You are on page 1of 3

2.

3 PENDEKATAN ASTA GATRA DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN


NASIONAL

Secara etimologis, terminologi asta gatra merupakan gabungan dari dua kata, yakni asta
dan gatra. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “asta” diartikan dengan bentuk terikat
delapan, sedangkan “gatra” diartikan dengan wujud, sudut pandangan atau aspek. Maka secara
harafiah dapat diartikan asta gatra berarti delapan aspek atau sudut pandang yang terikat satu
sama lain.1

Dalam pelaksanaan ketahanan nasional sangat bertumpu pada kemampuan


memaksimalkan fungsi aspek atau gatra alamiah sebagai aset dasar untuk melahirkan aspek
sosial sebagai kekuatan dalam penyelenggaraan kehidupan nasional. Dalam setiap aspek pada
pendekatan ini memiliki sudut pandang pendukung agar terlaksananya ketahanan nasional dapat
berjalan disegala bidang. Pada aspek alamiah memiliki tiga gatra (tri gatra) yang diikut sertakan
untuk mewujudkan ketahanan nasional, yaitu gatra letak dan kedudukan geografi, gatra keadaan
dan kekayaan alam, dan gatra keadaan dan kemampuan penduduk (demografi). Sedangkan aspek
sosial memiliki lima gatra (panca gatra) yang mencakup pada beberapa bidang, yaitu gatra
ideologi, gatra politik, gatra ekonomi, gatra sosial budaya, dan gatra pertahanan dan keamanan.
Dari aspek tri gatra dan panca gatra tersebut yang dikenal sebagai asta gatra.2

Pendekatan asta gatra dikembangkan oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas)


yang berfungsi sebagai perangkat yang memiliki keterkaitan pada bidang-bidang kehidupan
manusia dan budaya disuatu negara dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat
dicapai menggunakan kemampuannya.3

Berdasarkan kajian dari astra gatra tersebut dapat dijelaskan berdasarkan masing-masing
aspek yang terkait.

1. Aspek Alamiah (Tri Gatra)


a. Gatra letak dan kedudukan geografi sebagai penentu kekuatan nasional suatu negara
yang mencakup bentuk, luas, dan daya dukung wilayah negara, serta posisi geografis,

1
Damri dan Fauzi Eka Putra, Pendidikan Kewarganegaraan, KENCANA; Jakarta, 2020, hal. 220.
2
Kris Wijoyo Soepandji dan Muhammad Farid, ”Konsep Bela Negara Dalam Perspektif Ketahanan Nasional”, Jurnal
Hukum dan Pembanguan, Nomor 1, Juli-September 2018, hal. 444.
3
Paristiyanti Nurwardani, Hestu Yoga Saksama, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi,
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan; Jakarta, 2016, hal. 261.
astronomi, dan geologis negara. Bentuk wilayah dapat diartikan apakah negara
tersebut merupakan negara pantai, kepulauan, atau bahkan kontinental. Dan daya
dukung wilayah diartikan apakah wilayah di negara tersebut layak huni atau tidak.
Selain itu, di era globalisasi ini diperlukan pula pertimbangan pada kemajuan
teknologi transportasi, informasi dan komunikasi sebagai bentuk pendukung unsur
kekuatan nasional negara.
b. Gatra keadaan dan kekayaan alam yang harus dijaga kelestariannya karena kualitas
dan kuantitas dari hasil kekayaan alam tersebut sangat dibutuhkan untuk
keberlangsungan kehidupan nasional. Syarat sumber kekayaan alam dapat membantu
ketahanan nasional, yaitu kedaulatan wilayah nasional yang dapat menjadi modal
dasar pembangunan, dan cara pengelolaan serta pengembangan sumber kekayaan
alam tersebut. Adapun syarat tersebut dapat terpenuhi dengan memperhatikan elemen
pendukung, yaitu:
 Potensi sumber daya alam wilayah melingkupi sumber daya alam hewani, nabati,
dan tambang.
 Kecakapan dalam mengeksplorasi sumber daya alam.
 Pendayagunaan sumber daya alam dengan memprediksi masa depan dan
lingkungan hidup.
 Peninjauan atas sumber daya alam.
c. Gatra keadaan dan kemampuan penduduk dengan memanfaatkan penduduk yang
produktif sebagai sumber daya manusia berkualitas, memegang relevansi positif
dalam pendayagunaan sumber daya alam serta memelihara kelestarian lingkungan
hidup (geografi), baik fisik maupun sosial. Karena penduduk sebagai pelaksana atau
yang menjalankan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membina dan
mengembangkan ketahanan nasional.4

2. Aspek Sosial (Panca Gatra)

4
Nyoman Ayu Putri Lestari, Modul Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, Nilacakra; Bali, 2021, hal.
95-96.
a. Gatra ideologi merujuk pada komponen nilai-nilai bersama yang dipercaya baik untuk
mempersatukan bangsa demi kepentingan dan kelangsungan hidupnya karena
mempunyai keanekaragaman yang tinggi. Keadaan ini mempunyai dua kemungkinan
yang akan terjadi, yakni berpotensi perpecahan atau berpotensi menghasilkan
kekayaan bangsa, mengembangkan rasa kebanggaan, dan bersatu.5 Oleh sebab itu,
ideologi menjadi pengaturan nilai-nilai keaslian dan keutuhan yang memberikan
panduan dan motivasi kehidupan yang dicita-citakan. Bangsa Indonesia memiliki
ideologi Pancasila bersifat mutlak yang dapat dimanfaatkan tata aturan dan nilai
luhurnya sebagai sumber ambisi baik bagi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya,
dan pertahanan keamanan bangsa.
b. Gatra politik Indonesia beralaskan nilai-nilai ideologi Pancasila dan UUD 1945 yang
mana asas, arah, usaha, serta kebijakan negara didasari pada ideologi Pancasila dan
UUD 1945.6 Gatra politik berkaitan dengan kemampuan mengelola nilai dan sumber
daya bersama agar tidak menim- bulkan perpecahan, tetapi stabil dan konstruktif
untuk pem- bangunan. Politik yang stabil akan memberikan rasa aman serta
memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional, sehingga pada gilirannya akan
memantapkan ketahanan nasional suatu bang- sa.

5
Paristiyanti Nurwardani, Hestu Yoga Saksama, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi,
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan; Jakarta, 2016, hal. 262-263.
6
Deli Bunga Saravistha, Aden Sutiapermana, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan, Penerbit Widina; Bandung, 2022,
hal. 153.

You might also like