You are on page 1of 17

RESUME

KEPERAWATAN DASAR

DISUSUN OLEH :
TSANIA LYZA AZZAHRA
2120035

DOSEN : Diyah Mutyah.,S.Kep.,Ns.,M.Kes


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
PRODI DII – KEPERAWATAN REGULER
TAHUN AJARAN 2022 – 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada
Rasulullah SAW beserta keluarganya.
Dalam penyusunan modul resume “ Keperawatan Dasar “ini, kami menyadari sepenuhnya
bahwa modul resume “ Keperawatan Dasar ” ini masih jauh dari kesempurnaan karena
pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat saya harapkan demi terciptanya modul resume KEPERAWATAN
DASAR yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.

Surabaya, 14 JULI 2022

Penulis

ii
DATAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii
8. Pengambilan Darah Vena, Pengambilan Darah Arteri (BGA) blood Gas Arteri,
Pengambilan Darah Kapiler................................................................................................1
9. Konsep Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman..............................................2
10. Perawatan Jenazah ........................................................................................................3
11. Konsep Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas.....................................................................4
12. Perawatan Luka Steril ...................................................................................................6
13. Konsep Luka dan Perawatan ........................................................................................8
14. Relaksasi Nafas Dalam Massage, Kompres Air Hangat dan ROM...............................9
15. Konsep Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur.............................................................10
16. Pemberian Obat – obatan Parental.................................................................................11
17. Pemberian Obat – obatan Topical ................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................14

iii
MATERI KE – 8
PENGAMBILAN DARAH VENA, DARAH VENA, DARAH ARTERI (BGA) BLOOD
GAS ARTERI DAN DARAH KAPILER
A. PENGAMBILAN DARAH VENA
Alat yang diperlukan untuk pengambilan darah vena antara lain adalah jarum& torniket& kapas
alkohol& sarung tangan& tabung dan tubeholder. :arum yang digunakan harus sesuai dengan
diameter vena :arumdengan diameter besar (16-18 gauge) digunakan untuk mengambil
darahdalam jumlah besar seperti donor darah sehingga umumnya digunakan jarum ukuran (19-
21gauge). Penggunaan torniket adalah untuk membantu melihat lokasi vena lebih jelas. jika
penggunaan torniket >1 menit maka kadarF VIII ,aktor von Willebrand dan tissue plasminogen
activator akan meningkat dan ,fibrinolisis akan teraktivasi. Selain itu juga terdapat
hemokonsentrasi yang akan meningkatkan semua protein dalam darahsehingga torniket tidak
boleh terlalu kencang dan harus dipasang tidak lebih dari 1 menit & saat darah sudah mengalir ke
dalam tabung maka secepatnya torniket harus dilepas. Pembuluh Vena besar di lengan daerah
lipat siku lebih direkomendasikan & karena pembuluh dengan diameter yang kecil dapat menjadi
kolaps sehingga menyebabkan aliran darah menjadi terhambat dan atau pengisian tabung
menjadi tidak tepat. Pemilihan lengan juga harus diperhatikan. Pengambilan vena harus
membuat trauma seminimalmungkin. arah tidak boleh diambil dari lengan yang terpasang infus.
B. PENGAMBILAN DARAH ARTERI (BGA) BLOOD GAS ARTERI
Prosedur pengambilan darah arteri :
 Siapkan spuit 3 cc atau spuit khusus untuk AGD yang sudah preheparinized. Jumlah
antikoagulan 0,2 mL heparin .
 Bersihkan daerah arteri yang akan ditusuk dengan kapas-alkohol 70% dan biarkan kering
 Posisi tangan hiperekstensi pd pergelangan, diganjal handuk gulung atau bantal kecil
 Tusuk pada yang denyutnya paling menonjol dengan sudut 45–60o (90 o untuk a.
femoralis)
 Hisap darah secukupnya lalu cabut jarum beserta sempritnya dan segera tutup ujung
jarum dengan karet, dan semprit dibolak-balik beberapa kali agar darah bercampur
heparin
 Setelah jarum dicabut, tekan daerah itu dengan kapas atau kassa kering 3-5 menit
 Segera dikirim ke laboratorium dalam waktu kurang dari 15 menit atau diletakkan ke
dalam wadah berisi es (atau wadah pendingin lain dengan suhu 1–5°C) untuk
meminimalkan konsumsi oksigen oleh leukosit.
Komplikasi yang bisa terjadi:
 Trombosis arteri: menyebabkan iskemik dan kematian jaringan
 Hematoma: dicegah dengan penekanan selama 3-5 menit pada luka. Penanganan jika
terjadi hematoma dengan kompres hangat.
 Perdarahan: lokasi luka perlu dievaluasi terutama pada pasien dengan pemeriksaan
koagulasi yang memanjang atau mendapatkan obat antikoagulan

