You are on page 1of 21

44

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PENCAPAIAN OPINI WAJAR


TANPA PENGECUALIAN (WTP) ATAS LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH (LKPD) KABUPATEN BANDUNG BARAT

ANALYSIS OF ACHIEVEMENT DRIVING FACTORS


UNQUALIFIED OPINION (WTP) OF REGIONAL GOVERNMENT FINANCIAL
REPORT (LKPD) WEST BANDUNG REGENCY

Yanti Rufaedah
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012
yrufaedah@gmail.com

ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan untuk mengungkap faktor mana yang paling dominan diantara empat
faktor penghambat Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Bandung Barat
dalam meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),
yaitu: Kelemahan Sistem Pengendalian Intern, Kualitas Sumber Daya Manusia, Ketidakpatuhan
terhadap Peraturan, dan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit BPK. Penulisan dengan
pendekatan kuantitatif ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui penyebaran
kuesioner ke 30 responden yang ditetapkan berdasarkan purposive sampling, yaitu perwakilan
dari pihak-pihak yang terkait dalam pelaporan keuangan menurut Peraturan Bupati Bandung Barat
No. 41 Tahun 2018. antara lain: Kepala SKPD, Kepala Sub Bagian Keuangan, Bendahara
Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran pada seluruh SKPD yang berada dalam Komplek
Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat, serta dari Inspektorat Kabupaten. Analisis
menggunakan Uji Regresi Linear Berganda, baik parsial maupun simultan. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa secara parsial, hanya variabel Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit BPK
saja yang memberi pengaruh positif signifikan terhadap Pencapaian Opini WTP, sedangkan
secara simultan keempat variabel tersebut memberi pengaruh terhadap Pencapaian Opini WTP
sebesar 63,90% dan sisanya sebesar 36,10% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas
dalam penulisan ini.
Kata Kunci : Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), Faktor- faktor Penghambat,
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

ABSTRACT
This study aims to reveal which factors are the most dominant among the four inhibiting
factors of the Regional Government Financial Report (LKPD) of West Bandung Regency in
obtaining Unqualified Opinion (WTP) from the Supreme Audit Agency (BPK), namely:
Weaknesses of Internal Control Systems, Quality of Resources Human Resources, Non-
Compliance with Regulations, and Follow Up on Recommendations on BPK Audit Results.
Research with a quantitative approach uses primary data obtained through distributing
questionnaires to 30 respondents who are determined based on purposive sampling, namely
representatives of parties involved in financial reporting according to West Bandung Regent
Regulation No. 41 of 2018. among others: Head of SKPD, Head of Sub Division of Finance,
Treasurer of Revenue and Treasurer of Expenditure in all SKPDs within the West Bandung
Regency Government Complex, as well as from the District Inspectorate. Analysis using Multiple
Linear Regression Test, either partially or simultaneously. The test results show that partially,
only the follow-up variabel of BPK Audit Recommendations has a significant positive effect on
the WTP Opinion Achievement, while simultaneously the four variabels have an influence on the
Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pencapaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 45
Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Bandung Barat

WTP Opinion Achievement by 63.90% and the remaining 36.10% influenced by other factors not
discussed in this study.
Keywords: Regional Government Financial Report (LKPD), Inhibiting Factors, Unqualified
Opinion (WTP)

PENDAHULUAN Barat masih memperoleh opini Wajar Dengan


Bentuk pertanggungjawaban Pengecualian (WDP) akibat beberapa akun
pemerintah daerah atas pengelolaan aset-aset yang dinilai BPK disajikan secara tidak wajar.
daerah yang potensial maupun yang riil, Berdasarkan Hasil Audit BPK atas
terutama yang bersifat finansial, baik dalam LKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun
bentuk pendapatan maupun potensi 2018, ada dua hal yang menjadi objek audit
pendapatan, yang bersumber dari APBN BPK, yaitu LKPD itu sendiri dan audit atas
maupun APBD, dituangkan dalam suatu efektivitas SPI yang keluarannya berupa
laporan yang disebut. Laporan Keuangan Laporan atas Kepatuhan terhadap Peraturan.
Pemerintah Daerah (LKPD). LKPD juga 1) Dari hasil audit LKPD KBB terdapat dua
mencerminkan kinerja pemerintah daerah atas akun yang dikecualikan oleh BPK atas
kesesuaian penggunaan anggaran berbagai kewajarannya, yaitu akun Piutang Lainya
belanja dengan realisasinya. Oleh karena itu, dan akun Aset Lainnya. Dalam akun
pencapaian opini terbaik yaitu Wajar Tanpa Piutang Lainnya yang bersaldo sebesar
Pengecualian (WTP) atas LKPD dari BPK Rp13,72 milyar, terdapat sebesar Rp5,56
(Badan Pemeriksa Keuangan) sebagai milyar ( 40,52 %) adalah Piutang yang
government external auditor menjadi masih dalam Proses Tuntutan Ganti Rugi
prioritas utama karena hal itu mencerminkan (TGR) pada Bendahara RSUD Lembang
kredibilitas yang baik bagi institusi atas kekurangan penerimaan dana jasa
pemerintah dalam mengelola aset yang pelayanan kesehatan, walaupun
dimilikinya, terutama sumber daya finansial pemerintah KBB telah mengajukan Surat
atau keuangannya (Rufaedah, 2018- Pemberitahuan terjadinya kekurangan
unpublished). uang untuk diproses oleh Majlis Tuntutan
Opini WTP dari BPK atas LKPD Perbendaharaan BPK, namun proses
menjadi target bagi setiap institusi pemerintah, penetapannya belum selesai dan
tidak terkecuali bagi Pemerintah Kabupaten pengajuannya tidak didukung dengan
Bandung Barat (PKBB). Semua pemerintah kelengkapan persyaratan berupa jaminan
daerah melakukan berbagai upaya untuk yang memadai. Saldo sebesar Rp13,72
memperbaiki kondisi laporan keuangannya. milyar akan dinyatakan wajar bila proses
Menurut BPK, puncak peningkatan opini atas penetapan TGR telah selesai dan
LKPD terjadi pada periode 2011-2015 dan didukung dengan jaminan yang
selanjutnya setiap tahun selalu saja ada memadai.
beberapa kualitas LKPD yang meningkat 2) Aset lainnya, TGR per 31 Desember 2018
dengan memperoleh opini WTP, seperti sebesar Rp2,57 milyar. Dari jumlah
Pemerintah Kota Bandung yang akhirnya tersebut, sebesar Rp2,15 milyar
memperoleh opini WTP untuk Laporan merupakan saldo TGR yang telah
Keuangan yang berakhir 31 Desember 2018. ditetapkan. Selain itu, KBB masih
Akan tetapi, kondisi ini tidak berlaku bagi memiliki pekerjaan rumah besar karena
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. masih ada ribuan aset yang belum
Sampai saat ini, LKPD Kabupaten Bandung bersertifikat sampai periode audit..
46 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020

