You are on page 1of 77

PENGARUH EKSTRAKURIKULER ROHIS TERHADAP

MODERASI BERAGAMA DI MAN 1 KERINCI

SKRIPSI

OLEH :

MIFTHAHUL JANNAH
NIM :1910201225

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN 1444 H/ 2023 M
PENGARUH EKSTRAKURIKULER ROHIS TERHADAP
MODERASI BERAGAMA DI MAN 1 KERINCI

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci

untuk memenuhi salah satu persyarat

dalam menyelesaikan program sarjana

Pendidikan Agama Islam

OLEH

MIFTHAHUL JANNAH
NIM :1910201225

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN 1444 H/ 2023 M

i
Rasmita.,S.Ag.,M.Pd Sungai Penuh, 2023
Albertos Damni.,M.Pd Kepada
Dosen IAIN Kerinci Yth, Dekan Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan
di-
Tempat
NOTA DINAS
Assalamu’alaikum wr,wb

Dengan Hormat, Setelah membaca dan mengadakan bimbingan dan

perbaikan, maka kami mendapatkan bahwa skripsi saudara: Mifthahul jannah

NIM:1910201225 yang berjudul “Pengaruh Ekstrakurikuler Rohis Terhadap

Moderasi beragama di MAN 1 Kerinci “ , telah dapat diajukan untuk

dimunaqasahkan guna melengkapi tugas dan memenuhi syarat untuk memperoleh

gelas Sarjana Pendidikan (S.Pd), pada jurusan pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci. Maka

dengan ini kami ajukan skripsi tersebut, agar dapat diterima dengan baik.

Demikianlah semoga bermanfaat bagi agama, bangsa dan Negara.

Wassalam

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Rasmita.,S.Ag.,M.Pd Albertos Damni.,M.Pd


NIP. 197405242000032003 NIP. 198808062020121009

ii
INSTUTUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Skripsi oleh Mifthahul Jannah NIM: 1910201225 dengan berjudul: “ Pengaruh


Ekstrakurikuler Rohis terhadap Moderasi beragama di MAN 1 Kerinci”, telah
diuji dan dipertahankan pada tanggal
Dewan Penguji

Ketua Sidang
Nama Dewan Penguji
NIP:

Penguji 1
Nama Penguji 1
NIP:

Penguji 2
Nama Penguji 2
NIP:

Pembimbing 1
Rasmita.,S.Ag.,M.Pd
NIP. 197405242000032003

Pembimbing 2
Albertos Damni.,M.Pd
NIP. 198808062020121009
Mengesahkan Mengetahui
Dekan Ketua Jurusan

Dr. Hadi Candra.,S.Ag.,M.Pd Dr. Nuzmi Sasferi.,S.Pd.,M,Pd


NIP. 197306051999031004 NIP. 197806052006041001

iii
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda Tangan dibawah ini :

Nama : Mifthahul Jannah

NIM : 1910201225

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama


Islam Negeri (IAIN) Kerinci
Dengan ini sya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya, Skripsi dengan judul ”Pengaruh Ekstrakurikuler

Rohis terhadap Moderasi Beragama di MAn 1 Kerinci" adalah asli dan

belum pernah diajukan untuk mendapat gelar akademik pada perguruan

tinggi manapun.

2. Karya tulis ini murni gagasan, penilaian, dan rumusan saya sendiri, tanpa

bantuan tidak sah dari pihk lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.

3. Di dalam karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah

ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali kutipan secara tertulis

dengan jelas dan dicantumkan sebagai acuan di dalam naskah saya dengan

disebutkan nama pengarangnya dan dicantumkan pada daftar rujukan.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian

hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran pernyataan ini, saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah

saya peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuia dengan

norma dan ketentuan hukum yang berlaku.

iv
Sungai penuh, 2023
Saya yang menyatakan

Materai 6000

Mifthahul Jannah
NIM. 1910201225

v
ABSTRAK

Mifthahul Jannah, 2023, Pengaruh Ekstrakurikuler Rohis terhadap


Moderasi beragama di MAN 1 Kerinci. Pendidikan Agama Islam
(I) Rasmita.,S.Pd.,M.Pd. (II) Albertos Damni.,M.Pd.
Kata Kunci: Ekstrakurikuler Rohis, Moderasi Beragama
Untuk mencapai tujuan pendidikan, meningkatkan kualitas pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap, serta memperluas cara berpikir siswa, maka
partisipasi dalam kegiatan kerohanian merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang
bertujuan untuk meningkatkan wawasan siswa dalam memahami agama Islam.
Semua faktor tersebut mungkin berdampak pada moderasi beragama siswa. Istilah
moderasi yang berarti moderasi (tidak berlebihan dan tidak ada kelangkaan)
berasal dari kata latin moderation.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh
Ekstrakurikuler Kerohanian di MAN 1 Kerinci terhadap Moderasi Beragama. .
Jenis penelitian ini adalah field research dengan desain kuantitatif dan dilakukan
di lapangan. Kuesioner dan catatan tertulis, serta teknik analisis deskriptif dan
inferensial, digunakan untuk mengumpulkan data..
“(1) Partisipasi aktif dalam kegiatan kerohanian termasuk dalam kategori
Cukup dengan persentase sebesar 67,3% berdasarkan temuan penelitian. (2)
Angka persentase sebesar 71,8% menempatkan moderasi beragama pada
kelompok cukup. (3) Di MAN 1 Kerinci, tidak terdapat hubungan nyata antara
tingkat partisipasi kegiatan spiritual dan moderasi beragama. R Square, atau r2,
memiliki nilai 0,019. Skor tersebut menunjukkan bahwa Ekstrakurikuler Rohani
(X) tidak berpengaruh terhadap Moderasi Beragama (Y), namun ada faktor lain
yang belum diteliti peneliti mempunyai pengaruh 100% terhadap Moderasi
Beragama di MAN 1 Kerinci.

vi
ABSTRACT

Mifthahul Jannah, 2023, The influence of spiritual extracurriculars on


religious moderation at MAN 1 kerinci. Islamic religious education (I)
Rasmita., S.pd, M.pd , (II) Albertos Damni., M.pd.

Keywords: Spiritual Extracurricular, Religious Moderation

“To achieve educational goals, improve the quality of knowledge, skills,


values, and attitudes, as well as broaden students' ways of thinking, participation
in spiritual activities is an extracurricular activity that aims to increase students'
insight into understanding Islam. All of these factors may have an impact on
student religious moderation. The term moderation which means moderation (no
excess and no scarcity) comes from the Latin word moderation.

The purpose of this study was to find out how Spiritual Extracurriculars at
MAN 1 Kerinci affect Religious Moderation. This kind of research has a
quantitative design and is carried out in the field. Questionnaires and written
notes, as well as descriptive and inferential analysis techniques, were used to
collect data..

“(1) Active participation in spiritual activities is included in the Enough


category with a percentage of 67.3% based on research findings. (2) The
percentage figure of 71.8% places religious moderation in the moderate group. (3)
At MAN 1 Kerinci, there is no real relationship between the level of participation
in spiritual activities and religious moderation. R Square, or r2, has a value of
0.019. This score indicates that Spiritual Extracurriculars (X) have no effect on
Religious Moderation (Y), but there are other factors that have not been examined
by researchers that have a 100% influence on Religious Moderation at MAN 1
Kerinci.

vii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO

PERSEMBAHAN

- Setiap garis yang digambar dengan tinta ini melambangkan keagungan

dan rahmat yang dianugerahkan Allah SWT kepada umatnya.

- Getaran doa tiada henti dari orang tua, saudara, dan orang-orang

tercinta lainnya telah membantu saya menyelesaikan makalah ini setiap

detiknya.

- Setiap pancaran semangat dalam penularan ini merupakan dorongan dan

dukungan dari sahabat – sahabat ku.

MOTTO

Tidak ada manusia yang diciptakan gagal yang ada hanyalah mereka gagal

memahami potensi diri dan gagal merancang kesuksesan.

ْ ‫﴾ َوإ ى َٰل َ ِّرب َك َف ْار َغ‬٧ ﴿ ‫ب‬


﴾٨ ﴿ ‫ب‬ ْ ‫ت َف ْان َص‬
َ ْ ََ َ َ
‫ف ِإذا فرغ‬ ً ْ ‫إ َّن َم َع ْال ُع ْْس ُي‬
﴾٦ ﴿ ‫ْسا‬
ِ ِ ِ

” sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila kamu telah

selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”(QS Al-Insyira:6-

8)

viii
KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

segala nikmat, arahan, dan persetujuan-Nya dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi ini, yang diberi nama, “Pengaruh

Ekstrakurikuler Rohis Terhadap Moderasi beragama di MAN 1

Kerinci” dapat dengan mudah dipenuhi sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan gelar sarjana. Shalawat dan salam senantiasa kita panjatkan

kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman

jahiliyah ke jalan yang jelas yaitu keimanan Islam..

Berbagai macam prosedur dan kesulitan yang penulis temui pada

saat menyusun skripsi ini, namun atas bantuan, arahan, inspirasi, dan

masukan dari beberapa pihak, penulis dapat memperlancar dan mempercepat

penyelesaian skripsi ini hingga dapat diserahkan kepada pihak munaqosyah.

perakitan. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis sangat mengapresiasi:

1. Kedua Orang Tua saya, ayahnda dan ibunda yang tiadahenti memberikan

kasih saying dan ketulusan kepada saya.

2. Rektor IAIN Kerinci Dr. H Asa’ari., M.Ag dan Bapak Wakil Rekrot I Dr.

Ahmad Jamin.,S.Ag,.S.IPI.,M.Ag,.Wakil Rektor II Dr. Jafar

Ahmad.,S.Ag.,M.Si dan Wakil Rektor III Dr. Halil Khusairi.,M.Ag

Periode 2021 – 2025, yang telah memberi kemudahan kepada penulis.

3. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Periode 2021 – 2025 Dr.

Hadi Canrda., S.Ag.,M. Pd beserta wakil Dekan I Dr. Saadudin,M.PdI,

ix
Wakil dekan II Dr. Suhaimi,S.Pd.,M.Pd Wakil dekan III Eva Ardianl.,

M.A yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada penulis .

4. Ketua Jurusan PAI Dr. Nuzmi Sasferi.,M.Pd dan sekretaris jurusan PAi

Ali Marzuki Zebua.,M.Pd periode 2021-2025 yang telah mendukung dan

memberi bimbingan dan kemudahan kepada penulis.

5. Ibu Rasmita.,S.Ag.,M.Pd dan Bapak Albertos Damni.,M.Pd selaku

pembimbing I dan II, yang telah berusaha memberikan bimbingan,

arahan, koreksi dan petunjuk kepada penulis , sehingga selesainya skripsi

ini.

6. Penasehat akademik yang selalu memberi dukungan dan membimbing

saya selama perkuliahan di IAIN Kerinci.

7. Para pengajar dan staf IAIN Kerinci yang telah mempermudah penulisan

dan memberikan bantuan kepada penulis..

8. Petugas perpustakaan yang telah mempermudah saya memimjam rujukan

selama perkuliahan.

9. Saudara saya yang istimewa kakak, suami dan anak tercinta serta segenap

keluarga besar.

10. Motifator saya yang selalu meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan

saya.

11. Sahabat saya yang senantiasa mencurahkan tenaga dan semangat kepada

saya.

12. Rekan – rekan seperjuangan saya di kelas PAI angkatan 2019 , serta

seluruh orang – orang baik yang selalu ada baik dimasa saat ini maupun

x
akan datang.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

bagi pembaca pada umunya.

