STRUKTUR

BETON PRATEKAN
SEKAR MENTARI ST MT
 8.1 Pendahuluan: Mode of failure

• Flexural strength tercapai Perlu

penulangan
- Dapat diprediksi dengan akurat geser, agar
- Daktail flexural
failure lebih
- Didahului dengan cracking & lendutan yang besar dahulu
• Flexural shear strength tercapai tercapai

- Lebih sulit diprediksi

- Lebih berbahya dibandingkan dengan flexural failure
- Keruntuhan tiba-tiba tanpa ada peringatan
• Torsion shear failure: diagonal tension pada beton
Flexural shear Shear + longitudinal stress
Torsional shear

Diagonal Tension stress

 8.2 Geser dan diagonal tarik pada balok
sebelum retak (uncracked)

Beban kecil  PC Beams  Tidak ada crack

Response: elastik
Concrete shear stress:
VnetQ
v
I cb P Pey My
Longitudinal stress: f   
Ac Ic Ic
 Pengaruh
prestressing yang
Pengaruh Prestressing menguntungkan

(a) Reduksi diagonal tension pada beton

f1 = f2,
Sudut  = 450
Pengaruh Prestressing

f1 lebih kecil,
Sudut  lebih
besar 450
 Kesimpulan:

(i) Pada pc beam principal tension < dari

pada rc beam
(ii) Diagonal tension crack lebih flatter,
stirrup lebih banyak memotong diagonal
crack
 Pengaruh Prestressing
(b) Negative shear force

Gaya
geser
akibat
tendons

Vnet  Vload  Vp
Diagonal tension cracking pada PC Beam
 Diagonal tension cracking pada PC Beam

• Untuk I beams: max principal tension pada

zone dekat pertemuan web dgn flen bawah:
- shear stress besar
- longitudinal commpression stress mengecil akibat beban luar

• Critical Location diagonal tension:

uniform load  ¼ bentang

Prediksi beban  diagonal crack terjadi

lokasi dan orientasi
8.3 Diagonal Cracking Shear
Type diagonal cracking:

-Flexural-shear cracking

-Web-shear cracking
Flexural-shear cracking:

Flexural cracking  flexure-shear cracking

Propogate
Vertikal dari dalam arah miring
tension face

Tanpa tulangan web  shear-compression failure

Compression area
dekat serat atas

direduksi oleh Tidak mampu menerima

diagonal crack Gaya akibat flexure
 Web-shear cracking:

Thin web  inisiasi cracking di web (tanpa flexural cracking)

Principal tension  tensile strength

Terbentuk tiba-tiba inclined cracks yang besar

(bilamana tanpa tulangan web)
Seperation the tension flange from the web, as inlined
cracks extend horizontallytoward the support
Keruntuhan
Crushing dari web resulting from hight commpression
tiba-tiba Acting parralel to the digonal
Secondary inclined tension cracking didaerah perletakan
Typikal cracking pada pretension beam:
Flexure-
Web-shear
shear
cracking
cracking
Formulasi Flexure-shear cracking:
Flexural cracking  potensial diagonal cracking,
sejarak d dari C

Pertambahan momen antara B dan C

M  M cr  V  Vcr 
1 d
2 2
Section C:
Shear V. V  Vcr
Moment M Vd
M  M cr 
2
M M cr d
Section B:  
Shear Vcr. V V 2
Moment Mcr M cr
V
M V d 2

M/V konstan untuk pattern

beban tertentu untuk
superimpose load bertambah
secara proportional
 Formulasi Flexure-shear cracking:
Total shear di C, ketika flexural crack terbentuk di B: Tendon
slope kecil
M cr Vp 0
Vci  0.05bw d f c '   V0  V p
M /V  d / 2
M cr
Vci  0.05bw d f c '   V0 V0=geser akibat berat
M /V  d / 2 sendiri
Vp=geser akibat
prestressing
Mcr dihitung berdasarkan tensile stress beton pada bottom face:

M cr c2
f0   f 2 p  0.5 f c ' f0=flexural stress akibat berat
sendiri
Ic c2=jarak serat bawah ke cgc

 
Ic=moment of inertia
Ic
M cr  0.5 f c '  f 2 p  f 0 f2p=concrete compressive stress
c2 akibat prestressing
Perbandingan persamaan dengan data eksperimental:

M cr
Vci  0.05bw d f c '   V0
M /V  d / 2
 Formulasi Web-shear cracking:

Terjadi jika maximum principal stress (kombinasi shear &

flexural stress)  Tensile strength beton

Tingkah laku elastik sebelum cracking

Web-shear crack  di prediksi terjadi di cgc, atau bawah cgc

Di estimasi principal tension

Kapsitas geser dari member dicapai jika principal tension
sama dengan direct tensile strength beton, ft’:
2
 f cc  f cc
v 
2
cw    ft '
 2  2
f cc
vcw  f t ' 1 
ft ' The direct tesile strength
may conservativelly be
f t '  0.29 f c ' taken

f cc
vcw  0.29 f c ' 1 
0.29 f c '
Formulasi Web-shear cracking:
f cc
vcw  0.29 f c ' 1 
0.29 f c '

vcw  0.29 f c '  0.33 f cc

 Persamaan pendekatan:

vcw  0.29 f c '  0.33 f cc

Dengan demikian gaya geser Vcw:


