleks. Hal
ini adalah sebuah faktor utama
yang mempengaruhi prestasi
mereka. Oleh karena itu,
peserta didik perlu lebih
banyak atau dan lebih sering
belajar HOTS untuk
mengatasil hal tersebut

Sumber:
Shidiq, A. S., Masykuri, M.,
& VH, E. S. (2015).
Analisis Higher Order
Thinking Skills (HOTS)
menggunakan instrumen
two-tier multiple choice
pada materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan untuk
siswa kelas XI SMA N 1
Surakarta. In Prosiding
SNPS (Seminar Nasional
Pendidikan Sains) (Vol. 2,
pp. 159- 166).
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/
index.php/snps/article
/view/7972

5. Junaidi Junaidi. 2022. Menyatakan


siswa kesulitan mengerjakan soal
HOTS disebabkan oleh siswa yang
tidak memahami materi dan
siswa yang tidak mengerti
perintah soal. Masalah tidak hanya
terjadi dari siswanya tetapi juga
disebabkan oleh guru yang tidak
menjelaskan dan tidak
membiasakan siswa dalam
mengerjakan soal HOTS. Penyebab
guru yang tidak membiasakan
pembelajaran dan soal HOTS
kepada siswa disebabkan oleh
kurangnya pelatihan tentang HOTS
yang diberikan kepada guru.
https://naradidik.ppj.unp.ac.id/
index.php/nara/article/view/12

 SUMBER WAWANCARA

1. Wawancara Kepala Sekolah


Nama kepala Sekolah NATA: ABD.
WAHED S.H.I
Waktu :Sabtu,
18/11/2023
Hasil wawancara dengan Kepala
SMAS NAZHATUT THULLAB
didapatkan faktor penyebab rendanya
kemampuan peserta didik
menyelesaikan soal HOTS disebabkan
oleh:
1) Pengetahuan awal peserta didik
masih rendah
2) Peserta didik belum terbiasa
pembelajaran dengan HOTS
3) Guru belum membiasakan untuk
membuat soal yang berjenjang
levelnya
2. Hasil wawancara Teman
Sejawat Guru Fisika SMAS Nazhatut
Thullab
NAMA : Rahmad zainal, M.Pd
Waktu : Minggu, 19/11/2023

Dari hasil wawancara didapatkan


faktor-faktor penyebabnya kurangnya
kemampuan peserta didik
menyelesaikan soal HOTS disebabkan
oleh :
1) Guru kurang memiliki
pengetahuan lebih mengenai
pembelajaran HOTS
2) Guru belum merangsang atau
membiasakan peserta didik dalam
pengguanaan pembelajaran
HOTS di kelas
3) Peserta didik masih kesulitan
menjawab dengan level kognitif
C1 sampai C3. Sehingga guru
tidak bisa menggunakan level
kognitif yang lebih tinggi

3. Peserta didik
a. Soal hots membutuhkan
pemikiran lebih sehingga
bikin jenuh
b. Soalnya Panjang.

4. Pakar/Ahli
a. Wawancara dengan BIRO 1
Bagian Kependidikan dan
Guru Penggerak angkatan 5
NAMA : Darwis Abrori,
M.Pd
Waktu : Minggu. 19/11/2023

Hasil wawancara dengan Kepala Biro


Kependidkan NATA didapatkan
bahwa rendahnya kemampuan peserta
didik menyelesaikan soal HOTS
disebabkan oleh:
1) Guru masih memerlukan tambahan
pengetahuan mengenai
pengetahuan dan penerapan HOTS.
2) Pembelajaran yang dilakukan di
kelas masih level LOTS jarang
sampai pad level HOTS.
3) Peserta didik belum terlatih dengan
pembelajaran HOTS

b. Nama: Nurlaily, S.Pd., M.M


Jabatan: Fasilitator Guru
Penggerak, Instruktur Nasional
Kurikulum 2013 dan Pengawas
Sekolah di Kabupaten Pamekasan
Waktu: Sabtu, 18/11/ 2023
menyatakan penyebab siswa kesulitan
mengerjakan soal HOTS:
 Pembelajaran kurang
memanfaatkan literasi HOTS;
 Minimnya sumber literasi HOTS di
sekolah;
 Siswa kurang terbiasa mengerjakan
soal HOTS;

