You are on page 1of 30

TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK

“ASUHAN KEPERAWATAN MASALAH FISIK PADA LANSIA


(HIPERTENSI)”

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Eka Wisanti, M.Kep., Sp. Kep.Kom

Disusun Oleh

Kelompok 3 :

Marcella Tiodora 20031031

Putri puspita sari 20031045

Fadel Ahmad Malandre 20031026

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena curahan rahmat serta
karunianyalah kami pada akhirnya sampai pada tahap menyelesaikan makalah keperawatan
Gerontik ini dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA
(HIPERTENSI)”
Kami sekaligus pula menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk
bapak Ns. Eka Wisanti, M.Kep., Sp. Kep.Kom selaku dosen mata kuliah Keperawatan
Gerontik yang telah menyerahkan kepercayaan kepada kami guna menyelesaikan makalah
inidengan tepat waktu.
Kami juga sadar bahwa pada makalah ini ditemukan banyak kekurangan serta jauh dari
kesempurnaan. Dengan demikian, kami benar benar menantinya adanya kritik dan saran
untuk perbaikan makalah yang hendak kami tulis di masa yang selanjutnya, menyadari tidak
ada suatu hal yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Kami berharap makalah sederhana ini bisa dimengerti oleh setiap pihak terutama untuk
para pembaca. Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kekurangan yang tidak
berkenan di hati.

Pekanbaru, 07 Desember 2023

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4

1.3 Tujuan...............................................................................................................................5

1.3.1 Tujuan Umum............................................................................................................5

1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................................................5

1.4 Manfaat Penulisan............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6

2.1 Definisi .............................................................................................................................6

2.2 Etiologi .............................................................................................................................6

2.3 Patofisiologis.....................................................................................................................7

2.4 Komplikasi........................................................................................................................8

2.5 Penatalaksanaan...............................................................................................................9
2.8 Format Pemeriksaaan mini mental status examination (MMSE)...................................10
2.8 Format Penilaian status fungsional (KATZ INDEKS)...................................................12
2.8 Format Penilaian (Depresion Geriatric Scale)...............................................................13
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................................14

BAB IV PENUTUP................................................................................................................27
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................27
4.2 Saran...............................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................28

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lansia atau menua adalah suatu keadaan Yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Menua merupakan proses sepanjang hidup, Tidak hanya di mulai dari suatu waktu Tertentu,
tetapi di mulai sejak permulaan Kehidupaan (Nasrullah, 2016) Pada lansia penyakit
degeneratif yang Sering terjadi adalah penyakit hipertensi Yaitu sebanyak 63,5 %,diabetes
mellitus 57%,masalah gigi 53,6%,penyakit jantung 4,5%,stroke 4,4%,masalah mulut
17%,gagal ginjal 0,8% dan kanker 0,4%. Oleh sebab itu hipertensi merupakan salah Satu
masalah kesehatan yang cukup Berbahaya di seluruh dunia karena Hipertensi merupakan
faktor risiko utama Yang mengarah kepada penyakit Kardiovaskuler seperti serangan
jantung, Gagal jantung, stroke dan penyakit ginjal Yang mana pada tahun 2016 penyakit
Jantung iskemik dan stroke menjadi dua Penyebab kematian utama di dunia (WHO, 2018) Di
Indonesia jumlah penyakit hipertensi Pada lansia berjumlah 63,5% (Profil Kesehatan
Indonesia, 2018). Terlihat dari Prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2018 dengan umur
45- 54 tahun (45,32%), Umur 55-64 tahun (55,22%), umur 65-74 Tahun (63,22%) dan
mengalami Peningkatan pada umur >75 tahun (69,53%)

Prevelensi hipertensi yang Tertinggi di Indonesia berada di Provinsi Kalimantan


Selatan sebesar (44,13%), Sedangkan yang terendah di Provinsi Papua (22,22%) (Kemenkes
RI, 2018). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, Menyatakan bahwa dari total
1,7 juta Kematian di Indonesia didapatkan faktor Risiko yang menyebabkan kematian adalah
Hipertensi sebesar 23,7%. Estimasi jumlah Kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620
orang, sedangkan angka Kematian di Indonesia akibat hipertensi Sebesar 427.218 kematian.
Hipertensi termasuk peringkat kelima dari Sepuluh penyakit terbanyak di Sumatra Barat
dengan 84.345 kasus. Sementara Kasus hipertensi pada lansia di Propinsi Sumatera Barat
prevalensi hipertensi Ditemukan sebesar sebesar 34,2% (RI, 2018).