1
C. PENGAMBILAN DARAH KAPILER
Darah yang diperoleh dari pungsi kapiler berasal dari pembuluh kapiler yang sangat kecil dan
ketika mencoba untuk merangsang aliran keluarnya, dapat disertai dengan cairan interstisial dan
intraseluler. Pengumpulan sampel, agar berhasil, harus memiliki kedalaman yang memadai di
area dengan aliran darah tinggi.
usukan kapiler pada jari telunjuk untuk menentukan tes glikemik. Sumber: Pxhere Meskipun
teknik ini sangat sederhana untuk dilakukan, namun perlu bagi seorang profesional di bidang
tersebut untuk mengambil sampel, karena jika kesalahan dibuat, mereka dapat secara signifikan
mengubah hasil beberapa analisis.
MATERI 9
KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN
Keamanan adalah kondisi yang membuat seseorang merasa aman, antara lain:
perlindungan terhadap bahaya, fisik, perlindungan terhadap ancaman psikologis, bebas
dari rasa sakit, kesimbangan.
Kenyamanan adalah suatu keadaan yang telah terpenuhi kebutuhan dasar khen
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman ( suatu kepuasan yang
meningkatkan keterampilan sehari-hari ).
Kenyamanan mesti dipandang secara holistic yang mencakup empat aspek yaitu:
 Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh
 Sosial berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial
 Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang
meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan
 Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia
seperti; cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiyah lainnya
Kebutuhan keselamatan dan rasa aman adalah keselamatan dan rasa aman
dari berbagai aspek, baik fisiologis maupun psikologis Kebutuhan ini meliputi kebutuhan
perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan dan infeksi, bebas dari rasa takut
dan cemas, serta bebas dari ancaman keselamatan.
a. Kebutuhan dasar terpenuhi
Kebutuhan fisiologis yang mempengaruhi seseorang
 Oksigen,
 Nutrisi
 Suhu extrim

2
faktor yang mempengaruhi kebutuhan keamanan dan kenyamanan

 Usia
 Emosi
 Tingkat Kesadaran
 Status Mobilisasi
 Gangguan Persepsi Sensori
 Keadaan Imunitas
 Informasi/Kommikasi
 Penggunaan Antibiotik yang Tidak Rasional
 Status Nutrisi
 Jenis Kelamin

MATERI 10
PERAWATAN JENAZAH
Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan
jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi ke kamar jenazah dan melakukan
disposisi (penyerahan) barang-barang milik klien.
Perawatan jenazah dimulai setelah dokter menyatakan kematian pasien. Jika pasien
meninggal karena kekerasan atau dicurigai akibat kriminalitas, perawatan jenazah dilakukan
setelah pemeriksaan medis lengkap melalui autopsy.
A. Memandikan jenazah
Alat-alat yang perlu disediakan untuk memandikan mayit di antaranya adalah:
a. Tempat tidur atau meja dengan ukuran kira-kira tinggi 90 cm, lebar 90 cm, dan
panjang 200 cm, untuk meletakkan mayit.
b. Air suci secukupnya di ember atau tempat lainnya (6-8 ember).
c. Gayung secukupnya (4-6 buah).
d. Kendi atau ceret yang diisi air untuk mewudukan mayit.
e. Tabir atau kain untuk menutup tempat memandikan mayit.
f. Gunting untuk melepaskan baju atau pakaian yang sulit dilepas.
g. Sarung tangan untuk dipakai waktu memandikan agar tangan tetap bersih, terutama
bila mayitnya berpenyakit menular.
h. Sabun mandi secukupnya, baik padat maupun cair.
i. Sampo untuk membersihkan rambut.
j. Kapur barus yang sudah dihaluskan untuk dicampur dalam air.
k. Kalau ada daun bidara juga bagus untuk dicampur dengan air.
l. Tusuk gigi atau tangkai padi untuk membersihkan kuku mayit dengan pelan.
Kapas untuk membersihkan bagian tubuh mayit yang halus, seperti mata, hidung, telinga, dan
bibir. Kapas ini juga bisa digunakan untuk menutup anggota badan mayit yang mengeluarkan
cairan atau darah, seperti lubang hidung, telinga, dan sebagainya.

