You are on page 1of 46

LAPORANKERJAPRAKTIK

IMPLEMENTASI AUTONOMOUS MAINTENANCE PADA MESIN CNC di


PT. NIKOMAS GEMILANG

Oleh:
NURZAMAN

2301191093

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTASTEKNIK
UNIVERSITAS BANTEN JAYA
2022-2023
LAPORANKERJAPRAKTIK

IMPLEMENTASI AUTONOMOUS MAINTENANCE PADA MESIN CNC


JPS-650 DALAM PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
PADA PT. NIKOMAS GEMILANG DIVISI SPI

Oleh:
NURZAMAN

2301191093

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Presyaratan


KerjaPraktikStrata SatuProgramStudi TeknikIndustri

PROGRAM STUDI TEKNIK


INDUSTRIFAKULTASTEKNIK
UNIVERSITAS BANTEN JAYA
2022-2023
HALAMANPERNYATAAN

Saya mahasiswa Program Sarjana Sastra Satu (S1) Program Studi Teknik Industri,
FakultasTeknik, Universitas Banten Jaya:

Nama : Nurzaman
NPM: 2301191093

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kerja Praktik yang saya buat dengan judul:
Implementasi Autonomous Maintenance Pada Mesin CNC JPS-650 Dalam Penerapan
Total Productive Maintenance Pada PT. Nikomas Gemilang Divisi SPIadalah:
1. Dibuat dan diselesaikan sendiri dengan menggunakan hasil kuliah, tinjauan
lapangan, buku – buku serta jurnal penelitian terdahulu yang tertera
dalamreferensiLaporan Kerja Praktik saya.
2. Bukan merupakan duplikasi karya tulis yang sudah dipublikasikan atau yang pernah
dipakai untuk mendapatkan kelulusan pada Mata Kuliah Kerja Praktik.
3. Bukan merupakan karya terjemahan dari kumpulan buku atau jurnal acuan yang
tertera didalam referensi pada Laporan Kerja Praktik saya.
4. Apabila terbukti saya tidak memenuhi apa yang telah dinyatakan di atas, maka
Laporan Kerja Praktik ini dinyatakan batal.

Penulis,
Serang,Desember2022

NURZAMAN
HALAMANPENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTIK

IMPLEMENTASI AUTONOMOUS MAINTENANCE PADA MESIN CNC JPS-650


DALAM PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PT. NIKOMAS
GEMILANG DIVISI SPI

Oleh

NURZAMAN

2301191093

Diterima dan disetujui pada tanggal………………..

Dosen Pembimbing Kerja Praktik Pembimbing Teknis

Ir. Arif Budi Sulistyo, ST., MAB Nur Sahri


NIDN.0427087204 NIK.

Mengetahui,

Ketua Program Studi


Teknik Industri

Anita Dyah Juniarti. S.T., M.T.


NIDN.0029067901
PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK

Laporan kerja praktik yang tidak di publikasikan, terdaftar dan tersedia di Perpustakaan
di lingkungan Universitas Banten Jaya, dan terbuka untuk umumdengan ketentuan bahwa hak
cipta ada pada pengarang. Referensi kepustakaandiperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau
peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah
yang menyebutkan sumbernya.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh Laporan Kerja Praktik haruslah
seizin Kepala Program Studi Teknik Industri, Universitas Banten Jaya.
KATAPENGANTAR

Kerja praktek merupakan salah satu cara bagi mahasiswa untuk mengembangkan
wawasan mengenai aplikasi Teknik Industri. Kerja praktek dapat dilakukan dengan beberapa
cara salah satunya yaitu pengambilan datadalampembuatan laporankerja praktek yang waktunya
disesuaikan dengan jam kerjayangtelah ditentukan oleh perusahaan.
Pembuatan laporan kerja praktekini bertujuan untuk memenuhi persyaratan kurikulum
matakuliah kerja praktek pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Banten Jaya
serta memberikan gambaran mengenai perawatan mesin CNC yang terdapat pada PT.
NIKOMAS GEMILANG DIVISI SPI.
Laporan kerja praktek dengan judul“Implementasi Autonomous Maintenance Pada Mesin
CNC JPS-650 dalam Penerapan Total Productive Maintenance” Pada PT. Nikomas Gemilang
Divisi SPIselesai tepat pada waktunya selama 1 bulan mulai dari tanggal 01 November 2022
sampai 30 November 2022.Data-data yang diperoleh merupakan hasil pengamatan yang
dilakukan oleh penulis selama kerja praktek di lapangan.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Anita Dyah Juniarti. S.T., M.T. Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Banten Jaya.
2. Bapak Ir. Arif Budi Sulistyo, ST., MAB selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek Universitas
Banten Jaya.
3. Bapak Bambang Edi Sumistro selaku Plant Manajer PT. Nikomas Gemilang Divisi SPI.
4. Bapak Nursahri selaku Pembimbing Teknis Lapangan Kerja Praktik PT.Nikomas Gemilang
Divisi SPI.
5. Foreman, Supervisor dan seluruh Operator dari PT. Nikomas Gemilang Divisi SPI yang telah
memberi ilmunya serta penjelasan – penjelasan yang diperlukan untuk menyusun laporan ini
hingga selesai.
6. Teman-teman angkatan 2019S-1 Teknik Industri Universitas Banten Jaya.
7. Kedua orang tua, terima kasih atas segala kasih sayang yang tiada hentinya, selalu
memberikan dukungan doa, semangat, dan dorongan materi maupun moril.
8. Kakak-Kakak, serta seluruh keluarga penulis yang senantiasa memberikan semangat, bantuan,
maupun dukungan.
9. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu, semoga bantuan yang telah
diberikan kepada penulis mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT Atas semua
dukungan dan bantuannya selama ini.
Akhir kata, laporan kerja praktek ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
atau sebagai panduan pembaca khususnya bagi mahasiswa yang akan melakukan kerja praktek di
PT. Nikomas Gemilang Divisi SPI dalam memahami tentang Perawatan mesin.

Serang, Desember 2022

NURZAMAN
DAFTARISTILAH

SPI :SUKSES PERMATA INDONUSA

PCG : POU Chen Group

CNC : Computer Numerical Control

PAM :Perusahaan air minum

TPM :Total Preventif Maintenance


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
PT. Nikomas Gemilang (divisi SPI) berdiri pada tahun 1998. Merupakan
salah satu anak perusahaan PCG (Pou chen group). PT. Nikomas Gemilang
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang moulding atau berfokus pada
bagian cetakan sepatu yang akan dikirimkan ke Pou chen group seperti Nike,
addidas, asics dan puma. Produk yang dihasilkan berupa outsole, midsole, insole
dan phylon. PT. Nikomas Gemilang Merupakan Kawasan Industri dengan luas
wilayah 285 Ha dengan pekerja lebih dari 500.000 karyawan.jumlah gedung
produksi 26 gedung yang modern dan banguan kantor, stasiun pembangkit listrik,
PAM, dan lingkungan yang asri dengan pohon rindang. Pada proses moulding
terdapat proses permesinan, baik yang sederhana misal pada mesin kayu, mesin
bor, dan mesin las. Juga terdapat prosesn permesian yang tingkat kesulitannya
tinggi yaitu mesin CNC. Dalam kelangsungan proses permesinan CNC dapat
dilakukan perawatan baik harian, mingguan maupun bulanan. Perawatan mesin
CNC dapat dilakukan dengan menggunakan konsep autonomous maintenance
yang ada di dalam Total Productive Maintenance (TPM).
Pendekatan konsep yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas
mesin/peralatan di perusahaan adalah dengan menggunakan konsep Total
Productive Maintenance (TPM). Komponen TPM (Total Productive
Maintenance) secara umum terdiri dari 3 bagian, yaitu total approach; productive
action; dan maintenance (Wijayanto & Tjahjaningsih, 2019). Konsep TPM (Total
Productive Maintenance) dengan 3 komponen yang dimiliki dapat
mengidentifikasi secara jelas akar permasalahan dan faktor penyebabnya
membuat usaha perbaikan menjadi terfokus merupakan kelebihan konsep ini dan
banyak diaplikasikan secara menyeluruh oleh banyak perusahaan di dunia.
Konsep TPM (Total Productive Maintenance) memiliki beberapa metode yang
dapat di gunakan yaitu salah satunya metode Autonomous Maintenance yang
merupakan elemen penting dalam TPM (Total Productive Maintenance) (Baety et
al., 2019).