Sedangkan survey awal yang dilakukan Penelitian di PSTW Kasih Sayang Ibu
Batusangkar pada tanggal 18 Januari 2022 Didapatkan data lansia dengan hipertensi Berada
di peringkat kedua dari 10 penyakit Yang dialami oleh lansia di PSTW Kasih Sayang Ibu
Batusangkar. Terjadi Peningkatan jumlah lansia dengan Hipertensi,tercatat pada tahun 2019
dan Tahun 2020 terdapat 10 orang lansia dengan Hipertensi. Dan sekarang pada akhir tahun

3
2021 terdapat kenaikan kasus lansia Dengan hipertensi menjadi 35 orang lansia. Hipertensi
adalah suatu kondisi keadaan Kronis yang ditandai dengan meningkatnya Tekanan darah
pada dinding pembuluh Darah arteri. Keadaan tersebut Mengakibatkan jantung bekerja lebih
keras Untuk mengedarkan darah keseluruh tubuh Melalui pembuluh darah (Yanita, 2017)
Sedangkan menurut penelitian dari Jusman & Koto (Aspiani, 2016), hipertensi Merupakan
keadaan peningkatan tekanan Darah, baik sistolik maupun diastolik, yaitu Sama atau lebih
dari 140/90. Hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) Merupakan faktor resiko stroke
dengan Besar resiko 6,905 kali lebih besar Dibandingkan yang tidak hipertensi (tekanan
darah ≥ 140/90 mmHg

Hipertensi tekanan darah tinggi jika tidak Ditangani akan mengakibat komplikasi
Seperti penyakit pembuluh darah seperti Stroke, perdarahan otak, Transient Ischemic Attack
(TIA). Penyakit jantung Seperti gagal jantung, angina pectoris, Infark Miocard Akut (IMA).
Penyakit Ginjal seperti gagal ginjal dan penyakit Mata (Ode, 2016). Oleh karena itu perlu
Dilakukan pencegahan dan penatalaksaan Pada hipertensi karena jika tidak ditangani Dapat
menyebabkan kejadian yang fatal Pada pasien. Penatalaksanaan hipertensi pada lansia Dapat
dilakukan secara farmakologis dan Non farmakologis. Secara farmakologis Dapat dilakukan
dengan mengonsumsi Obat-obatan secara teratur. Penatalaksanaan non farmakologis dapat
Dilakukan dengan berbagai cara,seperti Memberikan terapi relaksasi nafas Dalam,senam
hipertensi,diet rendah Garam,pemberian obat-obatan Tradisional,dll. Dari terapi non
Farmakologis diatas salah satu terapi yang Dapat dilakukan untuk lansia dengan hipertensi
yaitu terapi relaksasi nafas Dalam. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sri Nur
(Hartiningsih, 2012) ada pengaruh Relaksasi nafas dalam terhadap tekanan Darah pada lansia
penderita hipertensi Setelah dilakukan penelitian selama 4 hari Berturut-turut di Posyandu
Lansia

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu hipertensi pada lansia?
2. Bagaimana etiologi pada hipertensi pada lansia?
3. Bagaimana patofisiologii pada hipertensi lansia?
4. Bagaimana komplikasi pada hipertensi lansia?
5. Bagaimana penatalaksanaan pada hipertensi lansia?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada hipertensi lansia?

4
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui Pengertian hipertensi pada lansia

2. Untuk mengetahui Etiologi hipertensi pada lansia

3. Untuk mengetahui patofisiologis hipertensi pada lansia

4. Untuk mengetahui Komplikasi hipertensi pada lansia

5. Untuk mengetahui penatalaksanaan hipertensi pada lansia

6. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan hipertensi pada lansia

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui dan memahami teori hipertensi pada lansia lansia dan Asuhan
Keperawatan hipertensi pada lansia.

1.4 Manfaat Pembahasan

Makalah ini diharapkan dapat memahami teori hipertensi pada lansia dan Asuhan
Keperawatan hipertensi pada lansia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Hipertensi adalah suatu kondisi keadaan Kronis yang ditandai dengan meningkatnya Tekanan
darah pada dinding pembuluh Darah arteri. Keadaan tersebut Mengakibatkan jantung bekerja
lebih keras Untuk mengedarkan darah keseluruh tubuh Melalui pembuluh darah (Yanita,
2017) .

Sedangkan menurut penelitian dari Jusman & Koto (Aspiani, 2016), hipertensi Merupakan
keadaan peningkatan tekanan Darah, baik sistolik maupun diastolik, yaitu Sama atau lebih
dari 140/90. Hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) Merupakan faktor resiko stroke
dengan Besar resiko 6,905 kali lebih besar Dibandingkan yang tidak hipertensi (tekanan
darah ≥ 140/90 mmHg).

2.2 Etiologi
Penyebab hipertensi pada lanjut usia dikarenakan terjadinya perubahan perubahan pada
elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan
jantung memompa darah menurun, sehingga kontraksi dan volumenya pun ikut menurun,
kehilangan elastisitas pembuluh darah karena kurang efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigen, meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer. (Mulyadi, Sepdianto, and Hernanto
2019).