3
Prosedur Tetap Pelayanan
a) Mempersiapkan alat dan bahan
b) Meyingsingkan lengan baju seragam yang panjang di atas siku.
c) Melepaskan cincin, jam tangan dan gelang.
d) Memakai sarung tangan
MATERI 11
KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIFITAS
Merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannnya. Mobilisasi
merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan
memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995).
Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu :
 fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh
 Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dansosial
 Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam dirisendiri yang
meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
 Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti
cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.
Jenis mobilisasi ada dua yaitu sebagai berikut :
a. Mobilisasi penuh : Bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi soal
dan menjalankan peran sehari-hari.
b. Mobilisasi sebagian : Bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak dengan bebas
karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnyaHal ini
dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang. Mobilisasi sebagian ini dibagi menjadi
dua jenis yaitu
1. Mobilitas Sebagian Temporer yaitu merupakan kemampuan individu untuk bergerak
dengan batasan yang sifatnya sementara.Hal itu dapat disebabkan oleh trauma pada
muskuloskeletal,contohnya adanya dislokasi sendi dan tulang.
2. Mobilitas Sebagian Permanen yaitu merupakan kemampuan individu untuk bergerak
dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan rusaknya sistem syaraf
yang reversibel, contoh: hemiplegia akibat stroke, paraplegi karena cedera tulang
belakang.
A. Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Aktivitas
1. Tulang
merupakan organ yang memiliki berbagai fungsi, yaitu fungsi mekanis untuk membentuk
rangka dan tempat melekatnya berbagai otot, fungsi sebagai tempat penyimpanan mineral
khususnya kalsium dan fosfor yang bisa dilepaskan setup saat susuai kebutuhan, fungsi
tempat sumsum tulang dalam membentuk sel darah, dan fungsi pelindung organ-organ
dalam.

4
Terdapa tiga jenis tulang, yaitu tulang pipih seperti tulang kepala dan pelvis, tulang
kuboid seperti tulang vertebrata dan tulang tarsalia, dan tulang panjang seperti tulang
femur dan tibia. Tulang panjang umumnya berbentuk lebar pada kedua ujung dan
menyempit di tengah. Bagian ujung tulang panjang dilapisi kartilago dan secara anatomis
terdiri dari epifisis, metafisis, dan diafisis. Epifisis dan metafisis terdapat pada kedua
ujung tulang dan terpisah dan lebih elastic pada masa anak-anak serta akan menyatu pada
masa dewasa.
2. Otot dan Tendon
memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh bergerak sesuai dengan
keinginan. Otot memiliki origo dan insersi tulang, serta dihubungkan dengan tulang
melalui tendon yang bersangkutan, sehingga diperlukan penyambungan atau jahitan agar
dapat berfungsi kembali.
3. Ligamen
merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang. Ligament bersifat elastic
sehingga membantu fleksibilitas sendi dan mendukung sendi. Ligamen pada lutut
merupakan struktur penjaga stabilitas, oleh karena itu jika terputus akan mengakibatkan
ketidakstabilan.
4. Sistem Saraf
terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan modula spinalis) dan sistem saraf tepi
(percabangan dari sistem saraf pusat). Setiap saraf memiliki somatic dan otonom. Bagian
somatic memiliki fungsi sensorik dan motorik. Terjadinya kerusakan pada sistem saraf
pusat seperti pada fraktur tulang belakang dapat menyebabkan kelemahan secara umum,
sedangkan kerusakan saraf tepi dapat mengakibatkan terganggunya daerah yang
diinervisi, dan kerusakan pada saraf radial akan mengakibatkan drop hand atau gangguan
sensorik pada daerah radial tangan.
5. Sendi
merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu. Sendi membuat segmentasi dari
rangka tubuh dan memungkinkan gerakan antar segmen dan berbagai derajat
pertumbuhan tulang. Terdapat beberapa jenis sendi, misalnya sendi synovial yang
merupakan sendi kedua ujung tulang berhadapan dilapisi oleh kartilago artikuler, ruang
sendinya tertutup kapsul sendi dan berisi cairan synovial. Selain itu, terdapat pula sendi
bahu, sendi panggul, lutut, dan jenis sendi lain sepertii sindesmosis, sinkondrosis dan
simpisis.