5
Autonomous Maintenance merupakan salah satu pilar penting dalam TPM
yang melibatkan para operator produksi dalam kegiatan perawatan. Autonomous
Maintenance merupakan kunci keberhasilan menjadi pembeda antara TPM (Total
Productive Maintenance) dengan best practices yang lain, karena Autonomous
Maintenance menuntut keterlibatan operator secara mandiri dalam kegiatan
perawatan. Sehingga, dapat dikatakan bahwa apabila Autonomous Maintenance
berhasil, maka dapat dikatakan budaya melakukan perbaikan secara
berkesinambungan sudah terjadi. Tujuan utama dari Autonomous Maintenance
adalah pendeteksian secara dini ketidaknormalan yang terjadi pada suatu mesin
indutri sehingga kerusakan mesin dapt dicegah. Kerusakan mesin bukan terjadi
secara tiba-tiba, akan tetapi terjadi secara graduation atau bertahap dari kerusakan
kecil yang bersinergi membentuk kerusakan besar sampai akhirnya membuat
break down mesin (Guritno & Cahyana, 2021).
Pada bagian Moulding di PT. Nikomas Gemilang adalah bagian yang yang
bertugas untuk melakukan pemeliharaan secara rutin atau perbaikan terhadap
mesin-mesin yang ada dilantai produksi. Mesin-mesin yang dimiliki perusahaan
sering mengalami kendala dalam masalah efektivitas kerja mesin dengan melihat
mesin kadangkala mengalami kerusakan tidak terduga pada saat mesin dibutuhkan
untuk beroperasi. Sering terjadi kebocoran angin yang menyebabkan mesin mati
atau stop operasi, kurangnya level oil mesin, spindle dan hasbord, kebocoran oli
pada mesin dan spindle, terjadinya eror pada monitor mesin dan kerusakan
elektrikal maupun mekanikal. Proses pemeliharaan yang sederhana dan kurangnya
keterampilan dari para operator yang mengerjakan kegiatan pemeliharaan
mengakibatkan kinerja dari mesin CNC (Computer Numerically Controlled) Type
JPS-650 berkurang.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pada praktek kerja ini berfokus
pada sistem perawatan CNC belum terkoordinir dengan baik, terutama ketika pada
saat kerja shift dikarenakan mekanik menggunakan sistem kerja non shift. Maka
praktek kerja ini mengambil judul mengenai Implementasi Autonomous
Maintenance Pada Mesin CNC (Computer Numerically Controlled) di PT.
Nikomas Gemilang.
1.2 PerumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
permasalahan yang timbul yaitu:
1. Faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan pada mesin CNC JPS-650?
2. Bagimana sistem pemeliharaan mesin yang diterapkan pada PT. Nikomas
Gemilang?
3. Apakah konsep Autonomous Maintenance dapat meningkatkan efektivitas
kerja untuk mesin CNC Type JPS-650?
1.3 Tujuan Penelitian
Berikut ini merupakan tujuan penelitian:
1. Mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan pada mesin CNC
JPS-650
2. Mengetahui perawatan mesin CNC JPS-650 terhadap operator CNC
3. Mengusulkan konsep Autonomous Maintenance di perusahaan
1.4 Batasan Masalah
Untuk mempermudah dan fokus dalam penulisan isi laporan ini maka dibuat
batasan– batasan sebagai berikut :
1. Kerja praktek dilaksanakan di PT.Nikomas Gemilang (divisi SPI).
2. Kerja Praktek dilaksanakan di area CNC terhitung tanggal 1 November
Sampai dengan 31 November 2022.
3. Pengambilan data terhitung di bulan November 2022.
4. Diharapkan kerja praktek ini bisa memberikan gambaran cara Perawatan
Mesin CNC menggunakan metode Autonomous Maintenance di PT. Nikomas
Gemilang (divisi SPI).
5. Hanya mengkaji tentang Autonomous Maintenance pada mesin cnc JPS-650
kepada operator, perawatan harian, mingguan dan bulanan pada mesin
CNC di PT.Nikomas Gemilang (divisi SPI).
1.5 Kegunaan Kerja Praktik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi berbagai pihak
sebagai berikut :
1.5.1 Bagi Mahasiswa
Kegunaan Kerja Praktek untuk mahasiswa adalah sebagaiberikut:
1. Untuk memperoleh wawasan tentang dunia kerja dan sebagai proses
adaptasi terhadap lingkungan dunia kerja di PT. Nikomas Gemilang
Divis SPI.

2. Untuk membuka pengetahuan dan pengaplikasian ilmu dalam dunia


kerja
3. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam kerja.

1.5.2 Bagi Universitas


Kegunaan kerjapraktek untuk universitas adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi


2. Menjalankan kerjasama antara pihak universitas dandunia industri
3. Untuk mendapatkan bahan masukan pengembangan teknis pengajaran
yang lebih sesuai dengan lingkungan kerja yang sebenarnya dalam
rangka link and match antara dunia pendidikan dengan dunia kerja

1.5.3 Bagi Perusahaan


Kegunaan kerja praktek untuk perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan masukan-masukan untuk perbaikan yang bermanfaat
untuk meningkatkan produktivitas perusahaan sesuai dengan hasil
pengamatan yang dilakukan oleh penulis selama penelitian berlangsung

2. Sebagai salah satu sarana pertimbangan bagi perusahaan dalam hal


penilaiankualitas mahasiswa yang pada akhirnya berhubungan pada
penerimaan tenaga kerja fresh graduate

3. Memberikan usulan metode pengambilan keputusan dalam menentukan


tingkat produktifitas karyawan PT. Nikomas Gemilang Divisi SPI yang
lebih efesien dan relavan diterapkan diperusahaan

1.6 Tempat Kerja Praktik


PT. Nikomas Gemilang Serang beralamat di Jl.Raya Serang KM.76, Kragilan,
Kec. Kragilan, Serang, Banten 42184, Indonesia Kota Serang, Banten.

1.7 RencanaKegiatanPraktik
Tahapan-tahapan kegiatan kerja praktik dan waktu pelaksanaannya di sajikan
pada tabel 1.1

Tabel 1.1 Rencana Kegiatan Praktik


Kegiatan Sep-22 Okt-22 Nov-22 Des-22 Jan-23
Minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pra Kerja Praktik
a. Pengajuan Judul
Kerja Praktik
b. Pengiriman surat
pengantar kerja
praktik dari
kampus ke
perusahaan
c. Penerimaan
balasan surat dari
perusahaan
d. Pengajuan dosen
pembimbing
kerja praktik
2. Pelaksanaan KP
a. Sinkronisasi
kerja praktik
b. Pelaksanaan
kerja praktik
3. Pasca Kerja Praktik
a. Bimbingan dan
penyusunan
laporan kerja
praktik
b. Seminar hasil
kerja praktik
BAB II
PROFIL TEMPAT KERJA PRAKTIK

