You are on page 1of 9

DIKLAT

Sciencepreneur
bagi guru SMP
Pembina Ekstrakurikuler
bidang IPA
Penyusunan Instrumen Penilaian dan
Evaluasi Implementasi Sainspreneur
program Ekstrakurikuler Bidang IPA
Penyusunan Instrumen Penilaian
dan Evaluasi Implementasi
Sainspreneur Program
Ekstrakurikuler Bidang IPA
Penulis:
Djoko Arisworo, S.Si., M.Pd.

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3


menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Pengembangan potensi peserta didik yang
dimaksud dalam tujuan Pendidikan nasional dapat diwujudkan melalui kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Prinsip pengembangan dari kegiatan
ekstrakurikuler pada satuan pendidikan berdasarkan Permendikbud nomor 62 tahun
2014 meliputi keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan
masing-masing, dan sifat program yang menyenangkan dalam suasana yang
menggembirakan bagi peserta didik. Prinsip tersebut berlaku untuk ekstrakurikuler wajib
yaitu Pramuka dan ekstrakurikuler pilihan seperti ekstrakurikuler pada bidang IPA. Bidang
studi IPA di jenjang SMP masih merupakan bidang studi yang wajib diikuti.
Penyelenggaraan ekstrakurikuler Bidang IPA di jenjang SMP diharapkan akan
memperkuat literasi sains, menunjang prestasi akademik, serta meningkatkan minat
peserta didik untuk terus menekuni bidang IPA setelah kelulusannya.

Ciri khas ekstrakurikuler bidang IPA adalah keterkaitan setiap kegiatan dengan literasi
terhadap pengetahuan alam dan keterampilan proses sains. Bentuk ekstrakurikuler
Bidang IPA dapat diarahkan pada beragam kegiatan yang memanfaatkan pemahaman
sains untuk menghasilkan karya yang inovatif, bermanfaat dan mengembangkan
kecakapan hidup (life skills) peserta didik. Oleh karena itu, program ekstrakurikuler IPA
dapat disebut sebagai upaya pengembangan semangat wirausaha berbasis sains
(sciencepreneurship). Dengan semangat tersebut, peserta didik diharapkan memiliki
sikap ilmiah, termotivasi untuk berkompetisi di bidang IPA, dan memiliki cita-cita untuk
berkarir atau berwirausaha dengan memanfaatkan pengetahuan IPA. Hal-hal tersebut
merupakan dampak positif jangka pendek dan jangka panjang yang diharapkan muncul
dari program ekstrakurikuler bidang IPA.

Guru yang ditunjuk sebagai pembina ekstrakurikuler bidang IPA diharapkan juga memiliki
sciencepreneurship untuk menyusun, menerapkan, menilai dan mengevaluasi program
ekstrakurikuler bidang IPA yang sesuai dengan potensi yang dimiliki sekolah. Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (PPPPTK IPA) sebagai unit pelaksana teknis yang bertugas melaksanakan
pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan IPA, mulai tahun
2020 akan mengembangkan program Diklat Sciencepreneur bagi guru SMP Pembina
Ekstrakurikuler bidang IPA. Diklat ini dirancang untuk membekali para guru pembina
tentang konsep dan contoh penerapan sciencepreneur, serta panduan penyusunan
program ekstrakurikuler bidang IPA berbasis sciencepreneur. Diklat ini juga menjadi
wahana diskusi yang akan menjadi sumber inspirasi bagi para guru peserta untuk
mengembangkan program ekstrakurikuler bidang IPA berbasis sciencepreneur di
sekolahnya masing-masing.