Adapun penyebab yang Mempengaruhi tekanan darah pada lanjut Usia adalah:

1. Faktor usia
Sejalan dengan (Suhadak, 2010) bertambahnya umur, resiko terjadinya hipertensi
Meningkat. Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering
Dijumpai pada orang berusia 60-74 tahun sebanyak (46,5%).Sebenarnya wajar bila
tekanan Darah sedikit meningkat dengan bertambahnya umur.Hal ini disebabkan oleh
perubahan Alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon.Tetapi bila perubahan
tersebut disertai Faktor-faktor lain maka bisa memicu terjadinya hipertensi.
2. Faktor jenis kelamin

6
Menurut Yundini (2006), mengatakan bahwa jenis kelamin perempuan lebih
Cenderung terkena penyakit hipertensi di bandingkan pada laki-laki. Karena setelah
perempuan mengalami menopause (biasanya setelah usia 50 tahun), tekanan darah
lebih Banyak ditemukan pada perempuan di bandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan
karena Terdapatnya hormon estrogen pada wanita.
3. Faktor pendidikan
Notoadmojo (2007) Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan
Sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.Pendidikan sangat
berpengaruh Terhadap pengetahuan. Semakin tinggi pendidikan responden,
diharapkan wawasan yang Dimilikinya akan semakin luas sehingga pengetahuanpun
juga akan meningkat, termasuk Pengetahuan responden mengenai hipertensi dan
dapat meningkatkan upaya pencegahan Kekambuhan hipertensi khususnya.
4. Faktor olahraga
Hasil penelitian Harber (2009) yaitu senam lansia merupakan suatu aktivitas fisik
yang terutama bermanfaat untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dan
daya tahan jantung, paru, peredaran darah, otot dan sendi. Latihan aktivitas fisik akan
memberikan pengaruh yang baik.Menurut asumsi peneliti olahraga merupakan suatu
aktifitas fisik yang terutama Bermanfaat untuk meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan dan daya tahan jantung, Paru, peredaran darah, otot dan sendi. Latihan
aktifitas fisik akan memberikan pengaruh Yang baik.
5. Faktor pola makan
Menurut Prof Dr Jose Roema, konsumsi garam rata-rata masyarakat Indonesia
Sebesar 15 gram/hari. Hal ini akan menyebabkan prevalensi hipertensi meningkat
menjadi 15-20% itulah salah satu sebab angka hipertensi di Indonesia terus
meningkat setiap tahun

2.3 Patofisiologis
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari Angiotensin
I oleh Angiotensin I Converting Enzyme (ACE). ACE memegang peran Fisiologis penting
dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen Yang diproduksi di hati.
Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan Diubah menjadi angiotensin I.
Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiostensin I diubah manjadi angiostensin II.

7
Angiostensin II inilah yang memiliki peranan kunci Dalam menaikkan tekanan darah melalui
dua aksi utama.

Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormone antidiuretik (ADH) dan rasa Haus. ADH
diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk Mengatur
osmolalitas dan volume urin. Meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang Diekskresikan ke
luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi Osmolaritasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan Ditingkatkan dengan cara menarik
cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume Darah meningkat yang pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah.

Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron
merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal.Untuk mengatur
volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara
mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali
dengan cara meningkatkan volume cairan eekstraseluler Yang pada gilirannya akan
meningkatkan volume tekanan darah. Patogenesis dari hipertensi esensial merupakan
multifaktorial dan sangat Komplek. Faktor-faktor tersebut merubah fungsi tekanan darah
terhadap perfusi Jaringan yang adekuat meliputi mediator hormon, latihan vaskuler, volume
sirkulasi Darah, kaliber vaskuler, viskositas darah, curah jantung, elastisitas pembuluh darah
dan Stimulasi neural. Patogenesis hipertensi esensial dapat dipicu oleh beberapa faktor
Meliputi faktor genetik, asupan garam dalam diet, tingkat stress dapat berinteraksi Untuk
memunculkan gejala hipertensi (Yogiantoro, 2006).

Akibat yang ditimbulkan dari penyakit hipertensi antara lain penyempitan arteri Yang
membawa darah dan oksigen ke otak, hal ini disebabkan karena jaringan otak Kekurangan
oksigen akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak dan akan Mengakibatkan
kematian pada bagian otak yang kemudian dapat menimbulkan stroke. Komplikasi lain yaitu
rasa sakit ketika berjalan kerusakan pada ginjal dan kerusakan Pada organ matayang dapat
mengakibatkan kebutaan (Beevers, 2001).

Gejala-gejala Hipertensi antara lain sakit kepala, jantung berdebar-debar, sulit bernafas
setelah Bekerja keras atau mengangkat beban kerja, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah
Memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil terutama di malam hari telinga Bordering
(tinnitus) dan dunia terasa berputar (Sustrani, 2004).

8
2.4 Komplikasi
1. penyakit pembuluh darah seperti Stroke,
2. perdarahan otak,
3. Transient Ischemic Attack (TIA). Penyakit jantung Seperti gagal jantung, angina pec-
toris,
4. Infark Miocard Akut (IMA).
5. Penyakit Ginjal seperti gagal ginjal dan penyakit Mata (Ode, 2016).

2.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi pada lansia Dapat dilakukan secara farmakologis dan Non
farmakologis. Secara farmakologis Dapat dilakukan dengan mengonsumsi Obat-obatan
secara teratur.

Penatalaksanaan non farmakologis dapat Dilakukan dengan berbagai cara,seperti :

1. Memberikan terapi relaksasi nafas Dalam,


2. senam hipertensi,
3. diet rendah Garam,
4. pemberian obat-obatan Tradisional,dll.