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan


PT. Nikomas Gemilang memiliki kantor pusat di Kota Taichung, Taiwan,
Pou Chen Corporation yang merupakan produsen alas kaki terkemuka di Taiwan,
dan juga produsen alas kaki terbesar di dunia. Pou Chen pertama kali didirikan di
Fuxing, Changhwa, Taiwan pada bulan September 1969 oleh keluarga Tsai
dengan produksi awal berupa sepatu kanvas dan alas kaki berbahan karet sebagai
produknya. Seiring berjalannya waktu, Pou Chen fokus untuk menjadi produsen
Peralatan Asli (OEM/ODM) alas kaki, baik untuk olah raga maupun kasual dari
berbagai merk global utama seperti Puma, Asics, Haglofs, Nike, Adidas, Clarks,
Reebok, New Balance, Crocs, Merrell, Timberland, Converse dan Salomon.
Semua diproduksi di lini-lini produksi yang berada di pabrik-pabrik yang tersebar
diberbagai negara seperti Indonesia, Vietnam, China, dan Kamboja.
Lokasi PT. Nikomas Gemilang berada di kawasan industri yang
merupakan kawasan industri alas kaki dengan luas ±300 ha. PT. Nikomas
Gemilang merupakan salah satu pabrik yang memproduksi sepatu basket, sepatu
autoclave, sepatu anak-anak, sepatu bola, sandal dan sepatu olah raga lainnya.
Dari merk Puma, Asics, Nike dan Adidas. Berdiri sejak tahun 1992 dalam area
seluas ±100ha. PT. Nikomas Gemilang memperkerjakan lebih dari 500.000
pasang sepatu per bulan. Berbekal visi dan misi perusahaan, PT. Nikomas
Gemilang terus berkembang maju untuk menjadi produsen alas kaki terbesar di
Indonesia dengan berorientasi kepada kesejahteraan karyawan, keadilan dalam
hubungan industrial, serta kepedulian yang berkelanjutan terhadap alam. Benefit
dan fasilitas yang ada yaitu dormitory dan makan di kantin gratis, tempat ibadah,
jamsostek, dan asuransi lainnya (kesehatan, kecelakaan kerja) poliklinik,
perpustakaan, lapangan bulu tangkis, lapangan sepakbola, lapangan voli, Bank
OCBC, NISP, Antar jemput mudik karyawan ke Jawa (gratis) dan subsidi bagi
karyawan yang berdommisili di luar jawa, Door Prize tahun baru bagi karyawan
dengan masa kerja sudah 5 tahun.
2.2 Standar ISO Perusahaan PT.Nikomas Gemilang (divisi SPI)
Standar ISO (Internasional System Organitation) yang digunakan adalah:
1. ISO 90001 : Sistem Manajemen Mutu
Sistem manajemen mutu (ISO 90001) digunakan untuk memastikan mutu
sebuah sistem perusahaan harus bisa menjamin kualitas produk atau jasa yang
diberikan kepada pelanggan dan juga untuk membantu perusahaan atau
organisasi menjamin kepuasan pelanggan serta membantu mengembangkan
hal-hal baru agar sejalur dengan tujuan perusahaan.
2. ISO 14001 : Sistem Manajemen Lingkungan
Sistem manajemen lingkungan (ISO 14001) digunakan untuk menjamin dan
memastikan bahwa perusahaan tersebut harus mempperhatikan
keseimbangan antara lingkungan sekitar dan berkaitan erat dengan dampak-
dampak yang ditimbulkan dari adanya perusahaan tersebut.
3. ISO 45001 : Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (ISO 45001) berisi
tentang sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang harus
diterapkan oleh semua pelaku usaha dan harus memiliki mekanisme untuk
mengatasi resiko yang kemungkinan ditimbulkan.
2.3 Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Nikomas Gemilang (Divisi SPI)
Bidang Usaha : Moulding
Jenis Badan Hukum : Perseroan terbatas
Tahun Berdiri : 1998
Jumlah Karyawan : 672
Kantor Pusat : Jl. Raya serang KM. 71, Cijeruk, Kibin,
Kec. Kibin, Serang Banten 42185
Website : www.pouchen.com
Utara Pabrik :
Selatan Pabrik :
Timur Pabrik :
Barat Pabrik :
Gambar 2.1 Peta Lokasi Praktek Kerja
(Sumber: google map)

2.4 Visi dan Misi Perusahaan


2.4.1 Visi Perusahaan
Visi PT. Nikomas Gemilang yaitu:
Menjadi pabrik sepatu paling modern di Indonesia dengan prinsip
berkelanjutan dan rmah lingkungan.
2.4.2 Misi Perusahaan
Misi PT. Nikomas Gemilang, yaitu:
1. Dedikasi
a. Mendedikasikan diri pada pekerjaan, maju bersama dan bangga menjadi
salah satu bagian dari perusahaan.
b. Berusaha dengan sekuat tenaga, memajukan kemampuan dan nilai diri,
memenuhi tanggung jawab kerja dan mengutamakan team.
c. Tidak mementingkan diri sendiri, membina talenta baru bagi perusahaan
dan mengembangkan kerjasama antar team.
2. Royalitas
a. Berbakti pada perusahaan, tidak melakukan keputusan dan tindakan yang
dapat merusak nama baik dan keuntungan perusahaan.
b. Memperlakukan orang lain dan menangani masalah dengan jujur dan
harmonis, menepati janji dan melakukan yang terbaik.
c. Mengembangkan semangat kerja sama, tidak memaksakan kehendak, tidak
mengambil keuntungan untuk diri sendiri, tidak menyalahkan orang lain,
mengembangkan sikap toleransi dan pengertian.
3. Inovasi
a. Tidak menjadikan kesuksesan dan pengalaman masa lalu sebagai batu
hambatan di masa yang akan datang, maju terus pantang mundur dalam
menghadapi tantangan.
b. Mengutamakan bukti, memajukan diri sendiri dan team, memperbaiki
kondisi yang ada saat ini, melaksanakan target operasional ke depan.
c. Mengkombinasikan superioritas dan pengaruh sumber daya, mengapa
pada perkembangan yang bersifat dan mengembangkan layout baru.
4. Service
a. Mengutamakn analisa dan instropeksi, meningkatkan efektivitas dan
kualitas, menurunkan modal, menghilangkan pemborosan, meningkatkan
daya saing perusahaan.
b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan fakta dan tuntas, bersikap jujur,
bersyukur, menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan nyaman.
c. Memutuskan berat atau ringannya suatu masalah berdasarkan tanggung
jawab dan bukan berdasarkan otoritas, menyelesaikan masalah dengan
tindakan dan bukan dengan omongan.
2.5 Budaya PT. Nikomas Gemilang (Divisi SPI)
Profesionalisme : Bekerja cerdas, kerjasama
Dedikasi : Bersikap etis, Bertanggung jawab
Inovasi : Berlaku kreatif, Berikap produktif
Service : Meningkatkan daya saing pelanggan, bertanggung jawab
secara sosial
2.6 Struktur Organisasi
Pada dasarnya prinsip organisasi merupakan wadah atau tempat untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan pola tertentu. Dalam menjalankan
kegiatan perusahaan, salah atu syarat yang harus diperhatikan adanya struktur
organisasi yang baik dan tersusun rapih untuk kelancaran operasional
perusahaan. Untuk itu perlu adanya kerjasama yang harmonis antar sesama
karyawan dan pembagian tugas-tugasnya. Hal ini bertujuan agar setiap
karyawan dalam perusahaan mengetahui mengetahui hal-hal yang menjadi
tugas, wewenang dan tanggungjawab dengan jelas agar tidak terjadi tumpang
tindih dalam pelaksanaan.
Struktur organisasi yang baik merupakan salah satu syarat dalam mencapai
suksesnya kegiatan perusahaan. Tanpa struktur organisasi yang baik
kemungkinan besar kegiatan perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik
sehingga tujuan perusahaan tidak bisa tercapai. Jadi dengan adanya struktur
organisasi, maka dapat diketahui hubungan-hubungan antar bagian satu
dengan yang lain. Demikian pula dengan garis wewenang dan tanggung jawab
dari hubungan tersebut dapat terdistribusikan dengan baik dan pendelegasian
wewenang dapat berjaan dengan baik pula. Untuk merealisasikan hal tersebut
perlu disusun suatu truktur organisasi, apakah organisasi tersebut berbentuk
garis atau lini, dimana tercermin dengan jelas mengenai adanya pembagian
tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap individu serta hubungan dalam
fungsi-fungsi organisasi. Berikut merupakan gambaran struktur organisasi
yang dimiliki PT. Nikomas Gemilang (divisi SPI).
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Nikomas Gemilang Divisi SPI
(Sumber: Dokumentasi PT. Nikomas Gemilang Divisi SPI)

