Professional Documents
Culture Documents
04 Wav
04 Wav
[00:00:38] Interviewer: Baik [chuckles]. Apakah Bapak mengerti ini semua bersifat
sukarela?
[00:00:44] Interviewer: Oke. Keempat, apakah Bapak mengerti bahwa Bapak dapat
berhenti kapan saja?
[00:00:50] Interviewer: Oke. Yang kelima, harap dipahami bahwa tidak ada
jawaban yang benar atau salah. Pertanyaan-pertanyaan ini menanyakan pendapat
Bapak tentang apa yang Bapak ingat dan apa yang Bapak lakukan. Jawaban terbaik
adalah jawaban yang sesuai dengan apa yang Bapak ketahui, sehingga kami dapat
menggunakan data ini untuk memahami apa yang terjadi di wilayah ini. Oke. Itu
Bapak ya?
[00:01:14] Interviewer: Terima kasih sekali lagi untuk kesediaan Bapak untuk
berpartisipasi. Kemudian kita akan masuk di dalam 10 pertanyaan open-ended.
Kemudian 10 pertanyaan berikut disusun sedemikian rupa, sehingga akan membaca
pertanyaan dan kemudian Bapak akan memberikan jawaban antara satu dan lima,
dan pertanyaan terakhir berhubungan dengan kisah rintisan gereja Bapak.
Demikian. Kita mulai pertanyaan yang pertama. Berapa lama Bapak melayani di
Gereja Kristen Nazarene?
[00:01:47] Interviewee: Saya mulai melayani, membuka gereja ini tahun '91. '91
waktu itu persekutuan doa. Saya masuk STT Nazarene tahun '88. Belum selesai.
Saya belum lulus, saya sudah mulai merintis gereja ini.
1
[00:02:13] Interviewee: Saya merintis, iya.
[00:02:14] Interviewer: Berarti sudah 27 tahun? Oke, Pak. Kedua, apakah Bapak
memiliki pekerjaan lain yang menghasilkan pendapatan di luar menjadi Pendeta?
[00:02:43] Interviewee: Sementara ini baru satu. Tapi sedang berkembang menuju
ke beberapa kelompok-kelompok- anu, istilahnya mengembangkan kelompok-
kelompok kecil.
[00:02:54] Interviewee: Iya, ada. Sekarang ada tiga kelompok orang keluarga.
Terus ada sekitar enam atau tujuh kelompok orang-orang muda. Jadi kayak
kelompok-kelompok kecil di mana-mana.
[00:03:11] Interviewer: Jadi sudah mulai ada pos-pos PI. Seperti itu, Pak ya?
[00:03:31] Interviewer: Oke. Dulu, ya? Sekarang tidak, hanya Nazarene. Begitu ,ya
Pak?
[00:03:54] Interviewee: Kalau memulai- Sebetulnya mulai merintis lebih ini, mulai
baru tahun sekitar dua, tiga tahunan membangun kelompok-kelompok kecil. Saya
sedang berusaha nanti ke depan itu, gereja ini minimal ada sekitar lima gereja
berdiri. Lima gereja tahun 2030. Kita berharap 10 tahun ke depan-
File name: 04.WAV
2
[00:04:21] Interviewer: Target, begitu Pak ya?
[00:04:22] Interviewee: 10 tahun ke depan, minimal ada lima gereja baru, lima
cabang-cabang baru yang nanti akan menjadi gereja. Kita berdoa. Kelompok-
kelompok kecil sedang terus digalakkan terus itu.
[00:04:43] Interviewee: Ya. Saya memang sejak awal dilatih- Pada waktu saya
sekolah di Sekolah Tinggi Theologia Injil Indonesia.
[00:04:53] Interviewee: STII, ya, STII. Saya memang dilatih untuk menjadi seorang-
membuka gereja-gereja. Kemudian saya masuk STT Nazarene, saya mulai
mengembangkan sendiri.
3
[00:06:38] Interviewer: Tekun.
[00:08:12] Interviewee: Ya, ditekankan. Waktu itu sangat kuat ditekankan. STT
Nazarene [unintelligible 00:08:18] . Tapi perkembangan kelanjutan, saya tidak
begitu tahu karena saya tidak ada di itu.
[00:08:25] Interviewer: Oke berikut, apa bagian paling berharga dari pendidikan
Nazarene bagi Bapak yang membantu untuk merintis gereja? Misalnya, entah waktu
itu ada Pendeta yang berkhotbah menginspirasi Bapak atau sesuatu apa begitu
yang akhirnya membuat Bapak bersemangat untuk merintis? Yang membuat Bapak
sepenuh hati untuk merintis.
gereja. Bagaimana bicara tentang penginjilan terus merintis gereja baru, dia tidak
pernah merintis gereja baru atau tidak pernah sukses dalam urusan pendidikan
gereja.
File name: 04.WAV
4
[00:10:12] Interviewer: Setuju.