B. Faktor – faktor yang memepengaruhi Postur Tubuh


Pembentukan postur tubuh dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
1. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal pada organ atau
bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan sehingga dapat memengaruhi
pembentukan postur. Hal ini dapat dijumpai pada orang sakit yang banyak mengalami
ketidakseimbangan dalam pergerakan.
2. Nutrisi

5
merupakan bahan untuk menghasilkan energi yang digunakan dalam membantu proses
pengaturan keseimbangan organ, otot, tendon, ligamen,dan persendian. Apabila status nutrisi
kurang, kebutuhan energi pada orang tersebut akan berkurang sehingga dapat mempengaruhi
proses keseimbangan.
3. Emosi
dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan tubuh. Hal tersebut
dapat mempengaruhi proses koordinasi pada otot, ligamen, sendi dan tulang.
4. Gaya hidup
dapat membuat seseorang menjadi lebih baik atau bahkan sebaliknya menjadi buruk.
Seseorang yang memiliki gaya hidup tidak sehat, misalnya selalu menggunakan alat bantu
dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dapat mengalami ketergantungan sehingga postur
tubuh tidak berkembang dengan baik.
5. Perilaku dan nilai
Adanya perubahan perilaku dan nilai seseorang dapat mempengaruhi pembentukan postur.
Sebagai contoh, perilaku dalam membuang sampah di sembarang tempat dapat
mempengaruhi proses pembentukan postur tubuh orang lain yang berupaya untuk selalu
bersih dari sampah.

MATERI 12
PERAWATAN LUKA STERIL

Perawatan luka merupakan tindakan yang dilakukan untuk membantu proses


penyembuhan luka dengan prinsip steril.

Tujuan ;

 peningkatan hemostasis luka


 Mencegah
 Mencegah jaringan sari yang lebih lanjut
 Menjaga integritas kulit
 Mencegah terjadinya komplikasi pada luka perbaikan
 Proses penyembuhan luka
 Memperoleh kembali fungsi normal
 Memperoleh rasa nyaman

Persiapan Alat :

a. Set balutan steril


b. Sarung tangan steril
c. Sarung tangan bersih sekali pakai
d. Salin normal (NaCl 0,9%)
e. Plester
f. Bengkok

6
g. Alkohol
h. Kantong sampah
i. Salep obat tipikal sesai indikasi

Prosedur / Langkah-langkah

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya.


2. Tanyakan keluhan klien.
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan klien.
4. Beritahu Tindakan.
5. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya sebelum kegiatan dimulai.
6. Pertahankan privasi klien selama tindakan dilakukan.
7. Atur posisi yang nyaman bagi klien dan tutupi bagian tubuh selain bagian luka. Beritahu
klien untuk tidak menyentuh area luka atau paralatan steril.
8. bengkok.
9. Cuci tangan
10. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai. Lepaskan plester, balutan atau. Lepaskan
plester dengan melepas ujungnya dan menarik dengan perlahan, sejajar dengan kulit dan
ke arah balutan.
11. Observasi kulit klien untuk reaksi terhadap plester. Jika . perekatmasih di kulit, dapat
dibersihkan dengan krim perekat atau alkohol.
12. Dengan menggunakan tangan bersarung tangan atau dengan pinset angkat balutan kasa
secara hati-hati. Jaga kotorankotoran pada luka agar tidak terlihat oleh klien. Peringatkan
klien tentang rasa tidak nyaman yang mungkin timbul dan angkat balutan dengan
perlahan.
13. Observasi karakter, jumlah drainase pada balutan.
14. Buang balutan yang kotor ke dalam kantong sampah.
15. Lepaskan sarung tangan dengan bagian dalamnya berada di luar. Buang pada tempat
yang tepat.
16. Cuci tangan.
17. Penyediaan plester baru, perban atau pengikat bila diperlukan.
18. pilihan set balutan steril di meja tempat tidur atau sisi pasien. Buka set balutan steril.
Balutan, gunting dan pinset harus tetap pada tempat set steril.
19. Buka botol larutan dan bangun ke dalam baskom steril.
20. Gunakan sarung tangan steril
21. Inspeksi luka. Peerhatikan kondisinya, tempat pembuangan, integritas jahitan atau
penutupan kulit dan karakter drainase.
22. Bersihkan luka dengan larutan antisptik yang diresepkan atau salin normal. Pegang kasa
yang basah dengan pinset. Gunakan kasa lain untuk tiap usapan. Bersihkan dari area yang
kurang terkontaminasi ke area yang paling terkontaminasi. Gerakan dalam tekanan
progresif menjauh dari sisi atau tepi luka. membersihkan luka 2-3x, sampai luka terlihat
bersih.
23. Keringkan dengan menggunakan kassa.
24. Jika ada obat topikal yang sesuai dengan indikasi, maka oleskan tipis obat topikal secara
merata pada luka sesuai dengan indikasi obat.