Dari terapi nonFarmakologis diatas salah satu terapi yang Dapat dilakukan untuk lansia
dengan hipertensi yaitu terapi relaksasi nafas Dalam.

9
Format Pemeriksaaan mini mental status examination (MMSE)
Nama Klien :Ny. S
Usia :53 thn
NO Skor Pasien Pertanyaan Keterangan
1 5 Sekarang (hari), (tgl), (tahun), (bulan) ORIENTASI
siang/malam?
2 3 Sekarang kita ada dimana? (bangsal), ORIENTASI
(panti/RS), (kelurahan), (kabupaten),
(provinsi)
3 2 Pemeriksa menyebutkan tiga benda, lalu REGISTRASI
minta klien untuk mengulangi nama masing-
masing benda...almari, sepatu,buku...satu
detik untuk tiap benda (nilai 1 untuk tiap
jawaban benar)
4 5 Hitung mundur dari 100 ke bawah Adengan ATENSI DAN
pengurangan 5. Berhenti setelah ka75 (5 KALKULASI
jawaban) (Nilai I untuk tiapjawaban benar).
Alternatif: mengejakebalikan kata "BUMI"
(1-M-U-B)
5 2 Tanyakan kembali 3 nama benda yang telah MENGINGAT
disebutkan diatas. (Nilai I untuk tiap
jawaban benar)
6 2 Apakah nama benda ini? (lihat pasien
menunjuk dan menyebut nama barangmisal BAHASA
menunjuk pensil dan menyebut”pensil”)
7 0 Ulangi kalimat.. "TIDAK JIKA. DANATAU
TETAPI“
8 0 Laksanakan 3 perintah... "PEGANG
SELEMBAR KERTAS DENGAN
TANGAN KANAN, LIPAT PADA
PERTENGAHAN, LETAKAN
DILANTAI”.
9 1 Baca dan melaksanakan perintah...
"PEJAMKAN MATA" (1 poin)

10
10 1 Tulis sebuah kalimat..."selamat pagi" (1
poin)

11 0 Tirulah gambar dibawah ini....(1 poin)

Total Skor : 21 Gangguan kognitif ringan (Dimensia


ringan)

Interpretasi total skor:


24 - 30 : Normal (tidak ada gangguan kognitif)
18 – 23 : Gangguan kognitif ringan (Dimensia ringan)
0 – 17 : Gangguan kognitif berat (Dimensia berat)

Format penilaian status fungsional (KATZ INDEKS)


Nama Klien :Ny. S

11
Usia :53 thn
Aktifitas Mandiri Tergantung
skor(1 atau 0) (Skor 1) Tanpa pengawasan.pengarahan, atau
(Skor 0) Dengan
bantuan oranglain.
Pengawasan,
pengarahan, dan
bantuan orang lain.
MANDI (Skor 1) Melakukan mandi secara mandiri (Skor 0) Perlu bantuan
skor: 1 atau memerlukan bantuan hanya untuk lebih dari satu bagian
bagian tertentu saja misalnya punggung atau tubuh, perlu bantuan
bagian yang mengalami gangguan. total.

BERPAKAIAN (Skor 1) Bisa memakai pakaian sendiri. (Skor 0) Perlu bantuan


skor: 1 kadang perlu bantuan untuk menalikan lebih dalam berpakaian
sepatu. atau bahkan perlu
bantuan total.
KE TOILET (Skor 1) Bisa pergi ke toilet sendiri. (Skor 0) Perlu bantuan
skor: 1 membuka melakukan BAB BAK sendiri. dalam eliminasi
BERPINDAH (Skor 1) Bisa berpindak tempat sendiri tanpa (Skor 0) Perlu bantuan
skor: 1 bantuan, alat bantugerakdiperkenankan dalam berpindah dari
bedke kursi roda,
bantuan dalam
berjalan.
KONTINEN (Skor 1) Bisa mengontrol eliminasi (Skor 0) inkontinensia
skor: 1 sebagian atau total
baik bladder maupun
bowel.
MAKAN (Skor 1) bisa melakukan makan sendiri. (Skor 0) Perlu bantuan
skor:1 Makanan dipersiapkan oleh orang lain dalam makan, nutrisi
diperbolehkan. parenteral
HASIL SKOR : A (kemandirian Tinggi)
Indeks A,B,C,D = Kemandirian tinggi
Indeks E, F dan G =Kemandirian rendah
Format Penilaian (Depresion Geriatric Scale)
Nama Klien :Ny. S
12
Usia :53 thn
NO PERTANYAAN IYA/TIDAK SKOR
1 Apakah bapak/ibu merasa nyaman dalam kehidupan ini? Ya/Tidak 0
2 Apakah bapak/ibu mengalami penurunan dalam melakukan Ya/Tidak 1
aktivitas dan hobi?
3 Apakah bapak/ibu merasa hidup ini hampa? Ya/Tidak 0
4 Apakah bapak/ibu sering merasa bosan? Ya/Tidak 1
5 Apakah bapak/ibu memiliki semangat yang baik sepanjang Ya/Tidak 0
waktu?
6 Apakah bapak/ibu takut sesuatu yang buruk akan terjadi? Ya/Tidak 1
7 Apakah bapak/ibu merasa bahagia sepanjang waktu? Ya/Tidak 0
8 Apakah bapak/ibu selalu merasa tidak berdaya? Ya/Tidak 0
9 Apakah bapak/ibu lebih senang berada di rumah dari pada Ya/Tidak 1
keluar rumah dan mengerjakan sesuatu yang baru?