[00:10:16] Interviewee: Tapi ini tadi ada dosen-dosen yang memberikan inspirasi,
ada juga pegawai dan juga tentu kuliah-kuliah berhubungan dengan pertumbuhan
gereja, penginjilan, terus membangun gereja.
[00:10:45] Interviewee: Roh Kudus yang menolong saya. Saya pegang memang.
Itulah, waktu itu juga- Ada teman-teman yang menjadi pendoa-pendoa. Dorongan
dari dalam karena semangat untuk membangun gereja, merintis gereja, itu kuat
sekali, dan tangan Tuhan menolong. Pada waktu kita pergi, Tuhan bekerja ikut
menolong kita untuk bertemu dengan orang-orang, memberikan kekuatan, berikan
tuntunan, dan ada juga orang-orang yang tidak bisa dijelaskan satu persatu untuk
mereka mendukung dalam doa, termasuk juga mengirim dana untuk pekerjaan
Tuhan. Jadi ada anak-anak Tuhan, pengusaha yang dari tahun pertama sampai
tahun terakhir, saya dikirimi berkat dari perpuluhan hidupnya untuk saya bisa-
[00:11:55] Interviewer: Iya, puji Tuhan, Pak. Nomor 10, jika Bapak memberi
nasehat kepada perintis gereja baru, apa saran yang akan Bapak berikan kepada
mereka?
[00:12:05] Interviewee: Saran saya buat perintis gereja baru. Satu, harus banyak
doa dan puasa. Lalu kemudian mulai ke arah mana dia akan pergi mendoakan
tempat-tempat itu. Kalau sudah yakin satu tempat, datangi tempat itu. Datangi
tempat itu sambil doa dan puasa, terus menemukan orang-orang kunci, atau istilah
sekarang mungkin orang-orang damai, orang-orang yang bisa diajak komunikasi-
[00:12:46] Interviewee: - jadi jembatan, seperti itu. Terus membawa dalam doa, lalu
mulai mendatangi daerah itu, mulai membangun hubungan, mulai ada kelompok
kecil. Kalau ada satu dua orang atau satu keluarga, itu rajin dikunjungi, dilayani,
ditaburi Firman Tuhan, sambil terus berdoa untuk [unintelligible 00:13:11] itu. Jadi,
File name: 04.WAV
5
bagi yang mau merintis gereja, kami sedang mengembangkan bagaimana
membangun gereja tanpa uang. Dengan cara apa? Sekarang ini saya sebagai ketua
wilayah sedang berusaha. Membangun gereja tanpa uang itu artinya begini: Kita
bisa memulai sebuah gereja dari rumah-rumah jemaat. Di mana ada rumah jemaat,
di situ kita bisa berdoa dengan mereka, memuji Tuhan, menyembah Tuhan,
memuliakan Tuhan, menyampaikan firman Tuhan. Gereja baru lahir disitu.
[00:13:52] Interviewer: Jadi, gereja itu tidak melulu tentang bangunan, Pak ya?
[00:14:51] Interviewee: Pesannya satu itu, metodenya ada kita harus mengasihi
dengan kasih Tuhan, lalu kita visi-misinya harus pemuridan yang memuridkan
mereka. Jadi ada message, ada method, ada mission, ada Yesus, ada Love, ada
kisah kasih. Itu bisa mulai dari satu orang, dua orang, tiga orang atau satu keluarga.
[00:15:16] Interviewee: Iya, bisa. Satu keluarga bisa cukup. Satu keluarga
dikunjungi, dilayani, ditaburi statement itu, diperhatikan. Nanti kalau ada dua
keluarga, tiga keluarga, empat keluarga, lima keluarga, makin besar. [unintelligible
00:15:30]. Misalnya daerah situ ada satu keluarga, di sana satu, satu keluarga,
pengkotbahnya, pendetanya, hamba Tuhan perintisnya harus jalan melayani ke
sana. Nanti masing-masing tempat itu pasti akan tumbuh, Tuhan berikan
pertolongan. Yang penting kita setia, kita tekun, kita sabar [inaudible 00:15:50] ,
ya?
6
[00:16:11] Interviewee: Sangat tidak penting--
[00:16:12] Interviewer: Tidak penting. Ketiga netral atau biasa saja. Keempat,
penting. Lima, sangat penting. Jadi, Bapak hanya tinggal menjawab, "Ya, penting,"
atau, "Ya, sangat penting." Itu yang kelima.
[00:17:16] Interviewer: Oke, ke-12. Mempraktikkan doa yang luar biasa untuk
perintisan gereja, sangat penting dalam pelayanan saya.
[00:17:26] Interviewer: Mempraktikkan doa yang luar biasa untuk perintisan gereja
ditekankan sebagai hal yang sangat penting dalam studi dan pelatihan saya.
7
[00:17:49] Interviewee: Penginjilan apa tadi?
[00:17:59] Interviewer: Sangat penting. 14, dengan sengaja merintis gereja untuk
dapat merintis gereja lain, sangat penting dalam pelayanan saya, dengan sengaja.