7
25. Pasang kasa langsung pada tepi luka. Bila luka dalam, kemas kasa secara perlahan
dengan mnekuk tepi kasa dengan pinset.
26. Pasang plester, perban atau pengikat.
27. Rapikan peralatan.
28. Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah.
29. Kembalikan klien ke posisi yang nyaman.
30. Cuci tangan

Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Pertahankan teknik steril selama perawatan luka.


2. Pantau tanda dan gejala infeksi lokal atau sistemik.
3. Perhatikan kenyamanan klien selama perawatan lukaperhatikan adanya.
4. Jika saluran luka meningkat, tingkatkan frekuensi pergantian balutan.
5. Jika drain lepas, jangan memasang ulang drain

MATERI 13

KONSEP LUKA DAN PERAWATANYA


Luka adalah keadaan hilang/terputusnya kontinuitas jaringan (Mansjoer, 2000:396).
Menurut InETNA, luka adalah sebuah injuri pada jaringan yang mengganggu proses selular
normal, luka dapat juga dijabarkan dengan adanya kerusakan pada kuntinuitas/kesatuan jaringan
tubuh yang biasanya disertai dengan kehilangan substansi jaringan.
Proses Penyembuhan Luka
1.Fase Inflamasi
Pembuluh darah terputus, menyebabkan pendarahan dan tubuh berusahauntuk menghentikannya
(sejak terjadi luka sampai hari ke – lima)
2. Fase ProliferasiTerjadi proliferasi fibroplast (menautkan tepi luka)
3. Fase Penyudahan
a. Penyerapan kembali jaringan berlebih.
b. Pengerutan sesuai gaya gravitasi.
c. Perupaan kembali jaringan yg baru
d. Biasanya 3 – 6 bulan
Tindakan Keperawatan Terhadap Luka
1. Perawatan Luka BersihProsedur perawatan yang dilakukan pada luka bersih (tanpa ada pus
dannecrose), termasuk didalamnya mengganti balutan.
2. Perawatan Luka KotorPerawatan pada luka yang terjadi karena tekanan terus menerus pada
bagian tubuh tertentu sehingga sirkulasi darah ke daerah tersebutterganggu.
Ciri – ciri :
4. luka + serum
5. luka + pus
6. luka + nekrose

8
Tipe Penyembuhan luka
Terdapat 3 macam tipe penyembuhan luka, dimana pembagian ini dikarakteristikkan dengan
jumlah jaringan yang hilang.
1. Primary Intention Healing (penyembuhan luka primer) yaitu penyembuhan yang terjadi
segera setelah diusahakan bertautnya tepi luka biasanya dengan jahitan.
2. Secondary Intention Healing (penyembuhan luka sekunder) yaitu luka yang tidak
mengalami penyembuhan primer. Tipe ini dikarakteristikkan oleh adanya luka yang luas
dan hilangnya jaringan dalam jumlah besar. Proses penyembuhan terjadi lebih kompleks
dan lebih lama. Luka jenis ini biasanya tetap terbuka.
3. Tertiary Intention Healing (penyembuhan luka tertier) yaitu luka yang dibiarkan terbuka
selama beberapa hari setelah tindakan debridement. Setelah diyakini bersih, tepi luka
dipertautkan (4-7 hari). Luka ini merupakan tipe penyembuhan luka yang terakhir
(Mansjoer,2000:397 ; InETNA, 2004:4).
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
1. Faktor Instrinsik adalah faktor dari penderita yang dapat berpengaruh dalam proses
penyembuhan meliputi : usia, status nutrisi dan hidrasi, oksigenasi dan perfusi jaringan,
status imunologi, dan penyakit penyerta (hipertensi, DM, Arthereosclerosis).
2. Faktor Ekstrinsik adalah faktor yang didapat dari luar penderita yang dapat berpengaruh
dalam proses penyembuhan luka, meliputi : pengobatan, radiasi, stres psikologis, infeksi,
iskemia dan trauma jaringan (InETNA,2004:13).