Dari resume Hasil Audit atas kelemahan atau ketidakefektifan SPI memberi
Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang- pengaruh terhadap kegagalan penerimaan
Undangan, ditemukan empat pelanggaran, Pendapat WTP atas LKPD di seluruh
yaitu: 1) Pajak terlambat disetor sebesar Indonesia, sedangkan Narulita (2015) lebih
Rp208.373.782,00 pada Dinas Pendidikan menekankan pada faktor ketidakpatuhan
serta Dinas Kesehatan, dan sebesar terhadap perundang-undangan, semakin
Rp18.779.305,00 yang belum disetor pada sedikit jumlah ketidakpatuhan terhadap
Dinas Pendidikan. 2) Peraturan Klaim Dana perundang-undangan, maka peluang untuk
Jasa Pelayanan Kesehatan pada RSUD memperoleh opini WTP semakin besar.
Lembang tidak disetorkan ke Kas Daerah Dari penjelasan tersebut, tampak
sebesar Rp7.715.323.900,00. 3) Pengelolaan bahwa terdapat banyak faktor yang dapat
Dana Hibah belum sesuai dengan ketentuan menghambat tercapainya opini WTP atas
yang berlaku. 4) Pembayaran biaya personil Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
atas 27 paket Pekerjaan Jasa Konstruksi di (LKPD) di seluruh Indonesia, namun belum
Dinas Pendidikan tidak sesuai dengan kondisi diketahui secara pasti, mana yang menjadi
sesungguhnya senilai Rp877.785.500,00. faktor penghambat utamanya. Hasil penulisan
(LHP LKPD KBB, 2019) di atas memberi kesimpulan yang berbeda
Masih adanya temuan BPK atas terhadap faktor yang memengaruhi opini
LKPD Kabupaten Bandung Barat seperti di LKPD di seluruh Indonesia. Empat faktor
atas, bisa terjadi karena beberapa faktor. Hasil penghambat yang telah diteliti di atas, yaitu:
penulisan Fatimah (2014) menyebutkan Kelemahan Sistem Pengendalian Intern (SPI),
bahwa beberapa faktor yang dapat Ketidakpatuhan terhadap Peraturan, Tindak
memengaruhi kegagalan pemberian opini Lanjut Rekomendasi BPK, dan Kualitas SDM
WTP antara lain: kelemahan Sistem dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa
Pengendalian Intern dan ketidakpatuhan empat faktor tersebut lebih dominan
terhadap peraturan, sedangkan hasil penulisan memengaruhi opini LKPD.
Kusumawati dan Ratmono (2017) meneliti Penulis juga ingin mengetahui lebih
sembilan determinan yang memengaruhi lanjut dari keempat faktor tersebut, faktor
pemberian opini LKPD di seluruh Indonesia, penghambat mana yang paling signifikan
yaitu: umur pemerintah daerah, ukuran memengaruhi LKPD KBB untuk memperoleh
pemerintah daerah, ketergantungan opini WTP. Hal ini penting karena dengan
pemerintah daerah, kualitas SDM, tindak mengetahui faktor dominan penghambat
lanjut rekomendasi pemeriksaan laporan opini KBB, Pemkab Bandung Barat akan lebih
keuangan, tipe pemerintah daerah, dan status fokus menangani faktor penghambat utama
pemerintah daerah, kelemahan SPI, dan tersebut untuk segera meraih opini WTP atas
Kepatuhan terhadap Peraturan. Hasil LKPD-nya. Oleh karena itu, penulis tertarik
penulisannya menunjukkan bahwa yang untuk mengetahui dan memberikan bukti
berpengaruh positif terhadap opini audit atas empiris tentang faktor-faktor mana saja dari
LKPD di seluruh Indonesia adalah tindak keempat faktor tersebut yang menjadi
lanjut rekomendasi BPK. Hal ini dikuatkan penghambat utama LKPD Kabupaten
oleh hasil penulisan Ermin (2017) yang Bandung Barat untuk meraih opini WTP.
membenarkan kesimpulan tersebut di Dengan diketahuinya faktor utama
Pemprov Jawa Barat. Keduanya menguatkan penghambat pencapaian opini WTP ini,
penulisan sebelumnya oleh Akbar dan Djazuli diharapkan Pemerintah Kabupaten Bandung
(2016). Untuk faktor lainnya, hasil penulisan Barat dapat lebih fokus memitigasi faktor
Fatimah (2014) menunjukkan bahwa utama penghambat pencapaian opini WTP
Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pencapaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 47
Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Bandung Barat

tersebut. Oleh karena itu, judul penulisan ini 5. Tidak terdapat kondisi yang memerlukan
adalah “Analisis Faktor-faktor Penghambat modifikasi atau pengecualian atas
Pencapaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian laporan keuangan.
(WTP) atas LKPD Pemerintah Kabupaten Jenis opini yang dapat diberikan oleh BPK
Bandung Barat”. (Badan Pemeriksa Keuangan), sebagaimana
juga dikemukakan oleh Arens (2015), ada
TINJAUAN PUSTAKA empat jenis, yaitu:
Konsep Pendapat/Opini Audit 1) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau
Financial Audit sangat diperlukan Unqualified Opinion, berarti
untuk meningkatkan kualitas laporan keseluruhan laporan keuangan telah
keuangan yang ditandai dengan pemberian memenuhi lima kondisi yang sesuai
opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang dengan standar di atas; yaitu : Laporang
diberikan oleh external auditor (BPK).Audit keuangan lengkap (seluruhnya tersaji),
merupakan pengumpulan dan pengevaluasian penyajian sesuan dengan FRF (Financial
bukti mengenai informasi yang bertujuan Reporting Framework), pengungkapan
untuk menentukan dan melaporkan tingkat (disclosure) sudah memadai, tidak
kesesuaian antara informasi dengan kriteria mengandung salah saji material, serta
yang ditetapkan. Audit dilakukan oleh orang tidak memerlukan adanya hal yang harus
yang kompeten dan independen (Arens, dikecualikan.
2015). Pendapat audit adalah pernyataan 2) Wajar Dengan Pengeacualian (WDP)
profesional sebagai kesimpulan pemeriksa atau Qualified Opinion menunjukkan
mengenai tingkat kewajaran informasi bahwa keseluruhan laporan keuangan
keuangan yang disajikan dalam laporan sudah disajikan secara wajar (tidak
keuangan (Undang-undang Nomor 15 Tahun mengandung adanya salah saji material),
2004 pasal 1). Empat kriteria yang mendasari namun ada akun/asersi yang mengandung
pemberian suatu opini oleh auditor, yaitu: salah saji yang melampaui batas toleransi
1. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi (material) sehingga penyajiannya
Pemerintahan menjadi tidak wajar.
2. Kecukupan pengungkapan (adequate 3) Tidak Memberi Pendapat (TMP) atau
disclosure) Disclaimer, auditor tidak yakin kalau
3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang- keseluruhan laporan keuangan sudah
undangan, dan disajikan dengan wajar, sesuai Standar
4. Efektivitas Sistem Pengendalian Intern, Akuntansi yang berlaku (FRF) karena
Untuk memperoleh opini WTP, Arens (2015) kurangnya bukti audit yang dibutuhkan
mengaitkan dengan lima kriteria berikut. untuk mendukung opini (Lack if
1. Laporan keuangan lengkap (ada lima Information). Hal ini terjadi karena ada
macam), banyak pembatasan lingkup audit baik
2. Standar Pekerjaan Lapangan telah dari auditi, maupun karena kondisi; juga
diikuti, karena adanya gangguan terhadap
3. Pengumpulan bukti kompeten yang independensi audior.
mencukupi telah dilakukan dengan 4) Pendapat Tidak Wajar (PTW), atau
berbagai metode, Adverse, artinya auditor sangat yakin
4. Pengungkapan dalam laporan keuangan bahwa laporan keuangan secara
memadai, keseluruhan mengandung salah saji yang
material. Dalam pelaksanaan auditnya,
48 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020

