Professional Documents
Culture Documents
Human Capital Management Handbook 2021
Human Capital Management Handbook 2021
2021
KOBEXINDO
HUMAN CAPITAL
MANAGEMENT
Kata Pengantar 3
BAB XI GA Management 31
Pada saat ini, Kobexindo Group telah berhasil memposisikan diri sebagai entitas bisnis yang
mampu untuk tumbuh dan terus berkembang. Perkembangan usaha yang sangat dinamis
ini memicu Kobexindo Group untuk mengkaji kembali semua proses bisnis menuju
profesionalisme termasuk yang menyangkut pengembangan SDM-nya. Berdasarkan hal ini
pula, maka dirasakan perlunya menyusun Buku Pedoman Kobexindo Human Capital
Management (KHCM) yang sesuai dengan kondisi bisnis saat ini dan masa mendatang.
Buku pedoman ini merupakan perwujudan dari keinginan Presiden Direktur Kobexindo
Group dengan tujuan untuk mengelola SDM secara benar karena “people” harus
merupakan prioritas pertama dalam mengejar pencapaian sasaran Perusahaan. Dalam
proses perumusan buku ini, Falsafah Kobexindo Group yang dikenal dengan istilah Basic
Mentality atau Core Value atau Corporate Culture kembali ditekankan sebagai dasar dan
nilai-nilai yang akan menjadi acuan dalam mengelola SDM di Kobexindo Group.
Dalam penyajiannya, buku pedoman KHCM ini berisikan latar belakang semua komponen
utama atau 9 (Sembilan) pilar dalam pengelolaan SDM, lengkap dengan kebijakan dasar
dan alur prosesnya.
Buku pedoman KHCM ini merupakan pedoman pengelolaan SDM untuk semua Perusahaan
dalam lingkungan Kobexindo Group agar pengembangan SDM-nya dapat dilakukan
secara lebih sinkron dan bersinergi. Dengan demikian Kobexindo Group dapat lebih siap
dalam mengembangkan SDM-nya untuk menjawab tantangan bisnis pada saat ini dan
masa mendatang. Pada akhirnya, untuk lebih menyempurnakan buku pedoman KHCM ini,
masukan dari semua pihak sangat diharapkan.
Tim Penyusun
Saya menyambut gembira hadirnya buku pedoman ini, yang akan menandai dimulainya
era baru pengelolaan SDM Kobexindo Group yang muatannya berpijak pada Falsafah
perusahaan Basic Mentality atau Core Value atau Corporate Culture yang prinsip dasarnya
disesuaikan dengan tuntutan dan perkembangan situasi bisnis saat ini.
Perusahaan dituntut untuk memiliki SDM yang berkarakter dan berkompetensi tinggi, karena
adanya persaingan yang semakin terbuka lebar dan sengit, disertai perkembangan
teknologi yang begitu pesat, dan ketidakmapanan aturan main pada industri. Kompleksitas
lingkup bisnis yang demikian hanya bisa dihadapi oleh perusahaan yang memiliki karyawan
yang mampu memaksimalkan setiap potensi yang ada serta memiliki obsesi, integritas dan
loyalitas yang tinggi.
Pengelolaan SDM yang baik akan menghasilkan pimpinan dan staff yang berkarakter dan
berkompetensi tinggi di bidangnya masing-masing yang akan mendukung tercapainya
sasaran perusahaan.
Saya ingin menegaskan bahwa buku pedoman KHCM yang perumusannya melibatkan Tim
Human Capital Kobexindo Group ini wajib diterapkan dengan konsisten dan penuh
tanggung jawab sehingga menjadi praktek dan budaya yang berakar di seluruh
perusahaan dalam lingkungan Kobexindo Group.
Pada kesempatan ini, secara pribadi dan mewakili Direksi Kobexindo Group saya ingin
menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh
anggota Tim Penyusun buku pedoman KHCM yang telah menunjukkan dedikasi yang tinggi
dalam menyelesaikan tugas berat ini. Tanpa kerja keras, kerjasama yang baik, serta
kreativitas yang tinggi, maka buku pedoman ini tidaklah mungkin terwujud.
Saya sangat yakin bahwa yang kita rintis pada saat ini akan menghasilkan buah
keberhasilan yang lebih besar lagi bagi Kobexindo Group di masa yang akan datang.
Andry B. Limawan
Presiden Direktur
Falsafah pada hakekatnya adalah prinsip, nilai, norma, dan pandangan yang diyakini
dan yang akan menjadi acuan serta mendasari semua pola pikir, kebijakan serta perilaku
dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.