[00:18:13] Interviewer: Penting, Pak ya? Dengan sengaja merintis gereja untuk
dapat merintis gereja lain ditekankan sebagai hal yang sangat penting dalam studi
dan pelayanan saya.
[00:18:34] Interviewer: Otoritas Firman Allah ditekankan sebagai hal yang sangat
penting dalam studi dan pelatihan saya.
8
[00:19:11] Interviewer: [inaudible 00:19:11] memimpin, Pak?
[00:19:59] Interviewer: 18. Gereja rumah sangat penting dalam pelayanan saya.
Jangan menekankan sebuah bangunan, tetapi gunakan rumah untuk bertemu.
[00:20:06] Interviewee: Ya. Sangat penting. Ini sedang saya bicarakan tadi, ya?
[00:20:09] Interviewer: Iya, betul. Gereja rumah ditekankan sebagai hal yang
sangat penting dalam studi dan pelayanan saya. Jangan menekankan sebuah
bangunan, tetapi gunakan rumah untuk bertemu. 19. Menggunakan gereja untuk
merintis gereja-gereja lain, sangat penting dalam pelayanan saya. Gereja-gereja
baru harus merintis gereja lain.
9
[00:20:32] Interviewer: Ya, melahirkan. Berarti penting?
[00:20:53] Interviewer: Sangat penting, Pak ya? Perkembangan jemaat yang cepat
ditekankan sebagai hal yang sangat penting dalam studi dan pelatihan saya,
menghilangkan semua hal yang tidak efektif untuk perkembangan jemaat.
[00:21:06] Interviewer: 21. Pertumbuhan gereja yang sehat sangat penting dalam
pelayanan saya, berperang melawan ketergantungan asing atau ketergantungan
terhadap uang.
[00:21:47] Interviewer: Pertanyaan ke-22. Apakah Bapak yakin wilayah ini telah
mengalami pergerakan perintisan jemaat? Untuk wilayah ini? Secara khusus di
Gereja Kristen Nazarene, Pak.
[00:22:03] Interviewee: Ya. Pergerakan harus dan sedang terjadi. Kita mengalami
masa-masa yang sulit beberapa tahun yang lalu karena kepemimpinan yang tidak
berjalan dengan baik. Zaman-zaman periode sebelum saya mulai itu. Tapi kita
bersyukur karena sekarang kita sudah punya visi yang jelas, visi 3G itu.
10
melahirkan gereja-gereja baru. Gereja melahirkan orang-orang Kristen misioner
baru. Jadi dalam 10 tahun ke depan kita berdoa supaya ada pergerakan yang besar
yang akan terjadi ke depan. Jadi sekarang bisa dikatakan- Mungkin ini tahun 2019
ini mulai. Karena tahun ini kita sedang canangkan itu, sampaikan visi itu menuju
tahun 2030.
[00:23:08] Interviewer: Yang ke-23, apakah Bapak memiliki hal-hal lain yang
sangat membantu Bapak dalam merintis gereja?
[00:23:16] Interviewee: Hati yang penuh dengan belas kasihan, kasih dari jiwa-jiwa.
Itu saya pikir perlu dipupuk. Juga pemahaman tentang keselamatan. Orang-orang
yang terhilang, bagaimana mereka. Keselamatan hanya di jalan Tuhan Yesus. Saya
kira pemahaman mengenai hal itu dan doa yang sungguh-sungguh minta petunjuk
sehingga Tuhan akan menolong untuk perintis-perintis gereja desa bergerak maju
lagi. Ada orang bilang, "Kalau ada sponsor, kalau ada uang." Padahal selama kita
ada pikiran, ada langkah, ada hati, kita bisa menjangkau. Itu dimuridkan. Pada waktu
kita memuridkan orang, kita akan memulai gereja. Gereja baru akan berdiri. Iya kan?
Simuridkan, dimuridkan. Memuridkan orang lain. Kunci penting. Memiliki kasih.
Membesarkan itu.
[00:24:23] Interviewee: Ya, hati yang besar dan juga memang ini amanat agung
yang kita harus ambil bagian. Seluruh kehidupan kita, jemaatnya. Ambil bagian
dalam pekerjaan amanat agung untuk pergi, jadikan semua bangsa murid, ajar
mereka.
[00:24:42] Interviewer: Ke-23. Apakah Bapak memiliki-- Maaf. 24. Dari pengalaman
perintisan gereja Bapak, dapatkah Bapak menceritakan kisah rintis gereja yang
penting untuk mengajarkan atau mendorong para pendiri gereja baru agar menjadi
berhasil dalam perintisan?
[00:25:01] Interviewee: Saya memulai gereja ini dengan doa. Saya menjalaninya
dan memulai dengan apa yang ada. Memang kita ketemu banyak tantangan. Tapi
yang dibutuhkan kita adalah kesetiaan, ketekunan, kesabaran untuk menaburi jiwa-
jiwa yang belum banyak ini dan terus mengerjakannya dengan penuh ketekunan,
kasih. Saya kira memang waktu kita merintis gereja, kita mengerjakan dengan
memberikan pesan jelas tentang Yesus dan karyanya. Kita tinggal menjalani dengan
penuh kasih. Terus saling mengasihi mereka, memperhatikan mereka, menyayangi.