Job Description dan tanggung jawab


1. Direktur
Tugas dan tanggung jawab Direktur
a. Menetapkan prosedur kegiatan perusahaan ditiap-tiap manajer untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan perusahaan.
b. Menetapkan tujuan dari tiap-tiap manajer.
c. Mengawasi dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan dari manajer secara
periodic dan pertanggung jawabannya.
2. Bagian Keuangan
Tugas dan tanggung jawab bagian keuangan
a. Bagian keuangan dapat membentuk organ setingkat dibawahnya dengan
jumlah yang ditetapkan atas persetujuan dewan direksi.
b. Mengawasi operasional bidang keuangan perusahaan dan melakukan
pengecekan lapangan mengenai bagian keuangan.
c. Meminta pertanggung jawaban dari tiap-tiap bagian pada tingkat
dibawahnya.
d. Menetapkan prosedur pelaksanaan tentang keuangan secara rinci, dan
mempertanggungjawabkan kegiatan yang ada di bagian keuangan.
3. HRD Departemen
Tugas dan tanggung jawab bagian HRD.
a. Mengorganisir seluruh aktivitas HRD.
b. melakukan evaluasi tuga-tugas HRD.
c. Menyelesaikan kasus ketenagakerjaan di tingkat internal maupun eksternal
melalui proses Bipartit, mediasi Disnaker dan PHI.
d. Melakukan koordinasi kerja dengan seluruh departemen di kawasan Industri
PT. Nikomas Gemilang.
e. Bertanggung jawab atas desaign dan decelopment sistem rekruitmen.
f. Melakukan koordinasi kerja dengan dinas atau instansi terkait (Disnaker,
Kepolisian, BPJS, dan sebagainya).
g. Menjalin hubungan kerja yang harmonis dengan pihak serikat kerja.
h. Bertanggung jawab kepada koordinator SEA-HRD dan SEA-Manager.
4. Bagian IT
Tugas dan tanggung jawab bagian IT.
a. Menyelesaikan masalah-masalah hardware dan software yang ada dalam
perussahaan.
5. Bagian Development
Tugas dan tanggung jawab bagian Development
a. Menyiapkan setiap produk sepatu sebelum dikirim keperusahaan.
b. Membuat komponen sepatu CAD dan CAM.
c. Membuat sampel sepatu
d. Memastikan sampel sepatu yang ada di dalam pabrik sebelum dikirim ke
bagian produksi.
6. Bagian Marketing
Tugas dan tanggung jawab bagian Marketing
a. Bertanggung jawab penuh dalam menjalankan fungsi dan tugas sebagai
kepala bagian pemasaran kepada direktur.
b. Melaporkan hasil kerja bagian pemasaran kepada direktur secara berkala.
c. Menetapkan prosedur operasional dan informasi dan informasi yang lebih
efisien terkait dengan pemasaran yang dilakukan perusahaan.
7. Bagian Produksi
Tugas dan tanggung jawab bagian Produksi
a. Bersama-sama dengan bagian lain untuk mengatasi dan mengantisipasi
berbagai masalah yang berkaitan dengan produksi.
b. Membawahi beberapa bagian pada tingkat bawahnya, seperti PPC, produksi,
pembelian, gudang, dan lain-lain.
c. Bersama-sama dengan supervisor menangani masalah produksi di pabrik.
d. Bertanggung jawab langsung kepada direktur dan membuat laporan secara
berkala.
e. Melakukan konsultasi kepada direktur secara berkala untuk mencapai
keselarasan pelaksanaan tugas.
f. Mengarahkan setiap bagian di bawahnya untuk mencapai produksi yang
telah ditetapkan perusahaan.
2.7 Produk PT. Nikomas Gemilang Divisi SPI
2.7.1 Cetakan Insole Sepatu
Insole adalah sol yang letaknya paling bawah setelah kaki yang
hanya dibatasi oleh lapisan sol atau kaos kaki. Insolemerupakan pondasi
sepatu. Insole terdiri dari 2 (dua) bentuk, yaitu keseluruhannya hanya
terdiri dari satu jenis, dan dua lapis yang disebut backed atau blended
Insole. Blended Insole dibuat dari bahan yang fleksibel pada bagian
unjungnya dan bahan kertas (right bracker) yang berfungsi juga sebagai
penguat (shank) pada bagian pinggang sepatu.
Gambar 2.3 Cetakan Insole Sepatu
(Sumber: Dokumentasi Pribadi PT. Nikomas Gemilang)
2.7.2 Cetakan Midsole Sepatu
Midsole adalah komponen yang terletak diantara sol dalam dan sol
luar. Sol ini merupakan sol perantara, yang menghubungkan antara sol
dalam dan sol luar. Hampir semua jenis sepatu berat (heavy shoes)
menggunakan sol tengah untuk menambahkan kekuatan.

Gambar 2.4 Cetakan Midsole Sepatu


(Sumber: Dokumentasi Pribadi PT. Nikomas Gemilang)
2.7.3 Cetakan Outsole Sepatu
Outsole merupakan komponen pokok dari sepatu/alas kaki
mempunyai fungsi dasar untuk menjaga telapak kaki dari panas, dingin
dan pengikisan permukaan selama berjalan. Produk Lain-lainnya seperti
cetakan pylon, TPU Baja, TPR.
Gambar 2.3 Produk Cetakan Outsole
(Sumber: Dokumentasi Pribadi PT. Nikomas Gemilang Divisi SPI)

2.8 Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Pengetahuan K3 adalah pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang
baik serta pengalaman kerja yang dimiliki oleh seorang tenaga kerja, tentang bahaya-
bahaya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Pekerja yang hanya diberi pengenalan
tentang bahaya-bahaya kecelakaan dan penyakit-penyakit akibat kerja yang bersifat pasif
hanya teori dan tanpa dilakukan praktek, menyebabkan program keselamatan dan
kesehatan kerja tidak dapat ditetapkan atau dilaksanakan (Endriastuty & Adawia, 2018).
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-
cara melakukan pekerjaan . Sasaran-sasaran utama keselamatan kerja adalah tempat kerja,
yang padanya dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas,
peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran
atau peledakan. Keselamatan kerja memiliki latar belakang sosial ekonomi dan kultural
yang sangat luas. Kecelakaan kerja juga merupakan kecelakaan yang terjadi berkaitan
dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian
pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja
dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui (Putra, 2017).
Tujuan utama penerapan keselamatan dan kesehatan pekerja berdasarkan Undang-
Undang No 1 Tahun 1970 tersebut antara lain : Melindungi dan menjamin keselamatan
setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja. Menjamin setiap sumber produksi
dapat digunakan secara aman dan efisien. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas
Nasional.
Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di PT. Nikomas Gemilang memiliki
divisi khusus untuk masalah safety yang bertugas untuk mengawasi dan mengevaluasi
kepada setiap pekerjanya, demi keamanan dan kenyamanan bekerja ada beberapa point
yang dapat saya uraikan sebagaimana berikut :
2.8.1 Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Alat pelindung diri yang ada di PT. Nikomas
Gemilang semua sesuai dan memenuhi standar. Alat yang di gunakan adalah
sebagaimana berikut :
2.8.1.1 Topi
Topi adalah satu alat yang di gunakan untuk melindungi kepala dari
percikan api dan peralatan yang berputar.