Budaya Perusahaan Kobexindo Group yang lebih dikenal sebagai Basic Mentality atau
Core Value atau Corporate Culture adalah sebagai berikut :
ATTITUDE
Sikap adalah elemen dasar yang utama dari Aspek Manusia. Sikap diartikan sebagai
cara seseorang bertindak, merasakan, dan berpikir, yang menunjukan sifat dan
temperamen orang tersebut yang terdiri dari 4 unsur.
a. Integritas : Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan keyakinannya
b. Proaktif : Berani bertindak atas inisiatif pribadi (kebebasan memilih)
c. Memulai dengan tujuan akhir : BergerakBerdasarkan Visi
d. Rasa Memiliki: Merasa memiliki berperan/andil dalam kemajuan perusahaan
CUSTOMER FOCUS
Fokus pada pelanggan adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk mengetahui secara
langsung kualitas barang dan jasa dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan sehingga
tercapai kepuasan pelanggan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pelanggan adalah
keseluruhan proses (end to end). Pelanggan merupakan keseluruhan proses berarti setiap
orang harus menempatkan proses selanjutnya sebagai pelanggan dan wajib fokus
terhadap proses tersebut.
TEAMWORK
Kerjasama tim adalah proses bekerja bersamasama di dalam sebuah kelompok untuk
mencapai tujuan tertentu. Kerjasama tim di dalam perusahaan berarti para karyawan
diharuskan mampu untuk bekerjasama dengan baik segala kondisi. Kerjasama tim di
dalam perusahaan berarti para karyawan akan berusaha bekerjasama, memanfaatkan
keahlian masing-masing dan memberikan umpan balik yang membangun, dan tidak
melibatkan konflik pribadi antar individu dalam kelompok.
IMPROVEMENT
Perbaikan adalah suatu usaha perubahan untuk menjadi lebih dari keadaan yang
sekarang. Kaizen adalah adalah salah satu metode perbaikan yang bermakna
perbaikan berkesinambungan. Implementasi Kaizen pada perusahaan adalah
mencangkup perbaikan yang dilakukan sediki demi sedikit yang melibatkan seluruh
karyawan dan dilakukan secara terus menerus.
ACHIEVEMENT ORIENTATION
Berorientasi pada pencapaian menetapkan dan mencapai tujuan yang menantang
serta menciptakan prestasi kerja yang lebih dari sebelumnya. Ada tiga dasar yang harus
ditanamkan dalam melakukan hal tersebut yakni:
a. Memiliki komitmen yang tinggi untuk mencapai yang terbaik
b. Menetapkan standar yang menantang untuk memberikan hasil yang lebih bagi
pemangku kepentingan
c. Mempunyai dorongan untuk maju dan berkembang
Nilai-nilai pengelolaan SDM adalah merupakan penjabaran lebih lanjut dari falsafah
Kobexindo Group agar prinsip, nilai, norma, dan pandangan yang terkandung
didalamnya dapat lebih dipahami dan dihayati untuk menjadi acuan dalam mengelola
SDM yang ada didalam lingkungan Kobexindo Group.
Dengan demikian, maka pada akhirnya diharapkan akan terbentuk perilaku usaha yang
sesuai dengan jiwa falsafah tersebut.
Adapun nilai-nilai falsafah tersebut adalah:
1. Perilaku yang baik akan menjadikan sikap profesionalitas dalam menjaga nama
baik pribadi dan perusahaan untuk memajukan perusahaan.
2. Usaha-usaha terbaik dan inovasi yang tiada henti dalam segala bidang akan
memberikan lebih dari yang diharapkan pelanggan
3. Kerjasama yang solid dalam sebuah team dan terlibat secara aktif dalam proses
mencapai kesuksesan team secara efektif dan efisien akan menuju high
performance team.
4. Obsesi untuk secara terus menerus menggali ide-ide baru, serta keberanian untuk
mengambil resiko dalam menerapkan ide tersebut untuk menghasilkan
pengembangan organisasi yang inovatif dan berkesinambungan.
5. Orientasi sikap kerja yang memfokuskan pada upaya pribadi dan kelompok kerja
pada pencapaian hasil kerja unggul akan memberikan kontribusi terhadap
pencapaian sasaran perusahaan.
Pada dasarnya sesuai dengan peran Human Capital Management sebagai bagian
dari manajemen organisasi, maka kerangka dasar Kobexindo Human Capital
Management mendudukkan penanganan kinerja karyawan sebagai fokus dalam
mendukung pencapaian sasaran perusahaan. Melalui fungsi Performance
Management ini, karyawan dibimbing untuk dapat berkontribusi secara optimal
dalam mencapai target yang telah ditetapkan, sumber daya manusa dengan
kinerja yang sangat produktif akan dapat merealisasikan suatu organisasi yang
unggul demi tercapainya visi perusahaan.