Kalau kita membangun supaya mereka tumbuh berkembang menjadi murid Yesus.
Bukan murid kita, tapi murid Kristus
Saya percaya itu nanti akan tumbuh berkembang dengan lebih sehat, lebih baik.
Waktu mereka mengenal siapa Yesus, waktu pelayannya, perintisnya itu hidup
File name: 04.WAV
11
mengasihi mereka. Waktu mereka dijadikan murid Yesus, pasti akan tumbuh
berkembang. Dirintis dengan penuh kesetiaan, penuh ketekunan, penuh kesabaran
dan bergantung total sama Tuhan. Jangan bergantung kepada manusia. Jangan
bergantung kepada sponsor. Jangan bergantung kepada manusia. Sponsor hanya
menjadi alat Tuhan. Tapi kita bergantung total pada Tuhan dan kemauan keras
untuk bergerak. Mengerjakan terus-menerus. Sampai benih itu tumbuh. Tumbuh
berkembang dan mana tahu nanti akan menjadi semakin besar seperti apa.
Kita berdoa supaya bangunannya ini, tempat ini jemaat yang sudah semakin
banyak, nanti makin tumbuh berkembang di mana-mana. Ada kelompok-kelompok,
ada jemaat-jemaat baru bermunculan. Sekarang ada tiga, menuju akhir tahun,
keluarga, orang-orang muda juga ada beberapa. Di tahun depan tidak tahu nanti
Tuhan akan melipatgandakan menjadi berapa kelompok lagi. Tapi makin banyak
rumah-rumah dibangun untuk memuji menyembah Tuhan. Memulai gereja baru.
Dibutuhkan semangat pantang menyerah, sabar, tekun. Bergantung dengan Tuhan.
Jangan bergantung sama misi. Bergantung sama Tuhan.
[00:27:53] Interviewer: Betul, Pak. Lanjut ke-25. Ini cukup panjang, Pak. Jadi saya
akan bacakan Bapak untuk menjelaskan. Para ahli saat ini terbagi tentang berapa
banyak orang berkontribusi untuk memulai gerakan rintis gereja. Satu pihak
mengatakan bahwa manusia tidak dapat melakukan apa-apa dan Tuhan melakukan
segalanya. Dalam kelompok ini, orang hanya dapat mengidentifikasi bahwa suatu
gerakan sedang terjadi dan kita dapat menghalangi. Tetapi kita tidak pernah dapat
menjadi bagian untuk memulai atau memperkirakan di mana gerakan rintis gereja
akan dimulai.
Sisi lain menyatakan bahwa kita dapat mengolah tanah dan secara strategis fokus
pada suatu bidang dan ketika kita bermitra dengan Tuhan, Dia bergerak dengan
rekan-rekannya dan sebuah gerakan dapat dimulai. Dari pengalaman Bapak atau
bukan doktrin saja, kira-kira di skala mana Bapak akan memberikan penilaian dari 1
sampai 10 dalam hal ini? Jadi kalau untuk 1 itu berarti hanya Tuhan, tidak ada yang
bisa kita lakukan. Kalau yang ke-10, kami dapat secara strategis memulai gerakan
perintisan jemaat. Kira-kira Bapak pilih skala apa?
[00:29:10] Interviewee: Saya tidak setuju kalau itu langgeng. Pasti ada Tuhan itu
mau memakai manusia. Tuhan mau memakai anak-anaknya. Jadi pada waktu
Tuhan menghendaki, memang mau semua bangsa diselamatkan. Tapi pada waktu
ada orang yang mengambil keputusan, "Ya Tuhan. Ini aku, Utuslah aku." Seperti
Yesaya. Terus kemudian Paulus juga dengar panggilan dalam mimpi itu, dia pergi ke
tempat lain, La Maledonia itu. Artinya manusia bisa dipakai Tuhan kalau
dia mau. Jadi antara Allah dan manusia, manusia mau memakai manusia untuk
menyelamatkan manusia. Jadi memang ada kita, tapi sekali lagi, kita menjadi
alatnya. Kuasa Allah bekerja untuk menuntun pergerakan perintisan gereja. Tapi
sekali lagi, Allah memakai orang-orang. Allah memakai anak-anaknya.
12
melakukan misinya.
[00:30:23] Interviewer: Ya. Kita manusia menjadi- melakukan apa yang menjadi
kehendak-Nya. Di mana di situ adakala- Niniweh itu tidak akan diselamatkan kalau
Yunus tidak pergi. Betul toh? Yunus tidak taat, tapi akhirnya Yunus harus masuk
perut ikan dulu. Dia bertobat, baru dia ke mana-mana, dia khotbahkan Injil, semua
orang Niniweh bertobat. Jadi antara Allah memakai manusia, manusia mau,
anaknya mau, di situ terjadi. Terjadi pergerakan pertumbuhan gereja, pergerakan itu
semua terjadi. Pada waktu ada orang-orang yang mau dipakai untuk itu. Mau
dipakai. Kalau kita tidak mau dipakai, Tuhan bisa pakai yang lain. Yang mau
dipanggil, mau taat. Jadi tidak bisa dipisahkan.
