INTEGRAL GARIS DAN INTEGRAL PERMUKAAN

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah Kalkulus Lanjut yang Dibimbing Oleh
Bapak Rohmad Wahid Rhomdani S.Pd, M,Si

Oleh :

MIFTAKHUL JANNAH 2210251006

DINA HUSNAINI PUTRI 2210251009

IDZNI ARENTA DINIA PUTTY 2210251012

PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

TAHUN 2023
1.1 Definisi

Integral garis merupakan generalisasi integral tentu ∫ f ( x ) dx diperoleh dengan

a

mengganti intevral [ a , b ] dengan suatu kurva atau lintasan C . Misalkan kurva

C : x=x ( t ) , y= y ( t ) , a≤ t ≤ b atau persamaan vektor r ( t )=x ( t ) i+ y ( t ) j, dengan x ' dan y '
kontinu dan tidak serentak nol pada [ a , b ].

Jika C adalah busur lengkungan dari A ke B, maka Integral Garis pada kurva C adalah
:

∫ c f ( x , y ) ds

Perhitungan menggunakan parameter t , dimana x=x ( t ) dan y= y ( t ).

Sehingga Integral Garis di bidang

b
∫ c f (x , y )ds=∫ f ( x ( t ) , y (t) )
a
√ ( x ( t ) ) + ( y ( t ) ) dt
' 2 ' 2

Untuk Integral Garis di ruang

Misalkan kurva C : x=x ( t ) , y= y ( t ) , z=z (t ), a ≤ t ≤ b

Maka, ∫ c f (x , y , z)ds=∫ f ( x ( t ) , y ( t ) , z (t) )

a
√( x ( t ) ) +( y ( t ) ) +( z ( t ) ) dt
' 2 ' 2 ' 2

1.2 Sifat-sifat

1) Jika C=C 1 ∪ C 2 ∪ … ∪ C n maka

∫ c f ( x , y ) ds= ∫ c f ( x , y ) ds+ ∫ c f ( x , y ) ds+ …+ ∫ c f ( x , y ) ds

1 2 n

2) Jika – C adalah kurva C dengan arah berlawanan dengan C , maka

∫ −c f ( x , y ) ds=− ∫ c f ( x , y ) ds

Contoh Soal 1
Hitung ∫ ( x + y ) dS , C adalah kurva x=3 t ; y =t 3 ; 0 ≤ t ≤1
3

Penyelesaian:

∫ ( x 3 + y ) dS=∫ f ( x , y ) √ x 1 (t )2 + y 1 (t)2 dt
c

x (t )=3 t → x 1 ( t )=3

y ( t ) =t 3 → y 1 ( t )=3 t 2
1 1

∫ x + y dS=∫ [ ( 3 t )3 +t 3 ] √3 2+ ( 3t 2 ) dt
3 2

0 0

1
¿ ∫ 27 t
3
√ 9+ 9t 4 dt
0

1
¿ ∫ 28 t
3
√ 9(1+t 4 ¿ )dt ¿
0

1
¿ ∫ 84 t
3
√1+t 4 dt
0

1
¿ ∫ 84 t
3
√1+t 4 dt misal u=1+ t 4
0

1
du
¿ 84 ∫ t √u
3 3
3 d u=4 t dt
0 4t
1
du
¿ 21∫ √ u du dt= 3
0 4t

[ ]
1 1
1 2
+1
¿ 21 u
1
+1
2 0

[ ]
3 1
2
¿ 21 u 2
3 0

[ ( )]
3 1
2 4 2
¿ 21 1+t
3 0

[ ]
3 3 1

¿ 14 ( 1+1 ) −( 1+0 )
4 2 4 2
0

¿ 14 [ 2 −1 ]
3 3
2 2

¿ 14 [ 2 √ 2−1 ]
Contoh Soal 2

Hitung ∫ ( 2 x ) dS, C adalah terdiri dari busur parabola y=x 2 dari (0 , 0) ke (1 , 1) diikuti oleh
c
ruas garis vertikal dari (1 , 1) ke (1 , 2)
Penyelesaian:

Untuk C 1=(0 ,0)→(1 ,1), busur y=x 2

Persamaan parameter C
Misal x=t → y=t 2 dengan 0 ≤t ≤1
' '
x =1 y =2t
Sehingga

∫ ( 2 x ) dS=∫ f ( x , y ) √ x1 ( t )2 + y 1 (t )2 dt
c

1 1

∫ 2 x dS=∫ 2t √12 + ( 2 t )2 dt
0 0

1
¿ ∫ 2 t √ 1+ 4 t dt
2
misal u=1+ 4 t 2
0

du
du=8 t dt → dt=
8t
1
du
¿∫ 2 t √ u
0 8t
1
1
¿ ∫ √u du
4 0

[ ]
3 1
1 2 2
¿ .u
4 3 0
 [ ]
3 1
1
¿ (1+ 4 t 2) 2 0
6

[ ]
3 3
1
¿ (1+ 4.12 )2 −(1+ 4.02) 2
6

[ ]
3 3
1
¿ (17) 2 −(2) 2
6
1
¿ [ 5 √ 5−1 ]
6

Untuk C 2=(1 , 1)→(1 , 2); (ruas garis)

Persamaan parameter C
Misal x=1 → y =t dengan 1 ≤ t ≤2
' '
x =0 y =1
Sehingga

∫ ( 2 x ) dS=∫ f ( x , y ) √ x1 ( t )2 + y 1 (t )2 dt
c

2 2

∫ 2 x dS=∫ 2.1 √ 02 +12 dt

0 0

2
¿ ∫ 2 dt
0

2
¿ [ 2t ] 0=4

Jadi, ∫ 2 x ds=∫ 2 x dS+∫ 2 x dS

c 0 c

1
¿ [ 5 √ 5−1 ] + 4= 17
6 3

Contoh Soal 3

Hitung ∫ ( 2 x +9 z ) dS , C adalah kurva x=t ; y=t 2 ; 0 ; z=t 3 , 0 ≤ t ≤ 1

c

Penyelesaian:
1
x (t )=t → x ( t )=1
y ( t ) =t 2 → y1 ( t )=2 t

z (t )=t 3 → z 1 (t )=3 t 2

∫ f ( x , y , z ) dS=∫ f ( x , y , z ) √ x 1 ( t )2 + y 1 (t)2 + z 1 ( t )2 dt
c c

1 1

∫ 2 x +9 z dS=∫ (2 t+9 t ) √ 1 + ( 2t ) +(3 t ) dt3 2 2 2 2

0 0

1
¿ ∫ (2t +9 t ) √ 1+ 4 t + 9t dt
3 2 4
misal u=1+ 4 t 2 +9 t 4
0

d u=( 8 t+36 t 3 ) dt
du
dt= 3
8 t+36 t
1
du
¿ ∫ (2t +9 t ) √ u
3
3
0 8 t+36 t
1
du
¿ ∫ (2t +9 t 3 ) √u
0 4 (2 t+9 t 3)
1
1
¿∫ √u du
0 4
1 1
1
¿ ∫ u 2 du
4 0

[ ]
1 1
1 1 2+1
¿ u
4 1
+1
2 0

[ ]
3 1
1 1 2
¿ u
4 3
2 0

[ ]
3 1
1 2
¿ . (1+4 t 2 +9 t 4 ) 2
4 3 0

[ ]
3 1
1
¿ (1+ 4 t 2 +9 t 4) 2 0
6

[ ]
3 3
1
¿ (1+ 4.12 +9.14 ) 2 −(1+4.0 2+ 9.04 ) 2
6

[ ]
3 3
1
¿ (14) 2 −(1) 2
6
 1
¿ [ 14 √14−1 ]
6

Contoh Soal 4

Hitung ∫ ( sin x +cos y ) dS , C adalah ruas garis dari (0 , 0) ke (π , 2 π )

c

Penyelesaian:
Ada ruas garis dari (0 , 0) ke (π , 2 π )
( 0 , 0 ) →( π ,2 π )
1
x (t )=t → x ( t )=1
1
y ( t ) =2t → y ( t ) =2
Jadi 0 ≤ t ≤ π