Kinerja yang optimal sangat ditentukan oleh pengelolaan 9 Pilar pendukungnya,
yaitu :
a. Organization Development : adalah fungsi untuk menganalisa dan merumuskan
kebutuhan organisasi saat ini dan masa yang akan datang sesuai visi perusahaan
untuk memastikan tercapainya efektifitas dan efisiensi perusahaan.
Ruang lingkup Organization Development adalah Merancang organisasi
termasuk struktur, wewenang dan tanggung jawab, span of control, kompetensi
dan karakternya.
Mendefinisikan sistem manajemen perusahaan, mengembangkan budaya
perusahaan dan mengelola perubahan yang ada dalam organisasi.
b. Recruitment Management : Proses mencari dan menseleksi calon karyawan serta
penempatan karyawan sesuai dengan jumlah dan waktu yang dibutuhkan serta
memenuhi syarat baik dari segi kuafilikasinya maupun sesuai dengan tatanan
ORGANIZATION DEVELOPMENT
Latar Belakang
Sebuah organisasi membutuhkan adanya suatu sarana yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan dibentuknya organisasi tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka
dibutuhkan fungsi Organization Development yang bertugas menganalisa dan
merumuskan struktur serta budaya organisasi yang mampu membawa organisasi
tersebut mencapai tujuannya baik jangka pendek maupun jangka panjang secara
efektif dan efisien. Pengembangan struktur serta budaya organisasi harus mampu
mendukung secara optimal strategi yang diterapkan dalam mencapai visi perusahaan
serta mampu mengantisipasi perubahaan yang terjadi begitu cepat dalam dunia bisnis.
Perencanaan Organisasi masa depan memberikan pengaruh atau dampak sangat
besar terhadap perencanaan kebutuhan SDM. Oleh karena itu, perencanaan
kebutuhan SDM harus didasarkan pada perencanaan bisnis kedepan.
Pada akhirnya, Organization Development harus mampu mengembangkan organisasi
secara menyeluruh, mengusulkan dan bertanggungjawab atas penerapan sistem
manajemen yang dipakai dan menggali sistem nilai yang menjadi dasar perilaku seluruh
karyawan dalam pengembangan budaya perusahaan.
Cakupan
1. Merancang organisasi ( struktur and job description)
2. Menentukan jumlah dan kualitas ( kompetensi dan karakter) tenaga kerja sesuai
dengan kebutuhan bisnis saat ini dan beberapa tahun kedepan. Kebutuhan
tenaga kerja yang didasarkan pada analisa produktifitas ditiap posisi ini
dituangkan dalam bentuk Manpower Plan ( MPP )
3. Mendefinisikan sistem manajemen perusahaan
4. Mengembangkan, mensosialisasikan dan mengimplementasikan nilai-nilai dalam
mewujudkan budaya perusahaan.
5. Mengelola perubahan yang terjadi dalam organisasi
Kebijakan Dasar
1. Setiap perusahaan harus mempunyai struktur organsiasi yang diberlakukan
sebagai dasar untuk mengelola perusahaan.
2. Rancangan organisasi harus mengacu kepada perencanaan strategi bisnis
jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Perusahaan harus menetapkan standar produktifitas tenaga kerja sebagai dasar
untuk menyusun MPP.
4. Perusahaan menetapkan sistem manajemen dan menerapkannya diseluruh level
organisasi
5. Perusahaan harus menentukan dan menjalankan program untuk membangun
budaya perusahaan.
6. Perusahaan harus mengembangkan kemampuan dalam mengelola perubahan
(change management).
Alur Proses
1. Struktur organisasi dievaluasi minimal setiap tahun bersamaan dengan proses
Planning Cycle dengan mempertimbangkan adanya pengembangan strategi
dan sasaran bisnis di tahun yang akan datang. Struktur organisasi dirancang
untuk mendukung pencapaian strategi dan sasaran tersebut.
2. Secara periodik melakukan job analysis untuk menyusun / memperbaiki job
description
3. Menentukan jumlah dan kualitas tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan bisnis
berdasarkan analisa produktifitas di tiap posisi.
4. Mendefinisikan dan melakukan kaji ulang terhadap sistem manajemen.
5. Menggali dan mengimplementasikan nilai-nilai yang menjadi dasar perilaku
seluruh karyawan dalam pengembangan budaya perusahaan.
6. Sebagai pengelola perubahan, Organization Development secara proaktif
mengantisipasi adanya berbagai perubahan yang akan terjadi dan
mempersiapkan proses yang akan menjamin lancarnya perubahan tersebut
tanpa menimbulkan gejolak yang dapat mengganggu ketenangan bekerja.