2. Tujuan Pembelajaran

Meningkatkan kompetensi penilaian dan evaluasi program sainspreneur guru pembina


ekstrakurikuler bidang IPA.
a. Kompetensi Dasar

Modul ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar:

Menyusun Instrumen Penilaian dan Evaluasi Implementasi Sainspreneur program


Ekstrakurikuler Bidang IPA
Indikator Pencapaian Kompetensi

a. Menentukan indicator yang akan dinilai


b. Menganalisis indicator yang akan dinilai
c. Menentukan indicator yang akan dievaluasi
d. Menganalisis indicator yang akan dievaluasi
e. Menyusun instrument penilaian implementasi sainspreneur
f. Menyusun instrument evaluasi implementasi sainspreneur
B. URAIAN MATERI

3. Instrument Penilaian

Instrumen dapat diartikan sebagai perangkat yang digunakan untuk pengumpulan data
(Arikunto, 2002). Instrumen ini dapat berupa kuesioner (berupa daftar pertanyaan),
formulir observasi, dan formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan
sebagainya. Instrumen dalam pendidikan biasa digunakan sebagai alat untuk mengukur
prestasi belajar siswa, faktor-faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar,
perkembangan hasil belajar, keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan keberhasilan
pencapaian suatu program tertentu (Daryanto, 2012).

Setiap orang yang melakukan kegiatan akan selalu ingin tahu hasil dari kegiatan yang
dilakukannya. Seringkali pula, orang yang melakukan kegiatan tersebut, berkeinginan
mengetahui baik atau buruknya kegiatan yang dilakukannya, bagaimana hasil dari
kegiatan yang telah dilakukannya. Siswa dan guru merupakan orang – orang yang terlibat
dalam kegiatan pembelajaran, tentu mereka juga berkeinginan mengetahui hasil dari
kegiatan yang telah mereka lakukan. Baik atau buruknya kegiatan atau berhasil atau
tidaknya suatu kegiatan merupakan suatu bentuk pengambilan keputusan yang bersifat
menilai. Penilaian dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah assessment berarti menilai
sesuatu. Menilai itu sendiri berarti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan
mengacu pada ukuran tertentu, seperti menilai baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai
atau bodoh, tinggi atau rendah dan sebagainya. proses dan hasil kegiatan pembelajaran
yang dilakukan. Sehingga dengan demikian, dapat disebut bahwa instrumen penilaian
adalah alat penilaian untuk mengumpulkan data atau informasi yang berisi baik atau
buruknya, tinggi atau rendahnya suatu kegiatan yang telah dilakukan.

Untuk menyediakan informasi tentang baik atau buruknya, proses dan hasil kegiatan
pembelajaran, maka seorang guru harus menyelenggarakan evaluasi. Disisi lain, evaulasi
merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Hal ini berarti, evaluasi
merupakan kegiatan yang tak terelakkan dalam setiap kegiatan pembelajarn. Dengan kata
lain kegiatan evaluasi merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran. Evaluasi hasil belajar menekankan kepada diperolehnya informasi tentang
seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan pengajarn yang ditetapkan, Dengan
demikian evaluasi hasil belajar menetapkan baik atau buruknya hasil dari kegiatan
pembelajaran. Berdasarkan pemikiran – pemikiran tampaknya pada kita akan pentingnya
penyelengaraan kegiatan evaluasi. Oleh karena itu, sudah sepatutnya seorang guru
memiliki kemampuan menyelenggarakan kegiatan evaluasi. Seorang guru akan lebih
menguasai kemampuan ini apabila sejak dini atau sejak sebagai calon guru sudah
dikenalkan dengan kegiatan evaluasi.

4. Instrumen Evaluasi

Evaluasi dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah Evaluation adalah suatu proses yang
sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan
program telah tercapai(Gronlund, 1985). Evaluasi dapat juga diartikan sebagai proses
menilai sesuatu berdasarkan criteria ataua tujuan yang telah ditetapkan, yang selanjutnya
diikuti dengan pengambilan keputusan atas objekyang dievaluasi. Sebagai contoh evaluasi
proyek, kriterinya adalah tujuan dari pembangunan proyek tersebut, apakah tercapai atau
tidak, apakah sesuai rencana atau tidak, jika tidak mengapa terjadi demikian,dan langkah-
langkah apa yang perlu ditempuh selanjutnya. Sudjono(1996) mengemukakan bahwa
evaluasi pada dasarnya merupakan penafsiran atau interpretasi yang bersumber pada
data kuantitatif, sedang data kuantitatif merupakan hasil dari pengukuran. Berbeda
dengan evaluasi,