∫ sin x +cos y dS=∫ sin x +cos y √ x 1 ( t )2+ y 1(t)2 dt

c c

π
¿ ∫ ( t+ cos 2 t ) √ 1 +2 dt
1 2

π
¿ ∫ √ 5 ( sin t+cos 2 t ) dt [dintegralkan ( sin t+ cos 2 t ) ]
0

π
¿ √ 5 [−cos t+2 sin 2 t ]0

¿√5 ¿
¿√5 ¿
¿ √ 5 ( 1+ 2 )−(−1)

¿ 4 √5

Contoh Soal 5
Tentukan mssa kawat yang kerapatannya δ ( x , y , z )=kz jika kawat tersebut berbentuk heliks
C dengan parameterisasi
x=3 cos t ,3 sint t , z=4 t , 0 ≤t ≤ π
Penyelesaian:
1
x (t )=3 cos t → x ( t ) =−3 sin t
1
y ( t ) =3 sint t → y ( t )=3 cos t
z (t )=4 t → z 1 ( t )=4
π
m=∫ δ ( x , y , z ) dS=∫ kz dS=k ∫ z dS
c c 0

π
¿ k ∫ z √ x (t ) + y (t) + z ( t ) dt
1 2 1 2 1 2

π
¿ k ∫ 4 t √ (−3 sin t ) +(3 cos t) + ( 4 ) dt
2 2 2

π
¿ k ∫ 4 t √ 9 sin t+9 cos t +16 dt
2 2

π
¿ k ∫ 4 t √ 9(sin ¿ ¿ 2t +cos t)+16 dt ¿
2

π
¿ k ∫ 4 t √ 9.(1)+ 16 dt
0

π
¿ k ∫ 4 t √ 25 dt
0

π
¿ k ∫ 4 t .5 dt
0

π
¿ k ∫ 20 t dt
0

[ ]
π
1
¿k . 20 t 1 +1
1+ 1 0

[ ]
π
20 2
¿k t
2 0

π
¿ 10 k [ t 2 ]0

¿ 10 k [ π 2−02 ]
2
¿ 10 k π
Jadi, m=10 k π 2
INTEGRAL PERMUKAAN
Definisi
Jika S suatu permukaan 2 sisi yang demikian mulus dan n merupakan vektor normal satuan
positif, maka fluks (massa yang mengalir per satuan waktu) dari A(x , y , z ) melalui
permukaan S yang disebut Integral Permukaan. Menghitung integral permukaan akan lebih
sederhana dengan memproyeksi-proyeksikan.
Misalkan salah satu sisinya dianggap sebagai sisi positif (jika S adalah permukaan tertutup,
sisi ini diambil sebagai sisi luar). Sebuah vektor normal satuan n terhadap sembarang titik
pada sisi positif S disebut sebagai vector normal satuan positif. Jika dihubungkan dengan
diferensial luas permukaan dS, sebuah vektor dS yang besarnya dS dan arahnya menurut n.
maka dS=n dS.
Contoh soal:
1. Temukan luas bidang x−2 y +5 z=3 yang dipotong oleh silinder x 2+ y 2=9
Penyelesaian:
ɸ=x−2 y+ 5 z −3=0
∂ɸ ∂ɸ ∂ɸ
∇ ɸ= + +
∂ x ∂ y ∂z
¿ 1+2+5
√(∇ ɸ)
[ ]
2
A=∬ dx dy ∬¿π r2 2 2
∂ɸ R
x + y =9
R
∂z