Sungai Penuh, 2023

Penulis

Mifthahul Jannah
NIM. 1910201225

xi
DAFTAR ISI

COVER

HALAMAN JUDUL ----------------------------------------------------------------- i

NOTA DINAS ------------------------------------------------------------------------- ii

LEMBAR PENGESAHAN ---------------------------------------------------------- iii

SURAT PERNYATAAN ------------------------------------------------------------ iv

ABSTRAK ----------------------------------------------------------------------------- v

PERSEMBAHAN DAN MOTTO -------------------------------------------------- vi

KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------- vii

DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------------- xi

DAFTAR TABEL -------------------------------------------------------------------- xiii

DAFTAR GAMBAR ----------------------------------------------------------------- xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Blakang Masalah ------------------------------------------------- 1

B. Batasan Masalah --------------------------------------------------------- 5

C. Tujuan penelitian -------------------------------------------------------- 5

D. Manfaat Penelitian ------------------------------------------------------- 5

E. Definisi Operasional ---------------------------------------------------- 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori -------------------------------------------------------------- 8

1. Konsep Kerohanian Islam ----------------------------------------- 8

2. Keaktifan mengikuti Rohis ---------------------------------------- 14

3. Moderasi Beragama ------------------------------------------------ 18

xi
B. Penelitian Relevan ------------------------------------------------------- 23

C. Kerangka Teori ---------------------------------------------------------- 26

D. Hipotesis ------------------------------------------------------------------ 26

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ---------------------------------------------------------- 28

B. Desain Penelitian -------------------------------------------------------- 28

C. Populasi dan Sampel --------------------------------------------------- 29

D. Variabel Penelitian ------------------------------------------------------ 31

E. Teknik pengmpulan data ----------------------------------------------- 32

F. Instrumen Penelitian ---------------------------------------------------- 32

G. Teknik Analisis data ---------------------------------------------------- 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ---------------------------------------------------------- 39

1. Tingkat Keaktifan Siswa Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler

Rohis ------------------------------------------------------------------ 39

2. Tingkat Moderasi Beragama -------------------------------------- 42

3. Pengaruh Keaktifan Ekstrakurikuler Rohis terhadap

Moderasi Beragama ------------------------------------------------ 46

B. Pembahasan -------------------------------------------------------------- 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------- 58

B. Saran --------------------------------------------------------------------------- 58

DAFTAR PUSTAKA ---------------------------------------------------------------- 60

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Rencana Penelitian ............................................................................. 30

Tabel 2 Uji Validasi Variabel X....................................................................... 36

Tabel 3 Uji Validasi Variabel Y....................................................................... 37

Tabel 4 Distribusi Jawaban Responden variabel X.......................................... 39

Tabel 5 Hasil Analisis Statistik Deskriptif variabel X ..................................... 40

Tabel 6 Distribusi Frekuensi skor variabel X .............................................. 41

Tabel 7 Distribusi Jawaban Responden Variabel Y ........................................ 43

Tabel 8 Hasil Analisis Statistik Deskriptif variabel Y .................................... 44

Tabel 9 Distribusi Frekuensi skor variabel Y ............................................. 45

Tabel 10 Analisis Deskriptif................................... ......................................... 46

Tabel 11Uji Normalitas............................................. ....................................... 48

Tabel 12 Hasil Regresi .................................................................................... 49

Tabel 13 Anova ........................................................... .................................... 49

Tabel 14 Persamaan Regresi Linier Sederhana..........................................50

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Histogram Keaktifan Rohis ............................................................ 42

Gambar 2 Histogtam Moderasi Beragama ...................................................... 45

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang luar biasa telah menghilangkan batasan-batasan dalam

kehidupan manusia. Meski jaraknya sangat jauh, peristiwa di satu belahan

dunia dapat dipahami dengan cepat dan tepat di belahan dunia lain dalam

hitungan detik. Metode komunikasi termasuk telepon, telepon seluler,

internet, radio, televisi, dan media massa telah mengubah dunia dari hal yang

mustahil menjadi hal yang dapat dilakukan. Dengan kata lain, era globalisasi

informasi kini sudah tiba. Perubahan dan timbal balik nilai-nilai budaya tidak

bisa dihindari di era globalisasi saat ini. (Qodri Azizy, 2004).

Keberagaman sudah ditakdirkan, itu bukanlah sesuatu yang diminta

orang, itu adalah sesuatu yang Tuhan, Sang Pencipta, berikan kepada kita.

Kesenjangan ini harus kita terima karena ketimpangan itu pasti ada karena

setiap individu yang lahir ke bumi ini pasti mempunyai perbedaan dengan

manusia lainnya. Sekalipun Tuhan menghendakinya, mudah untuk menyamai

semuanya. Namun, Tuhan ingin menyampaikan kepada umat manusia bahwa

keberagaman adalah anugerah yang luar biasa dan tidak boleh dipertanyakan

lagi bagi manusia.(Tri Wahyuni & Nihayatul Husna, 2021).

Sebagaimana telah difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat

Al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi, “Hai manusia, Kami ciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan kami jadikan kamu berbangsa-

1
2

bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal, keberagaman adalah

sebuah keharusan yang harus diakui dan diterima sebagai wujud keimanan

kita kepada Tuhan Sang Pencipta.” Orang yang paling bertakwa di antara

kalian, sesungguhnya adalah orang yang paling terhormat di antara kalian di

mata Allah. Allah tidak diragukan lagi Maha Bijaksana.(Departemen Agama

RI, 2015).

Dalam kondisi pandemi, menurut Prof Dr Moh Mukri MAg, sikap

moderasi dalam beragama. Pertama, bersabar dalam menghadapi musibah

Covid-19 karena sabar merupakan manifestasi keyakinan teologis (akidah)

yang diimplementasikan dalam asikap (akhlak) menghadapi praksis

kehidupan sehari-hari. Kedua, mengikuti anjuran pemerintah, pakar dan pihak

berwenang dalam penanganan Covid-19. Ketiga, mengutamakan

kemasslahatan manusia sesuai dengan kaidah fikih Dar’ul Masaid Aula Min

Jalbil Musholih atau menghilangkan kemudharatan itu harus didahulukan

ketimbang mengambil manfaat. Keempat, tolong menolong dalam mengatasi

Covid-19 dan dampaknya, menurut beliau tolong menolong harus ikhlas

tanpa dibatasi suku, agama dan status social. Ini merupakan perwujudan

dalam memperkokoh ukhuwah Islamiyah, Bashariyah, dan Wathoniyah (Tri

Wahyuni & Nihayatul Husna, 2021).

Dalam upaya peningkatan sumber daya manusia, pendidikan di

sekolah bertujuan untuk mengembangkan nilai-nilai spiritual, pengetahuan,

dan kemampuan siswa, serta bagian lain dari kemanusiaannya. Oleh karena

itu, kegiatan pengembangan di luar kelas, seperti kegiatan ekstrakurikuler


3

yang mendukung pengembangan karakter dan kepribadian siswa, diperlukan

untuk melengkapi proses pembelajaran. Artinya kegiatan ekstrakurikuler dan

kurikuler tidak bisa menjadi landasan utama dalam pembelajaran.

Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler kerohanian Islam merupakan

salah satu cara untuk meningkatkan akhlak, bakat, pengetahuan, bakat, dan

hobi siswa sekaligus membina kepribadian dan keberagaman. (Nassrullah

Nurdin, 2018).

Kegiatan kerohanian Islam terutama berfokus pada pendalaman

pemahaman peserta didik terhadap ilmu-ilmu agama Islam dalam rangka

memajukan tujuan pendidikan, meningkatkan keterampilan, nilai-nilai, dan

sikap peserta didik, serta memperluas wawasan, yang semuanya dapat

berdampak pada moderasi beragama. (Nassrullah Nurdin, 2018).

Pengajian bulanan, pengajian mingguan, dan pengajaran membaca

dan menulis Al-Qur'an hanyalah beberapa contoh jenis kegiatan spiritual

yang biasa dilakukan di sekolah yang memiliki komponen keagamaan. Salah

satu gerakan yang mempromosikan kebaikan dan menentang kejahatan

adalah aktivitas spiritual. (Widyantoro, 2003).

Menurut Koesmarwanti dan Nugroho Widyantoro, “Islam spiritual”

kadang-kadang disebut dengan “Rohis”, yaitu wadah besar yang digunakan

siswa untuk melaksanakan upaya dakwah di sekolah untuk memajukan

kebajikan.. (Widyantoro, 2003). Hal ini sejalan dengan perintah Allah dalam

Q.S. AliImran /3: 104


َ ۡ ۡ ُ َ ‫ۡ ۡى ُ ٮ‬ َ ۡ ۡ َ ۡ َ ۡ ‫ُۡ ُ ٌ ۡ َ ى‬ ُ َۡ
‫َولتك ۡن ِّمنك ۡم ا َّمة َّيد ُع ۡون ِاَل الخ ۡ ۡ ِي َو َيا ُم ُر ۡون ِبال َم ۡع ُر ۡو ِف َو َين َه ۡون َع ِن ال ُمنك ِ ؕر َواول كِٕك ُ ُم ال ُمۡ ِِ ُُ ۡون‬
4

(Departemen Agama RI, 2015)

Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah

dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung (Q.S. Ali-

Imran/3: 104).

Berdasarkan ayat di atas, untuk melakukan hal tersebut, perlu adanya

tim dakwah umat Islam yang senantiasa memberikan peringatan ketika

muncul indikasi perselisihan dan penyimpangan. Oleh karena itu, dalam ayat

ini diamanatkan bahwa di kalangan umat Islam terdapat sekelompok individu

yang ahli dalam seni dakwah, yang dengan gigih menganjurkan kebaikan,

menegakkan keadilan, dan melarang kemunkaran. Umat Islam akan

terlindung dari perpecahan dan infiltrasi pihak manapun dengan cara ini.

(Widyantoro, 2003).

Dalam penelitian kali ini, membahas tentang sikap moderasi beragama

yang dimiliki siswa di MAN 1 Kerinci serta pengaruh kegiatan organisasi

Rohis dalam menumbuhkan sikap moderasi beragama yang merupakan salah

satu organisasi penting di MAN 1 Kerinci sebagai roda penggerak dalam

bidang keagamaan dan kegiatan-kegiatan keagamaan. Kegiatan-kegiatan yang

dilakukan Rohis dimaksudkan untuk meningkatkan IMTAQ pada awalnya,

namun seiring berjalannya waktu apabila diamati beberapa kegiatan yang

dilakukan Rohis cukup berpengaruh dalam menumbuhkan sikap moderasi

beragama siswa.
5

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

“Pengaruh Ekstrakurikuler Rohis terhadap Moderasi beragama di MAN

1 Kerinci”.

B. Batasan Masalah

Penulis membatasi pembahasan karena luasnya dengan memusatkan

perhatian pada dampak toleransi beragama terhadap moderasi siswa yang

berbeda-beda di MAN 1 Kerinci ketika mengikuti kegiatan kerohanian Islam.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka dapat

diidentifikasi beberapa permasalahan berikut :

1. Bagaimana tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler Rohis

di Man 1 kerinci ?

2. Bagaimana tingkat moderasi beragama di MAN 1 Kerinci ?

3. Bagaimana pengaruh keaktifan ekstarakurikuler rohis terhadap moderasi

beragama di MAN 1 Kerinci ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat keaktifan ekstrakurikuler Rohis di Man 1

kerinci.

2. Untuk mengetahui tingkat moderasi beragama di MAN 1 Kerinci.

3. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan ekstarakurikuler rohis terhadap

moderasi beragama di MAN 1 Kerinci.


6

E. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru

dan pembina kerohanian Islam sebagai bahan evaluasi dan masukan dalam

kegiatan kerohanian, salah satunya peranannya dalam meningkatkan

moderasi beragama.

b. Manfaat Praktis

1. Memberikan pencerahan kepada siswa MAN 1 Kerinci tentang

dampak terlibat aktif dalam kegiatan kerohanian Islam terhadap

menjaga moderasi beragama.

2. Bagi institusi pendidikan, penelitian ini dapat memberikan saran-saran

yang bermanfaat bagi MAN 1 Kerinci yang akan membantu

meningkatkan standar pengajaran.

3. Bagi peneliti, sebagai kesempatan belajar yang dapat dijadikan

sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

4. Penelitian ini dapat membantu guru lebih memahami bagaimana

mendorong anak-anak untuk secara aktif terlibat dalam kegiatan

kerohanian islam.