RECRUITMENT MANAGEMENT
Latar Belakang
Rekrutmen adalah suatu proses mencari calon karyawan yang memenuhi syarat untuk
mengisi jabatan tertentu dalam rangka pemenuhan Man Power Plan (MPP). Kegiatan
rekrutmen yang terdiri dari pencarian, seleksi serta penempatan karyawan, merupakan
salah satu faktor penentu bagi keberhasilan sebuah perusahaan karena akan
menentukan kualitas SDM yang akan berkontribusi dalam pencapaian sasaran
perusahaan,
Faktor penting lain dalam kegiatan rekrutmen tidak hanya mencari orang yang
kualifikasinya sesuai dengan kebutuhan jabatan, tetapi juga harus memiliki karakter yang
sesuai dengan tatanan budaya perusahaan, sehingga mendukung terciptanya iklim
kerja yang kondusif.
Cakupan
Cakupan Recruitmen Management adalah sebagai berikut :
1. Penentuan Job Specification dan Man Specification
2. Penetuan kriteria dan metoda seleksi
3. Pelaksanaan sourcing
4. Pelaksanaan proses seleksi
5. Penerimaan dan penempatan karyawan
Kebijakan dasar
1. Pelaksanaan rekrutmen harus berdasarkan kebutuhan yang sesuai dengan MPP.
2. Penentuan kriteria seleksi didasarkan pada job specification, man specification
dan nilai-nilai budaya perusahaan.
3. Metoda seleksi dilakukan dengan interview, psikotes (internal atau eksternal),
medical test, dan test lainnya bila diperlukan.
4. Sourcing karyawan diutamakan dari internal sebelum dicarikan eksternal.
5. Perusahaan hanya merekrut karyawan yang sesuai dengan kuafilikasi jabatan
yang ada dan memiliki karakter yang cocok dengan budaya perusahaan.
6. Perusahaan menghargai persamaan hak pelamar dan tidak membenarkan
adanya pertimbangan yang didasarkan pada aspek-aspek yang tidak berkaitan
dengan pekerjaan (nepotisme, gender, SARA, dan lain lain).
7. Outsourcing dapat dilakukan untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu sesuai
kebijakan perusahaan.
8. Interview dan persetujuan penerimaan karyawan dibahas dalam SOP tersendiri.
Top Management
1. Menyetujui metoda dan kriteria seleksi yang akan dilakukan oleh bagian
Rekrutmen
2. Melakukan interview dan menyetujui penerimaan karyawan baru.
Line Management
1. Bersama Human Capital menentukan job specification dan man specification.
2. Melakukan interview dan menyetujui penerimaan karyawan baru.
Human Capital Management
1. Bersama user menentukan job specification dan man specification
2. Menentukan kriteria dan metoda seleksi.
3. Melakukan sourcing internal maupun eksternal.
4. Mengatur dan melaksanakan proses seleksi sesuai dengan metoda seleksi yang
telah ditetapkan.
5. Menginformasukan hasil seleksi ke user
6. Memonitor karyawan baru selama masa percobaan.
Alur Proses
Latar belakang
Cakupan
Kebijakan dasar
1. Setiap jabatan pada level kepala departemen ke atas dan key position
diharuskan mempunyai standar kompetensi.
2. Training Matrix :
Top Management :
1. Terlibat dalam proses penyusunan peta potensi Karyawan , Succession Planning,
ICP dan IDP golongan V ke atas.
2. Memberikan komitmen dan support atas pelaksanaan proses pengembangan
karyawan.
3. Menyetujui mutasi golongan V ke atas.
Line Management :
Alur Proses
PERFORMANCE MANAGEMENT
Latar Belakang
Performance management adalah suatu proses yang berkelanjutan antara karyawan
dengan atasannya tentang pekerjaan / kontribusi apa yang harus dilakukan / diberikan oleh
karyawan, penetapan target kinerja yang harus dicapai, proses monitoring dan bimbingan
(coaching & counseling) dan penilaian pencapaian target tersebut. Melalui proses ini
perusahaan dapat mengatur tingkat produktifitas dari setiap karyawan. Berkenaan dengan
itu, setiap perusahaan di lingkungan Kobexindo Group wajib secara konsisten melaksanakan
proses tersebut sehingga setiap karyawan dapat berkontribusi seoptimal mungkin dalam
mencapai sasaran perusahaan.
Beberapa hal mendasar yang harus dikomunikasikan dalam proses ini adalah :
1. Apa dan seberapa besar kontribusi yang diharapkan dari karyawan (sesuai dengan
produktifitas yang telah ditetapkan).