¿∬
R
[ √ ( 1+2+5 )2
5 ] dx dy ¿ π (3)
2 2
x + y =3
2 2

¿∬
R
[√ 1+4 +25
5
dx dy ] ¿π9 r =3

¿∬ √
30
dx dy ¿9 π
R 5

¿ √ ∬ dx dy= √ ( 9 π )=
30 30 9 π √ 30
5 R 5 5

2. Hitunglah integral ∬ e dS . Dimana G adalah permukaan

x

G
z=√ 2 x+ y+1 , 0 ≤ x ≤ 1, 0 ≤ y ≤ 1
Penyelesaian:
∬ e x dS
G

dS= √ z 2x + z 2y +1 dA
z x = √2
z y =1
dS= √2+1+1 dA
dS=2 dA

∬ e x dS=∬ 2 e x dx dy
G G
 1 1
¿ ∫ ∫ 2 e dx dy
x

0 0

|10 dy
1
¿∫ 2 e
x

0
1
¿ ∫ 2 e −2 dy
x

¿ ( 2e-2 ) y |10
¿ 2e-2

3. Hitunglah ∬ y dS dimana S bagian dari silinder x 2+ y 2=3 yang terletak diantara z=0
S
dan z=6.
Penyelesaian:
x=√ 3 cos θ
 y= √3 sin θ
z=z

Parameterisasi silinder
r⃗ =( z , θ )= √3 cos θ i⃗ + √ 3 sin θ ⃗j+ z ⃗k
Rentang parameternya
0≤ z≤6 0 ≤ θ ≤2 π
Sekarang kita turunkan
r z=0+ 0+1
⃗
r⃗θ =√ 3 sin θ+ √ 3 cos θ
Kita dapat dua vektor
r⃗ ( z )=k⃗
r⃗ ( θ )=−√ 3 sin θ i⃗ + √ 3 cos θ ⃗j
Sekarang kita butuhkan ⃗ r z× ⃗ rθ

| |
⃗i ⃗j ⃗k
r z× ⃗
⃗ r θ= 0 0 1
−√ 3 sin θ √ 3 cos θ 0
¿−√ 3cos θ i⃗ −√3 sin θ ⃗j
Besar vektor tersebut
‖r⃗z × r⃗θ‖=√ ¿ ¿
Maka integral permukaannya
∬ y dS=∬ √ 3 sin θ ( √3 ) dA
S D
2π 6 2π
¿ 3 ∫ ∫ sin θ dzd θ=3 ∫ 6 sin θ d θ
0 0 0
¿¿
4. Hitunglah ∬ A ∙n dS dimana A=18 zi−12 j+3 yk dan S adalah bagian dari bidang
S

2 x+3 y +6 z =12 yang terletak dalam oktan pertama ( x ≥ 0 , y ≥0 dan z ≥ 0 ).

Penyelesaian:
Langkah 1 Gambar bidang
Bidang 2 x+3 y +6 z =12 dapat digambarkan dengan cara menentukan titik-titik
potongnya pada setiap sumbu.
x=0
2 x+3 y +6 z =12
2.0+3 y +6 z=12
3 y +6 z=12
 y 0 4
z 2 0

y=0
2 x+3 y +6 z =12
2 x+3.0+ 6 z=12
2 x+ 6 z =12
x 0 6
z 2 0

z=0
2 x+3 y +6 z =12
2 x+3 y +6.0=12
2 x+3 y =12
x 0 6
y 4 0

Langkah 2 Proyeksikan
Karena S adalah bagian dari bidang 2 x+3 y +6 z =12 dan terletak dalam oktan
pertama yaitu x-nya positif, y-nya positif dan z-nya positif, maka terbentuk bidang
yang berbentuk limas segitiga seperti berikut.

