Professional Documents
Culture Documents
92-Article Text-330-9-10-20201009
92-Article Text-330-9-10-20201009
Muhammad Zaini1 & Miranda Romaully Br. Sitanggang2) & Rum Van Royensyah3)
Program Studi Agribisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Amuntai
1)
razni.140115@gmail.com
2)
miranda.rsd2203@gmail.com
3)
Vanroyensyah61@gmail.com
ABSTRAK
ABSTRACT
This study is aimed to determine the factors that influence the demand for organic rice and its
elasticity in Hulu Sungai Utara. This research was conducted in Amuntai City. Data collection was
carried out from October 2018 to January 2019. The analysis us is multiple linear regression analysis
from the results of calculations using the regression equation Y = 2.564 + 0.002 (X 1) + 1.025 (X2) -
0.223 (X3) - 1,511 (X4) + 0.196 (X5) + 0.003 (X6). The results of the analysis for regression obtained
F-count 2.672 > F-table 2.53 thus the hypothesis which states that the variable of education level,
income, tastes/habits, number of dependents, price of organic rice, and prices of other goods (non-
organic rice) have an effect simultaneously to the demand for organic rice. While significantly obtain
the results of t-test where the value of t-calculation is 2.460 > t-table 1.713. The elasticity of demand
for static models is based on price elasticity; the price of organic rice is elastic (7.32 > 1). Based on
cross elasticity, the price of other goods (organic rice) is elastic (5.27 > 1). Based on income
elasticity, respondents' income is elastic (702,615 > 1).
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa variabel bebas, dan penelitian selanjutnya
nilai Adjusted R adalah sebesar 0,122 hal juga dapat menambah jumlah responden
ini menunjukkan bahwa 12,2 % agar nilai R lebih dari 0,7 (kuat).
permintaan dapat dijelaskan oleh variabel
pendidikan, pendapatan, jumlah penduduk, Pengujian Serentak Seluruh Parameter
selera/kebiasaan, dan harga barang lain Dugaan (Uji F)
(beras non organik). Sedangkan 87,8 % Uji F digunakan untuk mengetahui
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak semua variabel independen (Xi) dimana
termasuk dalam model regresi yang variabel (tingkat pendidikan (X1),
disebutkan diantaranya seperti umur dan pendapatan (X2), selera/kebiasaan (X3),
jumlah penduduk. Umur salah satu faktor jumlah penduduk (X4), harga beras organik
yang mempengaruhi permintaan beras (X5), dan harga barang lain (beras non
organik, semakin umur manusia bertambah organik) (X6), secara nyata berpengaruh
maka tingkat kesehatannya menurun terhadap variabe dependent (Y) yaitu
dikarenakan tingkat konsumsi makanan jumlah permintaan beras organik di
yang kurang sehat. Oleh karena itu, Kabupaten Hulu Sungai Utara. H0 ditolak
manusia perlu memperbaiki pola makan jika F-hitung ≥ F-tabel, artinya semua
yang sehat dengan mengkonsumsi beras variabel independen (Xi) dalam persamaan
organik. Sedangkan jumlah penduduk, ini secara serentak berpengaruh nyata
yaitu ketika jumlah penduduk meningkat, terhadap permintaan beras organik.
maka akan meningkatkan jumlah Sebaliknya H0 diterima jika F-hitung ≤ F-
permintaan beras organik, misalnya ketika tabel, artinya semua variabel independen
penduduk berjumlah 200 orang dengan (Xi) dalam persamaan ini secara serentak
permintaan beras organik 100 kg/bulan. tidak berpengaruh nyata terhadap
Ketika jumlah penduduk bejumlah 400 permintaan beras organik (Suliyanto,
orang maka permintaan juga mengalami 2011). Berikut ini adalah hasil uji statistik
peningkatan. Untuk penelitian selanjutnya, F yang dapat dilihat pada tabel dibawah
peneliti dapat memasukkan kedalam ini:
terhadap permintaan beras organik secara tingkat kesalahan α = 0,05, maka nilai t-
simultan dapat diterima. tabel sebesar 1,713. Apabila t-hitung > t-
tabel maka dapat disimpulkan variabel
Pengujian Parameter Regresi Secara tersebut mempunyai pengaruh yang
Tunggal (Uji t) signifikan, dan begitu juga sebaliknya.
Penggunaan uji t dilakukan dengan Berikut ini adalah hasil uji statistik t yang
membandingkan nilai t-hitung dengan t- dapat dilihat pada tabel berikut ini:
tabel dengan pengujian dua arah dan
Model t sig.