2. Kriteria pengukuran pencapaian target yang jelas dan adil.
3. Umpan balik mengenai kemajuan pencapaian target kinerja yang dilakukan secara
periodik.
4. Hasil penilaian kinerja di akhir periode penilaian
Cakupan
Kegiatan utama dalam Performance Management yang harus dilaksanakan para atasan
dengan Divisi Human Capital sebagai fasilitator adalah sebagai berikut :
1. Penetapan Key Performance Indicator (KPI) perusahaan.
KPI perusahaan ini disusun berdasarkan Annual Business Planning yang akan
diturunkan menjadi KPI divisi, departemen dan bagian yang lebih kecil lainnya.
2. Penetapan Individual Performance Plan Appraisal ( IPPA ).
KPI individu merupakan turunan KPI perusahaan yang paling akhir dan menjadi dasar
pembuatan IPPA. Penyusunan IPPA dilakukan pada setiap awal tahun melalui proses
komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan untuk mendapatkan komitmen
dari kedua belah pihak.
3. Monitoring kinerja individu.
Monitoring kerja individu dilakukan melalui mekanisme coaching & counseling yang
dilakukan secara periodik agar setiap karyawan dapat mencapai target kinerja
yang telah dituangkan dalam IPPA.
4. Penilaian Kinerja (Performance Appraisal)
Penilaian kerja dilakukan minimal 1 (satu) tahun sekali, dengan cara
membandingkan IPPA dengan pencapaiannya. Hasil penilaian kinerja akan
dipergunakan untuk menentukan penghargaan atau sanksi sesuai peraturan yang
berlaku dimasing – masing perusahaan.
1. Setiap karyawan harus memiliki IPPA. IPPA harus ditetapkan melalui proses
komunikasi, diskusi dan komitmen antara atasan dan bawahan
2. IPPA berisi target kinerja yang harus memiliki bobot yang sesuai.
3. Coaching & Counseling harus dilakukan para atasan dengan tujuan meningkatkan
kemungkinanan keberhasilan karyawan. Coaching & Counseling ini minimal
dilakukan 1 kali setahun.
4. Penilaian kinjerja karyawan didasarkan pada IPPA dan peringkat hasil penilaiannya
dilakukan pada akhir tahun
5. Peringkat hasil penilaian kinerja dibahas dalam SOP tersendiri.
6. Bagi karyawan yang penilaian kinerjanya kurang, kepadanya diberikan kesempatan
untuk memperbaikinya melalui Improvement Program selama 1 (satu) tahun. Hasil
final pernilaian kinerja ini menjadi dasar untuk :
a. Membuat IPPA standard yang sesuai dengan jabatannya.
b. Memperpanjang masa Improvement Program untuk paling lama 1 (satu) tahun
lagi.
c. Melakukan proses Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawan yang
bersangkutan.
Top Management
1. Memberikan dan terlibat dalam penyusunan Annual Planning dan menentukan KPI
perusahaan.
2. Menentukan jenis / bentuk penghargaan dan sanksi.
3. Memberikan dan menyetujui penilaian kinerja bawahannya.
Line Management
1. Bersama sama dengan bawahan menetapkan IPPA bagi semua bawahannya.
2. Memberikan bimbingan secara teratur kepada bawahan
3. Memberikan penilaian kinerja bawahan dan membahasnya dengan atasan.
4. Memberikan usulan penghargaan atau sanksi atas prestasi bawahan
Human Capital Management
1. Melakukan fasilitasi terhadap seluruh proses Performance Management.
2. Melakukan analisa dan review terhadap berjalannya proses Performance
Management.
3. Melakukan Kegiatan adminsitrasi atas hasil penilaian kerja.
Annual Busness
Plan
A
People
Development
IPPA
Management
Goal Setting
1. Pada akhir tahun perusahaan menetapkan Annual Business Plan untuk tahun depan
2. Setelah pimpinan perusahaan menetapkan / mengesahkan Annual Business Plan,
masing-masing pimpinan divisi mendapatkan target kinerja divisi dari atasannya (KPI
divisi).
3. Kemudian pimpinan divisi membagi target tersebut kepada pimpinan departemen
yang selanjutnya membaginya ke masing masing bagian dibawahnya
4. Atasan kemudian membagi target tersebut kepada seluruh bawahannya, dan
menuangkannya kedalam bentuk IPPA yang telah didiskusikan dengan atasannya.
5. Atasan menjadwalkan sesi diskusi IPPA dengan bawahan yang bersangkutan untuk
memperoleh komitmen bawahan atas IPPA-nya. Atasan dan bawahan
menandatangani dokumen IPPA. Dokumen asli disimpan Human Capital, atasan
dan bawahan mendapatkan salinannya.