Sejak dari Kejadian sampai wahyu sekarang. Tuhan mau pakai anak-anaknya untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaannya. Itu yang saya rasakan. Jadi kemauan,
keinginan manusia untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan Tuhan itu sangat
penting. Mengikuti panggilan Tuhan. Mengikuti maunya Tuhan.
[00:31:47] Interviewer: Jadi secara strategis kita bisa menilai gerakan perintisan, ya
Pak ya?
[00:31:50] Interviewee: Iya. Kita--Saya tidak setuju hanya Tuhan, tidak ada yang
bisa kita lakukan.
[00:31:58] Interviewee: Saya lebih- Saya pikir di mana-mana terjadi di situ ada
orang-orang. Memang Tuhan. Tuhan bisa menyelamatkan toh? Tapi yang sering kita
lihat Tuhan pakai anak-anak-Nya, hamba-hamba-Nya untuk memulai dari kecil jadi
besar. Karena seperti contohnya orang Batak lah. Sebelum Nommensen, ada orang-
orang. Tapi kemudian Nommensen mulai bekerja. Di sana banyak orang Batak.
Demikian juga orang NTT. Orang Kepulauan Maluku dan beberapa orang Jawa
juga. Dulu ada orang-orang yang dipakai Tuhan. Sehingga banyak orang-orang
yang ditobatkan.
[00:32:37] Interviewer: Jadi sekali lagi saya tekankan, memperjelas bahwa Bapak
skalanya 10 begitu ya?
[00:32:44] Interviewer: Bahwa kita juga manusia bisa secara strategis memulai
pergerakan. Asal mau.
[00:32:51] Interviewer: Oke. Sudah jelas tadi. Jadi saya tidak perlu tanya lagi
kenapa Bapak memilih angka 10 atau kenapa tidak yang lain, sudah jelas. Yang ini
terakhir. Terakhir ke-26. Apakah Bapak bisa menceritakan pengalaman Bapak yang
akan mendorong orang lain untuk merintis? Pengalaman Bapak yang maksudnya
File name: 04.WAV
13
cerita yang sangat berarti yang menurut Bapak menjadi kuat Bapak untuk terus
melakukan perintisan di dalam pengalaman.
[00:33:26] Interviewee: Sebagai hamba Tuhan, sebagai anak-anak Tuhan, hidup ini
kesempatan kita untuk apa? Sebelum kita dipanggil Tuhan, kesempatan untuk apa?
Untuk menjangkau sebanyak mungkin orang, memuridkan sebanyak mungkin orang,
menggembalakan sebanyak mungkin orang. Ini kesempatan kita. Selama kita bisa
hidup. Kita bisa menggunakan waktu hidup kita itu sambil mengerjakan pekerjaan-
pekerjaan lain sebagai pendukung pekerjaan misi kita. Kita bisa mengerjakan
dengan penuh kemuliaan dan itu bisa dilakukan. Karena pertolongan Roh Kudus
yang memanggil orang-orang beriman untuk bekerja di ladang. Tinggal kita mau
setia tidak. Kita mau tekun tidak.
Kalau kita mau setia, kita mau tekun, kita sabar, kita akan melihat hasilnya. Hasilnya
pasti akan- Biarlah semuanya itu hanya untuk kemuliaan Tuhan. Kerinduan saya itu,
sebelum saya dipanggil, bukan hanya gereja ini, nanti yang lahir. Tapi nanti Tuhan
akan lahirkan dari tempat ini, lahirnya hamba-hamba Tuhan banyak. Lahir gereja-
gereja baru, cabang-cabang baru. Kalau nanti saya masih dikasih waktu sekitar 25
sampai 30 tahun lagi, mudah-mudahan bermunculan banyak gereja. Saya bisa
dirikanlah sebanyak mungkin gereja-gereja. Supaya banyak orang bisa melihat
terang Tuhan, di mana-mana.
[00:35:06] Interviewer: Amin. Karena yang saya mengerti Bapak punya hati untuk
itu. Pergerakan perintisan itu kayak bahagianya itu seperti-
[00:35:13] Interviewee: Ya. Makanya sekarang muncul visi 3G itu. Visi 3G itu
muncul karena memang ini kemauan kehendak Tuhan. Supaya gereja GKN di
seluruh Jawa, Bali, bahkan bukan hanya seluruh Jawa, seluruh Indonesia, harus
mulai memikirkan lahirnya gembala-gembala baru di setiap gereja lampau. Nanti
gembala senior mementor orang-orang terpanggil itu. Bahkan orang-orang
terpanggil itu tidak harus masuk sekolah teologi. Mereka punya pendidikan, mereka
punya usaha apapun, mereka bisa dipakai menjadi gembala-gembala. Jadi hamba-
hamba Tuhan.