F. Definisi Operasional

Judul skripsi yakni “Pengaruh Ekstrakurikuler Rohis terhadap

Moderasi beragama di MAN 1 Kerinci “. Berdasarkan maksud peneliti di

atas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa pengembangan

definisi operasional bertujuan untuk memperjelas gagasan-gagasan mendasar


7

dalam menulis, sehingga dapat menimbulkan banyak penafsiran dan definisi

operasional ini juga dimaksudkan untuk mengetahui dan memahami landasan

pokok serta pengembangan pembahasan selanjutnya. Peneliti akan

mendefinisikan setiap istilah dalam judul agar pembaca dapat memahami

tujuan penelitian ini, antara lain:

a. Keaktifan Mengikuti Ekstrakurikuler Rohis

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan partisipasi aktif dalam

kegiatan kerohanian Islam adalah cara pengurus atau anggota untuk

terlibat dalam acara-acara yang diselenggarakan oleh kelompok Rohis.

Variabel X

Indikator- indikator variabel X (keaktifan mengikuti

kegiatan KerohanianIslam) digunakan indikator sebagai berikut:

a. peserta didik tepat waktu dalam menghadiri Rohis

b. peserta didik memperhatikan keterangan guru pembimbing

dengan sungguh-sungguh.

c. peserta didik membuat catatan terhadap keterangan guru

pembimbing yangdianggap penting.

d. peserta didik mengajukan pertanyaan jika menemukan

kesulitan dalambelajar ketika kegiatan Rohis.

e. Pada saat latihan spiritual, siswa mampu menanggapi pertanyaan

dari guru.

f. Selama kegiatan spiritual, siswa mungkin menanggapi ide teman

sebayanya.
8

h. Selama kegiatan kerohanian, siswa menyelesaikan tugas yang

diberikan oleh instruktur pembimbing.

g. Ketika kegiatan spiritual berlangsung, siswa dapat menghubungkan

pembelajaran baru dengan materi sebelumnya.

b. Moderasi Beragama

Moderasi beragama mencakup keyakinan mendasar terhadap

realitas agama sendiri serta menghargai penganut agama lain yang

menganut keyakinan tersebut tanpa harus memberikan penjelasan apa

pun..

Variabel Y

a. Komitmen Kebangsaan

b. Toleransi

- Menerima

- Menghormati

- Menghargai

c. Anti Kekerasan

d. Penghargaan Terhadap Budaya Lokal


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Konsep Kerohanian Islam

a. Pengertian Rohis

“Istilah rohis merupakan perkembangan dari kata rohs dan

islam. Para pengajar Pendidikan Agama Islam melakukan Kegiatan

Kerohanian Islam (ROHIS) dalam rangka memperluas pemahaman

keagamaan siswa dan membantu mereka mencapai tujuan

akademiknya. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keyakinan

siswa. , dan sikap serta memperluas perspektif mereka semua dapat

berdampak pada seberapa baik mereka belajar..

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, spiritualitas Islam

berasal dari kata “spiritual” yang mempunyai awalan dan akhiran yang

bermakna hal-hal yang berhubungan dengan alam spiritual, dan kata

“Islam” berasal dari kata Arab. “aslama – yuslimu” artinya pasrah dan

berserah diri. Menyerahkan diri (sallama), mengikuti, memenuhi,

menyampaikan, kedamaian, keamanan, atau kesucian. Islam terkait erat

dengan konsep keamanan, perdamaian, dan kemurnian, di antara istilah-

istilah lain yang memiliki akar yang sama..(Nassrullah Nurdin, 2018)

“Pengajar Pendidikan Agama Islam menggunakan aktivitas


spiritual sebagai semacam bimbingan untuk memperluas pemahaman

agama siswanya dan membantu mereka mencapai tujuan akademiknya.

9
10

Meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keyakinan, dan sikap siswa

serta gaya berpikirnya, yang kesemuanya itu dapat berdampak pada

seberapa baik mereka belajar.

1. Kegiatan Rohis

Zakiah Derajad mengutip perkataan Paul B. Diedrich,

“kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas

jiwa”,meliputi:

(1) Aktivitas visual seperti membaca, memperhatikan gambar,

demonstrasi, eksperimen, dan sebagainya.

(2) Tindakan lisan meliputi menyatakan, mengartikulasikan,

meminta, menasihati, menyatakan pendapat, melakukan

wawancara, dan lain sebagainya.

(3) Latihan mendengarkan, seperti memperhatikan pidato,

ceramah, percakapan, diskusi musik, dan sebagainya.

(4) Latihan menulis termasuk menulis esai, dongeng, survei, dan

lainnya.

(5) Kegiatan menggambar seperti menggambar, membuat grafik,

peta dan lain sebagainya.

(6) Aktivitas motorik seperti melakukan percobaan, membuat

konstruksi, acuan model, bermain, berkebun, merawat

binatang dan lain sebagainya.

(7) Aktivitas mental seperti menangkap, mengingat, memecahkan

masalah, menganalisis, mengambil keputusan dan sebagainya.


11

(8) Aktivitas emosional seperti menaruh minat, senang, berani,

tenang, gugup, takjub dan sebagainya”.(Zakiah Darajat, 2011,

p. 138)

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kumpulan kesempatan

belajar yang baik bagi perkembangan kepribadian siswa.

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan mencantumkan tujuan

penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sebagai

berikut:

a) Kegiatan ekstrakurikuler harus mampu meningkatkan bakat

siswa, meliputi unsur kognitif, efektif, dan psikomotoriknya.

b) Mendorong siswa untuk mengejar minat dan kemampuannya

dalam mengejar pertumbuhan pribadi yang sesungguhnya.

c) Mampu memahami, mengidentifikasi, dan membedakan

hubungan dengan subjek lain. (suryosubroto, 2009).

Pada hakikatnya kegiatan kerohanian Islam adalah usaha

ekstrakurikuler yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman

peserta didik terhadap ilmu agama Islam untuk melanjutkan

pendidikannya, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, nilai-

nilai, dan sikap, serta memperluas wawasannya.

Rohis adalah singkatan dari bimbingan dan pengarahan

yang diberikan oleh guru-guru Ilmu Agama Islam, yang bertujuan

untuk memperluas pengetahuan agama siswa untuk mencapai

tujuan pendidikan. (Syamsu Yusuf LN, 2004.). Oleh karena itu,


12

Rohis merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk

memperluas wawasan siswa dalam memahami ilmu agama Islam.

“Setiap kegiatan sekolah, terutama ekstrakurikuler yang

diadakan oleh Rohis, tentu mempunyai pengaruh terhadap cara

belajar siswa atau perasaannya terhadap dirinya sendiri. Entah itu

membawa dampak yang menguntungkan atau merugikan.

Manfaat kegiatan ekstrakurikuler bagi prestasi belajar siswa

antara lain: memberikan wawasan akademik dan nonakademik

kepada siswa; membentuk karakter dan sikap; mengembangkan

keterampilan mereka; dan meningkatkan keberhasilan akademis

mereka.

Kegiatan ekstrakurikuler mempengaruhi pembelajaran

baik secara positif maupun negatif dan juga positif. Beberapa

dampak negatifnya antara lain berkurangnya waktu belajar siswa

baik di rumah maupun di sekolah, terkurasnya tenaga siswa

secara signifikan karena waktu luangnya diisi dengan mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler, dan terkadang mengganggu kemampuan

belajar siswa di kelas.(Ali Noer, 2017).

Kegiatan kerohanian Islam (Rohis) merupakan kegiatan

ekstrakurikuler informal yang ada di MAN 1 Kerinci. Kegiatan

yang berkaitan dengan kajian kerohanian Islam berlangsung pada

pukul 02:15 hingga 15:30 WIB yaitu setelah jam sekolah.


13

Kelompok Rohis ini menjadi wadah untuk meningkatkan literasi

agama siswa dan menanamkan prinsip-prinsip agama dalam hati

mereka.

Dari uraian yang diberikan dapat ditegaskan bahwa

tujuan kegiatan ekstrakurikuler Rohis adalah untuk memperkaya

dan memperluas wawasan intelektual, menumbuhkan sikap dan

nilai, serta menumbuhkan pengembangan karakter yang pada

akhirnya mengarah pada perwujudan etika yang berbudi luhur.

Kegiatan yang dicakup oleh Rohis adalah sebagai berikut:

(1) Pembelajaran Islam mingguan melalui metode kelompok

(2) Pembelajaran Islam di luar ruangan

(3) Malam pembinaan keimanan dan ketakwaan (mabit)

(4) Membaca dan menulis Alquran (BTA)

(5) Meningkatkan hafalan Alquran dengan kaidah Tajwid

(tahsin) yang berlaku

(6) Menghafal satu ayat Al-Quran per hari

(7) Pelatihan motivasi untuk menyeimbangkan kecerdasan

intelektual, spiritual, dan emosional

(8) Kelompok belajar bertujuan untuk mencetak umat Islam yang

berprestasi.

2. Ruang Lingkup Ekstrakurikuler Rohis

Bidang lingkup ekstrakurikuler spiritual berikut ini dibahas:

1) Pemahaman prinsip Islam dan keimanan kepada Allah


14

SWT.

2) Memahami organisasi.

3) Merencanakan tugas sehari-hari.

4) Keterampilan hidup yang penting.

5) Kemampuan berbahasa yang sopan.

6) Kesadaran akan estetika.

7) Kesadaran untuk mengikuti hukum.

8) Kemampuan sosial.

9) Kemampuan perencanaan kegiatan.

10) Kapasitas mencerna emosi.

Menurut Koesmarwanti yang dikutip Desi Narita, kegiatan

Rohis adalah sebagai berikut: 2020; Desi Narita, Irawan Suntoro.

1) Dakwah bersama yang tersebar luas. Dakwah ammah atau

penyebaran pemikiran Islam di sekolah dilakukan sebagai upaya

untuk menarik perhatian dan dukungan warga sekolah. Karena sifat

dakwah ini, maka perlu disajikan secara menarik jika kita ingin

orang lain terinspirasi untuk mengikutinya. Penyambutan

Mahasiswa Baru, Penyuluhan Masalah Remaja, Lomba Dakwah

Ammah Umum, Kajian Dasar Islam, dll. Wall Journal e) Pedoman

Membaca dan Menulis Al-Qur'an.(Nassrullah Nurdin, 2018b)

2) Dakwah khusus, atau tata cara pembinaan yang digunakan untuk

mencetak kader dakwah di lingkungan pendidikan. Tujuan dakwah

Khashah mempunyai sifat yang unik (istimewa) dan harus dicapai


15

melalui proses seleksi dan seleksi. Bersifat selektif, terbatas, dan

lebih fokus pada proses pengkaderan dan pengembangan

kepribadian. Upaya sosialisasi Khashah diantaranya adalah: a)

Mabit, kelanjutan dari Pembinaan Iman Menghabiskan Malam

Bersama atau Malam dan Takwa. menerapkan nilai-nilai

akuntabilitas dan kerja sama. b) Diskusi atau Bedah Buku berupaya

mengasah pemahaman, memperluas wawasan, dan memperjelas

pemahaman..(Desi Narita, Irawan Suntoro, 2020)

3. Keaktifan Mengikuti Rohis

a. Pengertian Keaktifan

Aktif berasal dari bahasa Inggris active, artinya gesit, giat,

dan bersemangat. Aktif artinya giat bekerja, giat berusaha, dinamis,

dan mampu bereaksi dan beraksi. (Kompri, 2017, p. 257). Aktif

diartikan aktif bekerja atau berusaha dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia yang dikutip dalam Nugraho Wibowo. Siswa mengeluarkan

usaha dan tenaga dalam proses pembelajaran sesuai dengan materi

yang disampaikan guru. Menjadi aktif berarti terlibat dalam aktivitas

mental dan fisik, bertindak dan berpikir bersama sebagai satu proses

yang berkesinambungan..(Nugroho Wibowo, 2016, p. 130)

Setiap kegiatan sekolah, terutama ekstrakurikuler yang diadakan

oleh Rohis, tentu mempunyai pengaruh terhadap cara belajar siswa

atau perasaannya terhadap dirinya sendiri. Entah itu membawa dampak

yang menguntungkan atau merugikan. Manfaat kegiatan


16

ekstrakurikuler bagi prestasi belajar siswa antara lain: memberikan

wawasan akademik dan nonakademik kepada siswa; membentuk

karakter dan sikap; mengembangkan keterampilan mereka; dan

meningkatkan keberhasilan akademis mereka. Kegiatan

ekstrakurikuler mempengaruhi pembelajaran baik secara positif

maupun negatif dan juga positif. Dampak buruk tersebut antara lain

berkurangnya waktu belajar siswa di rumah dan di sekolah, sangat

menguras stamina siswa karena waktu luangnya digunakan untuk

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dan terkadang mengganggu

kemampuan siswa dalam belajar di kelas..(Zakiah Darajat, 2011, p.