auditor dapat dengan leluasa akhirnya menghambat perolehan opini


mengumpulkan bukti-bukti yang WTP.
dibutuhkan untuk mendukung opininya B. Kompetensi SDM
tanpa ada pembatasan, namun memang SDM yang berkualitas bukan hanya
banyak salah saji yang ditemukan dari kompeten di bidangnya secara konseptual,
bukti-bukti tersebut, yang jumlah namun juga memiliki kemampuan teknis
keseluruhannya melebihi batas yang mumpuni juga capable atau memiliki
materialitas yang telah ditetapkan oleh penjiwaan yang baik terhadap tugas, fungsi
auditor. dan perannya, serta cerdas dan cepat
tanggap, juga berorientasi pada pencapaian
Faktor-faktor yang Memengaruhi visi misi dan tujuan organisasi. SDM yang
Perolehan Opini WTP berkualitas juga mampu melakukan
Beberapa penulisan terdahulu telah analisis atas transaksi dan menjadi problem
mencoba mengungkap faktor-faktor yang solver dalam organisasi. Semakin baik
memengaruhi perolehan opini WTP atas kualitas SDM di semua lini dan fungsi,
beberapa Laporan Keuangan Pemerintah khususnya bagian akuntansi yang
Daerah (LKPD) di berbagai daerah di membuat laporan keuangan, akan semakin
Indonesia. Setiap penulis mengambil faktor baik pula pengelolaan keuangan daerah.
dengan variasi yang tidak persis sama dengan Artinya, semakin baik pula kualitas dan
hasil yang tidak selalu sama juga. Penulis kredibilitas laporan keuangan tersebut
menetapkan empat faktor yang banyak sehingga harapan memperoleh opini WTP
digunakan dalam penulisan senada, namun menjadi semakin besar. yang diwujudkan
menunjukkan hasil yang berbeda-beda. dengan semakin baiknya opini atas laporan
Umumnya yang dominan memengaruhi opini keuangan pemerintah daerah.
audit, yaitu: C. Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan
A. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SAP (Standar Akuntansi
(SPIP) Pemerintah) merupakan panduan bagi
Semakin besar entitas, spent of setiap organisasi pemerintah dalam
control atau rentang kendali entitas menyusun Laporan keuangannya, yang
menjadi semakin panjang sehingga top ditetapkan oleh PP Nomor 24 Tahun 2005
management tidak mungkin melakukan tanggal 13 Juni 2005 dengan
pengawasan langsung sampai ke level pembaharuannya PP Nomor 71 Tahun
operasional. Oleh karena itu, diperlukan 2010. Opini BPK (Badan Pemeriksa
suatu sistem pengendalian yang dapat Keuangan) yang mengacu pada SPKN
meyakinkan pimpinan bahwa tujuan (Standar Pemeriksaan Keuangan Negara)
entitas tercapai melalui tercapainya tiga yang diberlakukan sejak 1 Januari 2007,
tujuan SPIP, yaitu:1) peningkatan kualitas telah menetapkan Standar Pelaporan
laporan keuangan, 2) efektivitas dan Tambahan yang mengharuskan
efisiensi, dan 3) kepatuhan terhadap diberikannya opini atas laporan keuangan
perundang-undangan (Peraturan tentang kepatuhan terhadap peraturan
Pemerintah Nomor 60 tahun 2008). perundang-undangan dan pelaporan
Kelemahan SPI akan menggagalkan tentang Sistem Pengendalian Intern.
pencapaian tujuan entitas karena hal itu Laporana Hasil Pemeriksaan (LHP) atas
mengindikasikan tiga tujuan di atas tidak Laporan Keuangan (LK) harus
tercapai sekaligus mencerminkan mengungkapkan bahwa auditor telah
kredibilitas LKPD yang buruk yang pada melakukan pengujian atas kepatuhan
Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pencapaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 49
Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Bandung Barat

terhadap ketentuan perundang-undangan. D. Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil


Temuan kepatuhan mengungkapkan: a) Audit BPK
ketidakpatuhan terhadap peraturan Peraturan BPK RI Nomor 02 Tahun
perundang-undangan termasuk 2017, menyatakan bahwa pejabat wajib
pengungkapan atas penyimpangan menindaklanjuti rekomendasi dalam hasil
administrasi, pelanggaran atas perikatan pemeriksaan setelah hasil pemeriksaan
perdata maupun penyimpangan yang diterima dengan berupa jawaban atau
mengandung unsur tindak pidana, serta b) penjelasan atas pelaksanaan tindak lanjut
ketidakpatuhan yang signifikan. yang wajib disampaikan kepada BPK
Sipahutar dan Khairani (2013) paling lambat 60 hari setelah laporan hasil
mengungkapkan adanya pelanggaran pemeriksaan diterima dengan dilampiri
yang material atas peraturan perundang- dokumen bukti pendukung. Temuan audit,
undangan serta ketidaksesuaian baik dari APIP (Aparatur Pengawasan
penyajian laporan keuangan sesuai Internal Pemerintah) sebagai auditor
peraturan yang berlaku. Atas dasar uraian internal, maupun BPK sebagai external
tersebut. auditor pemerintah akan disampaikan
Hal ini merupakan implikasi dari dalam bentuk rekomendasi. Hasil audit
lemahnya SPI. SPI yang tidak efektif tidak BPK akan terasa manfaatnya ketika auditi
dapat meyakinkan agent (pemerintah) dapat menindaklanjuti masalah yang
bahwa semua staf/pegawai telah mematuhi direkomendasi BPK secara efektif dan
seluruh aturan dan kebijakan yang telah bukan pada temuan yang dilaporkan atau
ditetapkan, baik dari internal maupun rekomendasi yang dibuat (Kusumastuti
eksternal. Penyajian LKPD yang akuntabel dan Ratmono, 2017, Akbar dan Djazuli,
mensyaratkan dipatuhinya peraturan- 2016).
peraturan terkait pelaporan keuangan dan
penyajiannya sehingga ketidakpatuhan Penelitian Terdahulu
terhadap perundang-undangan Beberapa penulisan yang relevan dengan
menyebabkan LKPD tidak kredibel dan penulisan ini antara lain:
tentunya akan menghambat pencapaian 1. Kusumastuti dan Dwi Ratmono (2017)
opini WTP (Nalurita, 2015). Pengujian mengungkap sembilan determinan yang
kepatuhan terhadap peraturan perundang- memengaruhi opini audit Laporan
undangan dilaksanakan guna mendeteksi Keuangan Pemerintah Daerah oleh BPK di
kesalahan yang material dalam laporan seluruh Indonesia, yang mendasarkan
keuangan sebagai akibat dari adanya unsur pada teori hubungan keagenan (Agency
perbuatan melanggar hukum. Laporan Theory) dari Jensen dan Meckling (1976).
keuangan yang disusun sesuai dengan Sembilan faktor tersebut memberi
peraturan perundang-undangan yang pengaruh yang berbeda-beda, yaitu: tindak
berlaku akan menghasilkan opini yang lanjut hasil audit sebelumnya berpengaruh
baik. Sebaliknya, semakin rendah jumlah positif terhadap opini audit, sedangkan
temuan ketidakpatuhan terhadap peraturan ketidakefektivan SPI dan ketergantungan
perundang-undangan, maka kemungkinan pemerintah daerah terhadap pemerintah
memperoleh opini WTP semakin tinggi pusat berpengaruh negatif, dan enam faktor
(Kusumastuti dan Ratmono, 2017) lainnya yaitu: ketidakpatuhan terhadap
perundang-undangan, kualitas SDM,
umur, ukuran, tipe, dan status pemda, tidak
50 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020