Dari pengertian ini, maka antara penilaian dengan evaluasi hamper sama, bedanya dalam
evaluasi berakhir dengan pengambilan keputusan sedangkan penilaian hanya sebatas
memberikan nilai saja. Penilaian dapat dilakukan berdasarkan hasil pengukuran atau
dapat pula dipengaruhi oleh hasil pengukuran. Pengukuran dalam bahasa inggris dikenal
dengan istilah measurement merpakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
dalam arti memberi angka terhadap sesuatu yang disebut objek pengukuran. Mengukur
pada hakikatnya adlaah pemasangan atau korespondensi 1 – 1 antara angka yang
diberikan dengan fakta dan diberi angka atau diukur. Menurut Cangelosi (1991),
pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris. Pengertian
yang lebih luas mengenai pengukuran dikemukan oleh Wiersma dan Jurs (1990) bahwa
pengukuran adalah penilaian numeric terhadap fakta – fakta dari objek yang hendak
diukur menurut criteria atau satuan – satuan tertentu.

Berdasarkan beberapa pengertian evaluasi, penilaian dan pengukuran yang dikemukan di


atas, maka jelaslah sudah bahwa evaluasi, penilaian, dan pengukuran merupakan tiga
konsep yang berbeda. Namun demikian, dalam praktek terutama dalam dunia
pendidikan, ketiga konsep tersebut sering dipraktekkan dalam satu rangkaian kegiatan.
Sebagai contoh pelaksanaan evaluasi di sekolah maka di dalamnya terintegrasi kegiatan
pengukuran dan penilaian. Apabila kita kaji pengertian evaluasi pengukuran dan penilaian
kita kaitkan dengan kegiatan belajar dan pembelajaran, maka kita akan memperoleh
pengertian yang tidak jauh berbeda dengan pengertiannya secara umum. Pengertian
evaluasi belajar dan pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan
pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian dan/atau
pengukuran belajar dan pembelajaran. Sedangkan pengertian pengukuran dalam
kegiatan belajar dan pembelajaran adalah proses adalah membandingkan tingkat
keberhasilan belajar dan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan belajar dan
pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif.

5. Penilaian dan Evaluasi dalam Program Ekstrakurikuler

Permendikbud nomor 62 tahun 2014 mengenai kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan


Dasar dan Pendidikan Menengah menyebutkan bahwa penilaian yang dilakukan pada
kegiatan ekstrakurikuler bersifat menilai kinerja peserta didik dan dideskripsikan pada
raport. Kriteria keberhasilan yang dicapai peserta didik meliputi proses dan pencapaian
kompetensi peserta didik. Penilaian yang dilakukan pada kegiatan ekstrakurikuler ini
dilakukan secara kualitatif. Evaluasi kegiatan ekstrakurikuler dilakukan untuk mengukur
ketercapaian tujuan dari setiap indikator yang telah ditetapkan dalam perencanaan
sebelumnya.

a. Penilaian Kualitatif
Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan diharapkan dapat
menemukan dan mengembangkan potensi peserta didik, serta memberikan manfaat
sosial yang besar dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama
dengan orang lain, serta memfasilitasi bakat, minat, dan kreativitas peserta didik yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, penilaian kualitatif sangat cocok untuk dilakukan dalam
kegiatan ekstrakurikuler.

Penilaian kualitatif memungkinkan menggali kecenderungan afeksional dan kognitif.


Penilaian kualitatif dapat memberikan gambaran sampai sejauhmana sebuah nilai diyakini
dan dikontruksi sebagai bagian hidup peserta didik. Penilaian kualitatif yang dilakukan
pada kegiatan ekstrakurikuler bersifat deskriptif.

b. Evaluasi Ekstrakurikuler

Evaluasi adalah proses identifikasi untuk mengukur/menilai apakah suatu kegiatan sesuai
dengan rencana atau tujuan kegiatan yang telah disusun. Selain itu, bisa juga dikatakan
bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengukur tingkat
keberhasilan suatu program pendidikan (Suharsimi Arikunto, 2003).

Permendikabud nomor 62 tahun 2014 menyebutkan bahwa evaluasi kegiatan


ekstrakurikuler dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pada setiap indikator yang
telah ditetapkan dalam perencanaan satuan pendidikan.

You might also like