4 Rendahnya  Kajian Literatur Dari kajian literatur dan


keterlibatan 1. Rahila salay (2019) mengatakan wawancara yang telah
bahwa pada model Teacher dilakukan, faktor
peserta didik Centered Learning (TCL) guru penyebab masalah
dalam proses atau pendidik sebagai seorang didominasi oleh:
pembelajaran ahli menyampaikan ilmu 1. Guru kurang
yang diberikan pengetahuan kepada peserta mengarahkan peserta
didik. Model ini ternyata didiknya untuk aktif
guru (peserta membuat peserta didik kurang dalam pembelajaran
didik cendrung terkibat dalam pembelajaran 2. Belum berubahnya
pasif dalam karena hanya mendengarkan saja kebiasaan guru dalam
pembelajaran) proses pembelajaran berlangsung penggunaan model
sehingga kreativitas peserta didik Teacher Centre
kurang terpupuk atau bahkan Learning (TCL)
cenderung tidak kreatif. 3. Stategi Pembelajaran guru
yang belum mengarah pada
Sumber: peserta didik aktif
Salay, R. (2019). Perbedaaan 4. Guru masih menngunakan
Motivasi Belajar Peserta didik paradigma lama dalam
yang mendapatkanTeacher proses pembelajaran.
Centered Learning (TCL) dengan 5. metode yang digunakan
Student Centered Learning kurang menyenangkan dan
(SCL). kurang meningkatkan minat
https://osf.io/preprints/inarxiv/ belajar peserta didik
ybeux/ 6. Guru jarang
memberikan reward
2. Elsa Handayani dan Pintor sederhana kepada
Simamora (2019), mengatakan peserta didik , misalnya
bahwa rendahnya kemampuan ucapan selamat atau
peserta didik dalam memecahkan sekedar tepuk tangan.
masalahnya disebabkan oleh
rendahnya pemahaman dan minat
peserta didik dalam belajar fisika
serta kurangnya keterlibatan
peserta didik dalam proses
pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran yang awalnya
berorientasi kepada guru perlu
diubah menjadi kegiatan
pembelajaran berorientasi kepada
peserta didik agara dapat
mengatasi permasalahan yang
dihadapi pada proses
pembelajaran fisika.

Sumber:
Handayani, E., & Simamora, P.
(2019). Pengaruk model
discovery learning berbantuan
media phet terhadap kemampuan
pemecahan masalah tingkat SMA
pada materi pokok fluida
dinamis. INPAFI (Inovasi
Pembelajaran Fisika), 7.(3)
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/
index.php/inpafi/article/view/
14567

3. Supardi (2015), menjelaskan


bahwa paradigma pembelajaran
lama, yakni guru memberikan
pengetahuan kepada peserta
didik secara pasif. Guru tidak
tahu proses belajar mengajar
yang tepat, dia hanya merasa
perlu menuangkan apa yang
diketahuinya kedalam memori
peserta didik yang setia
menerimanya. Masih banyak
guru yang menganggap
paradigma lama ini sebagai satu-
satunya alternatif media
pembelajaran. Mereka mengajar
dengan ceramah dan
mengharapkan peserta didik
duduk, tidak banyak terlibat dan
mengkompetensikan peserta
didik satu dengan lainnya.

Sumber:
Supardi, S. U., Leonard, L.,
Suhendri, H., & Rismurdiyati,
R. (2015). Pengaruh media
pembelajaran dan minat belajar
terhadap hasil belajar fisika.
Formatif: Jurnal Ilmiah
Pendidikan MIPA, 2(1).
https://journal.lppmunindra.ac.i
d/index.php/Formatif/
article/view/86
 SUMBER WAWANCARA

1. Wawancara Kepala Sekolah


Nama kepala Sekolah NATA: ABD.
WAHED S.H.I
Waktu :Sabtu,
18/11/2023
Hasil wawancara dengan Kepala
SMAS Nazhatut Thullab
menyebutkan bahwa. faktor-
faktor penyebab kurangnya
keterlibatan peserta didik
dalam pembelajaran antara
lain:
a. Guru tidak memposisikan
sebagai teman kepada
peserta didik
b. Belum berubahnya
kebiasaan guru
terhadap teacher center
learning dan metode
ceramah
c. Pengetahuan guru
tentang model
pembelajaran inovatif
masih perlu
ditingkatkan
d. Guru kurang
mengarahkan peserta
didiknya untuk aktif
dalam pembelajaran
dengan penggunaan
media, model, dan
sumber belajar lain
yang interaktif.
e. Guru jarang
memberikan reward
sederhana kepada
peserta didik , misalnya
ucapan selamat atau
sekedar tepuk tangan.
2. Hasil wawancara Teman Sejawat
Guru Fisika SMAS Nazhatut
Thullab
NAMA : Rahmad zainal,
M.Pd
Waktu : Minggu, 19/11/2023