10 Apakah bapak/ibu memiliki masalah dengan ingatan Ya/Tidak 1


(memori) atau lebih dari itu?

11 Apakah bapak/ibu merasa senang dengan kehidupan saat ini? Ya/Tidak 0


12 Apakah bapak/ibu merasa tidak berharga? Ya/Tidak 0
13 Apakah bapak/ibu saat ini bersemangat? Ya/Tidak 1
14 Apakah bapak/ibu merasa bahwa situasi bapak/ibu saat ini Ya/Tidak 0
tidak berharga?

15 Apakah bapak/ibu merasa orang lain lebih baik dari Ya/Tidak 1


bapak/ibu?
HASIL SKOR : Menunjukkan depresi 7

Keterangan:
Skore > 5 menunjukkan depresi
Skore ≤ 5 tidak depresi

13
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

GAMBARAN KASUS
Seorang Lansia dengan inisial Ny. S Berusia 53 tahun , Pasien bersuku bangsa batak ,
pasien tinggal di Jl. Mulya sari Gg raja sari. Saat ini Ny. S Mengatakan Keluhan Rasa berat
di tengkuk nya, pasien mengatakan pusing setelah melakukan aktivitas, ketika bangun tidur ,
dan saat berjalan .Ny.S mengatakan mata nya berkunang – kunang. Dan Ny. S jantungnya
terasa berdebar-debar . Ny. S Tampak sering memegang dada, Ny. S tampak lemah , Lelah
setelah beraktifitas.Dan Ny. S. Sering memegang kepala. dalam tiga bulan terakhir sebelum
pengkajian ia pergi kontrol, tekananan darahnya di klinik, Ny. S mengatakan ia sedang
mengkomsumsi obat penurun tekanan darah Yaitu Amplodipine 10 mg Sekali sehari . Dan
dalam tiga tahun terakhir Ny. S Mengatakan menderita Hipertensi . pasien mengatakan cemas
karena tidak dihubungi oleh anaknya dan menantunya, pasien mengatakan ia cemas anak-
anak nya dan menantunya masih marah karena keinginan nya waktu ingin Pergi liburan tetapi
tidak disetujui oleh anak-anaknya, pasien mengatakan sering marasa khawatir bila nanti akhir
hidupnya dirumah tidak dketahui oleh anaknya dan menantunya karena anaknya sudah lama
tidak menghubungi dan menjenguk dia dirumah, pasien mengatakan pola tidur nya
ternganggu karena memikirkan anak-anaknya yang tidak ada menghubunginya, pasien
mengatakan sering gelisah dan cemas tak menentu, terutama pada saat malam hari. Klien
tampak lesu Klien tampak sering melamun Klien tampak tegang saat bercerita tentang anak-
anak nya.Dan Didapatkan TTV pasien Suhu :36, 7°C, TD: 150/90 mmHg, Nadi
:81x/menit , Respirasi : 17x/menit , Berat badan : 60 kg, Tinggi badan : 154 cm.

3.1 Pengkajian

A. Data Biografi

Nama : Ny. S

Alamat : Jl. Mulya sari, Gg. Raja sari

Umur : 53 Tahun

Jenis Kelamin

14
( ) Laki-laki (  ) Perempuan

Umur

( ) Middle ( ) Elderly ( ) Old ( ) Very Old

Status

( ) Menikah ( ) Tidak menikah ( ) Janda ( ) Duda

Agama

( ) Islam ( ) Protestan ( ) Hindu ( ) Budha

Suku

( ) Melayu (  ) Minang (  ) Lain-lain, sebutkan (Batak)

Tingkat Pendidikan

( ) Tidak tamat SD ( ) Tamat SD (  ) SMP ( ) SMU ( ) PT

( ) Buta Huruf

Sumber Pendapatan

Ny. S sumber pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yaitu dengan


Pendapatan hasil dari usaha kos- kosannya.

Keluarga yang dapat dihubungi

Keluarga yang dapat dihubungi yaitu anak, menantu, cucu, serta saudara kandung
dari Ny. S

Riwayat Pekerjaan

Ny. S adalah seorang ibu rumah tangga

15
Riwayat Rekreasi

Hobi/minat : Ny. S Memiliki hobi dengan berkebun

Liburan/petjalanan : Ny. S Mengatakan dulu sering berlibur ke danau toba dengan


anak –anak nya dan cucu nya .