6. Untuk meningkatkan dan memastikan kinerja bawahan sesuai yang diharapkan,
atasan perlu mengadakan sesi coaching & counseling dengan setiap bawahannya
secara periodik.
7. Pada akhir tahun, atasan membagikan dokumen penilaian kinerja kepada setiap
bawahan, dan bawahan melakukan self-assessment terhadap prestasi mereka
sendiri.
8. Berdasarkan masukan self-assessment dan catatan/pengamatan sendiri, atasan
memerlukan penilaian kinerja bawahannyan dan membuat catatan tentang
kekuatan yang perlu dipertahankan dan kekurangan yang perlu diperbaiki. Atasan
Latar Belakang
Compensation Benefit & Reward Management adalah segala kegiatan yang berhubungan
dengan penetapan sistem remunerasi (kompensasi, fasilitas dan benefit) serta penghargaan
lain, baik yang berupa uang maupun yang bukan berupa uang, yang diberikan oleh
perusahaan, termasuk sistem sanksi (punishment) yang diberikan akibat dari kesalahan atau
pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan. Sistem Reward yang baik harus mampu
menjadi salah satu faktor yang menarik bagi calon karyawan, mampu mempertahankan
dan memotivasi karyawan yang berprestasi sehingga dapat meningkatkan produktifitas
kerjanya.
Penetapan remunerasi karyawan ditentukan sesuai dengan kinerja (performance) dan
kontribusi karyawan tersebut terhadap perusahaan.
Bentuk lain dari reward adalah promosi dan atau kenaikan golongan / sub golongan.
Sebagaimana telah dinyatakan dalam People Development Management, kriteria yang
dipakai dalam penilaian layak promosi yaitu :
1. Kebutuhan organisasi, yaitu tersedianya posisi atau jabatan dalam organisasi
2. Potensi / kompetensi dan karakter karyawan
3. Kinerja karyawan.
Kebijakan Dasar
1. Semua kebijakan remunerasi harus sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku dibidang ketenaga-kerjaan dan perpajakan.
2. Upah (gaji pokok + tunjangan tetap) tidak boleh lebih rendah dari upah minimum
Regional (UMR) atau Upah Minimum Propinsi (UMP) atau Upah Minimum
Kabupaten/Kotamadya (UMK).
3. Perusahaan menetapkan kebijakan remunerasi berdasarkan pertimbangan internal,
dan kompetitif dengan perusahaan-perusahaan eksternal (survey remunerasi).
4. Perusahaan menetapkan golongan dan jabatan. Golongan melekat kepada
individu karyawan, sedangkan jabatan melekat kepada posisi di struktur organisasi.
5. Penyebutan jabatan struktual menggunakan istilah “Kepala” ( Head ).
Contoh : Kepala Seksi (Section Head), dst.
6. Pola pengaturan penggolongan adalah sebagai berikut :
a. Golongan I – V : sub golongan A sampai dengan F
b. Golongan VI – VII : sub golongan A sampai dengan E
7. Pelaksanaan kenaikan sub golongan dapat dilakukan paling cepat 6 (enam) bulan.
8. Matriks kesetaraan golongan dan pangkat struktural adalah sebagai berikut :
VII Director
VI Division Head
V Dept Head
IV Section Head
III Unit
II Sub Unit
I Operational
Total Reward
TERMINATION MANAGEMENT
Pada dasarnya, hubungan kerja antara seorang karyawan dengan perusahaan dapat
berakhir atau terputus. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ini dapat terjadi baik oleh
kehendak karyawan sendiri maupun atas inisiatif perusahaan. Termination Management
menangani segala kegiatan yang berhubungan dengan PHK.
Ruang Lingkup dari Termination Management adalah :
1. Penanganan pemutusan hubungan kerja karena :
a. Gagal berprestasi
b. Pelanggaran persyaratan kerja
c. Atas kehendak karyawan sendiri
d. Atas kesepakatan bersama
2. Pengelolaan pensiun dan pensiun dini
3. Rasionalisasi atau efisiensi perusahaan
4. Berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu
5. Karyawan meninggal dunia
Perusahaan dapat melakukan PHK terhadap seorang karyawan yang gagal berprestasi
apabila setelah diberi kesempatan yang cukup, karyawan yang bersangkutan tetap gagal
menunjukkan prestasi kerjanya, atau apabila karyawan tersebut melakukan pelanggaran
persyaratan kerja, misalkan melakukan tindak kriminal, melakukan pelanggaran etika
bisnis/kerja dan sebagainya atau karyawan mengajukan PHK atas kehendak sendiri, atau
bila bukan karena kesalahan karyawan tetapi karyawan dapat menerima PHK tersebut.