137)

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan

bahwa keterlibatan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler mencakup

kegiatan fisik dan non fisik, yang kesemuanya ideal untuk

menumbuhkan lingkungan di mana kegiatan bersifat positif, aktif, dan

mampu mencapai tujuan.

b. Indikator Keaktifan

Mencatat dan mendengarkan bukan lagi satu-satunya aktivitas

siswa, yang sering dilakukan pada zaman dahulu. Indikator

kegiatan sebagaimana disampaikan Dimyati dan Mudjiono

sebagaimana dikutip Fatkhan, meliputi:

1) Siswa mau mendengarkan guru menjelaskan sesuatu atau

mencatat.
17

2) Siswa memperhatikan dengan seksama penjelasan guru

mengenai materi pelajaran.

3) Siswa mencatat dan menyelesaikan tugas.

4) Siswa berkeinginan untuk berkolaborasi dalam kelompok

untuk mengatasi permasalahan mengenai materi pelajaran.

5) Siswa mampu berpartisipasi dalam percakapan.

6) Siswa terlibat dalam membuat kesimpulan diakhir pelajaran

(Fatkhan, 2020).

Menurut Nana Sudjana, pendekatan berikut dapat

digunakan untuk mengevaluasi aktivitas siswa:

1) Berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas belajar yang

diberikan.

3) Mendukung pemecahan masalah.

4) Jika mereka masih belum memahami masalahnya, tanyakan

pada guru atau siswa lain.

5) Mencari beragam sumber data yang diperlukan untuk

mengatasi masalah tersebut.

6) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan pedoman

guru.

7) Mengevaluasi kinerjanya dan hasil yang dicapainya.

8) Siswa mau mendengarkan guru menjelaskan sesuatu atau

mencatat.

9) Siswa memperhatikan dengan seksama penjelasan guru


18

mengenai materi pelajaran.

10) Siswa mencatat dan menyelesaikan tugas.

11) Siswa berkeinginan untuk berkolaborasi dalam kelompok

untuk mengatasi permasalahan mengenai materi pelajaran.

12) Peserta didik terlibat dalam menyimpulkan materi.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan

“Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat

merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya,

memungkinkan mereka untuk melatih pemikiran kritis dan

memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari secara

efektif.

“Menurut Dollar dan Miller yang dikutip oleh Maradona,

faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas perilaku belajar

adalah..:

1) Siswa terdorong dan termotivasi; mereka pasti menginginkan

sesuatu (mereka pasti menginginkan sesuatu).

2) Adanya perhatian, pengetahuan akan tujuan (isyarat), dan

perlunya siswa memperhatikan sesuatu.

3) Adanya usaha (reaksi), dan siswa dituntut untuk melakukan

tindakan.

4) Hasil evaluasi, dan pemantapan yang dihasilkan siswa.

Berikut beberapa unsur yang mempengaruhi siswa yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Rohis:


19

1) Memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan

ekstrakurikuler rohis atau menarik perhatian mereka pada

kegiatan tersebut agar mereka terlibat.

2) Menguraikan fungsi dan tujuan ektrakurikuler rohis kepada

siswa.

3) Memberikan inspirasi kepada siswa, misalnya informasi

manfaat mengikuti kegiatan rohis(Martinis yamin, 2007).

4. Moderasi Beragama

1. Pengertian Moderasi beragama

“Istilah Latin moderatioan , yang berarti moderasi (bukan

kelebihan atau kelangkaan), kata moderasi juga berarti penguasaan

diri, dari sikap kelebihan dan kekurangan yang sama, kata tersebut

juga melambangkan penguasaan diri. Kata “moderasi” menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai dua arti, yaitu

meminimalkan kekerasan dan menghindari tindakan ekstrem. Jika

seseorang digambarkan sebagai orang yang moderat, yang dimaksud

adalah orang tersebut berakal sehat, menengah, dan tidak

ekstrim.”.(Saifuddin, 2019)

Moderasi beragama adalah istilah yang diperkenalkan oleh

Kementerian Agama Indonesia. Moderasi beragama mencakup cara

pandang, sikap, dan perilaku yang secara konsisten mengambil sikap

sentral, menunjukkan keadilan, dan menghindari ekstremisme dalam

praktik keagamaan.
20

Menurut Lukman Hakim Saifuddin, moderasi beragama

meliputi pemahaman dan pengamalan ajaran agama secara adil dan

rukun, sehingga mencegah perilaku ekstrim atau berlebihan dalam

pelaksanaannya.

Pandangan dan sikap moderat terhadap agama mempunyai arti

penting dalam masyarakat yang beragam dan multikultural seperti

Indonesia, karena hanya melalui pendekatan inilah keberagaman dapat

diatasi dengan bijak, sehingga menumbuhkan toleransi dan keadilan.

Moderasi beragama tidak berarti memoderasi agama itu sendiri, karena

agama pada dasarnya mencakup prinsip-prinsip moderasi, termasuk

keadilan dan keseimbangan..(Saifuddin, 2019, p. 19)

2. Ciri-Ciri Moderisasi Beragama


Wasathiyah (pemahaman moderat) merupakan ciri khas Islam

yang khas dan tidak terdapat pada agama lain. Pemahaman moderat

itu selalu menyeru terhadap Islam yang berdakwah dengan cara

menghormati dan melakukan penentangan terhadap pemikiran yang

radikal dan liberal (Mukhlis, 2015) .

3. Indikator Moderasi Beragama


Ada empat indikator utama sikap moderat dalam menjalankan

ibadah, antara lain menentang kekerasan, berkomitmen terhadap

bangsa, mengakomodasi budaya lokal, dan menunjukkan toleransi.

Pertama, komitmen terhadap negara berarti dedikasi yang konsisten

untuk memastikan bahwa praktik keagamaan sejalan dengan nilai-nilai

yang terkandung dalam UUD 1945 dan Pancasila, sehingga terhindar


21

dari konflik. Kedua, toleransi menjadi indikator moderasi beragama

dengan menekankan pada kemampuan menerima keberagaman

keyakinan dan agama, serta tidak mengganggu orang lain dalam

menyampaikan pendapat dan keyakinannya. Ketiga, sikap menentang

kekerasan menunjukkan sikap moderat, yaitu sikap yang berupaya

menilai kedamaian ekspresi keyakinan dan pemahaman agama

seseorang, dengan tujuan mencegah kekerasan mental, fisik, atau

verbal. Sikap ini terlihat ketika terjadi perubahan sosial yang

didasarkan pada ideologi agama, yang berlaku untuk semua agama,

tidak hanya agama tertentu. Keempat, perilaku akomodatif terkait

budaya lokal sangat penting. Indikator ini berfokus pada pengamatan

penerimaan praktik keagamaan dalam tradisi dan budaya lokal.

Seseorang yang menganut tradisi dan budaya lokal dalam menjalankan

agamanya, tanpa bertentangan dengan prinsip-prinsip keyakinannya,

dapat dikatakan sebagai individu yang moderat.

4. Ektrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) berbasis Moderasi

Kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada upaya pengayaan dan

peningkatan yang berkaitan dengan program kokurikuler dan

intrakurikuler. Kegiatan ini menyediakan wadah bagi siswa yang

mempunyai minat untuk berpartisipasi. Tujuan utama kegiatan

ekstrakurikuler adalah untuk memperluas pengetahuan siswa,

meningkatkan keterampilan, menjalin hubungan antar berbagai mata

pelajaran, membina bakat dan minat, melengkapi pencapaian tujuan


22

intrakurikuler, dan memberikan kontribusi bagi pengembangan individu

Indonesia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan secara berkala pada waktu-

waktu tertentu..(Suryosubroto, 2011)

Kerohanian Islam (Rohis) muncul pada akhir tahun 1980-an,

berawal dari upaya dan keinginan untuk menawarkan solusi kepada

pelajar Muslim yang ingin meningkatkan pengetahuan Islam mereka.

Karena terbatasnya jam pelajaran di sekolah, Rohis didirikan sebagai

wadah untuk memperdalam pemahaman mereka tentang

Islam..(Rakhmawati, 2018).

Untuk dapat melawan pengaruh ajaran fundamentalis-

konservatif, cita-cita nasional dan nasionalisme harus ditanamkan

pada anak-anak rohani. Karena nasionalisme dan multikulturalisme

saling terkait, maka pluralisme akan memiliki karakter keagamaan

yang kuat dalam keberagaman dan keberagaman dalam keberagaman.

Hal ini tentunya membutuhkan seorang komunikator (dalam contoh

ini guru PAI yang berperan sebagai pembimbing spiritual) yang

memiliki ilmu agama yang seimbang, wasathiyyah dan mampu

mengintegrasikannya ke dalam sosiokultural masyarakat setempat

selain mengajarkan agama sebagai sejarah, fiqh. , dan keyakinan.

Toleransi tidak hanya untuk diajarkan, didiskusikan, disampaikan,

tetapi dilakukan dan diterapkan.

5. “Budaya Religius Dalam Ekstrakurikuler Islam (Rohis) Berbasis


23

Moderasi Di sekolah”

Mengingat luasnya latar belakang agama dan

multikulturalisme di kalangan siswa sekolah negeri, keberadaan

moderasi beragama di Indonesia menjadi poin penting. Keberagaman

budaya, suku, agama, ras, dan bahasa. Perbedaan tentu bersumber dari

keberagaman, dan setiap perbedaan berpotensi menimbulkan konflik

atau gesekan yang pada akhirnya menimbulkan ketegangan. Untuk

mewujudkan dan menjaga keseimbangan kehidupan beragama,

masyarakat Indonesia harus senantiasa melakukan moderasi

beragama..(Muhammad Faisal, n.d.)

Karena seluruh ciptaan Tuhan di alam semesta ini ada

berpasangan, mau tidak mau kehidupan menuntut keseimbangan.

Tujuan moderasi beragama adalah menjaga ketentraman dan

ketentraman dalam mengamalkan ajaran agama; yang dimaksud

adalah mengambil jalan tengah dengan tetap teguh pada keyakinan

agamanya tanpa terjebak dalam kelompok ekstrem kiri atau kanan.

Secara umum, masyarakat Indonesia patut menjadi contoh karena

masyarakat Indonesia telah menunjukkan keseimbangan meskipun

terdapat banyak keragaman dan multikulturalisme..

Negara hadir dan menjaga keseimbangan dengan memberikan

fasilitas bagi seluruh kepentingan individu berbagai agama di

Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Kenyataan

ini terlihat dari banyaknya kaitan hari libur nasional dengan hari raya
24

keagamaan. Mirip dengan tradisi dan ritual budaya lain yang berakar

pada adat istiadat, kearifan lokal sering kali dipegang teguh untuk

mendorong perdamaian dan keseimbangan. Salah satu prinsip dasar

kerukunan antaragama yang dilandasi rasa keadilan adalah peran

moderasi beragama.(Hafidatus Sadiyah, 2022)

Berdasarkan bukti sejarah, ditemukan beberapa artefak dan

dokumen lokal yang menunjukkan bagaimana kelompok etnis bahkan

penganut agama lain membantu satu agama berkembang di seluruh

Indonesia. Tidak ada antagonisme atau konflik serius yang terlihat

dalam lintasan sejarah ini yang dapat dikaitkan dengan perluasan

agama di Indonesia. Karena tujuan utama iman yang diwakilinya

adalah perdamaian, maka keduanya berjalan berdampingan.