[00:35:49] Interviewer: Betul. Sama seperti sekarang ini yang gereja kita sedang
denominasi ya? Sekarang sedang buat seperti PNUP begitu ya Pak?
14
Gereja lokal melahirkan gereja-gereja baru. Gereja lokal melahirkan orang-orang
Kristen misioner baru yang terus melakukan pergerakan. Ini akan terjadi, mudah-
mudahan 5, 10 tahun ke depan, kita akan melihat di seluruh GKN akan mengalami
seperti itu. Jangan nunggu mati, kemudian baru ada gembala baru datang. Karena
di setiap gereja lokal itu pasti ada hamba-hamba Tuhan. Ada orang-orang terpanggil
untuk melayani. Tinggal mereka dimentor, didorong, dikasih kesempatan, diberikan
semangat.
[00:37:28] Interviewer: Iya, Pak. Betul. Oke. Untuk kesimpulannya saya akan
bacakan. Dari salah satu pertanyaan ini, apakah Bapak ingin menambahkan atau
mengklarifikasi apapun yang telah Bapak jawab yang sudah Bapak berikan jawaban
kepada kami, sehingga saya dengan jelas mengungkapkan apa yang Bapak
katakan. Masih ada klarifikasi atau Bapak ingin menambahkan lagi atau seperti apa?
[00:37:53] Interviewee: Gereja yang sehat itu, pendetanya harus sehat. Gereja
tidak akan bisa sehat pada waktu gembalanya tidak sehat.
[00:38:12] Interviewee: Iya. Gembala itu punya pengaruh besar soalnya. Makanya
itu menciptakan gembala-gembala yang sungguh-sungguh takut akan Tuhan,
mengasih Tuhan, mencintai Tuhan, mengasih domba-domba, seberapa pun yang
Tuhan percayakan pada waktu gembala itu, kita bisa mengasih sepenuh hati dengan
metoda kasih itu diterapkan sebesar-besarnya, domba-domba itu akan tumbuh
berkembang dengan sangat baik. Tapi kalau pendetanya itu tidak sungguh-sungguh,
tidak takut akan Tuhan, tidak serius, tidak fokus dia ini, bagaimana gereja akan bisa
tumbuh. Makanya message-nya harus jelas, tentang siapa Yesus dan karyanya.
Metodanya harus jelas.
Harus penuh dengan kasih. Kita harus bertumbuh dalam bagaimana jiwa yang ada
itu betul-betul. Jika cara kita tidak bisa melakukan Tuhan, tapi pada waktu hati kita
penuh dengan kasih, kita bisa mendoakan, kita bisa banyak hal bisa dilakukan.
Supaya jemaat ter-cover dan kita ingat tugas kita bukan mengumpulkan manusia
File name: 04.WAV
15
tapi menjadikan murid, memuridkan mereka. Jadi walaupun nanti, hanya satu dua
orang, tapi karena dimuridkan, dia juga akan memuridkan yang lain. Dia akan bagus
itu. Cukup, ya?
[00:39:45] Interviewer: Oke. Jelas. Terima kasih banyak Pak. Oke. Saya ingin
mengucapkan terima kasih sekali lagi atas partisipasi Bapak di dalam penelitian ini
dan saya berdoa
agar Tuhan dapat menggunakan informasi ini untuk pertumbuhan gereja di sini dan
secara internasional. Dalam satu tahun, ketua field atau Pak Larry akan memiliki
salinan laporan ini dan jika Bapak membacanya, saya akan menerima tanggapan
Bapak. Seperti itu. Apakah Bapak memiliki pertanyaan untuk saya sebelum ditutup,
menutup ini, kami menutup ini?
[00:40:19] Interviewee: Ya. Kalian masih muda. Libatkan diri dalam perintisan
gereja-gereja, pelayanan, memuridkan orang-orang, memulai ambil bagian dalam
pekerjaan besar yang sedang terjadi. GKN di seluruh Indonesia. Untuk memulai
membangun gereja-gereja baru. Gereja tidak bicara masalah gedung tapi bicara
masalah kelompok-kelompok orang-orang yang diselamatkan, disatukan. Mereka
berjemaat, mereka hidup dalam kasih Tuhan, mereka dibangun, mereka mengerti,
mengenal kasih Tuhan. Mereka bisa beribadah, mereka bisa hidup dalam saling
mengasihi. Tuhan yang banyak bekerja, sedikit. Jadilah kalian bekerja-bekerja yang
efektif untuk penuaian jiwa-jiwa di akhir jaman.
Karena Yesus akan datang. Dia akan kembali. Kalian masih punya waktu. Saya
berharap kalian masih punya waktu panjang, masih muda. Gunakan waktu, fokus,
konsentrasi untuk jiwa-jiwa yang terhilang, diselamatkan oleh Tuhan Yesus, ditaburi
dengan sabda-sabda Tuhan, dikasihi. Jadikan mereka menjadi murid-murid Kristus.