MATERI 14

RELAKSASI NAFAS DALAM MASSEGE, KOMPRES AIR HANGAT DAN ROM


A. Definisi
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalamhal
ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas
lambat(menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara
perlahan,Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat
meningkatkanventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002)Tujuan
dan Alasan Relaksasi Napas Dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara
pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stres baik
stres fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.

9
Manfaat Relaksasi Nafas Dalam

 Ketentraman hati,
 Berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah,
 Tekanan dan ketegangan jiwa menjadi rendah,
 Detak jantung lebih rendah,
 Mengurangi tekanan darah,
 Ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit,
 Tidur lelap,
 Kesehatan mental menjadi lebih baik,
 Daya ingat lebih baik,
 Meningkatkan daya berpikir logis,
 Meningkatkan kreativitas,
 Meningkatkan keyakinan,
 Meningkatkan daya kemauan,
 Intuisi,
 Meningkatkan kemampuan berhubungan dengan orang lain.

MATERI 15

KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR


A. Definisi

1. Pengertian Istirahat
Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional bukan hanya dalam keadaan
tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berati
berhenti sebentar untuk melepaskan lelah berasantai untuk menyegarkan diri atau suatu keadaan
melepaskan diri dari segala hal yang membosankan menyulitkan bahkan menjengkelkan.
2. Tidur
Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau
sensori yang sesuai (Guyton 2009) atau dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri
yang relative bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan tetapi lebih merupaka suatu
urutan siklus yang berulang dengan ciri adanya aktivitas yang minim memiliki kesadaran yang
bervariasi.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Istirahat Tidur

1. Penyakit Sesorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat
tidur.misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti Asma, Bronchitis dan
Penyakit Persarafan.

2. Lingkungan Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman kemudian
terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.

10
3. Motivasi Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap
bangun dan waspada menahan ngantuk

MATERI 16

PEMBERIAN OBAT PARENTERAL

Parenteral adalah metode pemberian nutrisi, obat, atau cairan melalui pembuluh darah.
Metode ini sering kali dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan fungsi pencernaan,
seperti malabsorpsi, atau pasien yang baru menjalani operasi saluran cerna.Pemberian obat
parenteral atau injeksi adalah pemberian obat yang dilalukan dengan penyuntikan obat tertentu
kedalam tubuh atau pembuluh darah dengan menggunakan spuit.
Tujuan utama pemberian obat parenteral adalah

1. Untuk mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan cara lain
2. Untuk memperoleh reaksi setempat (tes alergi)
3. Membantu menegakkan diagnose
4. Memberikan zat imunologi
5. mencegah penyakit dengn jalan memerikan kekebalan atau imunisasi (misalnya
DPT,BCG) dll
6. melaksanakan uji coba obat
7. melaksanakan tindakan diagnostik
8. mempercepat reaksi obat dalam tubuh untuk memper cpat penyembuhan
9. Pemberian obat parenteral di berikan kepada

Keuntungan pemberian obat parenteral :

1. Bisa diberikan pada pasien yang tidak sadar


2. Bisa diberikan bila obat tidak dapat diabsorpsi melalui gastrointestinal
Obat dapat diapsorpsi lebih cepat

Kerugian pemberian obat parenteral :