Dari hasil wawancara didapatkan.


faktor- faktor penyebab
kurangnya keterlibatan peserta
didik dalam pembelajaran
antara lain:
a. Guru tidak menjadikan peserta
didik sebagai teman belajar
b. Guru sering
melaksanakan
pembelajaran tanpa
memperhatikan
perencanaan yang sudah
dibuat dalam RPP
c. Guru kurang
memperhatikan gaya
belajar peserta didik
d. Motivasi guru dalam
menerapkan model
pembelajaran inovatif
kurang, karena
keterbatasan alat
praktikum.
e. Guru tidak mengetahui
latar belakang,
kemampuan, cara belajar
peserta didik
3. Peserta didik
a. Peseta didik tidak menyukai
pelajaran fisika, Fisika dianggap
pelajaran yang sangat sulit
b. Metode mengajar guru yang masih
dominan dalam pembelajaran
4. Pakar/Ahli
a. Wawancara dengan BIRO 1
Bagian Kependidikan dan
Guru Penggerak angkatan 5
NAMA : Darwis Abrori,
M.Pd
Waktu : Minggu. 19/11/2023

Hasil wawancara dengan Kepala


Biro Kependidkan NATA
didapatkan faktor-faktor
penyebab kurangnya
keterlibatan peserta didik
dalam pembelajaran antara
lain:
1) Kompetensi guru belum
ditingkatkan. Pengetahuan
tentang pembelajaran inovatif
sangat berkembang dengan
pesat, jadi guru dituntut
selalu memperbaharui
pengetahuannya,
meningkatkan kompetensinya
mengikuti perkembangan
jaman.
2) Kesadaran dalam
menjalankan tugas dengan
penuh tanggung jawab pelu
ditingkatkan lagi.

b. Nama: Nurlaily, S.Pd., M.M


Jabatan: Fasilitator Guru
Penggerak, Instruktur Nasional
Kurikulum 2013 dan Pengawas
Sekolah di Kabupaten Pamekasan
Waktu: , 18/11/2023
menyatakan penyebab siswa pasif
dalam pelajaran MIPA:
 Model dan metode pembelajaran
kurang inovatif;
 Media pembelajaran kurang
interaktif;
 Guru belum mampu memenuhi
kebutuhan belajar murid;
 Guru belum menerapkan proses
stimulus respon, saintifik
inquiry, pembelajaran
berdiferensiasi, TPACK,
STEAM, KPS dan proses
inovatif lainnya.

5 Peserta didik  Kajian Literatur Dari kajian literatur dan


belum wawancara dapat
sepenuhnya 1. Menurut Lestari (2018: 123) Penyebab disimpulkan factor apa
peserta didik kesulitan dalam saja yang disebabkan
memanfaatkan memanfaatkan teknologi dalam Peserta didik belum
tekonologi pembelajaran adalah : sepenuhnya memanfaatkan
informasi dalam 1. Guru mengajar dengan tekonologi informasi dalam
pembelajaran menggunakan buku teks saja pembelajaran fisika di
fisika. 2. Pembelajaran dengan memanfaatan dominan oleh:
teknologi TIK menyita waktu dan 1. kemampuan guru dalam
biaya penguasaan IT masih rendah
3. keengganan guru untuk 2. sarana dan prasarana
memanfaatkan berbagai sumber pendukung yang terbatas
belajar termasuk pemanfaatan TIK 3. ketersediaan jaringan internet
dalam kegiatan pembelajaran dan sinyal yang belum
mendukung
Lestari, Sri. (2015). Faktor-faktor 4. keengganan guru untuk
yang Mempengaruhi Pemanfaatan memanfaatkan berbagai
TIK oleh Guru, Jurnal Kwangsan, sumber belajar termasuk
Vol. 3 No. 2, Edisi Desember pemanfaatan TIK dalam
2015. kegiatan pembelajaran,
akibtanya pembelajaran
2. Menurut Bastudin (2021) Kendala bersifat monoton dan kurang
utama peserta didik dalam menarik
pemanfaatan TIK dalam pembelajaran 5. Pembelajaran dengan
adalah pemanfaatn TIK dianggap
1. sarana dan prasarana pendukung menyulitkan
yang terbatas
2. ketersediaan jaringan internet dan
sinyal
3. pengetahuan teknis guru tentang
teknologi informasi dan
komunikasi yang terbatas
4. ketakutan dan pertimbangan
dampak negatif dari penggunaan
alat berupa handphone (HP) dan
laptop