Pembangunan rumah ibadah antaragama yang tidak memicu alergi

terhadap tema, pola, atau bentuk arsitektur tempat ibadah lain

merupakan contoh lain dari kerukunan antar umat beragama. Berdiri

sejajar dengan harmonisasi perdamaian, berdampingan.

B. Penelitian Relevan

Penelitian tentang kegiatan kerohanian Islam (ROHIS) sudah ada

yang meneliti,

1. Dalam karyanya yang bertajuk “Moderasi Beragama dan Pendidikan

Keagamaan Islam”, Husniyatus Salamah Zainiyati menekankan pada

perspektif keagamaan yang inklusif. Dalam upayanya menumbuhkan

inklusivitas agama di sekolah, ia menegaskan bahwa pendidikan


25

multikultural merupakan pendekatan yang tepat untuk membina karakter

siswa yang demokratis, humanis, dan pluralistik. Menurutnya, ada dua

langkah penting dalam penerapan pendidikan multikultural di sekolah.

Pertama, melakukan dialog sambil menempatkan setiap peradaban dan

budaya pada posisi yang setara. Kedua, menumbuhkan toleransi untuk

memberikan peluang saling pengertian antar budaya yang berbeda.

Toleransi dalam konteks ini tidak hanya mencakup aspek konseptual

tetapi juga teknik operasional...

2. Senada dengan hal tersebut, Kasinyo Harto dan Tastin dalam artikelnya

“Mengembangkan Pendidikan Agama Islam Kontekstual Berperspektif

Wasatiyah: Upaya Menumbuhkan Sikap Moderasi Beragama Siswa”

melakukan penelitian berbasis literatur yang menggali berbagai data baik

dari tingkat sekolah dasar maupun menengah. sumber. Metode

pengumpulan datanya berupa pengumpulan buku, artikel, jurnal, dan

pendapat ulama yang membahas dan mengkaji wasatiyah. Data tersebut

kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif-analitis.

Data yang dianalisis disajikan dengan pendekatan deduktif, dimulai dari

teori-teori umum dan berlanjut ke kesimpulan yang menjawab

pertanyaan penelitian. Temuan penelitian menekankan bahwa penerapan

pendekatan ilmiah kontekstual sangat penting karena mencakup tiga

dimensi: 1) sikap, 2) pengetahuan, dan 3) keterampilan. Outcomenya

adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan menjadi

manusia yang baik dengan kompetensi dan pengetahuan untuk menjalani


26

kehidupan yang lebih layak.

3. “Moderasi Beragama di SMA Negeri 1 Krembung-Sidoarjo: (Pendekatan

Pendidikan Agama Islam dalam Menghadapi Tantangan Ekstremisme)”

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2020 oleh Ulfatul Husna dari

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini menggunakan

pendekatan penelitian kualitatif yang meliputi observasi data, dokumentasi,

dan wawancara, untuk mengkaji hal-hal tersebut. Para penulis kemudian

terus-menerus mereduksi, menampilkan, dan memverifikasi data yang telah

mereka kumpulkan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa sekolah

sering mengadakan acara keagamaan yang mengundang dosen dan

narasumber dari berbagai agama. Penutur yang berbicara bukanlah penutur

asli bahasa Inggris, namun mereka dipilih dengan cermat, disetujui oleh

semua guru di sana, dan juga bersertifikat.i.(Ulfatul Husna, 2020)

4. Skripsi yang ditulis oleh Alif Nur Khasanah dengan judul Pengaruh

Ekstrakurikuler Kerohanian dan Lingkungan Keluarga Terhadap Sikap

Keagamaan Siswa SMK Negeri 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2018/2019.

Menjadi antitesis terhadap klaim bahwa spiritualisme merupakan sarang

radikalisme. Hasil penelitiannya, Alif menyatakan: a. Ekstrakurikuler

spiritual berpengaruh signifikan terhadap sikap keagamaan siswa SMK

Negeri 1 Ponorogo. B. Lingkungan keluarga berpengaruh signifikan

terhadap sikap keagamaan siswa SMK Negeri 1 Ponorogo, c. Secara

signifikan kegiatan ekstrakurikuler spiritual dan lingkungan keluarga

berpengaruh terhadap sikap keagamaan siswa SMK Negeri 1 Ponorogo.


27

Terdapat variasi dan persamaan antara penelitian ini dengan

penelitian-penelitian sebelumnya, sesuai dengan temuan penulis dari

penelitian tersebut. Kedua penelitian tersebut fokus pada ROHIS, namun

berbeda-beda karena penelitian saat ini melihat bagaimana kegiatan

ekstrakurikuler spiritual mempengaruhi moderasi beragama di MAN 1

Kerinci, sedangkan penelitian sebelumnya berfokus pada minat dan

peningkatan prestasi..(Ulfatul Husna, 2020)(Alif Nur Khasanah, 2018)

4. KERANGKA BERPIKIR

“Kerangka berpikirl ini berfungsi sebagai landasan terstruktur dalam

memikirkan dan menguraikan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.

Rangkuman pengaruh keterlibatan kegiatan ekstrakurikuler Rohis terhadap

moderasi beragama di MAN 1 Kerinci”.

Untuk memudahkan penelitian ini, penulis membuat kerangka pikir

sebagai berikut :
Man 1 KERINCI

Ektrakurikuler Rohis

Peserta Didik

Moderasi Beragama
28

5. HIPOTESIS
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : “Terdapat pengaruh yang signifikan keterlibatan siswa dalam kegiatan

kerohanian Islam terhadap moderasi beragama di MAN 1 Kerinci.”

H0 : “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan keterlibatan siswa dalam

kegiatan kerohanian Islam terhadap moderasi beragama di MAN 1

Kerinci.”
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan yang menggambarkan fenomena

dengan menggunakan data numerik, yang kemudian dianalisis menggunakan

metode statistik. Pemanfaatan angka diawali dengan pengumpulan data,

dilanjutkan dengan interpretasi data dan penyajian hasil.

Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan

analisis statistik deskriptif dan inferensial, khususnya menggunakan teknik

analisis korelasi product-moment Pearson. Selain itu, analisis regresi

sederhana dilakukan untuk menguji hipotesis yang bertujuan untuk

mengumpulkan data, fakta, dan informasi yang dapat menggambarkan dan

menjelaskan tentang keaktifan mengikuti ekstrakulikuler Rohani Islam

terhadap moderasi beragama..

Pendekatan regresi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya

hubungan antar variabel yang ditentukan. Dengan demikian, pendekatan

penelitian ini digunakan untuk mengetahui adakah pengaruh keaktifan

ekstrakurikuler Rohis terhadap moderasi beragama di MAN 1 Kerinci.

B. Desain penelitian

1. Lokasi Penelitian

“Kegiatan penelitian ini dilakukan di MAN 1 KERINCI,

29
30

Kecamatan Sitinjau Laut Kabupaten Kerinci. Pemilihan tempat tersebut

didasarkan pada fakta bahwa sekolah atau lokasi tersebut merupakan

institusi asli calon peneliti, sehingga memudahkan untuk menghubungi

profesor dan mendapatkan data-data yang diperlukan untuk penelitian.”.

2. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini rencananya akan dilakukan dari bulan Maret

sampai bulan Mei 2023.

Tabel 1 :Rencana Penelitian

Maret April Mei


No Uraian Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1 Persiapan Penelitian
2 Perencanaan
3 Pelaksanaan Penelitian
4 Pengolahan Data
5 Penyusunan Laporan

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan kumpulan benda, orang, tempat, atau kejadian

yang paling besar (termasuk pengukuran- pengukuran) yang diminati.

Populasi mengacu pada keseluruhan (universum) item penelitian,

yang mungkin mencakup manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai,

peristiwa, sikap terhadap kehidupan, dan banyak lagi. (Burhan Bungin,

2008). Populasi yang terdiri atas obyek-obyek subjek yang mempunyai ciri-
31

ciri dan sifat-sifat tertentu yang dipilih peneliti untuk diteliti dan dari situ

dapat diambil kesimpulan, merupakan wilayah generalisasi.

Oleh karena itu, populasi mencakup manusia dan benda-benda alam

lainnya. Populasi dari hal atau topik yang diteliti mencakup seluruh kualitas

dan atributnya, dan melampaui kuantitas objek atau subjek yang ada.

Partisipan siswa dalam penelitian ini yang mengikuti kegiatan

Ekatrakurikuler rohis di MAN 1 Kerinci merupakan populasi. Seluruhnya

berjumlah 60 orang, terdiri dari 21 laki-laki dan 39 perempuan.

2. Sampel

Sampel sering didefinisikan sebagai bagian dari populasi.(Nurul

Zuriah, 2006). Mengacu pada beberapa ciri dan sifat yang dimiliki suatu

populasi. Dalam penyelidikan ini, estimasi ukuran sampel dilakukan

dengan menggunakan simple random sampling, yang memberikan setiap

anggota populasi kesempatan yang sama untuk dijadikan sampe.(Syofian

Siregar, 2013)

Peneliti menggunakan prinsip-prinsip berikut untuk memilih

jumlah sampel yang tepat untuk penelitian ini: Ukuran sampel yang

diperlukan bergantung pada tingkat kesalahan; semakin rendah tingkat

kesalahannya, maka semakin banyak anggota sampel yang dibutuhkan

sebagai sumber data.

Sampel penelitian ini adalah santri yang tergabung dalam kegiatan

Kerohanian Islam (Rohis).


32

Istilah lain dari sampel adalah contoh. Dalam penelitian ini, karena

jumlah subjeknya kurang dari 100, maka peneliti memilih penelitian

populasi.”

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah beragam sifat atau kualitas yang melekat pada

berbagai satuan pengamatan yang akan diukur. Sementara itu, F.N. Kerlinger

mengklaim bahwa gagasan tentang variabel serupa dengan gagasan laki-laki

dalam konteks gender dan kesadaran dalam konteks kesadaran. Berbagai

variabel penelitian ini dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:

1. Variabel bebas, berfungsi sebagai variabel prediktor, anteseden, dan

stimulus. Variabel bebas disebut juga variabel yang menentukan

perubahan atau munculnya variabel terikat dalam bahasa Indonesia

disebut demikian. Dengan indikasi sebagai berikut, variabel X:

Ekstrakurikuler Kerohanian (Mandiri), dengan indicator sebagai berikut :

a. Kehadiran dalam rapat,

b. tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan,

c. masukan, kritik, dan pendapat demi kemajuan organisasi,

d. kesediaan anggota untuk berkorban,

e. partisipasi dalam kegiatan atau acara tertentu yang diselenggarakan

organisasi,

f. motivasi anggota

2. Variabel terikat, variabel ini sebagai variabel output, kriteria, dan

konsekuen. Yang dimaksud dengan “variabel terikat” dalam bahasa


33

Indonesia adalah variabel yang dipengaruhi atau diakibatkan oleh

variabel bebas tersebut. Moderasi beragama merupakan variabel terikat(

Dependen) (Y).

E. Teknik Pengumpulan data

Data sangat dibutuhkan dalam penelitian, maka dalam penelitian ini

peneliti menggunakan model metode sebagai berikut :

1. Angket

Memberikan responden daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis

untuk dijawab sebagai bagian dari kuesioner adalah strategi

pengumpulan data yang umum.

2. Dokumentasi

Teknik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data mengenai

sejarah sekolah, visi dan misi, laporan siswa, dan data rohis, yang

bertujuan untuk melengkapi data penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Calon peneliti menggunakan instrumen berupa angket untuk

memudahkan proses pengumpulan data dan mendapatkan data yang

diperlukan dari peneliti. Alat ukur untuk memastikan ada atau tidaknya

variabel bebas (X) dalam penelitian ini berpengaruh terhadap variabel terikat

(Y) adalah instrumen berupa kuesioner.

Variabel keaktifan rohis (variabel x) dan moderasi beragama

(variabel y) merupakan dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini.


