You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar (Briggs : 1970 dalam Sadiman : 2002). Sedikit berbeda dengan itu
semua adalah batasan yang diberikan Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education
Association/NEA), mengatakan bahwa media adalah bentuk – bentuk komukasi baik
tercetak maupun audiovisual serta peralatanya.
Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apapun
batasan yang diberikan, ada persamaan – persamaan di antaranya yaitu bahwa media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, pikiran, perasaan, perhatian dan minat
serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi.
Media pembelajaran hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (Teaching
Aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, yaitu gambar, model, objek, dan
alat – alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar serta
mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Media itu sendiri terlalu memusatkan
perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek
desain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasinya. Pengaruh
teknologi audio masuk pada sekitar pertengahan abad ke-20 alat visual untuk
mengkonkritkan ajaran ini dilengkapi dengan digunakan alat audio sehingga kita kenal
adanya alat audio visual atau audio visual aids (AVA). Bermacam peralatan digunakan
guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan
pendengaran untuk menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau hanya
digunakan alat bantu visual semata.
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan – kegunaan yaitu,
memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam kata-kata
tertulis dan lisan belaka), mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera seperti
misalnya kosep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, banjir dan lain-
lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film pendek, film bingkai, gambar animasi dan

1
2

lain-lain. Media pembelajaran yang digunakan secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik, dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk
menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara
anak didik dengan linngkungan dan kenyataan.
Pengembangan media video tidak lepas dari desain pembelajaran (Dick and
Carey, 2003). Langlah – langkah pengembangan pembelajaran terdiri atas delapan
langkah dari langkah pertama identifikasi tujuan, langkah kedua melakukan analisis
pengajaran, langkah ketiga identifikasi tingkah laku awal, langkah keempat menulis
tujuan kinerja, langkah kelima pengembangan tes acuan patokan, langkah keenam
pengembangan strategi pengajaran, langkah ketujuh pengembangan dan memilih
perangkat pengajaran, dan langkah kedelapan merangcang dan melaksanakan tes.
Video media pembelajaran ini sesuai dengan kompetensi dasar (KD) pada
matapelajaran ilmu pengetahuan sosia (IPS) tema 1 yaitu KD 3.1 memahami aspek
keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam lingkup regional serta
perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, social, budaya, pendidikan
dan politik), KD 4.1 menyajikan hasil telaah aspek keruangan dan konektivitas antar
ruang dan waktu dalam lingkup regional serta perubahan keberlajutan kehidupan manusia
(ekonomi, social, budaya, pendidikan dan politik). Indikator dari kompetensi dasar
tersebut yaitu 3.1.1 mendeskripsikan aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan
waktu, 3.1.2 membedakan aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu, 4.1.1
menyajikan hasil laporan diskusi tentang aspek keruangan dan konektivitas antar ruang
dan waktu, 4.1.2 mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi kelompok tentang
aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu secara lisan.
Sehubungan dengan uraian diatas media pembelajaran yang ada masih jarang
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran dikelas. Selain itu, keberhasilan siswa
kurang optimal. Atas kesenjangan tersebut maka peneliti memberikan solusi dengan
mengadakan pspenelitian berjudul “ PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN
MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO MATERI BANJIR DAN KEBENCANAAN
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 03 COLOMADU,
KABUPATEN KARANGANYAR 2015/2016,l.ml.m,l “
3

.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah :
1. Media video menunjukan gambaran lebih jelas tentang materi banjir dan
kebencanaan.
2. Guru dituntut mampu membuat media pembelajaran sendiri berupa media video.
3. Media video dapat meningkatkan hasil dan semangat belajar siswa kelas VII di
SMPN 03 colomadu.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Ruang lingkup penelitian dilakukan pada siswa kelas VII di SMPN 03 Colomadu.
2. Penelitian ditekankan pada penggunaan media video materi banjir dan kebencanaan.

D. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti untuk memberikan penjelasan mengenai arah penelitian dari
latar belakang yang di uraikan, adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh penggunaan bahan ajar media video terhadap hasil belajar
siswa Kelas VII materi banjir dan kebencanaan?
2. Bagaimana pengaruh media pembelajaran kelas VII materi banjir dan kebencanaan
terhadap hasil belajar siswa dengan media pembelajaran berupa video?

E. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penulis dalam melakukan penelitian
ini adalah sebnagai berikut :
1. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang digunakan untuk penelitian ini dengan
menggunakan media pembelajaran materi banjir dan kebencanaan yang berupa media
video.
2. Mengetahui proses pengaruh media pembelajaran kelas VII materi banjir dan
kebencanaan menggunakan media video terhadap hasil belajar siswa .
4

F. Manfaat
Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini akan bermanfaat dalam pendidikan terutama sebagai alat media
bahan ajar dan media pembelajaran mata pelajaran IPS.
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
mengenai pengembangan media ajar berupa video dalam kegiatan belajar
mengajar dalam kelas.
b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk
menggunakan alat atau media pembelajaran ini yang berupa media video supaya
dapat meningkatkan gairah atau semngat belajar siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.

You might also like