Gambar 2.3 Topi


(sumber : PT KJM Ciceri tahun 2022)

2.8.1.2 Masker
Masker adalah alat yang digunakan untuk melindungi pernapasan
dari bahaya terhirup debu, gram dan gas beracun.
Gambar 2.4 Masker
( sumber : PT KJM Ciceri tahun 2022 )

2.8.1.3 Sarung Tangan


Sarung tangan adalah alat yang di gunakan untuk melindungi tangan
pekerja dari paparan bahan kimia berbahaya bagi tubuh, dengan
menggunakan sarung tangan, pekerja terlindungi dari bahan
berbahaya kimia.

Gambar 2.5 Sarung tangan


( sumber : PT KJM Ciceri)

2.8.1.4 Wearpack
Wearpack adalah baju kerja yang harus di pakai saat sedang
melakukan pekerjaan saat di tempat kerja, kegunaanya melindungi
tubuh pekerja dari paparan bahan berbahaya kimia.
Gambar 2.5 Wearpack
( sumber : PT KJM Ciceri tahun 2022 )

2.8.1.5 Safety Shoes


Safety Shoes merupakan sepatu pelindung pekerja untuk melindungi
kaki pekerja dalam bekerja, melindungi kaki dari benturan,
tumpahan dan goresan dari bahaya paparan bahan kimia beracun. PT.
Kemakmuran Jaya Mandiri Cab. Ciceri sudah memenuhi syarat yang
telah di tentukan berikut adalah contoh gambar safety shoes yang di
gunakan.

Gambar 2.6 Safety Shoes


( sumber : PT KJM Ciceri)
2.4.1.6 Alat Pemadam Api Ringan ( APAR )
Salah satu alat penting dalam setiap bagian bengkel, kegunaanya
untuk memadamkan, meminimalisir dampak jika terjadi sambaran
api, kebakaran atau percikan api.

Gambar 2.7 Alat Pemadam Api Ringan


( sumber dari www.bromindo.com/jenis-jenis-apar, tahun 2022 )
BAB III
SISTEM PRODUKSI PERUSAHAAN

3.1 Sistem Produksi


Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang
mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam pengertian
yang bersifat umum ini penggunaannya cukup luas, sehingga mencakup keluaran (output)
yang berupa barang atau jasa. Dalam arti sempit, pengertian produksi hanya dimaksud
sebagai kegiatan yang menghasilkan barang, baik barang jadi maupun barang setengah
jadi, bahan industri dan suku cadang atau spareparts dan komponen. Hasil produksinya
dapat berupa barang-barang konsumsi maupun barang-barang industri. Sistem produksi
adalah suatu rangkaian dari beberapa elemen yang saling berhubungan dan saling
menunjang antara satu dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian
yang dimaksud dengan sistem produksi adalah merupakan suatu gabungan dari beberapa
unit atau elemen yang saling berhubungan dan saling menunjang untuk melaksanakan
proses produksi dalam suatu perusahaan tertentu.
Menurut definisi di atas produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya
mencakup pengertian yang sangat luas, produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya
mencakup pembuatan barang-barang yang dapat dilihat dengan menggunakan faktor
produksi. Faktor produksi yang dimaksud adalah berbagai macam input yang digunakan
untuk melakukan proses produksi jasa/manufaktur. Faktor-faktor produksi tersebut dapat
diklasifikasi menjadi faktor produksi tenaga kerja, modal, dan bahan mentah. Sistem
produksi yang ada di PT. Nikomas Gemilang Divisi SPI. di bagian CNC
menggunakan sistem Permesinan yang memproduksi cetakan sepatu untuk kebutuhan di
internal perusahaan Pou Chen Group sebelum diproduksi secara massal.

3.2 Mesin CNC


Computer Numerical Control, disingkat CNC, (berarti "komputer kontrol
numerik") merupakan sistem otomasi mesin perkakas yang dioperasikan oleh
perintah yang diprogram secara abstrak dan disimpan di media penyimpanan, hal
ini berlawanan dengan kebiasaan sebelumnya di mana mesin perkakas biasanya
dikontrol dengan putaran tangan atau otomasi sederhana menggunakan cam. Kata
NC sendiri adalah singkatan dalam bahasa Inggris dari kata Numerical Control
yang artinya "kontrol numerik". Mesin NC pertama diciptakan pertama kali pada
tahun 1940-an dan 1950-an, dengan memodifikasi mesin perkakas biasa. Dalam
hal ini mesin perkakas biasa ditambahkan dengan motor yang akan menggerakan
pengontrol mengikuti titik-titik yang dimasukan kedalam sistem oleh perekam
kertas (Tiara Dewi, Muhammad Amir Masruhim, 2016).

3.3 Autonomous Maintenance


Autonomous Maintenance atau disebut dengan perawatan mandiri
dirancang untuk melibatkan operator mesin yang tidak hanya bekerja sebagai
operator mesin saja tetapi juga melakukan aktivitas perawatan mesin secara
sederhana (Iftari, 2015). Dengan diterapkannya Autonomous Maintenance maka
departemen Maintenance dapat lebih fokus dan berkonsentrasi pada masalah
Preventive Maintenance serta peningkatan produktivitas mesin dan pengontrolan
biaya Manitenance. Implementasinya dilakukan dengan pendekatan terstruktur
untuk meningkatkan level keterampilan karyawan, hingga mereka mampu
memahami, mengelola, dan memperbaiki proses dan mesin yang berada di area
tanggung jawab mereka. Intinya, operator harus mampu melakukan perawatan dan
perbaikan ringan terhadap mesin-mesin yang mereka operasikan setiap
hari.Performa dan efektifitas kegiatan pemeliharaan di pabrik sangat bergantung
kepada operator; mereka bisa membangun atau sebaliknya, menghancurkannya.
Tanpa mengorbankan aktifitas produksinya, operator dapat dengan mudah
mencegah breakdown mesin, memprediksi kesalahan dan memperpanjang usia
mesin. Syaratnya, operator harus merasa memiliki dan “mengenal lebih dekat”
mesin yang mereka operasikan setiap hari.
Untuk mencapai kondisi tersebut, operator harus sangat memahami mesin,
dan hal itu membutuhkan pelatihan yang intensif. Misalnya, operator harus bisa
membedakan, mana proses yang normal dan mana yang abnormal. Mereka harus
memahami apa saja yang harus mereka dengar dan perhatikan. Mereka harus tahu
bagaimana menjaga mesin beroperasi dengan normal (misalnya dengan memberi
pelumas secara rutin, memantau tanda-tanda vital dan mencatat abnormalitas).
Operator diharapkan untuk bisa memperbaiki masalah-masalah minor, dan
menyerahkan masalah major kepada departemen maintenance. Segala
kemampuan ini tidak dengan instan dimiliki operator; mereka harus mendapat
pendidikan. Operator juga harus diajarkan mengenai bagaimana, kapan, dan
bagian mana yang harus diberi pelumas, dan juga metode terbaik untuk
memeriksa kualitas lubrikasi. Mau tidak mau, operator harus membiasakan diri
membersihkan dan menginspeksi mesin; mereka harus banyak belajar, dan sebuah
perusahaan world-class tidak akan ragu untuk berinvestasi di area ini. Tanggung
jawab pemeliharaan mesin harus diintegrasikan kedalam deskripsi pekerjaan
setiap operator, untuk mencapai keadaan maintenance excellence.
Pelatihan yang diberikan kepada operator meliputi seminar di dalam kelas
dan pelatihan on-the-job. Dengan demikian, mereka akan mampu melihat mesin
dari sudut pandang maintenance, disamping sudut pandang operator yang telah
mereka miliki. Mereka akan memahami titik kritis di setiap mesin yang mereka
operasikan; yaitu area dimana terdapat potensi kerusakan dan hubungan antara
abnormalitas dalam proses dan akar dari setiap masalah.Dalam proses
menjadi equipment-savvy, perlahan sense of ownership akan muncul dalam diri
operator. Dengan adanya perasaan memiliki, operator akan memahami peran
mesin dalam memproduksi output yang berkualitas, dan betapa hubungan antara
operator dan mesin akan mendukung target perusahaan. Sebuah perasaan baru
berupa kepercayaan diri karena mampu mendiagnosa masalah secara akurat dan
memberikan solusi akan muncul. Operator akan berkembang menjadi pemecah
masalah yang lebih kreatif, seiring dengan peran baru mereka.
Inisiatif autonomous maintenance dapat dilaksanakan dalam tiga fase.
Pelaksanaannya dilakukan oleh tim dan pembimbing tim yang dalam
kesehariannya bekerja dengan mesin yang menjadi objek dalam implementasi ini.
Untuk fase pertama, tim yang terdiri atas operator lapangan akan belajar mengenai
pemeliharaan mesin dan bagaimana menjaga kondisi mesin tetap prima dengan
melakukan restorasi rutin dan menghilangkan penyebab kerusakan pada mesin.
Tim akan menyingkirkan semua sumber kontaminasi mesin. Pada tahap ini, tim
diperkenalkan dengan standar-standar yang mengatur aktifitas pembersihan,
perawatan, inspeksi, pengencangan, dan lubrikasi untuk memastikan kondisi
mesin tetap prima.
Fase kedua, Pada fase ini tim akan mendapatkan pelatihan khusus
mengenai prinsip-prinsip operasional, sehingga pengetahuan dan keterampilan
mereka untuk memperbaiki mesin akan bertambah. Setelah fase ini selesai, tim
akan sudah memahami cara-cara melakukan perbaikan dan peningkatan kondisi
mesin dan bagaimana menjaga mesin tetap pada performa yang baik. Lalu pada
fase ketiga, operator mengambil ownership atas mesin yang berada dibawah
tanggung jawab mereka, dan secara berkelanjutan terus menjaga atau
meningkatkan kondisi serta performa mesin. Dengan
demikian, losses akibat machine breakdown akan berkurang, dan performa proses
akan meningkat. Pada titik ini, proses operasional bisa lepas dari ketergantungan
kepada staf maintenance, dan staf maintenance bisa lebih fokus untuk menangani
kerusakan atau perawatan yang lebih kompleks.
3.3 Proses Produksi Mould
CAD