Selanjutnya permukaan S dapat diproyeksikan ke bidang xy,xz, atau yz dengan

masing-masing mengikuti rumusnya sendiri-sendiri.
Misalkan jika permukaan S dan proyeksi R-nya pada bidang xy
 dx dy
∬ A . n dS=¿∬ A . n |n . k| ¿
S R

Langkah 3 Mencari n (vektor normal satuan)

Selanjutnya mencari vektor yang tegak lurus terhadap permukaan 2 x+3 y +6 z =12,
yaitu

∇ ( 2 x +3 y +6 z )= ( ∂∂x i+ ∂∂y j+ ∂∂z k )( 2 x +3 y+ 6 z )

∂ ( 2 x +3 y +6 z ) ∂ ( 2 x+ 3 y+ 6 z ) ∂ (2 x +3 y +6 z )
¿ i+ j+ k
∂x ∂y ∂z
¿ 2 i+3 j+ 6 k
Sehngga normal satuannya terhadap sebarang titik S adalah
2 i+3 j+6 k 2 i+3 j+ 6 k 2i+3 j+6 k 2 3 6
n= = = = i+ j+ k
√2 +3 +6
2 2 2
√ 49 7 7 7 7

Langkah 4 Substitusi ke rumus

dx dy
∬ A . n dS=¿∬ A . n |n . k| ¿
S R

¿ ∬ (18 zi−12 j+3 yk )∙ ( 27 i+ 37 j+ 67 k) dx dy

R
(| 27 i+ 37 j+ 67 k ) . k|
¿∬ ( 367 z− 367 + 187 y ) dx dy
R
|( 0+0+
6
7 )|
¿∬
R
( 367 z− 367 + 187 y ) 76 dxdy
¿ ∬ ( 6 z −6+3 y ) dxdy
R
 Langkah 5 Ubah variabel

Perhatikan bahwa akan digunakan kenyataan dari persamaan untuk S, yaitu

2 x+3 y +6 z =12
↔ 3 y+ 6 z =12−2 x

↔ 3 y+ 6 z −6=6−12

↔ 6 z−6+3 y=6−2 x

∬ A . n dS=∬ ( 6 z−6+ 3 y ) dxdy

S R

¿ ∬ ( 6−2 x ) dxdy
R

Langkah 6 Cari batas

1.titik ke titik

2. garis ke titik

Terdapat 2 kemungkinan

1.
Jika x-nya dari titik ke
titik

x=0 → x=6

Maka y-nya dari titik ke garis

y=0→ 2 x+3 y =12
3 y=12−2 x
12−2 x
y=
3

Maka menjadi ∬ ( 6−2 x ) dydx

R

2. Jika y-nya dari titik kt titik

 y=0→ y=4
Maka x-nya dari garis ke titik
x=0 → 2 x +3 y=12
2 x=12−3 y
12−3 y
x=
2

Maka menjadi ∬ ( 6−2 x ) dxdy

R

Kedua kemungkinan ini akan menghasilkan hasil yang sama, jadi dapat menggunakan
salah satu kemungkinan tersebut.

Langkah 7 Integralkan

∬ A . n dS=∬ ( 6−2 x ) dxdy

S R

2
y=4− x
x=6 3

¿∫ integralkan terhadap y
∫ ( 6−2 x ) dydx
x=0 y=0

x=6 2
y=4 − x
¿ ∫ [ 6 y −2 xy ] y=0 3
dx
x=0

{[ ( )] }
x=6

¿∫
x=0
2 2
) (
6 4− x −2 x 4− x − [ 0−0 ] dx
3 3

[( )]
x=6
2 2
¿ ∫ 6 4− x −2 x 4− x dx
x=0 3 3 ) (
[ ]
x=6
4 2
¿ ∫ 24−4 x−8 x + x dx
x=0 3

∫[ ]
x=6
4 2
¿ 24−12 x + x dx integralkan terhadap x
x=0 3

[ ]
x=6
4
¿ 24 x −6 x 2+ x 3
9 x=0

[ () 4
¿ 24 6 −6 ( 6 )2+ ( 6 )3 − 0
9 ]
¿ 144−216+ 96
¿ 24

5. Hitunglah ∬ A ∙n dS dimana A=zi+ xj−3 y 2 zk dan S adalah permukaan silinder

S

2 2
x + y =16 yang terdapat dalam oktan pertama antara z = 0 dan z = 5.
Penyelesaian:

Langkah 1 Gambar bidang

Langkah awal yang harus dikerjakan adalah menggambar bidang x 2+ y 2=16 dengan
cara menentukan titik potongnya. Sehingga dapat digambarkan menjadi berikut.