PHK secara alamiah terjadi apabila seorang karyawan memasuki masa pensiun. Dalam hal
ini, perusahaan perlu mempunyai peraturan yang jelas dalam pengelolaan pensiun.
Karyawan dapat berinisiatif untuk mengajukan pensiun dini apabila telah memenuhi
persyaratan yang ada (bila program ini memang diberlakukan di perusahaan).
Kadang-kadang dirasakan perlu perusahaan melakukan PHK secara massal dalam hal
berikut :
a. Perusahaan berada dalam kondisi krisis
b. Perusahaan tersebut atau salah satu unit usahanya akan ditutup atau pindah lokasi
c. Terjadi perubahan kepemilikan.
Kebijakan Dasar
1. Karyawan yang tidak mencapai prestasi akan diberhentikan setelah diberikan cukup
kesempatan untuk memperbaiki kinerjanya.
2. Berbagai bentuk pemutusan hubungan kerja harus sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
3. Setiap PHK harus diikuti dengan proses Exit Clearance. Sedangkan exit interview tidak
wajib diisi untuk kasus PHK kecuali untuk PHK atas kehendak karyawan sendiri.
Alur Proses
1. Apabila terjadi PHK (atas inisiatif karyawan), Department Head bersama Human
Capital mengisi formulir Exit Interview.
2. Sedangkan untuk Checklist Exit Clearance berisikan informasi :
3. BAST Pekerjaan yang telah,sedang dan akan dilakukan oleh yang bersangkutan.
4. Pengembalian asset perusahaan (notebook, password, tools, buku, dsb)
a. Pengembalian ID card
b. Penyerahan file dan kunci tempat kerja
c. Perhitungan pesangon (bila ada).
d. Perhitungan uang jasa
e. Penyelesaian uang pensiun (DPA, dan lainnya).
f. Penyelesaian Jamsostek
g. Penyelesaian kewajiban keuangan ke perusahaan (loan, uang muka, dsb)
h. Lain-lain yang dipandang perlu.
Latar Belakang
Personnel & Administration Management merupakan sarana manajemen dalam menyusun
dan menjalankan prosedur serta sistem informasi kepersonaliaan untuk mendukung
pengambilan keputusan di bidang SDM.
Secanggih apapun peraturan dan prosedur kerja yang dijalankan, tetapi tidak diterapkan
secara konsisten dan tanpa didukung dengan sistem informasi kepersonaliaan yang handal
dan akurat, maka hasilnya tidak akan optimal. Oleh sebab itu, perusahaan harus
mempunyai sistem informasi kepersonaliaan yang mampu menyimpan, mengolah dan
menyajikan data / informasi serta mampu mengintegrasikan semua fungsi pengelolaan
SDM.
Cakupan
Cakupan Personnel & Administration Management meliputi :
1. Pelaksanaan dan kontrol administrasi kepersonaliaan yang tertib, lengkap, akurat,
dan up-to-date.
2. Pelaksanaan dan kontrol adminstrasi sistem remunerasi.
3. Pembuatan dan pelaksanaan sistem informasi SDM yang mendukung administrasi
kepersonaliaan dan remunerasi.
Kebijakan Dasar
Perusahaan harus mengembangkan sistem adminstrasi dan informasi SDM yang terintegrasi
dalam mendukung employee tracking system, dari proses rekrutmen, mutasi, kenaikan
golongan dan lain-lain
Alur Proses
People Dev
Administration
Reward
Administration
1. Recruitment Administration
a. Mengadminstrasikan dan menganalisa pemenuhan kebutuhan SDM sesuai
dengan MPP
b. Memastikan kelengkapan data untuk kepentingan adminstrasi :
Formulir permintaan tenaga kerja
Data hasil test & interview
Data karyawan baru
Latar Belakang
Industrial Relations Management adalah kegiatan yang mengelola hubungan antara
pelaku bisnis, yaitu pemerintah, masyarakat, dan terutama hubungan antara perusahaan
dan karyawan sehingga tercipta hubungan yang harmonis, ketenangan kerja dan
kelangsungan berusaha (industrial peace). Hubungan industrial (industrial relations)
diperusahaan, mencakup semua hubungan kekaryawanan sejak karyawan bekerja
diperusahaan sampai dengan berakhirnya hubungan kerja.
Melihat pentingnya kegiatan ini, masalah hubungan industrial perlu mendapat perhatian
khusus dalam penanganannya, karena besar terhadap kelangsungan berusaha.
Dalam penciptaan industrial peace di perusahaan, atasan memegang peranan penting
dalam menjalin komunikasi dua arah dengan bawahannya. Penyampaian aspirasi dapat
juga dilakukan melalui wadah atau forum komunikasi lainnya.