memberi pengaruh terhadap besar untuk dapat diraih oleh semua


Pendapat/opini LKPD pemerintah daerah karena hal ini merupakan
2. Fatimah, D., R.N. Sari, dan M. Rasuli, bukti bahwa pemerintah daerah telah
(2014) menyoroti kelemahan SPI mengelola sumber daya finansial dan aset-aset
bagaimana pengaruhnya terhadap lainnya dengan efektif, efisien, dan ekonomis.
perolehan opini WTP. Hasil penulisannya Akan tetapi, tidak semua pemerintah daerah
menunjukkan bahwa kelemahan atau berhasil meraih Opini WTP untuk LKPD nya.
ketidakefektivan SPI memberi pengaruh Ada banyak faktor yang menjadi
terhadap kegagalan penerimaan Pendapat penghambatnya karena faktor-faktor yang
WTP atas LKPD di seluruh Indonesia. memengaruhi perolehan Opini WTP atas
3. Nalurita (2015) berfokus pada SPIP dan LKPD lebih banyak lagi. Tiap daerah
ketidakpatuhan terhadap peraturan. Hasil memiliki karakteristik tersendiri sehingga
penulisan menunjukkan bahwa kredibilitas walaupun faktor tertentu telah banyak diteliti
LKPD yang ditunjukkan dengan opini, oleh peneliti-peneliti sebelumnya, kesimpulan
dipengaruhi oleh kelemahan SPIP dan yang dihasilkan tidak selalu sama. Selain itu,
jumlah temuan ketidakpatuhan terhadap tidak semua peneliti menggunakan faktor-
peraturan perundang-undangan. Semakin faktor yang sama sebagai variabel dalam
rendah jumlah kelemahan SPIP dan jumlah penelitiannya. Empat faktor yang dijadikan
temuan ketidakpatuhan, semakin besar sebagai variabel dalam penelitian ini, yaitu
peluang memperoleh opini BPK yang baik. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
4. Akbar, B., M.S. Djanegara, dan A. Djazuli (SPIP), Kepatuhan terhadap Peraturan, Tindak
(2016) menyimpulkan bahwa pengaruh Lanjut Rekomendasi BPK dan Kompetensi
terbesar terhadap perolehan opini adalah Sumber Daya Manusia merupakan faktor-
penyelesaian tindak lanjut pemeriksaan, faktor utama yang memengaruhi keandalan
peningkatan 1% penyelesaian tindak lanjut laporan keuangan, baik langsung atau tidak
dapat meningkatkan probabilitas langsung sehingga berpengaruh terhadap
pemerintah daerah untuk mendapatkan pencapaian opini audit WTP. Kegagalan
opini WTP sebesar 3,28%. semakin banyak keempat faktor tersebut bahkan hanya salah
tindak lanjut hasil pemeriksaan yang telah satu saja namun pengaruhnya signifikan
sesuai, semakin besar probabilitas bagi terhadap kewajaran penyajian laporan
pemerintah daerah untuk mendapatkan keuangan secara keseluruhan, dapat berakibat
opini WTP. terhambatnya perolehan Opini WTP atas
5. Setyaningrum (2017) menguatkan LKPD.
penulisan Akbar (2016). Hasil uji Kelemahan SPI merefleksikan bahwa
empirisnya menunjukkan bahwa ada efek kredibilitas LKPD yang dibuat masih
langsung antara kualitas auditor dan diragukan (Narulita, 2015) karena hal ini
pengawasan legislatif terhadap tindak memungkinkan terbukanya banyak
lanjut rekomendasi audit dan berpengaruh ketidaksesuaian nilai-nilai yang dilaporkan
tidak langsung terhadap opini audit. dengan kondisi sebenarnya menurut standar
yang berlaku, terbukanya inefektivitas dan
inefisiensi aktivitas operasi, serta sulit untuk
meyakini bahwa entitas telah memenuhi
Kerangka Pemikiran aturan-aturan yang ditetapkan (sistem
Perolehan Opini Wajar Tanpa pengendalian akuntansi dan pelaporan)
Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan sehingga peluang akan banyaknya temuan
Pemerintah Daerah (LKPD), menjadi harapan BPK semakin besar; yang pada akhirnya
Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pencapaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 51
Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Bandung Barat

berpengaruh terhadap kegagalan penerimaan berpengaruh terhadap pencapaian opini WTP.


opini WTP atas LKPD di seluruh Indonesia Akan tetapi, hal ini bertolak belakang dengan
(Fatimah, 2014). Kesimpulan tersebut penulisan Kusumawati dan Ratmono (2017)
dikuatkan pula oleh hasil penulisan yang menyimpulkan bahwa ketidakpatuhan
Kusumastuti dan Ratmono (2017). terhadap peraturan perundang-undangan tidak
Pelaksanaan tindak lanjut yang efektif berpengaruh terhadap opini BPK atas LKPD
sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM terkait. di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut,
Meskipun tidak secara eksplisit dijadikan rancangan hipotesis penulisan ini sebagai
acuan penilaian BPK atas pemberian Pendapat berikut:
untuk LKPD, adanya SDM yang berkualitas Menurut Akmal (2006), Tindak
akan menghasilkan pelaporan keuangan yang Lanjut Rekomendasi BPK (hasil pemeriksaan)
kredibel sehingga dapat meyakinkan BPK merupakan suatu proses untuk menentukan
untuk memberi opini WTP. Hal ini sesuai kecukupan, keefektifan dan ketepatan waktu
dengan penelitian Kiranayanti dan Erawati tindakan-tindakan koreksi yang dilakukan
(2016) juga Listiyani (2020) yang mengatakan oleh manajemen terhadap rekomendasi dari
bahwa kompetensi SDM berpengaruh positif temuan pemeriksaan yang dilaporkan.
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Termasuk temuan temuan yang berkaitan
Ketidakpatuhan terhadap peraturan yang diperoleh oleh pemeriksa baik intern
merupakan dampak dari kelemahan SPI maupun ekstern. Temuan audit (audit
karena salah satu tujuan dari SPI adalah findings) menunjukkan adanya
memastikan bahwa organisasi telah mematuhi ketidaksesuaian antara yang dilaporkan
peraturan/perundang-undangan (Narulita, dengan kenyataan dan standarnya. Hal ini
2015). Penyajian LKPD mensyaratkan akan menjadi rekomendasi BPK yang harus
dipatuhinya peraturan dan perundang- ditindaklanjuti karena hasil audit akan
undangan terkait pelaporan keuangan memberi manfaat yang signifikan apabila
sebagaimana disyaratkan oleh BPK. setiap rekomendasi dari BPK ditindaklanjuti
Pengujian kepatuhan terhadap standar oleh pimpinan dengan tepat. Hal ini akan
akuntansi dan peraturan perundang-undangan meningkatkan kredibilitas laporan keuangan
lainnya dalam laporan keuangan bertujuan sehingga harapan tercapainya opini WTP pun
untuk mendeteksi adanya salah saji material semakin besar. (Djanegara dan Djazuli, 2016,
terkait pelanggaran hukum. Kondisi ini Setyaningrum, 2017). Hal ini dikuatkan oleh
memicu semakin banyaknya temuan BPK, Akbar, et.al (2016) yang menyimpulkan
yang mengakibatkan LKPD tidak kredibel bahwa pengaruh terbesar terhadap perolehan
sehingga akan menghambat perolehan opini opini adalah penyelesaian tindak lanjut
WTP (Narulita, 2015). Fatimah bahkan (2014) pemeriksaan. Hal ini dikuatkan oleh hasil
telah menyimpulkan bahwa akibat penulisan Kusumawati dan Ratmono (2017).
ketidakpatuhan terhadap peraturan ini telah Berdasarkan kerangka pemikiran di
menimbulkan kasus kerugian daerah dan atas, paradigma penulisan ini dapat
penyimpangan administrasi sehingga digambarkan sebagai berikut:
52 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020

SPIP (X1)

Kompetensi SDM (X2)


Pencapaian
Opini WTP
(Y)
Ketidakpatuhan terhadap
Peraturan (X3)

Tindak Lanjut Rekomendasi BPK


(X4)

Gambar 1. Paradigma Penulisan

METODE PENELITIAN yang berada dalam Komplek Pemerintahan


Penelitian ini bertujuan untuk Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 28
memberikan bukti empiris mengenai faktor Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), serta
mana dari keempat faktor yang menjadi 2 orang dari Inspektorat Kabupaten Bandung
variabel independent dalam penelitian ini, Barat sebagai pihak yang independen
yaitu: kelemahan SPI, Ketidakpatuhan terhadap penyaji laporan keuangan.
terhadap peraturan, tindak lanjut BPK, dan Variabel Kelemahan SPIP diukur
Kualitas SDM yang paling berpengaruh dengan merujuk pada indikator-indikator
menyebabkan terhambatnya LKPD KBB dalam lima unsur SPIP menurut PP Nomor 60
memperoleh opini WTP (Wajar Tanpa Tahun 2008, sedangkan Variabel
Pengecualian) dari BPK sebagai variabel Ketidakpatuhan terhadap Peraturan diukur
dependen. dengan melihat kesesuaian penyajian laporan
Penelitian ini menggunakan data keuangan objek dengan Peraturan Pemerintah
primer berupa persepsi yang diperoleh melalui Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
penyebaran kuesioner ke 30 responden yang Akuntansi Pemerintahan (SAP). Variabel
ditetapkan berdasarkan purposive sampling, Tindak Lanjut Rekomendasi BPK diukur
yaitu perwakilan dari pihak-pihak yang terkait dengan merujuk pada Peraturan BPK Nomor
dengan LKPD Bandung Barat berdasarkan 2 Tahun 2017, sedangkan variabel
Peraturan Bupati Bandung Barat No. 41 Tahun Kompetensi SDM diukur dengan merujuk
2018 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan pada Hutapea dan Thoha (2008), yang terdiri
Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat, atas tiga dimensi, yaitu: Pengetahuan,
antara lain: Kepala SKPD, Kepala Sub Bagian Keterampilan, dan sikap. Dalam mengukur
Keuangan, Bendahara Penerimaan dan sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau
Bendahara Pengeluaran pada seluruh SKPD kelompok tentang kejadian atau gejala sosial,
Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pencapaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 53
Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Bandung Barat

