Professional Documents
Culture Documents
Laporan Project TRP Solo Basahan
Laporan Project TRP Solo Basahan
SOLO BASAHAN
Nama Anggota :
A. Pengertian
Tata rias pengantin Solo Basahan adalah tata rias pengantin yang berasal dari Keraton Surakarta
Hadiningrat. Tata rias dan busana pengantin Solo Basahan adalah bentuk tata rias tertinggi dalam
Karaton Surakarta Hadiningrat. Pada zaman dahulu, tatarias tertinggi hanya boleh digunakan oleh putra-
putri Sultan, Sunan, atau Raja yang bertahta. Namun, sekarang tatarias ini dapat digunakan oleh
berbagai lapisan masyarakat Jawa sehingga banyak yang ingin mengenakannya karena terlihat agung,
anggun, dan artistik.
Tata rias dan busana Solo Basahan dikenakan pada waktu akad nikah sampai upacara “Panggih”
Pengantin dengan menggunakan kain batik dengan warna dasar tertentu, misalnya warna hijau “Gadung
Mlati” dengan moti alas-alasan yang diprada (dilukis dengan air emas). Hiasan rambut tak ketinggalan,
ada cundhuk mentul atau kembang goyang yang bermotif hewan dan bunga-bungaan.
Terciptanya busana pengantin ini diperkirakan setelah adanya Perjanjian Giyanti dimana waktu itu
seluruh gaya busana dari Keraton Surakarta Hadiningrat dibawa ke Keraton Yogyakarta Hadiningrat
sebagai hadiah dari Susuhan Paku Buwono II kepada putranya, Pangeran Mangkubumi. Setelah peristiwa
itu, Keraton Surakarta Hadiningrat membuat desain (gagrak) baru dengan pola bergaya barat. Biasanya
busana baru ini kita kenal dengan nama beskap, langenharjan, baju teni.
B. Tujuan
A. ALAT
B. BAHAN
C. LENAN
No Nama Lenan Jumlah Spesifikasi Kegunaan
D. KOSMETIK
18. Lip cream dan lip tint Secukupnya Memberi warna apda bibir
9. Dodotan
Motif blumbangan
(*blumbang adalah
tempat/sumber air) pada
kampuh dodot bermakna
sumber kehidupan,
1.
V. LAMPIRAN