Cakupan
Cakupan industrial Relations Management Meliputi :
1. Internal Relations, yang mencakup :
a. Employee Relations :
Merupakan sarana untuk mengelola berbagai hal yang berkaitan dengan
hubungan kekaryawanan antara perusahaan dan karyawan sehingga tercipta
ketenangan bekerja dan berusaha, iklim kerja yang harmonis serta meningkatkan
motivasi dan produktivitas kerja.
Beberapa hal kegiatan yang berkaitan dengan employee relations antara lain :
Penyusunan peraturan perusahaan (PP) yang memuat ketentuan-ketentuan
tentang hak dan kewajiban perusahaan dan karyawan. PP ini akan menjadi
pegangan yang mengikat bagi terjalinnya hubungan kerja antara perusahaan
dan karyawan.
Penyusunan Perjanjian Kerja Bersama (jika ada) sebagai pengganti PP bila
dikehendaki oleh serikat pekerja (terdaftar di Depnaker) yang ada diperusahaan
tersebut.
Ketentuan-ketentuan dalam perjanjian kerja
Program kebersamaan antar karyawan dan perusahaan (kegiatan olahraga,
family day, buka puasa bersama, halal bihalal, team-buikding, dll).
Program penghargaan karyawan (Penghargaan Masa Kerja, Karyawan Teladan,
HUT Karyawan dll).
Penyelenggaraan acara seremonial perusahaan dan kenegaraan (HUT
Perusahaan, peringatan 17 Agustus, dll).
Program beasiswa anak karyawan, khususnya bagi anak yang berprestasi.
Mendorong berdirinya koperasi karyawan sebagai sarana yang ikut mendukung
peningkatan kesejahteraan karyawan.
Penanganan pelanggaran Peraturan Perusahaan / Perselisihan hubungan
kekaryawanan.
Kebijakan Dasar
1. Perusahaan harus memiliki fungsi industrial relations
2. Perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 10 karyawan, harus memiliki peraturan
perusahaan yang mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.
3. Perusahaan harus memiliki program komunikasi internal, khususnya untuk
meningkatkan hubungan yang harmonis antara manajemen dengan karyawan.
4. Perusaahan harus memelihara dan meningkatkan kepuasan kerja karyawan secara
terus menerus sehingga tercipta industrial peace yang dapat dimonitor antara lain
melalui pelaksanaan program employee survey.
5. Perusahaan mendorong berdirinya koperasi karyawan
Alur Proses
Peraturan Perusahaan (PP)
Top Management
Draft PP
Konfirmasi Top
Management
Tidak
Final Draft
PP
Pengesahan
Pemerintah
Tidak
Cetak Buku
Dristibusi
Agar dapat menjalankan fungsi Human Capital sebagaimaman telah diuraikan diatas,
seseorang praktisi Human Capital harus mempunyai kompetensi khusus yang dibutuhkan
dalam pengelolaan SDM. Di samping kompetensi umum, kompetensi inti yang harus dimiliki
adalah :
1. Organization Development :
a. Business Knowledge
b. Kemampuan mendesign organisasi
c. Penguasaan tentang konsep Total Quality Management / Business Process
d. Change Management Skill
2. Recruitment Management :
a. Penguasaan tentang teknik wawancara
b. Assesment skill
c. Kemampuan menerapkan metoda seleksi (selection tools)
3. People Development Management :
a. Career Developmen Skill
b. Assessment Skill
c. Kemampuan menjalankan Training Need Analysis
4. Performance Management :
a. Kemampuan menerapkan metoda perencanaan dan pengukuran kinerja.
b. Penguasaan tentang konsep pengukuran produktifitas kerja.
5. Comben & Reward Management :
a. Kemampuan menjalankan proses evaluasi jabatan (job evaluation)
b. Penguasaan tentang konsep remunerasi
6. Termination Management :
a. Penguasaan tentang UU Ketenagakerjaan yang berlaku beserta petunjuk
pelaksanaannya
b. Penguasaan terhadap Program Persiapan Masa Pensiun dan Dana Pensiun
c. Penguasaan tentang aspek-aspek Industrial Relation
7. HR Services ( Personnel & Administration )
a. Penguasaan penggunaan komputer ( Word, Excell, Powerpoint )
b. Penguasaan tentang perpajakan
c. Penguasaan tentang UU Ketenagakerjaan yang berlaku beserta petunjuk
pelaksanaannya
d. Penguasaan tentang peraturan JAMSOSTEK
8. GA Management :
a. Asset Management
b. Corporate Social Responsibility (CSR)