digunakan Skala Likert yang mengukur 30 Tahun 1990 tentang Pola Induk
indikator dari setiap dimensi dalam setiap Pengembangan Wilayah Provinsi Daerah
variabel dengan lima skala pengukuran Tingkat I Jawa Barat dalam jangka panjang
dengan nilai tertinggi untuk kategori terbaik (25-30 tahun). yang menyatakan tentang
(Sangat Setuju) (Sugiyono (2019:147). rencana penataan Daerah Tingkat I di Jawa
Barat dari 24 menjadi 42 Daerah Tingkat II.
Pengujian data menggunakan SK tersebut didukung oleh Undang-undang
Multiple Linear Regression, diawali dengan Republik Indonesia No. 12 Tahun 2007
uji instrumen penulisan, yaitu Uji Validitas Tentang Pembentukan Kabupaten Bandung
Data menggunakan Pearson Product Moment Barat Menjadi Daerah Otonom di Provinsi
dan Uji Reliabilitas Data menggunakan uji Jawa Barat yang memiliki visi: “Bandung
statistik Cronbach’s Alpha (α). Item Barat yang AKUR (Aspiratif, Kreatif, Unggul
pernyataan yang terdapat dalam kuesioner dan Religius), dan berbasis pada
dapat dikatakan valid jika rhitung > rtabel. Uji pengembangan ekonomi, optimalisasi sumber
Validitas dan Reliabilitas dilakukan terhadap daya alam dan kualitas sumber daya manusia.
masing – masing variabel yang digunakan dalam
penulisan, sedangkan instrument penulisan ANALISIS STATISTIK
tersebut dapat dikatakan reliabel bila nilai Hasil uji Validitas data menunjukkan
koefisien Cronbach’s Alpha > 0,60. . Agar data bahwa koefisien korelasi masing-masing item dari
hasil kuesioner dapat diolah, data harus diubah variabel SPIP (X1), Kepatuhan pada Peraturan
terlebih dahulu dari ordinal menjadi interval (X2), Tindak Lanjut Rekomendasi BPK (X3),
dengan menggunakan MSI (Methode Kompetensi SDM (X4), dan Pencapaian Opini
Succesive Interval). Analisis Regresi Linear WTP (Y), memiliki nilai korelasi Pearson
Berganda dapat dilakukan jika semua Asumsi Product Moment (koefisien korelasi > 0,374)
Klasik yang meliputi: Uji Normalitas, Uji sehingga kuesioner dinyatakan valid. Untuk
Multikolinearitas, Uji Autokorelasi, dan Uji uji Reliabilitas setiap item dari masing-masing
Heteroskedastisitas dipenuhi. Persamaan variabel memiliki nilai Cronbach’s Alpha >
regresi yang digunakan adalah sebagai 0,60 sehingga kuesioner yang dijadikan instrument
berikut: Y= α + 1 X1 + 2 X2 + 3 X3+ 4 dalam penulisan ini reliabel atau layak digunakan.
X4 + ε
Uji Asumsi Klasik
HASIL DAN PEMBAHASAN Asumsi klasik dari analisis regresi
Linear Berganda adalah sebagai berikut.
Gambaran Umum Objek Penulisan 1. Uji Normalitas
Kabupaten Bandung Barat (KBB), Residual dari data yang digunakan
yang berdiri pada 1990, merupakan hasil harus berdistribusi normal. Karena jumlah
pengembangan wilayah Kabupaten Bandung data kurang dari 50, digunakan Uji
yang ditetapkan berdasarkan SK Gubernur Normalitas Shapiro Wilk. Hasil Uji
Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor Normalitas dapat dilihat pada tabel berikut
54 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020

Tabel 1. Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sistem Pengendalian Intern .201 20 .033 .913 20 .073
Kompetensi Sumber Daya Manusia .149 20 .200* .913 20 .072
Kepatuhan Terhadap Peraturan .171 20 .128 .935 20 .192
Tindak Lanjut Rekomendasi .131 20 .200* .945 20 .301
Opini Wajar Tanpa Pengecualian .154 20 .200* .921 20 .103
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel.1, dapat ditunjukkan bahwa


semua nilai sig (probabilitas) variabel bebas
pada Shapiro Wilk lebih besar dari 0,05
artinya asumsi normalitas terpenuhi. Cara lain
menguji normalitas adalah dengan
memperhatikan diagram P-Plot pada Gambar
2 dengan titik-titik data bersebaran di sekitar
garis diagonal. Hal ini berarti asumsi
normalitas dapat dipenuhi.

2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas untuk
menyelidiki apakah terdapat hubungan
antara variabel-variabel bebasnya. Hasil Uji
Multikolinearitas dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pencapaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 55
Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Bandung Barat

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas


Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Correlations Statistics
Std. Zero-
Model B Error Beta t Sig. order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 26.007 12.881 2.019 .062
Sistem
-
Pengendalian -.055 .075 -.120 -.740 .471 .037 -.188 .916 1.092
.115
Intern

Kompetensi
Sumber Daya .104 .359 .129 .289 .776 .720 .074 .045 .122 8.218
Manusia
Kepatuhan
- -
Terhadap -.784 .517 -.442 .150 .519 -.365 .283 3.531
1.516 .235
Peraturan
Tindak Lanjut
1.020 .482 1.025 2.118 .051 .761 .480 .328 .103 9.744
Rekomendasi

a. Dependent Variable: Opini Wajar Tanpa Pengecualian

Berdasarkan tabel 2, dapat ditunjukkan bahwa tabel 3, yaitu dengan melihat korelasi antara
nilai VIF (Variation Inflation Factor) dari variabel-variabel bebas; bila menunjukkan
variabel-variabel bebas bernilai kurang dari nilai di bawah 0,8, artinya tidak terjadi
10. Artinya, asumsi multikolinearitas dapat hubungan antara variabel-varibel bebasnya
dipenuhi. Cara lain untuk menguji sehingga dapat disimpulkan asumsi
Multikolinearitas dapat ditunjukkan dalam multikolineritas terpenuhi.
56 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020

Tabel 3. Korelasi Individu


Coefficient Correlationsa
Kompetensi
Tindak Sistem Kepatuhan Sumber
Lanjut Pengendal Terhadap Daya
Model Rekomendasi ian Intern Peraturan Manusia
1 Correlations Tindak Lanjut
1.000 -.240 -.401 -.798
Rekomendasi
Sistem Pengendalian
-.240 1.000 .228 .094
Intern
Kepatuhan Terhadap
-.401 .228 1.000 -.129
Peraturan
Kompetensi Sumber
-.798 .094 -.129 1.000
Daya Manusia
Covariances Tindak Lanjut
.232 -.009 -.100 -.138
Rekomendasi
Sistem Pengendalian
-.009 .006 .009 .003
Intern
Kepatuhan Terhadap
-.100 .009 .268 -.024
Peraturan
Kompetensi Sumber
-.138 .003 -.024 .129
Daya Manusia
a. Dependent Variable: Opini Wajar Tanpa Pengecualian

3. Uji Autokorelasi dalam waktu bersamaan (cross section), uji


Uji autokorelasi digunakan untuk autokorelasi tidak perlu dilakukan. Uji
melihat apakah terdapat korelasi antara autokorelasi digunakan untuk data time series,
residual pengamatan t dan pengamatan namun model yang baik adalah model regresi
sebelumnya karena kuesioner dilakukan yang tidak mengandung autokorelasi.