CAM

CNC

UKIR PROSES FINISHING


KAYU EDM
ETCHING

COR MESIN MESIN ETCHING ETCHING

ETCHING

Gambar 3.1 Flowchat Proses Produksi PT. Nikomas Gemilang Divisi SPI
Proses Produksi Mould Secara garis Besar dapat di Uraikan Sebagai berikut :
1. CAD, CAM, Dan CNC.
Computer Aided Design (CAD) adalah suatu program komputer untuk
menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk. Produk yang ingin
digambarkan bisa diwakili oleh garis-garis maupun simbol-simbol yang
memiliki makna tertentu. CAD bisa berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3
dimensi. Berawal dari menggantikan fungsi meja gambar kini perangkat lunak
CAD telah berevolusi dan terintegrasi dengan perangkat lunak CAE (Computer
Aided Engineering) dan Computer Aided Manufacturing (CAM). Integrasi itu
dimungkinkan karena perangkat lunak CAD saat ini kebanyakan merupakan
aplikasi gambar 3 dimensi atau biasa disebut solid modelling. Solid model
memungkinkan kita untuk memvisualisasikan komponen dan rakitan yang kita
buat secara realistik. Selain itu model mempunyai properti seperti massa, volume,
pusat gravitasi , luas permukaan dll (Setyoadi et al., 2015).

Gambar 3.2 CAD (Computer Aided Design)


Computer Aided Manufacturing (CAM) adalah sebuah teknologi aplikasi yang
menggunakan perangkat lunak komputer dan mesin untuk memfasilitasi dan
mengotomatisasi proses manufaktur. Computer Aided Manufacturing (CAM) adalah
penerus dari Computer Aided Engineering (CAE) dan sering digunakan bersama dengan
Computer-Aided Design (CAD). Selain persyaratan bahan, sistem Computer Aided
Manufacturing (CAM) modern termasuk kontrol real-time dan robotika. Computer
Aided Manufacturing (CAM) mengurangi limbah dan energi untuk meningkatkan
produksi dan efisiensi produksi melalui kecepatan produksi meningkat, konsistensi bahan
baku dan akurasi perkakas yang lebih tepat.
Gambar 3.3 Computer Aided Manufacturing (CAM)
Membuat Design Gambar Rekayasa (Design Engineering) dengan
Program Komputer untuk Membuat Cetakan Dengan Mesin CNC Menggunakan
Media Kayu, CAD merupakan Desain, CAM Merupakan Program yang
digunakan, Sedangkan CNC adalah Mesin yang digunakan untuk menjalankan
Program CAD. CNC singkatan dari Computer Numerically Controlled,
merupakan mesin perkakas yang dilengkapi dengan sistem mekanik dan kontrol
berbasis komputer yang mampu membaca instruksi kode N, G, F, T, dan lain-lain,
dimana kode-kode tersebut akan menginstruksikan ke mesin CNC (Computer
Numerically Controlled) agar bekerja sesuai dengan program benda kerja yang
akan dibuat. Secara umum cara kerja mesin perkakas CNC (Computer
Numerically Controlled) tidak berbeda dengan mesin perkakas konvensional
(Febryanto & Kartikasari, 2022). Fungsi CNC (Computer Numerically
Controlled) dalam hal ini lebih banyak menggantikan pekerjaan operator dalam
mesin perkakas konvensional. Misalnya pekerjaan setting tool atau mengatur
gerakan pahat sampai pada posisi siap memotong, gerakan pemotongan dan
gerakan kembali keposisi awal dan lain-lain (Gusti & Susanti, 2019). Prinsip kerja
NC/CNC secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Programer membuat program CNC (Computer Numerically Controlled) sesuai
produk yang akan dibuat dengan cara pengetikan langsung pada mesin CNC
(Computer Numerically Controlled) maupun dibuat pada komputer dengan
software pemrogaman CNC (Computer Numerically Controlled).
2. Program CNC (Computer Numerically Controlled) tersebut, lebih dikenal
sebagai G-Code, seterusnya dikirim dan dieksekusi oleh prosesor pada mesin
CNC (Computer Numerically Controlled) menghasilkan pengaturan motor servo
pada mesin untuk menggerakan perkakas yang bergerak melakukan proses
permesinan hingga menghasilkan produk sesuai program

Gambar Mesin CNC


(Sumber: Dokumentasi pribadi, PT. Nikomas Gemilang)

Diagram alir proses desain gambar benda kerja menggunakan software


Rhinoceros, Powermill dan Shoecam akan keluar program di NC Tools dan
mengkonversi ke mesin CNC (Computer Numerically Controlled) menggunakan
software NC Tools dengan bantuan file ZIP untuk mengirim program ke mesin.
Gambar 3.5 Diagram alir proses CAD-CAM- CNC