Luar biasa dan jangan lupa. Jangan pilih pasangan hidup yang salah. Jangan
sampai kalian hanya menikah. Nikahlah dengan orang yang sunguh-sungguh takut
akan Tuhan. Mengasihi. Supaya bisa mengerjakan pekerjaan Tuhan di muka bumi
ini. Ikuti pimpinan karena hidup ini kesempatan dan ini waktunya pendek, tidak lama.
Kalian umur-umur kalian berapa?
[00:42:16] Interviewee: Lebih baik tidak usah nikah daripada nikah dengan orang
yang salah. Nikahlah dengan orang yang sungguh-sungguh takut akan Tuhan.
Mengasihi Tuhan. Mengasihi pekerjaan. Apapun profesinya tidak penting. Tapi
mereka punya hati untuk pekerjaan misi, pekerjaan Tuhan. Jadi jangkau banyak
jiwa. Layani.
[00:42:44] Interviewer: Amin. Terima kasih Pak, kami sangat diberkati dengan
semua pelayanan Bapak, seminar, apapun itu. Dengan pergerakan perintisan
File name: 04.WAV
16
semangat Bapak, kami sangat diberkati.
Mudah-mudahan nanti sebelum Tuhan datang, kalau misalnya sampai 10, sampai
30 tahun ke depan, kalau kita bermimpi orang Kristen Nazarene bisa ada satu juta
orang di Indonesia, ada orang satu juta orang menjadi orang Kristen, Gereja Kristen
Nazarene. Kita, penduduk kita sudah 270 juta. Jadi kalau kita minta satu juta orang
Indonesia menjadi orang Kristen Nazarene, masih [inaudible 00:44:32] . Berdoalah
ke depan. Sekarang baru sekitar seluruh Indonesia baru enam ribu orang atau 20,
30 tahun ke depan, ada ratusan ribu, bahkan satu juta orang Nazarene di Indonesia.
Kita beri hormat kemuliaan nama-Nya.
Akhirnya berdoa ini waktu kita. Mudah-mudahan waktu saya masih 25 sampai 30
tahun ke depan. Saya masih hidup sampai di sana. Kalian kalau dikasih waktu,
masih sekitar 30, 40 tahun lagi. Untuk apa? Melihat Indonesia diselamatkan. Ya.
Tuhan berkati menolong untuk semuanya.
[00:45:20] Interviewer: Kalau Bapak tidak keberatan kami mau berdoa buat Bapak
dan layanan Bapak, ya?
[00:45:25] Interviewer: Kita berdoa. Bapak, kami memuji kebesaran-Mu. Semua hal
yang Tuhan lakukan di dalam kehidupan kami semua baik adanya dan kami sangat
bersyukur bisa punya waktu bersama dengan Bapak, seperti di tempat ini sebagai
pendeta, sebagai gembala sidang, sebagai ketua wilayah. Tuhan terima kasih atas
semua hal yang Tuhan percayakan kepada Bapak. Kami percaya bahwa Tuhan,
sungguh memiliki rencana di dalam kehidupan hamba-Mu. Kami percaya bahwa
Tuhan, Engkau sedang terus bekerja untuk pekerjaan dan setiap visi, misi yang
sedang dicanangkan pada saat ini, Engkau mendengar setiap percakapan kami.
Bahkan Engkau hadir di sini, Tuhan.
Kami berdoa secara khusus untuk Bapak Pendeta Sigit. Kami serahkan ke dalam
tangan kasih Tuhan. Biarlah, ya Tuhan, kemurahan-Mu yang terus dirasakan di
dalam kehidupan kesehatan menjadi milik Bapa Sigit, dalam segala hal yang
dikerjakan, yang dilakukan, semuanya Tuhan, menyenangkan hati-Mu. Kami berdoa
bahwa Engkau memberkati pelayanan jemaat di tempat ini. Biarlah, Tuhan, jemaat
terus bertumbuh seperti visi yang sudah dijelaskan, yang dibagikan kepada kami,
bahwa lahirnya gereja-gereja baru, lahirnya gembala-gembala baru, itulah yang
File name: 04.WAV
17
sedang dilakukan, yang menjadi visi misi dari Bapak Sigit sebagai ketua wilayah,
bahkan rindu agar Gereja Kristen Nazarene sungguh menjadi partner Allah
untuk menyatakan misi Tuhan di muka bumi ini. Terima kasih Tuhan, kami berdoa.
Bahwa Engkau terus dengan khidmat menuntun hamba-Mu ini. Bahkan kasih Tuhan
semakin dilimpahkan di dalam hati Bapak. Kami berdoa bahwa Tuhan memberkati
rumah tangga, anak-anak dalam studi pendidikan mereka. Tuhan, Engkau menyertai
mereka menajdi keluarga yang terus menjadi berkat, bahkan nama Tuhan
dimuliakan dalam kehidupan mereka. Terima kasih Bapak di surga. Berkatilah setiap
orang-orang yang masuk keluar jemaat Tuhan yang hadir di sini.