34

Untuk menilai secara kuantitatif seberapa aktif seseorang terlibat

dalam kegiatan spiritual Islam, proporsi tanggapan harus dihitung sebagai

berikut:Memberi bobot setiap item angket

1. Option SL diberi skor 4

2. Option S diberi skor 3


3. Option K diberi skor 2

4. Option TP diberi skor 1

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik

analisis statistik deskriptif dan inferensial.

1. Statistik Deskriptif

Dengan mendeskripsikan seluruh data dari seluruh variabel yaitu

variabel Aktivitas Rohani (X) dan variabel moderasi beragama (Y) dalam

bentuk persentase, distribusi frekuensi, histogram, grafik, mean, mode,

median, dan standar deviasi dengan menggunakan aplikasi statistik SPSS

22.

2. Statistik Inferensial

Penilaian statistik inferensial perlu dilakukan dengan

menggunakan uji hipotesis karena merupakan metode analisis data

statistik yang digunakan untuk menarik kesimpulan logis dari data dalam

penelitian ini. Keaktifan MAN 1 Kerinci dalam kegiatan spiritual dan

moderasi beragama dikorelasikan dengan menggunakan analisis statistik

inferensial dan teknik korelasi product moment. Untuk menilai apakah


35

variabel X mempunyai pengaruh positif atau negatif terhadap variabel Y

digunakan rumus dasar regresi linier.

Rumus korelasi Product Moment


n∑XY−(∑X)(∑Y)
rxy =
√[n∑X2−(∑X)2][n∑Y2−(∑Y)2]
Keterangan:

rxy = Koefisien

korelasi variabel X

dengan Yn =

Number of case

∑XY = Jumlah hasil perkalian Antara skor X dan skor Y

∑X = Jumlah seluruh skor X


∑Y = Jumlah seluruh skor Y(Sugiyono, 2010)

Dengan kriteria : Uji Validasi intrumen, data bisa dikatakan valid,

bila rhitung lebih besar dari rtabel, atau jika nilai sig(2-tailed) > 0,05, maka

instrument dapat dikatakan valid.(Syofian Siregar, 2013) .

Dengan menghubungkan skor setiap item pernyataan, item

digunakan untuk menguji validitas setiap item pernyataan. Dengan

jumlah responden sebanyak 60 siswa, peneliti menguji item pertanyaan

mengenai dampak kegiatan ekstrakurikuler rohani terhadap moderasi

beragama di MAN 1 Kerinci dengan menggunakan rumus product

moment memanfaatkan program SPSS 22. Butir-butir pernyataan diakui

dapat diterima pada tingkat signifikansi = 50% dengan ketentuan rhitung


36

melebihi rtabel. Tabel berikut menampilkan temuan analisis.:

Tabel 2.

Uji Validasi Instrumen Ekstrakurikuler Rohis (Variabel X )

Item Pertanyaan rhitung Keterangan


Rtabel
Item 1 0,788 0,254 Valid

Item 2 0,760 0,254 Valid

Item 3 0,705 0,254 Valid

Item 4 0,709 0,254 Valid

Item 5 0,600 0,254 Valid

Item 6 0,595 0,254 Valid

Item 7 0,694 0,254 Valid

Item 8 0,741 0,254 Valid

Item 9 0,794 0,254 Valid

Item 10 0,495 0,254 Valid

Item 12 0,381 0,254 Valid

Item 13 0,337 0,254 Valid

Item 14 0,365 0,254 Valid

Item 15 0,340 0,254 Valid

Item 16 0,388 0,254 Valid

Sumber : Data SPSS 22

Berdasarkan tabel 2 diatas terdapat 15 item pertanyaan pada

variabel X yang dinyatakan valid karena item pertanyaan tersebut

mempunyai nilai rhitung lebih besar dari rtabel yaitu sebesar 0,254.

Hasil keluaran uji validitas variabel X dengan menggunakan SPSS 22


37

dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 3.

Uji validasi Instrumen Moderasi beragama (Variabel Y)

Rhitun Rtabe
Item Pertanyaan Keterangan
g l

Item 1 0,564 0,254 Valid

Item 2 0,659 0,254 Valid

Item 4 0,303 0,254 Valid

Item 5 0,523 0,254 Valid

Item 6 0,302 0,254 Valid

Item 7 0,382 0,254 Valid

Item 9 0,660 0,254 Valid

Item 12 0,315 0,254 Valid

Item 13 0,315 0,254 Valid

Item 14 0,451 0,254 Valid

Sumber data: Data SPSS 22

Berdasarkan tabel 3 di atas, terdapat 10 item pertanyaan pada

variabel Y dinyatakan valid karena item pertanyaaan memiliki nilai rhitung

yang lebih besar dari rtabel yaitu sebesar 0,254. Hasil output uji validitas

variabel Y menggunakan SPSS 22 dapat dilihat pada lampiran 4.

Rumus Regresi linear sederhana:

𝑌 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋
Keterangan:
38

Y : Variabel terikat
X : Variabel bebas
a dan b : Konstanta(Syofian Siregar, 2013)

Mencari konstanta b

Mencari nilai Konstanta a

Membuat persamaan regresi (Syofian Siregar, 2013)

Y = a + b .Y

Untuk memudahkan proses penelitian, peneliti memanfaatkan aplikasi

SPSS 22 Statistika. Dalam analisis data, peneliti menggunakan teknik analisis

data deduktif..
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Tingkat Keaktifan Siswa dalam mengikuti Ekstrakurikuler Rohis

Adapun yang diobservasi hanya keaktifan mengikuti

ekstrakurikuler rohis. Peserta didik memahami dan menyukai kegiatan

ekstrakurikuler rohis. Berdasarkan angket yang dibagikan kepada 60

responden ( peserta didik) dengan 17 item pertanyaan. Pada tabel di

bawah ini, hasil penelitian mahasiswa ditampilkan pada tabel dibawah

ini:

Tabel 4

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel X


Kegiatan Ekstrakurikuler Keaktifan Rohis

Item SL S K TP Total
No
Soal
F % F % F % F % F %
1 X.1 20 33 12 20 13 22 15 25 60 100
2 X.2 24 40 18 30 13 22 5 9 60 100
3 X.3 15 25 24 40 13 22 8 13 60 100
4 X.4 22 37 11 19 13 23 13 22 60 100
5 X.5 16 27 17 29 17 29 10 17 60 100
6 X.6 11 18 7 12 32 53 9 15 60 100
7 X.7 11 18 20 33 18 30 11 18 60 100
8 X.8 20 33 16 27 15 25 9 15 60 100
9 X.9 21 35 18 30 11 18 10 17 60 100
10 X.10 14 23 22 37 22 37 2 3 60 100
11 X.11 12 20 9 15 26 43 5 8 60 100
12 X.12 30 50 20 33 9 15 1 2 60 100
13 X.13 15 25 14 23 9 15 22 37 60 100
14 X.14 14 23 11 18 12 20 23 38 60 100
15 X.15 10 17 14 23 17 28 19 32 60 100

39
40

16 X.16 10 17 19 37 19 37 12 20 60 100
17 X.17 1 2 0 0 5 8 54 90 60 100
Sumber: Data Primer diolah tahun 2023

Berdasarkan data dari tabel 4 diatas, sebagian besar

responden memberikan selalu dimana hasil terbanyak terdapat pada

item no. 2. Item 2 yaitu selalu menghadiri kegiatan Rohis dengan

persentase sebanyak 40%. Berdasarkan data tersebut dapat

disimpulkan bahwa siswa selalu menghadiri kegiatan Rohis.

Rangkuman hasil data dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5
Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel X
Statistik
Ekstrakurikuler Rohis

N Valid 60
Mising 0
Mean 40.43
Std.Error of Mean 1.169
Median 42.00
Mode 43
Std. Deviation 9.052
Variance 81.945
Range 41
Minimum 17
Maximum 58
Sum 2.426

Sumber Data Hasil Analisis Dengan SPSS

Skor antara 17 dan 58 ditunjukkan oleh data yang

dikumpulkan untuk variabel keterlibatan aktif dalam Kegiatan

Ekstrakurikuler Rohis (X). Hasilnya adalah: mean 40,43, median 42,

modus 43, simpangan baku 9,052, dan varians 81,945.

Tabel berikut menunjukkan distribusi frekuensi skor

variabel “Aktivitas Mengikuti Kegiatan Kerohanian”.


41

Tabel 6

Distribusi frekuensi skor variabel X


Ekstrakurikuler Rohis
Cumulative
Frequeny Percent Valid Percent Percent
Valid 17 1 1.7 1.7 1.7
20 2 3.3 3.3 5.0
22 1 1.7 1.7 6.7
26 1 1.7 1.7 8.3
27 1 1.7 1.7 10.0
30 3 5.0 5.0 15.0
32 1 1.7 1.7 16.7
33 3 5.0 5.0 21.7
34 2 3.3 3.3 25.0
35 1 1.7 1.7 26.7
36 1 1.7 1.7 28.3
37 3 5.0 5.0 33.3
38 2 3.3 3.3 36.7
39 2 3.3 3.3 40.0
40 2 3.3 3.3 43.3
41 3 5.0 5.0 48.3
42 2 3.3 3.3 51.7
43 5 8.3 8.3 60.0
44 3 5.0 5.0 65.0
45 2 3.3 3.3 68.3
46 2 3.3 3.3 71.7
47 4 6.7 6.7 78.3
48 3 5.0 5.0 83.3
49 3 5.0 5.0 88.3
50 1 1.7 1.7 90.0
51 1 1.7 1.7 91.7
52 1 1.7 1.7 93.3
53 1 1.7 1.7 95.0
54 1 1.7 1.7 96.7
56 1 1.7 1.7 98.3
58 1 1.7 1.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Sumber Data Hasil Analisis Dengan SPSS

Histogram variabel ini dapat ditunjukkan pada grafik berikut ini.

Gambar 1. Histogram Keaktivan Rohis


42

Berdasarkan informasi pada tabel distribusi frekuensi di atas,

jika nilai rata-rata dibandingkan dengan skor, terlihat bahwa jumlah

responden yang aktif mengikuti kegiatan Rohis lebih rendah

dibandingkan rata-rata kelompok yaitu 21 responden (35%). ,

sedangkan kelompok rata-rata berjumlah 2 responden (3%), dan

kelompok di atas rata-rata berjumlah 37 responden (62%).

Hasil penelitian memberikan variabel keaktifan melakukan

aktivitas ekstrakurikuler rohis dengan total skor sebesar 2426. Skor

optimal untuk melakukan aktivitas ekstrakurikuler rohis adalah 4×15

x 60 atau 3600 (4 mewakili skor terbesar per item, 15 mewakili

jumlah instrumen item, dan 60 mewakili jumlah responden). Hasilnya,

2426: 3600 = 0,673 atau 67,3%, dari criteria yang ditetapkan. Oleh

karena itu, dapat dikatakan bahwa aktif melakukan kegiatan rohis

ekstrakurikuler rohis termasuk dalam kategori cukup..

2. Tingkat Moderasi Beragama

Berdasarkan angket yang dibagikan kepada 60 responden ( peserta


43

didik) dengan 15 item butir pertanyaan pada variabel moderasi beragama .

Hasilnya sebagai berikut :

Tabel 7
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Y
Moberasi Beragama

Item SL S K TP Total
No
Soal F % F % F % F % F %
1) S
1 X.1 8 13 44 73 8 13 0 0 60 100
u
m
2 X.2 10 17 32 53 14 23 4 7 60 100
b
3 e X.3 1 2 7 12 43 72 9 15 60 100
r
4 : X.4 12 20 46 77 2 3 0 0 60 100

5 D X.5 10 17 40 67 9 15 1 2 60 100
a
6 t X.6 22 37 36 60 2 3 0 0 60 100
a
7 X.7 10 17 42 70 8 13 0 0 60 100

8 X.8 0 0 1 2 24 40 35 59 60 100

9 X.9 3 5 33 55 4 7 20 33 60 100

10 X.10 20 33 40 67 0 0 0 0 60 100
S
u
11 X.11 18 30 41 69 1 2 0 0 60 100
m
b
12 X.12 1 2 4 7 29 49 26 43 60 100
e
r
13 X.13 14 23 44 73 2 3 0 0 60 100
S
14
u X.14 15 25 44 73 1 2 0 0 60 100
m
15
b X.15 9 15 46 77 5 8 0 0 60 100
e
Sumber : Data Primer diolah tahun 2023
Berdasarkan data dari tabel 8 diatas, sebagian besar responden

memberikan jawaban selalu dimana hasil terbanyak terdapat pada item no.