Riwayat Kesehatan:

Keluhan yang dirasakan saat ini

Keluhan yang dirasakan saat ini

Ny. S mengatakan, Rasa berat di tengkuk nya, pasien mengatakan pusing setelah
melakukan aktivitas, ketika bangun tidur , dan saat berjalan . Ny.S mengatakan mata
nya berkunang – kunang. Dan Ny. S jantungnya terasa berdebar-debar . Ny. S
Tampak sering memegang dada, Ny. S tampak lemah , Lelah setelah beraktifitas.Dan
Ny. S. Sering memegang kepala. pasien mengatakan cemas karena tidak dihubungi
oleh anaknya dan menantunya, pasien mengatakan ia cemas anak-anak nya dan
menantunya masih marah karena keinginan nya waktu ingin Pergi liburan tetapi tidak
disetujui oleh anak-anaknya, pasien mengatakan sering marasa khawatir bila nanti
akhir hidupnya dirumah tidak dketahui oleh anaknya dan menantunya karena anaknya
sudah lama tidak menghubungi dan menjenguk dia dirumah, pasien mengatakan pola
tidur nya ternganggu karena memikirkan anak-anaknya yang tidak ada
menghubunginya, pasien mengatakan sering gelisah dan cemas tak menentu, terutama
pada saat malam hari. Klien tampak lesu Klien tampak sering melamun Klien tampak
tegang saat bercerita tentang anak- anaknya

Apa keluhan yang paling sering dirasakan dalam tiga bulan terakhir

Ny. S mengatakan ia sering merasa kaki sering pegal atau nyeri dan kepala terasa
pusing.Dan Ny. S. Mengatakan ia mengkomsumsi obat penurun tekanan darah yaitu
amplodhipne 10mg sekali sehari

Penyakit yang diderita dalam tiga tahun terakhir

16
Ny. R mangatakan penyakit yang dideritanya dalam tiga tahaun terakhir adalah
hipertensi.

B. Tanda-tanda vital dan status gizi

(1) Suhu : 36, 7°C

(2) TD : 150/90 mmHg

(3) Nadi : 81x/menit

(4) Respirasi : 17x/menit

(5) Berat badan : 60 kg

(6) Tinggi badan : 154 cm

Pengkajian Head to Toe

Kepala

Kebersihan : Kepala Ny. S tampak bersih, tidak tampak ada ketombe

Kerontokan rambut : Rambut mudah rontok, tampak pada rambut sudah mengalami
penurunan fungsi pigmentasi (rambut beruban)

Keluhan : Tidak ada

Mata

Konjungtiva : Konjungtiva merah muda

Sklera : Sklera tampak putih kekuningan (agak keruh)

Starbismus : Tidak

Penglihatan : Ny. S sudah tidak bisa melihat dengan jelas

Penggunaan kacamata : iya

Hidung

Bentuk : Bentuk hidung simetris

17
Peradangan : Tidak ada

Penciuman : Penciuman Ny. S normal, tidak ada gangguan penciuman

Mulut dan Tenggorokan

Kebersihan mukosa : Mukosa bibir tampak lembab

Gigi

Radang gusi : Tidak ada

Kesulitan mengunyah : Terkadang Ny. S kesulitan menelan makanan

Kesulitan menelan : Terkadang Ny. S kesulitan dalam menelan

Telinga

Kebersihan : Telinga Ny. S tampak bersih

Pendengaran : Tampak pendengarannya semakin berkurang

Leher

Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak tampak pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada
nyeri tekan

Dada

Bentuk dada : Pengembangan dada Ny. S simetris kanan dan kiri, bunyi jantung
normal, tidak ada pembesaran jantung dan paru, tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada
edema

Abdomen

Bentuk : Ny. S bentuk abdomennya normal

Nyeri tekan : Tidak ada

Genetalia

Kebersihan : Genetalia Ny. S bersih, tidak ada kelainan pada sistem reproduksi

18
Ekstremitas

Ekstremitas atas : Kuku tampak pendek dan bersih, kulit keriput, sering kesemutan
pada bagian jari

Ekstremitas bawah : Telapak kaki pecah-pecah

Integumen

Kebersihan : Kulit Ny. S bersih

Warna : Warna kulit kuning langsat

Kelembaban : Kulit tidak elastis

Pengkajian Psikososial dan Spiritual


1. Psikososial
Ny. S berinterkasi baik dengan tetangga dan lingkungannya. Ny. S
menggunakan Bahasa Indonesia sehari hari. Ny. S selalu memperhatikan
lawan bicara jika berkomunikasi dengannya.
2. Spiritual

Ny. S menganut agama Kristen protestan, Ny. S Rajin melaksanakan Ibadah


di gereja

3. Stabilitas emosi : Emosi Ny. R stabil

Persepsi klien tentang kondisinya

Ny. S sering mengalami kepala pusing, badan terasa begal dan kaki sering merasa
kesemutan.

Konsep diri

1. Gambaran diri
Ny. S mulai merasa mudah lelah dan tidak kuat lagi seperti dirinya dulu
2. Ideal diri
Ny. S mengatakan dia ingin sehat agar bisa selalu dapat berkumpul dengan
keluarga dan melihat cucunya sehat.
3. Harga diri

19
Ny. S merasa dihargai oleh keluarga dan lingkungan.
4. Peran diri
Peran diri sebagai ibu
5. Identitas diri
Ny. S masing ingat tentang identitas dirinya

Motivasi : Ny. S mengatakan ingin hidup sehat dan tidak terlalu merasakan sakit
terus-menerus sehingga ia bisa melihat anak dan cucu nya tumbuh besar

Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi : Frekuensi makan Ny. S yaitu 3 kali sehari

Jumlah makanan yang dihabiskan : Terkadang Ny.S menghabiskan Seperempat


porsi makanananya .