x 0 ±4
y ±4 0

Karena silinder dibatasi oleh z = 0 dan z = 5 maka permukaan silinder adalah

Silinder ini dibatasi oleh oktan pertama yaitu x

positif, y positif dan z positif. Jadi silinder ini
dibagi seperti berikut

Permukaan silinder S terletak pada oktan pertama, sehinggah gambarnya menjadi

Langkah 2 Proyeksikan
Jika permukaan S dan proyeksi R-nya pada bidang xz. Maka nanti integral
permukaannya akan berubah menjadi
dx dz
∬ A . n dS=¿∬ A . n |n . j| ¿
S R

Langkah 3 Cari n (vektor normal satuan)

Selanjutnya akan dicari vektor yang tegak lurus terhadap permukaan x 2+ y 2=16, yaitu

∇ ( x2 + y 2 ) = ( ∂∂x i+ ∂∂y j+ ∂∂z k)( x + y ) 2 2

masing-masing suku dikali dengan ( x 2+ y 2)

2 2 2 2 2 2
∂(x + y ) ∂( x + y ) ∂(x + y )
¿ i+ j+ k diturunkan terhadap x, y, z
∂x ∂y ∂z
¿ 2 xi+ 2 yj+0 k
¿ 2 xi+ 2 yj
Sehingga normal satuan terhadap sebarang titik dari S adalah
2 xi+ 2 yj 2 xi+ 2 yj 2 xi+ 2 yj 2 xi+2 yj 2 xi+2 yj 2 xi+ 2 yj 1 1
n= = = = = = = xi+ yj
√ ( 2 x ) + (2 y ) √ 4 x + 4 y √ 4 ( x + y )
2 2 2 2 2 2
√ 4.16 √ 64 8 4 4

Langkah 4 Substitusikan ke rumus

dx dz
∬ A . n dS=¿∬ A . n |n . j| ¿
S R

¿ ∬ ( zi+ xj−3 y 2 zk ) . ( 14 xi+ 14 yj ) dxdz

R
(| 14 xi+ 14 yj) . j|
¿∬ ( 14 xz + 14 xy −0) dxdz
R
(| 0+ 14 y +0)|
¿∬ ( 14 xz + 14 xy ) 4y dxdz
R

¿ ∬ ( + x ) dxdz
xz
rubah y menjadi xz
y
R

Langka 5 Ubah variabel

 2 2
x + y =16
2 2
↔ y =16−x

↔ y=√ 16−x 2

∬ A . n dS=¿∬ ( xzy + x ) dxdz ¿

S R

¿∬
R
( xz
√16−x 2
+ x dxdz
)
Langkah 6 Cari batasnya

Terdapat 2 kemungkinan

1. x=0 → x=4

z=0 → z=5

2. z=0 → z=5

x=0 → x=4

Berarti antara 2 kemungkinan tersebut sama

Langkah 7 Integralkan

Misalkan:

sin θ=x /4 → x=4 sinθ → dx=4 cos θ dθ

cos θ= √
16−x 2
4

z=5 x=4
¿∫
z=0 x=0
∫ (√ xz
16−x 2
+ x dxdz
)
¿¿

[ ]
z=5 x=4 z=5 x=4
1 2
¿∫ ∫ z ( 4 sin θ dθ ) dz +¿ ∫ x dz ¿
z=0 x=0 z =0 2 x =0
z=5 z =5
¿ ∫ z [ −4 cos θ ] x=0 dz+ ∫ 8 dz
x=4

z=0 z=0

[ )]
x= 4

( √16−x 2
z=5
¿ ∫ z −4
z =5
dz+ [ 8 z ] z =0
z=0 4 x=0
 z=5 x=4
¿ ∫ z [ −( √ 16−x ) ] x=0 dz +40
2

z=0
z=5
¿ ∫ z ( 4 ) dz + 40
z=0

¿ ([ 2 z + 40 )
2 z=5
]z=0

¿ 90