6. dengan persentase sebanyak 37%.


44

Tabel 8
Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Y
Statistics
Moderasi beragama
N Valid 60
Mising 0
Mean 28.73
Std.Error of Mean .397
Median 29.00
Mode 29
Std. Deviation 3.075
Variance 9.453
Range 16
Minimum 21
Maximum 37
Sum 1.724

Sumber Data Hasil Analisis Dengan SPSS 22

Data yang diperoleh untuk variabel moderasi beragama (Y)

menunjukkan skor antara 21 hingga 37. Menghasilkan mean sebesar

28,73, median sebesar 29, modus sebesar 29, standar deviasi sebesar

3,075, dan varians sebesar 9,453.

Rangkuman hasil statistik deskriptif variabel y dapat dilihat

pada tabel berikut. Distribusi frekuensi skor variabel kualitas moderasi

beragama dapat dilihat pada tabel berikut:


45

Tabel 9
Distribusi frekuensi skor variabel Y
Moderasi Beragama

Frequency Percent Valid Percent Comulative Percent


Valid 21 1 1.7 1.7 1.7
23 1 1.7 1.7 3.3
24 2 3.3 3.3 6.7
25 4 6.7 6.7 13.3
26 4 8.3 8.3 20.0
27 5 5.0 5.0 28.3
28 3 1.7 1.7 33.3
29 28 46.7 46.7 80.0
30 4 6.7 6.7 86.7
31 1 1.7 1.7 88.3
33 2 3.3 3.3 91.7
35 2 3.3 3.3 95.0
36 1 1.7 1.7 96.7
37 2 3.3 3.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Sumber : Hasil Data Analisis Dengan SPSS 22

Gambar 2: Histogram Moderasi Agama


46

Berdasarkan informasi pada tabel distribusi frekuensi di atas,

jika skor moderasi beragama dibandingkan dengan nilai rata-rata

menunjukkan berada di bawah rata-rata kelompok yang berjumlah 20

responden (33%), sedangkan kelompok rata -rata berjumlah 28

responden ( 47%) dan yang di atas.

Variabel Moderasi Beragama mempunyai skor sebesar 1724.

Untuk moderasi beragama, skor optimalnya adalah 4×10 x 60 atau 2400

(4 adalah skor tertinggi tiap butir soal, 15 adalah jumlah instrumen soal,

dan 60 adalah jumlah soal. responden). Dengan demikian, moderasi

beragama yang ditunjukkan adalah 1724 : 2400 = 0,718 atau 71,8% dari

kriteria yang ditetapkan. Oleh karena itu, bisa dikatakan moderasi

beragama termasuk dalam kelompok cukup.

3. Pengaruh Keaktifan Ekstrakurikuler Rohis Terhadap Moderasi

Beragama

Tabel 10
Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation
Rohis 60 43.95 9.159

Moderasi 60 41.85 3.002

Valid N (listwise) 60

Sumber : Hasil Data Analisis Dengan SPSS 22

Dari tabel Descriptive Statistics di atas dapat dianalisis:

(1) Jumlah responden (N) yang menjadi populasi 60 siswa.


47

(2) Rata-rata Yang aktif mengikuti ektrakurikuler rohis sebesar

43,95 dengan standar deviasi sebesar 9, 159 dan moderasai

beragama sebesar 41,85 dengan standar deviasi sebesar 3,002.

Uji korelasi Product moment bertujuan untuk melakukan

pengujian apakah data yang kita miliki berdistribusi normal atau

tidak. Data berdistribusi normal jika nilai signifikansi sebesar >

0,05.

Analisis data yaitu untuk mengetahui pengaruh antara

ekstrakurikulum rohis terhadap moderasi beragama di MAN 1 Kerinci.,

maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dan uji normalitas data.

Sebelum menguji dara tersebut kita melihat data variabel X

(Ekstrakurikuler Rohis ) dan data variabel Y ( Moderasi beragama) .

Data yang diperoleh dari penelitian ini diuji normalitas datanya

untuk melihat apakah berdistribusi normal atau tidak. Untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel independen dan variabel

keterlibatan normal, dilakukan uji normalitas. Uji ini menggunakan

Kolmogorov-Smirnov dan suatu nilai dianggap berdistribusi normal

jika nilai signifikansinya lebih dari atau sama dengan 0,05. Jika kurang

dari 0,05 maka nilainya dikatakan berdistribusi tidak normal. Dengan

menggunakan SPSS 22, penelitian ini melakukan uji normalitas data,

dengan hasil sebagai berikut:


48

Tabel 11. Uji Normalitas data

H0: Distribusi frekuensi bukan berasal dari populasi yang

berdistribusi normal

H1 : Distribusi frekuensi berasal dari populasi yang berdistribusi

norma.

Data terdistribusi secara teratur jika probabilitas (sig) lebih besar

dari 0,05. Sebaliknya jika probabilitas (sig) kurang dari 0,05 maka data

tidak terdistribusi normal. Distribusi frekuensi berasal dari suatu

populasi yang tidak berdistribusi normal karena nilai probabilitas (sig)

0,000 < 0,05.

Rumusan masalah penelitian yang diberikan dalam bentuk

pertanyaan, mempunyai solusi sementara berupa hipotesis. “Pengaruh

antara keaktifan mengikuti ektrakurikuler rohis terhadap Moderasi

Beragama di MAN 1 Kerinci” merupakan hipotesis yang peneliti

kemukakan dalam skripsi ini. Analisis regresi merupakan metode yang

digunakan untuk mencari hubungan antara variabel bebas (X) dengan


49

variabel terikat (Y) dalam pengolahan data, yang merupakan

pendekatan untuk mengevaluasi hipotesis. Analisis regresi penelitian

dilakukan dengan menggunakan SPSS 22.

Dari data yang diolah peneliti dengan bantuan SPSS 22

menghasilkan beberapa output koefisien regresi yang diperoleh sebagai

berikut:

a. Mencari bentuk persamaan regresi linear sederhana

Dari data yang diolah peneliti dengan bantuan SPSS 22

menghasilkan beberapa output koefisien regresi yang diperoleh

sebagai berikut:

Tabel 12
Hasil Regresi
Model Summary
Model R R Squere Adjusted R Std.Error of
Squer the Wstimate
1 .019 .000 -.017 3.027

Berdasarkan nilai R = 0,019, ini berarti bahwa regresi antara

variabel X dan Variabel Y adalah 0,019’

Tabel 13
Anova
ANOVA
Sum of
Mean
Model Squqres df Squarq F Sig.
1 Regression .200 1 .200 .022 .883
Residu 531.450 58 9.163
Total 531.650 59
a. Predictors :(Constant), Aktif Rohis
b. Devendent Variabel : Moderasi
Beragama
50

Adapun signifikansi persamaan regresi linier dapat

disimpulkan terdapat hubungan antara variabel X (Ekstrakurikuler

Rohis) dengan variabel Y (Moderasi Beragama) berdasarkan nilai

F sebesar 0,022 dan tingkat signifikansi 0,883 > 0,05.

Tabel 14
Persamaan regresi linear sederhana

Coefficients
Standardized
Unstandardized
Coeffincients Coeffincients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 42.129 1.931 21.816 .000
Aktif
Rohis -006 .043 -.019 -.148 .883
a. Dependent Variabel : Moderasi
Beragama

Sumber : Data analisis dengan SPSS 22


Dari tabel coefficients di atas dapat dianalisis:

Diketahui nilai konstanta (a) sebesar 42,129 dan nilai

keaktifan mengikuti ekstrakurikuler rohis (b) dengan nilai -0,06.

Untuk merumuskan persamaan regresi : Ŷ = 42,129+ (- 0,006)X

Dimana X menunjukkan keterlibatan aktif dalam kegiatan

ekstrakurikuler spiritual dan menunjukkan moderasi beragama.

Persamaan di atas memungkinkan untuk menganalisis hal-hal

berikut:

(1) Nilai constant sebesar 42,129 dan X sebesar - 0,006, sehingga

dapat dikatakan bahwa konstantasebesar 42,129 menyatakan

bahwa jika nilai X = 0, maka nilai Ŷ sebesar 42,129


51

(2) Koefisien regresi b = -0,006 menunjukkan besarnya tambahan

moderasi beragama setiap peningkatan partisipasi aktif

ekstrakurikuler rohani.

Untuk menguji validitas persamaan regresi dapat

menggunakan teknik uji probabilitas, langkah-langkahnya

adalah:

e. Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat

H1: Terdapat pengaruh antara keaktifan mengikuti

ekstrakurikuler rohis terhadap moderasi beragama.

Ho: Tidak terdapat pengaruh antara keaktifan mengikuti

ekstrakurikuler rohis terhadap moderasi beragama.

ii. Kaidah pengujian

Jika: Sig ≤ α, maka Ho

ditolak

Jika: Sig > α, maka Ho

diterima

Dari tabel Coefficient (a) diperoleh nilai Sig = 0,883 Nilai

α, karena uji dua sisi maka nilai α nya dibagi 2,

sehingga nilai α = 0,05/2= 0,025.

iii. Membandingkan ttabel dan thitung

Ternyata: Sig = 0,883 >0,025 maka Ho diterima.

iv. Membuat keputusan


52

Tidak terdapat pengaruh antara keaktifan siswa mengikuti

ekstrakurikuler rohis dengan moderasi beragama.

B. PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini peneliti menguraikan hasil penelitian yang

peneliti peroleh dari lapangan untuk menjawab pertanyaan “Adakah

pengaruh antara keaktifan mengikuti ekstrakurikuler rohis dengan Moderasi

beragama di MAN 1 Kerinci” dengan memaparkan temuan penelitian yang

telah dilakukan di lapangan sebagai berikut:

Setelah memberikan gambaran secara luas mengenai variabel

penelitian yaitu pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani (X) dan Moderasi

Beragama (Y), maka akan dipaparkan secara menyeluruh temuan penelitian

tersebut. Kegiatan kerohanian Islam pada hakikatnya adalah suatu kegiatan

ekstrakurikuler yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik

terhadap ilmu-ilmu agama Islam dalam rangka melanjutkan pendidikan,

meningkatkan pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan sikap, serta

memperluas cara berpikir, yang kesemuanya dapat membantu mereka.

mencapai tujuan pendidikannya.


53

1. Tingkat Keaktifan Mengikuti Ekstrakurikuler Rohis

Sejauh mana siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan merupakan salah satu aspek yang dapat

membantu perilaku keagamaan siswa. Karena latihan ini tidak hanya

mengajarkan anak-anak cara melakukan berbagai hal di setiap

pertemuan, latihan ini dapat digunakan untuk membantu siswa

meningkatkan motivasi, minat, dan kemampuan mereka. Amalan

keagamaan hendaknya diajarkan sejak dini dengan cara dibina oleh

instruktur, pembimbing, dan pihak yang memberi bimbingan.

Sehingga ketika sudah dewasa, siswa tersebut akan melakukan

kegiatan keagamaan secara sukarela dan bebas, tanpa adanya paksaan.

Responden atau siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

spiritual di MAN 1 Kerinci digunakan untuk menguji temuan

penelitian. Informasi berikut berkaitan dengan bagaimana kegiatan

ekstrakurikuler spiritual mempengaruhi perilaku keagamaan.:

Berdasarkan variabel X yaitu kegiatan ekstrakurikuler rohani

dengan 17 item pertanyaan terlihat bahwa faktor yang paling

mempengaruhi perilaku keagamaan siswa adalah item nomor 9

sebesar 35% yaitu siswa dapat menceritakan materi lama dan baru

pada setiap pertemuan ekstrakurikuler rohis.

Dan item nomor 17 merupakan item tidak berpengaruh dengan

persentase 2% dimana siswa tidak pernah berkelahi yang dipicu oleh


54

perbedaan ras dan agama.