1. Pasien terutama anak merasa takut atau cemas


2. Menimbulkan rasa tidak nyaman atau sakit
3. Dapat menyebabkan infeksi perlu Teknik steril

Penyuntikan dilakukan dengan cara


- Intra Cutan

11
- Subcutan
- Intra Muscular
- Intavena
Pada dasarnya prinsip pemberian injeksi ini sama baik yang dilakukan secara SOP yang kami
dapat dari kampus atau yang di realita lapangan, prinsip inilah yang terpenting untuk kita
ketahui. Masalah perbedaan yang kami dapat hanyalah dari peralatan, dimana dilapangan
perawat hanya menenteng spuit dan kapas alkohol saja, ditambah torniquet jika melakukan
injeksi intravena.Namun ada hal yang lebih penting yang harus diperhatikan perawat di lapangan
yaitu komunikasi teraupetik yang semakin lama pudar karena rutinitas, kebosanan dan merasa

MATERI 17

PEMBERIAN OBAT TOPICAL


A. Definisi
Memberikan obat dengan benar dan tepat akan memberikan khasiat dan khasiat obat akan
lebih baik dan lebih optimal untuk diabsorpsi tubuh sehingga akan memberikan therapi
penyembuhan yang efektif. Pemberian obat dilakukan dengan berbagai macam cara , Sesuai
dengan tujuan terapi dan jenis obat. Salah satu diantara rute yang lazim dilakukan adalah rute
pemberian obat secara topical.Obat tropikal adalah obat yang diberikan pada tempat-tempat
tertentu pada kulit (Steven,1999),Obat tropikal adalah obat yang diberikan kepada pasien melalui
kulit (Depkes,1987),Obat tropikal adalah obat yang diberikan pada kulit (Hidayat,2004).
Adapun tujuan pemberian obat tropikal antara lain :
1. Mempertahankan hidrasi peermukaan kulit, melindungi bagian atas kulit
2. Mengurangi iirtasi kulit local
3. Membuat anentesi lokal mengobati infeksi, abrasi atau infeksi
4. Menurut Djuanda (1993) kegunaan dan khasiat pengobatan tropikal didapat dari pengaruh fisik
dan kimiawi obat-obat yang diaplikasidiatas kulit yang sakit.
B. Macam – macam Penggunaan Obat Topikal
Pada umumnya obat topical adalah obat yang digunakan pada kulit ataumembrane mukosa
untuk memberikan pengaruh local pada bagian tubuh. amundalam tata cara penggunaannya
terbagi menjadi beberapa macam meliputi :
1. Pemakaian Pada Kulit
Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang terdiri dariepidermis dan dermis.
4pidermis merupakan jaringan terluar pada organkulit. Ketebalan epidermis pada seluruh
tubuh berbeda-beda. 4pidermis paling tebal terletak pada telapak tangan dan telapak kaki.
Secara terbatas dan selekti, penyerapan 5at memang terjadi pada kulit.)ada kulit normal,
obat diserap ke garis kelenjar sebum. Obat dapatdiberikan pada kulit dengan cara
digosokkan, disemprotkan. 6al inidilakukan dengan tujuan melakukan perawatan kulit
atau luka, ataumenurunkan gejala gangguan kulit yang terjadiKrim dengan antibiotic
sering digunakan pada luka bakar atau ulkusdekubitus
Pengaruh fisik antara lain:
 Mengeringkan
12
 Membasahi
 Melembutkan
 Lubrikasi
 Mendinginkan
 Memanaskan
 Melindungi dari pengaruh buruk dari luar

Klasifikasi,indikasi,kontraindikasi,dan cara pemakaian Pada pemberian obat secara topikal dapat


digolongkan sebagai obat:

1. Salep (lotion)
2. Obat-obat tetes mata , hidung, telinga (Steven, 1999)
Prinsip obat topika ecara umum terdiri atas 2 bagian:
1. Bahan dasar
2. Bahan aktif

DAFTAR PUSTAKA
http://repository.uki.ac.id/2731/1/
BUKUPETUNJUKPRAKTIKLABORATORIUMFARMAKOLOGI.pdf

13
http://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/697-mengenal-parenteral-metode-
pemberian-nutrisi-dan-obat-melalui-pembuluh-darah
http://repository.poltekeskupang.ac.id/1043/1/MENSI%20WOLA.pdf
https://www.academia.edu/34115289/TEKNIK_RELAKSASI_NAFAS_DALAM
https://www.academia.edu/41217520/MATERI_PERAWATAN_LUKA
https://nursepreneursindonesia.wordpress.com/2014/08/28/kebutuhan-aktivitas-mobilisasi/

14

You might also like