Vcw  bwd 0.29 f c '  0.33 f cc 
 8.4 Web reinforcement for shear
Web reinforcement  - menambah shear strength
- mencegah shear failure, lebih ductile
Tulangan web
non prestressing
Yielding web reinforcement
Prestressing
-Vertikal
- diagonal
-kurang ekonomis Cracking, peringatan
-sulit mengontrol
-Tulangan tarik
slip (loss),
Principal tensile stress di eliminasi
Tendon pendek Diagonal cracking
8.4 Web reinforcement for shear
 Total
kontribusi
dari stirrups
to transfer
Transfer Gaya Geser:
Transfer gaya geser sepanjang diagonal cracked section dengan
tulangan: Jumlah stirrup A f d
Vs 
v y
crossing diagonal
crack =d/s s

Kehadiran longitudinal
compressive force, slope
diagonal cracks lebih flatter
 Av f y d
Kontribusi stirrup: Vs 
s
Not known
Kontribusi prestressing: Vp  Pe sin 
Not known

Shear transfer: Va  Vay

Resisting force, uncracked compression zone: Vcx
Av f y d
Nominal shear strength: Vn   Vcx  V p  Vay
s
Dalam hal komponen Min(Vci, Vcw)
vertikal prestressing Av f y d
diabaikan: Vn   Vc
s
Comparison equation with experimental
Excess
shear

Vn  Vc
 vf y
bw d
Av
v 
bw s
8.5 Krteria perencanaan geser sesuai ACI/SNI
(a) Basis Perencanaan

Vu  Vn
Kuat geser nominal Vn:
Vn  Vc  Vs
Critical section: h/2 from face of support
 (b) Kuat geser nominal beton:
Vc  Min(Vci ,Vcw )

Flexure-shear Web-shear
cracking cracking

M cr
Vci  0.05bw d f c '   V0 Vcw  (0.29bw d f c '  0.3 f cc )  V p
M /V  d / 2

Vci 
fc ' VM
bw d  Vd  i cr
Vcw  0.3  
f c '  f pc bw d  V p
20 M max
fc '
Vci  bw d Note: d=Max(dp,0.8h)
7
 fc ' 
M cr  I / yt   f pe  f d 
 2 
 
 (c) Alternative:

Untuk members dengan gaya prestress efective tidak lebih besar

40% dari kuat tarik dari tulangan lentur, kuat geser beton dapat
dihitung dari:
 fc ' Vu 
Vc   5 d bw d
 20 M u 

(1 / 6) f c 'bw d  Vc  0.4 f c 'bw d
Vu d / M u  1.0
 (d) Luas tulangan web yang diperlukan:

Sengkang tegak lurus:

Av f y d
Vs 
s
Vs  2 / 3 f c 'bw d Perbesar ukuran

Total geser nominal:

Vn  Vc  Vs
Av f y d
Vn   Vc
s
 (d) Luas tulangan web yang diperlukan:

Persyaratan kuat perlu:

Vu  Vn   Vs  Vc 
 Av f y d 
Vu     Vc 
 s 
Luas tulangan satu sengkang yang diperlukan:

Av 
Vu  Vc s
f y d
Jarak sengkang yang diperlukan:
Av f y d
s
Vu  Vc
 (e) Tulangan web minimum:

Vu1/2 Vc  Perlu tulangan minimum

Note: tdk termasuk (1) slab & footing

(2) concrete joist
(3) beam dengan tinggi terbesar dari
h250 mm
h  2 ½ x hf
h 1/2bw
Luas minimum:
75 f c ' bw s
Terbesar dari: Av 
1200 fy
bw s
Av 
3 fy
 (e) Tulangan web minimum:
Untuk members dengan gaya prestress efective tidak lebih besar
40% dari kuat tarik dari tulangan lentur, luas tulangan geser
minimum tidak boleh kurang nilai terkecil dari:

bw s
Av 
3 fy
Aps f pu s d
Av 
80 f y d bw
 (e) Tulangan web minimum:

Max spacing: s  0.75h

 600 mm
jika Vc > 1/3fc’bwd, batas s diatas
direduksi setengahnya
s  3/16 h
 300 mm
 (f) Penjangkaran tulangan web:

Tulangan web harus dapat mengembangkan full development

length agar efektif, berarti stirrup harus mencapai sedekat mungkin
ke surface tekan dan tarik, lebih kecil dari concrete cover yang
diperlukan dan menggunakan kait 90º dan 135º pada daerah tekan
(f) Penjangkaran tulangan web:
(g) Design Practice (Balok dengan beban terbagi rata)

(i) Plot Vu
(ii) Plot Vcw, Vci, dan Vci,min
(iii) Dapatkan daerah excess shear
(iv) Design dan arrange
penempatan stirrup

Vcw  0.3 
f c '  f pc bwd  Vp

fc ' Vi M cr
Vci  bw d  Vd 
20 M max
fc '
Vci  bw d
7