Nilai setiap variabel diperoleh berdasarkan pengujian analisis

data. Skor variabel keaktifan mengikuti kegiatan Rohis didasarkan

pada respon kuesioner dan skor keseluruhan variabel keaktifan

mengikuti kegiatan Rohis terdapat pada temuan penelitian. Oleh

karena itu, dapat dikatakan aktif dalam kegiatan eketrakurikuler

termasuk dalam kategori cukup..

2. Tingkat Moderasi beragama

Kementerian Agama Republik Indonesia mencetuskan kata

“moderasi beragama” yang berarti cara pandang, sikap, dan perilaku

yang konsisten mengambil jalan tengah, selalu bertindak adil, dan

menghindari ekstremisme agama. Moderasi beragama menurut

Lukman Hakim Saifuddin adalah proses memahami dan mengamalkan

ajaran agama secara adil dan seimbang untuk mencegah tindakan

ekstrim atau berlebihan dalam mengamalkannya. Bagi negara yang

majemuk dan multikultural seperti Indonesia, keseimbangan cara

pandang dan sikap terhadap agama sangatlah penting karena hanya

dengan cara inilah perbedaan dapat disikapi secara bijaksana dan

toleransi serta keadilan dapat tercapai. Karena agama telah menganut

konsep moderasi, khususnya keadilan, maka moderasi beragama bukan

berarti memodifikasi agama..(Saifuddin, 2019, p. 19)

Dalam hal ini MAN 1 Kerinci ,merupakan salah satu sekolah


55

yang seluruhnya memeluk agama islam. Walaupun semua siswa

memeluk agama islam. Agar anak-anak bersikap moderat terhadap

agama, menoleransi keberagaman, dan memiliki tingkat toleransi yang

tinggi, banyak upaya yang harus dilakukan untuk membantu mereka

mengembangkan sikap ini. Karena agama melibatkan hubungan

dengan Tuhan dan orang lain serta alam semesta.

Kuesioner yang disebarkan berjumlah 15 butir disebarkan

kepada 60 responden. Berdasarkan 15 item pertanyaan pada variabel

Y moderasi beragama terlihat bahwa item nomor 6 yang selalu

direspon siswa dengan respon 37% merupakan elemen yang paling

berdampak pada moderasi siswa. Siswa selalu memanggil temannya

dengan hormat meskipun berbeda keyakinan agama.

Dan item soal nomor 8 adalah yang paling tidak berpengaruh

karena memiliki jawaban 0% dimana siswa tidak pernah mengina

teman yang berbeda faham.

Nilai untuk setiap variabel diperoleh berdasarkan pengujian

analisis data. Skor pada variabel moderasi beragama berasal dari total

skor pada kuesioner yang ditentukan berdasarkan temuan penelitian.

Oleh karena itu, bisa dikatakan moderasi beragama termasuk dalam

kelompok cukup.

3. Pengaruh mengikuti ekstrakurikuler rohis terhadap moderasi


beragama
56

Persamaan regresi linear untuk memperkirakan Moderasi

Beragama yang dipengaruhi oleh keaktifan mengikuti ekstrakurikuler

rohis adalah:

Ŷ = 42,129+ (- 0,006)X
Dimana:
Ŷ = Variabel dependen (Moderasi beragama)

X = Variabel independen (keaktifan mengikuti rohis)

Hal ini terlihat dengan melihat koefisien regresi B variabel

bebas keaktifan mengikuti kegiatan rohani (X) dengan variabel terikat

Moderasi Beragama (Y) sebesar -0,006 (X) dengan konstanta sebesar

42,129. Dengan demikian dapat diketahui bahwa koefisien regresi

variabel Moderasi Beragama bernilai negatif terhadap keaktifan santri

dalam mengikuti ritual keagamaan.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun variabel independen

bertumbuh, variabel dependen tidak selalu mengikuti

pertumbuhannya. Asumsi siswa aktif melakukan kegiatan spiritual

(X) menjadi dasar nilai konstanta (Y). Jika nilainya nol maka variabel

moderasi beragama (Y) sebesar 42,129. Nilai variabel (Y) akan naik

jika nilai koefisien regresi (X) naik, dengan asumsi variabel (X)

mempunyai nilai konstan.

Persamaan regresi linier diatas perlu diuji kembali untuk

mengetahui keabsahan persamaan regresi linier, oleh karena itu

peneliti menggunakan teknik uji probabilitas dengan membandingkan

ttabel dan thitung. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hasil


57

perhitungan uji t terhadap koefisien (a) diperoleh signifikansi sebesar

= 0,883 dan nilai α sebesar 0,05/2 = 0,025. Maka Sig = 0,883 > 0,025

dan keputusannya Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara partisipasi aktif dalam

kegiatan ekstrakurikuler rohani dengan moderasi beragama.

Kontribusi variabel keaktifan mengikuti rohis dalam upaya

mempengaruhi variabel Moderasi Beragama dapat diwakili oleh

besarnya koefisien determinasi yang dinotasikan dalam angka 𝑅2 (R

Square) adalah sebesar 0,000 yang berarti dalam penelitian ini

moderasi beragama sebesar 0 % dipengaruhi oleh keaktifan siswa

mengikuti rohis dan sisanya sebesar 100 % berasal dari faktor lain

di luar penelitian ini seperti kemampuan intelektual, motivasi,

suasanabelajar, sikap, bakat, dan minat.(Dwi prasetya Danarjati, 2014)


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berikut ini adalah kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan

yang diberi judul “Pengaruh Ekstrakurikuler Rohani terhadap Moderasi

Beragama di MAN 1 Kerinci”.

Korelasi dihitung dan ditemukan sebesar 0,019, menghasilkan

rentang interval 0,000 hingga 0,199 untuk nilai r yang dihitung. Oleh

karena itu, terdapat hubungan yang sangat lemah antara kegiatan

ekstrakurikuler spiritual dengan moderasi beragama.

Besarnya koefisien determinasi yang dilambangkan dengan

angka R2 (R Square) yaitu sebesar 0,000 dapat digunakan untuk

mewakili besarnya kontribusi partisipasi aktif kegiatan kerohanian dalam

upaya mempengaruhi variabel Moderasi Beragama. Artinya dalam

penelitian ini moderasi beragama 0% dipengaruhi oleh keaktifan santri

dalam mengikuti kegiatan rohani, dan sisanya 100% berasal dari faktor

lain di luar penelitian ini seperti kecerdasan.

Ketika nilai signifikansi melebihi tingkat signifikansi yang

ditentukan (α = 0,025 dalam kasus ini), kita cenderung gagal menolak

hipotesis nol. Artinya, tidak ada bukti yang cukup kuat untuk mendukung

adanya pengaruh yang signifikan antara variabel X dan Y dalam konteks

penelitian ini.

58
59

Namun, penting untuk diingat bahwa interpretasi hasil statistik

perlu mempertimbangkan konteks penelitian, metodologi, dan ukuran

sampel. Jika metodologi penelitian atau ukuran sampel tidak cukup kuat,

hasil statistik mungkin tidak mewakili hubungan yang sebenarnya di

antara variabel-variabel tersebut. Juga, hasil negatif dari satu penelitian

tidak selalu berarti bahwa tidak ada hubungan sama sekali, tetapi

mungkin bisa merujuk pada kompleksitas isu yang sedang diteliti.

B. Saran

1. Penting untuk memasukkan kegiatan tambahan sebagaimana

dijelaskan dalam pedoman ekstrakurikuler spiritual untuk

mengembangkan moderasi beragama di sekolah..

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan lebih dalam

dan luas mengenai permasalahan pemahaman pengaruh kegiatan

ekstrakurikuler rohani terhadap moderasi beragama yang lebih besar

serta menambahkan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi

tingkat moderasi beragama.


BIBLIOGRAFI
Ali Noer. (2017). Jurnal Upaya Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS)
dalam Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa di SMK Ibnu Taimiyah
Pekanbaru, dalam jurnal Al- Thariqah Vol. 2.
Alif Nur Khasanah. (2018). Pengaruh Ekstrakurikuler Rohis Dan Lingkungan
Keluarga Terhadap Sikap Keberagamaan Siswa Smk Negeri 1 Ponorogo
Tahun Ajaran 2018/2019.
Burhan Bungin. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif (Cet III). Fajar
Interpratama.
Departemen Agama RI. (2015). Al-Qur’an dan terjemahannya. Diponegoro, CV.
Penerbit.
Desi Narita, Irawan Suntoro, H. Y. (2020). Desi Narita,
dkk,https://media.neliti.com/media/publications/250.
Dwi prasetya Danarjati, dkk. (2014). Psikologi Pendidikan (G. Ilmu (ed.)).
Fatkhan. (2020). fatkhan.web.id/pengertian-keaktifan-belajar. Diakses Pada
Tanggal 28 Januari 2020.
Hafidatus Sadiyah. (2022). Moderasi Beragama Melalui Pendidikan dan
Pelatihan Dakwah” dalam
https://www.kompasiana.com/hafidatus31401/61f627d58700001ffe79de02/m
oderasi_beragama-melalui-pendidikan-dan-pelatihan-dakwah, .Diakses
pada 30 Januari 2022,.
Kompri. (2017). Belajar Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Media Akademi.
Lijan Poltak Sinambela. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif (G. Ilmu (ed.)).
Martinis yamin. (2007). Kiat Membelajarkan siswa. R, Persada Press dan center
for learning Innovation.
Muhammad Faisal. (n.d.). “Manajemen Pendidikan Moderasi Beragama Di Era
Digital,” dalam Jurnal International Conference On Religion, Humanity and
Developmen, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI )Ma‟arif.
Mukhlis, A. N. dan. (2015). Konsep Wasathiyah Dalam Al-Qur‟an, (Studi
Komparatif Antara Tafsir At-Tahrir Wa At-Tanwir Dan Aisar At-Tafsir,”.
Vol. 4, no.
Nassrullah Nurdin. (2018a). Pedoman Pembinaan Rohis di sekolah dan
Madrasah, Jakarta, Erlangga,.
https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf
Nassrullah Nurdin. (2018b). Pedoman Pembinaan Rohis di sekolah dan

60
Madrasah (Erlangga (ed.)).
Ngalim, P. (2007). Psikologi Pendidikan (Remaja Rosdakarya (ed.)).
Nugroho Wibowo. (2016). No Title. Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui
Pembelajaran Berdasarkan Gaya Belajar Di SMK N 1 Saptosari, Vol 1.No 1,
130.
Nurul Zuriah. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Cet I). PT
Bumi Aksarra.
Qodri Azizy. (2004). Filsafat Pendidikan Islam (K. Mulya (ed.)).
Rakhmawati, A. M. R. dan R. (2018). Rohis dari Dua Perspektif. CV Jejak.
Saifuddin, L. H. (2019). Moderasi Beragama (Jakarta (ed.); Cet 1). Badan
Litbang dan Diklat Kementrian RI.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D) (Cet XI). Alfabeta,.
suryosubroto. (2009). Proses belajar mengajar disekolah. Cipta Reneka, PT.
Suryosubroto, B. (2011). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta.
Syamsu Yusuf LN. (2004). Psikologi Belajar Agama, Bandung: Pustaka Bani
Quraisyi,.
Syofian Siregar. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif di
Lengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Menual & SPSS Versi 17 (Cet
V). Bumi Aksara.
Tri Wahyuni & Nihayatul Husna. (2021). PENGARUH KEGIATAN ORGANISASI
ROHIS DALAM MENUMBUHKAN SIKAP MODERASI BERAGAMA SISWA
SMA NEGERI 4 PURWOREJO. 31.
Ulfatul Husna. (2020). Moderasi Beragama Di SMA Negeri 1 Krembung-Sidoarjo
(Suatu Pendekatan Pendidikan Agama Islam dalam Menghadapi Tantangan
Ekstremisme). Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Widyantoro, N. (2003). , Panduan Dakwah Sekolah, Kerja Besar untuk
Perubahan Besar.
Zakiah Darajat. (2011). Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Bumi Aksara.

61

You might also like