(Constant) ,266 ,792
Harga Beras Organik -,801 ,431
Jumlah Tanggungan 2,460 ,022
1 Selera -,149 ,883
Pendapatan -,339 ,738
Pendidikan ,510 ,615
Harga Barang Lain ,131 ,897
Sumber: Pengolahan data primer (2018).
Gambar 4. Hasil Uji Normalitas (Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual)
DOI: https://doi.org/10.36589/rs.v9i1.92
13
Muhammad Zaini, Miranda & Rum Van Royensyah, Elastisitas permintaan beras organik…
Berdasarkan hasil dari tabel diatas atau tidak ada hubungan linier yang
dapat dilihat bahwa nilai TOL 0,916 sempurna antara variabel independen
sedangkan nilai VIF pada variabel harga dalam model.
beras organik (X1) 1,091, nilai TOL 0,679
sedangkan nilai VIF pada variabel variabel Uji Heteroskedastisitas
jumlah tanggungan (X2) 1,472, nilai TOL Uji heteroskedastisitas dengan
0,870 sedangkan nilai VIF pada variabel metode Glejser dilakukan dengan
selera/kebiasaan (X3) 1,149, nilai TOL meregresikan semua variabel bebas
0,758 sedangkan nilai VIF pada variabel terhadap nilai mutlak residualnya. Jika
pendapatan (X4) 1,319, nilai TOL 0,727 terdapat pengaruh variabel bebas yang
sedangkan nilai VIF pada variabel signifikan terhadap nilai mutlak
pendidikan (X5) 1,375, dan nilai TOL residualnya maka dalam model terdapat
0,956 sedangkan nilai VIF pada variabel masalah heteroskedastisitas (Suliyanto,
variabel harga barang lain/beras non 2011). Berdasarkan hasil dari pengolahan
organik (X6) 1,046. Masing-masing data primer dibawah diketahui pada model
variabel berjumlah kurang dari 10 maka regresi tidak terdapat gejala
dapat dinyatakan bahwa tidak ada gejala heteroskedastisitas. Hal ini karena semua
multikolinieritas (tidak terjadi Sig. Variabel independen terhadap absolut
penyimpangan asumsi multikolinieritas) residual (0,332, 0,912, 0,229, 0,096, 0,965,
DOI: https://doi.org/10.36589/rs.v9i1.92
14
Rawa Sains: Jurnal Sains STIPER Amuntai, Juni 2019, 9(1), 9-15. ISSN 2354-6379
0,232, dan 0,186) > 0,05. Ini menunjukkan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas
Permintaan beras organik akan meningkat sesuai dengan yang diungkapkan teori
jika pendapatan responden meningkat. permintaan. Hasil hitungan dari elastisitas
Berbeda dengan hal di atas Ulfa silang dari harga beras non organik
(2011), elastisitas harga tempe Di Desa terhadap permintaan beras organik didapat
Jombang Kecamatan Ciputat Kabupaten nilai elastisitas sebesar 5,27. Artinya
Tanggerang Selatan Provinsi Banten yaitu dengan menurunkan harga sebesar 1 persen
sebesar 0,957. Artinya dengan akan cendrung menaikan permintaan beras
meningkatnya harga sebesar 1 persen akan organik sebesar 5,27 persen. Elastisitas
menurunkan jumlah permintaan tempe harga beras organik bersifat elastis
sebesar 0,957 persen. Elastisitas harga (5,27>1). Hasil dari perhitungan elastisitas
tempe bersifat inelastis (0,957 < 1). pendapatan di dapatkan nilai elastisitas
Elastisitas silang harga tahu terhadap pendapatan sebesar 702.615. Artinya
permintaan tempe didapat nilai elastisitas setiap kenaikan pendapatan konsumen
sebesar 0,270. Elastisitas harga tahu sebesar 100% akan akan cendrung
bersifat inelastis (0,270 < 1). Sedangkan menaikan permintaan beras organik
elastisitas pendapatan didapatkan nilai sebesar 702.615 persen. Elastisitas harga
elastisitas pendapatan keluarga sebesar beras organik bersifat elastis (702.615 > 1).
0,178. Elastisitas pendapatan bersifat Koefisien regresi yang didapat pada
inelastis (0,178 < 1). pendapatan responden adalah positif.
Permintaan beras organik akan meningkat
KESIMPULAN jika pendapatan responden meningkat.
DOI: https://doi.org/10.36589/rs.v9i1.92