Bastudin, 2022. Hambatan Utama


Penggunaan TIK dalam
Pembelajaran dan Strategi
Mengatasinya.
https://suyanto.id/hambatan-utama-
penggunaan-tik-dalam-pembelajaran-
dan-strategi-mengatasinya/ diakses
tanggal 31 Agustus 2022

3. menurut Erwin, dkk. (2019: 212)


Hambatan-hambatan pengintegrasian
TIK dalam pembelajaran, dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Secara fisik dapat berupa sarana
dan prasarana yang belum
memadai
2. Secara Non-fisik
a. Kepercayaan diri guru kurang
dalam menggunakan TIK dalam
melaksanakan proses KBM
b. Kurangnya kompetensi guru
Sikap guru dan resistensi yang
melekat terhadap perubahan.
Sikap dan resistensi guru untuk
mengubah tentang penggunaan
strategi baru yaitu dengan
integrasi TIK dalam KBM
 SUMBER WAWANCARA

1. Wawancara Kepala Sekolah


Nama kepala Sekolah NATA: ABD.
WAHED S.H.I
Waktu :Sabtu,
18/11/2023
Hasil wawancara dengan Kepala
SMAS NAZHATUT THULLAB
menyebutkan bahwa. faktor-
Peserta didik belum sepenuhnya
memanfaatkan tekonologi informasi
dalam pembelajaran fisika..
 Pengetahuan guru tentang
teknologi yang terbatas
 Sarana dan prasarana pendukung
yg masih terbatas
 wifi sekolah belum memenuhi
untuk kebutuhan seluruh peserta
didik
 Ketakutan dan pertimbangan
dampak negatif dari penggunaan
Laptop di kelas, karena anak
cenderung menyalahgunakan
penggunaan Laptop saat diberi izin

2. Hasil wawancara Teman Sejawat


Guru Fisika SMAS Nazhatut
Thullab
NAMA : Rahmad zainal,
M.Pd
Waktu : Minggu, 19/11/2023

Dari hasil wawancara didapatkan.


faktor- faktor- Peserta didik belum
sepenuhnya memanfaatkan tekonologi
informasi dalam pembelajaran fisika..
.
 Kurangnya minat guru untuk
mengupgrade kemampuan IT nya
 Fasilitas perangkat dan jaringan
yang kurang mendukung
 Tidak adanya kewajiban dari
pimpinan utk memanfaatkan IT
3. Peserta didik
 Peserta didik belum memeliki
laptop/ komputer
 Tidak ada pelajaran TIK pada tahun
ajaran yang lama
 Keterbatasan fasilitas internet di
kelas

4. Pakar/Ahli
Wawancara dengan BIRO 1 Bagian
Kependidikan dan Guru Penggerak
angkatan 5
NAMA : Darwis Abrori, M.Pd
Waktu : Minggu. 19/11/2023

Hasil wawancara dengan Kepala Biro


Kependidkan NATA didapatkan
bahwa faktor- faktor- Peserta didik
belum sepenuhnya memanfaatkan
tekonologi informasi dalam
pembelajaran fisika...
 kemampuan sebagian guru dalam
penguasaan IT masih rendah.
 fasilitas yang kurang memadai,
misalnya jaringan internet belum
memadai
 peserta didik kadang juga belum
siap memanfaatkan teknologi
dengan maksimal.
 Guru enggan untuk mengubah
metode pembelajaran
 Pembelajaran dengan
pemanfaatn TIK dianggap
menyulitkan

You might also like