Bahwa semua mereka membawa damai Kristus di mana pun mereka berada seperti
pemimpin mereka di tempat ini sebagai gembala sidang. Terima kasih Tuhan. Kami
percaya bahwa Tuhan, Engkau hadir memberkati setiap orang-orang di sekitar
lingkungan gereja ini. Engkau juga memberkati setiap hal yang dilakukan Bapak
dalam mendoakan setiap tempat yang dikelilingi dengan melalui pre-walk. Bahkan
kami percaya bahwa Tuhan, hati hamba, hati yang penuh dengan kasih itulah yang
menjadi, yang dimiliki oleh Bapak Sigit. Terima kasih, Tuhan. Kami bersyukur untuk
waktu ini, kesediaan, kerelaan Bapak untuk membagikan waktu, sharing, bagi kami
orang-orang muda yang terus diberkati dengan pelayanan hamba-Mu. Terima kasih
Tuhan. Kami mengakhiri pertemuan kami, di dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.
[00:48:58] Interviewee: Coba itu di Respati itu banyak sekali anak-anak SD NTT.
File name: 04.WAV
18
Kami sedang berusaha untuk membuka pos PI di sana. Supaya anak-anak masih
sekolah bisa mulai di sana. Coba kalian kalau punya waktu, habis kerja, ada review,
lihat saja itu ada banyak mahasiswa mahasiswi NTT yang kuliah di sana. Karena
sesama anak-anak NTT, kemungkinan besar akan bisa lebih mudah. Coba datangi
pas selesai kerja, mungkin kalian bisa mulai mendoakan. Tapi juga selesai kerja
sore-sore, jalan, lihat, kenalan. Lihat-lihat, begitu banyak dan kita belum- Cukup
banyak mereka yang mungkin juga tidak bisa ke gereja. Karena jauh toh. Ada gereja
Katolik sebelah sana. [unintelligible 00:49:58] . Tapi bisa dimulai pekerjaan
Tuhan di sana. Kami sedang mendoakan supaya ada beberapa jemaat yang ke sini.
Kita sedang berdoa supaya nanti anak-anak bisa menolong berdoa di kos-kosan
mereka, melayani, buka kelompok kecil, tapi berdoalah, karena itu ada banyak jiwa
di sana. Kalau Pak Pendeta yang disana kan- Saya sudah bapak-bapak sekaligus-
tapi kalau cewek-cewek masih ini kan kalian bisa sambil sore-sore minum teh atau
makan di sana. Cari teman, cari ketemu dengan mereka, cari kenalan dengan
mereka. Kalau memang mengunjungi, saling menceritakan kasih Tuhan, mengajak
mereka bisa berkumpul.
Saya berdoa lama supaya di sana [unintelligible 00:50:38] ada pos PI berdiri,
dimulai dari orang- Kampusnya ada dan bisa dimulai di gereja di daerah sana. Kami
sedang mendoakan. Yang ke sini juga ada beberapa jamaat, mungkin ada tiga atau
empat jemaat yang kuliah di sana. Kita berdoa nanti anak-anak bisa sering
mengunjungi. Gereja di sini, mudah-mudahan mereka bisa mengunjungi. Kalian
yang sudah kerja di Misi, kantor Misi, sore-sore pas selesai itu cari makan malam di
sekitar kampus.
[00:51:14] Interviewee: Ya, pokoke Respati. Targetnya apa? Cari jiwa-jiwa, kenalan
dengan jiwa-jiwa di sana, mulai memikirkan pekerjaan Tuhan, karena jumlahnya
bukan hanya mungkin ratusan, jangan-jangan bisa lebih dari seribuan jemaat.
Mereka itu mungkin juga tinggal di lingkungan daerah sekitarnya.
[00:51:48] Interviewee: Pokoke di-- Karena antar sesama dari NTT mungkin akan
ada lebih-
[00:51:55] Interviewee: Ya, budayanya, dan mereka kenalan. Kalian ngomong bisa
kenalan ini itu kan lebih mudah. Nanti kalau sudah terbentuk kelompok persekutuan
itu, di luar kampus, ya. Ada di sekitar kos-kosan mereka. Kami terus berdoa supaya
nanti bisa ada tempat kontrakan misalnya. Kalau kemungkinan kalian daripada
ngontrak di sana, kontrak di sisi kampus, kontrak sama anak-anak mereka, tinggal
File name: 04.WAV
19
sama mereka.
[00:52:26] Interviewee: Ya, buat aktivitas spiritual di sana, bisa jadi lahirnya gereja
baru dari anak-anak. Semangat terus, ya.
[00:52:37] Interviewer: Ide yang baik, Pak. Terimakasih, Bapak. Terima kasih
banyak.
[00:52:38] Interviewee: Ya, oke. Tuhan memberkati, ya. God bless you, ya. Tuhan
berkati, nak ya.
20