Tabel 4. Uji Autokorelasi


Model Summaryb
Change Statistics

R Adjusted R Std. Error of R Square F Sig. F Durbin-


Model R Square Square the Estimate Change Change df1 df2 Change Watson
1 .800a .639 .543 1.780 .639 6.645 4 15 .003 2.229

a. Predictors: (Constant), Tindak Lanjut Rekomendasi, Sistem Pengendalian Intern, Kepatuhan Terhadap Peraturan,
Kompetensi Sumber Daya Manusia
b. Dependent Variable: Opini Wajar Tanpa Pengecualian

Nilai Durbin Watson (DW) pada tabel 4, 4. Uji Heteroskedastisitas


sebesar 2,229 . Tabel DW dengan jumlah Berdasarkan diagram 2, dapat
variabel bebas (k) adalah 4 dan jumlah sampel ditunjukkan bahwa tidak terjadi
30 sehingga nilai DU=1,7386 dengan nilai (4- heterokedastisitas karena titik-titik data
DU)= 2,2614. Nilai DW sudah berada di menunjukkan pola yang tidak beraturan
antara DU dan (4-DU) yang artinya asumsi sehinga asumsi heterokedastisitas terpenuhi.
autokorelasi sudah terpenuhi.
Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pencapaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 57
Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Bandung Barat

Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas

5. Uji Regresi Berganda dilakukan analisis Model Regresi Berganda,


Karena semua asumsi klasik Regresi Linear yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 5:
Berganda sudah dipenuhi, selanjutnya

Tabel 5. Model Regresi Linear Berganda


Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Correlations Statistics
Std. Zero-
Model B Error Beta t Sig. order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 26.007 12.881 2.019 .062
Sistem
-
Pengendalian -.055 .075 -.120 -.740 .471 .037 -.188 .916 1.092
.115
Intern
Kompetensi
Sumber Daya .104 .359 .129 .289 .776 .720 .074 .045 .122 8.218
Manusia
Kepatuhan
-
Terhadap -.784 .517 -.442 -1.516 .150 .519 -.365 .283 3.531
.235
Peraturan
Tindak Lanjut
1.020 .482 1.025 2.118 .051 .761 .480 .328 .103 9.744
Rekomendasi
a. Dependent Variable: Opini Wajar Tanpa Pengecualian
58 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020

Berdasarkan tabel 5 di atas, maka Model Rekomendasi BPK akan menaikkan


Persamaan Regresi Bergandanya adalah: Pencapaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian,
dengan asumsi variabel lain bersifat konstan.
Y=26.007-0,055X1+0,104X2-0,784X3+1,020 Pengaruh variabel bebas terhadap variabel
X4; respon secara individu, hanya variabel Tindak
Lanjut Rekomendasi yang memberikan
Setiap Kelemahan Sistem Pengendalian Intern pengaruh secara invidu terhadap variabel
dan Ketidakpatuhan terhadap Peraturan Pencapaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian
meningkat, maka akan menurunkan karena nilai sig atau probabilitasnya bernilai
Pencapaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian, 0,051. Pengaruh variabel-variabel bebas
dengan asumsi kondisi variabel lainnya secara simultan terhadap variabel Pencapaian
konstan, sedangkan peningkatan Kompetensi Opini Wajar Tanpa Pengecualian dapat dilihat
Sumber Daya Manusia dan Tindak Lanjut pada tabel 6 yaitu Tabel Anova di bawah ini:

Tabel 6. TABEL ANOVA


ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 84.223 4 21.056 6.645 .003b
Residual 47.527 15 3.168
Total 131.750 19
a. Dependent Variable: Opini Wajar Tanpa Pengecualian
a. Predictors: (Constant), Tindak Lanjut Rekomendasi, Sistem Pengendalian Intern, Kepatuhan
Terhadap Peraturan, Kompetensi Sumber Daya Manusia

.
Pengaruh variabel-variabel bebas secara (probabilitas) pada tabel Anova adalah 0,003
simultan terhadap variabel Opini Wajar Tanpa kurang dari 0,05.
Pengecualian signifikan, terbukti dari nilai sig

Tabel 7. Kontribusi Variabel-variabel bebas terhadap Variabel Respon


Model Summaryb
Change Statistics

R Adjusted R Std. Error of R Square F Sig. F Durbin-


Model R Square Square the Estimate Change Change df1 df2 Change Watson

1 .800a .639 .543 1.780 .639 6.645 4 15 .003 2.229

a. Predictors: (Constant), Tindak Lanjut Rekomendasi, Sistem Pengendalian Intern, Kepatuhan Terhadap Peraturan,
Kompetensi Sumber Daya Manusia
b. Dependent Variable: Opini Wajar Tanpa Pengecualian

Berdasarkan tabel 7, dapat ditunjukkan bahwa respon yang ditunjukkan dengan nilai R2
korelasi atau hubungan antara variabel- sebesar 0,639, artinya 63,90% dari variabel
variabel bebas terhadap variabel respon sangat Pencapaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian
kuat, yaitu 0,800, sedangkan kontribusi dipengaruhi oleh variabel-variabel Sistem
variabel-variabel bebas terhadap variabel Pengendalian Intern, Kompetensi Sumber
Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pencapaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 59
Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Bandung Barat

Daya Manusia, Ketidakpatuhan terhadap gagalnya LKPD KBB 2018 meraih opini
Peraturan, dan Tindak Lanjut Rekomendasi WTP (LHP LKPD KBB, 2019).
Hasil Audit BPK, sedangkan sisanya sebesar Pemerintah KBB telah memiliki manual
36,10% dipengaruhi oleh faktor lain yang SPIP namun penerapannya belum
tidak dibahas dalam penulisan ini. berjalan sebagaimana mestinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Pengaruh Kompetensi SDM terhadap


Dari persamaan Regresi Linear Pencapaian Opini WTP atas LKPD
Berganda Kabupaten Bandung Barat
Y=26.007-0,055X1+0,104X2-0,784X3+1,020 Hasil uji regresi menunjukkan bahwa
X4; dan tabel 5 Regresi Linear Berganda di variabel Kompetensi SDM memberi
atas, dapat diketahui bahwa keempat variabel kontribusi positif terhadap Pencapaian
bebas Kelemahan SPI (X1), Kompetensi SDM Opini WTP namun tidak signifikan.
(X2), Ketidakpatuhan terhadap Peraturan (X3) Artinya, peningkatan kompetensi SDM
dan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit yang terkait dengan pelaporan keuangan
BPK (X4) berpengaruh terhadap Pencapaian memberi pengaruh terhadap
Opini WTP atas LKPD Kabupaten Bandung meningkatnya kemungkinan LKPD KBB
Barat (Y), akan tetapi pengaruhnya dari mencapai Opini WTP. Kebijakan yang
masing-masing variabel berbeda-beda. Secara Sehat tentang Pembinaan SDM di KBB
parsial, kontribusi setiap variabel bebas sudah ada dan sudah dijalankan dengan
terhadap Pencapaian Opini WTP dapat baik, sesuai dengan Perbup KBB No.78
dijelaskan sebagai berikut: tahun 2017, seperti diadakan pelatihan
1. Pengaruh Kelemahan SPIP (X1) secara berkala untuk meningkatkan
terhadap Pencapaian Opini WTP atas kompetensi. Akan tetapi, hasilnya masih
LKPD Kabupaten Bandung Barat. belum memuaskan karena beberapa
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa temuan BPK khususnya terkait perlakuan
variabel Sistem Pengendalian Intern akuntansi, tentu menyiratkan
Pemerintah (SPIP) memberi Kontribusi keterkaitannya dengan masalah
negatif terhadap Pencapaian Opini WTP kompetensi. Hal ini dapat pula dipahami
atas LKPD KBB. Artinya, semakin karena terkadang kebijakan untuk
banyak kelemahan SPIP yang terjadi, meningkatkan kompetensi adakalanya
akan semakin menurunkan kemungkinan ditetapkan berdasarkan pemerataan dan
LKPD KBB mencapai Opini WTP. bukan kebutuhan untuk betul-betul
Demikian sebaliknya, semakin sedikit kompeten sesuai dengan bidangnya.
temuan kelemahan SPIP, semakin besar Hasil uji regresi yang positif
peluang untuk LKPD KBB mencapai terhadap variabel kompetensi pegawai ini
Opini WTP. Faktor yang paling memberi sesuai dengan penelitian Kiranayanti dan
kontribusi akan hal ini antara lain Erawati (2016) yang menunjukkan
komitmen terhadap kompetensi (pegawai bahwa kompetensi SDM berpengaruh
yang memegang jabatan tertentu tapi positif terhadap kualitas laporan
tidak sesuai dengan kompetensinya) dan keuangan daerah. Semakin tinggi
perangkapan jabatan. Dua hal ini yang kompetensi SDM, semakin tinggi pula
menyebabkan terjadinya fraud di RSUD pengaruhnya terhadap kualitas laporan
Lembang yang tidak terdeteksi yang keuangan. Yulistiani (2020) menguatkan
menjadi salah satu faktor penyebab hasil penulisan tersebut, dan
60 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020