Gangguan tidur : Ny. S sering terbangun di malam hari

Frekuensi BAB : 3 kali seminggu

Frekuensi BAK : BAK Ny. S sering dan warna unrine kekuningan (normal)

FORMAT ANALISA DATA

No Data Keperawatan Etiologi Masalah Keperawatan

1. DS : Hiperglikemia Perfusi Perifer tidak Efektif

 KlienMengatakan Penurunan konsentrasi ( D.0009)


Keluhan Rasa berat
di tengkuk nya. Hemoglobin
 Klien mengatakan
pusing setelah Peningkatan tekanan
melakukan aktivitas,
ketika bangun tidur , darah
dan saat berjalan.
 Klien merasakan Kekurangan volume
jantung terasa
cairan
berdebar debar
 Klien mengatakan
menderita hipertensi Penurunan aliran arteri

20
dan/atau vena

DO : Kurang terpapar

 Klien Tampak sering informasi tentang proses


memegang dada penyakit
 Klien tampak lemah ,
Lelah setelah
beraktifitas. Kurang aktivitas fisik
 Klien tampak Sering
memegang kepala Perfusi Perifer tidak
Efektif

2. DS : Koping individu tidak Ansietas (D.0080)


efektif
 Klien mengatakan
cemas karena tidak Klien tegang dan gelisah
dihubungi anaknya.
 mengatakan pola
tidur nya ternganggu Ansietas
karena memikirkan
anak-anaknya yang
tidak ada
menghubunginya
 Klien mengatakan
sering gelisah dan
cemas tak menentu
terutama pada malam
hari .
 Klien mengatakan
Merasa khawatir
dengan akibat dari
kondisi yang di
hadapi

DO :

 Klien tampak lesu


 Klien tampak sering
melamun
 Klien tampak tegang
saat bercerita tentang
anak- anak
 Klien tampak gelisah
 Klien tampak tegang
 Klien tampak sulit
21
tidur

Diagnosa Keperawatan

1. Perfusi perifer tidak Efektif ( D.0009) Berhubungan dengan peningkatan tekanan


darah di buktikan dengan Klien Tampak sering memegang dada,Klien tampak lemah
Lelah setelah beraktifitas, Klien tampak Sering memegang kepala. KlienMengatakan
Keluhan Rasa berat di tengkuk nya.Klien mengatakan pusing setelah melakukan
aktivitas, ketika bangun tidur , dan saat berjalan,Klien mengatakan mata nya
berkunang – kunang, Klien merasakan jantung terasa berdebar debar.

2. Ansietas (D.0080) Berhubungan dengan krisis situsional di buktikan dengan Klien


tampak lesu ,Klien tampak sering melamun , Klien tampak tegang saat bercerita
tentang anak- anak ,Klien tampak gelisah ,Klien tampak tegang ,Klien tampak sulit
tidur. Klien mengatakan cemas karena tidak dihubungi anaknya.klien mengatakan
pola tidur nya ternganggu karena memikirkan anak-anaknya yang tidak ada
menghubunginya,Klien mengatakan sering gelisah dan cemas tak menentu terutama
pada malam hari .Klien mengatakan Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi
yang di hadapi.

N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi SIKI


O Keperawatan SLKI
1 Perfusi Perifer tidak Perfusi Perifer ( L.02011) Perawatan sirkulasi (I.02079)
Efektif ( D.0009)
Setelah dilakukan asuhan Aktivitas-aktivitas:
Definisi : keperawatan 1x24 jam,
Tindakan
Keadekuatan aliran diharapkan orientasi kognitif
darah pembuluh darah meningkat Observasi
distal untuk
Kriteria hasil : 1. Periksa sirkulasi perifer
menunjang fungsi (mis nadi perifer,
jaringan 1. Tekanan darah sistolik edema, pengisian
kapiler, warma suhu,
cukup membaik (5) ankle brachial index)
2. Tekanandarah 2. Identifikasi faktor risiko
gangguan sirkulasi

22
diastolik cukup (mis, diabetes, perokok,
orang tua, hipertensi
membaik (5)
dan
3. Tekanan arteri rata 3. kadar kolesterol tinggi)
Monitor panas,
rata cukup membaik
kemerahan, nyeri, atsu
(5) bengkak pada
ekstremitas
4. Indeks ankle –
Terapeutik
brachial cukup
membaik (5) 1. Hindari pemasangan
infus atau pengambilan
darah di area
keterbatasan perfus
Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstremilas dengan
keterbatasan perfusi
Hindari penekanan dan
pemasangan tourniquet
pada area yang cedera
2. Lakukanpencegahan
infeksi Lakukan
perawatan kaki dan
kuku
3. Lakukan hidrasi