2. UKIR KAYU
Mengaplikasikan Gambar Rekayasa (Design Engineering) yang Sudah dibuat
CAD Kemudian Menggunakan Mesin CNC untuk Mengukir atau Membentuk
Pola sesuai Desain dalam Media Kayu untuk Menjadikan Master Cetakan/
sample cetakan untuk dilanjutkan ke Proses Pengecoran untuk pembuatan
bahan baku cetakan mould baik bahan baku besi,aluminium dan baja.
3. PROSES EDM
Electrical Discharge Machine (EDM) adalah sebuah mesin dengan metode
untuk menghilangkan bahan oleh serangkaian elektroda (alat potong) yang
menggunakan percikan listrik dihadapan medan listrik. Pengeluaran muatan
listrik machining atau disebut juga spark machining, erosi percikan, terbakar,
kawat erosi adalah suatu proses manufaktur untuk membentuk suatu benda
kerja dengan menggunakan lucutan listrik yang berbasis komputer sebagai
pengendali utama. Salah satu produk yang sering dikerjakan menggunakan
mesin EDM adalah dies dan cetakan yang memiliki kekerasan material yang
tinggi.
1. Jenis-jenis mesin Electrical Discharge Machine (EDM) terdiri dari dua macam
yaitu :
 EDM konvensional seperti, Stempel EDM, Sinker EDM, dan Ram EDM
 Wire EDM seperti, Copper Wire dan Brass Wire
2. Cara kerja EDM
Proses awal Electrical Discharge Machine (EDM), elektroda yang berisi
tegangan listrik didekatkan ke benda kerja (elektroda positif mendekati benda kerja).
Diantara dua elektroda ada minyak isolasi atau cairan dielectric (tidak menghantarkan
arus listrik) yang dicampur dengan grafit. Walaupun cairan dielektrik adalah isolator
yang bagus, beda potensial listrik yang cukup besar menyebabkan cairan tersebut
membentuk partikel yang bermuatan, yang menyebabkan tegangan listrik melewatinya
dari elektroda ke benda kerja. Sedangkan grafit adalah bentuk alotrop karbon yang
terdiri atas atom karbon, yang lembut serta dapat menggelincir dengan mudah.
Dengan adanya grafit dan partikel logam yang tercampur kecairan dapat
membantu transfer tegangan listrik dengan dua cara, yaitu: partikel-partikel
(konduktor) membantu dalam ionisasi minyak dielektrik dan membawa
tegangan listrik secara langsung, serta partikel-partikel dapat mempercepat
pembentukan tegangan listrik dari cairan. Daerah yang memiliki tegangan
listrik palig kuat adalah pada titik dimana jarak antara elektroda dan benda
kerja paling dekat.
4. COR
Pengecoran logam adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan
logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian cetakan dengan bentuk yang
mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Logam cair akan dituangkan atau
ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga sesuai dengan bentuk yang
diinginkan. Setelah logam cair memenuhi rongga dan kembali ke bentuk padat, hasil
pengecoran dipisahkan dari cetakannya.. Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam, yaitu traditional casting dan non-traditional atau contemporary
casting.
1. Teknik traditional terdiri atas :

 Sand-Mold Casting, proses pengecoran logam cair yang dituangkan kedalam


cetakan pasir. Cetakan pasir relative murah dan memiliki ketahan panas yang
tinggi untuk pengecoran baja.
 Dry-Sand Casting, proses pengecoran logam cair yang dituangkan kedalam
cetakan pasir, dimana cetakan pasir dibakar pada temperatur tertentu sehingga
menjadi kering dan cetakannya lebih kuat.
 Shell-Mold Casting, proses pengecoran logam cair yang dituang kedalam
cetakan pasir. Proses ini menggunakan pola shell dari logam yang tipis, untuk
menghasilkan geometri yang akurat.
 Full-Mold Casting, proses pengecoran logam cair yang dituang kedalam
cetakan pasir. Proses ini menggunakan pola dari busa yang mengembang setelah
dipanaskan, sebelum logam cair dituangkan.
 Cement-Mold Casting, proses pengecoran logam cair yang dituang
kedalamcetakan yang menggunakan bahan semen.
 Vacuum-Mold Casting, proses pengecoran menggunakan ruangan vacum untuk
menarik bahan cair kedalam cetakan silikon.

2. Teknik non-traditional terbagi atas :

 High-Pressure Die Casting, proses menuangkan logam cair (aluminium)


disuntikkan dengan gaya tekanan tinggi kedalam cetakan menggunakan mesin
die casting untuk membentuk produk.
 Permanent-Mold Casting, jenis pengecoran ini, cetakannnya dapat dipakai
berulang kali (terbuat dari logam dan grafit). Pengecoran ini dikhususkan untuk
pengecoran logam non ferrous dan paduan.
 Centrifugal Casting, proses menuangkan logam cair ke dalam cetakan yang
berputar dan akibat gaya centrifugal logam cair akan termampatkan sehingga
diperoleh benda kerja tanpa cacat.
 Plaster-Mold Casting, proses pengecoran menggunakan lumpur yang dicampur
dengan air, kemudian dituang kedalam rangka cetakan yang berisi pola. Setelah
plester mengeras pola dikeluarkan, dan cetakan dipanaskan didalam oven untuk
mengeringkan uap air sebelum logam cair dituangkan.
 Investment Casting, proses pengecoran dengan pola tertanam dalam rangka
cetak , kemudian pola dihilangkan dengan cara pemanasan sehingga diperoleh
rongga cetak.
 Solid-Ceramic Casting, proses pengecoran dengan menggunakan keramik
sebagai bahan cetakan dengan bahan pengikat alkohol, kemudian lumpur
keramik dituangkan kedalam pola lilin. Setelah cetakan mengeras pola
dihilangkan dengan memanaskan didalam oven sebelum logam cair
dituangkan. Proses Cor terbagi menjadi 3 bagian yaitu, Cor menggunakan
bahan Kapur, Alumunium dan Besi, untuk Cor Alumunium Suhu mencapai 700
0
C– 750 0C Dan Cor besi Suhu mencapai 1640 0 C.
5. MESIN
Setelah di Cor cetakan dibentuk sesuai desain dengan menggunakan Mesin
Las,Mesin gergaji Potong Dan Bor sesuai dengan kebutuhan yang akan dibuat.
6. FINISHING
Finishing Proses Merapihkan dan Menghaluskan Mold yang sudah dibuat
dengan menggunakan Mesin CNC. Pada proses finishing dilakukan
pengecekan terlebih dahulu, apabila cetakan terdapat minor defect/cacat sedikit
berupa lubang-lubang kecil maka dilakukan penambalan dengan bahan
campuran lelehan TPR dan toluene. Selanjutnya untuk Cetakan sepatu yang
bagus maupun yang terdapat minor defect diberi SBP (special boiling point)
agar cetakan bersih dan mengkilap.
7. ETCHING
Komponen-komponen sepatu yang dihasilkan untuk part bottom, seperti: outsole
rubber, midsole phylon, midsole PU, shank dan TPU selalu memiliki sketsa permukaan
pada bagian-bagian tetentu. Sketsa permukaan produk tersebut berupa tekstur dan
lapisan yang terdapat pada cetakannya. Untuk mendapatkan tekstur dan lapisan
tersebut, cetakannya harus melalui proses etching. Etching merupakan proses
pengsketsaan terhadap permukaan cetakan pada bagian-bagian tertentu. Proses ini
merupakan proses finishing pembuatan cetakan sebelum perakitannya.
8 . CHROOME COATING
Chroome Coating adalah proses pelapisan dengan logam, atau oksida, atau
senyawa organik (misalnya pengecatan), terhadap material dasar logam maupun non-
logam. Atau dengan kata lain Melapisi Mould dengan chroome Supaya
Mengkilap .
9 . TEFLON COATING
Teflon Coating adalah proses pelapisan dengan logam, atau oksida, atau
senyawa organik (misalnya pengecatan), terhadap material dasar logam maupun non-
logam, Melapisi mould dengan teflon agar tidak berkarat.
10. MOULD FINISH
Mould finish siap di distribusikan ke costumer internal Pou Chen Group.