menyimpulkan bahwa kompetensi SDM temuan ketidapatuhan terhadap Peraturan


berpengaruh positif signifikan terhadap Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
kualitas laporan keuangan; karena Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
laporan keuangan yang berkualitas dapat menjadi salah satu faktor
adalah yang memenuhi persyaratan penghambat pencapaian opini WTP di
standar dan tidak mengandung salah saji Kabupaten Bandung Barat. (LHP LKPD
material, akan memudahkan BPK untuk KBB, 2019). Ketidakpatuhan berkaitan
memberikan Opini WTP. Sekalipun erat dengan efektivitas SPIP karena salah
sudah ada kebijakan pembinaan SDM satu tujuan dari penerapan SPIP adalah
yang baik, namun Kompetensi SDM memastikan seluruh person mematuhi
masih menjadi salah satu faktor yang peraturan yang berlaku dalam hal ini
menjadi kendala pencapaian Opini WTP pihak-pihak yang terkait dengan
di KBB tahun 2018 juga. Hal ini terlihat pelaporan pertanggungjawaban
dari adanya perlakuan akuntansi atas keuangan. Oleh karena itu, upaya untuk
persediaan yang tidak sesuai dengan menutup kelemahan SPIP harus terus
standar, demikian pula dengan digalakkan agar dampaknya dirasakan
pengelolaan Aset Tetap yang sudah yaitu meningkatnya kepatuhan terhadap
tercatat maupun yang masih belum peraturan-peraturan yang berlaku.
dibuatkan surat atau bukti
kepemilikannya, sehingga tidak bisa 4. Pengaruh Tindak Lanjut Rekomendasi
diakui dan dilaporkan. Hal ini menjadi Hasil Audit BPK terhadap Pencapaian
salah satu penyebab kegagalan LKPD Opini WTP.
KBB 2018 meraih Opini WTP. Hasil uji regresi menunjukkan
bahwa hanya variabel Tindak Lanjut
3. Pengaruh Ketidakpatuhan terhadap Rekomendasi Hasil Audit BPK terhadap
Peraturan terhadap Pencapaian Opini Pencapaian Opini WTP yang memberi
WTP atas LKPD KBB pengaruh positif signifikan karena nilai
Hasil uji regresi menunjukkan sig atau probabilitasnya 0,051 dan
bahwa variabel Ketidakpatuhan terhadap koefisien regresinya +1,020. Hal ini
Peraturan memberi kontribusi negatif dapat dipahami karena berdasarkan
terhadap Pencapaian Opini WTP sebesar Peraturan BPK No. 2 Tahun 2017, tindak
-0,784. Hal ini berarti semakin sedikit lanjut rekomendasi BPK menjadi satu
temuan ketidakpatuhan terhadap persyaratan bagi BPK dalam menetapkan
peraturan atau standar, menyebabkan Opini atas LKPD. Beberapa temuan
semakin meningkat kemungkinan LKPD tahun-tahun sebelumnya belum selesai
KBB mencapai Opini WTP. Variabel ini ditindaklanjuti oleh para pemangku
diuji dengan tujuan untuk memperoleh pemerintahan KBB karena temuan-
keyakinan yang memadai, apakah temuan yang berulang menggambarkan
laporan keuangan telah bebas dari salah pemerintah kurang serius dalam
saji material sesuai dengan Standar melakukan perbaikan-perbaikan. Hal ini
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), tentu sangat merugikan pemerintah itu
baik akibat ketidakpatuhan terhadap sendiri karena berkaitan dengan
peraturan maupun kecurangan yang kredibilitas kepemimpinannya. Hal ini
berpengaruh laangsung dan material sejalan dengan hasil penulisan Akbar,
terhadap penyajian laporan keuangan. et.al (2016) karena hasil audit akan
Selama periode audit, terdapat tujuh memberi manfaat yang signifikan apabila
Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pencapaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 61
Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Bandung Barat

setiap rekomendasi dari BPK yang disajikan menjadi tidak wajar,


ditindaklanjuti oleh pimpinan dengan sehingga Pencapaian Opini WTP tidak
tepat. Hal ini akan meningkatkan bisa terwujud. Variabel Tindak Lanjut
kredibilitas laporan keuangan sehingga Rekomendasi Hasil Audit BPK menjadi
harapan tercapainya opini WTP pun key point bagi Pencapaian Opini WTP
semakin besar. (Djanegara dan Djazuli, atas LKPD KBB, karena hal ini
2016, Setyaningrum, 2017). berkaitana erat dengan salah satu
Sebenarnya Pemerintah persyaratan penilaian BPK atas kualitas
Kabupaten Bandung Barat telah opini yang akan diberikan sebagaimana
melakukan proses tindak lanjut setiap telah diatur dalam Peraturan BPK Nomor
tahun sesuai dengan rekomendasi dari 2 Tahun 2017.
BPK. Namun, tetap saja masih ada
temuan-temuan dari tahun-tahun 5. Pengaruh Kelemanah SPIP, Kompetensi
sebelumnya, yang menjadi temuan lagi SDM, Ketidakpatuhan terhadap
pada tahun berjalan. Hal ini karena Peraturan, dan Tindak Lanjut
temuan pada tahun-tahun sebelumnya Rekomendasi Hasil Audit BPK
belum selesai ditindaklajuti atau memang terhadap Pencapaian Opini WTP atas
belum dilaksanakan tindak lanjut tersebut LKPD Kabupaten Bandung Barat.
oleh SKPD atau unit terkait. Hal ini Kontribusi masing-masing
diketahui dari hasil monitoring tindak variabel bebas/independen terhadap
lanjut rekomendasi BPK yang variabel respon/dependen secara
menunjukkan bahwa dalam Laporan Bersama-sama atau simultan ditunjukkan
Hasil Pemeriksaan (LHP) tahun 2016 dengan besarnya R2 atau Koefisien
belum selesai ditindaklanjuti dan Determinasi, yang memiliki range antara
permasalahan yang sama kembali 0 – 1; semakin besar R2 mengindikasikan
terulang pada taun 2017. Hasil semakin besar kemampuan variabel
pemeriksaan fisik dan pengujian independen dalam menjelaskan atau
pengelolaan persediaan pada empat memengaruhi variabel dependen.
perangkat daerah, yaitu Dinas Kesehatan, Berdasarkan hasil regresi dalam tabel 7,
BLUD RSUD Cililin, Dinas diperoleh R² (Koefisien determinasi)
Pengendalian Penduduk, Keluarga untuk pengaruh simultan sebesar 0,639
Berencana, Pemberdayaan Perempuan yang berarti variabel dependen Y dalam
dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A), model yaitu Pencapaian Opini WTP atas
serta Dinas Pekerjaan Umum dan LKPD Kabupaten Bandung Barat
Penataan Ruang (PUPR) menunjukkan dipengaruhi oleh variabel independen
bahwa 1) penerapan kebijakan akuntansi (X) yaitu: Kelemahan SPIP (X1),
persediaan belum konsisten dan tidak Kompetensi SDM (X2), Ketidakpatuhan
didukung aturan teknis pengelolaan terhadap Peraturan (X3) dan Tindak
persediaan pada masing-masing OPD dan Lanjut Rekomendasi Hasil Audit BPK
2) penyajian aset tetap belum (X4). Pengaruh keempat variabel bebas
menggambarkan nilai yang sebenarnya. tersebut secara simultan cukup
Kedua temuan tersebut bersifat material signifikan, yaitu sebesar 63,90 %,
dan menimbulkan masalah pada angka sedangkan sisanya sebesar 36,10 %
yang tercantum pada laporan keuangan, dipengaruhi oleh faktor/variabel lain
yang menyebabkan laporan keuangan yang tidak dibahas dalam penulisan ini.
62 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020