Edukasi

1. Anjurkan berhenti
merokok
2. Anjurkan berolahraga
rutin
3. Anjurkan mengecek air
mandi untuk
menghindari kulit
terbakar
4. Anjurkan menggunakan
obat pernurun tekanan
darah antikoagulan, dan
penurun kolesterol.
5. jika perlu Anjurkan
minum obat pengontrol
tekanan darah secara
teratur
6. Anjurkan menghindari
penggunaan obat
penyekat bela

23
1. Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang
tepat (mis
melembabkan kulit
kering pada kaki)
2. Anjurkan program
rehabilitasi vascular
3. Ajarkan program diet
untuk memperbaiki
sirkulasi (mis rendah
lemak jenuh, minyak
ikan omega 3)
4. Informasikan tanda dan
gejala darurat yang
harus dilaporkan (mis
rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat
luka tidak sembuh
hilangnya rasa).

2 Ansietas (D.0080) Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas ( I.09314)

Definisi :Kondisi ( L.09093) Aktivitas-aktivitas:


emosional dan
Setelah dilakukan asuhan Tindakan
pengalaman subyektif
keperawatan 1x24 jam,
individu terhadap Observasi
diharapkanAnsietas
objek yang tidak jelas
Menurun 1. Identifikasi saat tingkat
dan spesifik akibat
ansietas berubah (mis,
antisipasi bahaya Kriteria hasil :
kondisi, waktu, stresor)
yang memungkinkan
1. Verbalisasi khawatir Identifikasi kemampuan
individu melakukan
akibat kondisi yang mengambil keputusan
tindakan untuk
dihadapi menurun(5)
menghadapi ancaman 2. Monitor tanda-tanda
2. Perilakugelisah
ansietas (verbal dan
menurun (5)
nonverbal)
3. Perilakutegang

24
menurun (5) Terapeutik
4. Keluhanpusing
1. Ciptakan suasana
menurun (5) terapeutik untuk
5. Tekanandarah menumbuhkan
kepercayaan
menurun (5) 2. Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan,
jika memungkinkan
3. Pahami situasi yang
membuat ansietas
4. Dengarkan dengan
penuh perhatian
5. Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan Tempatkan
barang pribadi
yang memberikan
kenyamanan Motivasi
mengidentifikasi situasi
yang
memicukecemasan
6. Diskusikan
perencanaan realistis
lentang peristiwa yang
akan datang

Edukasi

1. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
2. Informasikan secara
faktual mengenal
diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
3. njurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien,
jika perlu
4. Anjurkan umelakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai
kebutuhan
5. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
6. Latih penggunaan
25
mekanisme pertahanan
diri yang tepat
7. Latih teknik relaksasi
8. Kolaborasi Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas, jika perlu

26
BAB IV

PENUTUP

4.1Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu kondisi keadaan Kronis yang ditandai dengan meningkatnya Tekanan
darah pada dinding pembuluh Darah arteri. Keadaan tersebut Mengakibatkan jantung bekerja
lebih keras Untuk mengedarkan darah keseluruh tubuh Melalui pembuluh darah , Penyebab
hipertensi pada lanjut usia dikarenakan terjadinya perubahan perubahan pada elastisitas
dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung
memompa darah menurun, sehingga kontraksi dan volumenya pun ikut menurun, kehilangan
elastisitas pembuluh darah karena kurang efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigen,
meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer. (Mulyadi, Sepdianto, and Hernanto 2019)
adapun Komplikasi Pada Hipertensi yaitu :

1. Penyakit pembuluh darah seperti Stroke,


2. Perdarahan otak,
3. Transient Ischemic Attack (TIA). Penyakit jantung Seperti gagal jantung, angina pec-
toris,
4. Infark Miocard Akut (IMA).
5. Penyakit Ginjal seperti gagal ginjal dan penyakit Mata (Ode, 2016).

4.2 Saran
Demikian pembuatan makalah ini masih terdapatbanyak kesalahan dan kekurangan. Untuk
itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkandemi kesempurnaan
makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

27
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, R. F., Hendayani. W. L.(2022). Asuhan Keperawatan Gerontik Klien Hipertensi


Dengan Teknik Relaksasi. Jurnal Pustaka keperawatan. Vol.1 No.2(2022) 9-17 EISSN:
2830-6538.

Riamah.(2019). Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Hipertensi Pada Lansia Di UPT PSTW


Khusnul Khotimah. Menara Ilmu, Vol. XII No. 5 April 2019

Akhar. F., Humaerah. U. I. (2020).Karekteristik Hipertensi Pada Lanjut Usia Di Desa Buku
(Caracteristics Of Hypertension In The Elderly). JWK: Vol. 5 No2, Thn 2020(ISSN :
2548-4702).

Amalia. V. H., Sjarqiah . U. (2022). Gambaran Karakteristik Hipertensi Pada Pasien Lansia
Di rumah Sakit Islam Jakarta sukapura Tahun 2020. Muhammadiyah Journal Of
Geriatric Vol.3 No. 2 Tahun 2022.

28
DOKUMENTASI

PENGKAJIAN

29

You might also like