Flowchart Kerja Praktik

BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Log Book Kegiatan Kerja Praktik
Tanggal Uraian Kegiatan Paraf
1 November 2022 Menemui HRD untuk meminta ijin kerja
praktik, pengenalan dan sosialisasi kepada
seluruh karyawan ditempat kerja
2 November 2022 Pengenalan tata tertib perusahaan dan
lingkungan tempat kerja
3 November 2022 Pengenalan proses produksi dan proses
mesin CNC
4 November 2022 Pengaturan tata letak barang yang akan
digunakan ketika akan bekerja
7 November 2022 Proses pengambilan data laporan untuk kerja
praktik
8 November 2022 Proses pengambilan data laporan untuk kerja
praktik
9 November 2022 Membantu operator melakukan proses
pengoperasian mesin
10 November 2022 Membantu perawatan mesin CNC yang
dilakukan oleh mekanik
11 November 2022 Pembuatan dan pengecekan jadwal preventif
mesin CNC (dayly, weekly, monthly)
14 November 2022 Evaluasi bulanan pada proses produksi di
mesin CNC
16 November 2022 Pengecekan kondisi mesin CNC yang
mengalami trouble
17 November 2022 Pengenalan mesin press untuk proses
perakitan mould
21 November 2022 Membantu pengecekan pelumasan mesin
CNC dan mesin press
22 November 2022 Pengenalan sistem teknis dan cara perawatan
mesin CNC dan mesin press oleh masing-
masing operator
23 November 2022 Meeting mingguan untuk evaluasi hasil kerja
sepekan
24 November 2022 Membantu leader dalam menyiapkan
schedule kerja mesin CNC
25 November 2022 Melakukan perawatan mesin CNC

28 November 2022 Pengenalan mould kualitas oke dan reject

29 November 2022 Penyusunan laporam kerja praaktik

30 November 2022 Wawancara denga HRD untuk evaluasi kerja


praktik
31 November 2022 Membantu leader untuk sosialisasi SOP
pengoperasian mesin dan K3
1 Desember 2022 Penyusunan laporan akhir kerja praktik

4.2 Checksheet
Jenis Kerusakan
Tanggal Kebocor Kerusak
Mesin Unit Entry Kerusak
Pengamatan an an Monitor
an
saluran Sliding eror
Spindle
angin mesin
7 0 0 0 0
10 0 1 0 0
8 0 0 0 0
10 1 0 0 0
7 0 0 0 0
10 0 0 1 0
6 0 0 0 0
Mesin 12 1 0 0 0
CNC 8 0 0 0 0
JPS-650 11 0 0 1 0
7 0 0 0 0
10 1 0 0 0
6 0 0 0 0
7 0 0 0 0
12 1 0 0 0
10 0 0 1 0
12 1 0 0 0
7 0 0 0 0
10 0 0 0 1
7 0 0 0 0
11 0 0 0 0
12 1 0 1 0
10 0 0 0 0
8 0 0 0 0
10 0 0 0 0
12 1 0 0 0
10 0 0 0 0
8 0 0 0 0
11 0 0 0 0
10 0 1 0 0
7 0 0 0 0
12 1 0 0 0
8 2 4 1
TOTAL
15

4.3 Pengumpulan Data

Basic Perwatan Mesin CNC

2.2
1.3
3.2
1.4

2.5 3.1

1.1 1.2
vv
2.4
2.3
2.1
1.1
A. Pembersihan
Nama Bagian Waktu Tanggung
No Mesin Jenis Perawatan perawatan jawab Alat Yg
Digunakan
Cek kebersihan mesin , cek in out power mesin
1.1 Power supply Triwulan Mekanik Gunakan Lap , Kuas

Compressor Cek kebersihan mesin dan fungsi compressor


1.2 Triwulan Mekanik Steam
mesin

1.3 Monitor mesin Cek kebersihan monitor Harian Operator Gunakan lap

Keseluruhan Operator +
1.4 Cek kebersihan dan Fungsi mesin. Harian Gunakan lap
mesin KR

B. Periksa
2.1 Power supply Cek on off Triwulan Mekanik Di lihat

2.2 Tekanan udara Cek selang angin ( bocor tidak ) Harian Operator Di lihat

Compressor
2.3 Cek suhu , cek On Off / fungsi compressor Triwulan Mekanik Di lihat
mesin
2.4 Holder Pisau Cek sisa serpihan gram dan grease Harian Operator Di lihat

2.5 Keseluruhan cek compressor , power supply , oli , power mesi Bulanan Mekanik Dilihat , Lap, Kuas
mesin
2.6 Level Air Cek Air Pendingin Harian operator Dilihat

C. Oil
3.1 Grease Cek Oli ,Level Oli ,gunakan Grease. Harian Operator Corong oli , selang

3.2 Oli Radiator Cek Oli Gunakan oli coolen / radiator Harian Operator Corong oli , selang

Gambar Mesin Standar Kerja


1. Pergunakan alat pelindung diri yang dipersyaratkan
Mesin CNC JPS-650 untuk bekerja.
2. Pastikan cara kerja mesin telah
diketahui dengan benar sebelum
mengoperasikan.
3. Jangan operasikan mesin jika ada kerusakan mesin.
4. Periksa semua fungsi tombol ON/OFF,
Emergency stop, fungsi tombol lainnya.
5. Periksa fungsi interlock pintu, pastikan interlock
berfungsi dengan normal sebelum mesin
dioperasikan. ( ketika mesin beroperasi dan pintu
dibuka maka mesin langsung stop)
6. Dilarang merubah/menonaktifkan fungsi interlock pintu.
7. Cek Semua Pisau yang di Tentukan dari CAM.
8. Buat Lubang dudukan Sesuai Size Yang ditentukan.
9. Masukan material mold kedalam mesin CNC.
10. Setting Program Sesuai Style dan Size Yang diinginkan.
1 1 . Selama mengoprasikan mesin dilarang menggunakan
sarung tangan.
12. Keluarkan material MOLD jika ukuran dan model
sudah sesuai dengan yang ditentukan.
13. Pastikan mesin OFF jika sudah tidak digunakan.

DAFTAR PUSTAKA
Baety, R., Budiasih, E., & Atmaji, F. T. D. (2019). Penerapan Total Productive
Maintenance (TPM) Dalam Bottleneck Auto-part Machining Line
Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE). E-
Proceeding of Engineering, 6(2), 6496–6505.
https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/engineering/
article/view/9975
Endriastuty, Y., & Adawia, P. R. (2018). Analisa Hubungan Antara Tingkat
Pendidikan , Pengetahuan Tentang K3 Terhadap Budaya K3 Pada
Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ecodemica, 2(2), 193–201.
file:///C:/Users/Asus/Downloads/4014-12456-1-PB (1).pdf
Febryanto, I. D., & Kartikasari, S. D. (2022). Perancangan Mesin CNC Router 3
Axis Berbasiskan Metode Quality Function Deployment (QFD). Tekmapro :
Journal of Industrial Engineering and Management, 17(1), 109–120.
https://doi.org/10.33005/tekmapro.v17i1.277
Guritno, J., & Cahyana, A. S. (2021). Implementasi Autonomous Maintenance
Dalam Penerapan Total Productive Maintenance. Procedia of Engineering
and Life Science, 1(2).
Gusti, L., & Susanti, N. (2019). Analisa Pengukuran Produktivitas Mesin Cnc
Milling Dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis Di Pt .
Pal Indonesia. JPTM, 09(01), 151–156.
Iftari, M. N. (2015). PERBAIKAN MAINTENANCE UNTUK TARGET
AVAILABILITY PENYALURAN GAS DENGAN PENDEKATAN
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT PERTAMINA GAS
AREA JAWA BAGIAN BARAT. MIX, 5(December), 118–138.
Putra, P. P. (2017). Penerapan Inspeksi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja. Higeia Journal of Public
Health Research and Development, 1(3), 84–94.
Setyoadi, Y., Latifah, K., Mesin, J. T., & Informatika, J. (2015). Integrasi
Software CAD-CAM dalam Sistem Operasi Mesin Bubut CNC. Jurnal
Informatika UPGRIS, 1(2), 149–159.
Tiara Dewi, Muhammad Amir Masruhim, R. S. (2016). Desain Mesin Cnc Router
3 Axis Perangkat Lunak Autodesk Inventor. Laboratorium Penelitian Dan
Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi Universitas
Mualawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, 10(April), 5–24.
Wijayanto, A. B., & Tjahjaningsih, Y. S. (2019). Analisis Total Productive
Maintenance pada mesin-mesin unit work working 2 dan 5 (Studi Kasus di
Divisi Produksi 2 PT KTI). Journal Prosiding SENIATI, 1(1), 172–177.

You might also like