Pengaruh yang cukup besar ini dapat


dibuktikan melalui kolaborasi dari DAFTAR PUSTAKA
keempat variabel tersebut, dimana secara
parsial yang memberi pengaruh Akbar, B., M.S. Djanegara, and A. Djazuli.
signifikan adalah Tindak Lanjut 2016. “Faktor- Faktor yang Memengaruhi
Rekomendasi Hasil Audit BPK Probabilitas Laporan Keuangan
sebagaimana telah dijelaskan di atas. Hal Pemerintah Daerah untuk Mendapatkan
ini dapat dipahami karena perolehan Opini WTP”. Paper disajikan pada The
Pendapat WTP atas LKPD memerlukan IAFOR International Conference On The
kontribusi dari setiap bagian yang ada di Social Sciences, Dubai, Uni Emirat Arab
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, Akmal. 2006. Pemeriksaan Intern (Internal
karena laporan keuangan yang dibuat Audit). PT. INDEKS Kelompok Gramedia.
merupakan hasil konsolidasi dari laporan Jakarta.
keuangan seluruh Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) yang ada di KBB. Arens, A Alvin, Randal J Elder, and Mark S
. Beasley, 2012, Auditing and Assurance
SIMPULAN Services: An Integrated Approach,
14thEdition, Prentice Hall, New Jersey
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat
disimpulkan bahwa faktor penghambat utama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Nomor
perolehan opini WTP atas LKPD Kabupaten 02 Tahun 2017 tentang Pemantauan
Bandung Barat tahun 2018 secara parsial Pelaksanaan Tindak Lanjut Rekomendasi
adalah Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Hasil Pemeriksaan BPK, 2017.
Audit BPK. Faktor-faktor lainnya yaitu
variabel kompetensi SDM berpengaruh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melalui
positif, tetapi tidak signifikan. Variabel http://www.bpk.go.id/IHPS II 2018
Kelemahan SPIP dan Ketidakpatuhan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), 2018,
terhadap Peraturan memberi pengaruh negatif
Laporan Hasil Pemeriksaan Laporan
tidak signifikan terhadap Pencapaian Opini
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten
WTP atas LKPD Kabupaten Bandung Barat.
Bandung Barat Tahun 2017
Secara simultan, keempat faktor tersebut
memberi pengaruh yang positif dan signifikan Committee of Sponsoring Organzation of the
terhadap pencapaian Opini WTP atas LKPD Treadway Commission. 1992. “Internal
Kabupaten Bandung Barat. Control- Integrated Framework”. AICPA.
Mengacu pada simpulan, upaya- www.coso.org, diakses tanggal 25 Agustus
upaya yang sebaiknya dilakukan oleh 2014.
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat adalah
perhatian pimpinan terhadap Pencapaian Doyle, J.T., W. Ge, dan S. McVay. 2007.
Opini Laporan Keuangan Wajar Tanpa Determinants of Weaknesses in Internal
Pengecualaian dengan mengoptimalkan Control over Financial Reporting. Journal
tanggung jawab untuk menindaklanjuti of Accounting and Economics. Vol. 44 (1-
rekomendasi hasil audit BPK serta melakukan 2): 193-233.
monitoring proses dan progresnya agar sesuai
Ermin, Hendrica Redatri, 2017, Analisis
dengan persyaratan yang dikehendaki oleh
Tindak Lanjut Rekomendasi BPK dalam
Peraturn BPK Nomor 2 Tahun 2017.
Pencapaian Opini WTP di Kota Bandung,
Politeknik Negeri Bandung, Bandung
Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pencapaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 63
Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Bandung Barat

Fatimah, D., R.N. Sari, and M. Rasuli. 2014. Nalurita, Nuhoni, 2015, Pengaruh Sistem
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern, Pengendalian Internal, Kepatuhan
kepatuhan terhadap Peraturan terhadap Perundang-undangan, dan
Perundang-undangan, Opini Audit Tahun Karakteristik Pemerintah Daerah
Sebelumnya dan Umur Pemerintah terhadap Kredibilitas Laporan Keuangan
Daerah terhadap Penerimaan Opini Wajar Pemerintah Daerah di Indonesia, Tesis
Tanpa Pengecualian pada Laporan Tidak Dipublikasikan, Universitas Sebelas
Keuangan Pemerintah Daerah di Seluruh Maret.
Indonesia. Jurnal Akuntansi, Vol. 3, No.1,
h. 1-16. Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Hutapea, Parulian & Nuriana Thoha.
(2008). Kompetensi Plus. Jakarta: PT. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010
Gramedia Pustaka Utama tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Kusumawati, Dwi dan Dwi Ratmono, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. 2017.
2017.Determinan Opini atas Laporan Peraturan Bupati Bandung Barat Nomor
Keuangan Pemerintah Daerah di 50 Tahun 2017 tentang Tugas, Fungsi
Indonesia. Semarang, Diponegoro Journal dan Rincian Tugas Badan Pengelolaan
of Accounting, http://ejournal Keuangan Daerah
s1.undip.ac.id/index.php/accounting Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. 2017.
Listiyani, Sri, 2020. Pengaruh Peraturan Bupati Bandung Barat Nomor
Penerapan Sistem Pengendalian 78 Tahun 2017 tentang Kode Etik
Intern dan Kompetensi Sumber Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan
Daya Manusia terhadap Kualitas Pemerintah Kabupaten Bandung Jawa
Laporan Keuangan (Survey Pada Barat
Pemerintah Daerah Kabupaten
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. 2018.
Bandung Barat). Tugas Akhir,
Peraturan Bupati Bandung Barat Nomor
Politeknik Negeri Bantung, 19 Tahun 2018 tentang Peningkatan
Bandung Efektivitas Manajemen Risiko Sektor
Megayanti, A. P., I M. P. Adiputra, & N. K. Pemerintah Berbasis ISO 31000
Sinarwati. (2015). Faktor-Faktor yang
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. 2019.
Memengaruhi Keterandalan Nilai Profil Pemerintah Kabupaten Bandung
Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Barat
Daerah. e-Journal S1 Ak Universitas
Pendidikan Ganesha. Jurusan Akuntansi Pemerintah Republik Indonesia. 2008. PP
Program. 3 (1), 1-12. Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah,
Mirawati, Sudjono dan Jan Hoesada. 2009. Sari, Cecep Wijaya. 2017. Kali Kelima
Strategi Penerapan Peraturan Pemerintah
Kabupaten Bandung Barat Terima Opini
nomor 60 tahun 2008: Sistem
WDP. Tersedia di:
Pengendalian Intern Pemerintah. https://www.pikiran.rakyat..com, 2019
Majalah Akuntansi Indonesia. Edisi no.
15/tahun III/Maret 2009. Hal 56-61.
64 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020

Sekaran. U. 2006. Research Methods for


Business Metodologi Penulisan Bisnis.
Edisi Keempat. Jakarta : Salemba Empat.

Setyaningrum, Dyah, 2015, Pengaruh


Temuan Audit, Tindak Lanjut Hasil
Pemeriksaan dan Kualitas
Sumber Daya Manusia terhadap Opini
Audit melalui Tingkat Pengungkapan
Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga, Universitas
Indonesia, Jakarta.

Shanti, Ni Luh Ketut, Antik Safitri, Darsono,


2014, Pengaruh Sistem Pengendalian
Internal dan Temuan Kepatuhan
terhadap Opini Audit pada Pemerintah
Daerah, Undip, Semarang.

Sugiyono, 2014, Metode Penulisan


Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D,
Cetakan ke-21, Alfabeta, Bandung.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004


tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Wahyono, T. (2004). Sistem Informasi


Akuntansi: Analisis, Desain dan
Pemograman Komputer. Yogyakarta:
Andi.

Warsito Kawedar. 2009. Opini Audit dan


Sistem Pengendalian Intern. Jurnal
Akuntansi dan Auditing. Vol. 6 No. 1.
Terpublikasi di
http://ejournal.undip.ac.id., diakses pada
tanggal 11 Juni 2014.

You might also like